Anda di halaman 1dari 10

Pembangunan 4 jalan tol

Menteri Pekerjaan Umum setelah penandatanganan amendemen perjanjian pengusahaan


jalan tol (PPJT) pada akhir pekan lalu (12/2011) di Jakarta meminta kepada empat badan
usaha jalan tol untuk menetapkan target pelaksanaan konstruksi. Keempat ruas tol
dimaksud, yakni :

1. ruas Bekasi-Cawang-Kampung Melayu sepanjang 21,04 kilometer dengan investasi


Rp7,2 triliun. Pada proyek itu, pemegang hak konsesinya adalah PT Kresna Kusuma
Dyandra Marga.

2. Ciawi-Sukabumi (54 kilometer) dengan nilai investasi Rp7,7 triliun yang hak
konsesinya dipegang PT Trans Jabar Tol.

3. Waru-Wonokromo-Tanjung Perak (18,6 kilometer) senilai Rpll,ll triliun dengan


pemegang konsesi PT Margaraya Jawa Tol.

4. Pasuruan-Probolinggo (45 kilometer) dengan nilai investasi Rp3,5 triliun dan


pemegang hak konsesinya dipegang PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol.

PT Kresna Kusuma Dyandra Marga telah siap memulai konstruksi tol Bekasi-Cawang-
Kampung Melayu, namun perusahaan hingga kini masih menunggu sisa pembebasan
lahan sepanjang 7 kilometer dari total 21,04 kilometer. Begitu tanah diberikan maka
perusahaan akan langsung groundbrenking sehingga kalau sesuai dengan jadwal kerja,
sekitar April 2012. Pembangunan Tol Bogor-Sukabumi (Bocimi)

Pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang sempat tertunda Agustus 2010


lalu akan segera terealisasi. Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan telah meletakkan
batu pertama pembangunan tahap I proyek Tol Bocimi di Desa Ciherangpondok,
Kecamatan Caringin, Bogor (16/12/2011).

Megaproyek yang menghubungkan Bogor-Sukabumi itu akan menghabiskan anggaran


Rp5,4 triliun, dengan rincian antara lain sebesar Rp725 miliar untuk pembebasan lahan
seluas 142,2 hektare yang terdiri atas lahan pemukiman seluas 24,66 hektare, lahan
persawahan 42,99 hektare dan ladang 4,55 hektare.

Tol sepanjang 54,4 kilometer itu memiliki masa konsesi 45 tahun dan dioperasikan oleh
PT Trans Jabar Tol (TJT) yang sahamnya dimiliki PT Bakrie Toll Road (60 persen),
BUMD Jawa Barat PT Jasa Sarana (25 persen) dan PT Bukaka Teknik Utama (15
persen). Tol tersebut melintasi wilayah Ciawi, Caringin, Cigombong, Cibadak dan
Sukabumi.

Jika tol ini beroperasi, waktu tempuh Jakarta-Sukabumi diperkirakan hanya 1,5 jam
dalam kondisi normal alias tidak macet, sedangkan Bogor-Sukabumi diperkirakan hanya
butuh waktu tempuh 30 menit. Selama ini, waktu tempuh Bogor-Sukabumi paling cepat
tiga jam perjalanan. Pembebasan lahan Tol Bocimi tahap pertama sudah 60 persen,
dimulai dari Kecamatan Ciawi, Caringin hingga Cigombong.

Tahapan Pembangunan

·1 Tahap I : sepanjang Rp14,6 kilometer, dimulai dari Muarasari, Kota Bogor-Bitungsari


Kecamatan Ciawi-Caringin hingga Cigombong. Diperkirakan akan selesai 2013 dan
dioperasikan Januari 2014.

·2 Tahap II : Cigombong-Cibadak (12,65 km), Cibadak-Sukabumi Barat (13,9 km) dan


Sukabumi Barat- Sukabumi Timur (13,2 km).

PT Trans Jabar Tol, akan menggunakan metode yang lebih maju yakni konstruksi awal
(land clearing) dilakukan secara paralel dengan pembebasan lahannya. Prosesnya
simultan, lahan yang terbebas hampir 30 persen di seksi I langsung dilakukan land
clearing. Metode ini diharapkan tuntas pada kuartal III dan IV tahun depan, dan setelah
itu, proses konstruksi langsung dimulai.

Pembebasan Lahan

PT Trans Jabar Tol selaku pihak pengelola, secara terbuka menawarkan konsep
pembebasan lahan secara massal kepada pemilik lahan dengan konsep land lord
consolidation, yakni kepada pemilik lahan secara berkelompok akan ditawarkan lokasi
baru dengan konsep kawasan berintegrasi. Hal ini untuk menghindari kausu setelah jual
lahan mereka tak tahu harus pindah ke mana sehingga lebih baik diintegrasikan. Mereka
juga bisa buat badan hukum seperti koperasi, sesuai tata ruang, dan yang mengelola
adalah Bakrieland (bukan BTR).

Sejarah Jalur Bogor-Sukabumi

Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY) menegaskan bahwa jalur Bogor- Sukabumi adalah
merupakan jalan era kolonial Belanda, dahulunya dipergunakan untuk mengangkut hasil
perkebunan dan bukan untuk jalan utama. Akses tersebut menjadi penopang
perekonomian wilayah Bogor dan Sukabumi, tapi lama-lama menjadi akses utama dan
keberadaannya menjadi sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Tol Bocimi bisa menjadikan solusi guna menuntaskan berbagai persoalan
dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Bogor-Sukabumi untuk memajukan
ekonomi kedua daerah dan Provinsi Jabar.

Pemerintah Kota Bogor masih berusaha berupaya mendekati warga Kelurahan Harjasari
dan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, untuk melepas tanah mereka sebagai lahan Tol
Bocimi. Perundingan masih berjalan dan berharap agar warga di dua kelurahan tersebut
mau melepas tanah mereka. Pasalnya, tim apraisal yang ditunjuk Departemen Pekerjaan
Umum (PU) masih bekerja keras menentukan harga tanah. Perundingan tetap berjalan
karena Bocimi sangat penting bagi Kota Bogor yang diharapkan mampu mengurai
kemacetan.

Diharapkan perundingan warga dengan tim apraisal cepat selesai sehingga Bocimi dapat
selesai tepat waktu, dimana saat ini dari 600 bidang tanah sebagian sudah dibayar dan
sebagian lagi sedang dalam proses pembebasan.

Permasalahan pada Pembangunan Tol Bocimi

5. Jembatan Penyebrangan Tol Bocimi Ambruk, Satu Tewas Dua Luka-Luka

Peristiwa kecelakaan kerja yang merenggut korban jiwa kembali terjadi dalam aktivitas
pembangunan megaproyek jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Jembatan over
pass atau jembatan penyeberangan sementara yang baru saja dipasang tiba-tiba ambruk di
Kampung Tengek, Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jumat
(22/9/2017) sekira pukul 17.30 Wib.

Satu orang pekerja asal Cileduk, Kuningan, Maman (25), meninggal di lokasi kejadian
akibat tertimpa jembatan beton tersebut. Korban lainnya, Saripudin (35) mengalami
remuk tulang pada bagian kaki sebelah kanan, dan satu pekerja lainnya, Darwin (30)
mengalami luka sobek di bagian kaki kanannya.

Kapolsek Caringin AKP Fitra Zuanda membenarkan kejadian naas tersebut. Hasil olah
tempat kejadian perkara (TKP) sementara, diduga jembatan tersebut runtuh akibat saat
pelepasan slink crane belum terpasang sepenuhnya. Sehingga badan jembatan terjatuh
dan menimpa pekerja.

“Saat ini kepolisian sedang menghimpun keterangan saksi-saksi dari kejadian tersebut,
yakni Yanto dan Acep. Sementara untuk barang bukti kami bawa tali slink crane,”
terangnya.

Semua korban lantas dievakuasi ke RSUD Ciawi untuk mendapat perawatan. Namun
hingga Jumat malam, belum ada satu pun dari PT. Waskita Karya selaku pihak pelaksana
megaproyek tol Bocimi yang bersedia memberikan keterangan.

2. Aktivitas Proyek Tol Bocimi Merugikan Warga

ktivitas pekerjaan pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di wilayah


Kecamatan Caringin dan Cigombong, Kabupaten Bogor, terus dikeluhkan masyarakat.
Pasalnya, aktivitas mereka kurang memperhatikan dampak lingkungan.

Protes masyarakat dipicu oleh beberapa faktor. Seperti, dampak kemacetan akibat keluar
masuknya kendaraan material dan alat berat, kerusakan dan licinnya jalan akibat lumpur
tanah yang terbawa kendaraan proyek, serta polusi suara dan getaran.

“Katanya perusahaan sub kontraktor itu semua profesional, tapi buktinya mereka seperti
tidak peduli dengan dampak yang ditimbulkan oleh pekerjaannya,” kata Risman, warga
Cigombong, seperti dikutip Halloapakabar.com, Rabu (23/3/2016).

Sementara itu, Weni, warga Lido, Cigombong, terpaksa dilarikan ke rumah sakit dengan
kondisi luka dalam di bagian kepala setelah mengalami kecelakaan bersama suaminya,
karena tergelincir saat melintas di jalan beton berlumpur akibat aktivitas kendaraan
proyek tol, di Kampung Cijambu, Desa Cisalada, Rabu pagi.

“Pihak sub kontraktor Chungma memang tanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa
saya dan istri saya. Tapi sebelumnya manajemen Chungma sempat lempar batu ke
perusahaan lain,” ungkap suami Weni.

Saat dikonfirmasi, manajemen PT Chungma mengakui bahwa aktivitas kendaraan yang


keluar masuk ke lokasi proyek membawa material tanah ke jalan umum. “Ya, memang
kami akui kondisi itu. Namun, kendaraan proyek itu bukan hanya milik kami, tapi milik
beberapa sub kontraktor lain yang sedang melaksanakan pekerjaan di area kami,” kilah
manajemen PT Chungma yang enggan menyebutkan namanya.

Sekadar informasi, pekerjaan proyek jalan tol Bocimi ditangani oleh main kontraktor PT
Posco. Perusahaan tersebut men-subkan pekerjaannya kepada sejumlah perusahaan jasa
kontruksi lain. Di antaranya, PT Chungma, PT Global, PT LMA dan beberapa perusahaan
lainnya.

Dampak terbesar yang ditimbulkan oleh pekerjaan proyek itu terjadi pekan lalu di
wilayah Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin. Di mana, sejumlah rumah warga
hancur tergerus bajir yang membawa material lumpur dan tanah, yang berasal dari area
proyek jalan tol di area pekerjaan PT Posco. Bencana serupapun melanda sawah milik
warga di Kampung Ciletuh, Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, akibat pekerjaan
PT. LMA.

3. Kontraktor Tol Bocimi Diontrog Warga

Main kontraktor megaproyek jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), PT Posco,


diontrog warga Kampung Citugu, Desa Tugu Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten
Bogor, Selasa (8/3/2016). Warga merasa geram karena PT Posco dinilai mengingkari
janjinya untuk memperbaiki jalan warga yang rusak akibat aktivitas pekerjaan proyek.

Puluhan orang perwakilan warga itu sempat memblokade akses jalan dan menghentikan
pekerjaan PT Posco dan rekanannya. Namun aksi warga dapat diredam oleh aparatur
pemerintah setempat dan dilakukan mediasi.
Dalam pertemuan, warga menuntut agar PT Posco segera memperbaiki jalan yang rusak
sesuai dengan janjinya. Jika janji PT Posco tidak juga ditepati, warga mengancam akan
melakukan aksi yang sama dengan jumlah massa yang lebih besar.

“Kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi jika PT Posco tidak menepati janjinya
untuk memperbaiki jalan kami yang rusak. Padahal jalan itu hanya 400 meter kali tiga
meter, volume yang sangat kecil untuk sebuah perusahaan besar seperti PT Posco. Wajar
saja kami bertindak karena jalan itu milik warga,” ujar Rosanto, perwakilan warga
setempat di lokasi, seperti dikutip Halloapakabar.com.

Sementara itu, pelaksana lapangan PT Posco, Jay, mengaku akan selalu berkoordinasi
dengan warga. PT Posco juga berjanji akan menepati komitmennya memperbaiki jalan
warga. “Secepatnya kami akan beton jalan yang diminta warga. Sekitar bulan ini jalan
akan diperbaiki. Kualitas jalan akan kita sesuaikan dengan yang sudah ada dan kita
samakan untuk jalur truk proyek maupun jalur kendaraan biasa,” tandasnya.

Sebelumnya, aksi serupa juga dilakukan warga Bojong Koneng, Desa Ciherang Pondok,
Kecamatan Caringin. Warga mengamuk dan melakukan unjukrasa ke Kantor Kecamatan
Caringin lantaran akses jalan milik warga rusak berat dilalui kendaraan berat milik PT
Posco yang sedang membangun jalan tol Bocimi.

4. Kontraktor Tol BocimiDigeruduk Supplier

Kantor PT Posco E&C selaku main contractor megaproyek jalan tol Bocimi digerudug
supplier CV Bina Sarana Perpecta dan CV Kadaka Prima Graha, Sabtu (26/6/2016).
Kedua supplier menagih PT Chung Ma E&C selaku subkontraktor PT Posco yang belum
melunasi utangnya sekitar Rp250 juta.

Pihak supplier kesal tak dibayar-bayar selama enam bulan. Selama itu, supplier hanya
mendapat janji palsu bahkan merasa ditipu karena diberikan cek palsu. Ditambah lagi,
ketika mengadukan perkara ke kepolisian tak ada tindak lanjut.

Di kantor PT Posco yang merupakan perusahaan asing asal Korea itu, Manager
Operasional CV Bina Sarana Perpecta dan CV Kadaka Prima Graha, Habib Muhammad
Al Rumi, beserta beberapa karyawannya menggelar aksi unjuk rasa. Mereka berorasi dan
membakar bas bekas. Aksi berlangsung kondusif dan mendapat pengawalan sejumlah
aparat kepolisian Polsek Caringin.

Dalam orasinya, Habib Muhammad Al Rumi mengancam akan menurunkan massa yang
lebih banyak dan memblokir pekerjaan proyek tol Bocimi jika haknya tak dilunasi.

“Jangan berlindung di balik proyek nasional. Kami sangat mendukung. Tapi PT Posco
dan Chung Ma cari duit di wilayah kami. Kami yang mewakili supplier lainnya menuntut
hak. Kami juga menuntut PT Posco agar memutuskan kontrak PT Chung Ma karena
terbukti tak punya duit dan tak profesional. Padahal nilai proyek tol ini triliunan,”
tegasnya.

Habib mengatakan pula, pihaknya sengaja menggelar aksi ke PT Posco karena ketika PT
Chung Ma ditagih selalu beralasan belum dibayar oleh PT Posco.

“Kalau dengan PT Posco kami tak ada masalah. Tapi Posco juga harus ikut
bertanggungjawab karena telah menunjuk Chung Ma sebagai subkontraktor,” ujarnya.

Unjuk rasa itu pun berujung mediasi. Bagian Administrasi PT Posco, Rita, bahkan
memanggil Direktur PT Chung Ma, Jun Hyung Koo melalui pesawat telepon dan
memerintahkan agar melunasi utang-utangnya.

“Kami siap memasilitasi sesuai prosedur. Kami juga akan memberi sanksi terhadap PT
Chung Ma kalau terbukti benar,” kata Rita didampingi Humas PT Posco, Herman.

Sekadar informasi, beberapa hari sebelumnya PT Posco juga telah kedatangan supplier
lain dengan persoalan serupa namun sudah diselesaikan.

Kehadiran Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi diyakini dapat memangkas


banyak waktu perjalanan dari arah Bogor menuju Sukabumi yang kerapkali
memakan periode tempuh berjam-jam akibat kemacetan mengular di jalan arteri
nasional.

Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky yang menjajal langsung ruas Tol Bocimi Seksi I
Ciawi-Cigombong pada Kamis kemarin, mengungkapkan, jarak tempuh hingga
Cigombong bisa tereduksi sampai dua sepertiganya.

"Saya tadi coba jalan, dari Bogor (Ciawi) sampai Cigombong, itu cuma 15-20 menitan.
Biasanya kalau hari biasa lewatin jalan nasional, bisa sampai 1 jam," katanya di Bogor,
Jumat (8/6/2018).

Data Kementerian PUPR menyebut, Tol Bocimi bila sudah dioperasikan penuh, dapat
mengurangi waktu tempuh Bogor-Sukabumi yang berjarak sekitar 67 km menjadi hanya
1-2 jam saja, dari semula sekitar 5 jam.

Selain itu, konektivitas kedua kota yang semakin lancar, juga diharapkan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah Sukabumi, serta
mendukung kawasan wisata di selatan Jawa seperti Pelabuhan Ratu.

Setahun setelah meninjau Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Presiden Joko


Widodo (Jokowi) kembali meninjau tol yang progresnya berjalan sangat baik
tersebut.
Pada kunjungannya kemarin (21/6/2017) bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke 56,
Presiden Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Kepala Badan Pengatur
Jalan Tol Herry TZ.

"Perkembangannya sangat baik. Dari total 54 km tol Bocimi, ini di seksi 1 sepanjang 15
km progresnya tidak ada masalah, pembebasan lahan sudah beres semua, konstruksi tidak
ada masalah. Kita mau masuk kepada seksi berikutnya, yaitu seksi 2, 3, dan 4," ujar
Jokowi dalam siaran pers Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
Kamis (22/6/2017).

Basuki menjelaskan, pengerjaan Tol Bocimi tidaklah mudah, karena topografinya


pengunungan yang naik-turun dengan risiko pergerakan tanah yang cukup tinggi, seperti
Tol Cipularang. Meski begitu, Kementerian PUPR terus memacu pembebasan lahan dan
konstruksi tol yang diharapkan bisa mengatasi kemacetan di beberapa titik rute Jakarta–
Sukabumi. Pembangunan jalan tol ini juga akan membantu pengembangan kawasan Jawa
Barat Selatan melalui peningkatan aksesibilitas. Sehingga, tercipta multiplier efek
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Sebagai informasi, Tol Bocimi pengusahaannya dilakukan oleh PT Trans Jabar Toll
dengan saham mayoritas dimiliki oleh PT Waskita Toll Road. Berdasarkan Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), jalur Tol Bocimi sepanjang 54 km terdiri atas empat seksi,
antara lain Seksi I Ciawi-Cigombong 15,3 km, Seksi II Cigombong- Cibadak 12 km,
Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat 14 km, serta Seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi
Timur 13 km dengan nilai investasi Rp 7,7 triliun.

Jembatan Tol Bocimi di Kampung Tenggek, Desa Cimande Hilir, Kecamatan


Caringin, Kabupaten Bogor, ambruk, Jumat (22/9/2017). Akibat peristiwa yang
menimpa proyek yang masih dalam pengerjaan itu seorang pekerja tewas. Data
sementara yang dihimpun dari kepolisian setempat menyebut, tiga orang pekerja proyek
menjadi korban. Satu orang tewas di lokasi dan dua orang lainnya mengalami luka berat.
Korban tewas bernama Maman (25), sedangkan pekerja lainnya yaitu Saripudin (35) dan
Darwin (30) mengalami luka-luka di bagian kaki dan dilarikan ke RSUD Ciawi untuk
mendapatkan perawatan. "Kita masih minta keterangan saksi dan cek TKP," ucap Kepala
Polsek Caringin Ajun Komisaris Fitria Juanda, saat dikonfirmasi.

Hingga saat ini lanjutnya, polisi masih melakukan penyelidikan serta meminta keterangan
dari sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian. "Diduga saat pekerja hendak
memasang badan jembatan, tali slink crane belum terpasang," kata dia. "Satu orang
tewas, dua orang luka-luka. Barang bukti yang diamankan tali slink crane," tambahnya.

Jakarta, mpi-update. Setelah mangkrak selama 17 tahun Investor baru Tol Bogor – Ciawi
– Sukabumi (Bocimi) mulai digarap investor baru, PT MNCP Toll Investama yang
sebelumnya ditangani anak usaha grup Bakrie. Groundbreaking dilakukan pada awal
tahun 2015 lalu.

MNC P Toll Investama menargetkan seksi 1 selesai pada 2017. Pembangunan tol ini
diyakini akan mengatasi kemacetan di beberapa titik rute Jakarta – Sukabumi yang
lamanya bisa mencapai 5-10 jam. Pembangunan jalan tol ini juga akan membantu
pengembangan kawasan Jawa Barat Selatan melalui peningkatan aksesibilitas. Sehingga,
tercipta multiplier efek terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Sekadar informasi, rencana pembangunan Jalan Tol Bocimi merupakan kelanjutan dari
jalan Tol Jagorawi yang ada saat ini, di mana dalam rencana induk jaringan jalan Tol Non
Trans Jawa, jalan Tol Bocimi merupakan bagian dari rencana program jangka pendek dan
akan menjadi salah satu tol penghubung antara Jakarta – Sukabumi yang strategis bagi
pengembangan wilayah Jawa Barat bagian selatan.

Jika pembangunannya telah rampung, jalan tol ini nantinya secara administratif akan
melintasi dua kota yaitu Kota Bogor dan Kota Sukabumi serta 2 Kabupaten yang
melintasi 25 jembatan, 39 perlintasan atas, 14 perlintasan bawah, 7 buah jembatan
penyeberangan dan 148 titik untuk kepentingan drainase jalan tol. Dari segi geografis,
jalan tol ini akan berada pada kawasan berbukit dan pegunungan dengan iklim tropis 15 –
31 derajat Celsius dengan rencana konstruksi yang digunakan 2 tipe struktur yaitu
Eleveted dan at-grade.

Menurut rencana, pembangunan tol dengan total keseluruhan sepanjang 54 KM ini akan
dibangun dalam beberapa tahap, yang terdiri atas 4 (empat) seksi, yaitu Seksi I Ciawi-
Cigombong (15,35 Km), Seksi II Cigombong – Cibadak (11,9 Km), Seksi III Cibadak –
Sukabumi Barat (13,7 Km), dan Seksi IV Sukabumi Barat – Sukabumi Timur (13,05
Km). Adapun, yang menjadi prioritas pembangunan jalan tol Bocimi saat ini adalah seksi
I Ciawi – Cigombong.

Dua tahun selesai Sementara itu, CEO MNC Group Hary Tanoesudibjo optimis jika
pembangunan tol seksi I Ciawi – Cigombong sepanjang 15 KM akan selesai pada
waktunya, karena 90 % tanah sudah dibebaskan dan sisanya akan diselesaikan saat
berjalannya proyek ini.

Menurut Hary, rencana pembangunan seksi I Tol Bocimi akan selesai dalam waktu 24
bulan dengan nilai investasi mencapai Rp2,9 triliun dan nilai kontrak Rp2,2 triliun. “Saya
berharap Tol Bocimi bermanfaat bagi masyarakat dan bisa memperlancar arus lalu lintas
menuju Sukabumi,” katanya. (HS)

Proyek pembangunan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi I (Ciawi-


Cigombong) sepanjang 15,3 kilometer sudah mencapai 65%.

Koordinator Humas dan Keamanan, Ketertiban, Kebersihan (K3) PT Waskita Hendra


Hermawan saat dikonfirmasi menuturkan hingga saat ini pihaknya masih fokus
menggeber penyelesaian seksi I. “Progres pembangunan tol Bocimi seksi I sudah 65%,”
kata Hendra, Senin (6/11/2017).

Hendra mengatakan, seksi I untuk segmen/paket I Ciawi-Caringin (Ciherang Pondok)


sepanjang 5,3 kilometer sudah di atas 50%. Dia mengungkapkan, pekerjaan fisik lebih
banyak dikerjakan PT Wika, sedangkan PT Waskita hanya pada struktur.

“Untuk pengerjaan fisik atau konstruksi sejauh ini tidak ada masalah. Sementara
perataan, penggalian, dan pengurukan tanah terkendala cuaca karena akhir-akhir ini
hujannya cukup lebat,” ucapnya.

Dia menjelaskan, paket I yang dilakukan bersama PT Wika sepanjang 5 kilometer


dikerjakan mulai dari Kelurahan Sindangsari, Harjasari, Rancamaya, Bojongkerta, dan
Kertamaya (Kecamatan Bogor Timur dan Bogor Selatan, Kota Bogor).

“Untuk Kabupaten Bogor meliputi Desa Bitungsari (Kecamatan Ciawi) dan Ciherang
Pondok (Caringin) sudah lebih dari 18 bulan sejak groundbreaking Mei 2015,”
ungkapnya. Pihaknya optimistis seluruh permasalahan kemacetan di tiga daerah, yakni
Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Sukabumi dapat terurai.

Seperti tahap I ini, khususnya di paket I (Ciawi-Ciherang Pondok-Caringin) dapat


meminimalisasi kemacetan di simpang Ciawi. “Diperkirakan banyak kendaraan yang
hendak ke Caringin, Cigombong, dan Sukabumi yang biasanya melintasi perempatan
Pasar Ciawi bakal menggunakan tol Bocimi ini.

Waktu tempuhnya jadi lebih singkat, bisa 15 menit,” tandasnya. Pengelola tol Bocimi
seksi I PT Trans Jabar Toll yang berkantor di Cluster Alamanda, Kompleks Perumahan
Elite Rancamaya, Bogor Selatan, Kota Bogor, saat disambangi KORAN SINDO tak ada
satu pun yang mau memberikan keterangan terkait progres dan pencapaian target
penyelesaian tol Bocimi seksi I.

“Kalau ke sini, buat janji dulu dan bawa surat tugas. Karena, wawancara ini menyangkut
data yang kami miliki,” ujar Deny, karyawan PT TJT dari WIKA yang mengaku
penanggung jawab bagian Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM), Senin (6/11/2017).

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip mengatakan, tol Bocimi dapat
membuat sejumlah daerah, khususnya pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor yang semula
lambat karena terisolasi akses jalan atau infrastruktur, diperkirakan bakal lebih cepat.

“Begitu ekonomi terbuka, tentunya akan menstimulan para investor untuk menanamkan
modalnya di Kota Bogor, khususnya di wilayah yang dilintasi tol,” ungkap Ade. Sekadar
diketahui, proyek yang dicanangkan sejak 1997 baru bisa terealisasi pada 2015.

Proyek pembangunan tol Bocimi itu dikerjakan oleh pemerintah dan sudah dimulai untuk
seksi satunya. Bocimi atau Ciawi-Sukabumi (Cisuka) akan dibangun sepanjang 54
kilometer. Proyek seksi I tol Bocimi yang nilai investasinya mencapai Rp2,9 triliun ini
sempat diprediksi sudah bisa dilintasi atau beroperasi pada akhir 2017.

Anda mungkin juga menyukai