BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
pekerjaan
umum
mengambil
keputusan
untuk
mengatasi
Dengan
dibangunnya
Jalan
Tol
Cikapali
ini
diharapkan
dapat
Paket I
Panjang : 27,05 km (STA.91+350 STA.118+400) melintasi Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Subang.
Paket II
Panjang : 11,2 km (STA.118+400 STA.129+800) melintasi Kabupaten
Subang
Paket III
Panjang : 28,7 km (STA.129+600 STA.158+300) melintasi Kabupaten
Subang dan Kabupaten Indramayu
Paket IV
Panjang : 18,9 km (STA.158+300 STA.177+200) melintasi Kabupaten
Indramayu dan Kabupaten Majalengka
Paket V
Panjang : 16,1 km (STA.177+200 STA.193+300) melintasi Kabupaten
Majalengka
Paket VI
Panjang : 14,05 km (STA.193+300 STA.207+350) melintasi Kabupaten
Majalengka dan Kabupaten Cirebon.
Pekerjaan yang ditinjau berada di Paket III Section 3A yaitu pelaksanaan
pekerjaan Over Bridge type 2A di STA. 130+012,5. Over Bridge ini merupakan
salah satu dari sembilan Over Bridge yang berada di section 3A. Berikut adalah
lokasi Over Bridge yang ditinjau pada gambar II.2.
STA 130+012,5
Gambar II.2. Lokasi Over Bridge Pada Proyek Jalan Tol Cikapali Section 3A
Sumber : Dokumen Sub Kontraktor
: OB1300
Station
: 130+012,5
Tipe
: OB-2A
Fungsi
: Jalan Provinsi
Kemiringan (Skew)
: 20 R
Tipe Balok
: U3
Span (m)
: 14+21+21+14
Bentang Jembatan
: 70 meter
2. Jenis Pekerjaan
a) Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah jenis Pondasi Tiang Pancang diameter
50 cm.
b) Pekerjaan Struktur Bawah
Pekerjaan struktur bawah meliputi :
Abutment
Pada saat pengerjaan abutment ada beberapa pekerjaan yang harus
dilakukan. Diawali dengan penentuan lokasi, pemotongan tiang
pancang, pengecoran lean concrete, survey elevasi dan pemberian tanda
sesuai gambar rencana pada lantai kerja, pekerjaan penulangan
menggunakan BJTD 40 D25, D16, pekerjaan pemasangan bekisting,
pengecoran beton kelas C - 4 dan pekerjaan pembongkaran bekisting.
Pile Cap
Pada saat pengerjaan pile cap ada beberapa
10
Plinth
Pengerjaan plinth dilakukan setelah beton pada pile cap mengering.
Diawali dengan pekerjaan penulangan BJTD 40 D32, D25, D13,
pemasangan bekisting, survey kelurusan bekisting, pengecoran beton
kelas B dan pembongkaran bekisting.
Kolom
Pada saat pengerjaan kolom
diawali
pekerjaan
bekisting
diawali
bawah,
dengan pemasangan
pekerjaan
penulangan
: A -1
Tipe Girder
: PCU 3
Jumlah Span
:4
:4
11
Lokasi Proyek
Pemilik Proyek
Kontraktor Utama
Sub Kontraktor
: Investor (Owner)
Sifat Kontrak
Nilai Kontrak
: Rp. 504.707.121.600,-
Waktu Pelaksanaan
12
II.3
atau kelompok yang memiliki hubungan kerja untuk mencapai tujuan tertentu
dalam suatu proyek. Struktur organisasi proyek berfungsi untuk mengatur
hubungan yang akan diterapkan dalam suatu proyek. Sitem tersebut berguna
untuk memperjelas kedudukan dari setiap pihak yang terlibat didalamnya.
Maka dari itu diperlukan skema hubungan kerja agar perintah dan
pembagian pekerjaan kepada suatu pihak dapat dilakukan. Skema hubungan kerja
juga membantu jalanya suatu proyek kontruksi untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan rencana dan bisa dipertanggung jawabkan.
1.
Pemilik Proyek
Pemilik Proyek (Owner) adalah pihak tertinggi dalam
suatu proyek
(PMC) berfungsi sebagai wakil dari owner. Tugas dari PMC sendiri adalah
untuk mengelola dan mengawas jalanya proyek mulai dari perencanaan,
13
14
15
4. Sub Kontraktor
Sub kontraktor secara umum
kontraktor utama, namun hubungan kerja sub kontraktor tidak langsung dengan
owner tetapi dengan kontraktor utama itu sendir. Pada proyek pembangunan
jalan tol Cikapali section 3A , sub kontraktornya dipegang oleh PT. Lancarjaya
Mandiri Abadi.
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi sub kontraktor pada proyek
Pembangunan Jalan Bebas Tol Cikapali Section 3A ditunjukan pada Gambar
II.3.
16
17
5.
Konsultan Perencana
Konsultan Perencana memiliki tugas untuk membuat gambar perencanaan
memiliki tugas
yaitu
mengawasi
langsung
Gambar II.5 Diagram Hubungan Kerja antara Owner, PMC, Konsultan dan Kontraktor
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
18
19
melepaskan baut pada bekisting, 1 orang operator mobil crane, dan 1 orang helper
mobil cran.
20
21