Anda di halaman 1dari 4

Putusnya Jembatan Babat Bukti

Kegagalan Manajemen Konstruksi


17 April 2018

SATU TEWAS: Tiga truk tercebur Sungai Bengawan Solo akibat putusnya
jembatan Babat-Widang, Selasa (17/4/2018). Seorang sopir truk tewas tergencet
bodi truk, meralat informasi sebelumnya soal adanya dua korban tewas. (ist)

LAMONGAN | duta.co – Jembatan nasional yang menghubungkan


Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan dan Kecamatan Widang, Kabupaten
Tuban putus, Selasa (17/4) siang. Dua truk tronton salah satunya mengangkut
pasir, 1 dump truk memuat limbah smelter, dan 1 sepeda motor yang sedang
melintas tercebur Sungai Bengawan Solo. Seorang pengemudi truk tewas
tergencet.
Sedangkan empat orang lainnya dilaporkan selamat. Namun, mereka
menderita luka-luka akibat robohnya jembatan yang berlokasi di dekat Ponpes
Langitan, Desa/Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, tersebut.

Korban tewas adalah pengemudi dump truck bernomor polisi W 9351 US atas
nama Mukhlisin. Dia diketahui warga asal Desa Banter RT 11 RW 05
Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.
Sedangkan empat orang luka-luka terdiri atas pengemudi truk bernomor polisi
S 8569 UE warna merah atas nama Saiful Arif (41) asal Gresik. Satu orang
lainnya Sutami yang mengemudikan truk varia usaha dengan kabin warna
putih bernomor polisi S 8227 UE.

Sementara dua orang pengendara sepeda motor Nopol L 3466 DJ yang turut
menjadi korban luka, yakni Ubaidillah Masum asal Desa Gesikharjo, dan
Muhammad Rizal asal Desa Sumurgenduk.

Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono mengatakan, satu orang korban


meninggal karena terjepit kabin truk. Sementara dua pengemudi truk saat ini
tengah dalam kondisi selamat. “Dua orang pengemudi sepeda motor yang
berboncengan sedang dirawat di Puskesmas Widang, Tuban,” ujarnya saat
meninjau lokasi kecelakaan.

Sopir truk yang selamat, Sutami, menceritakan detik-detik jatuhnya jembatan


yang menghubungkan Lamongan dan Tuban tersebut. Dia mengatakan, tidak
ada tanda-tanda jembatan bakal ambruk. Saat itu, dia merasakan jembatan
agak bergoyang. Namun, kondisi seperti itu sudah lumrah. Apalagi, jika dilalui
truk bermuatan berat.

“Saat itu, saya lihat di belakang truk, ada sepeda motor. Tiba-tiba jembatan
ambruk. Saya tidak ingat apa-apa lagi,” kata Sutami, Selasa (17/4) sore.

Sutami ikut terjatuh ke sungai. Namun, berhasil selamat setelah ditolong


warga. Sopir truk yang meninggal terjepit di bawah truk dan diperkirakan telah
meninggal dunia karena terendam air.

Tugiman, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wilayah Tuban, Babat, dan


Lamongan Balai Besar Jalan Nasional Kementerian Pekerjaan Umum,
membenarkan adanya musibah tersebut. Dia mengaku kaget karena saat ini
sebenarnya sudah masuk kontrak untuk perbaikan jembatan.

“Ternyata barusan ditelepon kepolisian bahwa jembatan sudah ambruk,” kata


Tugiman. Dia mengatakan, jembatan ini sudah jebol beberapa bulan lalu.
“Sudah selesai ditambal. Ternyata malah ambruk,” ujarnya. Selama ini
jembatan itu selalu dalam pemeliharaan berkala pihak badan. Dia menduga
faktor usia jembatan yang mengakibatkan ambruk.

Perbaikan Terakhir 2017


Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Surabaya I Ketut
Dharma Wahana mengatakan, Jembatan Babat yang roboh sudah dilakukan
perbaikan terakhir pada 2017. Perbaikan meliputi segmen II dari enam
segmen yang ada di jembatan tersebut.
Namun, dalam peristiwa yang terjadi saat ini kondisi jembatan yang ambruk
justru ada di segmen atau bentang ketiga yang sebelumnya justru tidak
mengalami kerusakan parah, saat perbaikan 2017 lalu. Sehingga, sebenarnya
jembatan Babat tersebut sangat layak digunakan.

“Yang jebol ini adalah bentang ketiga, yang sempat kita perbaiki itu segmen
II yang saat itu tidak alami kerusakan. Perawatan terakhir jembatan tersebut
itu pada 2017,” ujar Ketut.

Ia mengungkapkan, Jembatan Babat memiliki panjang bentang 227 meter,


dengan enam segmen yang dibuat sejak 1980-an. Untuk bentang yang
mengalami patah atau roboh saat ini memiliki panjang 55 meter. “Jembatan
yang patah ini adalah jembatan yang digunakan untuk jalur dari Surabaya
menuju ke Tuban dan merupakan jembatan lama,” tambahnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan segera mengidentifikasi


putusnya jembatan di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur,
tersebut. Identifikasi akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) karena di kementerian tersebut
terdapat komite keselamatan kontruksi.

“Kami akan membuat suatu rekayasa lalu lintas untuk memberikan alternatif
jalan bagi aktivitas di sana,” ujar Budi saat meninjau Bandara Kertajati.

Direktur Pembangunan Jalan Bina Marga Kementerian PUPR Ghani Ghazali


Akman mengatakan, ambruknya jembatan ini disebabkan umur jembatan itu
sebenarnya memang sudah lama. Jembatan ini merupakan duplikasi dari
penyeberangan lama yang ditambah dengan jembatan rangka baru. “Usia
jembatan ini sudah 30 tahun,” ujar Ghani.

Kementerian PUPR melalui komite keselamatan kontruksi akan melihat secara


detail apa yang terjadi dan yang harus segera diperbaiki. Jembatan ini
sebenarnya sudah diprogramkan untuk diganti.

Manajemen Konstruksi Gagal


Ambruknya jembatan Babat-Widang perlu dicermati sebagai kegagalan
manajemen konstruksi. “Perlu ditelusuri apakah ada data studi kelaikan
proyek yang mencatat tentang desain dan umur bangunan?” kata Guru Besar
Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan (UPH) Prof Manlian Ronald
A Simanjuntak di Jakarta, Selasa (17/4).

Mengingat jembatan Widang merupakan proyek nasional, dia mempertayakan


peran pemerintah pusat dan daerah. “Apakah ada data desain teknis proyek
yang andal. Hal ini digunakan untuk analisis apakah desain saat ini masih
laik?” kata dia.
Dia mengatakan, pihak berwajib perlu menyelidiki desain awal jembatan itu
termasuk dokumentasi pemeliharaan yang meliputi proses perencanaan,
perawatan, dan pergantian. Selain itu, perlu mendalami manajemen
operasional yang didahului proses uji coba, yang dilanjutkan proses
operasional. “Apakah dokumentasi sudah memiliki keakuratan dari berbagai
hasil kajian yang profesional,” kata dia.

Siapkan Jalur Alternatif


Imbas ambruknya Jembatan Widang, Tuban membuat Satlantas Polres
Lamongan menyiapkan jalur alternatif untuk mengurai kemacetan baik
menuju ke Babat, Lamongan maupun dari arah Tuban. Jalur alternatif yang
dimaksud adalah dari Lamongan bisa melalui Manyar, Gresik, atau masuk ke
Deket. Selain itu, kendaraan bisa lewat ke Sukodadi lalu tembus Paciran,
Lamongan. Sedangkan yang dari arah Tuban jalur alternatifnya bisa melalui
Bojonegoro lalu tembus ke Babat, Lamongan.

“Jalur alternatif itu khusus untuk kendaraan kecil. Sementara untuk kendaraan
besar tetap melalui jembatan tapi kami menerapkan sistem contra flow, dan
buka tutup,” ujar Kasatlantas Polres Lamongan AKP Argya Satya Bawana,
Selasa (17/4).

Ia menambahkan, kemarin jalur dari arah Babat, Lamongan yang melalui


Jembatan Widang kemacetannya cukup panjang. Hal ini karena banyak warga
yang menonton sehingga jalan menjadi menyempit dan mengganggu polisi
dalam melakukan proses evakuasi.

Saat ditanya sampai kapan arus lalin dialihkan. Dikatakan AKP Argya, terkait
dengan itu dirinya belum bisa memastikan. Pasalnya, sampai ini timnya masih
fokus melakukan proses evakuasi kendaraannya yang tercebur ke dalam
Sungai Bengawan Solo. Evakuasi menggunakan alat berat atau crane
kapasitas 25 ton. hud, net

Anda mungkin juga menyukai