Anda di halaman 1dari 29

KONSTRUKSI JALAN DAN

JEMBATAN

S P E S I F I K A S I J E M B ATA N
Oleh : Deby Prismadi Kurniawan, S.Pd
COBA AMATI GAMBAR DIBAWAH INI?
APA PENYEBABNYA?
JEMBATAN DAN PENERAPAN
PERTEMUAN PERTAMA

DEFINISI SPESIFIKASI JEMBATAN,


PEMBAGIAN SEKSI SPESIFIKASI
JEMBATAN, SPESIFIKASI JEMBATAN
BETON, JEMBATAN BETON PRATEGANG,
JEMBATAN BAJA TULANGAN DAN
JEMBATAN BAJA STRUKTUR
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Melalui pembandingkan berbagai definisi spesifikasi jembatan dari beberapa sumber
internet, peserta didik dapat memutuskan definisi spesifikasi jembatan yang tepat
• Melalui diskusi dan kerja kelompok serta sumber dari internet baik youtube maupun
yang lainnya tentang spesifikasi jembatan, peserta didik dapat menganalisis spesifikasi
jembatan yang tepat
• Dengan materi spesifikasi jembatan yang disajikan pada power point serta melalui
diskusi dan kerja kelompok, peserta didik dapat menunjukkan spesifikasi jembatan
dan menghubungkan spesifikasi jembatan dalam kehidupan nyata
• Melalui diskusi dan tanya jawab serta melalui ekplorasi di internet, peserta didik
dapat menunjukkan spesifikasi jembatan berdasarkan penerapannya di kehidupan
nyata.
• Peserta didik dapat menyajikan hasil diskusi tentang spesifikasi jembatan secara
komunikatif dan sistematis
DEFINISI SPESIFIKASI JEMBATAN
Spesifikasi jembatan adalah persyaratan teknis jembatan yang disusun oleh
perencana untuk mencapai mutu bangunan sesuai dengan yang diinginkan oleh
Pemilik (owner).
Pada pelaksanaan jembatan diperlukan suatu panduan pelaksanaan atau acuan
pelaksanaan yang menjadi patokan bagi para pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaannya.
PEMBAGIAN SEKSI PADA SPESIFIKASI JEMBATAN
Spesifikasi jembatan terdiri atas 18 seksi yang tercakup dalam divisi 7
sebagai berikut :
• Beton • Sambungan siar muai
• Beton prategang • Landasan jembatan
• Baja tulangan • Sandaran
• Baja struktur • Papan nama jembatan
• Kayu • Pembongkaran struktur
• Tiang pancang • Turap
• Sumuran • Pipa cucuran
• Adukan semen • Parapet
• Pasangan batu
• Pasangan batu kosong dan bronjong
1. BETON

P E K E R J A A N B E T O N I N I M E L I P U T I P E N Y I A P A N T E M P AT
KERJA UNTUK PENGECORAN BETON, PEMELIHARAAN
PONDASI, PENGADAAN PENUTUP BETON, L AN TAI
KERJA, P E M O M PA A N DAN LAIN S E B A G A I N YA .
PEKERJAAN BETON
Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan
beton sebagai berikut:

• Beton Bertulang • Beton Prategang

• Beton Tanpa Tulangan • Beton Pracetak


MUTU BETON
Mutu beton yang tercakup dalam spesifikasi teknik ini :
• Mutu Tinggi (K 400-800) • Mutu Rendah (K-125)
untuk beton prategang seperti tiang untuk lantai kerja, penimbunan
pancang, gelagar, plat kembali dengan beton

• Mutu Sedang (< K-400) • Mutu Rendah (< K-250)


untuk beton bertulang, lantai beton untuk struktur beton tanpa tulangan
jembatan rangka baja, gelagar beton, seperti siklop, trotoar, pasangan batu
diafragma, kerb beton pracetak, kosong
gorong-gorong
MAKSUD DARI K-150???
K - 150 artinya kuat tekan betonnya
150 kg
PERSYARATAN BAHAN
Air
• Bersih, bebas dari bahan organik seperti
minyak, garam, asam, basa, gula
• Lolos pengujian sesuai AASHTO T 26

Batu untuk beton siklop


• Keras, awet, bebas dari retak, rongga dan
kuat terhadap cuaca
Semen • Bersudut runcing, bebas dari kotoran,
• Jenis semen portland sesuai SNI minyak dan bahan lain yang
mempengaruhi ikatan terhadap beton
• Hanya satu merk dalam satu campuran
PERSYARATAN BAHAN

Bahan tambah
• Jumlah tidak lebih dari 5% dari berat
semen atau sesuai spesifikasi produk
• Sesuai dengan jenis penggunaannya dan
klasifikasinya
Agregat • Bahan mineral seperti fly ash, pozzolan,
mikro silika.
• Ketentuan gradasi agregat sesuai ketentuan
• Ukuran maksimum agregat kasar ¾ jarak
bersih tulangan
• Sifat agregat harus bersih, kuat, keras dan
berasal dari pemecahan batu
• Bebas bahan organik
PELAKSANAAN BETON
• Penakaran material
• Pencampuran
• Pengangkutan
• Pengecoran
• Pemadatan
• Pengerjaan akhir (finishing)
• Perawatan (Curing)
2 . B E T O N P R AT E G A N G

M E N C A K U P P E M B U ATA N , P E N G A N G K U TA N D A N
P E N Y I M PA N A N B A L O K , T I A N G P A N C A N G , P E L AT D A N
E L E M E N S T R U K T U R D A R I B E T O N P R A C E TA K , YA N G
D I B U AT D E N G A N C A R A P R E T E N S I O N ( P E N E G A N G A N
SEBELUM PENGECORAN) MAUPUN POST TENSION
(PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN)
PELAKSANAAN BETON PRATEGANG
Pelaksanaan beton prategang mencakup :
• Unit Beton prategang
• Pelaksanaan unit prategang sistem pratarik
• Pelaksanaan unit prategang sistem pasca
tarik
• Penanganan, pengangkutan dan
penyimpanan unit beton pracetak
• Pelaksanaan unit beton pracetak
segmental
• Pemasangan unit beton beton prategang
PERSYARATAN BAHAN
Beton
• Harus cukup kuat, tidak melendut, kedap air
• Pada sambungan harus dipasang seal agar tidak bocor
• Ujung acuan ditumpulkan
• Pembentukan rongga harus sedemikian untuk mencegah
masuknya adukan pasta semen
• Toleransi sesuai dengan ketentuan
• Harus bersih sebelum pengecoran beton
PERSYARATAN BAHAN
Grouting • campuran grouting
dicorkan secara menerus
• Rasio air semen
sampai penuh
maksimum 0,45
• Bekas acuan angkur,
• Boleh menggunakan
setelah selesai grouting
bahan tambah untuk
harus ditutup dengan
peningkatan kinerja
adukan dengan tebal
• Sebelum grouting baja selimut minimum 3 cm
prategang harus tersisa 3
• Setelah pelaksanaan
cm dari tepi luar baji,
grouting, tidak boleh
angkur
terjadi deformasi
• Selongsong harus bersih tambahan pada struktur
dan kering selama 3 hari dari
selesainya pekerjaan
grouting berakhir
PERSYARATAN BAHAN Acuan
Baja prategang • Harus cukup kuat, tidak
• Strand terdiri dari 7 wire melendut, kedap air
dengan kuat leleh minimum • Pada sambungan harus
160 kg/mm2 dan kekuatan dipasang seal agar tidak
batas minimum 190 kg/mm2 bocor
• Wire tidak boleh disambung • Ujung acuan ditumpulkan
• Kuat tarik tinggi harus bebas, • Gambar Acuan • Pembentukan rongga harus
sedemikian untuk mencegah
tegangan yang diregangkan
masuknya adukan pasta
secara dingin sebesar 91
semen
kg/mm2
• Acuan dipasang setelah
• Sifat fisik setelah peregangan tulangan terpasang
dingin: • Toleransi sesuai dengan
• Kekuatan batas tarik ketentuan
minimum 100 kg/mm2 • Acuan harus bersih sebelum
• Gambar Baja Prategang
pengecoran beton
PERSYARATAN BAHAN
Pemberian tanda
• Disimpan dalam kelompok menurut
ukuran dan panjangnya, diikat, diberi
label
• Label berisi informasi spesifikasi
teknis, no. sertifikat sesuai hasil
pengujian

Penyimpanan
• Disimpan dibawah atap dan tidak
langsung terkena tanah
• Stress bar diberi ganjal
• Identitas pada wire, strand dan stress
bar harus tetap ada selama
penyimpanan
PERSYARATAN BAHAN
Pengangkuran Selongsong
• Kekuatan angkur minimal • Untuk sistem post tension,
95% kuat tarik minimum baja digunakan selongsong
prategang bergelombang
• Dapat memberikan • Ujung selongsong harus
penyebaran tegangan yang sedemikian rupa sehingga bagian
merata ujung kabel bebas bergerak
• Gambar Angkur
• Alat pengangkuran sesuai • Selongsong bebas dari retak,
dengan cara penegangan belah
• Angkur dilengkapi dengan • Mempunyai lubang udara
selongsong atau penghubung • Kuat menahan tekanan sebesar 4
lain yang cocok dalam bar
pelaksanaan grouting
• Untuk sistem eksternal stressing
kabel dilindungi dengan HDPT,
tahan korosi dan stabil
• Gambar Selonsong
PELAKSANAAN
• Unit Beton prategang
• Pelaksanaan unit prategang sistem pratarik
• Pelaksanaan unit prategang sistem pasca tarik
• Penanganan, pengangkutan dan penyimpanan
unit beton pracetak
• Pelaksanaan unit beton pracetak segmental
• Pemasangan unit beton beton prategang
• Dapat memberikan penyebaran tegangan yang
merata
• Alat pengangkuran sesuai dengan cara
penegangan
• Angkur dilengkapi dengan selongsong atau
penghubung lain yang cocok dalam
pelaksanaan grouting
3. BAJA TULANGAN

M EN CAK UP P EN G ADAAN DAN PEM ASAN G AN


BAJA TULANGAN SESUAI DENGAN SPESIFIKASI,
P E N E R B I TA N D E TA I L PELAKSANAAN, D E TA I L
PELAKSANAAN BAJA TULANGAN YA N G TIDAK
T E R M A S U K D A L A M D O K U M E N K O N T R A K PA D A S A AT
PELELANGAN AKAN DITERBITKAN OLEH DIREKSI
PEKERJAAN SETELAH PENINJAUAN L A PA N G A N
P E R S YA R ATA N B A H A N
BAJA TULANGAN
• BJ 24 – BAJA LUNAK – FS’ =
2400 KG/CM2
• B J 32 – B AJA S EDAN G – FS ’=
3200 KG/CM2
• BJ 39 – BAJA KERAS – FS’ =
3900 KG/CM2
• BJ 48 – BAJA KERAS – FS’ =
4800 KG/CM2
TUMPUAN UNTUK TULANGAN
• MUTU B E TO N UNTUK
T U M P U A N > F C ’ 2 0 M PA
PEL AKSANA AN
• M UT U, D I M EN S I DAN B EN T UK
SESUAI DENGAN GAMBAR
RENCANA
• TO L E R A N S I
• T I DAK B OL EH D I L AK UK AN
P E M B E N G KO K A N U L A N G
• A PA B I L A A K A N D I L A K U K A N
PENGELASAN, USULKAN
PA D A D I R E K S I
• PA S T I K A N P E R A N C A H ,
ACUAN S UDAH D I S ET UJ UI
DIREKSI
• M AT E R I A L B E R S I H
• OV E R L A P S E S UA I D I M E N S I
• T I DAK B ERG ES ER
• S E L I M U T B E TO N S E S UA I
4. BAJA STRUKTUR

• M E N C A K U P P E K E R J A A N S T RU K T U R B A J A KO M P O S I T
• PELAKSANAAN STRUKTUR BAJA BARU, PELEBARAN DAN
PERBAIKAN STRUKTUR
• P E N Y E D I A A N , F A B R I K A S I , P E M A S A N G A N , G A LVA N I S A S I
D A N P E N G E C ATA N
• B A J A T E R M A S U K B A U T S A M B U N G , PA K U K E L I N G ,
PENGELASAN DLL
PERSYARATAN BAHAN
• Sesuai dengan design mutunya Baut, mur dan ring
• Mengunakan baja mutu tinggi
• Komposisi kimia sesuai ketentuan
• Paku penghubung geser yang dilas
• Sesuai ketentuan Bahan untuk pengelasan
• Sertifikat Lapisan pelindung
• Cat
• Cek persyaratan gambar rencana
• Cek jenis cat yang digunakan serta ketebalannya
• Digunakan untuk struktur jembatan pada daerah yang bebas polusi Galvanis
• Cek ketebalan galvanis yang disyaratkan
PELAKSANAAN
• Pelaksanaan baja struktur pada umumnya
melibatkan fabrikasi yang akan melaksanakan
pekerjaan pemotongan profil, pelubangan
untuk baut dan lain sebagainya
• Jenis pelubangan baut yang digunakan adalah
untuk jenis baut:
1. Baut tidak terbenam
2. Baut pas dan silinder
3. Baut geser mutu tinggi
SIL AHK AN AMATI VIDEO BERIKUT
H T T P S : / / W W W. Y O U T U B E . C O M / W AT C H ? V = G Z E N Q
EDXPOG
SEKIAN DAN
TERIMA K AS IH

Anda mungkin juga menyukai