Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI


DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR JALAN TOL
PROVINSI JAWA BARAT
TANGGAL 19 – 21 NOVEMBER 2020

KOMISI V DPR-RI

JAKARTA, 2020
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN................................................................................................. 3

I.1. Dasar Hukum ............................................................................................. 3

I.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 3

I.3. Lokasi dan Waktu ....................................................................................... 4

I.4. Agenda Kunjungan ..................................................................................... 4

II. HASIL PENINJAUAN LAPANGAN........................................................................ 4

II.1. Temuan dan Permasalahan ........................................................................ 4

II.2. Kesimpulan dan Rekomendasi ................................................................... 6

III. PENUTUP ....................................................................................................... 7

Laporan Kunker Spesifik Komisi V DPR RI ke Tol Cisumdawu-Jabar Hal 2


LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI
DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR JALAN TOL
KE PROVINSI JAWA BARAT
TANGGAL 19 – 21 NOVEMBER 2020
=============================================

I. PENDAHULUAN

I.1. Dasar Hukum


1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20,
Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;
2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR RI Tanggal 9 November 2020

I.2. Maksud dan Tujuan


Kunjungan Kerja ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan sebagian fungsi dan
tugas Dewan, khususnya yang berkaitan dengan fungsi pengawasan dan fungsi
anggaran diantaranya;
 Melihat Fakta mengenai Tol Cisumdawu bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN)
didanai pinjaman pemerintah Tiongkok dan BUJT dimana dapat Mempersingkat
waktu tempuh Bandung-Bandara Kertajati menjadi 45 menit,Terowongan
kembar dengan teknologi anti-longsor serta Memiliki tujuh simpang susun,
Terkendala dengan Pembebasan lahan. Ini penting menjadi perhatian kita
semua.
 Komisi V DPR RI ingin mendengarkan secara langsung progress pembangunan
Tol Cisumdawu sudah sejauh mana serta permasalahan-permasalahan lainnya

Laporan Kunker Spesifik Komisi V DPR RI ke Tol Cisumdawu-Jabar Hal 3


yang menghambat proses pembangunan Tol Cisumdawu, serta agar dicarikan
solusi dalam rangka kelancaran proses pembangunan.
 Komisi V DPR RI meminta agar pelaksanaan pembangunan Tol Cisumdawu
harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam rangka
memberikan daya dorong pertumbuhan ekonomi, membuka banyak lapangan
kerja, membuka kesempatan bertumbuhnya UMKM-UMKM di daerah, dan juga
menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru yang mampu memberikan nilai
tambah bagi daerah-daerah di seluruh penjuru tanah air, khususnya
masyarakat di Provinsi Jawa Barat.

I.3. Lokasi dan Waktu


Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dilaksanakan dalam rangka Peninjauan
Infrastruktur Jalan Tol, Provinsi Jawa Barat, tanggal 19 -21 November 2020.

I.4. Agenda Kunjungan


Agenda Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam Peninjauan Infrastruktur
Jalan Tol adalah:
1. Peninjauan Proses Pembangunan Simpang Susun Cileunyi

2. Pertemuan dan ekspose terkait progres pembangunan Tol Cisumdawu


yang dihadiri oleh: Ditjen Bina Marga, PT. Jasa Marga, BPJT dan PT.
Citra Karya Jabar Tol

II. HASIL PENINJAUAN LAPANGAN

II.1. Temuan dan Permasalahan


Beberapa temuan dan permasalahan yang diperoleh dari Kunjungan Kerja
Spesifik rangka Peninjauan Infrastruktur Jalan Tol Provinsi Jawa Barat antara
lain:
1. Peninjauan Simpang Susun Cileunyi
 Saluran Pada sesi 1, terdapat 7% lahan belum bebas yang menghambat
pelaksanaan konstruksi terdapat pada lokasi kritis IC Cileunyi dan 1,7 Km
Mainroad.
 Terhadap pelaksanaan eksekusi pada bidang pasar Cileunyi masih tersisa
18 bidang (pabrik) yang membutuhkan waktu relokasi.

Laporan Kunker Spesifik Komisi V DPR RI ke Tol Cisumdawu-Jabar Hal 4


 Pada sesi 2, terdapat 4% lahan yang belum bebas yang dapat
menghambat pelaksanaan konstruksi di lokasi kritis seperti galian dalam
timbunan tinggi di desa Sirnamulya dan desa Mulyasari.
 Terdapat bidang-bidang yang sudah menyatakan menolak harga namun
belum dilakukan konsinyasi pada desa Sirnamulya, Girimukti dan
Mulyasari.
 Terjadi bencana longsor pada desa Sinarmulya yang membuat dibutuhkan
penanganan longsoran agar melindungi jalan tol.
 Terdapat 184 bidang yang saat ini dalam proses perlengkapan berkas
untuk dapat dilakukan pengajuan SPP langsung kepada LMAN dengan
perkiraan tahap 1 sebesar Rp 407,5 Milyar.
 Terdapat beberapa bidang tanah didesa yang telah dimusyawarakan,
masyarakat sudah setuju sementara menunggu validasi BPN.
 Fasum Fasos pada desa Sirnamulya belum dimulai dibangun oleh
PT.CKJT.

2. Pertemuan dengan Bina Marga Kementerian PUPR


1. Tol Cisumdawu dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU). Dari enam seksi, Seksi 1 dan 2 yang dikerjakan oleh
Pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund (VGF) guna menaikkan
kelayakan investasi tol tersebut. Seksi 3-6 dikerjakan oleh PT Citra Karya
Jabar Tol (CKTJ) selaku investor.
2. Pembangunan jalan tol ini akan dibagi menjadi 6 tahap (6 Seksi), yakni :
(Seksi 1) tahapan Cileunyi–Rancakalong sepanjang 12.05 km,
(Seksi 2) tahapan Rancakalong–Sumedang sepanjang 17.150 km,
(Seksi 3) tahapan Sumedang-Cimalaka sepanjang 4.05 km,
(Seksi 4) tahapan Cimalaka-Legok sepanjang 7.2 km,
(Seksi 5) tahapan Legok–Ujungjaya 15.9 km, dan
(Seksi 6) tahapan Ujungjaya–Dawuan 4.2 km.
3. Berdasarkan data, untuk progres pembebasan lahan pada Seksi 1
Cileunyi-Rancakalong (10,57 Km) sudah mencapai 93% dengan progres
konstruksi 65,10%. Seksi 2 (17,05 Km) Fase I dari Rancakalong-Ciherang

Laporan Kunker Spesifik Komisi V DPR RI ke Tol Cisumdawu-Jabar Hal 5


sudah selesai 2017, dan Fase II Ciherang-Sumedang pembebasan
lahannya mencapai 95,64 % dengan progres konstruksi 88,09%.
4. Sementara Seksi 3 hingga Seksi 6 yang menghubungkan Sumedang-
Cimalaka-Legok-Ujung Jaya-Dawuan sepanjang 32,65 km dikerjakan oleh
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT)
dengan nilai investasi Rp 8,41 Triliun.
5. Berdasarkan data untuk Seksi 3 dari Sumedang ke Cimalaka 4,05 km yang
dikerjakan BUJT saat ini konstruksinya telah rampung 100 persen.
Selanjutnya tinggal pembangunan seksi 4-6 yang saat ini telah dimulai
juga pekerjaan site clearing dan dijadwalkan selesai 14 bulan ke depan
pada November 2021.
6. Untuk pembangunan PSN Tol Cisumdawu, alokasi anggaran yang
ditetapkan, yaitu sebesar 3,9 Triliun Rupiah yang terdiri dari Dana
Talangan Tanah (DTT) Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebesar 2,4 Triliun
Rupiah dan pembayaran langsung kepada penerima Uang Ganti Rugi
(UGR) sebesar 1,5 Triliun Rupiah. Dari total alokasi tersebut, per 9
Oktober 2020, LMAN telah membayarkan UGR sejumlah 1,2 Triliun
Rupiah.
7. Terdapat perubahan trase sesi 4 karena terjadi perubahan desain
konstruksi oleh konsultani perencanaan.
8. Masih terdapat kesalahan data base kepemilikan lahan masyarakt dengan
data yang di miliki Pemerintah Sumedang sehingga mengalami
keterlambatan penyelesaian.
9. Keterbatasan SDM untuk melakukan proses pemberkasan sehingga
mengakibatkan keterlambatan validasi data untuk sesi 1,2,4,5 dan 6.

II.2. Kesimpulan dan Rekomendasi


Beberapa kesimpulan/rekomendasi yang diperoleh dari Kunjungan Kerja Spesifik
dalam rangka Peninjauan Infrastruktur jalan Tol, Provinsi Jawa Barat pada
Tanggal 19 – 21 November 2020 antara lain:

Laporan Kunker Spesifik Komisi V DPR RI ke Tol Cisumdawu-Jabar Hal 6


1. Terhadap pelaksanaan pengadaan tanah terutama pada lokasi-lokasi kritis
pembangunan, Komisi V DPR RI meminta Kementerian PUPR untuk segera
berkoordinasi kementerian lembaga lainnya guna mempercepat konsinyasi,
validasi, musyawarah dan eksekusi. Baik itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat
maupun Pengadilan terhadap permasalahan lahan.

2. Terkait percepatan pendanaan lahan, Komisi V DPR RI meminta Kementerian


PUPR untuk bersinergi bersama para pemangku kepentingan terkait,
diantaranya Lembaga manajemen Aset Negara (LMAN), Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan masyarakat.

3. Sehubungan dengan Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dapat memacu


pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat karena menjadi akses penunjang dalam
mempercepat kendaraan logistik menuju Pelabuhan Patimban, Komisi V DPR
RI meminta Kementerian PUPR untuk memperhatikan fungsi durasi waktu
pelaksanaan konstruksi, konsultan perencanaan serta meningkatkan SDM guna
menyelesaikan berbagai persoalan terkait dengan penyelesaian Tol
Cisumdawu.

III. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR-RI dalam rangka
Peninjauan Infrastruktur Jalan Tol Provinsi Jawa Barat pada Tanggal 19 – 21

Laporan Kunker Spesifik Komisi V DPR RI ke Tol Cisumdawu-Jabar Hal 7


November 2020. Laporan ini menjadi masukan bagi Komisi V DPR-RI dan semoga
dapat ditindaklanjuti Pemerintah untuk melakukan perbaikan dan pembangunan
infrastruktur yang saat ini sangat dibutuhkan bagi rakyat di Provinsi jawa Barat.

Ketua Tim

NENG EEM MARHAMAH ZULFAH HIZ., M.M


A-010

Laporan Kunker Spesifik Komisi V DPR RI ke Tol Cisumdawu-Jabar Hal 8

Anda mungkin juga menyukai