Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek


Kota Bekasi adalah sebuah kota yang terletak di Jawa Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang berarti sama dengan
candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara,
yakni nama sungai yang melewati kota ini. Kota ini adalah bagian dari
megapolitan Jabodetabek serta menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk
terbanyak se-Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal
kaum urban serta sentra industri.Kota bekasi pun dijuluki sebagai Kota Patriot dan
Kota Pejuang.
Salah satu permasalahan yang dihadapi Kota Bekasi adalah masalah lalu
lintas. Permasalahan yang dimaksud yaitu seringnya terjadi kemacetan yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah penduduk yang menggunakan kendaraan
pribadi, banyaknya kegiatan bisnis yang memakan sebagian jalan, dan volume
kendaraan yang meningkat tiap tahunnya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, Pemerintah Kota Bekasi melakukan peningkatan pelayanan para
pengguna lalu lintas dengan solusi rute alternatif yaitu dengan dibangunnya jalan
Jakarta-Cikampek Elevated II.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini sepanjang 37 Km ini merupakan bagian yang
akan menghubungkan Jakarta dengan Cikampek. Sehingga pengendara yang
meuju jakarta maupun sebaliknya dari cikampek tidak perlu lagi melewati jalan
tol biasa agar terhindar dari kemacetan . Jaringan jalan tol ini berfungsi memecah
arus lalu lintas yang saat ini menumpuk di dalam kota jakarta.
Jalan nasional dilalui kendaraan cukup padat setiap harinya. Sering juga
terjadi kemacetan dijalan nasional karena volume kendaraan yang membludak.
Terjadi kemacetan yang cukup panjang bagi pengendara jarak jauh. Pemerintah
berinisiatif menambah kapasitas jalan agar dapat mengurai kemacetan.
Dalam pencapaian legalitas jalan tol tersebut, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk
merencanakan akan melakukan pembangunan ruas jalan baru diatas jalan tol yaitu
dari KM 9+500 Simpang Susut Cikunir sampai KM 47+500 Karawang Barat.
Proyek ini diberi nama Proyek pembangunan jalan tol Jakarta – Cikampek
Elevated 2. Seperti isi surat kementrian pekerjaan umum pada No. KL 0302-
MN/130. Pembangunan ini bertujuan untuk dapat mengurangi kemacetan.
Sehingga meningkatnya kelancaran pengguna jalan untuk mencapai lokasi tujuan
dan menghasilkan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Dengan
dibangunnya jalan tol elevated 2 ini diharapkan meningkatnya kemudahan dalam
lalu lintas kendaraan sehingga meminimalis kemacetan

1.2 Tujuan Proyek


Tujuan dari proyek pembangunan Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated adalah :
a. Memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi kepadatan lalu
lintas dari kawasan Jakarta-Cikampek daan sebaliknya pada jalan arteri yang
menuju pusat Kota Jakarta
b. Memperhatikan kebutuhan untuk meningkatkan aksebilitas (kemudahan dan
kelancaran dalam mencapai tujuan) bagi sarana transportasi yang akan
melaluinya
c. Memberikan sarana untuk memberi kemudahan kepada masyarakat dalam
distribusi barang dan jasa sehingga bisa berkembangnya nilai ekonomi
didaerah tersebut.
d. Menghindari kemacetan yang berkepanjangan.

1.3 Tempat dan Waktu Kerja Praktek


Waktu : 27 Februari 2019 s/d. 27 Maret 2019
Tempat : Kantor Proyek Pembanguna Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
PT.Acset Indonusa (Persero) Tbk.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Laporan kerja praktek ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan
pekerjaan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Batasan masalah dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini ditentukan sebagai
berikut:
a. Laporan kerja praktik hanya berdasarkan pengamatan mahasiswa secara
visual mengenai proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
b. Permasalahan yang ditinjau dalam laporan ini hanya mengenai metode kerja
pengerjaan Struktur Jalan dibagian SLAB.
c. Pekerjaan struktur yang ditinjau meliputi Pekerjaan Pemasangan SBG (Steel
Box Girder) , dan Slab.Pembahasan manajemen kontruksi difokuskan kepada
pekerjaan SLAB yang meliputi Man, Methode, Material, Money, dan Time atau
bisa disebut dengan 5M+1T.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada pembuatan laporan kerja praktek ini
dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung dilapangan yang disesuaikan
dengan literatur dan referensi yang ada.

1.5.1 Pengumpulan Data Primer


Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
pengamatan dilapangan. Teknik pengambilan data primer dilakukan dengan
berbagai cara meliputi wawancara, observasi, serta melakukan diskusi.
Penulisan laporan kerja praktek menggunakan data yang di kumpulkan dengan
cara:
a. Mengambil gambar sebagai dokumentasi saat proses pembangunan untuk
kelengkapan laporan kerja praktek.
b. Melakukan wawancara langsung kepada pihak yang terlibat pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
c. Melakukan pengamatan langsung ke lapangan selama ± 1 bulan, sehingga
mengetahui bagaimana proses pelaksanaan proyek selama masa kerja praktek.

1.5.2 Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder adalah data pelengkap dari data primer yang fungsinya
sebagai pendukung dalam pembuatan laporan kerja praktek ini yaitu berupa data
yang diperoleh dari instansi yang terkait. Sumber data sekunder terdiri dari :
a. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan Gambar Rencana dari PT. Lapi
Ganeshatama
b. Data time schedule dan kurva S rencana dari PT. Acset Indonusa Tbk.
c. Mempelajari literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan
dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PROYEK

Tinjauan proyek mencakup keseluruhan yang terdapat dalam Proyek


Pembangunan jalan Tol Cikunir-Karawang Barat, Bekasi, Indonesia. Tinjauan ini
menjelaskan mengenai pekerjaan struktur SLAB,lokasi proyek, data umum
proyek, manfaat proyek, lingkup pekerjaan proyek, Rencana Kerja dan Syarat
(RKS), struktur organisasi proyek, metode proyek,tenaga kerja, waktu, upah,
material, dan alat-alat yang digunakan selama proyek berlangsung.

2.1 Lokasi dan Situasi Proyek


Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. berlokasi di
Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Proyek ini terletak pada kawasan yang mudah
dijangkau, sehingga memudahkan mobilisasi material-material konstruksi serta
fasilitas penunjang yang dibutuhkan dalam proyek ini. Lokasi lahan proyek dapat
dilihat pada Gambar 2.1.

sumber : PT. Acset (Persero), Tbk


Gambar 2.1 Lokasi Proyek Kerja Praktek
2.2 Data Umum Proyek
2.2.1 Data Umum
a) Nama Proyek : Jasa Pemborongan Pekerjaan Pembangunan
(Design And Build) Jalan Tol Jakarta -
Cikampek II (Elevated) Ruas Cikunir -
Karawang Barat (STA 9+500- STA47+500)
Termasuk On I Off Ramp Simpang Susun
Cikunir dan Karawang Barat.

b) Pemilik Proyek : PT. Jasamarga Jalan layang Cikampek.


c) Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Struktur Jalan
Rp 13.530.000.000.000,-
d) Nilai Kontrak :
PT. Waskita Karya Rp 6.900.300.000,-
PT. Acset Indonusa Rp 6.629.700.000,-
e) Sumber Dana : Akan didanai penyedia jasa terlebih dahulu
menggunakan data sendiri atau dana pinjaman \
bank.
PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek
akan membayar sejumlah Nilai Kontrak setelah
ditandatanganinya Berita Acara PHO.

f) Lokasi Proyek : Ruas Tol Cikunir-Karawang Barat (Jawa


Barat)

g) Waktu Pelaksanaan : 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak


ditanda tanganinya SPMK.

h) Masa Pemeliharaan : 366 Hari Kalender PHO Pertama


730 Hari Kalender PHO Kedua
1096 Hari Kalender FHO
i) Konsultan Perencana : PT. Lapi Ganeshatama Consulting
j) Kontraktor Pelaksana : PT. Waskita Karya - PT. Acset Indonusa KSO
k) Konsultan Pengawas : PT. Virama Karya
Design and Build (Lumpsum Price)
l) Jenis Kontrak :

2.2.2 Data Teknis


a) Kuantitas Pekerjaan
1. Deskripsi Proyek : Jalan Tol Elevated
2. Panjang Ruas : 37 km
Rincian spot : STA 9+500 – STA 47+500
3. Lebar Laju : 2x (2 x 3,50) m
4. Lebar Bahu Luar : 2x 2,50 m

2.3 Manfaat Proyek


Manfaat proyek pembanguna Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini
adalah untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di daerah Cikunir-Karawang Barat
pada jalan menuju pusat Kota Bandung. Pembanguna Jaln tol Jakarta-Cikampek
II Elevated ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi jaringan jalan eksternal
jawa barat guna mengakomodir pergerakan barang dan jasa lintas
provinsi.Dengan adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini diharapkan
dapat mendukung pengmbangan kota-kota di wilayah jawa barat.

2.4 Spesifikasi Proyek


A. Pekerjaan Slab
Pekerjaan Slab ini merupakan tahap terakhir dari sebuah proyek jalan tol
dimana pekerjaan dari awal sampai akhir meliputi :
1. Pemasangan Bekisting Slab
Pemasangan Begesting menggunakan bondek dengan cara di taruh
di antara balok girder sesuai dengan celah diantara girder sehingga bondek
menutup seluruh celah antara girder satu dan lain. Pemasangan bondek
dipilih untuk memepermudah sekaligus memberikan kekuatan tarik pada
plat jembatan. Pada tepi kanan dan kiri terluar jembatan di pakai bekisting
kantilever dengan menggunakan sistem kantiliver, dengan struktur baja
dan diikat ke PC-I girder.
2. Pemasangan Pembesian
Pemotongan dan penekukan baja tulangan dilakukan di area
workshop di lokasi proyek. Beton tulangan dikirim ketempat lokasi
mengunakan truck dan mobil crane digunakan untuk menaikan tulangan
ke area atas jembatan sehingga pekerja hanya melakukan pengikatan
menggunakan kawat yang sudah disiapkan di atas lantai jembatan yang
sudah ada bondek.
3. Pengecoran Dengan Concrete Pump
Setelah pemasangan beksiting dan pembesian. Lalu dilakukan
pembersihan bekisting, dan tim surveyor memberikan tanda untuk batas
level pengecoran. Meminta inspeksi teknik untuk disetujui. Segera lakukan
perbaikan apabila diinstruksikan, setelah itu request untuk inspeksi
kembali. Sebelum dilakukan dilakukan pengetesan nilai slump, hasil nilai
slump beton yang akan dituangkan harus sesuai dengan peryasratan
spesifikasi yang ditentukan.
4. Lepas Bekisting
Sisi bekisting dilepas setelah 24 jam atau waktu yang telah
ditentukan. Setelah beton mencapai kekuatan yang diperlukan, pelepasan
bekisting kantiliver lantai jembatan akan dilakukan dengan 2 tahap, tahap
pertama akan dikendurkan baut dan plat kemudian melepas bekisting
bagian atas.
5. Perawatan Beton
Sesaat setelah cetakan beton dibongkar dan finishing sudah
selesai, seluruh beton harus segera dimulai perawatan beton. Perawataan
beton menggunakan geotextile yang basah atau sejenisnya dan dijaga agar
tetap kelembabannya. Seluruh permukaan beton yang terekspos harus
dilindungi dari sinar matahari dengan geotextile.

B. Pekerjaan Steel Box Girder (SBG)


Pekerjaaan Steel Box Girder ini merupakan pemasangan balok baja
dengan menggunakan alat Launcher Girder yang diletakkan diatas pier
head. Metode erection dengan menggunakan teknologi double truss
launcher memiliki kekurangan yaitu jika pierhead di bentang depannya
belum siap atau terjadi masalah maka Launcher girder tidak bisa
dipindahkan ke bentang yang selanjutnya, oleh karena itu kesiapan pier
yang harus berurutan. Karena untuk proses dismantle dan assembly
kembali launcher girder memerlukan waktu sampai 1 bulan dan
keterbatasan area untuk proses dismantle dan assembly.Pekerjaan dari
pemasangan Steel Box Girder dengan metode inclination ini sangatlah
efektif.
2.5 Struktur Organisasi Proyek
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
melibatkan unsur-unsur pelaksana pembangunan yang saling menunjang dan
berhubungan satu dengan lainnya. Unsur-unsur tersebut adalah pemilik proyek,
konsultan perencana, kontraktor pelaksana, dan konsultan pengawas. Setiap unsur
pelaksana pembangunan mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing sesuai dengan kedudukan serta kegiatan yang dilakukan.
Pelaksanaan unsur-unsur ini saling berkaitan dan berhubungan mengikuti pola
hubungan kerja yang telah ditetapkan. Hubungan kerja antara organisasi proyek
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Hubungan Kerja Antar Unsur-Unsur Pelaksana Pembangunan


Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pemilik Proyek (Owner)


PT. Jasamarga Jalan Layang Cikampek

Konsultan Perencana
PT. Lapi Ganeshatama
Consulting

Konsultan Pengawas Kontraktor Pelaksana


PT. Virama Karya PT. Acset Indonusa
Keterangan:
: Hubungan teknis
: Hubungan koordinasi dan administrasi
Sumber: Data Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Gambar 2.2 Hubungan Organisasi Proyek

2.5.1 Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang
memiliki proyek dan menyediakan dana guna merealisasikan proyek tersebut.
Pada proyek ini, yang bertindak sebagai pemberi tugas adalah PT Acset Indonusa.
Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut:
a. Membayar sejumlah biaya perencanaan dan pelaksanaan proyek sesuai dengan
nilai kontrak yang telah disetujui.
b. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai target pekerjaan
sesuai rencana baik dari segi mutu, biaya maupun waktu.
c. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tentang tugas dan
kewajiban sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
d. Menandatangani surat perintah kerja dan dokumen penting lainnya.
e. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
f. Menerima hasil pekerjaan dari kontraktor sebagai pelaksana proyek
Struktur organisasi pemilik proyek pembangunan jalan tol jakarta-cikampek dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
STRUKTUR ORGANISASI PEMILIK PROYEK
PT. JASAMARGA

DIREKTUR UTAMA
Desi Arryani

DIREKTUR DIREKTUR SDM DIREKTUR


KEUANGAN DAN UMUM OPRASIONAL
Donny Arsal Alex Denni Mohammad Sofyan

Sumber: Data Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated


Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pemilik Proyek
Direktur Utama merupakan otak sebuah kinerja perusahaan yang menjadi
pemimpin dalan strategi serta kebijakan seuatu perusahaan. Mengkoordinasikan
dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai bidang administrasi,
kepegawaian hingga pengadaan barang. Bertanggung jawab atas kerugian yang
dihadapi perusahaan termasuk juga keuntungan perusahaan.
Direktur Keuangan merupakan pimpinan yang menjalankan proses
pemantauan dan pengambilan keputusan mengenai perihal yang berhubungan
dengan keuangan di perusahaan. Manajer keuangan yang ada di perusahaan
menjalankan tugasnya untuk bisa membantu kinerja yang dijalankan oleh seorang
direktur keuangan di perusahaan. Dengan kata lain, selanjutnya kinerja seorang
direktur perusahaan ini mengalami perkembangan dan perubahan.
Direktur SDM dan Umum merupakan pimpinan yang mengelola sumber
daya manusia di sebuah perusahaan pada PT.Jasa Marga. Tanggung jawab yang
diemban oleh seorang direktur SDM juga besar, yaitu bertanggung jawab
mendesain organisasi, mengatur para staf, bertanggung jawab atas penilaian
kinerja para karyawan, mengatur sistem reward atau penghargaan dan peraturan
serta bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi para karyawan.
Direktur Operasional merupakan suatu fungsi kerja di sebuah perusahaan
atau instansi yang bertanggung jawab pada semua aktivitas operasional
perusahaan yang di bawahinya, mulai dari perencanaan proses hingga
bertanggung jawab pada hasil akhir proses.

2.5.2 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana
kegiatan dan pelaporan serta keterlaksanaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Bertindak sebagai perencana pada proyek ini ialah PT Virama
Karya,tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan lengkap, meliputi gambar detail, rencana kerja dan
syarat (RKS), detail perhitungan struktur, hingga perencanaan anggaran biaya.
b. Penyiapan dokumen lelang.
c. Membantu penjelasan rencana proyek serta membuat berita acara penjelasan
dalam pelelangan proyek.
d. Memberikan usulan, saran, dan pertimbangan kepada pemberi tugas dalam
pengambilan keputusan terkait perubahan pekerjaan.
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN PERENCANA
PT. VIRAMA KARYA

DIREKTUR UTAMA
Ir. Dedi Tjahjadi, Dipl,HE

DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR DIREKTUR


Dr. Ir. Komang PEMASARAN OPRASIONAL
Anggayana, MS Mipi Ananta Ir. Tedy Dermawan

Sumber: Data Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated


Gambar 2.4 Struktur Organisasi Konsultan Perencana

2.5.3 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas merupakan badan yang ditunjuk oleh pemberi tugas
untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan proyek
pembangunan. Konsultan pengawas harus mampu bekerja sama dengan konsultan
perencana dalam suatu proyek. Dalam proyek ini, PT Lapi Ganeshatama
Consulting (Persero) berperan sebagai konsultan pengawas dan memiliki tugas
serta wewenang sebagai berikut:

A. Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan,

petunjuk, dan penjelasan kepada pelaksana konstruksi dan meneliti

hasil-hasil yang telah dikerjakan.

B. Memberikan rekomendasi progress report pekerjaan pelaksana untuk

meminta dana kepada pemberi tugas guna membiayai pelaksanaan

pekerjaan selanjutnya.
C. Memberikan teguran dan atau peringatan kepada pelaksana konstruksi
apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan darispesifikasi
dan gambar-gambar teknis.

Struktur organisasi konsultan pengawas pembangunan jalan tol jakarta-


cikampek dapat dilihat pada Gambar 2.4.
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN PERENCANA
PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING

DIREKTUR UTAMA
Ir. Dedi Tjahjadi, Dipl,HE

DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR DIREKTUR


Dr. Ir. Komang PEMASARAN OPRASIONAL
Anggayana, MS Mipi Ananta Ir. Tedy Dermawan

Sumber: Data Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated


Gambar 2.5 Struktur Organisasi Konsultan Perencana
Direktur Utama merupakan otak sebuah kinerja perusahaan yang menjadi
pemimpin dalan strategi serta kebijakan seuatu perusahaan. Mengkoordinasikan
dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai bidang administrasi,
kepegawaian hingga pengadaan barang. Bertanggung jawab atas kerugian yang
dihadapi perusahaan termasuk juga keuntungan perusahaan.
Direktur Keuangan merupakan pimpinan yang menjalankan proses
pemantauan dan pengambilan keputusan mengenai perihal yang berhubungan
dengan keuangan di perusahaan. Manajer keuangan yang ada di perusahaan
menjalankan tugasnya untuk bisa membantu kinerja yang dijalankan oleh seorang
direktur keuangan di perusahaan. Dengan kata lain, selanjutnya kinerja seorang
direktur perusahaan ini mengalami perkembangan dan perubahan.
Direktur Pemasaran merupakan jabatan seseorang yang bertanggunag
jawab merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan pemasaran
perusahaan. Seorang direktur pemasaran harus memiliki keterampilan dan
kreativitas dalam pemasaran. Namun selain itu direktur pemasaran juga harus
memiliki pengetahuan mengenai perencanaan anggaran, agar anggaran dapat
sesuai dengan perencanaan pemasaran.
Direktur Operasional merupakan suatu fungsi kerja di sebuah perusahaan
atau instansi yang bertanggung jawab pada semua aktivitas operasional
perusahaan yang di bawahinya, mulai dari perencanaan proses hingga
bertanggung jawab pada hasil akhir proses.

2.5.4 Kontraktor Pelaksana


Kontraktor pelaksana merupakan sebuah badan yang diberikan tugas
olehpemberi tugas untuk melaksanakan pembangunan sesuai prosedurpelelangan
maupun penunjukan langsung. Pekerjaan dilaksanakan sesuaidengan kontrak yang
telah disepakati oleh pihak terkait. Dalam proyek ini,PT Acset Indonusa (Persero)
Tbk bertindak sebagai kontraktor pelaksanayang memiliki tugas dan kewajiban
sebagai berikut :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan syarat dan peraturan
yang
tertuang dalam dokumen kontrak
b. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum melaksanakan
pekerjaan di lapangan
c. Membuat berita acara dilengkapi dengan dokumentasi setiap
pekerjaan di lapangan
d. Melakukan perbaikan atas kerusakan dan/atau kekurangan
pekerjaan
yang diakibatkan oleh kesalahan pihak pelaksana proyek tanpa
biaya
tambahan
e. Membuat dokumen tagihan bulanan sesuai dengan volume
pekerjaan
yang telah disetujui dan dilaksanakan di lapangan
f. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada owner setelah proyek
benar-benar selesai dan disetujui oleh semua pihak
Dalam pekerjaannya, pihak kontraktor pelaksana dapat meminta bantuan
kepada sub kontraktor sesuai perjanjian antar pihak pelaksana dan sub kontraktor
terkait. Struktur organisasi pemilik proyek pembangunan jalan tol jakarta-
cikampek dapat dilihat pada Gambar 2.3.
STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. ACSET INDONUSA
Operation Director
Djoko Prabowo

Project Manager
Susilo Budi Utomo

QA Representative She & Traffic Manager


Trias Setiawan Pomo

Project Engineering Project Operation Project ADM


Manager Manager Manager
Dheny Irlian M. Ihsan S Pamuji Wahyu
Maulana Haldi Ena Suryana

Sumber: Data Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated


Gambar 2.6 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

Operation Director merupakan penanggung jawab utama dalam hal


menjamin bahwa setiap persyaratan yang ditetapkan dalam “project quality plan”
yang mungkin diisyaratkan sesuai dengan syarat-syarat mutu untuk proyek. Tugas
Operation Director yaitu:

a. Mengkoordinasi seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan

b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai

c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan mutlak

d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai
dengan tugasnya masing-masing.

Project Manager merupakan sesorang yang diberi kepercayaan oleh


operation director yang bertanggung jawab kepada operation directur dalam setiap
mengambil keputusan.
QA Represintativ merupakan orang yang bertanggung jawab dalam
serangkaian gambar-gambar teknis dan metode pelaksanaan yang digunakan
untuk melaksanakan suatu proyek. Dalam melaksanakan tugasnya Manajer
Teknik dibantu orang-orang diposisi seperti:

a. Staf Teknik

b. Staf Quality Assurance

c. Staf Quality Control

d. Surveyor

e. Drafter

She and Traffic Manager merupakan orang yang menyiapkan rencana


kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan konstruksi, menetapkan target
kegiatan konstruksi, melaksanakan pengukuran kinerja biaya dan waktu serta
mengevaluasi biaya dan waktu pengerjaan suatu proyek. Dalam melaksanakan
tugasnya Manajer Komersial dibantu orang-orang diposisi seperti:

a. Quantinty Engineer

b. Estimator

c. Staf komersial

Project Eenginering Manager merupakan jabatan yang bertanggung jawab


dalam mengolah data administrasi teknik dari sebuah proyek serta memberikan
angka atau biaya yang telah digunakan dalam proyek tersebut.

Project Operation Manager merupakan manager proyek yang bertanggung


jawab angsung kepada pimpinan di dalam menyelenggarakan kegiatan penyediaan
perbekalan dan peralatan untuk proyek. Dalam melaksanakan tugasnya Manajer
Pengadaan dan Peralatan dibantu orang-orang diposisi seperti:

a. Gudang/Logistik

b. Staf Pengadaan

Project ADM Manager merupakan Sebuah proyek konstruksi akan


berjalan dengan baik jika didukung oleh seorang administrasi dan keuangan
proyek dengan berbagai macam tugasnya. Peran administrasi proyek dimulai dari
masa persiapan pelaksanaan pembangunan sampai dengan pemeliharaan dan
penutupan kontrak kerja. Dalam melaksanakan tugasnya Manajer Administrasi
dan Keuangan dibantu orang-orang diposisi seperti:

a. Kasir

b. Akuntansi

c. Sekretaris

d. Staf personalia

e. Keamanan

f. Umum

2.6 Tenaga Kerja, Waktu Kerja, Material, dan Peralatan


2.6.1 Tenaga Kerja
1. Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih
Tenaga kerja terdidik dan terlatih yaitu merupakan tenaga kerja yang
mempunyai pendidikan dan keahlian lapangan yang baik dan mempunyai
pendidikan yang baik untuk menunjang keahlian dibidangnya. Tenaga kerja
seperti site manager, pelaksana lapangan, bendaharawan, dan administrasi.
Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pemakaian tenaga kerja terdidik dan
terlatih ini adalah sistem kontrak yang pembayarannya dilakukan setiap
bulannya.
2. Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang mempunyai pengalaman lapangan
yang baik terhadap suatu pekerjaan tertentu. Tenaga kerja seperti mandor dan
kepala tukang. Sistem pembayaran yang digunakan dalam pemakaian tenaga
kerja terlatih ini adalah sistem kontrak dan dilakukan pembayaran bulanan.

3. Tenaga Buruh atau harian


Merupakan tenaga kerja yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan kasar
dilapangan. Tenaga kerja seperti tukang batu dan tukang pembuatan drainase.
Tenaga ini didatangkan dari daerah setempat atau dari sekitar lokasi proyek
tersebut.
2.6.2 Waktu Kerja
Waktu kerja/jam kerja merupakan waktu yang telah ditetapkan untuk
memulai dan mengakhiri pekerjaan pada satu hari pekerjaan. Waktu kerja pada
Proyek jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated II adalah:
1. Jam Kerja Biasa
Senin-Sabtu : 08.00-17.00 (12.00-13.30) Istirahat

2. Jam Kerja Tambahan


Senin-Sabtu : 22.00-05.00 (01.00-02.30) Istirahat

2.6.3 Material
Pada suatu pelaksanaan proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan untuk
menunjang kelancaran pekerjaan. Penyimpanan terhadap bahan-bahan bangunan
perlu mendapat perhatian khusus mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang
sangat peka terhadap kondisi lingkungan sekitar, seperti semen dan besi tulangan.
Pengaturan dan penyimpanan bahan-bahan dalam proyek menjadi tanggung jawab
bagian logistik dan gudang. Material yang digunakan merupakan material yang
sudah disetujui penggunaannya oleh pengawas pekerjaan dan sudah diuji di
laboratorium. Selanjutnya dibutuhkan penjagaan kualitas dari material atau bahan
yang digunakan.
Material yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,
baik yang menyangkut mutu bahan atau standar yang telah ditentukan karena
dapat mempengaruhi kualitas dari suatu bangunan. Bahan atau material yang
digunakan dalam proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
adalah sebagai berikut:

1. Besi tulangan
Tulangan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek Elevated II adalah besi ulir yang dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Diameter tulangan besi ulir yang digunakan cukup beragam yaitu D13, D16,
D25, dan D32,. Dimensi tulangan besi ulir yang ada telah disesuaikan dengan
perencanaan dan jenis pekerjaannya sebagai berikut:
a. Pemasangan tulangan pada SLAB daerah memanjang menggunakan besi ulir
D13 dan 16.
b. Pekerjaan pemasangan tulangan pada daerah melintang SLAB menggunakan
besi ulir dengan D25 dan D32.

Gambar 2.6 Besi Tulangan Ulir


2. Kawat bendrat
Kawat bendrat digunakan sebagai pengikat rangkaian besi tulangan satu
dengan besi tulangan yang lainnya. Kawat ini terbuat dari baja lunak dengan
diameter minimal 1 mm. Pemasangan kawat bendrat biasanya dilakukan pada
penyambungan tulangan dari tulangan satu ke tulangan lainnya dan sebagai
pengikat sengkang terhadap tulangan utama atau tulangan lainnya. Kawat
bendrat haruslah berkualitas yang baik dan tidak mudah putus. Kawat bendrat
dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7. Kawat Bendrat
3. Beton Ready Mix
Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek elevated II
menggunakan beton ready mix sebagai salah satu material pengecoran. Beton
ready mix adalah beton yang sudah siap untuk digunakan tanpa perlu lagi
adanya pengolahan dilapangan. Penggunaan beton ready mix dapat
mempercepat waktu pekerjaan dengan kualitas beton yang tetap terjaga.
. Beton ready mix yang sudah siap digunakan, diantar kelokasi pengecoran
dengan menggunakan truck concrete mixer yang dapat dilihat pada Gambar
2.8.

Gambar 2.8 Beton Ready Mix


4. Formwork
Formwork digunakan sebagai bahan pembuatan bekisting. Bekisting
berfungsi sebagai cetakan dalam pekerjaan pengecoran. Bahan Formwork
yang digunakan untuk membuat bekisting haruslah kedap air dan tahan
terhadap getaran vibrator. Formwork yang digunakan dalam Proyek
Pembangunan Jalan Tol jakarta-cikampek elevated II ini memiliki ketebalan 3
cm dan memiliki panjang yang berbeda-beda pada setiap pekerjaan. Formwork
dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Formwork

2.6.4 Peralatan
Peralatan merupakan suatu alat yang gunanya untuk mendukung
berjalannya suatu pekerjaan. Peralatan yang digunakan dalam proyek
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Eelvated ini memiliki kegunaan dan
fungsi masing-masing yang berbeda untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang
cepat, tepat, efektif dan efisien. Peralatan kerja yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Truck Trailer
Truck trailer (Gambar 2.17) merupakan kendaraan yang berfungsi untuk
mengangkut Steel Box Girder dari Stockyard ke lokasi proyek. Truck trailer
memiliki kapasitas max 35 ton dengan ukuran 12.5 m x 2.3 m x 2.3 m. Truk
yang digunakan pada proyek tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.1 Truk


2. Concerete Truck Mixer
Concrete truck mixer atau disebut dengan truk pengaduk beton adalah truk
yang dibelakangnya disertai dengan mesin pengaduk beton. Fungsi truk
pengaduk beton ini yaitu untuk mengangkut beton dari pabrik pembuatan beton
ready mix ke lokasi konstruksi dengan menjaga konsistensi beton agar tetap
cair dan tidak mengeras dalam perjalanan.
Jumlah truk pengaduk beton yang dibutuhkan pada setiap pekerjaan
didatangkan dari perusahaan yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan
jumlah beton ready mix yang di butuhkan. Contohnya pada pekerjaan Slab,
saat pengecoran Span Box Slab membutuhkan 20 truk pengaduk beton, Truk
pengaduk beton (Concrete truck mixer) dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.2 Truk Pengaduk Beton (Concrete truck mixer)

3. Concrete Pomp (pompa kodok)


Concrete pump adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan adonan
beton segar dari bawah ketempat pengecoran atau tempat pengecoran yang
letaknya sulit dijangkau truck mixer. Concrete pump yang digunakan pada proyek
ini merupakan milik PT. Adhimix Precast. Concrete Pump (pompa kodok) dapat
dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.3 Excavator


4. Generator Set
Generator set atau lebih sering dikenal sebagai Genset (Gambar 2.11)
merupakan mesin atau perangkat yang terdiri dari pembangkit listrik dengan
mesin penggerak guna menghasilkan suatu tenaga listrik. Proyek dilapangan
terkadang membutuhkan aliran tenaga listrik sehingga, genset merupakan
solusi yang digunakan sebagai sumber tenaga listrik di lokasi proyek tersebut.

Gambar 2.4 Generator Set (Genset)


5. Man Lift
Man Lift adalah alat angkat untuk menaikan pekerja yang lokasinya sulit
dijangkau. Man lift digunakan untuk pekerjaan dengan ketinggian diatas 5 m.
penggunaan man lift juga jauh lebih efisien dan efektif ketimbang scaffolding .
proses instalasinya cepat dan bisa langsung beroprasi di jobsite. Man Lift dapat
dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.5 Man Lift


6. Scaffolding
Scaffolding adalah struktur sementara yang digunakan unutk menyangga
bekisting balok dan plat lantai saat proses pengecoran berlangsung. Scaffolding
digunakan dalam konstruksi ataupun perbaikan gedung. Scaffolding berbahan
dasar besi yang dirangkai sedimikian rupa sehingga membentuk suatu struktur
sementara yang dapat menyangga beban yang berada diatasanya. Scaffolding
yang digunakan pada proyek ini merupakan milik PT. Acset Indonusa Tbk.
Scaffolding yang digunakan adalah scaffolding pipa. Scaffolding pipa dapat
dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.6 Service crane


7. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang digunakan pada saat pengecoran yang
berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan kedalam bekisting.
Pemadatan dilakukan guna mengeluarkan kandungan udara yang terjebak
didalam campuran beton.
Getaran yang dihasilkan oleh concrete vibrator menyebabkan campuran
beton akan menjadi lebih padat. Campuran beton yang telah melalui proses
pemadatan akan tersebar secara merata sesuai dengan spesifikasi campuran
yang diinginkan. Concrete vibrator dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Gambar 2.7 Concrete Vibrator

8. Uji Slump
Uji Slump adalah suatu metode pengujian yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan dari campuran beton segar untuk menentukan tingkat
workability-nya. Pengujian slump dilakukan setiap saat sebelum pengecoran
berlangsung dan dikerjakan dilokasi pengecoran. 1 set alat uji slump terdiri dari
kerucut abraham, tongkat pemadat, pelat uji slump, dan benda uji silinder. 1 set
alat uji slump dapat dilihat pada Gambar 2.15

Gambar 2.8 Uji Slump


9. Double Launching Girder
Double lauching girder adalah mesin serbaguna yang dirangkai dari
kumpulan baja yang berfungsi dalam pengangkatan Steel Box Girder dari truk
ke tempat dudukan yang telah ditentukan,Double launching girder ini
memiliki berat dua kali lipat dari steel box girder.Double launching girder
dapat dilihat pada gambar 2.16.
Gambar 2.9 Bucket Clearin

10. Screw Auger


Screw Auger adalah salah satu mata bor yang biasanya digunakan apabila
terdapat batu ataupun tanah keras pada titik pengeboran. Screw auger dapat
dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.10 Screw Auger


11. Pipa Casing
Casing adalah pipa baja yang digunakan untuk mencegah longsornya
dinding tanah pada lubang bor selama pekerjaan pengeboran berlangsung.
Casing dapat dilihat pada Gambar 2.18.
Gambar 2.11 Pipa Casing
12. Alat Uji Slump
Uji Slump adalah suatu metode pengujian yang digunakan untuk
menentukan konsistensi/kekakuan dari campuran beton segar untuk

menentukan tingkat workability-nya. Pengujian slump dilakukan setiap saat


sebelum pengecoran berlangsung dan dikerjakan dilokasi pengecoran. 1 set
alat uji slump terdiri dari kerucut abraham, tongkat pemadat, pelat uji slump,
dan benda uji silinder. 1 set alat uji slump dapat dilihat pada Gambar 2.19.
Gambar 2.12 Alat Uji Slump
13. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang digunakan pada saat pengecoran yang
berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan kedalam bekisting.
Pemadatan dilakukan guna mengeluarkan kandungan udara yang terjebak
didalam campuran beton.
Getaran yang dihasilkan oleh concrete vibrator menyebabkan campuran
beton akan menjadi lebih padat. Campuran beton yang telah melalui proses
pemadatan akan tersebar secara merata sesuai dengan spesifikasi campuran
yang diinginkan. Concrete vibrator dapat dilihat pada Gambar 2.20.
Gambar 2.13 Concrete Vibrator

14. Shoring
Shoring adalah susunan atau rangkaian besi berbentuk seperti pipa
silinder yang digunakan sebagai penyangga guna memberikan perkuatan pada
bekisting. Shoring akan dipasang setelah pekerjaan pemasangan bekisting
selesai dilaksanakan. Shoring dapat dilihat pada Gambar 2.21.

Gambar 2.14 Shoring

Anda mungkin juga menyukai