Anda di halaman 1dari 80

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari


Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.1.1 Latar Belakang Proyek

Proyek yang kami amati ini adalah jalan layang bebas hambatan / Jalan
Tol Depok – Antasari, Paket 2 : Brigif-Sawangan. Urbanisasi meningkat
dikarenakam Jakarta memiliki daya tarik bagi seluruh penduduk Indonesia
dalam meningkatkan kesejahteraan bagi dalam bidang ekonomi maupun
social. Dengan demikian kebutuhan kendaaran meningkat dan
bertambahnya lalu lintas yang menyebabkan kemacetan. Kondisi ini
menuntut pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana penunjang
untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas yang dihadapi oleh
penduduk Jakarta.
Karena volume lalu lintas yang di lalui kendaraan berat dan luas
jalan yang tidak seimbang, maka jalan layang bebas hambatan sebagai
alternatif pilihan yang diharapkan menjadi solusi mengurangi kemacetan di
Jakarta.

1.1.2 Lokasi Proyek

Proyek pembangunan jalan layang bebas hambatan / Jalan Tol


Depok – Antasari Paket 2 : Brigif-Sawangan.( L O K A S I )

1
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 1.1 Lokasi Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Paket 1 (Antasari –
Brigif)

2
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

1.2 Tujuan PKL

1.2.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengenali proses pelaksanaan suatu kegiatan


proyek atau indsutri konstruksi sehingga memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas agar dapat mempersiapkan diri dalam mengisi
kebutuhan dunia industry dan diharapkan dapat menjadi tenaga
pelaksana proyek yang handal.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat :
a. Menguraikan proses pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
b. Menjelaskan struktur organisasi proyek / industri konstruksi.
c. Merumuskan pembagian tugas (job description) semua personal yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
d. Menerapkan kemampuannya di proyek / industri konstruksi sesuai
dengan kemampuan yang diperoleh selama kuliah.
e. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek / industri sesuai dengan
target mutu dan ketelitian yang diperlukan.
f. Membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai engan tata cara penulisan
ilmiah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat mata
kuliah Kerja Praktik. Sedangkan tujuan dari penulisan ini adalh sebagai bahan
pembelajaran dengan terjun langsung pada proyek yang sedang berlangsung
untuk mengetahui sistematika kerja, pekerjaan teknis dan permasalahan-
permasalaan teknis di lapangan suatu pembangunan.

1.3.1 Maksud

Maksud dari proyek ini adalah mengurangi kemacetan di Jakarta dengan


membuat jalan bebas hambatan/Tol Depok-Antasari
1.3.2 Tujuan

3
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)
Tujuan dari proyek ini adalah membuat Jalan bebas hambatan/Tol Depok-
Antasari yang akan menghubungkan antara Depok dengan Antasari.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan teknis yang


sedang berlangsung di proyek yang menjadi objek studi.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan digunakan dalam menyusun laporan


praktik kerja lapangan ini diperoleh dengan beberapa metode, yaitu:
a. Observasi lapangan (Pengamatan secara visual)
Metode ini dilakukan dengan peninjauan langsung ke lapangan proyek
untuk mengamati, melihat dan mencatat informasi yang baru dan penting
dari pelaksanaan proyek yang kemudian akan dianalisi dan dipahami
proyek (Dokumen softcopy)
b. Pelaksanaan tugas selama praktik kerja lapangan
Metode ini dilakukan dengan melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pembimbing lapangan, data yang didapat merupakan data dari hasil
pekerjaan.
c. Interview (Tanya jawab)
Metode ini dilakukan dengan melakukan Tanya jawab atau komunikasi
langsung dengan pembimbing lapangan dan pihak pihak yang berperan
dalam pelaksanaan proyek

1.6 Sistematika Penulisan

a. BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang yang di amati, tujuan praktik kerja
lapangan baik tujuan umum maupun tujuan khusus, dan sistematika
penulisan.
b. BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, organisasi
perusahaan, pelaksanaan disiplin kerja dan lain-lain
c. BAB III PENGENALAN PROYEK

4
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)
Pada bab ini berisikan bagaimana prosedur mendapatkan proyek yang
sedang dijalankan, gambaran umum proyek, personalia dan organisasi
proyek, serta proses pelaksanaan proyek.

d. BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI


Pada bab ini dijelaskan mengenai kegiatan yang diamati selama PKL,
lingkup pekerjaan tugas sealama praktik, dan studi kasus yang terjadi
pada PKL.

e. BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini berisiskan kesimpulan dan saran yang di ambil dari bab -bab
sebelumnya yang didapatkan selama praktek kerja lapangan ini
berlangsung.

5
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Langkah Perseroan dimulai ketika Pemerintah Republik Indonesia
memulai tender enam ruas jalan tol Batch 1 pada 3 Januari 2005. Salah satu ruas
yang ditenderkan dalam proses tersebut ialah Depok – Antasari.

Ruas Tol Antasari – Bojong Gede sepanjang 21,55 km merupakan bagian


dari Tol Jakarta Depok Bogor Ciawi (Jadebowi). Ruas Tol Depok – Antasari
yang membentang dari Depok hingga Antasari, Jakarta ini diperkirakan akan
menelan biaya investasi USD 237 juta atau setara dengan Rp 2,2 triliun pada saat
awal perencanaan proyek. Nilai ini sudah termasuk pembangunan Ruas Tol
Antasari – Bojong Gede.

Dalam rangka mengikuti tender investasi jalan tol yang diselenggarakan


oleh Tim Pelaksana Pengadaan Investasi Jalan Tol Departemen Pekerjaan Umum
tersebut. Maka pada 28 Januari 2005 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT
Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahaan (Persero) Tbk, PT
Hutama Karya (Persero), dan PT Bosowa Trading Internasional. Perseroan
membentuk Konsorsium Citra Waspphutowa.

Nama Citra Waspphutowa sendiri merupakan akronim dari lima


pemegang saham pendiri tersebut, yakni CMNP (Citra), WK (Was), PP (pp), HK
(hut), dan Bosowa (owa). Kemudian konsorsium yang dipimpin oleh PT Citra
Marga Nusaphala Persada Tbk ini memasukkan dokumen tender untuk Ruas Tol
Depok – Antasari pada 8 Agustus 2005. Konsorsium Citra Waspphutowa
dinyatakan sebagai pemenang dalam tender tersebut sesuai dengan International
Competitive Bidding (ICB).

Keputusan ini tertuang dalam Pengumuman Pemenang Tender Investasi


Jalan Tol Depok – Antasari pada 21 Oktober 2005 yang dilansir oleh Ketua Tim
Pelaksana Pengadaan Investasi Jalan Tol, Departemen Pekerjaan Umum. Agar

6
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

dapat segera merealisasikan keputusan tender tersebut, maka pada 13 Januari


2006, para anggota konsorsium mendirikan PT Citra Waspphutowa.

Sejak awal berdiri, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami dua kali
perubahan. Perubahan pertama pada 22 Juli 2008 mengenai peningkatan modal
dasar Perseroan dari Rp 100 miliar menjadi Rp 480 miliar. Kemudian perubahan
kedua terjadi pada 23 Juni 2009 ketika mengenai perubahan Anggaran Dasar
Perseroan agar sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.

Kemudian pada 3 April 2007, Bosowa Trading Internasional melepaskan


kepemilikan sahamnya di Perseroan. Proses ini telah berjalan sesuai dengan
ketentuan dan persetujuan pemegang saham.

Perjalanan Citra Waspphutowa berlanjut ketika Hutama Karya


melepaskan kepemilikan sahamnya ke PT Waskita Toll Road pada akhir kuartal
III tahun 2015. Pelepasan saham ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol, persetujuan dari para pemegang saham lainnya, serta persetujuan dari
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku kreditur sesuai ketentuan.
Hutama Karya melepas kepemilikan sahamnya dalam rangka fokus pada
pembangunan Jalan Tol Lintas Sumatera yang ditugaskan kepada perusahaan
tersebut, sementara Waskita Toll Road fokus pada pembangunan jalan tol di
Pulau Jawa.

Keberadaan Perseroan dilandaskan pada Perjanjian Pengusahaan Jalan


Tol Ruas Depok – Antasari Nomor 191/PPJT/V/Mn/2006 (selanjutnya disebut
PPJT 2006) yang ditandatangani pada tanggal 29 Mei 2006 oleh Citra
Waspphutowa yang diwakili oleh Direktur Utama Winten Peradika dan
Pemerintah yang diwakili oleh Sekjen Pekerjaan Umum Roestam Sjarief. PPJT
2006 ini kemudian diamandemen menjadi PPJT Nomor 233/Ku.08.10-Sj/2007
pada tanggal 13 Februari 2007.

Seperti proyek infrastruktur lainnya, pembangunan Jalan Tol Depok –


Antasari juga menghadapi sederet tantangan. Tantangan terbesar yang dihadapi
Perseroan dalam menggarap pembangunan Ruas Tol Depok – Antasari ialah

7
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

terkait dana dan pengadaan tanah. Akibatnya, target pelaksanaan pembangunan


Jalan Tol Depok – Antasari bergeser dari yang telah dicanangkan dalam PPJT
2006 maupun (Amandemen) PPJT 2007.

Namun, dengan berpegang pada misi mewujudkan Tol Koridor Jadebowi,


sejak tahun 2015 Citra Waspphutowa memulai kegiatan pembangunan Ruas Tol
Depok – Antasari. Perseroan memandang bahwa keberadaan Jalan Tol Depok –
Antasari, sebagai salah satu bagian Jalan Tol Jadebowi, akan menjadi salah satu
pendorong roda perekonomian masyarakat, khususnya di Jabodetabek. Dengan
keyakinan ini, Citra Waspphutowa dengan semangat akan terus melanjutkan
pembangunan sehingga proyek ini dapat memberikan manfaat nyata bagi
masyarakat luas.

Pencanangan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari ini telah


dilaksanakan pada 8 Mei 2004, dilanjutkan proses tender jasa konstruksi yang
berujung pada penandatanganan kontrak pembangunan jalan tol senilai sekitar
Rp 2 triliun pada 23 September 2014 dengan tahapan pembangunan pada tabel
2.1.

Tabel 2.1 Tahapan Pembangunan Proyek

Depok – Antasari Panjang Pengadaan Tanah Konstruksi


Paket 1 Antasari – Brigif 6,8 km 75% 2014-2016
Paket 2 Brigif – Sawangan 6,3 km 20% 2015-2017
Paket 3 Sawangan – Bojong Gede 9,5 km 0% Maksimal
2024
Sumber : Annual Report PT Citra Waspphutowa tahun 2015

Komposisi saham CW dimiliki oleh CMNP sebesar 62,5%. Selebihnya


milik tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Hutama Karya, PT
Waskita Karya dan PT Pembangunan Perumahan Tbk dengan porsi kepemilikan
masing-masing 12,5%.

8
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

2.1.1 Identitas Perseroan

Perusahaan merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yaitu


sebuah badan hukum atau badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas yang
berfungsi sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) bagi pengembangan satu
ruas jalan tol yaitu Ruas Jalan Tol Antasari – Depok – Bogor. Konsesi
pengusahaan ruas jalan tol tersebut dilakukan dengan skema Bangun Guna
Serah atau Build Operate Transfer (BPT) selama 40 tahun terhitung sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja atau Notice to Proceed (NTP)
yang pertama, dalam kondisi SPMK diterbitkan tidak sekaligus untuk
seluruh ruas. Dengan asumsi SPMK pertama tersebut direncanakan terbit
pada pertengahan tahun 2016 dan permulaan pengoperasian bagian pertama
Jalan Tol diharapkan semester I-2017, maka konsesi pengoperasian Jalan
Tol Antasari – Depok – Bogor akan berlangsung selama 39 tahun, dimulai
sejak awal pengoperasian hingga semester I-2056. Namun demikian, di
dalam Anggaran Dasar dinyatakan bahwa Perseroan didirikan untuk jangka
waktu tidak terbatas.
Nama Perseroan:
PT Citra Waspphutowa.
Tempat/Kedudukan:
Jalan Andara No. 12 C, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta 12450.
Telepon:
021-78841310.
Fax:
021-7813682.
Tanggal Pendirian:
13 Januari 2006.
Jumlah Karyawan:
45 karyawan (per 31 Desember 2015).
Bidang Usaha:
Melaksanakan pengusahaan jalan tol, yang meliputi:
Pendanaan.
Perencanaan teknis.
Pelaksanaan konstruksi.
Pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol.

9
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Usaha lain, media luar ruang, struktur pelengkap utilitas dan atau
utilitas yang berhubungan dengan konsesi jalan tol sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Modal Dasar:
Rp 480.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Rp 400.000.000.000,00
Saham Dalam Pertepel:
Rp 80.000.000.000,00

2.1.2 Visi Perseroan


Menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) utama di dalam Citra
Group, yaitu entitas anak PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk yang
mampu menjadi Jakarta Intra Urbans Toll (JIUT) Successor. Menjadi JIUT
Successor berarti mampu mewarisi atau melanjutkan kisah sukses
Pengusahaan Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono, M.Sc. serta menggantikan
kontribusi besaran pendapatan tol dari JIUT setelah selesainya masa
konsesi di tahun 2025, dengan membangun koridor Jadebowi yang kelak
menjadi Jagorawi Kedua (second Jagorawi) bahwa akan mampu mewarisi
atau melanjutkan kisah sukses Pengusahaan Jalan Tol Jagorawi.

2.1.3 Misi Perseroan


Mewujudkan Tol Koridor Jadebowi. Mewujudkan pembangunan
prasarana jalan bebas hambatan atau tol di sepanjang koridor Jadebowi
yakni Jakarta (Blok M) – Depok – Bogor (Bogor Ring Road) – Ciawi
(Caringin/Ciawi – Sukabumi) sebagai salah satu dari 8 koridor radial jalan
tol Jabodetabek, serta mempunyai interkoneksi dengan 2 dari 4 koridor
lingkar jalan tol Jabodetabek, ditambah BORR dan Ciawi – Sukabumi.

2.1.4 Profil Pemegang Saham atau Pendiri


A. Profil PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
Perusahaan didirikan pada 13 April 1987. Perusahaan
merupakan Badan Usaha Milik Swasta pertama yang membangun,
mengoperasikan dan memelihara jalan tol yaitu ruas Cawang – Tanjung

10
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Priok (North – South Link) dan Tanjung Priok – Pluit (Harbour Road)
sepanjang 34 km. Kedua ruas tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol
Dalam Kota Jakarta sepanjang 53 km, dengan masa konsesi hingga
tahun 2025. Pada tahun 1995, CMNP menjadi badan usaha jalan tol
pertama yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan mencatatkan Rp 2
miliar saham. Pada tahun 2015, CMNP memiliki aset Rp 6,18 triliun,
dengan pendapatan tol rata-rata Rp 2,61 miliar per hari.

B. Profil PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Perusahaan didirikan pada 1 Januari 1961 sebagai salah satu


BUMN terkemuka di Indonesia yang memainkan peran utama dalam
industri jasa konstruksi nasional. Berawal dari sebuah perusahaan
Belanda bernama “Volker Aannemings Maatschappij” yang
dinasionalisasikan pada tahun 1961, Waskita Karya telah lama
berpartisipasi dalam proyek-proyek rekayasa bangunan air. Pada tahun
2012, Waskita Karya mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

C. Profil PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk

Perusahaan didirikan pada 26 Agustus 1953 dengan nama NV


Pembangunan Perumahan. Selama lebih dari lima dekade, Perusahaan
telah menjadi pemain kunci dalam industri jasa konstruksi perumahan
nasional. Sejak 1991, PT PP mendiversifikasi bisnisnya, termasuk
diantaranya pengembangan kawasan Cibubur serta pendirian beberapa
anak perusahaan melalui kemitraan.

D. Profil PT Hutama Karya (Persero)

PT Hutama Karya (Persero) awalnya merupakan perusahaan


swasta Hindia Belanda “Hollandsche Beton Maatschappij” yang
dinasionalisasi pada tahun 1961 kemudian diganti dengan nama PN
Hutama Karya. Status perusahaan berubah menjadi berbentuk PT pada
tanggal 15 Maret 1973. Hutama Karya telah menghasilkan karya
konstruksi monumental seperti Gedung DPR/MPR RI dan Monumen
Patung Pancoran.

11
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

2.2 Organisasi Perusahaan


Proyek Jalan Tol Depok – Antasari ini dimiliki oleh PT Citra
Waspphutowa. Untuk menjaga keberlangsungan proyek ini diperlukan struktur
organisasi yang merupakan sarana bersatunya pihak yang terlibat dalam
pengelolaan proyek untuk mencapai satu tujuan sesuai dengan waktu, biaya, dan
kualitas/kuantitas yang telah ditentukan. Struktur organisasi ini dikepalai oleh
Dewan Komisaris, kemudian Direktur Utama bertanggung jawab kepada Dewan
Komisaris. Direktur Utama dibantu oleh Direktur Umum, Direktur Teknik dan
Direktur Keuangan yang masing-masing memiliki bawahan seperti pada gambar
2.1.
Selain struktur organisasi di gambar 2.1 terdapat pula Struktur Organisasi
Project Management PT Citra Waspphutowa. Struktur organisasi ini dikepalai
oleh Project Manager, kemudian Deputy Project Manager bertanggung jawab
kepada Project Manager. Deputy Project Manager dibantu oleh Engineering
Supervisor, Construction Supervisor dan Controlling Supervisor yang masing-
masing memiliki bawahan seperti pada gambar 2.2.

12
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Citra Waspphutowa

13
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Project Management

14
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-lain

Adapun mengenai disiplin kerja, peraturan dan tata tertib PT Citra


Waspphutowa di lingkungan proyek dituangkan dalam Surat Perjanjian Waktu
Tertentu (PKWT) dari masing-masing karyawan, yang meliputi:
A. Kewajiban Perusahaan
1. Perusahaan mengikut sertakan karyawan dalam program BPJS
Kesehatan.
2. Perusahaan akan melindungi karyawan melalui program BPJS
Ketenagakerjaan.
3. Karyawan berkewajiban memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).
4. Perusahaan akan membayar Pajak Penghasilan (PPH 21) karyawan
dari gaji/upah bulanan.
5. Karyawan akan diberikan Tunjangan Hari Raya (THR) sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan.
6. Jumlah standar jam kerja maksimum adalah 40 jam perminggu atau
173 jam perbulan. Jam kerja tiap-tiap harinya akan ditentukan oleh
Project Manager.

B. Kewajiban Karyawan
1. Karyawan wajib mencatatkan kehadirannya pada mesin absensi dan
bila tidak dapat mencatatkan dikarenakan izin atau tugas luar agar
memberitahukan kepada perusahaan. Karyawan yang tidak bekerja
karena sakit atau keperluan pribadi harus memberitahukan pada
perusahaan secara tertulis. Hari-hari karyawan tidak bekerja baik
dengan izin ataupun tanpa izin akan diperhitungkan terhadap hak cuti
karyawan kecuali dikarenakan sakit.
2. Karyawan setuju untuk mencurahkan daya upaya dan segenap waktu
bekerjanya bagi kepentingan proyek perusahaan dan tidak melakukan
usaha lain selama masa perjanjian kerja ini berlaku. Jika perusahaan
mengetahui bahwa karyawan mempunyai pekerjaan sampingan diluar
pekerjaannya yang dinilai dapat merugikan perusahaan secara
langsung atau tidak langsung, maka perusahaan dapat memutuskan

15
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

hubungan kerja dengan karyawan.


3. Apabila karyawan melakukan kesalahan yang dinilai cukup besar
oleh perusahaan maupun pemberi tugas, maka perusahaan berhak
untuk melakukan pemutusan hubungan kerja seketika.
4. Karyawan memahami dan setuju bahwa jangka waktu hubungan kerja
antara perusahaan dengan karyawan adalah terbatas selama
penempatannya pada proyek.

C. Ketentuan Lainnya
1. Perusahaan tidak menanggung biaya mobilisasi dan demobilisasi
karyawan.
2. Perusahaan tidak menyediakan perumahan atau mess bagi karyawan
proyek.
3. Dalam melakukan tugas luar yang mengharuskan menginap diluar
tempat lokasi proyek, maka perusahaan akan mengatur tersendiri
sesuai kebijakan perusahaan.
4. Cuti akan diberikan dengan dasar satu hari kerja perbulan, dengan
catatan cuti ini tidak akan diberikan sebelum karyawan bekerja secara
tidak terputus-putus selama 3 (tiga) bulan kalender penuh. Tidak ada
sesuatu pembayaran atas cuti yang tidak digunakan serta cuti yang
tidak dipergunakan pada tahun yang bersangkutan tidak dapat
diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya. Waktu penggunaan hak
cuti harus dengan persetujuan Project Manager yang akan
menyesuaikan dengan aktivitas proyek pada waktu penggunaan hak
cuti tersebut.
5. Setelah selesainya hubungan kerja ini baik sehubungan dengan telah
selesainya penugasan karyawan pada proyek, perusahaan tidak
membayarkan pada karyawan uang pesangon.
6. Perusahaan tidak akan memberikan uang pesangon apabila karyawan
hendak mengundurkan diri dari perusahaan sebelum berakhir masa
penempatan, atau telah berakhirnya masa penugasan karyawan.
7. Dalam hal timbulnya sengketa antara karyawan dan perusahaan
akibat atau sehubungan dengan persetujuan ini dan tidak dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah, maka sengketa tersebut akan

16
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

diselesaikan melalui disnaker.


8. Bagi karyawan proyek yang tergolong tenaga teknis menengah, jika
jumlah jam kerja melebihi batasan 40 (empat puluh) jam perminggu
dalam rangka melaksanakan pekerjaan, perusahaan memberikan
tunjangan yang merupakan kompensasi terhadap kelebihan jam kerja
perbulan.

17
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

BAB III
PENGENALAN PROYEK

3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek


Penentuan kontraktor Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
ini ditentukan melalui sistem lelang terbatas yang diikuti oleh beberapa
perusahaan konstruksi dalam maupun luar negeri. Pada pelaksanaan proyek
tersebut terpilih KONSORSIUM CITRA WASPPHUTOWA sebagai kontraktor
utama yang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan proyek tersebut.

KONSORSIUM CITRA WASPPHUTOWA terdiri dari lima perusahaan


yang bekerja sama. Yaitu PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, 3 (tiga)
kontraktor BUMN di Indonesia yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) dan PT
Bosowa Trading Internasional.

3.1.1 Proses Mendapatkan Proyek Secara Umum


Setelah sebelumnya mengalami tiga kali perubahan pada Perpres
Nomor 54 Tahun 2010 yaitu Nomor 35 Tahun 2011, Nomor 70 Tahun
2012, dan Nomor 172 Tahun 2014. Awal tahun 2015 dikeluarkanlah
Perpres Nomor 4 Tahun 2015 mengenai perubahan keempat pada Perpres
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa. Maka, pemilihan
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi dilakukan dengan cara:
1. Pelelangan Umum, adalah metode pemilihan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman
resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha
yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
2. Pelelangan terbatas, adalah metode pemilihan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks,
dengan cara mengumumkan secara luas melalui media massa dan papan

18
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

pengumuman resmi dengan mencantum penyedia barang atau jasa yang


telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia
barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.
3. Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran
sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah
lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya
serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.
Pemilihan langsung dapat dilaksanakan manakala metoda pelelangan
umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya
pelelangan.
4. Penunjukan langsung, adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa.
Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara
melakukan negosiasi, baik secara teknis maupun biaya, sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung
jawabkan.
5. Swakelola, adalah pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri dengan
menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borong tenaga.
Swakelola dapat dilaksanakan oleh pengguna barang/jasa, instansi
pemerintah, kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat
penerima hibah. Jenis pekerjaan yang memungkinkan dilaksanakan
secara swakelola diantaranya adalah (a) pekerjaan yang bertujuan
meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia instansi
pemerintah yang bersangkutan; (b) pekerjaan yang bersifat rahasia bagi
instansi pengguna barang atau jasa yang bersangkutan; (c) pekerjaan
untuk proyek percontohan yang bersifat khusus untuk pengembangan
teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.

19
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

3.1.2 Proses Mendapatkan Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok –


Antasari
1. Telah ditetapkannya Konsorsium Citra Waspphutowa (masih belum
berbentuk PT) sebagai pemenang tender, oleh menteri Pekerjaan
Umum, sebagaimana dalam suratnya kepada Ketua Tim Pelaksana
pengadaan investasi jalan tol nomor JL.01.03-Mn/554 pada tanggal 17
Oktober 2005, perihal penetapan pemenang tender investasi Jalan Tol
Ruas Depok – Antasari, dengan ketentuan:
a. 4 bulan sejak ditetapkannya, telah membentuk perusahaan (PT)
jalan tol;
b. Menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT),
berdasarkan parameter investasi, ketentuan dan jadwal yang
tertuang dalam dokumen tender, serta konsisten sesuai dengan
penawaran.
2. Diumumkannya pemenang tender investasi Jalan Tol Ruas Depok –
Antasari oleh Ketua Pelaksana pengadaan investasi jalan tol,
sebagaimana dalam pengumuman pemenang tender investasi Jalan Tol
Ruas Tol Depok – Antasari Nomor 54/MD/Bh/2005 tanggal 21
Oktober 2005.
3. Anggaran Dasar PT Citra Waspphutowa telah terbentuk, sebagaimana
dalam akta nomor 10 tanggal 13 Januari 2006, dibuat dihadapan
Soegeng Santosa, notaris di Jakarta, dan telah mendapat pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia bernomor C-02650
HT.01.01TH2006 tanggal 1 Februari 2006.
4. Penandatanganan PPJT tanggal 29 Mei 2005 Nomor
191/PPJT/V/MN/2006.

3.2 Gambaran Umum Proyek

Jalan Tol Depok – Antasari yang sedang dibangun ini bertujuan untuk
mengurangi kemacetan dari pintu keluar Tol TB Simatupang (JORR). Proyek ini
terdiri dari 3 paket. Paket 1 terdapat pembuatan Simpang Susun Antasari (zona
1), Elevated Andara (zona 2), Simpang Susun Andara (zona 3) yang terletak di
daerah Antasari – Brigif sepanjang 6,8 km pada Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775.

20
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Kemudian Paket 2 sedang proses pembebasan lahan yang baru berlangsung


sebesar 20% di daerah Brigif – Sawangan sepanjang 6,3 km. Sedangkan pada
Paket 3 masih dalam proses tender yaitu di daerah Sawangan – Bojong Gede
sepanjang 9,5 km. Gambaran umum tersebut terdapat pada gambar 3.1 s/d
gambar 3.5.

Lokasi
Proyek

Gambar 3.1 Gambaran Umum Proyek Paket 1, Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775

21
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.2 Zoning Pekerjaan Sta. -1+121 s/d 1+054

Gambar 3.3 Zoning Pekerjaan Sta. 1+054 s/d 2+647

Gambar 3.4 Zoning Pekerjaan Sta. 2+647 s/d 5+775

22
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.5 Lokasi Pekerjaan Struktur

Data Umum Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Paket1,


Antasari – Brigif, Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775.
Lokasi Proyek : Jl. Antasari – Brigif, Jakarta Selatan, Indonesia.
Pemilik Proyek : PT Citra Waspphutowa.
Konsultan Supervisi : JO VK – MVB – IKU.
Kontraktor Pelaksana : Waskita – PP – HK KSO.
Nomor Kontrak : 6-SPJK-HK04.
Tanggal Kontrak : 23 September 2014.
Nilai Kontrak : Rp 1.344.926.653.988.
Waktu Pelaksanaan : 18 Bulan (540 hari).
Jenis Proyek : Jalan Tol, Ramp, Jembatan, Interchange,
Perkerasan, Beton, Tunnel.
Panjang Proyek : 6,896 km, 2 Jalur 6 Lajur.
Jenis Pekerjaan Utama : Bore Pile Ø1200mm & Ø1000mm, Tiang Pancang,
Jembatan (PCI & PCC Girder), Perkerasan Beton,
Aspal.

23
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

3.3 Personalia dan Organisasi Proyek

3.3.1 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek PT Citra Waspphutowa dikepalai oleh


Dewan Komisaris yang mempunyai bawahan-bawahan. Di samping itu
pelaksanaan proyek dikelola suatu tim manajemen yang dipimpin oleh
Project Manager, dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga
pelaksana lapangan beserta pembantu-pembantunya. Proyek Jalan Tol
Depok – Antasari ini melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT
Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan dan PT Hutama Karya dalam
pembangunan Paket Antasari – Brigif – Sawangan. Lihat gambar 3.6.

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Proyek

24
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

3.3.2 Uraian Tugas Personil

1. Project Manager
a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan), termasuk
fasilitas-fasilitas pendukungnya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
1. Memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari –
Sawangan).
2. Mengarahkan kegiatan kontraktor dan konsultan didalam
pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1
(Antasari – Sawangan).
3. Mengendalikan seluruh kegiatan pelaksanaan pembangunan
Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan) agar
sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.
b. Terselenggaranya administrasi teknik dan ketatausahaan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan penanganan proyek.
1. Mengarahkan kegiatan-kegiatan administratif yang menunjang
penanganan proyek.
2. Mengarahkan kegiatan-kegiatan penilaian hasil pekerjaan
kontraktor dan konsultan.
3. Mengendalikan kegiatan para karyawan di lingkungan proyek.
4. Mengkoordinasi dan memimpin pengaturan surat-surat keluar
dan masuk proyek untuk tercapainya tertib administrasi.
c. Tersedianya kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan jadwal
pelaksanaan dan mutu yang telah ditentukan.
1. Mengarahkan rencana kerja dan anggaran biaya penyediaan
bahan.
2. Memimpin dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
pengadaan dan pendistribusian bahan dan alat agar sesuai
dengan jadwal pelaksanaan mutu yang telah ditentukan.
3. Mengarahkan koordinasi pengendalian kegiatan pelaksanaan
pengadaan dan pendistribusian bahan dan alat.

25
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

d. Terselenggaranya kegiatan dibidang teknik kontruksi sesuai dengan


kebijakan perusahaan dan standar Badan Pengatur Jalan Tol.
1. Mengarahkan dan memimpin kegiatan di bidang Teknik
Konstruksi antara lain: pengawasan, penelitian, evaluasi dan
pengembangan sistem/metode pelaksanaan pekerjaan di
lapangan beserta penerapannya.
2. Mengendalikan seluruh kegiatan di bidang Teknik Konstruksi.
e. Terselenggaranya kegiatan di bidang penunjang konstruksi untuk
mempersiapkan pelaksanaan fisik Jalan Tol Depok – Antasari Seksi
1 (Antasari – Sawangan).
1. Mengarahkan dan memimpin di bidang kegiatan di bidang
Penunjang Proyek.
2. Mengarahkan dan memimpin koordinasi dengan pihak-pihak
luar di dalam memperlancar/mendukung kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1
(Antasari – Sawangan).
f. Pengendalian biaya, waktu, mutu dan kemajuan pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari –
Sawangan).
1. Mengarahkan dan memimpin kegiatan di bidang pengendalian
biaya, waktu dan kemajuan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan).
2. Mengendalikan seluruh kegiatan di bidang pengendalian biaya,
waktu, mutu dan kemajuan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan).
g. Tersedianya rencana kerja dan anggaran biaya divisi-divisi di dalam
proyek.
1. Mengarahkan penyusunan rencana kerja dan anggaran biaya
divisi-divisi di dalam proyek.
2. Mengendalikan pelaksanaan rencana kerja dan penggunaan
biaya agar efisiensi dan efektifitas tercapai.

26
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

2. Deputy Project Manager


a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan), apabila Project
Manager berhalangan, sesuai dengan wewenang yang telah
dilimpahkan.
1. Mengarahkan dan memimpin pelaksanaan pembangunan Jalan
Tol Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan).
2. Mengendalikan kegiatan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol
Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan) agar sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Project Manager.
b. Terselenggaranya kegiatan sehari-hari pelaksanaan pembangunan
Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan).
1. Mengarahkan dan memimpin kegiatan-kegiatan sehari-hari
pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1
(Antasari – Sawangan).
2. Mengendalikan kegiaan-kegiatan rutin operasional pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari –
Sawangan).
c. Terselenggaranya koordinasi kegiatan antar divisi proyek di dalam
pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1
(Antasari – Sawangan).
1. Mengarahkan kegiatan antar divisi-divisi proyek di dalam
pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan rencana kerja dan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Project Manager.
2. Mengkoordinasikan dan menyelesaikan permasalahan teknis di
lingkungan proyek.
d. Terselenggaranya koordinasi kegiatan dengan pihak-pihak
konsultan, kontraktor, dan pemasok agar terjamin kelancaran tugas-
tugas pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1
(Antasari – Sawangan).
1. Mengarahkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan konsultan,
kontraktor dan pemasok agar tercapai kelancaran tugas-tugas
pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Seksi 1

27
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

(Antasari – Sawangan), sesuai dengan rencana kerja dan


kebijakan yang telah ditetapkan oleh Project Manager.
2. Mengendalikan kegiatan rutin operasional antar divisi-divisi
proyek di dalam pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Depok –
Antasari Seksi 1 (Antasari – Sawangan) secara korektif maupun
preventif, sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Project Manager.
e. Terselenggaranya ketatausahaan dan tertib administrasi di
lingkungan proyek.
1. Mengawasi dan mengendalikan kedisiplinan sehari-hari
karyawan di lingkungan proyek.
2. Mengkoordinasi penilaian karyawan secara periodik d
lingkungan proyek.

3. Project Engineering Supervisor


a. Terselenggaranya pengawasan, penelitian, dan evaluasi terhadap
hasil-hasil/produk-produk Konsultan Perencana dan Konsultan
Value Engineering.
1. Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran biaya pada unit
kerjanya.
2. Mengadakan pemeriksaan, penelitian dan evaluasi terhadap
hasil/produk perencanaan Konsultan Perencana dan redesign
Konsultan Value Engineering.
3. Mengkoordinir kegiatan evaluasi metode pelaksanaan yang
diajukan/digunakan Kontraktor dan membuat alternatif-
alternatif lain untuk mendapatkan sistem yang lebih tepat dan
efektif.
4. Mengkoordinir pemeriksaan dan evaluasi gambar-gambar kerja
(Shop Drawing) dan As Built Drawing Kontraktor.
b. Terselenggaranya evaluasi dan pengembangan terhadap petunjuk
dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
1. Mengadakan evaluasi terhadap spesifikasi kontrak yang dipakai
sebagai dasar dan petunjuk pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor.

28
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

2. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja “Project


Construction” dan “Project Control & Monitoring” dalam
memantau penerapan spesifikasi kontrak.
3. Mengadakan koreksi dan pengembangan terhadap petunjuk dan
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan untuk kontraktor.
c. Terselenggaranya pengendalian kegiatan di dalam unit kerja yang
dipimpinnya.
1. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan seluruh kegiatan
dalam unit kerja “Project Engineering”.
2. Mengendalikan biaya operasional di lingkungan unit kerja
“Project Engineering” dan memeriksa laporan
pertanggungjawaban.
d. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan yang berkaitan
dengan penanganan proyek.
1. Mengkoordinasikan pengarsipan dokumen serta data proyek.
2. Mengkoordinasikan kegiatan monitoring, pengadaan dan
pendistribusian dokumen dan data proyek
3. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan seluruh kegiatan
administrasi proyek dan kontrak.
4. Mengendalikan dan mengkoordinasi penyusunan laporan di
lingkungan unit kerja “Project Engineering”.
e. Terselenggaranya dokumen dan bahan penunjang kontrak.
1. Mempersiapkan dokumen kontrak untuk Kontraktor, Konsultan
dan Konsultan Spesialis.
2. Meneliti isi dokumen kontrak agar sesuai dan tidak bertentangan
dengan kontrak.
3. Mempersiapkan konsep Addendum (perubahan) Kontrak.
4. Memonitor pelaksanaan kontrak.
5. Mempersiapkan Notice of Change (NOC).
6. Mempersiapkan Change Contract Order (CCO).
7. Mempersiapkan bahan-bahan pembuatan Berita Acara baik
untuk Kontrak maupun Surat Perintah Kerja.

29
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

4. Project Construction Supervisor


a. Penyiapan lokasi agar pelaksanaan pekerjaan fisik dapat dimulai.
1. Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan survey utilitas dan
bangunan sipil di lapangan/lokasi pekerjaan.
2. Memimpin dan mengkoordinasi penyusunan laporan hasil
survey utilitas dan bangunan sipil dan merekomendasikan
alternatif-alternatif pemecahan kepada Project Manager.
3. Memimpin dan mengarahkan penyelesaian masalah-masalah
utilitas, pembebasan tanah, iklan dan rambu lalu lintas dan
instansi terkait.
4. Mengadakan, evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada
Project Manager terhadap penyelesaian masalah-masalah
utilitas, pembebasan tanah, iklan dan rambu lalu lintas yang
berada di lokasi pembangunan.
5. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait untuk masalah-
masalah utilitas, iklan dan rambu lalu lintas dalam rangka
pembangunan jalan tol.
b. Terselenggaranya lalu lintas yang tertib dan lancar selama
pelaksanaan konstruksi.
1. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait demi kelancaran
lalu lintas.
2. Mengawasi, mengendalikan dan membuat laporan pelaksanaan
kegiatan ketertiban lalu lintas selama pembangunan/proyek.
c. Terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang sudah
ditetapkan.
1. Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran biaya pada unit
kerjanya.
2. Mengawasi seluruh jalannya pelaksanaan pekerjaan fisik di
lapangan.
3. Mengawasi penerapan metode-metode pelaksanaan pekerjaan
kontraktor, sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam
kontrak.

30
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

4. Mengendalikan dan memeriksa persiapan pelaksanaan


pekerjaan kontraktor agar tidak terjadi hambatan pelaksanaan.
5. Mengadakan pemeriksaan pekerjaan lapangan kontraktor.
6. Mengadakan pemeriksaan dan mengevaluasi mutu pekerjaan
kontraktor termasuk mutu bahan/material yang dipakai.
7. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan kontraktor terhadap
rencana kerja yang dibuat.
8. Mengadakan pengukuran volume atas hasil pekerjaan kontraktor
di lapangan.
9. Membantu kontraktor dalam memecahkan dan memberikan
alternatif persoalan teknis di lapangan.
d. Tersedianya pelaporan-pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
1. Mencatat, menyiapkan laporan harian dan prosedur penentuan
lainnya yang diinstruksikan Project Manager.
2. Mengadakan pengecekan dan evaluasi terhadap kwant itas dan
kwalitas pekerjaan yang dicantumkan dalam laporan.
3. Mengkoordinasi pembuatan laporan, memeriksa dan
mengevaluasi hasil-hasil pengujian di laboratorium.
4. Meneliti, mengevaluasi rencana kerja kontraktor serta
memberikan saran-saran operasional.
5. Mencatat, menyimpan dan verifikasi dokumen hasil
pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut waktu, kwantitas dan
kwalitas.
6. Melakukan koordinasi dengan unit kerja “Project Control dan
Monitoring” dalam hal pengendalian waktu dan biaya.
e. Terselenggaranya pengendalian terhadap construction.
1. Mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan, pengawasan,
pemeriksaan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
2. Mengendalikan biaya operasional di lingkungan unit kerja
“Project Construction” dan memeriksa laporan
pertanggungjawaban.

31
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

5. Project Control dan Monitoring Supervisor


a. Terselenggaranya pengendalian terhadap seluruh kegiatan di dalam
unit kerja yang dipimpinnya dan koordinasi antar unit kerja terkait
di lingkungan proyek, yang meliputi pengendalian waktu, biaya
pelaksanaan, dan sistem informasi proyek.
1. Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran biaya pada unit
kerjanya.
2. Mengkoordinir pengendalian waktu pelaksanaan proyek, yang
meliputi kegiatan-kegiatan:
- Mengumpulkan data, menganalisa dan mengevaluasi jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
- Mengumpulkan data, menganalisa dan mengevaluasi hasil
pelaksanaan pekerjaan dan pengendaliannya.
- Membuat alternatif-alternatif dan usulan untuk
penanggulangan dan pengendalian kelambatan pelaksanaan
pekerjaan kontraktor.
3. Mengkoordinir pengendalian biaya pelaksanaan proyek, yang
meliputi kegiatan-kegiatan:
- Menyusun perencanaan anggaran proyek.
- Mengumpulkan data, menganalisa dan mengevaluasi
realisasi biaya pelaksanaan proyek.
- Membuat alternatif-alternatif dan usulan-usulan untuk
pengendalian biaya pelaksanaan proyek.
4. Mengevaluasi seluruh laporan volume pekerjaan yang telah
dilaksanakan Kontraktor dan Konsultan Pengawas serta
membantu Project Manager menerbitkan Monthly Certificate.
5. Memimpin dan mengkoordinasi pembuatan format-format
pelaporan yang diperlukan untuk divisi-divisi proyek sesuai
tugas dan kewajibannya guna mengumpulkan analisa dan
evaluasi data serta penyusunan Sistem Informasi Manajemen
Proyek.
6. Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pengolahan data untuk
sistem pelaporan pada setiap unit kerja Manajemen Proyek.

32
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

7. Memimpin dan mengawasi pengolahan data untuk Sistem


Informasi Manajemen Proyek.
8. Memimpin pembinaan teknis operasional dalam pembuatan
program Komputer Sistem Informasi Manajemen Proyek.
9. Memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi penyusunan serta
penyajian informasi proyek untuk keperluan-keperluan proyek,
perusahaan atau informasi keluar yang berkaitan dengan
kegiatan proyek.
10. Mengkoordinir kegiatan antar unit kerja agar dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek sesuai rencana yang telah ditetapkan.
b. Terselenggaranya kegiatan yang berkaitan dengan rencana
pengoperasian jalan tol.
1. Melaksanakan reevaluasi/evaluasi terhadap sistem operasi.
2. Mempersiapkan/mengkoordinasikan pembuatan sistem
prosedur, manajemen dan sistem informasi.
3. Mempersiapkan/mengkoordinasikan pembuatan rencana teknis
peralatan jalan tol.
4. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan peralatan jalan tol.
c. Terselenggaranya bidang kesekretariatan dan tertib administrasi
kepegawaian di lingkungan proyek.
1. Memimpin dan mengkoordinasi pengaturan surat-surat keluar
dan masuk di lingkungan proyek.
2. Terselenggaranya tata persuratan dan tata kearsipan surat-surat
dinas di lingkungan proyek.
3. Terselenggaranya administrasi kepegawaian dan
mengkoordinasi pengarsipan dokumen kepegawaian seluruh
unit kerja di lingkungan proyek.
4. Mengadakan koordinasi dengan Divisi SDM demi kelancaran
pelaksanaan proyek.
5. Tersedianya dan pengelolaan kas kecil proyek.
d. Terselenggaranya ketersediaan barang/inventaris dan administrasi
umum di lingkungan proyek.

33
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

1. Mengadakan koordinasi dengan Divisi Umum berkenaan


kebutuhan/pengadaan barang/aset dan ATK keperluan kantor
proyek.
2. Terselenggaranya tertib inventarisasi aset kantor proyek.
e. Terselenggaranya administrasi tagihan/permintaan pembayaran
pihak kontraktor dan konsultan.
1. Mengkoordinir pemeriksaan dan evaluasi kelengkapan
administrasi tagihan (Sertifikat/invoice) yang diajukan oleh
Kontraktor, Konsultan dan Pemasok (jika ada).
2. Mempersiapkan dan menyusun Surat permintaan pembayaran
(MC/Invoice) yang diajukan Kontraktor, Konsultan dan
Pemasok yang sudah disetujui Project Manager.

3.4 Proses Pelaksanaan Proyek

Proses pelaksanaan pada proyek pembangunan Jalan Tol Depok –


Antasari Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775).

1. Pekerjaan Pembersihan Lahan


Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran,
pembuangan lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta
pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja,
kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau
yang harus dipindahkan sesuai ketentuan. Alat berat yang digunakan
untuk pembersihan lahan itu sendiri yaitu bulldozer, excavator dan dump
truck seperti pada gambar 3.7.

34
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.7 Mobililasi untuk Pembersihan Lahan

2. Pekerjaan Galian
1. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan
sementara dari papan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
2. Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, pekerjaan galian
dilakukan setelah pekerjaan pembongkaran dan pembersihan
tempat kerja selesai dilakukan pada areal tertentu.
3. Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan
terlebih dahulu.
4. Selama pekerjaan galian berlangsung, jika ditemukan adanya
sumber air maka di area yang rawan genangan air dibuatkan
saluran pembuang, agar lokasi pekerjaan tetap kering.
5. Proteksi akan diberikan pada area yang membutuhkan perkuatan
untuk menghindari terjadinya longsoran tanah setempat.
6. Pekerjaan galian dilaksanakan hingga mencapai level rencana
sesuai gambar kerja yang telah disetujui.
7. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan kombinasi
antara excavator untuk menggali dan memindahkan tanah hasil
galian serta dump truck untuk transportasi tanah ke lokasi
pembuangan (disposal area) atau tempat timbunan sesuai
spesifikasi dan atas izin direksi. Ilustrasi seperti pada gambar 3.8.

35
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.8 Pekerjaan Galian

3. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan timbunan yang dimaksud dalam pembahasan pada bab
ini adalah pekerjaan timbunan tanah jalan utama.
1. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan
sementara dari papan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
2. Pembersihan lokasi timbunan dari semua bahan yang tidak
diperlukan.
3. Pengangkutan material timbunan ke lokasi timbunan. Sesuai
spesifikasi atau seijin Direksi.
4. Penghamparan material timbunan dengan ketebalan masing
masing lapisan material timbunan sama tebalnya.
5. Pemadatan timbunan dimulai dari tepi luar dan bergerak menuju
ke arah sumbu jalan.
6. Pengendalian mutu berupa uji kepadatan. Ilustrasi seperti pada
gambar 3.9.

36
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.9 Pekerjaan Timbunan

4. Pekerjaan Bored Pile


1. Set Up peralatan preboring dengan auger dan Kelly bar sampai
kedalaman tertentu.
2. Penempatan temporary steel casing pada lubang.
3. Pengeboran dengan bucket auger sampai kedalaman yang telah
direncanakan.
4. Proses (cleaning) pembersihan lumpur dari lubang.
5. Kondisi lubang pondasi yang bersih dari lumpur siap untuk
pengecoran.
6. Pemasangan tulangan baja ke dalam lubang dan sistem
sambungan dengan las.
7. Pemasangan pipa tremi untuk pengecoran.
8. Selama pengecoran, jarak antara pipa tremi dan permukaan beton
min. 2m.
9. Batas berhenti pengecoran adalah 1 m di atas elevasi pemotongan
bored pile.
10. Pengecoran bored pile selesai, menunggu beton mengeras untuk
proses selanjutnya. Ilustrasi seperti pada gambar 3.10a s/d 3.10c.

37
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.10a Prosedur Pelaksanaan Pengeboran Bored Pile

38
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.10b Prosedur Persiapan & Pengecoran Bored Pile

Gambar 3.10c Pekerjaan Bored Pile

39
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

5. Tes PDA
Setelah pekerjaan pengecoran pondasi bored pile selesai,
dilakukan pengetesan dengan menggunakan cara statis dan dinamis.
Pengujian dinamis dilakukan menggunakan tes PDA. Sedangkan
pengujian statis merupakan uji pembebanan (Loading Test) guna
mengetahui adanya penurunan ataukah tidak berdasarkan ketentuan yang
disyaratkan. Lihat gambar 3.11.

Gambar 3.11 Tes PDA

6. Pekerjaan Footing/Pile Cap


Pekerjaan pile cap bisa dilaksanakan setelah pekerjaan bored pile
selesai. Urutan pekerjaan pile cap untuk masing-masing item (lihat
gambar 3.12a – 3.12b):
1. Penggalian pondasi/footing.
2. Pemotongan kepala bore pile.
3. Pembuatan lantai kerja/lean concrete.
4. Pemasangan pembesian.
5. Pemasangan bekisting.
6. Pengecoran pile cap.

40
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Mulai

Pekerjaan Persiapan

Galian Struktur

Pemotongan Kepala Tiang Lantai Kerja

Persiapan Pekerjaan Footing

Pembesian

Pemasangan Bekisting

Pengecoran

Selesai

Gambar 3.12a Flowchart Pekerjaan Footing

41
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.12b Tahapan Pekerjaan Footing

7. Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom/pier pada Proyek Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 (Sta. -01+121.480 s/d Sta. 05+775.247) dapat dilaksanakan
setelah pekerjaan pile cap. Pekerjaan kolom dimulai dari pemasangan
besi, pemasangan bekisting dan pengecoran. Kolom yang akan dicor
diberi supporting untuk menjaga agar tidak ada keruntuhan/kebocoran
pada saat pengecoran akibat getaran vibrator. Tahapan berikut
menjelaskan mengenai pekerjaan kolom (lihat gambar 3.13):
1. Pemasangan besi.
2. Pemasangan bekisting.
3. Pekerjaan pengecoran.
4. Pembongkaran bekisting.
5. Curing.

42
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.13 Tahapan Pekerjaan Kolom

8. Pekerjaan Pier Head


Pekerjaan pier head dapat dilaksanakan setelah pekerjaan kolom.
Pekerjaan pier head dimulai dari pemasangan besi, pemasangan bekisting
dan pengecoran. Pier head yang akan dicor diberi supporting untuk
menjaga agar tidak ada keruntuhan/kebocoran pada saat pengecoran
akibat getaran vibrator. Tahapan berikut menjelaskan mengenai
pekerjaan pier head (lihat gambar 3.14):
1. Pemasangan shoring & bekisting pier head bawah (base form).
2. Pembesian dan pemasangan ducting kabel stressing.
3. Pemasangan bekisting pier head samping (side form).
4. Pengecoran pierhead.
5. Pembongkaran bekisting samping.
6. Curing beton.

43
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.14 Pekerjaan Pier Head

9. Pekerjaan PCI Girder


Untuk struktur girder pada Pembangunan Jalan Tol Depok –
Antasari Paket 1 (Sta. -01+121.480 s/d Sta. 05+775.247) ini
menggunakan struktur tipe I Girder dan C Girder. Pekerjaan I Girder
maupun C Girder terdiri dari pengadaan material, stressing dan erection.
Penyedia Jasa akan memaksimalkan pekerjaan girder dalam segi efisiensi
waktu dan biaya, sementara volume lalu lintas cukup padat. Lihat gambar
3.15 – 3.16.

44
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.15 Urutan Kerja Stressing Girder

Urutan kerja erection girder dengan crane

45
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.16 Urutan Kerja Erection Girder

10. Pekerjan Diafragma


Setelah balok girder diletakkan pada tempatnya, maka pekerjaan
pembesian diafragma segera dirakit, dilanjutkan dengan pemasangan
bekisting, apabila sudah selesai dengan ketentuan akan dilakukan
pengecoran. Tujuan dipasang diafragma adalah untuk menyatukan antar
girder agar menjadi satu kesatuan kaku. Lihat gambar 3.17

START START
(Middle Diapragm) (End Diapragm)

Diapragm Rebar Install Scafolding

Bottom Form & Support Anchor Cap Installation

Side Form & Support Bottom Form & Support

Concrete Placing Diapragm Rebar

46
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

FINISH Side Form & Support

Concrete Placing

FINISH

Gambar 3.17 Flowchart Pekerjaan Diafragma

11. Pekerjaan Deck Slab


Pekerjaan deck slab dikerjakan setelah semua steel deck/precast
slab/RC plate terpasang dan juga bekisting slab tepi. Pekerjaan deck slab
dimulai dengan pemasangan besi sesuai shop drawing. Setelah besi
terpasang, selanjutnya dilakukan pengecoran. Suplai beton dari batching
plant, dibawa ke lokasi menggunakan concrete truck mixer. Penuangan
beton menggunakan concrete pump, perataan menggunakan electric
concrete vibrator. Lihat gambar 3.18.

START

Fabrication of Pre-cast R.C. Plate

Install R.C. Plate

Hanging Formwork
Deck Slab Rebar Prepare Deck Drain Block-out
for Outer Slab

Placing Concrete

FINISH

Gambar 3.18 Flowchart Pekerjaan Deck Slab

47
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

12. Pekerjaan Rigid Pavement


Pada proyek ini, lapisan perkerasan yang digunakan adalah
perkerasan rigid atau perkerasan yang solid dengan menggunakan bahan
beton. Pekerjaan rigid ini akan dilakukan dengan cara cor langsung di
tempat (cast in situ). Tahapan untuk melaksanakan perkerasan
beton/concrete pavement (lihat gambar 3.19):
1. Persiapan tanah dasar dan pemadatan serta tes kepadatan
tanah.
2. Pekerjaan lantai kerja/lean concrete.
3. Persiapan bekisting.
4. Pekerjaan penulangan/dowel.
5. Pekerjaan pengecoran.
6. Pekerjaan perawatan beton/curing.

Gambar 3.19 Pekerjaan Rigid Pavement

48
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

13. Pekerjaan Marka Jalan


Tahapan pekerjaan marka jalan (lihat gambar 3.20):
1. Pekerjaan marking.
2. Pengecekan kondisi road marking equipment.
3. Pembersihan permukaan yang akan dicat sampai bersih, kering dan
kemudian dilakukan pre-marking.
4. Pencampuran material marka. Material berupa thermoplastic
bercampur glass beads.
5. Pengecekan ketebalan lapisan cat marka sesuai spesifikasi teknis.
6. Pengecatan marka dengan menggunakan road marking equipment.

Gambar 3.20 Pekerjaan Marka Jalan

3.5 Rencana Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (RMK3L)

Rencana Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (RMK3L)


Proyek merupakan gambaran untuk memenuhi komitmen perusahaan yaitu,
untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan seluruh komunitas yang berhubungan

49
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

dengan seluruh kegiatan Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775) dengan cara
mengendalikan setiap risiko terhadap Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (MK3L) sehingga akan dihasilkan proses kerja dan produk yang
berkualitas, sehat dan aman baik terhadap manusia maupun lingkungan.

Rencana Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan


merupakan integrasi pemenuhan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000,
OHSAS 18001 dan ISO 14001 yang dituangkan dalam prosedur yang dapat
digunakan untuk melihat, memeriksa, mengkaji, menilai, mengukur efektifitas,
mengetahui ketaatan atau kepatuhan petugas selama proses pelaksanaan proyek.
Lihat gambar 3.21 – 3.22.

Gambar 3.21 Safety Management Plan

50
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.22 Rambu-Rambu dan Perlengkapan

3.5.1 Pelaksanaan Program K3


1. Perencanaan Program K3
Menetapkan tujuan pelaksanaan K3: Zero Fatal Accident.
Identifikasi bahaya (Risk Assesment), berdasarkan jenis
pekerjaan, lokasi pekerjaan dan metode pelaksanaan.
Membuat program K3:
- Penyampaian program K3 proyek termasuk peraturan
proyek (orientasi, induksi, meeting, papan pengumuman,
poster, rambu).
- Perencanaan pelatihan: penggunaan alat safety, pemadam
kebakaran, penanganan material berbahaya, penggunaan alat
angkat, penanganan situasi darurat, metode pelaksanaan
pekerjaan, first aid. Lihat gambar 3.23.

51
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 3.23 Flowchart Menetapkan Penanganan Kecelakaan

2. Pelaksanaan K3 Proyek
Meeting Bulanan: Dihadiri manajemen kontraktor dan seluruh
pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan proyek.
- Menyampaikan progress safety, review bulan sebelumnya,
target bulan berikutnya.
- Memberikan penghargaan best safety performance.
- Menyampaikan detail pencegahan kecelakaan (bila ada).
- Inspeksi safety bulanan.
Meeting Mingguan: Dihadiri oleh supervisor, site engineer,
safety patrol, tim tanggap darurat, safety manager.

52
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

- Konfirmasi pelaksanaan K3 sebelum pekerjaan dimulai,


pemakaian APD dan alat bantu lainnya.
- Penjelasan tentang kondisi bahaya, bahaya yang baru
ditemukan dalam assessment, pencegahan yang harus
dilakukan, penanggung jawab yang ditetapkan.
- Pengelolaan barrak pekerja, kebersihan sanitasi, kebersihan
lokasi kerja, rencana pencegahan penyakit menular,
pencegahan HIV/AIDS.
Meeting Harian: Dihadiri oleh pekerja dalam satu kelompok
kerja dan Site Engineer/Safety Officer sebelum memulai
pekerjaan.
- Menjelaskan rencana kerja harian dan potensi bahaya dalam
pekerjaan.
- Menjelaskan standar safety dalam bekerja.
- Check pengunaan APD dan kelengkapan lainnya.
3. Safety Control
Inspeksi Harian: heavy equipment, kondisi pelaksanaan
pekerjaan terkait safety, house keeping.
- Hasil temuan segera dibuatkan instruksi kepada penanggung
jawab pekerjaan untuk segera diperbaiki (pada saat rapat
harian jam 13.00).
- Memberikan ataupun menolak ijin kerja untuk pekerjaan
berisiko tinggi.
Inspeksi Bulanan: joint inspeksi bersama konsultan pengawas.
- Hasil temuan segera di informasikan kepada penanggung
jawab pekerjaan untuk segera melakukan perbaikan/koreksi,
dibuatkan target penyelesaian dan dipantau pelaksanaannya.
Audit Internal & Audit Eksternal: dari Head Office Waskita-PP-
HK KSO.
4. Tindakan Perbaikan & Peningkatan Secara Berkesinambungan
Temuan ketidaksesuaian dari inspeksi harian, inspeksi bulanan,
audit internal dan audit eksternal akan menjadi bahan evaluasi

53
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

pihak manajemen untuk melaksanakan tindakan preventif dan


pengembangan sistem K3.
Komitmen manajemen dalam pelaksanaan program K3 akan
selalu ditingkatkan.
Kejadian kecelakaan di proyek lain akan selalu diinformasikan
dan dibuat tindakan preventif di Proyek Depok – Antasari,
demikian pula sebaliknya.

3.5.2 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Berkomitmen untuk:
1. Membangun lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif bagi
seluruh karyawan dan orang lain (termasuk pihak ke-3 dan
pengunjung) di tempat kerja.
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang
berlaku dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen
dan Kinerja K3 guna meningkatkan budaya K3 yang baik di tempat
kerja.

Untuk mencapainya, akan dilakukan:


1. Membangun dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berkelanjutan serta sumber daya yang relevan.
2. Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya terkait K3.
3. Memberikan pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan dan
Kesehatan Kerja kepada tenaga kerja untuk meningkatkan kinerja
K3 perusahaan.

54
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok –
Antasari Paket 1 (Antasari – Brigif):

Panjang : 6.897 km.


- Elevated : 1.579 km (Sta 1+062 – Sta 2+641).
- At Grade : 3.969 km.
Kecepatan Rencana : 80 km/jam.
Lebar Lajur : 3.50 m.
Jumlah Lajur : 2 arah x 3 @ 3.50 m.
Lebar Bahu Luar : 2.50 m (Flexible Pavement).
Lebar Bahu Dalam : 0.50 m (Rigid Pavement).
Median : 2.00 m (termasuk barrier).
Jumlah Simpang Susun : 1 buah (Antasari IC).
Jumlah On/Off Ramp : 4 Lokasi (Gerbang Utama, Andara 1, Andara 2
dan Brigif).
Struktur Perkerasan : Perkerasan Kaku (Rigid Pavement).
Jembatan dan Bangunan Struktur.
- Jembatan Main Road : 2 Lokasi (Kali Krukut 1 dan 2).
- Elevated : 1 Lokasi (Andara).
- Underpass : 3 Lokasi (Portal Tunnel Jl Terrin, simpang
susun 2 buah.
- Pedestrian Bridge : 6 Lokasi (Antasari Barat & Timur, Andara 1,2,
Kranji, Brigif 1).
- Frontage Road : 2 Lokasi (Antasari, Andara).
Tol Plaza : 1 Lokasi (Cilandak).
Sistem Pengumpulan Tol : Tertutup (Closed System).

55
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Lingkup pekerjaan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok –


Antasari Paket 2 (Brigif – Sawangan):

Panjang : 6.265 km.


- Elevated :-
- At Grade : 5.923 km.
Kecepatan Rencana : 80 km/jam.
Lebar Lajur : 3.50 m.
Jumlah Lajur : 2 arah x 3 @ 3.50 m.
Lebar Bahu Luar : 2.50 m (Flexible Pavement).
Lebar Bahu Dalam : 0.50 m (Rigid Pavement).
Median : 2.00 m (termasuk barrier).
Jumlah Simpang Susun : 1 buah (Krukut IC).
Jumlah On/Off Ramp : 2 Lokasi (Brigif, Sawangan).
Struktur Perkerasan : Perkerasan Kaku (Rigid Pavement).
Jembatan dan Bangunan Struktur.
- Jembatan Main Road :-
- Overpass : 3 Lokasi (Brigif, pipa gas, Krukut).
- Underpass : 1 Lokasi (Portal Tunnel Aqua Duct Pendowo).
- Pedestrian Bridge : 2 Lokasi (Brigif 2, Sawangan 1).
- Frontage Road : 2 Lokasi (Brigif, Sawangan).
Tol Plaza :-
Sistem Pengumpulan Tol : Tertutup (Closed System).

4.2 Pekerjaan yang Diamati


Praktik Kerja Lapangan (PKL) berlangsung dari tanggal 20 Juni – 19
Agustus 2016 atau 54 hari kerja, selama rentang waktu tersebut terdapat uraian
pekerjaan pada kurva S rencana (lampiran 5) seperti struktur beton, drainase,
perkerasan, dan lapis pondasi agregat. Namun, pada kurva S pelaksanaan selama
PKL berlangsung item pekerjaannya terdiri dari struktur beton (bored pile,
footing, kolom, pier head, girder) dan drainase. Dari uraian itu, kami mengamati
pekerjaan struktur beton yaitu pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) dan
pekerjaan Footing.

56
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

4.2.1 Pekerjaan Bored Pile

Pondasi bored pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk


tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari
permukaan tanah sampai lapisan tanah keras dibawahnya. Secara
konstruksi, struktur pondasi pada jembatan ini menggunakan tiang bor
beton ukuran diameter 1000 mm dan 1200 mm dan rata-rata kedalaman
rencana bore 20-30 m.
Dalam pelaksanaannya, peranan yang sangat penting dari pekerjaan
jembatan ini adalah pekerjaan pondasi bored pile. Kegiatan ini sangat
menentukan penyelesaian waktu pelaksanaan pekerjaan diatasnya antara
lain seperti footing. Shop drawing pekerjaan bored pile terdapat pada
lampiran 3.

A. Alat yang Digunakan


Tabel 4.1 Daftar Alat untuk Pekerjaan Bored Pile
Alat yang Digunakan Beserta Jumlahnya

Excavator (1 unit) Temporary Casing (1 unit)

Dump Truck (1 unit) Pompa Air (1 set)

Theodolite (1 unit) Bar Bender ( 1 unit)

Measuring Tape (1 unit) Bar Cutter (1 unit)

Crawler Crane (1 unit) Mesin Las (1 set)

Rig Bor (1 unit) Generator set (1 set)

Auger (1 unit) Pipa Tremi (1 set)

Bucket (1 unit) Concrete Pump (1 unit)

Cleaning Bucket (1 unit) Lightning Equipment (1 ls)


Sumber: Hasil Pengamatan di Proyek

Pekerjaan bored pile ini memerlukan urutan dari langkah-langkah


kerja seperti yang tampak dalam bagan alir berikut (lihat gambar 4.1):

57
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.1 Flowchart Pekerjaan Bored Pile

58
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

B. Tahapan Proses Pekerjaan Bored Pile


1. Pembersihan Lokasi.
2. Penentuan Titik Lokasi Bor.
3. Pengeboran.
4. Pembersihan Lumpur.
5. Kontrol Kedalaman.
6. Pemasangan Pembesian Tulangan.
7. Pemasangan Pipa Tremi.
8. Pengecoran dan Pengangkatan Casing.
9. PDA Test.

1. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi proyek dilakukan sebelum pekerjaan
dimulai, pembersihan lokasi ini bertujuan agar mempermudah
tahapan pekerjaan selanjutnya, yaitu dengan membersihkan semak
belukar, tanaman pagar dan benda-benda lainya termasuk ilalang,
rumput liar dan tanaman liar lainnya, kotoran dan material yang
tidak layak berada di area yang direncanakan, dengan
menggunakan excavator, yang kemudian dibuang menuju ke
lokasi sementara. Apabila terdapat material yang terlalu banyak
maka material tersebut diangkut menggunakan dump truck dan
dipindahkan ke tempat lain sejauh lebih dari 100 meter dari lokasi
proyek. Lihat gambar 4.2.

Gambar 4.2 Pembersihan Lokasi dengan Excavator

59
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

2. Penentuan Titik Lokasi Bor


Pada proses ini bertujuan untuk menentukan dimana posisi
yang akan di bor, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pengeboran (salahnya titik koordinat yang telah ditentukan).
Setelah mendapatkan titik koordinat yang direncanakan surveyor,
maka diberikan tanda bahwa titik tersebut telah tepat pada
koordinat yang ditentukan.

Berikut ini adalah cara menentukan titik lokasi bor:

a. Surveyor dan total station berada pada titik BM (Bench


Mark). Untuk menempatkan titik pertama kali dibutuhkan titik
bantuan. Titik bantuan ini harus ada pada shop drawing.
b. Arahkan total station yang sudah diatur levelingnya ke titik
bantuan, set arah balik bantuan (0,0).
c. Surveyor memulai pengukuran dengan masukkan tinggi alat
dan koordinat tempat berdiri alat. Setelah koordinat tempat
berdiri alat dimasukkan, maka secara otomatis dari alat akan
meminta untuk memasukkan informasi sudut yang dituju dan
tinggi prisma.
d. Asisten surveyor berdiri disekitar lokasi titik bor dengan
memegang prisma reflector target.
e. Surveyor mengarahkan asisten surveyor sesuai dengan
koordinat. Apabila bacaan total station menunjukan minus
berarti asisten surveyor berdiri disumbu negatif atau arah kiri
koordinat yang ditentukan. Apabila terdapat nilai positif
berarti letak bidikkan berada disumbu positif atau arah kanan
koordinat.
f. Surveyor mengarahkan asisten surveyor hingga tepat berada
di titik pengeboran yang akan dibidik. Apabila sudah
mendapatkan titik dilapangan yang sesuai dengan kordinat
pada shop drawing lalu titik tersebut diberi tanda dengan
menggunakan patok yang diberi tanda tali merah putih. Lihat
gambar 4.3.

60
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.3 Titik di Lapangan Berwarna Merah Putih

3. Pengeboran
Setelah mengetahui titik bor yang ditentukan, maka
dilakukan pengeboran dengan mata bor (auger) sedalam 5-6
meter. Kemudian dipasang temporary casing yang bertujuan
supaya tanah yang berada diatas tidak longsor ke dalam lubang
bor. Vertikalitas dapat di cek dengan menggunakan 2 benang
yang diposisikan sebagai plum line secara tegak lurus sebelum
pengeboran dimulai. Sistem yang digunakan dalam pengeboran
ini yaitu bor basah karena memiliki kedalaman 20 – 30 m.
Kemudian dilanjutkan dengan pengeboran dengan mesin
bor atau bucket sesuai dengan jenis dan kondisi tanah, sementara
pengeboran berlangsung komposisi dan kedalaman tanah harus
dicatat secara teratur sampai dengan kedalaman yang telah
disyaratkan.
Jika terjadi keruntuhan pada dinding pengeboran, maka
lubang bor harus diisi dengan cairan bentonite selama
pengeboran. Disini bentonite berperan untuk menstabilkan lubang
bor dengan memastikan tekanan di dalam borehole lebih besar
daripada tekanan horizontal dari tanah dan air tanah. Lihat gambar
4.4 dan 4.5.

61
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.4 Pemasangan Temporary Casing

Gambar 4.5 Proses Pengeboran

4. Pembersihan Lumpur
Setelah selesai pekerjaan pengeboran, lubang galian harus
dibersihkan dari lumpur dikarenakan lumpur yang berada di
lubang bor tidak dibersihkan nantinya akan mempengaruhi
kualitas dari beton bored pile. Pembersihan harus dilakukan
dengan alat pembersih khusus dengan ukuran yang sesuai dengan

62
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

diameter lubang bor. Pada proses ini mata bor auger diganti
dengan cleaning bucket berdiameter 100 cm. Lihat gambar 4.6.

Gambar 4.6 Pembersihan Lumpur

5. Kontrol Kedalaman
Setelah lumpur yang berada dibawah lubang bor telah
dikeluarkan, kemudian dilakukan kontrol kedalaman lubang bor.
Pengukuran kedalaman lubang bor dilakukan dengan menurunkan
measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring
tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar memastikan
measuring tape sampai ke dasar bore hole. Lihat gambar 4.7.

Gambar 4.7 Kontrol Kedalaman

63
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

6. Pemasangan Pembesian Tulangan


Setelah lumpur-lumpur yang berada dibawah lubang bor
telah dikeluarkan dengan cleaning bucket tahapan selanjutnya
adalah pemasangan tulangan ke dalam lubang bor. Pada proyek
ini fabrikasi tulangan untuk pekerjaan bored pile dilakukan di
lokasi proyek, hal ini akan mempermudah pekerjaan bored pile.
Lihat gambar 4.8.
Helical link akan di las pada tulangan utama (main
reinforcement), demikian juga laping akan di las secukupnya jika
steel lebih dari 12 m sehingga memungkinkan steel cage akan di
bagi menjadi 2 section. Hal ini untuk menjaga agar main
reinforcement tetap tersambung bila steel cage akan dipindahkan.
Lihat gambar 4.9.
Steel cage yang sudah di fabrikasi kemudian di turunkan
ke lubang bor yang sudah selesai di bor sampai desain toe level.
Steel cage akan di topang sementara dengan 2 (dua) besi
penggantung (hook) sampai proses casting selesai. Kapasitas besi
hook harus dihitung apakah mencukupi atau tidak. Pengangkatan
(lifting) harus diusahakan agar tidak terjadi buckling pada steel
cage.

Gambar 4.8 Fabrikasi Tulangan Gambar 4.9 Proses Memasukkan


Steel Cage ke Bored Hole

64
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

7. Pemasangan Pipa Tremi


Setelah pekerjaan pemasangan tulangan telah selesai,
maka tahap selanjutnya adalah pemasangan pipa tremi yang
nantinya akan digunakan untuk masuknya mortar ke lubang bored
pile. Ukuran pipa tremi yang dimasukkan cukup beragam
tergantung dari kedalaman galian bored pile dikarenakan pada
tahap pengecoran jarak tinggi jatuhnya beton tidak boleh lebih
dari 2 meter, maka pada bagian atas pipa tidak selalu berukuran 3
meter namun harus disesuaikan dengan dalamnya lubang bored
pile. Lihat gambar 4.10.

Gambar 4.10 Pemasangan Pipa Tremi

8. Pengecoran dan Pengangkatan Casing


Sebelum dilakukan pengecoran pada saat truck mixer
datang, petugas batching plant terlebih dahulu mengambil 6
sampel untuk uji slump yaitu dengan menggunakan sampel
berbentuk silinder. Nilai slump yang direncanakan yang harus

dicapai yaitu 15 2 cm. Jika nilai slump yang diuji tidak sesuai
dari yang direncanakan maka betonnya harus diganti, jika nilai
slump sesuai dari yang direncanakan maka dapat dilakukan
pengecoran.

65
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah


pengeboran di awal pengecoran, maka digunakan kantong plastik
yang di isi adukan beton dan di ikat dengan kawat beton
kemudian di gantung di bagian dalam lubang tremi satu meter ke
bawah dari corong pipa tremi.
Setelah persiapan pengecoran selesai, beton di tampung di
dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi
adukan beton, setelah cukup penuh bola kantong plastik di lepas
sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang
tremi. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu, agar tidak
melewati waktu setting time beton itu sendiri. Beton akan mengisi
ruang mulai dari dasar lubang, sedangkan air dan lumpur akan
tertekan dan keluar dari lubang. Ini disebabkan berat sendiri beton
lebih besar dari pada berat sendiri lumpur.
Jika beton dalam corong penuh, pipa tremi dapat
digerakkan naik turun, dengan syarat pipa tremi yang tertanam
dalam beton minimal 2 meter pada saat pipa tremi dinaikkan.
Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke
permukaan telah bersih dari lumpur. Casing kemudian diangkat
dari lubang bor setelah proses pengecoran selesai, sebelum beton
setting. Lubang bor juga harus ditutup kembali (backfill) dengan
tanah setidaknya 4 jam setelah pengecoran. Lihat gambar 4.11 –
4.12.

Gambar 4.11 Persiapan Pengecoran Bored Pile

66
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.12 Pengecoran Bored Pile

9. PDA Test
Pada proyek ini, PDA (Pile Driving Analyzer) Test
pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945. PDA Test
dilaksanakan untuk mengetahui kapasitas daya dukung pondasi
tiang. PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik
dengan menggunakan hammer. Tegangan (strain) yang terjadi
pada dinding pile dan perpindahan relative antara pile dengan
elemen tanah akan menghasilkan gelombang reaksi elemen tanah
di sekitar pile selama pembebanan. Lihat gambar 4.13 – 4.15.
Peralatan Pengujian PDA Test:
a. 2 strain accelerometer, untuk mengukur percepatan
(acceleration) penetrasi elemen pil dan juga kecepatan
penetrasinya (velocity, v).
b. 2 strain transducer, untuk mengukur tegangan yang terjadi
pada pile selanjutnya akan diproses menjadi besar gaya (force,
f) yang timbul akibat pembebanan.
c. Kabel-kabel penghubung dari pile ke PDA.
d. Peralatan lainnya seperti: electric motor drill untuk memasang
accelerometer dan strain transducer pada permukaan pile,
baut dan mur, pengunci sekrup, dll.
e. Drop hammer

67
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Tahapan Pelaksanaan PDA Test:

Sebelum melakukan PDA Test, pekerjaan persiapan harus


dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal:

a. Memasang strain transducer dan accelerometer dibawah


ujung pile dengan jarak ± 1.5 diameter tiang atas tiang bor.
b. Memasang drop hammer dan aksesoris tepat diatas tiang bor.
c. Melakukan kalibrasi pada alat strain transducer dan
accelerometer.
d. Memasukkan data tiang bor pada PDA.
e. Strain transducer dan accelerometer harus dipasang dengan
benar, karena itu dapat mempengaruhi hasil dari test.

Tahapan Eksekusi PDA Test:


a. Lakukan pemukulan pada ujung pile yang dites, dengan tinggi
jatuh alat pemukul (hammer) sekitar 2 meter.
b. Data yang muncul pada PDA dari pukulan pertama akan
digunakan sebagai acuan dalam persamaan gelombang,
dimana kecepatan penetrasi adalah salah satu parameternya.
c. Selanjutnya dilakukan kembali pemukulan pada ujung pile
lalu setiap data yang muncul di PDA disimpan.
d. Selama melakukan tes, beberapa variabel yang dibutuhkan
dari hasil tes dapat diihat pada monitor PDA seperti: kapasitas
daya dukung (bearing capacity), integrity, compression and
tension force/stress pada pile.

Gambar 4.13 Pemasangan Accelerometer dan Transducer

68
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.14 Pemukulan dengan Hammer

Gambar 4.15 Bacaan Hasil Tes PDA pada Monitor

4.2.2 Pekerjaan Footing

Pekerjaan footing dilaksanakan setelah pekerjaan bored pile selesai


dilaksanakan. Pekerjaan footing yang kami amati terletak di abutment.
Abutment merupakan bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan, sebagai
penghantar dari ramp jalan menuju konstruksi jembatan. Abutment selain
sebagai pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi sebagai penahan
tanah. Abutment mempunyai bagian yaitu footing, wing wall, pelat injak,
dan back wall. Secara umum metode footing mirip dengan metode pile cap.
Shop drawing footing terdapat pada lampiran 4. Lihat gambar 4.16.

69
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Mulai

Pekerjaan Persiapan

Galian Struktur

Pemotongan Kepala Tiang Lantai Kerja

Persiapan Pekerjaan Footing

Pembesian

Pemasangan bekisting

Pengecoran

Selesai

Gambar 4.16 Flowchart Pekerjaan Footing

A. Alat yang Digunakan


Tabel 4.2 Daftar Alat untuk Pekerjaan Footing
Alat yang Digunakan Beserta Jumlahnya

Excavator (1 unit) Bar Bender&Bar Cutter (1 unit)

Dump Truck (1 unit) Concrete Pump (1 unit)

Palu (2 unit) Vibrator (1 unit)

Pahat (2 unit) Lightning Equipment (1 ls)


Sumber: Hasil Pengamatan di Proyek

70
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

B. Tahapan Proses Pekerjaan Footing:


1. Galian Tanah.
2. Lantai Kerja.
3. Pemotongan Bored Pile.
4. Pemasangan Pembesian Tulangan.
5. Pemasangan Bekisting.
6. Pengecoran.
7. Pembongkaran Bekisting.
8. Perawatan Beton (Curing).

1. Galian Tanah
Pekerjaan pile cap abutment didahului dengan pekerjaan
galian tanah sekitar area pile cap yang telah ditentukan
sebelumnya. Penggalian akan dilaksanakan oleh excavator.
Setelah hampir mencapai kedalaman yang diinginkan penggalian
dilakukan dengan tangan (manual). Sebelum lahan digali
diharuskan telah mendapatkan area pembuangan yang tepat. Lihat
gambar 4.17.

Gambar 4.17 Penggalian Menggunakan Excavator

2. Lantai Kerja
Sebelum memulai pekerjaan lantai kerja, pastikan dulu
elevasi bawah telah benar. Ketebalan lantai kerja adalah 10 cm.

71
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Beton dituang dengan menggunakan concrete pump, dengan jarak


sedekat mungkin dari area footing untuk mencegah segregasi
agregat. Permukaan lantai kerja harus di akhiri sesuai elevasi
desain. Lantai kerja footing gunanya untuk penandaan bottom of
footing serta memudahkan untuk pemasangan fabrikasi. Lihat
gambar 4.18.

Gambar 4.18 Lantai Kerja

3. Pemotongan Bored Pile


Setelah pekerjaan galian tanah selesai dilakukan
pemotongan bored pile pada elevasi sesuai desain. Pemotongan
tiang dilaksanakan dengan palu dan pahat beton. Pemotongan
dilakukan dengan tenaga manusia. Pemotongan bored pile
menyisakan besi tulangan yang digunakan sebagai
stek/sambungan untuk mengikat ke tulangan pile cap. Lihat
gambar 4.19 – 4.20.

72
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.19 Pemotongan Bored Pile

Gambar 4.20 Pemotongan Bored Pile (Dibantu Excavator)

4. Pemasangan Pembesian Tulangan


Pembesian untuk pile cap abutment terdiri dari besi ulir
dengan diameter sesuai gambar. Pemasangan pembesian ini
dirangkai langsung di lapangan dan dilaksanakan sesuai desain
dengan jumlah dan jarak pembesian sesuai dengan yang
ditentukan. Pemasangan pembesian diikat dengan kawat bendrat
sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser ataupun berubah
posisi/lepas. Lihat gambar 4.21.

73
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.21 Pemasangan Tulangan Pile Cap Abutment

5. Pemasangan Bekisting
Pembuatan bekisting pile cap di gunakan formwork
konvensional dengan cara bekisting kayu ditambah
multipleks/plywood t=12 mm sesuai dengan luas footing abutment
yang telah ditentukan. Pemasangan bekisting harus mengacu pada
gambar kerja. Membuat bekisting yang mudah dipindahkan serta
tetap terjaga keamanannya. Bekisting harus dibuat dengan teliti
agar kuat dan tidak ada satupun celah yang mengakibatkan
kebocoran pada saat pengecoran. Lihat gambar 4.22.

Bekisting

Gambar 4.22 Pemasangan Bekisting

74
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

6. Pengecoran
Sebelum pengecoran dimulai, besi footing harus sudah
terpasang sesuai dengan gambar shop drawing. Setelah itu harus
dilakukan final check bersama. Bekisting harus bersih dari segala
kotoran dan sampah, baik sampah material maupun sampah yang
lain. Sambungan bekisting harus dipastikan kuat.
Untuk pengecoran pile cap abutment dengan beton
readymix dengan mutu beton K350 atau sesuai dengan spesifikasi.
Pengecoran ini dilakukan dengan menuang langsung beton dari
truck mixer dengan memakai concrete pump dan posisinya harus
sedekat mungkin dengan lokasi pengecoran. Kemudian
pemadatan beton dilakukan dengan electric concrete vibrator
dengan posisi horizontal dan harus dipastikan vibrator dalam
kondisi bagus. Lihat gambar 4.23, 4.24a dan 4.24b.
Dalam pekerjaan pengecoran abutment di bagi beberapa
tahapan pengecoran yaitu:
1. Pengecoran footing.
2. Pengecoran dinding.
3. Pengecoran back wall dan head wall (pier head).

Gambar 4.23 Pengecoran Pile Cap Abutment

75
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Gambar 4.24a Hasil Pengecoran

Gambar 4.24b Hasil Pengecoran

7. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan paling cepat setelah
umur beton 2 (dua) hari. Segera setelah bekisting dibongkar
permukaan di finishing dan di curing.

8. Perawatan Beton (Curing)


Segera setelah permukaan cor di finishing dan mulai
setting, dilakukan curing. Curing permukaan atas beton
menggunakan karung goni basah yang ditutupkan ke permukaan

76
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

beton. Beton tetap dijaga basah selama minimal 7 hari secara terus
menerus. Untuk permukaan vertikal, curing dilakukan segera
setelah selesai bekisting dibuka. Curing menggunakan curing-
compound yang disemprotkan secara merata ke permukaan beton
dengan alat pompa penyemprot hama. Lihat gambar 4.25.

Gambar 4.25 Perawatan Beton (Curing)

4.3 Tugas Selama Praktik Kerja Lapangan


Selama praktik kerja lapangan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok
– Antasari Paket 1, tugas yang diberi oleh pembimbing industri yaitu:

1. Mempelajari gambar kerja yang ada di lapangan.


2. Mengawasi pelaksanaan pengecoran bored pile.
3. Mengawasi pelaksanaan pengecoran footing.
4. Membuat resume tentang kegiatan yang ada di lapangan.
5. Mendokumentasikan kegiatan setiap pekerjaan dan kondisi lapangan
proyek.

4.4 Permasalahan yang Terjadi di Lapangan Berikut Solusinya

Pada pelaksanaan di lapangan, tak dipungkiri akan adanya


permasalahan/kendala yang terjadi di Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok –
Antasari paket 1. Adapun kendala-kendala yang dihadapi selama proyek berjalan
adalah:

77
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

Kendala:
1. Hambatan cuaca, cuaca di lapangan yang tidak menentu menjadi satu
kendala untuk setiap pekerjaan. Hambatan cuaca yang terjadi adalah
datangnya musim hujan yang menyebabkan menganggu pelaksanaan
pekerjaan pengecoran, hal ini akan menyebabkan bercampurnya air
hujan kedalam mortar. Selain itu hujan juga menyebabkan tanah galian
menjadi tergenang.
2. Sisa tanah galian yang masih menumpuk di lokasi proyek yang
mengganggu pekerjaan proyek yang sedang berlangsung.
3. Area lahan yang belum bebas mengganggu jalannya clearing.
4. Dana pembebasan beberapa lahan yang belum turun dari pemerintah,
akibatnya sedikit menghambat pekerjaan.

Solusi:
1. Menyediakan alat pompa untuk menyedot genangan air yang
menggenangi tanah galian.
2. Menyediakan lahan untuk meletakkan tanah galian yang tak terpakai.
3. Meminta jadwal pembebasan lahan resmi yang telah disetujui kepada
owner.
4. Menunggu turunnya dana pembebasan beberapa lahan dari pemerintah
agar bisa terlaksananya pekerjaan konstruksi.

78
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan selama 54 hari kerja, kami


telah mempelajari hal-hal baru yang berhubungan dengan subjek kami yaitu
Teknik Sipil, baik yang terdapat dalam teori selama perkuliahan ataupun hal baru
yang diajarkan oleh pembimbing industri di tempat kami melakukan Praktik
Kerja Lapangan. Serta didapat gambaran nyata proyek yang ada di lapangan.
Hal-hal yang dapat kami simpulkan selama melakukan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yaitu :
a. Proses pelaksanaan proyek yang berlangsung dimulai dari pekerjaan
persiapan, pekerjaan galian dan timbunan, serta pekerjaan struktur
bawah sampai struktur atas yang meliputi pekerjaan bored pile,
footing, kolom, pier head, girder, serta deck slab. Pada laporan
praktik kerja lapangan ini kami melaporkan lebih detail pada
pekerjaan bored pile dan footing.
b. Struktur organisasi proyek dipimpin oleh Project Manager, dibantu
oleh Deputy Project Manager, Project
Engineering/Construction/Control Monitoring Supervisor, serta
beberapa staf dan pelaksana lapangan beserta pembantu-
pembantunya.
c. Semua personal yang terlibat dalam pelaksanaan proyek atau industri
konstruksi sudah sesuai dengan tugasnya masing-masing, sehingga
pelaksanaan proyek berjalan dengan lancar.
d. Tugas-tugas yang diberikan pembimbing industri seperti mempelajari
gambar kerja, mengawasi pelaksanaan pengecoran, membuat resume,
dan mendokumentasikan kegiatan di lapangan dapat terselesaikan
dengan baik, sehingga sangat membantu kami menambah
pengalaman dan pengetahuan.

79
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari
Paket 1 Antasari – Brigif (Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775)

5.2 Saran
Dari hasil pengamatan serta pengalaman selama mengikuti Praktik Kerja
Lapangan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok – Antasari Paket 1, Sta.-
01+121 s/d Sta. 5+775 didapat beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi
masukan yang baik dan dapat bermanfaat kedepannya, diantaranya:

a. Mengantisipasi lebih lanjut dalam pelaksanaan pekerjaan seperti


penjadwalan yang lebih ketat dan terstruktur agar hal-hal seperti
cuaca yang tidak mendukung (hujan), kurangnya tenaga terampil, dan
supply material tidak menjadi kendala dalam segi produktivitas, serta
pelaksanaan proyek tidak terhambat dan dapat berjalan sesuai jadwal
yang ditentukan.
b. Pengawasan yang lebih baik mengenai waktu kerja dari seluruh
pekerja, agar seluruh pekerja lebih efektif dalam menggunakan waktu
kerja yang tentunya akan memberikan keuntungan pada pelaksanaan
proyek.
c. Keseriusan dari semua pihak yang terlibat dalam proyek dalam
memahami dan melaksanakan K3 khususnya pada penggunaan APD
di lapangan masih perlu diprioritaskan lagi.

80

Anda mungkin juga menyukai