FEBRUARI, 2006
PEKERJAAN STRUKTUR JEMBATAN
Beton
Beton pratekan
Jembatan
Rigid pavement
c. Baja tulangan
• Ditumpuk pada penyangga kayu
• Karat permukaan atau debu harus dihilangkan sebelum
pemasangan
PERANCAH BANGUNAN
• Batas lendutan max 1/300 bentang
• Batang penguat (bracing) : arah memanjang dan melintang
• Mempuyai sistem pengaturan untuk penyesuaian
• Perancah buatan pabrik (paten) : mempuyai beberapa
keuntungan yaitu aman, sederhana dalam desain dan
mudah dipasang serta dibongkar
h. Kolom
• Kolom dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari
distribusi beban
• Tulangan ditempatkan dekat muka luar semua sisi
i. Geser
• Untuk mencegah retak diagonal pada ujung balok atau
yang berdekatan dengan tumpuan, sering diperlukan
pembengkok penulangan tarik atu menggunakan begel
PENGECORAN BETON
• Acuan harus bersih
• Keterlambatan harus diperkecil, beton harus dijaga supaya
tidak mengering atau terjadi pemisahan
• Beton tidak boleh dicor bila tingkat kemudahan
pengerjaannya (workability) telah hilang
• Pengadukan dengan benar
• Pengangkutan tanpa benturan atau getaran berlebihan
• Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam
acuan, jangan memaksanya mengalir kesamping dengan
alat penggetar (internal vibrator) yang belebihan
• Memakai hopper dan talang pengecoran jika tinggi jatuh
1,5 m atau lebih
• Sambungan acuan terkat rapat untuk menghindari
kehilangan air dan adukan
• Memasukan dan mengeluarkan vibrator internal secara
vertikal
PEMADATAN BETON
Pemadatan sangat penting karena menghasilkan :
Kekuatan maksimum
Beton yang padat dan kedap air
Pembentukan sudut dengan baik
Penampilan permukaan yang baik
Ikatan yang baik dengan penulangan baja
PENGECORAN BETON DALAM CUACA PANAS
• Suhu tinggi menyebabkan percepatan hidrasi semen
• Mengakibatkan berkurangnya waktu untuk pengerasan
• Mengakibatkan hilangnya workability
• Timbul retakan akibat penyusutan
Pencegahan :
• Pengecoran dibawah suhu 32 C (pagi atau malam)
• Pengecatan tangki dengan cat putih
• Pendinginan penulangan dan acuan dengan air
• Melindungi daerah kerja dari panas matahari
• Pembuatan penahan angin
• Mengurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian
• Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa dituda-tunda
• Segera dimulai perawatan
Prinsip perawatan :
• Adanya kelembaban
• Suhu yang memadai
3. Gradasi agregat
Batasan proporsi takaran campuran
Contoh concrete mix design : mutu K -350
Bahan
• Slump : 12 cm + 2
• Fini aggregate, pasir ex. Bangka : Sp. Gr SSD= 2,60
• Coarse aggregate, batu pecah ex rumpin : Sp. Gr SSD= 2,64
• Semen, tiga roda, ordinary portlant cement : Sp. Gravity = 3,15
• Flyash, PT. Wahana Pozolanic : Sp. Gravity = 2,10
• Air, portable : Sp. Gravity = 1,00
• Additives, Pozolith 100 RI, 1 ltr/m3 : Sp. Gravity = 1,06
Desain
• Water cement ratio = 0,50
• Free water, 190 kg/m3 = 190 dm3
• Semen, 328 kg/m3 = 104 dm3
• Flyash, 82 kg/m3 = 39 dm3
• Additives, 0,98 ltr/m3 = 0,9 dm3
• Paste volume = 334 dm3
• Aggregate volume = 666 dm3
• Fine aggregate (SSD) = 0,4x666x2,60 = 693 kg
• Coarse aggregate (SSD) = 0,6x666x2,62 = 1.047 kg
sifat-sifat campuran
PENGECORAN
• Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti
• Tidak boleh melampui 1 m dari tempat awal
• Tebal pengecoran berkisar 15 cm-30 cm
• Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam acuan dengan
ketinggian lebih dari 150 cm
• Beton tidak boleh dicor langsung dalam air dan
pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam
setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan
metode Tremi atau metode Drop-bottom-bucket
• Pengecoran dilakukan pada kondisi masih plastis
• Air tidak boleh dialirkan diatas permukaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran
• Beton harus dipadatkan dengan vibrator
• Vibrator tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30
detik
PEMBONGKARAN ACUAN
GROUTING
Semen portland biasa dan air
Rasio air-semen ≤ 0,45
Bahan plasticizer untuk penyuntikan (grouting) jika
digunakan harus sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuatnya
BAJA PRATEGANG
Untaian kawat (strand) pra-tegang harus terdiri dari 7 kawat
(wire), kuat tarik tinggi
Kuat tarik minimum : 19.00 kg/cm2
PENJANGKARAN
Penjangkaran harus mampu menahan paling sedikit 95% kuat tarik
minimum baja pra-tegang
Alat penjangkaran untuk semua sistem pasca-penegangan (post-
tensional) akan dipasang tepat tegak lurus terhadap semua arah
sumbu kabel
Jangkar harus dilengkapi dengan selongsong
PELAKSANAAN
a. Perlengkapan pra-tegang
Prosedur
Semua kabel harus diberi tanda pada kedua ujung balok pratekn, agar
dapat dilakukan pencatatan bilamana terjadi slip atau masuknya kabel
(draw-in)
Pelepasan kabel harus secara berangsur-angsur dan tidak boleh terhenti
Setelah gaya pra-tegang dipindahkan seluruhnya pada beton kelebihan
panjang kabel harus dipotong
METODE PENEGANGAN SETELAH
PENGECORAN (POST-TENSIONAL)
a. Penempatan jangkar
Setiap jangkar harus ditenpatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-
tegang
Dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton
Sesudah pekerjaan pra-tegang dan penyuntikan selesai, jangkar harus
ditutup dengan beton tebal paling sedikit 3 cm
b. Penemptan kabel
Lubang jangkar harus ditutup untuk menjamin bahwa tidak terdapat
adukan semen atau bahan ,lainnya masuk kedalam lubang selama
pengecoran
Segera sebelum penarikan kabel, kontraktor harus menunjukan bahwa
semua kabel bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran
c. Kekuatan beton yang diperlukan
Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai
kekuatan beton yang diperlukan
Dan tidak boleh kurang dari 14 hari setelah pengecoran jika perawatan
dengan pembasahan digunakan atau kurang dari 2 hari setelah
pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan
d. Penarikan kabel
Semua pekerjaan penarikan kabel harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan
atau wakilnya
Pelepasan dongkrak harus bertahap dan menerus
Penarikan kabel harus sesuai dengan urutan yang telah ditentukan
dalam Gambar
Dalam keadaan apapun kabel tidak ditarik melebihi 85% dari kekuatan
maksimumnya
e. Penyuntikan (grouting)
Lubang penyuntikan harus disediakan pada jangkar, pada titik atas dan
bawah profil kabel dan pada tirik-titik lainya yang cocok
Tidak boleh lebih dari 30 m dari panjang selongsong
Lobang paling tidak harus berdiameter 10 mm
Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel
Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air selama 1 jam sebelum
penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan
udara bertekanan
Setelah semua lobang ditutup, tekanan penyuntikan harus dipertahankan
paling tidak selama 1 menit
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau
getaran dalam waktu 1 hari setelah penyuntikan
Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan
PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL
a. Toleransi dimensi
Panjang setiap unit tidak boleh berbeda lebih dari 0,06% panjang yang
diisyaratkan dengan perbedaan maksimum sebesar 15mm
b. Toleransi bentuk
Lebar total kurang dari 60 cm : + 3 mm
Lebar total lebih besar dari 60 cm : + 5 mm
Tinggi total : + 5 mm
c. Lendutan
Maksimum 20 mm
d. kabel
Lubang keluar kabel dalam acuan : + 2 mm
Selimut kabel : + 5 mm
2. Tiang pancang
a. Toleransi dimensi
Dimensi penampang : + 6 mm
Panjang total : + 25 mm
Penyimpangan dari garis lurus : 1 mm per m1
Ketidak sikuan pangkal : 2 mm
Selimut tulangan : + 5 mm – 3 mm
Kabel pada umumnya : + 1,5 mm
PEMASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA
1. BAHAN
• Komponen baja harus dirakit dengan akurat sesuai dengan tanda yang
ditunjukkan pada gambar kerja pabrik pembuat
• Sesuai dengan prosedur urutan pemasangan
• Baut penghubung harus dipasang dengan panjang dan diameter yang
benar sebagaimana yang ditunjukan dalam daftar baut dari pabrik
pembuat jembatan
c. pemasangan
• Sesuai dalam buku petunjuk dari pabrik pembuat
• Untuk jembatan peluncuran : stuktur jembatan aman dari
pergerakan bebas pada rol. Pergerakan bebas pada rol.
Pergerakan melintasi rol selama operasi peluncuran harus
dikendalikan
• Beban pengimbang harus diletakkan dengan berat sedemikian
rupa sehingga faktor keamanan dicapai
• Operasi pemasangan dengan peluncuran atau perakitan
bertahap harus dilaksanakan sampai struktur jembatan rangka
baja terletak diatas lokasi perletakan akhir
• Struktur jembatan harus didongkrak sampai elevasi yang cukup
PONDASI TIANG PANCANG
1. MACAM-MACAM TIANG PANCANG
• Pipa baja ujung bawahnya disumbat dengan beton yang dicor dalam
ujung pipa
• Dengan menumbuk yang jatuh bebas (drop hammer) sumbat beton
tersebut ditumbuk
• Setelah pipa mencapai kedalaman yang direncanakan kemudian pipa
diisi dengan beton sambil terus ditumbuk dan pipanya ditarik
keluar/keatas
• Tahap akhir, disini sumbat beton menjadi melebar, sehingga ujung
bawah akan berbentuk seperti jamur (the mushroom base) Permukaan
sangat kasar
4. TIANG PANCANG BAJA (STELL PILE)
• Pemakaian tiang pancang baja ini akan bermanfaat jika kita
memerlukan tiang pancang yang panjang
• Kelemahan tiang pancang baja ini terhadap karat/korosi, karat/korosi
dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada kunstruksi baja biasa
• Tiang pancang baja struktur berupa profil baja, atau pipa
Ef WH W+n 2 Wp
Pu = ------------------ x ------------------
C1 – C2 + C3
S+ ------------------
2
Pu : kapasitas daya dukung batas (ton)
Pa : kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton)
e1 : Efesinsi palu
ef = 1,00 untuk palu diesel
ef = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan kotrol
W : Berat tiang pancang (ton)
W : Berat tiang pancang (ton)
N : Koefisien restitusi
n = 0,25 untuk tiang pancang beton
H : tinggi jatuh palu (m)
H=2 un tuk palu diesel (H = tinggi jatuh ram)
S : Penetrasi tiang pancang pada penumbukan terakhir, atau “set” (m)
C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur (m)
C2 : tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari
batang tiang pancang (m)
C3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan (m)
N : Faktor keamanan
1. Semen
• Semen portland
• Hanya produk dari suatu pabrik atau satu jenis merk semen portland yang
boleh digunakan
2. Air
• Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan minyak, garam, asam,
alkali, gula atau bahan-bahan organik
• Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa
pengujian
8. Sambungan (joints)
Memenuhi syarat
• Kekuatan rata-rata yang ditentukan dari suatu kelompok hasil
pengujian yang berurutan harus melampui kekuatan karakteristikyang
ditetapkan
• Setiap hasil pengujian harus lebih besar dari pada 90% kekuatan
karakteristik yang ditetapkan
10. Toleransi
CONTOH EVALUASI KUAT TEKAN BETON : RIGID PAVEMANT
PADA PROYEK UNDERPASS CIPUTAT JAKARTA, TA - 2003
Persyaratan mutu beton K-400
Suatu kebutuhan atau
persyaratan suatu produk yang
dihasilkan dan sesuai dengan
persyaratan atau spesifikasi
DEFINISI
Mutu dapat didefinisikan juga sebagai :
INPUT OUTPUT
PROSES
KONTROL
PRODUKTIVITAS
output
Produktivitas =
input
Pencapaian produktivitas dengan:
Improve efficiency
Improve effectiveness
Achieve higher performance
Develop better organizational health
Peningkatan Produktivitas
Improve efficiency (meningkatkan efisiensi) – menekan biaya
total untuk operasi, mengurangi hal yang tidak perlu
Pemeriksaan
Produk
akhir proyek
SIKLUS PRODUKSI - DISTRIBUSI
Proses Spesifikasi
spesifikasi produk
Pelaksanaan
Produksi Flow
Informasi Flow
8 DIMENSI PRINSIP MUTU
1. Performance (prestasi, hasil kerja) adalah karakteristik utama
produk
2. Features (ciri-ciri) adalah “tanda” dan “bunyi” suatu produk
3. Reliability (dapat dipercaya) adalah probabilitas suatu produk
untuk dapat bertahan pada suatu periode tertentu dalam kondisi
yang telah ditentukan
4. Conformance (cocok) adalah tingkat kesesuaian hasil produk
dengan standar yang ditentukan
5. Durability (daya tahan) adalah umur produk sebelum produk
tersebut menjadi rusak
6. Serviceability (kemampuan daya layan) adalah suatu kondisi
produk dalam menjalankan fungsinya
7. Aesthetics (estetis) adalah tampak luar produk
8. Perceived quality (kepastian mutu) adalah suatu penilaian secara
subjektif terhadap kesan, promosi atau nama suatu produk
KEGIATAN PENGENDALIAN MUTU
Tahap perencanaan
Tahap pelaksanaan
Tahap pemeriksaan
Tahap pengambilan keputusan
CONTOH BAGAN ALIR PENGENDALIAN
MUTU DALAM PEKERJAAN BETON
Spesifikasi
Jenis pemeriksaan
Metode pemeriksaan
Frekuensi pemeriksaan
Toleransi
MUTU KONSTRUKSI
Diperlukan pada saat
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Operasi
Tahap Pemeliharaan
Kegiatan Pekejaan Jembatan
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan fundasi
Pekerjaan beton
Pekerjaan pemasangan bangunan atas
Pekerjaan jalan pendekat
Pekerjaan bangunan pelengkap jalan
Pekerjaan Persiapan
Pengaturan lalu lintas
Pembuatan jembatan darurat sesuai dengan kebutuhan dilapangan
Pelaksanaan
Pengeboran sampai kedalaman yang disyaratkan, tetapi harus
ada kepastian sudah mencapai tanah keras
Pemasangan tulangan, dan dipasang dalam kondisi bersih
Pembuatan beton dengan mutu sesuai persyaratan
Pengecoran beton (tinggi jatuh atau langsung dengan
pemompaan – W/C ratio)
Waktu pengecoran dan syarat pendukung lainnya
Pondasi Sumuran
Persiapan
Lokasi pondasi (staking out)
Pembuatan cincin sumuran (sebelum mempuyai kekuatan 85% fc’
tidak boleh dipasang)
Alat untuk penggalian (manual atau konvensional, alat besar)
Pompa, apabila diperlukan untuk menjaga kestabilan tinggi air
tanah
Pelaksanaan
Penurunan cincin sumuran
Penggalian dengan cara gravitasi
Pengecoran beton kedap air dengan fc’ 20 MPa
Pengecoran beton siklop (volume batu besar 1/3 dan volume
beton fc’ 15 MPa 2/3)
Stek tulangan pada bagian teratas cincin sumuran dan bagian
beton kedap air sebagai penghubung antara poer dan Pondasi
Bangunan Bawah
Tahap persiapan
Pasta/
Perekat
Beton bersifat plastis pada awalnya dan kemudian berubah menjadi keras
PENGARUH SIFAT BAHAN
SEMEN
Kualitas dan kecepatan pengerasan
AGREGAT HALUS
Gradasi, mempengaruhi kemudahan pengerjaan
Kadar air, mempengaruhi perbandingan air semen
Lumpur, mempengaruhi kekuatan
Kebersihan, mempengaruhi kekuatan dan sifat awet beton
AGREGAT HALUS
Gradasi, mempengaruhi kekuatan
Kadar air, mempengaruhi perbandingan air semen
Kebersihan, mempengaruhi kekuatan dan keawetan
AIR
Kuantitas mempengaruhi hampir semua sifat
Kuantitas mempengaruhi pengerasan, kekuatan, sifat awet
TAHAP PENGENDALIAN MUTU BETON
Sebelum Pada saat Setelah
Pelaksanaan pelaksanaan Pelaksanaan
m
u
t
u
Tipe Bangunan Atas
Gelagar beton bertulang
Gelagar beton prategang
Gelagar baja komposit
Rangka baja
Pelengkung
Balok pelengkung
Gelagar beton boks prategang
Gelagar baja boks prategang
Gantung
Cable stayed
Pemasangan Bangunan Atas
Persiapan
Gambar rencana
Manual pemasangan
Metode pemasangan (perancah, kantilever, semi kantilever,
launching, crane, geser dll)
Alat bantu pemasangan (bentang pemberat, crane kentledge dll)
Kelengkapan material bangunan atas
Pelaksanaan
Peralatan pemasangan (crane, dongkrak, dll)
SDM
Alat pengencangan baut (alat torsi momen)
Urutan pemasangan
Camber yang harus terjadi
Pemasangan lantai (CSP, beton bertulang)
fhoto
Komponen Jembatan rangka Baja
(Struktur atas)
Batang Utama
Ikatan angin
Penahan lateran
Jalan Pendekat
Permasalan
Amblas
Longsor
Tidak rata
Kondisi jelek
Elevasi tidak sesuai
Tidak nyaman
Bergelombang
Berlubang
Menimbulkan gaja kejut tambahan pada bangunan atas
Prinsip Pengelolaan Settlement
Data penyelidikan tanah lengkap
Expansion joint
Asphaltic Plag Joint
Pipa drainase yang dipasang pada bangunan atas jembatan harus lebih
rendah sekitar 20 cm terhadap bagian struktur bangunan atas
terendah
Sandaran Jembatan
Bahan harus cukup kuat, sesuai dengan desain
Pada umumnya terbuat dari pipa baja
Elevasi sesuai dengan persyaratan
Pelaksanaan
konstruksi pondasi
yang sekedar
mengikuti gambar Kedalaman pondasi
rencana tanpa ditambah/diperbaiki
menggunakan
pertimbangan teknis
Diberi perkuatan bagi
Karena data tanah pondasi yang sudah
hanya diwakili oleh terlanjur terpasang
sondir/bor saja,
seringkali berbeda
dengan kenyataan di
lapangan (kedalaman
pondasi mungkin tidak
mancapai tanah keras)
KEDALAMAN PONDASI
Pemancangan tidak
mencapai kedalaman
rencana (walau telah
menggunakan alat Kedalaman tiang pancang
pancang yang sesuai) ditambah
Dilakukan setelah
pemancangan pada Loading test dilakukan
kondisi tanah masih beberapa minggu setelah
terganggu pemancangan
Dilakukan sebelum
penimbunan tanah Apabila daya dukung
jalan pendekat tiang berkurang, tambah
tiang, setelah dilakukan
Terjadi negatif skin perhitungan
friction
Kapasitas daya dukung
tiang berkurang Seharusnya dilakukan
penimbunan jalan
pendekat terlebih dulu,
kemudian baru dilakukan
pemancangan
HUBUNGAN TIANG DENGAN POER
Penggalian sumuran
dilakukan secara terbuka Pondasi dihitung kembali
Sumuran berfungsi sebagai pondasi langsung
sebagai pondasi langsung
PONDASI LANGSUNG
PERSYARATAN :
tanah asli
D
Sumuran
SUMURAN
CARA PENIMBUNAN/PENYIMPANAN
KOMPONEN B.A. RANGKA BAJA
Tidak disiapkan
dengan baik Susunan komponen sesuai urutan
pemasangan
Komponen cacat diperbaiki dengan
Komponen dapat menggunakan cat yang
menjadi cacat atau mengandung zinc
rusak
Komponen yang bengkok
Pelaksanaan diluruskan sesuai manual
pemasangan
terhambat kerena
terjadi kesulitan dalam
pengambilan
komponen sesuai
dengan urutannya
PENIMBUNAN KOMPONEN BETON
PRATEKAN
Pemilihan sitem
pemasangan/perakitan Sistem pemasangan
rangka baja tidak diubah, apabila masih
tepat
mungkin
Pelaksanaan
berbahaya Tambah pengamanan
Tidak ekonomis
Terjadi kesulitan
Perlu waktu yang lebih
lama
PEMASANGAN BAUT
Pelaksanaan
pengencangan sulit
Elevasi landasan di
seberang
dipendekkan/disesuaikan
METODA PEMASANGAN/PERAKITAN
JEMBATAN RANGKA BAJA
METODA PEMASANGAN/PERAKITAN
JEMBATAN RANGKA BAJA
Plane of Bent
PENULANGAN PELAT LANTAI
Bisa terjadi
overloaded, jembatan
lama-kelamaan bisa
runtuh
CELAH EXPANSION JOINT