BERKERJA KERAS
BERGERAK CEPAT
BERTINDAK TEPAT
DIVISI. 1 UMUM
SEKSI 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN :
1.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
1. Lingkup pekerjaan dari Kontrak ini meliputi pelaksanaan pekerjaan jalan dan/atau jembatan (termasuk pekerjaan
pendukungnya), pada mas jalan dan/atau jembatan tertentu. Pekerjaan-pekerjaan yang dicakup di dalam Spesifikasi ini
dibagi tiga kelompok, Pekerjaan "Utama", Pekerjaan "Pengembalian Kondisi dan Minor", dan Pekerjaan "Pemeliharaaan Rutin".
2. Kegiatan Pemeliharaan Rutin hams dimulai sejak tanggal mulai kerja sampai dengan Serah Terima Pekerjaan Sementara
(Provisional Hand Over). Kegiatan-kegiatan ini meliputi pekerjaan yang bersifat untuk mencegah setiap kerusakan jalan
dan/atau jembatan lebih lanjut namun tidak dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi jalan dan/ataujembatan ke kondisi semula
atau ke kondisi yang lebih baik dari semula
3. Pekerjaan Pengembalian Kondisi harus dimulai paling lambat 30 hari sejak tanggal mulai kerja dan dalam periode mobilisasi
dan dimaksudkan untuk mengembalikan jalan lama dan jembatan minor yang ada ke suatu kondisi yang dapat digunakan,
konsisten dengan kebutuhan normal untuk jalan dan/atau jembatan menurut jenisnya.
4. Pekerjaan Utama akan diterapkan pada ruas jalan termasuk pekerjaan jembatan minor yang pengembalian kondisinya telah
selesai dan dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi jalan termasuk jembatan minor ke kondisi yang lebih baik
daripada sebelumnya. Pekerjaan Utama juga diterapkan untuk pembangunan jalan dan jembatan baru atau penggantian
jembatan lama. Pekerjaan semacam ini umumnya memperbaiki kerataan maupun bentuk permukaan jalan dan/atau
meningkatkan proyeksi umur struktur perkerasan pada ruas jalan tersebut.
5. Lingkup Kontrak ini juga mengharuskan Penyedia Jasa untuk melakukan survei la• pangan yang cukup detil selama periode
mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat melaksanakan revisi minor dan menyelesaikan detil pelaksanaan pekerjaan sebelum
operasi pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 1.1.3 dari Spesifikasi ini.
6. Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang diperlukan dan memperbaiki cacat mutu selama Periode Kontrak
yang hams diselesaikan sebelum berakhirnya waktu yang diberikan untuk memperbaiki cacat mutu, termasuk pekerjaan
Pemeliharaan Rutin yang dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan
7. Lingkup pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang terkait dengan :
(a) Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi (termasuk penyuluhan HIV/AIDs, jika disebutkan dalam
Kontrak yang dituangkan dalam RK3K (Rencana Keselamatan dan Kesehatan Konstruksi)
(b) Pengamanan Lingkungan Hidup, dan
(c) Manajemen Mutu
(d) Fasilitas dan Pelayanan Pengujian
(e) Manajemen dan keselamatan Lalu Lintas
2. Pekerjaan Utama
a. Pelapisan Struktural
i) Overlay dengan lapisan aspal yang terdiri dari perataan dan perkuatan
ii) Pekerjaan penghamparan Lapis Pondasi Agregat untuk rekonstruksi
tup perkerasan lama yang stabil dengan atau tanpa lapis perata.
b. Revisi Minor oleh Direksi Pekerjaan telah 60 hari setelah serah terima lapangan
kepada Penyedia Jasa walau
selesai keluarnya detil pelaksanaan dapat
bertahap setelah tanggal ini
d. Pekerjaan minor pada selokan, saluran air, galian 90 hari setelah serah terima lapngan
dan timbunan, pemasangan perlengkapan jalan kepada Penedia Jasa
dan pengembalian kondisi bangunan pelengkap
jalan.
2. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang dikeluarkan
seluruh pekerja, bahan, peralatan konstruksi, pengorganisasian pekerjaan, biaya tak terduga, dll.
3. Periode Mobilisasi
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak maka mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terda:ftar dalam Pasal 1.2.1.(1) harus
diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu yang terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan sumber daya uji mutu lainnya yang siap operasional, harus
diselesaikan dalam waktu paling lama 45 hari
Bilamana perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan
timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi
atau bahan milik Penyedia Jasa, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai
dengan ketentuan Seksi 10.2 dari Spesifikasi ini
2. Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Program Mobilisasi
(termasuk program perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan
kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya
3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.1) dan
harus mencakup informasi tambahan berikut :
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut :
a. 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan fasilitas serta pelayanan pengujian laboratorium telah lengkap
100% dimobilisasi.
b. 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c. 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu
persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.
Tahapan pembayaran Lump Sum untuk Pekerjaan a) 25 % (dua puluh lima persen)
1.8.6
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas bilamana semua jenis peralatan utama
untuk Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas telah berada di lapangan, diterima
dan di setujui oleh Direksi Pekerjaan.
1.8.3 Uraian Perlengkapan Minimal Jalan Sementara Rambu-rambu daerah konstruksi harus Rambu - rambu Konstruksi dan
terlihat dengan jarak 150 meter dan Pengalihan
terbaca dengan jarak 90 meter pada cuaca
cerah siang hari dan pada malam hari
dengan kuat penerangan lampu dengan
berkas cahaya rendah, oleh orang-orang
dengan visi atau dikoreksi sampai 20/20.
1.8.4 Pekerjaan Jalan atau Jembatan Sementara 4) Jalan Alih Sementara atau Detour Sebelum membuat jalan atau jembatan
sementara, Penyedia Jasa harus
Jalan alih sementara atau detour hams melakukan semua pengaturan yang
dibangun sebagaimana yang diperlukan diperlukan, bila diperlukan termasuk
untuk kondisi lalu lintas yang ada, pembayaran kepada pemilik tanah yang
dengan memperhatikan ketentuan bersangkutan atas pemakaian tanah itu
keselamatan dan kekuatan struktur. dan harus memperoleh persetujuan dari
Semua jalan alih yang demikian tidak boleh pejabat yang berwenang dan Direksi
dibuka untuk lalu lintas umum sampai Pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai,
alinyemen, pelaksanaan, drainase dan Penyedia Jasa harus membersihkan
pemasangan rambu lalu lintas sementara dan mengembalikan kondisi tanah itu
telah disetujui Direksi Pekerjaan ke kondisi semula sampai diterima oleh
Direksi Pekerjaan dan Pemilik Tanah
yang bersangkutan.
1.8.6 Tahapan pembayaran Lump Sum untuk Jembatan a) 75 % (tujuh puluh lima persen)
Sementara bilamana semua Jembatan Sementara
telah terpasang di Lapangan, diterima
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
SEKSI 1.15 BAHAN REKAMAN KEGIATAN Segera setelah semua bahan, aspal,
agregat, bahan bahu jalan, semen,
1.15.3 UMUM beton, campuran aspal panas, dan
sebagainya disetujui, maka semua
contoh yang telah disetujui harus
disimpan dengan baik di lapangan
b) Penanganan K3 mencakup
penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan kesehatan kerja
konstruksi maupun penyediaan personil
yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai
dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
e Pasal-pasal yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk setiap Seksi dalam Spesifikasi ini
4) Pengujian yang Diperlukan pada Semua Standard penetration test (SPT) dan benda uji yang terganggu (Disturb Sample,
DS) pada Pengujian Pengeboran harus dilakukan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. SPT dan DS harus diambil dengan interval 2
Lubang
(dua) meter atau pada setiap perubahan strata tanah mana yang lebih kecil.
Elevasi muka air tanah harus dicatat untuk setiap lubang. Pada pengeboran
batu maka seluruh benda uji inti harus diambil dan disimpan dalam kotak benda
uji inti untuk pemeriksaan Direksi Pekerjaan. Sondir (Dutch Cone Penetration Test,
Dutch CPT) harus dilakukan untuk mengukur tahanan ujung dan hambatan akibat
gesekan dengan interval 0,2 m sampai tahanan ujung maksimum sebesar 250
kg/cm' dicapai atau mencapi kedalaman 60 meter.
5) Pencatatan Hasil Bor Jika diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan hasil bor
yang telah selesai pada hari kerja tesrsebut disertai informasi
6) Pengujian Lanjutan yang mungkin Direksi Pekerjaan dapat memnita pengujian yang lebih terinci dari yang
diuraikan diatas pada setiap sisi jembatan jika ditemukan bahwa informasi
tersebut tidak memadai.
Diperlukan
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, benda uji inti yang tak terganggu
(undisturbed samples) harus diambil dalam lapisan tanah kohesif dengan
menggunakan tabung shelby.
Benda uji silinder yang disegel akan digunakan untuk pengangkutan dari lapangan
ke laboratorium. Semua biaya pengujian laboratorium harus menjadi
tanggungjawab Direksi Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran Pembayaran akan dilakukan menurut kuantitas yang diukur di atas dan dengan
Harga Kontrak per meter panjang untuk mata pembayaran yang terdapat dalam
daftar di bawah ini serta ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran harus sudah termasuk kompensasi penuh untuk semua pengeboran,
casing jika diperlukan, pengujian penetrasi dan pengambilan benda uji, pencatatan
dan penunjukkan hasil uji, penyimpanan benda uji sampai pembuangan benda uji,
laporan hasil uji, evaluasi serta rekomendasi daya dukung tanah yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Meter panjang
1.20.(1) Pengeboran, termasuk SPT & Lap.
Meter panjang
1.20.(2) Sondir Termasuk Laporan
1.21.1 Umum Pekerjaan hams dilaksanakan melalui proses manajemen mutu, memanfaatkan
sumber daya Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa, dan pihak
ketiga sebagaimana diperlukan.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak c) Kecuali ditentukan lain oleh Gambar
boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan atau Spesifikasi, maka semua batu
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk yang digunakan untuk pasangan batu
mortar haruslah 20 cm.
pelapisan. dengan mortar harus tertahan ayakan IO
cm.
b) Pondasi atau galian parit untuk tum it ( cut off 3) Drainase Porous
wall) dari pasangan batu dengan mortar atau Bahan yang digunakan untuk
untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan membentuk landasan, lubang sulingan
ketentuan Seksi 3.1 Galian atau kantung saringan untuk pekerjaan
pasangan batu dengan mortar harus
c) Landasan tembus air dan kantung saringan memenuhi ketentuan Seksi 2.4. Drainase
(jilter pocket) harus disediakan bilamana Porous dari Spesifikasi ini.
disyaratkan, sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4,
Drainase Porous.
SEKSI 2.3 GORONG-GORONG DAN DRAINASE 4) Standar Rujukan Detil pelaksanaan gorong -gorong dan drainase 1) Landasan
beton, yang tidak dimasukkan dalam
BETON a) Standar Nasional Indonesia (SNI) Bahan berbutir kasar untuk Jandasan
Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan
drainase beton, gorong-gorong pipa dan
SNI 03-6719-2002, Spesifikasi pipa baja bergelombang disediakan oleh Direksi Pekerjaan.
struktur Jainnya disyaratkan dalam Seksi
dengan lapis pelindung logan untuk pembuangan air dan a) Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton 2.4 Drainase Porous
tidak boleh dimulai sampai persetujuan
drainase bawah tanah. tertulis Direksi Pekerjaan dan lingkup pekerjaan 2) Beton
telah diterbitkan.
b) AASHTO Beton yang digunakan untuk seluruh
pekerjaan struktur yang diuraikan dalam
AASHTO M1 70 - 07, Reinforced Concrete Culvert, b) Seperti yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari
Seksi ini harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi ini, drainase harus dalam kondisi
Storm Drain, and Sewer Pipe yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari
operasional dan berfungsi secara efektif
Spesifikasi ini.
sebelum pekerjaan galian atau timbunan
dilaksanakan.
c) Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3.3 .1.6).a) 3) Baja Tulangan untuk Beton
dari Spesifikasi ini
Seluruh baja tulangan yang digunakan
dalam pekerjaan ini harus memenuhi
6) Ketentuan yang diberikan dalam Pasal ketentuan yang disyaratkan dalam
3.1.1.7) dari Spesifikasi ini, tentang
Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini.
pengeringan air dan pemeliharaan sanitasi di
lapangan harus berlaku.
4) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang
Gorong-gorong pipa beton bertulang
haruslah beton bertulang pracetak
dengan mutu beton K350 (f'c 30 Mpa)
dan persyaratan AASHTO M1 70 - 07
Dasar untuk Pembayaran Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi dan struktur drainase minor lainnya, yang diukur sebagaimana yang
disyaratkan di atas, harus dibayar rnenurut Harga Kontrak per satuan pengukuran
b) Bahan-bahan tersebut ditempatkan di bagian belakang (oprit) abutment, tembok sayap, tembok penahan tanah, pasangan batu kosong dan
dinding bronjong, serta pada pembuatan drainase bawah permukaan perkerasan jalan, saluran beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase
vertikal untuk pekerjaan stabilisasi, kantung lubang sulingan, penyaring (filter) pada kaki lereng dan pekerjaan lain yang serupa, sesuai dengan
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Penerbitan Detail Pelaksanaan Detil pelaksanaan Drainase Porous, yang tidak dimasukkan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan
setelah peninjauan kembali rancangan tahap awal atau revisi desain selesai sesuai dengan Seksi 1.9 Kajian Teknis Lapangan dari Spesifikasi ini.
3. Pekerjaan Seksi Lain yang Seksi 1.9 a Kajian Teknis Lapangan Seksi 1.9
Berkaitan dengan Seksi ini Seksi 1.17 b Pengamanan Lingkungan Hidup Seksi 1.17
Seksi 1.8 c Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Seksi 1.8
Seksi 1.19 d Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seksi 1.19
Seksi 2.2 e Pasangan Batu dengan Mortar Seksi 2.2
4. Toleransi Dimensi a) Profit akhir untuk timbunan berbutir untuk drainase d) Kemiringan lereng drainase yang dibuat
porous tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil dengan menggunakan pipa berlubang banyak
yang ditentukan atau disetujui. (perforatedpipes) minimum harus 1 : 1000.
b) Elevasi dan kelandaian akhir untuk bahan landasan Permukaan pondasi untuk penimbunan kembali
pipa dan drainase beton tidak boleh berbeda lebih dari bahan porous yang digunakan sebagai selimut
1 cm dari yang ditentukan atau disetujui. drainase (drainage blankets) haruslah rata dan
teratur dengan kemiringan lereng yang
merata untuk mencegah terjadinya genangan.
c) Toleransi dimensi untuk bentuk, diameter, panjang Lereng untuk permukaan tersebut minimum
dan tebal dinding dari pipa berlubang banyak harus I : 200.
(perforated pipes) harus seperti yang disyaratkan
dalam AASHTO l 78M/ Ml 78 - 07. Celah maksimum
antara lidah dan alur sambungan pipa berlubang
banyak (perforatedpipes) pada waktu dipasang harus 5
mm.
2.4.2 Bahan
1) Bahan Porous untuk Penyaring a) Bahan porous untuk bahan penyaring (jilter) haruslah Pasangan batu kosong harus dilindungi oleh i) D85 (bahan untuk penimbunan kembali)
keras, awet dan bersih. kerikil, dan kerikil dilindungi oleh pasir, dan pasir > 0,2 D (lubang)
(Filter) oleh pasir kelanauan atau oleh anyaman
b) Gradasi partikel bahan yang disyaratkan penyaring. ii) Dso (bahan untuk penimbunan kembali) >
0,04 D (lubang)
c) Batas-batas gradasi untuk bahan porous untuk
penimbunan kembali dan penyaringan (filter) yang akan
mengalirkan air (pasangan batu kosong diameter 30 cm)
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.5; 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 2.1; Seksi : 1.5; 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 2.1; Seksi : 1.5; 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 2.1;
kaitan dengan Seksi ini 2.3; 2.4; 3.2; 3.3; 7.1; 7.9; 7.15; 8.1; 8.2; 10.2 2.3; 2.4; 3.2; 3.3; 7.1; 7.9; 7.15; 8.1; 8.2; 10.2 2.3; 2.4; 3.2; 3.3; 7.1; 7.9; 7.15; 8.1; 8.2; 10.2
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.5; 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 2.4; Seksi : 1.5; 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 2.4; Seksi : 1.5; 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 2.4;
kaitan dengan Seksi ini 3.1; 3.3; 7.1; 7.9; 10.2 3.1; 3.3; 7.1; 7.9; 10.2 3.1; 3.3; 7.1; 7.9; 10.2
4) Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar
atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
SNI 03-6371-2000 $ Tata Cara Pengklasifikasian Tanah
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah
dengan Cara Unifikasi
hujan atau bilamana kadar air bahan berada
di luar rentang yang disyaratkan dalam Pasal
SNI 03-6795-2002 3.2.3.(3).(b). Semua permukaan timbunan $ Metode Pengujian untuk Menentukan
yang belum terpadatkan harus digaru dan Tanah Ekspansif
dipadatkan dengan cukup untuk memperkecil
SNI 03-6797-2002 penyerapan air atau harus ditutup dengan $ Tata Cara Klasifikasi Tanah dan
lembaran plastik pada akhir kerja setiap hari Campuran Tanah Agregat untuk
danjuga ketika akan turun hujan lebat. Konstruksi Jalan
3.2.2 Bahan
Sumber Bahan Sesuai dengan Seksi 1.11 "Bahana dan Penyimpanan" Bahan tirnbunan hams dipilih dari sumber
bahan yang disetujui
3.2.1 Timbunan Biasa b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai $ Elevasi Desain Sub Grade
tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan timbunan biasa harus terdiri dari bahan
sebagai galian tanah atau bahan galian batu yang $ Job Mix Formula Material
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai $ Pengujian Material / 1000 m3
bahan yang memenuhi syarat untuk
$ A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 (AASHTOM145) digunakan * Analisa ayakan = 1 X
* Indeks Plastis = 1 X
$ Nilai CBR ≥ 6 % (> tanah dasar) $ Bila penggunaan tanah yang * Pemadatan = 1X
berplastisitas tinggi tidak dapat
$ Nilai Active / Expansive maksimum 1,25 derajat dihindarkan, bahan tersebut harus * CBR = 1X
Pengembangan yang diklasifikasikan AASHTO T258 digunakan hanya pada bagian dasar dari
timbunan atau pada penimbunan kembali $ Field Density Test ( Sand Cone )
yang tidak memerlukan daya dukung atau
$ "very high" atau "extra high" tidak boleh kekuatan geser yang tinggi. interval jarak 100 m panjang
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif
adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas I PI -
(SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung
(SNI 03-3422-1994). $ Systim pemadatan dilakukan dengan
cara lapis demi lapis dan tebal lapisan
30 cm maksimum
$ (CBRsetelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100
% kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang
ditentukan oleh SNI 03-1742-1989). $ Tanah plastis tinggi sama sekali tidak
boleh digunakan pada 30 cm lapisan
langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu jalan atau tanah
dasar bahu jalan.
$ Alat Pemadat
* Vibro Roller
* Seafood Roller
* Tandem Roller
* Greader
3.2.2 Timbunan Pilihan $ Dalam segala ha!, seluruh timbunan pilihan harus, $ Systim pemadatan dilakukan dengan $ Elevasi Desain Sub Grade
bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki cara lapis demi lapis dan tebal lapisan
CBR paling sedikit 10.% setelah 4 hari 30 cm maksimum $ Job Mix Formula Material
perendaman bila dipadatkan sampai 100.%
kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI $ Alat Pemadat $ Pengujian Material / 1000 m3
1742:2008
* Vibro Roller * Analisa ayakan = 1 X
3.2.3 Timbunan Pilihan Berbutir $ Timbunan Pilihan Berbutir diperuntukan di atas : $ Systim pemadatan dilakukan dengan $ Elevasi Desain Sub Grade
cara lapis demi lapis
* Tanah Lunak dengan CBR < 2 % $ Job Mix Formula Material
* Tanah Rawa $ Alat Pemadat $ Pengujian Material / 1000 m3
* Vibro Roller * Analisa ayakan = 1 X
$ Indeks Platisitas = 6 % Maksimum * Seafood Roller * Indeks Plastis = 1X
* Tandem Roller * Pemadatan = 1X
$ Kepadatan ( Field Density ) : $ Pembentukan Badan Jalan (Sub Grade) * CBR = 1X
* 100 % U / tebal lapisan < 30 cm * Greader
* 95 % u / tebal Lapisan berikutnya > 30 cm $ Lapisan penopang dapat dihampar $ Field Density Test ( Sand Cone )
satu lapis atau beberapa lapis dengan
tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter interval jarak 100 m panjang
sesuai dengan kondisi lapangan yg telah
disetujui
Pemadatan Timbunan Pemadatan timbunan tanah hams dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum
sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
2) Pekerjaan Seksi Lain yang Seksi : 1.8; 1.9; 1.17; 1.19; 3.1; 3.2; 4.1; 4.2 Seksi : 1.8; 1.9; 1.17; 1.19; 3.1; 3.2; 4.1; 4.2 Seksi : 1.8; 1.9; 1.17; 1.19; 3.1; 3.2; 4.1; 4.2
Berkaitan dengan Seksi Ini 5.1; 5.2; 5.4; 6.3; 8.1; 8.2; 10.2 5.1; 5.2; 5.4; 6.3; 8.1; 8.2; 10.2 5.1; 5.2; 5.4; 6.3; 8.1; 8.2; 10.2
4) Standar Rujukan Standar rujukan yang relevan Pasal 3.2.1.(4) Spec ini
(ASTM O276)
b) AASHTO
1 AASHTO M 288-06 1 Geotextile Spesification for Highway
Applications
c) ASTM
1 ASTM D123 1 Standard Terminology Relating to Textiles
2 ASTM D4355 2 Test Method for Deterioration of Geotex
tile from Exposure to Ultraviolet Light and
Water (Xenon Arc type Apparatus)
3 ASTM D4439 3 Terminology for Geosynthetics
3.5.2 Bahan
1) Persyaratan Fisik Geotekstil a) Serat (fiber) yang digunakan untuk membuat a) Geotekstil Separator 1) Tabel 3.5.2.(1)
geotekstil
Deskripsi: spesifikasi ini sesuai untuk Persyaratan Kekuatan Geoteksil
geotekstil yang berfungsi untuk
* Bahan Polimer Sintetik mencegah teijadinya pencampuran antara 2) Tabel 3.5.2.(2)
* ≥ 95 % berat poliolefin atau poliester Serat dan Tali tanah dasar dengan agregat penutupnya Persyaratan Geotekstil untuk Drainase
(lapis pondasi bawah, lapis pondasi, Bawah Permukaan
timbunan pilihan dan sebagainya).
b) Fungsi geotekstil sebagai pemisah (separator) sesuai Spesifikasi ini juga dapat digunakan untuk 3) Tabel 3.5.2.(3)
untuk struktur perkerasan yang dibangun di atas kondisi selain di bawah perkerasan
tanah dengan nilai CBR sama atau lebih dari 3 jalan dimana diperlukan pemisahan Persyaratan Geoteksil Separator
(CBR ≥ 3) atau kuat geser lebih dari sekitar 90 antara dua bahan yang berbeda tetapi 4) Tabel 3.5.2.(4)
kPa. Aplikasi separator sesuai untuk kondisi tanah dengan ketentuan bahwa penanganan
rembesan air (seepage) melalui geotekstil Persyaratan Derajat Daya Bertahan
dasar yang tak jenuh.
bukan merupakan fungsi yang utama. (Survivability)
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.8; 1.9; 1.17; 1.19; 3.1; 3.3; 4.2; 5.1 Seksi : 1.8; 1.9; 1.17; 1.19; 3.1; 3.3; 4.2; 5.1 Seksi : 1.8; 1.9; 1.17; 1.19; 3.1; 3.3; 4.2; 5.1
kaitan dengan Seksi ini 5.4; 6.1; 6.2; 6.3; 6.4; 6.5; 6.6; 8.1; 8.2; 8.3 5.4; 6.1; 6.2; 6.3; 6.4; 6.5; 6.6; 8.1; 8.2; 8.3 5.4; 6.1; 6.2; 6.3; 6.4; 6.5; 6.6; 8.1; 8.2; 8.3
4.1.3 Persiapan untuk Pelebaran Per- a) Galian untuk Pelebaran Perkerasan harus $ Pelebaran praktis minimim ; $ Bahan galian tidak boleh digunakan
mampu menyediakan ruang gerak yang cukup kembali sebagai bahan untuk pekerjaan
kerasan untuk alat penggilas (roller) normal untuk * Lebar pelebaran perkerasan permukaan Pelebaran Perkerasan.
1) Lebar Galian dan Penggalian memadatkan badan jalan (sub-grade). Lehar dan perkerasan pondasi agregat 1,2 m
galian untuk pelebaran selebar 1,2 m
Bahan yang Ada dipandang sebagai pelebaran praktis minimum.
Detail pelebaran akan ditunjukkan dalam Gambar
2) Pencampuran Bahan Berbutir $ Pencampuran di tempat antara bahan berbutir yang baru dengan lama umumnya tidak diperkenankan. Meskipun demikian, bilamana bahu
jalan lama tampak atau diketahui terbuat dari bahan agregat yang baik, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa
yang Baru dan Lama menggali lubang uji (test pit) untuk memastikan mutu bahu jalan lama dan selanjutnya dapat menyetujui penggaruan bahan yang ada
hingga kedalaman rancangan, dicampur dengan bahan yang baru sebagaimana diperlukan dan dipadatkan kembali. Bilamana telah
dilaksanakan dengan cara ini, Pekerjaan Pelebaran Perkerasan tetap harus memenuhi semua toleransi dimensi dan mutu yang
disyaratkan dalam Seksi ini.
3) Pemangkasan Tepi Jalur $ Tepi perkerasan jalur lalu lintas yang terekspos harus dipangkas sampai mencapai bahan
yang keras (sound), yang tidak lepas atau retak atau ketidakstabilan lainnya, untuk
Lalu Lintas membentuk permukaan vertikal yang bersih, memenuhi ketentuan dalam Pasal
4) Lebar Pekerjaan Pelebaran a) setiap lapisan yang dihampar bertangga a) Lebar pelebaran perkerasan harus
terhadap lapisan di bawahnya atau terhadap cukup untuk pelebaran jalur lalu lintas
perkerasan lama. Susunan bertangga ini sesuai dengan lebar rancangan,
diperlukan untuk memungkinkan penggilasan sebagaimana yang ditunjukkan dalam
yang sedikit ke luar dari tepi hamparan dan Gambar
untuk memperoleh daya dukung samping yang
memadai, dan harus dibuat berturut-turut
selebar 5 cm untuk setiap pelapisan (overlay)
yang dihampar.
2) Menproduksi, Menghampar, b) Alat pemadat kecil yang bermesin sendiri dapat a) Sebelum bahan dihampar, lapis resap $ Elevasi Desain dan tebal lapisan
digunakan bilamana lebar pekerjaan pelebaran pengikat yang sesuai harus disemprotkan
Memadatkan, dan Pengujian cukup untuk menampung seluruh lebar roda alat pada lapis pondasi yang sudah * Field Density Test ,
Bahan Perkerasan Pada pemadat. dipersiapkan dan lapis perekat yang interval jarak 50 m panjang
sesuai juga harus disemprot pada
Pekerjaan Pelebaran permukaan vertikal dari tepi perkerasan
Pengujian kepadatan dari bahan lapisan beraspal lama.
c) $ Pengujian Material / 500 m3
terhampar yang ditentukan dengan pengujian
benda uji inti (core), harus dilaksanakan dengan * Indeks Plastis = 5 X
frekuensi tidak kurang dari satu pengujian setiap b) Pada pelebaran yang agak sempit, * Gradasi Campuran = 5 X
50 m pekerjaan pelebaran untuk masing-masing penghamparan dapat dilakukan dengan
sisi jalan (jika diterapkan pelebaran dua sisi), cara manual, tetapi dalam batas-batas * Compaction = 1 X
diukur sepanjang sumbu jalan. temperatur seperti penghamparan dengan
mesin. Pemadatan harus dilakukan
menggunakan alat pemadat mekanis atau
alat pemadat bergerak bolak balik yang
disetujui.
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 3.3; 5.1; 5.3 Seksi : 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 3.3; 5.1; 5.3 Seksi : 1.8; 1.9; 1.11; 1.17; 1.19; 3.3; 5.1
kaitan dengan Seksi ini 5.4; 6.1; 6.2; 6.3; 8.1; 8.2; 10.1; 10.2 5.4; 6.1; 6.2; 6.3; 8.1; 8.2; 10.1; 10.2 5.3; 5.4; 6.1; 6.2; 6.3; 8.1; 8.2; 10.1; 10.2
3) Toleransi Dimensi $ Bahu jalan dengan semen tanah tidak boleh a) Untuk bahu jalan dengan laburan aspal, $ Elevasi Desain dan tebal lapisan
berbeda > 10% dari elevasi rancangan toleransi elevasi dan kerataan yang
disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(3), harus * Field Density Test ,
berlaku. interval jarak 50 m panjang
$ Bahu jalan tanpa laburan aspal tidak boleh > 1,5 b) Untuk bahu jalan dengan perkerasan
cm di bawah atau diatas elevasi rancangan semen, toleransi elevasi dan kerataan yang
disyaratkan dalam Pasal 5.3.1.(3), harus $ Pengujian Material / 500 m3
berlaku. * Indeks Plastis = 5 X
$ Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh lebih tinggi c) Untuk bahu jalan semen tanah, toleransi * Gradasi Campuran = 5 X
atau lebih rendah dari 1,0 cm thp tepi jalur lalu elevasi dan kerataan yang disyaratkan * Compaction = 1 X
lintas dalam Pasal 5.4.1.(3), harus berlaku.
d) Untuk bahu jalan dengan campuran
beraspal panas, toleransi elevasi dan
$ Lereng melintang tidak boleh bervariasi > 1,0 % kerataan yang disyaratkan dalam 6.3.1.(4)
dari lereng melintang rancangan
harus berlaku.
e) Untuk bahu jalan tanpa laburan aspal,
permukaan akhir yang telah dipadatkan
tidak boleh berbeda lebih dari 1,5 cm di
bawah atau di atas elevasi rancangan,
pada setiap titik.
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL XVII EDISI 2010 REV. 3
RINGKASAN SPESIFIKASI UMUM
KEGIATAN PENANGANAN JALAN DAN JEMBATAN
Tabel 5.1.2.(1) Gradasi Lapis PondasiAgregat Tabel 5.1.2.(2) Sifat - sifat Lapis Pondasi Agregat
$ Memenuhi Gradasi Campuran, ( lihat Tabel 5.1.2. $ Tebal Pemadatan : $ Elevasi Desain dan tebal lapisan
(1 ) Spesifikasi mximum size 37,5 mm
Tebal minimum = 2 x tebal maksimum size $ Field Density Test
Aggregate.
$ Sifat-sifat Aggregate : Sand Cone dengan interval jarak masing-
masing maksimum 200 m
* Abrasi Test maksimum = 40 % * Tebal maksimum = 20 cm
* Indeks Plastis , maksimum = 6 $ Jenis Alat Pemadat : $ Job Mix Formula
* PI x Lolos no . 200, maks = 25 * Vibro Roller Pengujian Material / 1000 m3
* Batas Cair , maksimum = 25 * Tandem atau Tire Roller * Indeks Plastis = 5X
* Bagian yang lunak, maks = 5% $ Kadar Air Pemadatan : * Gradasi Campuran = 5 X
* C B R minimum = 90 % 3 % dibawah OMC atau 1 % ditas OMC * Compaction = 1X
$ Kepadatan lapangan $ Pemadatan dilaksanakan dari tepi dan * CBR = 1X
bergerak kearah sumbu jalan
Field Density Test = 100 % minimum
$ Pemadatan bagian super elevasi dimulai $ Stock Pile dari masing-masing
dari bagian sisi yang rendah bergerak
Fraksi material harus terpisah, tidak boleh
menuju sisi bagian yang lebih tinggi.
bercampur .
2 . LPA Kelas (B) $ Memenuhi Gradasi Campuran, ( lihat Tabel 5.1.2. $ Jenis Alat Pemadat : $ Field Density Test
(1 ) Spesifikasi mximum size 50 mm
* Vibro Roller Sand Cone dengan interval jarak masing-
masing maksimum 200 m
$ Sifat-sifat Aggregate : * Tandem atau Tire Roller
* Abrasi Test maksimum = 40 % $ Job Mix Formula
* Indeks Plastis , maksimum = 10 $ Kadar Air Pemadatan : Pengujian Material / 1000 m3
* Batas Cair , maksimum = 35 3 % dibawah OMC atau 1 % ditas OMC * Indeks Plastis = 5X
* Bagian yang lunak, maks = 5% * Gradasi Campuran = 5 X
* C B R minimum = 60 % $ Pemadatan dilaksanakan dari tepi dan * Compaction = 1X
bergerak kearah sumbu jalan
* CBR = 1X
$ Kepadatan lapangan $ Pemadatan bagian super elevasi dimulai $ Stock Pile dari masing-masing
dari bagian sisi yang rendah bergerak
Field Density Test = 100 % minimum Fraksi material harus terpisah, tidak boleh
menuju sisi bagian yang lebih tinggi.
bercampur .
3 . LPA Kelas (S) $ Memenuhi Gradasi Campuran, ( lihat Tabel 5.1.2. $ Jenis Alat Pemadat : $ Elevasi Desain dan tebal lapisan
(1 ) Spesifikasi mximum size 37,5 mm
* Vibro Roller
$ Sifat-sifat Aggregate : * Tandem atau Tire Roller $ Field Density Test
* Abrasi Test maksimum = 40 % Sand Cone dengan interval jarak masing-
masing maksimum 200 m
* Indeks Plastis , min = 4; max = 15 $ Kadar Air Pemadatan :
* Batas Cair , maksimum = 35 3 % dibawah OMC atau 1 % ditas OMC $ Job Mix Formula
* Bagian yang lunak, maks = 5% Pengujian Material / 1000 m3
* C B R minimum = 50 % $ Pemadatan dilaksanakan dari tepi dan * Indeks Plastis = 5X
bergerak kearah sumbu jalan
* Gradasi Campuran = 5 X
$ Kepadatan lapangan * Compaction = 1X
Field Density Test = 100 % minimum $ Pemadatan bagian super elevasi dimulai * CBR = 1X
dari bagian sisi yang rendah bergerak
menuju sisi bagian yang lebih tinggi.
$ Stock Pile dari masing-masing
Fraksi material harus terpisah, tidak boleh
bercampur .
5.2.1 Umum
1) Uraian Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan untuk pelaksanaan Perkerasan BerbutirTanpa
Penutup Aspal (Lapis Permukaan Agregat dan Lapis Pondasi Agregat) diatas permukan yang telah disiapkan dan diterima sesuai dengan ketentuan dan
detail yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pemasokan bahan akan mencakup, jika perlu, pemecahan,
pengayakan, pencampuran dan operasi-operasi Jainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 3.3 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 3.3 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 3.3
kaitan dengan Seksi ini 3.3 ; 4.1 ; 4.2 ; 10.1 ; 10.2 3.3 ; 4.1 ; 4.2 ; 10.1 ; 10.2 3.3 ; 4.1 ; 4.2 ; 10.1 ; 10.2
5.2.1 Bahan
1) Sumber Material Material Perkerasan Berbutir Jalan tanpa penutup aspal harus
dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan Seksi 1.11
"Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Ketentuan Sifat-sifat Bahan Bahan yang dipilih sebagai Lapis Permukaan Jalan
Tanpa Penutup Aspal harus memenuhi ketentuan di
bawah ini dan harus bebas dari gumpalan lempung,
bahan organik, atau bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki dan harus mempunyai mutu sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan
stabil.
Bilamana agregat kasar berasal dari kerikil maka untuk Lapis Permukan Jalan Tanpa Penutup Aspal
mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*.
*95190 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90%
agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 1.21 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 1.21 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 1.21
kaitan dengan Seksi ini 5.1 ; 5.4 ; 5.5 ; 7.1 ; 7.3 5.1 ; 5.4 ; 5.5 ; 7.1 ; 7.3 5.1 ; 5.4 ; 5.5 ; 7.1 ; 7.3
9) Pemasokan Beton Campuran Beton yang dipasok sebagai Campuran Siap Pakai (Ready Mix) oleh pemasok yang berada di luar
proyek harus memenuhi ketentuan SNI 03-4433-1997. Kecuali disebutkan lain dalam Kontrak maka
Siap Pakai (Ready Mix) "pembeli" dalam SNI 03-4433-1997 haruslah Penyedia Jasa. Syarat-syarat Umum dari Kontrak dan
ketentuan-ketentuan dari Spesifikasi Seksi 5.3 akan didahulukan dari pada SNI 03-4433-1997.
Penerapan SNI 03-4433-1997 tidak membebaskan Penyedia Jasa dari setiap kewajibannya dalam
Kontrak ini.
d) Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari Tabel 5.3.2.(2) Sifat - Sifat Agregat Kasar
batu pecah yang memenuhi Pasal 5.3.2.(3)dan haruslah
bahan yang non-plastisjika diuji sesuai SNI 1966: 2008.
Semen dan Abu Terbang Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25
% dari berat bahan pengikat hanya untuk pemakaian
Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I dan tidak dapat
digunakan untuk pemakaian semen tipe Portland
Composite Cement (PCC) dan Portland Pozzolana Cement
(PPC).
Beton $ Agregat kasar dan halus hams sesuai dengan Sifat-sifat campuran beton harus sesuai dengan tebel berikut ini :
ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini. Untuk
menentukan rasio agregat kasar dan agregat halus,
Tabel 5.3.2.(4) Parameter Keseragaman Beton
proporsi agregat halus hams dipertahankan seminimum
mungkin. Akan tetapi, sekurang-kurangnya 40% agregat
dalam campuran beton terhadap berat haruslah
agregat halus yang didefinisikan sebagai agregat yang
lolos ayakan 4,75 mm.
Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat lentur,
sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28 hari.
Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak mencapai 90% dari kuat lentur yang
disyaratkan dalam Tabel 5.3.2.(3) maka pengambilan benda uji inti (core) di lapangan,
minimum 4 benda uji
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL XVII EDISI 2010 REV. 3
RINGKASAN SPESIFIKASI UMUM
KEGIATAN PENANGANAN JALAN DAN JEMBATAN
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 3.1 ; 3.2 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 3.1 ; 3.2 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 3.1 ; 3.2
kaitan dengan Seksi ini 3.3 ; 6.1 ; 6.2 ; 6.3 ; 10.2 3.3 ; 6.1 ; 6.2 ; 6.3 ; 10.2 3.3 ; 6.1 ; 6.2 ; 6.3 ; 10.2
3) Toleransi Dimensi a) Toleransi dimensi untuk tanah dasar yang sudah d) Permukaan akhir dari lapisan teratas
disiapkan harus sesuai dengan Pasal 3 .3 .1.3. Lapis Pondasi Semen Tanah sudah
seharusnya mendekati ketinggian
b) Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rancangan dan tidak boleh kurang dari
rata-rata setiap lapisan atau sejumlah lapisan dari Lapis satu sentimeter di bawah elevasi
Pondasi Semen Tanah, yang diukur dengan survei dan rancangan di titik manapun.
atau bend a uj i inti (core), tidak boleh 10 % lebih tebal
atau lebih tipis dari pada tebal yang sudah
dirancang atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. e) Permukaan akhir Lap is Pondasi Semen
Tanah tidak boleh menyimpang lebih dari
2 cm dari mistar lurus sepanjang 3 m yang
c) Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal diletakkan di permukaan jalan sejajar
rata-rata Lapis Pondasi Semen Tanah yang sudah dengan sumbu jalan atau dari mal
selesai dengan kekuatan dan kehomogenan yang bersudut yang diletakkan melintang.
diterima, yang diukur dengan Scala Penetrometer
dan/atau pengujian dari benda uji inti (core), harus
sama atau lebih tebal dari pada tebal rancangan seperti f) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa
yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan permukaan akhir dari lapisan teratas Lapis
oleh Direksi Pekerjaan. Pondasi Semen Tanah yang
tidak rata akan mengakibatkan
bertambahnya kuantitas campuran aspal
yang diperlukan untuk pelapisan agar
dapat memenuhi toleransi .
SEKSI 5.5 LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Semen Kelas A (Cement $ Karakteristik Lapis Pondasi Agregat $ Penentuan Kepadatan Laboratorium
Treated Base) dan Lapis Pondasi Agregat Semen Kelas B Semen
(CTB dan CTSB) (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan material, * Metode D, dipadatakan dalam 5 lapis
5.4.1 Umum pencampuran dengan alat pencampur berpenggerak * Ukuran agregat tertahan ayakan * Masing - masing lapisan ditumbuk
sendiri (self propelled mixer), pengangkutan,
1) Uraian penghamparan, pemadatan dengan roller, diatas 19 mm sebanyak 145 tumbukan
pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing) dan * Kuat tekan benda uji silinder diamater
penyelesaian (finishing), dan kegiatan insidentil yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi 150 mm dan tinggi 300 mm
agregat semen, sesuai dengan Spesifikasi, garis, $ Percobaan Lapangan (Field Trials)
kelandaian, ketebalan dan penampang melintang
sebagaimana tertera pada Gambar Rencana atau yang * Panjang = 50 m
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
6.1.1 Umum
1) Uraian Lapis Resap Pengikat harus dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat Lapis Pondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus dihampar
di atas permukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dan diatas Semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton,
dll).
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 4.1; 4.2 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 4.1; 4.2 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 4.1; 4.2
kaitan dengan Seksi ini 5.1 ; 5.4 ; 6.3 ; 6.5 ; 8.1; 8.2 5.1 ; 5.4 ; 6.3 ; 6.5 ; 8.1; 8.2 5.1 ; 5.4 ; 6.3 ; 6.5 ; 8.1; 8.2
6.1.2 1 . LAPIS RESAP PENGIKAT $ Aspal Semen Pen 80/100 atau Pen 60/70, memenuhi $ Sebelum Prime Coat , permukaan lapisan $ Sertifikasi aspal dari pabrik
Base harus kering dan bersih dari bahan
( Prime Coat ) AASHTO M20. organik, dengan alat Air Compressor $ Kalibrasi dari semua Instrumen dan meteran
pengukur dan tongkat celup ukur untuk distributor
$ Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah (Kerosen) aspal, diserahkan paling lambat 30 hari sebelum
* 80 pph s/d 85 pph bagian minyak, per 100 bagian $ Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pelaksanaan.
pengeringan, bahan aspal harus sudah
Aspal Semen kurang lebih Equivalent dengan meresap ke dalam lapis pondasi, $ Job Mix Formula (JMF)
viskositas aspal cair hasil kilang jenis (MC - 30) meninggalkan sebagian bahan aspal yang $ Standart takaran …… ltr/m2
dapat ditunjukkan dengan pennukaan
berwama hitam yang merata dan tidak $ Lakukan Evaluasi hasil percobaan
$ Rentang takaran pemakaian : berongga (porous). Tidak boleh dilaksanakan, $ pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang terbuat
hujan atau mau hujan, angin kencang. dari lembaran resap yang bagian bawahnya
* 0,4 - 1,3 ltr/m2 untuk Lapis Pondasi Agregat kedap
2 . LAPIS PEREKAT $ Tabel 6.1.4.(1) Takaran Pemakaian Lapis Perekat $ Jenis Alat $ Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau
pemanasan yang berulang-ulang pada
( Tack Coat ) * Asphalt Distributor temperatur tinggi haruslah dihindari.
* Hand Sprayer
$ Bila diperintahkan, bahwa lintasan
penyemprotan bahan aspal hams satu lajur
$ Tabel 6.1.4.(2) Temperatur Penyemprotan atau setengah lebar jalan dan hams ada
bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar
20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang
bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20
cm ini hams dibiarkan terbuka dan tidak boleh
ditutup oleh lapisan berikutnya.
6.2.1 Umum Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface dressing) yang dapat terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis
diberi pengikat aspal dan kemudian ditutup dengan butiran agregat (chipping). Pelaburan aspal (surface dressing) ini umumnya dihampar di atas Lapis
1) Uraian Pondasi Agregat Kelas A yang sudah diberi Lapis Resap Pengikat atau Lapis Pondasi Berbahan Pengikat Semen atau Aspal, atau di atas suatu
permukaan aspal lama.
2) Pekerjaan Seksi Lain yang ber Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 4.2 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 4.2 Seksi : 1.8 ; 1.9 ; 1.11 ; 1.17 ; 1.19 ; 4.2
kaitan dengan Seksi ini 5.1 ; 5.4 ; 5.6 ; 6.1 ; 6.3 ; 8.1; 10.1 5.1 ; 5.4 ; 5.6 ; 6.1 ; 6.3 ; 8.1; 10.1 5.1 ; 5.4 ; 5.6 ; 6.1 ; 6.3 ; 8.1; 10.1
6.2.2 Bahan a. Agregat penutup hams terdiri dari butiran yang $ Peralatan $ Job Mix Formula (JMF)
bersih, keras, kerikil pecah atau batu pecah dari
bahan yang awet, bebas dari kotoran, lempung, * Asphalt Ditributor, mempunyai mesin $ Menguji Mutu Bahan
debu atau benda lainnya yang dapat menghalangi penggerak sendiri menurut ketentuan Agregat lihat Tabel
penyelimutan yang menyeluruh oleh aspal. 6.2.2(1).(b) Spesifikasi
* Dump Truck Aggregate Sprayding
* Pemadatan dengan Tire Roller $ Minimal satu (1) kali pengujian untuk 75 m3
Agregat
Catatan
1. Aspal Pen.80-100 dapat dibuat, yaitu dari aspal
Pen.60- 70 yang seperti dengan oli standar SAE 40
dengan proporsi sekitar 2-3 % terhadap berat total
campuran.
2. Pengujian pencampuran semen (cement mixing)
dan stabiltas penyimpanan (storage stability) tidak
disyaratkan
SEKSI 6.3 CAMPURAN BERASPAL PANAS a. Lapis Tipis Aspal Pasir (Sand Sheet, SS) Kelas A dan B $ Digunakan untuk lalu lintas ringan, tidak boleh
digunakan lapis tebal pada lalu lintas berat, karena
Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) yang selanjutnya disebut SS, ketahanan rendah terhadap alur (rutting).
terdiri dari dua jenis campuran, SS-A dan SS -B. Pemilihan SS-A
dan SS-B tergantung pada tebal nominal minimum. Latasir
biasanya memerlukan penambahan filler agar memenuhi kebutuhan
sifat-sifat yang disyaratkan. Tabel 6.3.3.(la) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Latasir
Latasir
Sifat-sifat Campuran
1 . Latasir ( Sand Sheet ) Tabel 6.3 .1.(1) Tebal Nominal Minimum Campuran Beraspal Kelas A & B
Penyerapan aspal (%) Maks. 2,0 $ Job Mix Formula (JMF), dengan
Jenis Campuran Simbol Tebal Nominal Minimum (cm) memperhatikan penyerapan agregat yang
Jumlah tumbukan per bidang 50 digunakan.
Semua campuran beraspal harus Latasir Kelas A SS-A 1,5
mengandung bahan pengisi yang di Min. 3,0
tambahkan tidak kurang dari 1 % Latasir Kelas B SS-B 2,0 Rongga dalam campuran (%)
(2)
$ Segera setelah DMF disetujui oleh
Maks. 6,0 Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 20 harus melakukan penghamparan
Tabel 6.3.2.(3) Amplop Gradasi Agregat Gabungan Untuk percobaan paling sedikit 50 ton untuk
Campuran Aspal Rongga terisi aspal (%) Min. 75 setiap jenis campuran yang diproduksi
Stabilitas Marshall (kg) Min. 200 dengan AMP
Kuantitas pemakaian additive anti % Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran Min. 2
striping (pengelupasan) dalam rentang Pelelehan (mm)
0,2 % - 0,4 % terhadap berat aspal. Anti Latasir (SS) Maks. 3 $ Kepadatan Lapangan > 98 %
Ukuran Ayakan (mm)
striping harus digunakan untuk semua Kelas A Kelas B $ Penyerapan air agregat maksimum 3 %.
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 80
jenis aspal.
19 100 100 Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah $ Gradasi Hot Bin / 250 m3 = 2 X
(3) Min. 90
9,5 90 - 100 - perendaman selama 24 jam, 60 °C $ Sand Equivalent /250 m3 = 1 X
2,36 - 75 - 100 $ Marshall /200 ton Hot Mix = 2 X
0,075 10 - 15 8 - 13 $ Gunakan Pasir yang mempunyai angularitas yang $ Extraction/200 ton Hot mix = 2 X
lebih besar agar dapat memberikan campuran yang
lebih kuat dan lebih tahan terhadap deformasi. $ Jika Campuran dengan Manual :
2 . Lapis Tipis Aspal Beton Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS, terdiri dari dua jenis campuran, HRS Pondasi (HRS-Base) dan HRS Lapis Aus (HRS
Wearing Course, HRS-WC) dan ukuran maksimum agregat masing - masing campuran adalah 19 mm. HRS-Base mempunyai proporsi fraksi agregat kasar
(Hot Rolled Sheet, HRS) lebih besar daripada HRS-WC.
HRS - WC
HRS - Base $ Untuk mendapatkan basil yang memuaskan, maka e. Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap $ Job Mix Formula
campuran harus dirancang sampai memenuhi semua segmen, didefinisikan sebagai tebal rata-rata yang
ketentuan yang diberikan dalam Spesifikasi. Dua kunci memenuhi syarat toleransi * Combined Grade
utama adalah : Material Cold Bin
f. Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal : * Combined Grade
Semua campuran beraspal harus i) Gradasi yang benar - benar senjang * Lataston Lapis Aus tidak lebih dari 3.0 mm Aggregate Hot - Bin
mengandung bahan pengrsi yang
Agar diperoleh gradasi yang benar - benar senjang, * Lataston Lapis Pondasi tidak lebih dari 3.0 mm
ditambahkan (filler added) min. l % dari
maka selalu dilakukan pencampuran pasir halus dengan
berat total agregat.
agregat pecah mesin. Ketentuan Viskositas / Suhu Campuran $ Pengujian Material
ii) Sisa rongga udara pada kepadatan membal (refusal PA.S Suhu * Abrasi / 5000 m3 = 1 X
density) harus memenuhi ketentuan yang ditunjukkan
dalam Spesifikasi ini.
* AMP 0.2 155±1 * Gradasi / 1000 m3 = 1 X
Kuantitas pemakaian additive anti * Finisher 0,2 - 1,0 130 - 150 * Gradasi Aggregate Hot Bin
striping dalam rentang 0,2 % - 0,4 %
$ Lataston bergradasi semi senjang sebagai pengganti * Pem. pertama 1-2 125 - 145 250 m3 = 1 X
terhadap berat aspal. Anti striping harus
Lataston bergradasi senjang hanya boleh digunakan
digunakan untuk semua jenis aspal. * Pem. Kedua 2 - 20 100 - 125 * Sand Equivalent
pada daerah dimana pasir halus yang diperlukan untuk
membuat gradasi yang benar-benar senjang tidak dapat * Pem. Akhir < 20 > 95 250 m3 = 1 X
diperoleh dan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Pekerjaan.
$ Temperature Aggregate, tidak melampaui 10 C $ Produksi Hit Mix / 200 ton
diatas temperatur aspal
Tabel 6.3 .1.(1) Tebal Nominal Minimum Campuran * Marshall Test = 2 X
Beraspal
Stabilitas Bahan anti $ Kalibrasi bukaan pintu Cold Bin, berdasarkan * Extraction Test = 2 X
pengelupasan (anti striping agent) komposisi campuran praksi material ( Combined
hams ditambahkan dalam bentuk Grade ) menetralisir over flow di AMP.
cairan di timbangan aspal AMP Tebal Nominal
Jenis Campuran Simbol $ Kepadatan dan Tebal
dengan mengunakan pompa penakar Minimum (cm)
(dozing pump) sesaat sebelum $ Kalibrasi Timbangan, Tera timbangan ( Standart * Core Drill
dilakukan proses pencampuran basah Weigth )
Lapis Aus HRS - WC 3,0 Interval jarak 100 m panjang
di pugmil. Lataston
Lapis Pondasi HRS - Base 3,5 $ Proporsi Campuran- Hot Aggregate dan setting
timbangan, berdasarkan berat (percentase) combined
grade dari Fraksi 2 Material Hot-Bin.
$ Agregat Kasar tertahan ayakan no. 8 harus batu pecah $ Trial Section, ( Uji-coba ) Penghamparan dan
pemadatan untuk memastikan jumlah lintasan alat
dan kekuatan sbb : pemadat serta persentase penurunan tebal hamparan
* Soundness Test = 12 % maksimum terhadap tebal padat, dengan demikian dapat
ditentukan tebal hamparan yang menghasilkan tebal
* Abration Test = 40 % maksimum padat sesuai rencana ( gambar )
* Kelekatan = 95 % Minimum
* Kepipihan = 10 % maksimum $ Peralatan :
* Air Compressor
8 2,36 50 - 72 35 - 55
30 0,60 35 - 60 15 - 35 Tabel 6.3.2.(4): Contoh Batas-batas "Bahan Bergradasi Senjang"
200 0,075 6 - 10 2-9
Ukuran Ayakan Alternatif 1 Alternatif 2 Alaternatif 3 Alternatif 4
Lataston
Lapis Aus Lapis Pondasi
Sifat - sifat Campuran
Senjang Semi Senjang Semi
Senjang Senjang
Kadar Aspal efektif (%) Min. 5,9 5,9 5,5 5,5
Penyerapan Aspal (%) Maks. 1,7
Jumlah tumbukan per bidang 75
Min. 4,0
Rongga dalam campuran (%)(2)
Maks. 6,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) 18 17
Rongga terisi aspal 68
Stabilitas Marshall (kg) 800
Pelelehan (mm) 3
Marshall Quotient (kg/mm) 250
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
90
perendaman selama 24 jam 60oC(3)
Rongga dalam campuran (%) pada
3
(4)
kepadatan membal (refusal)
Ketentuan Kepadatan $ Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-
2002, tidak boleh kurang dari 97 % Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) yang tertera dalam JMF untuk
Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran beraspal lainnya.
$ Benda uji inti paling sedikit harus diambil dua titik pengujian per penampang
melintang per lajur dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak
lebih dari 100 m.
Min. 3,0
Rongga dalam campuran (%)(2)
Maks. 5,0
Min. 2 3
Pelelahan (mm)
Maks. 4 6(1)
Tabel 6.3.3. (1d) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi (AC Mod)
Tabel 6.3.5.(1) Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran & Pemadatan $ Job Mix Formula
* Combined Grade
o
Viskositas Aspal Perkiraan Temperatur Aspal ( C) Material Cold Bin
No. Prosedur Pelaksanaan
(Pas) Tipe I Tipe IIB * Combined Grade
Aggregate Hot - Bin
1 Pencampuran benda uji Marshall 0,2 155 ± 1 165 ± 1
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 145 ± 1 155 ± 1 $ Pengujian Material ,
Pencampuran, rentang temperatur * Abrasi / 5000 m3 = 1 X
3 0,2 - 0,5 145 - 155 155 - 165
sasaran * Gradasi / 1000 m3 = 1 X
Menuangkan campuran aspal dari * Gradasi Aggregate Hot Bin
4 ± 0,5 135 - 150 145 - 160
alat pencampur ke dalam truk * Sand Equivalent
5 Pemasokan ke Alat Penghampar 0,5 - 1,0 130 - 150 140 - 160 250 m3 = 1 X
6 Pemadatan A wal (roda baja) 1- 2 125 - 145 135 - 155
$ Produksi Hot Mix / 200 ton
7 Pemadatan Antara (roda karet) 2 - 20 100 - 125 110 - 135
* Marshall Test = 2 X
8 Pemadatan Akhir (roda baja) ˂ 20 ˃ 95 ˃ 105 * Extraction Test = 2 X
$ Max Size (19 mm), tebal lapisan = 4 cm (min) $ Peralatan : $ - Kepadatan dan Tebal
$ Max Size (25,4 mm), tebal lapisan = 6 cm (min) * Air Compressor * Core Drill
$ Max Size (37,5 mm), tebal lapisan = 7,5 cm (min) * Finisher interval jarak 100 m panjang
Agregat tertahan ayakan no.8 , harus batu pecah dan * Roller / Tandem minimal 2 titik.
kekuatan sbb : * Tire Roller
* Soundness Test = 12 % maks * Alat pendukung lainnya
* Abration Test = 40 % maks
* Kelekatan = 95 % Minimum $ Penetrasi Grade Asphalt 60/70 yang
memenuhi AASHTO M 20
* Kepipihan = 10 % maks
$ Agregat Halus lolos ayakan no.8, boleh menggunakan
Pasir maksimum = 15 %
Tabel 6.3.2.(3) Amplop Gradasi Agregat Gabungan $ Contoh agregat untuk rancangan campuran
Untuk Campuran Aspal harus diam bi I dari pemasok dingin (cold bin)
dan dari penampung panas (hot bin)
$ % Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam $ Rumus Campuran Rancangan (Design Mix
Campuran Formula)
JENIS PEKERJAAN
No PERSYARATAN SPESIFIKASI PERSYARATAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN MUTU
SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM - Material yang digunakan meliputi : - Penyemprotan Aspal , - Gradasi dan Kuantitas
Aggregate Pokok, Pengunci dan penutup Pen . 60/70 temperature 165 - 175 Aggregate pokok dan pengunci
Kekuatan Aggregate harus memenuhi Pen. 80/100 temperature 155 - 165
syarat : - Penetrasi dan Kuantitas Aspal
* Abrasi = 40 % maks , -Prime Coat,diatas permukaan base L/m2 dan temperatur penyepro
* Kelekatan thd Aspal = 95 % min sudah meresap dan kering tan aspal dilapangan .
* Indeks Kepipihan = 25 % maks minimal berumur 2 X 24 Jam
- Dimensi , Tebal dan Lebar
- Gradasi Fraksi Aggregate : 1 .Penghamparan Aggregate Pokok serta persentase kemiringan
Tebal Lapisan dengan jumlah Kg/m2 sesuai permukaan .
7 -10 5-8 4-5 tebal rencana
Agg.Pokok 2- Gunakan Mal ( balok ) untuk - Kerataan permukaan
75 mm 100 mengatur tebal lapisan dibuat sa- hasil pemadatan .
63 mm 90 - 100 100 ma dengan tebal balok, dan me -
50 mm 35 - 70 95 - 100 100 ngatur garis tepi tidak ber kelok2 . - Peralatan penghamparan,
37,5 mm 0 - 15 35 - 70 95 - 100 Asphalt Suprayer
25 mm 0-5 0 - 15 - 3 . Pemadatan, Aggregate Suprayer
19 mm - 0-5 0-5 Selama pemadatan , kerataan
permukaan harus dipelihara
Agg . Pengunci menambah Aggregate pada ba-
25 mm 100 100 100 gian yang cekung dan mengu -
19 mm 95 - 100 95 - 100 95 - 100 rangi pada bagian yang cembung
9,5 mm 0-5 0-5 0-5
* Bila uji beton < 28 hari , kuat beton yang disyaratkan tidak - Pemadatan : Alat Penggetar mekanis
memenuhi ketentuan di larang untuk melakukan pengecoran dari luar harus mapu menghasilkan
lebih lanjut 5000 putaran / menit
Berat effective = 0,25 Kg
* Beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat di lakukan
pembongkaran dan penggantian seluruh beton
- Gradasi Aggregate
lihat Tabel 7.1.2 (1) Spesifikasi
7,3 Baja Tulangan - Baja Tulangan harus baja polos atau berulir - Baja Tulangan diameter ≥ 2 cm harus - Mutu bahan harus sesuai dng standar
dibengkokkan dng mesin pembengkok rujukan : SNI 07-1154-1989,
Tebal Selimut Beton Minimum untuk Acuan Pemadatan Standar SNI 07-1155-1989
Kuat Tekan (Mpa) Tebal Selimut Beton Minimum (cm) - Tulangan harus dibersihkan dari
20 3,5 kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak
25 3 percikan adukan atau lapisan lain
30 2.5 yang dapat merusak beton
35 2.5
40 2.5
Tabel. 7.4.2(1) Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan
Tegangan Leleh Karakteristik
Mutu Sebutan
Baja Tulangan (kg/cm2)
U24 Baja Lunak 2,400
U32 Baja Sedang 3,200
U39 Baja Keras 3,900
U48 Baja Keras 4,800
7.4 Baja Struktur - Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti rangka - Perakitan unit" harus dilakukan di - Mutu bahan harus sesuai dng standar
dan gelagar baja termasuk komponen baja komposit spt balok, bengkel sebelum dibawah kelapangan rujukan : SNI 07-0722-1989,
pelat, ring, baut, dll SNI 07-3015-1992, SNI 05-3065-1992
- Baut harus dimasukkan ke lubang tanpa
adanyanya kerusakan pada uliran
Sifat Mekanis Baja Struktural
Tegangan Putus Tegangan Leleh Peregangan minimum - Kelandaian bidang kontak antara baut
Jenis Baja
Minimum (MPa) Minimum (MPa) (%) dan murtidak boleh melebihi 1 : 20 thd
BJ 34 340 210 22 bidang tegak lurus sumbu baut
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18 - Permukaan baja harus di cat atau di
BJ 50 500 290 16 galvanis
BJ 55 550 360 13
7,8 ADUKAN SEMEN - Bahan / Material, - Seluhruh bahan kecuali air - Pemeriksaan / pengujian
(MORTAR) * Semen yang memenuhi ketentuan harus dicampur , baik dalam Material
SNI 15-2049-2004 kotak yang rapat atau dalam
* Aggregate Halus harus memenuhi alat pencampur yang disetujui , - Job Mix Formula
ketentuan dalam AASHTO M45-89 sampai campuran menunjukkan
* Air , Air tawar dan bersih warna campuran yang merata . - Kondisi Peralatan Campuran
Kemudian air ditambahkan .
- Kuat Tekan minimum = 50 Kg / cm2 - Proposi Campuran
(28 hari) Identik dengan Campuran 1 : 5 - Adukan semen yang tidak di -
Perbandingan Campuran ( Volume ) gunakan dalam 45 menit setelah
Kg liter air ditambah harus dibuang .
(1zak) Semen 50 15
Pasir 115 75 - Permukaan yang akan menerima
Air 9 9 w/c = 60 % adukan semen harus dibersihkan
dan dibasahi sampai merata ,se-
- Kekentalan ( konsistensi ) yang diperlukan belum adukan semen di
tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari tempatkan.
berat semen yang digunakan .
7,9 PASANGAN BATU - Umumnya digunakan untuk : - Landasan adukan tebal ≥ 3 cm, - Pemeriksaan / pengujian
* Dinding Penahan disiapkan sebelum penempatan Material
* Tembok kepala gorong-gorong masing-masing batu
* Gorong-gorong Pelat - Job Mix Formula
- Batu harus dipasang dengan
- Dimensi Batu , muka yang terpanjang mendatar, - Kondisi Peralatan Campuran
Ukuran batu dalam arah manapun tidak dan muka yang tampak harus di
boleh kurang dari 15 cm (≥ 15 cm) pasang sejajar di muka dinding - Proposi Campuran
dari batu yang terpasang.
- Bentuk Batu,
* Harus lancip atau lonjong - Lubang sulingan D = 50 mm
* Dapat ditempatkan saling dengan jarak + 2 m dari sumbu
mengunci bila dipasang ke sumbu lainnya .
bersama-sama .
- Timbunan dibelakang deletasi
- Batu, harus bersih, keras dan awet harus dari bahan drainase porous
berbutir kasar dengan gradasi
- Adukan pengisi pas. batu kosong menerus .
harus K175 (fc' 15 Mpa)
7,10 PAS. BATU KOSONG & - Umumnya digunakan perlindungan : - Keranjang bronjong harus diben - - Memeriksa Kualitas material
BRONJONG * Tebing sungai, Lereng Timbunan tangkan dengan kuat untuk mem - sifat-sifat dan batas normali-
lereng galian dan permukaan peroleh bentuk serta posisi yang sasi ukuran
lainnya yang rawan terhdp erosi yang benar menggunakan bentang
penarik, sebelum pengisian batu.
- Kawat bronjong harus baja seng yang
memenuhi SNI 07- 6892 - 2002 kelas I, - Batu dimasukan satu persatu se -
lapisan galvanis minimum 0,26 kg/m2 hingga mencapai kepadatan mak-
simum dan rongga seminimal
Karakteristik kawat bronjong : mungkin .
- Tulangan tepi dia = 4 mm, 6 SWG
- Jaringan dia = 3 mm, 8 SWG - Setelah pengisian tepi dari tutup
- Pengikat dia = 2.1 mm, 14 SWG harus dibentangkan dengan ba-
- Kuat Tarik = 4200 Kg/cm2 tang penarik atau ulir penarik
- Perpanjangan = 10% (min) pada permukaan atas dan diikat.
- Bentuk Batu,
* Bersudut tajam, berat > 40 kg
* Dimensi minimum 300 mm
- Bahan yang digunakan untuk perbaikan lubang - Pengujian ATB : uji kepadatan
harus sama dengan bahan yang ada di lokasi material uji inti (core) 1 X / 100 m
- Bahan timbunan untuk restorasi lereng harus - Lereng timbunan atau galian yang telah
timbunan pilihan selesai harus dilindungi dengan tanaman
- Perlengkapan Jalan
Pembersihan dan perbaikan rambu jalan,
bag. rel pengaman, pagar pengarah, patok km
atau perlengkapan jalan lain yg rusak
- Jembatan
Pemeriksaan dan pelaporan kondisi
komponen dan struktur, pembersihan
lubang dan kotoran