Anda di halaman 1dari 10

Sosialisasi Pembebasan Lahan Tol Bocimi Seksi III dan IV

di Kec Sukabumi, Warga : Yang Terpenting Tidak Ada


Yang Dirugikan
Rabu, 21 Februari 2018

Sosialisasi pembebasan lahan jalan tol Bocimi di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi,
Kabupaten Sukabumi. 

SUARASUKABUMI.COM- Sosialisasi pembebasan lahan Jalan tol Bocimi (Bogor, Ciawi, Sukabumi)
seksi III dan IV hari ini, Rabu (21/2), dilaksanakan di Balai Desa Sukajaya, Salabintana, Kecamatan
Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. 

Kegiatan yang diadakan oleh PT. Trans Jabar Tol (TJT) tersebut dihadiri ratusan warga dari tiga
Desa yang lahannya terkena dampak pembagunan Jalan tol Bocimi, yakni warga Desa Sukajaya,
Warnasari dan Sundajaya Girang. 

Sepanjang acara, ratusan warga tampak serius mendengarkan penjelasan seputar proses
pembebasan lahan dari para narasumber diantaranya dari pihak  PT. TJT, Kementrian PUPR RI,
Kepala  BPN Kab Sukabumi, Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kab Sukabumi serta
perwakilan dari Kejaksaan Negeri Cibadak. 

Kepala BPN Kab Sukabumi, Ir. Syafrian Himawan M.Si mengucapkan terima kasih kepada warga
yang telah mendukung program pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan tol Bocimi, terutama
bagi warga yang lahan atau bangunannya terdampak. 

Ucapan terima kasih juga disampaikan Koordinator Lapangan seksi 3 dan 4 pembangunan jalan tol
Bocimi dari PT. TJT, Mohamad Andy Herlambang. Andi bersyukur beberapa kali sosialisasi
pembebasan lahan jalan tol Bocimi yang sudah dilakukan berlangsung sukses dan lancar. 

“Sudah 4 kali kami mengadakan sosialisasi ini. Alhamdulilah, semuanya berjalan baik. Masyarakat
yang datang selalu antusias mendengarkan paparan narasumber. Saya ucapkan terima kasih
kepada warga Kec Sukabumi, khususnya warga yang lahan terdampak pembangunan Jalan tol 
Bocimi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para nara sumber yang hadir dan jajaran
Muspida Kab Sukabumi, Muspika Kec Sukabumi serta para Kepala Desa yang juga telah hadir 
dalam kegiatan ini,” kata Andi. 
Sementara itu, Kepala Desa  Warnasari, Muchtar Sophian berpendapat bahwa pembangunan jalan
tol Bocimi ini sangat bagus terutama untuk mengurai kemacetan. 

“Apabila ada jalan tol kemacetan di Sukabumi akan terurai dengan begitu sangat menguntungkan
bagi warga untuk menjalankan roda perekonomiannya. Pada dasarnya warga Desa kami sangat
mendukung sekali, terutama yang lahannya terkena dampak. Sekitar 80 bidang tanah terkena
pembebasan lahannya. Warga mendukung asalkan proses penggantiannya tidak merugikan pihak
manapun, artinya sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka itu saya akan kawal terus program ini
sampai tuntas  agar berjalan dengan lancar dan kondusif," tegas Kades Warnasari. 

Hal senada juga dikatakan Dede, warga Kampung Panjalu, Desa Warnasari. “Walaupun lahan saya
kena gusur tapi mau tidak mau saya harus mendukung program ini, karena ini adalah program dari
pemerintah. Bagi saya yang terpenting nantinya tidak ada pihak-pihak yang dirugikan," ujarnya.
(cep)
Sumber : suarasukabumi.com/rabu 12 Februari 2018

PT. Trans Jabar Tol Sosialisasikan


Pembebasan Lahan Tol Bocimi di Kec
Cisaat
Eranews 19 Februari 2018 Berita, Nasional 0 Comments 198 Views

Eranews.id, Sukabumi – PT. Trans Jabar Tol ( TJT) sosialisasikan pembebasan lahan

Jalan tol Bocimi (Bogor, Ciawi, Sukabumi) sesi III, yang dihadiri Ratusan warga

Masyarakat Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi yakni Desa Sukasari, Desa

Sukamanah dan Desa Nagrak di Aula Vila Resti, jalan Kadudampit, Cisaat pada (19/2).

Acara tersebut dihadiri juga oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kab. Sukabumi, Badan

Pertanahan Nasional (BPN) Kab. Sukabumi dan Kementerian PUPR serta Muspika

Kecamatan Cisaat.

Menurut Kepala BPN Kab Sukabumi, Ir. Syafrian Himawan M.Si, dari ketiga Desa tersebut

ada 201 Ha bidang tanah yang akan di bebaskan dengan 185 orang pemilik tanah.

Dia juga sangat berterima kasih kepada warga karena telah menyambut baik atas rencana

pembangunan Jalan tol Bocimi, “kami atas nama Pemerintah sangat berterima kasih

kepada warga Masyarakat Cisaat karena sudah merespon baik dan bersedia tanahnya di

pergunakan pengadaan Jalan tol,” ungkapnya.

Syafrian berharap kepada warga agar terlibat langsung dalam pengukuran tanah nanti, ”

dalam pelaksanaan pengukuran, kami berharap warga dapat membantu agar dapat

mempermudah tugas dari satgas pengukuran dan saya juga menghimbau kepada warga

bahwa sebelum waktu pengukuran nanti agar warga sudah mempersiapkan surat- surat

tanah kepemilikan serta batas -batas tanah harus di cocokan terlebih dahulu dengan tanah
di sebelahnya agar nanti pada waktu pelaksanaan pengukuran tidak ada masalah,

“harapnya.

Sementara itu, Mohamad Andy Herlambang, Koordinator Lapangan seksi 3 dan 4, PT. TJT

mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah hadir dalam acara sosialisasi

pembebasan lahan untuk pembuatan jalan tol.

” Terimakasih kepada warga yang mempunyai lahan, Muspika Kec Cisaat, Kades Nagrak,

Sukasari, dan Sukamanah yang telah hadir dalam kegiatan sosialisai ini. Selain itu juga,

kami berterima kasih pada dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kab Sukabumi, Kementrian

PUPR, BPN,

Kejaksaan Negeri Kabupaten sukabumi yang juga turut hadir untuk mensukseskan acara

sosialisasi hari ini.

Mengingat pembangunan jalan tol ini akan sangat membantu dalam perkembangan

perekonomian di Sukabumi. dan kami berharap pembangunan Jalan tol ini dapat berjalan

lancar dengan adanya partisipasi warga terutama warga yang terkena pembebasan lahan

untuk Jalan tol, ” ungkapnya.

PT. Trans Jabar Kembali Sosialisasi


Pengadaan Tol Bocimi
Eranews 24 Februari 2018 Berita, Nasional 0 Comments 115 Views

Eranews.id, Sukabumi – PT. Trans Jabar kembali sosialisasikan pengadaan jalan tol

bocimi, di desa Talaga kecamatan Caringin, ditemui eranews, kades Talaga H. Aep

Saepudin, “. Allhamdulillah warga desa talaga , yang terlibat pengadaan jalan tol bocimi,

semuanya mendukung , dan setuju, selagi tidak ada yang di rugikan, dan saya selaku

kepala desa akan mendukung dan mengawal dari mulai perencanaan dan pelaksanaannya,

agar pembangunan tol bocimi di desa kami bisa berjalan lancar, ” ungkapnya.
Acara yang di hadiri oleh para warga desa Talaga, yang terlibat pengadaan jalan tol bocimi,

dari 120 pemilik tanah , dengan jumlah 121 bidang tanah. Acara yang di laksanakan di

halaman kecamatan Caringin jum’at ( 23/2).

Bambang selaku perwakilan kementrian PUPR memaparkan, apa yang persyaratan, dari

para warga yang terlibat pengadaan jalan tol bocimi, untuk mempersiapkan persyaratan di

antaranya, dari mulai girik Ajb, sertifikat , serta surat hibah dengan yang lainnya. Agar

mempermudah team satgas kami, apabila melakukan pengukuran.

Bambang menambahkan, kalau masalah hasil dari pengukuran nanti akan kami umumkan

di kantor tiap Desanya masing – masing. Acara yang di hadiri dari Perwakilan kementrian

(PUPR) serta dari kepala kantor pertanahan kabupaten Sukabumi Syeprian. Dari kejaksaan

di wakili Alvian SH serta dari muspika camat Caringin Boyke Martadinata, Polsek Caringin

Akp Rapik, juga kepala desa Talaga H. Aep saepudin.

Sosialisasi Tol Bocimi di Desa


Selajambe
Eranews 17 Maret 2018 Berita, Daerah 0 Comments 114 Views

Sukabumi (Eranews.id) – Sosialisasi tol Bocimi sesi 3 dan 4 , kini di Desa Selajambe

Kecamatan Cisaat,  yang di selenggarakan di halaman SMP Darull Fallah Jl. Selajambe, 

jum’at ( 16/3/18).   Sosialisasi tersebut di hadiri hampir 300 orang warga yang terkena

dampak pengadaan jalan tol.

Hadiri dalam kesempatan tersebut  Muspika setempat yang di wakili Camat Cisaat

Budianto, dari pihak kepolisian yang di wakili AKP Feri dari Polresta Kabag hukum, Kadis

pertanahan, dan tata ruang  Asep Suherman,  Eki  perwakilan Sekda,   Bambang Subagio 

Ketua (PPK) Pejabat Pembuat Komitmen,  dan Kades Selajambe H Ipin.


Asep Suherman dalam pemaparannya,  ucapan terimakasih pun diutarakan oleh Asep

Suherman kepada warga dan undangan yang hadir dalam acara sosialisasi tersebut, “

kedatangan kami ke desa  ini yaitu ingin memberitahu kepada bapa dan ibu,  tentang

perencanaan pembangunan jalan tol Bocimi sesi 3 dan 4, yang sebentar lagi  rencana

pengadaan di desa ini,” terangnya.

Asep menambahkan,  “kami menghimbau kepada para bapa dan ibu yang terkena

pengadaan, agar segera mempersiapkan persyaratan-persyaratan yang di perlukan di

antara nya surat-surat tanah , yang di perlukan, dari mulai AJB, sertipikat,  girik. SPPT,

serta surat hibah apabila bapa ibu yang punya tanah hibah,  dan segera mematok batas-

batas tanah , dan menyesuaikan dengan surat-surat tanah yang bapa ibu miliki. Nanti hasil

pengukuran dan penghitungan tanaman dan bangunan, bisa di lihat di kantor desa, kalau

untuk masalah harga nanti ada yang datang dari team appraisal,  yang terbentuk secara

indepen, ” imbuhnya.

“Untuk masalah harga tanah nanti dinego langsung dengan team appraisal karena yang

mempunyai kewenagan masalah harga adalah team appraisal dan warga pemilik tanah dan

pemerintah tidak ikut campur dalam urusan itu,” terangnya lagi.

Sementara Kades Selajambe memberikan keterangan bahwa untuk luas area pengadaan

jalan tol Bocimi di desa kami sekitar 26 hektar lebih dari 273 kepemilikan dengan jumlah

bidang hampir 300 bidang,  insya warga kami menyetujui,  atas pengadaan jalan tol ini,  

dan saya selaku kepala desa Selajambe,  siap mengawal dan mempasilitasi.  Pabila nanti

maju ke tahap pengerjaan proyek pembangunan jalan tol Bocimi sesi 3 dan 4 yang ada di

desa kami ini, ” ucap Kades selajambe H Pipin Saripin.

TatarSukabumi.ID -  Sosialisasi Pengadaan Tanah Jalan Tol Ciawi-Sukabumi II Seksi III & IV, dengan
penanggung jawan kegiatan Kantor BPN Kabupaten Sukabumi, dilaksanakan di GOR Gorolong Jalan
Raya Alternatif Nagrak, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Selasa (13/2/2018).
Acara ini dihadiri 500 warga pemilik lahan yang terkena Jalur Jalan Tol Ciawi-Sukabumi II Seksi III & IV,
Wilayah Desa Munjul Kecamatan Ciambar, serta Desa Cisarua dan Desa Balekambang Kecamatan
Nagrak.

BACA JUGA : Inilah 7 Foto Keindahan Ujung Genteng - Geopark Sukabumi, Yang Belum Kalian
Lihat

Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua PPK / Kemenpera RI Bambang, Kadis Pertanahan dan Tata
Ruang Sukabumi, Asep Suherman, mewakili Kajari Cibadak (TP4 D), Perwakilan anggota Satgas Erwin
Jaya Saputra, dan Dwi Setyono perwakilan BPN Kabupaten Sukabumi.

Sementara itu, Bambang selaku Ketua PPK / Kemenpera RI mengungkapkan, Wilayah Sukabumi berada
di 2 Wilayah yakni seksi 1 batas Cigombong, dan seksi 2 Berawal di Kecamatan Ciambar dan terakhir di
Kecamatan Sukalarang.

BACA JUGA : Kunjungi Cicurug, JOKOWI : Oktober 2019 Tol Bocimi Rampung

BPN akan mengukur kembali dan untuk warga mohon segera mematok / Menandai lahan yang terkena
tol, sepakati dengan tetangga yang menjadi Batas kanan kiri lahan, petugas tidak akan mengukur karena
tanda batas tidak ada, dan juga memudahkan pengukuran.
Pihak Kemenpera menegaskan, Warga yang terkena segera siapkan fotocopy tanda bukti kepemilikan,
dalam waktu dekat satgas akan turun ke lapangan yang betugas untuk mengukur luas lahan, serta
menghitung lahan, bangunan, tanaman, dan meminta Bukti yuridis milik warga.

BACA JUGA : Inilah 7 Foto Keindahan Ujung Genteng - Geopark Sukabumi, Yang Belum Kalian
Lihat

Nantinya Seksi 1 dan 2 panjang sepanjang 54 KM, dengan total lahan 525 HA, meliputi Kab. Bogor, kab.
Sukabumi, dan Kota Sukabumi, melintasi 17 Kecamatan 7 kelurahan dan 70 Desa, tol Sukabumi akan
dibuat 4 lajur , 2 lajur kanan dan 2 lajur kiri serta bahu jalan.

Untuk Seksi 3 dengan panjang 13,4 Km, melewati 9 Kecamatan 28 Desa, untuk Kota Sukabumi melintasi
2 Kecamatan yakni Gunung Puyuh dan Kecamatan Cikole.

BACA JUGA : 5 Fakta Unik Tukang Cuanki, Ternyata Pake Oplosan Lho

Kadis Pertanahan dan Tata Ruang Sukabumi, Asep Suherman mengungkapkan, "Yakinkan lagi bahwa
lahan yg terkana jalur Tol adalah milik kita, jadi pada saat ada pengukuran sudah bisa menunjukan bukti
kepemilikan, seandainya tidak punya dokumen sedikitpun maka warga harus membuat surat keterangan
kepemilikan disaksikan RT/RW dan Pihak Desa," jelasnya.
Dwi Setyono perwakilan BPN Kabupaten Sukabumi menghimbau agar masyarakat melengkapi dokumen
yang ada, "jangan ada pengurangan atau melebihi luas lahan, ini akan memiliki dampak dikemudian hari.
mohon segera disiapkan dan dipasang, supaya tim pengukur tidak kesulitan dan Cepat dalam
pelaksanaanya, dan warga mendampingi dalam pelaksanaanya.

Sementara itu, Pihak Satgas Erwin Jaya Saputra mengungkapkan, "Program ini tentunya mempunyai
tujuan baik untuk sukabumi, namun ada juga kendala dan hambatan dalam kelancaran pembebasan
lahan, salah satunya batas tanah antara kanan dan kiri, saat ini segera siapkan dokumen kepemilikan
lahan, pengukuran akan dilaksanakan pada batas bidang yang ada dan hasil ukur terakhir, "pungkasnya.
(*)
TANTANGAN DALAM MENGELOLA CAGAR BIOSFER CIBODAS (CBC)
Tanggal : 2013-12-10 | Jam : 19:05:00 WIB | Penulis : Ricky Wahyudi *)
Dibaca : 1952 kali

Peta Cagar Biosfer Cibodas

Cagar biosfer adalah kawasan yang ditunjuk oleh suatu negara melalui kerjasama program Man and Biosphere
(MAB) - UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan
berdasarkan upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Cagar biosfer merupakan kawasan ideal
untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan
berkelanjutan tingkat regional (UNESCO 2003). Cagar biosfer keberadaannya diakui secara internasional sebagai
suatu kawasan yang mempromosikan keseimbangan hubungan antara manusia dan lingkungan.

Cagar Biosfer Cibodas (CBC) adalah salah satu dari delapan cagar biosfer di Indonesia dengan ekosistem hutan
hujan pegunungan terbesar. Cagar Biosfer lainnya di Indonesia adalah Cagar Biosfer Komodo, Lore Lindu, Tanjung
Puting, Gunung Leuser, Siberut, Giam Siak Kecil Bukit Batu dan Wakatobi.

Fungsi dari cagar biosfer tidak hanya sebagai pendukung kehidupan manusia secara langsung, seperti sumber air
dan habitat mahluk hidup, akan tetapi juga memiliki berbagai fungsi ekologis seperti pengendali banjir, erosi,
pencemaran dan pengendalian iklim global. Kawasan konservasi akan sulit dipulihkan kondisinya jika terdegradasi,
butuh waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya. Pengelolaan fungsi kawasan area cagar biosfer perlu dilakukan
secara bijaksana dengan memerhatikan keseimbangan geologis dan kepentingan generasi mendatang.

Secara administratif, kawasan CBC terbagi ke dalam area inti, area penyangga dan area transisi. Area inti CBC
terdiri dari kawasan konservasi yaitu Cagar Alam, Taman Wisata Alam Telaga Warna dan Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (TNGGP) yang tersebar di tiga wilayah Kabupaten di Jawa Barat, yaitu Bogor, Cianjur dan
Sukabumi dengan luas 24.500 Ha. Sebagian besar area inti CBC adalah hutan hujan pegunungan. Sementara area
penyangga seluas 54.800 Ha. adalah wilayah pemanfaatan dan permukiman penduduk yang sangat penting,
merupakan area yang berbatasan langsung dengan area inti, daerah resapan air dan berpotensi terserang aliran
lava, lahar, gas beracun dan awan panas dari letusan gunung berapi. Sedangkan area transisi berada di belakang
area penyangga, berupa permukiman kawasan perdesaan yang tidak rawan bencana. Area transisi CBC memiliki
luas 87.700 Ha. Total luas CBC berdasarkan perubahan zonasi tahun 2012 adalah 167.000 Ha.

Seiring dengan pertambahan penduduk dan aneka ragam aktivitasnya, tekanan terhadap CBC semakin meningkat
dan mengancam fungsi-fungsi strategisnya sebagai konservator, pembangun dan pendukung kegiatan logistik.
Perubahan penutupan lahan di sekitar kawasan, terutama dari pembangunan berbagai sarana wisata,
mengakibatkan CBC terdegradasi secara signifikan. Perubahan tutupan lahan ini menjadikan kawasan CBC terisolasi
dari kawasan ekosistem sekitar hutan.
Strategi untuk mengatasi tekanan pada ekosistem kawasan CBC sangat diperlukan, agar kelestarian fungsi-fungsi
ekologi dan sosial ekonomi tetap terjaga seimbang. Pemerintah pusat dan daerah harus berkolaborasi dan
berintegrasi dalam menentukan arahan penetapan status ekosistem kawasan CBC. Wilayah (desa-desa) yang
termasuk ke dalam area penyangga hendaknya dijadikan pusat kegiatan perekonomian masyarakat yang bersifat
ramah lingkungan.

Untuk area penyangga yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi, sejauh ini baru satu desa yang telah
diberdayakan yakni Desa Lengensari, Kecamatan Sukaraja. Warga di desa ini diberdayakan untuk mengolah limbah
ternak sapi menjadi biogas dan kompos. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara TNGGP dengan International
Tropical Timber Organization (ITTO) sebuah organisasi komoditi penghimpun negara produsen kayu tropis di dunia,
yang peduli pada usaha-usaha konservasi di wilayah cagar biosfer.

Dengan keterlibatan warga desa di sekitar area penyangga, diharapkan dapat meminimalisasi kesalahan dalam
menerapkan kebijakan yang dapat merusak ekosistem di wilayah tersebut.

Pengelolaan area inti yang merupakan kawasan terbatas, diarahkan menjadi tempat penelitian, wisata budaya dan
religi, pemanfaatan jasa ekosistem dan restorasi. Sedangkan, pengelolaan area penyangga diarahkan pada
pertanian & perkebunan berkelanjutan yang bersifat ramah lingkungan, pendidikan konservasi, wisata berbasis
alam, ekonomi berkelanjutan dan cagar budaya. Pengelolaan area transisi diarahkan pada industri dan permukiman
ramah lingkungan serta rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Berikut desa-desa di wilayah Kabupaten Sukabumi yang termasuk ke dalam area penyangga dan transisi kawasan
CBC :

1. Area Penyangga : Sukalarang, Sukamaju (Kec. Sukalarang), Cisarua, Langensari, Limbangan, Margaluyu,
Selaawi, Sukamekar (Kec. Sukaraja), Karawang, Parungseah, Sudajayagirang, Sukajaya, Warnasari (Kec.
Sukabumi), Cikahuripan, Citamiang, Gede-Pangrango, Kadudampit, Muaradua, Sukamaju, Sukamanis,
Undrusbinangun (Kec. Kadudampit), Gunungjaya, Sukaresmi (Kec. Cisaat), Ciheulangtonggoh (Kec. Cibadak),
Ciambar, Ginanjar, Munjul, Wangunjaya (Kec. Ciambar), Babakanpanjang, Balekambang, Cihanyawar, Darmareja,
Girijaya, Kalaparea, Nagrakselatan, Pawenang (Kec. Nagrak), Benda dan Kutajaya (Kec. Cicurug).
2. Area Transisi : Kutasirna, Selajambe, Sukasari (Kec. Cisaat), Cisarua (Kec. Nagrak), Bojongkokosan,
Kompa, Parungkuda (Kec. Parungkuda), Bojonggenteng (Kec. Bojonggenteng), Tenjolaya (Kec. Cicurug),
Caringinkulon, Caringinwetan, Cijengkol, Mekarjaya, Seuseupan, Sukamulya dan Talaga (Kec. Caringin).

Adalah sikap yang sangat bijaksana, jika konsep pembangunan yang kita gunakan berupa konsep yang berpihak
kepada kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup, agar anak cucu kita di masa mendatang tidak kehilangan
kenyamanan menjalani kehidupan di planet bumi ini. Mari kita satukan tujuan pembangunan kita, mengarah
kepada keharmonisan, keseimbangan, keadilan, dan kebahagiaan seluruh mahluk hidup yang tinggal di atas bumi.
[ERWIRADZ]

*) Disarikan dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai