Anda di halaman 1dari 5

NOTULEN RAPAT

Judul: Notulen Rapat No. :


Rapat Pembahasan Paket-Paket Kritis Jembatan Subdit Wilayah
Jumlah Halaman : 4 lembar
III TA 2021
Dibuat Oleh:
Tanggal:
05 April 2021 Sam Abrar Junaid
NIP. 199410032020121006
Lokasi Rapat :
Melalui Aplikasi Zoom Meeting Waktu: Diperiksa Oleh:
09.00 WIB
Aspiani, S.T., M.T.
NIP. 197904212010122001

Agenda: Pimpinan Rapat:


 Pembahasan Paket-Paket Kritis Pembangunan Subkoordinator Pembangunan Jembatan
dan Penggantian Jembatan Periode Minggu ke-5
Bulan April 2021

Ir. Akhmad, ST., MT.


NIP. 197505112005021001
DESKRIPSI
Rapat Pembahasan Hasil Audit SMK2 dan Mutu Konstruksi Paket Pembangunan Jalan Bua - Rantepao (MYC),
dipimpin oleh Subkoordinator Pembangunan Jembatan, dihadiri oleh Subkoordinator Pembangunan Jalan, unsur
Satket PJN Wil. II Prov. Sulawesi Selatan, unsur PPK Pengawasan P2JN Prov. Sulawesi Selatan, PPK 2.1 Prov.
Sulawesi Selatan beserta Staf, KMP BBPJN Sulawesi Selatan, Kontraktor Pelaksana PT. Sabar Jaya Pratama dan
Konsultan Supervisi PT. Tribina Matra Carya Cipta (Kso) PT. Arista Cipta. Hasil pembahasan sebagai berikut:
Pembahasan :
1. Pembangunan jembatan gantung Provinsi Sulawesi Selatan terdiri 4 unit yaitu Jembatan Gantung Cakura,
Jembatan Gantung Prototype, Jembatan Gantung Pallae dan Jembatan Gantung Walempong
2. Usulan perpanjangan waktu untuk penyelesaian pekerjaan disetujui oleh Balai selama 21 hari s.d tanggal 25
Mei 2021 untuk usulan penambahan dana Balai sudah bersurat ke Direktorat terkait usulan pemanfaatan dana
sisa lelang
3. Jembatan gantung Cakura ditargetkan selesai minggu ini (minggu pertama bulan Mei)
4. Progress pada E-Monitoring pertanggal 5 Mei 2021 yaitu rencana 78,50%, realisasi 77,25% dengan deviasi
-1,25%
5. Out pada pilar jembatan gantung Pallae sudah dilakukan pengecoran sedangkan sisi in dilakukan pengecoran
setelah lebaran
6. Pada jembatan gantung Walimpung pekerjaan pengecoran pondasi sudah selesai dilaksanakan tetapi
blockangkur belum dilakukan pengecoran
7. Sudah dilakukan penambahan jam kerja dan jumlah pekerja
8. Tidak terdapat kendala teknis di lapangan, tetapi terdapat permasalahan pada cashflow
9.
10. Audit internal bertujuan untuk memberikan saran dan rekomendasi terkait dokumen dan mutu pekerjaan di
lapangan. Adapun penerapan SMK2 dan mutu konstruksi adalah untuk memastikan pekerjaan dan dokumen

1
sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
11. Kegiatan audit dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari balai sesuai dengan prosedur dan
disertakan dengan bukti baik dari segi administrasi maupun dari lapangan.
12. Perbaikan dokumen sesuai dengan spesifikasi, kekurangan dan temuannya sebaiknya diberikan penugasan
khusus dari pihak penyedia jasa agar tindak lanjut menjadi lebih cepat.
13. Pada dokumen RKK, RKPL, dan back up data MC masih banyak ketidaksesuaian, kekurangan, serta urutan
yang salah selanjutnya agar segera dilengkapi dan diperbaiki lagi sesuai dengan batas waktu yang telah
diberikan yaitu 23 dan 26 April 2021.
14. Audit mutu yang dilaksanakan di lapangan terkait keselamatan konstruksi, untuk pekerja yang tidak
menggunakan APD, sebaiknya diberitahu atau dilakukan sosialiasi bahwa ketika tidak mengunakan APD akan
dikenakan denda dan perlengkapan yang diberikan bukan untuk digunakan di rumah atau dibawa pulang,
tetapi untuk digunakan ketika bekerja di lapangan.
15. Pengecatan marka kuning yang sebelumnya sudah dilaksanakan pada jalan agar diganti menjadi marka putih
karena bukan merupakan jalan nasional.

16. Sampel coredrill yang belum ditutup dengan baik, segera ditutup dengan aspal yang sudah dipanaskan
sampai suhu tertentu sesuai spesifikasi kemudian dipadatkan lagi dengan hammer/marshall manual sehingga
dapat kembali rata dengan jalan.
17. Bahu jalan yang memiliki selisih tinggi dengan jalan baiknya ditimbun lagi untuk keamanan pengguna jalan.
18. Saluran yang pemasangan pipanya lebih dari 3 m sebaiknya ditambah lagi di bagian tengah dengan posisi
menyerong atau diagonal.
19. Pada bagian jembatan yang mengalami penyempitan, sebaiknya diberikan rambu untuk peringatan dan
keamanan pengguna jalan.
20. Pada bagian jalan yang berpori karena pemanasan aspal yang belum mencapai suhu yang disyaratkan, dapat
dipadatkan dan diperbaiki dengan laburan aspal.
21. Dinding penahan tanah yang retak dan rusak dapat terjadi karena dilakukan penimbunan pada saat beton
belum kering sempurna.
22. Pada badan jalan dengan kondisi aspal yang berlubang, penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pemotongan pada bagian yang rusak dan ditambal dengan aspal yang kadar dan campurannya
sama dengan aspal yang digunakan sebelumnya.
23. Pada trotoar yang mengalami segregasi, penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan menutup atau
menambal dengan beton sesuai spesifikasi awal yang digunakan saat melakukan pengecoran trotoar.
24. Pengaspalan dilakukan ketika lapangan sudah siap.
25. Pada talud lereng yang belum dilaksanakan penimbunan agar segera ditimbun dan dilakukan pemasangan
pipa.
26. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, penyedia jasa wajib mengidentifikasi resiko. Pekerjaan yang memiliki resiko
seperti penggalian yang belum selesai sebaiknya diberikan rambu atau tanda peringatan untuk keselamatan
pengguna jalan.
27. Pada pekerjaan LPA kelas A sebaiknya diberikan patok referensi atau pembatas untuk perataan ketebalan
perkerasan.
28. Kantor direksi harus dilengkapi sesuai dengan syarat keselamatan konstruksi terkait aspek kesehatan dan

2
keselamatan pekerja seperti, penyediaan sarana cuci tangan, penyediaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan),
serta jalur evakuasi dan titik kumpul.
29. Untuk AMP yang merupakan area yang memiliki alat-alat yang mudah terbakar sebaiknya disediakan APAR.
30. Pengadaaan jembatan timbang di Asphalt Mixing Plant (AMP) segera dilaksanakan.
31. Untuk laboratorium harus dilengkapi dengan alat pendingin udara ( Air Conditioner).
32. Hasil pengujian AC WC dan AC BC yang belum sesuai atau tidak sesuai harus diperbaiki lagi.
33. Produksi aspal harusnya dilakukan quality control harian agar kualitas aspal dan perkerasan sesuai dengan
JMF awal.
34. Semua hasil audit dikontrol kembali dan diurutkan untuk selanjutnya dilaporkan kembali ke balai.
35. PHO dilaksanakan setelah semua temuan diselesaikan dan penyedia jasa harus sanggup mengerjakan
perbaikan yang telah direkomendasikan.

Kesimpulan :
1.
2. Sarana dan prasarana Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMK2) di lapangan dan di Direksi Keet
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Asphalt Mixing Plant (AMP) belum memadai.
3. Pengendalian / pengawasan pekerjaan dilapangan belum dilaksanakan secara maksimal oleh Kontraktor
Pelaksana dan Konsultan Supervisi. Hal tersebut dibuktikan dengan masih adanya beberapa item pekerjaan
yang rusak dan belum sesuai Spesifikasi umum Bina marga 2018 Rev. 1
4. Sertifikat Kelaikan Operasi Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Sabar Jaya Pratama belum ada dikarenakan masih
terdapat kekurangan pada AMP yang belum dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan Tim
Kelaikan Operasi Peralatan Asphalt Mixing Plant (AMP) No. PL.01.01-Bb13.4/256 tanggal 29 Januari 2021
tentang hasil Pemeriksaan Tahap I Peralatan Asphalt Mixing Plant (AMP)
5. Disepakati oleh kontraktor dan konsultan supervisi, bahwa seluruh hasil temuan akan diperbaiki/direvisi
dengan batas waktu sampai tanggal 01 Mei 2021.
6. Semua hasil temuan yang telah ditanggapi/dilengkapi oleh kontraktor atau konsultan supervisi agar segera
dikirim kembali dokumennya ke bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan untuk diperiksa kembali.
7. Akan ada monitoring hasil tanggapan temuan di lapangan untuk memantau perkembangan setelah
pembahasan hasil audit.

3
Dokumentasi :

4
5

Anda mungkin juga menyukai