Tujuan umum • Peserta mampu melaksanakan pekerjaan cor beton dengan baik dan benar sesuai ketentuan gambar dan spesifikasi teknis Tujuan khusus • Mampu menerapkan prosedur K-3 dan Lingkungan • Mampu mengetahui bahan-bahan campuran beton • Mampu menyebutkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pekerjaan campuran beton • Mampu membedakan volume takaran campuran beton sesuai kebutuhan di lapangan • Mampu membaca gambar kerja • Mampu menghitung volume pekerjaan cor beton • Mampu membuat adukan cor beton yang merata • Mampu menuangkan campuran beton dengan tepat • Mampu membuat finishing sesuai gambar • Mampu merawat campuran beton sesudah pengecoran • Mampu membongkar bekisting dengan baik • Mampu membuat laporan hasil pekerjaan campuran cor beton harian dengan sket Penerapan K-3 • APD • Sarung tangan katun • Sepatu karet • Masker • Helm pada lokasi pengecoran bagian atas • Rompi • APK • Rambu kerja • Pemadam kebakaran • Jaring pengaman • Lokasi licin • Lokasi ketinggian/ tangga • Pengangkutan beban berat • P3K • Obat-obat generik • Obat luka • Perban Bahan-bahan campuran beton • Agregat • Kerikil / batu pecah • Pasir • Semen • OPC (type 1, 2, 3, 4, 5) • PCC • PPC • Air • Tidak mengandung garam dan asam • Tidak kotor • Bahan tambah • Mempercepat • Memperlambat Jenis semen OPC • Type I : untuk bangunan umum • Type II : untuk bangunan tahan asam sulfat sedang • Type III : untuk bangunan dengan pengerasan awal tinggi 3 hari sudah setara dengan usia 28 hari • Type IV : untuk bangunan dengan proses hidrasi rendah, untuk beton masal dengan panas hidrasi rendah (bagunan Dam bendungan) • Type V : untuk bangunan tahan terhadap asam sulfat tinggi ( lokasi wilayah laut) Peralatan pencampur beton • Manual • Sekop, cangkul, takaran, cetok, alat perata dan penghalus untuk pekerjaan akhir (finishing) • Mesin kecil • Beton molen kapasitas 0,3-0,5 m3 setiap sekali campur, • Takaran • Mesin pusat pencampur besar • Kapasitas 30-50 m3/ jam Macam-macam campuran beton sesuai peruntukan di lapangan • Beton rabat, lantai kerja • Pelat, kolom dan balok beton • Perkerasan jalan beton Cara pengadukan dengan tangan • Alat pencampur dapat berupa cangkul, sekop atau cetok. • Semen dan pasir dicampur secara kering diatas tempat yang rata, bersih, keras dan tidak menyerap air. • Lakukan sampai warnanya sama. • Campuran kering tersebut dicampur dengan kerikil dan diaduk kembali sampai rata. • Kemudian ditengah adukan tersebut dibuat lubang dan ditambahkan air sebanyak 75% dari jumlah air yang diperlukan, lalu adukan diulangi dan ditambahkan sisa air sampai adukan tampak merata Pengadukan campuran beton Cara pengadukan dengan mesin sebagai berikut : 1. Masukkan air separo dari kebutuhan total air untuk sekali mengaduk 2. Masukkan kerikil, biarkan bercampur dengan air 3. Masukkan semen seperlunya sesuai perbandingan campuran 4. Masukkan pasir, biarkan mencampur 5. Masukkan air ½ bagian sisa dari perbandingan keseluruhan Hal – hal berikut harus diperhatikan selama penuangan dan pemadatan berlangsung : 1. Adukan beton harus dituang secara terus – menerus (tidak terputus) agar diperoleh beton yang seragam dan tidak terjadi garis batas. 2. Permukaan cetakan yang berhadapan dengan adukan beton harus diolesi minyak agar beton yang terjadi tidak melekat dengan cetakannya. 3. Selama penuangan dan pemadatan harus dijaga agar posisi cetakan maupun tulangan tidak berubah. 4. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari satu meter agar tidak terjadi pemisahan bahan pencampurnya. 5. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu turun hujan. 6. Sebaiknya tebal lapisan beton untuk setiap kali penuangan tidak lebih dari 45 cm pada beton massa, dan 30 cm pada beton bertulang. 7. Harus dijaga agar beton yang masih segar tidak diinjak. 8. Tinggi maximum penuangan 50 cm Pemadatan Beton • Pada prinsipnya pemadatan adukan beton ialah usaha agar sedikit mungkin pori/rongga yang terjadi didalam betonnya. • Pemadatan adukan beton dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin • Pemadatan secara manual dilakukan dengan alat berupa tongkat baja atau tongkat kayu. • Adukan beton yang baru saja dituang harus segera dipadatkan dengan cara ditusuk – tusuk dengan tongkat baja/kayu. • Sebaiknya tebal beton yang ditusuk tidak lebih dari 15 cm. • Penusukan dengan tongkat itu dilakukan beberapa waktu sampai tampak suatu lapisan mortar diatas permukaan beton yang dipadatkan itu. • Pemadatan yang kurang mengakibatkan kurang baiknya mutu beton karena berongga Pemadatan dengan bantuan mesin • Dilakukan dengan alat getar (vibrator). • Alat getar itu mengakibatkan getaran pada beton segar yang baru saja dituang, sehingga mengalir dan menjadi padat. • Penggetaran yang terlalu lama harus dicegah untuk menghindari segregasi, yaitu mengumpulnya kerikil dibagian bawah dan hanya mortar yang ada di bagian atas Pekerjaan perataan atau finishing • Adalah pekerjaan sesudah adukan beton selesai dipadatkan, yaitu berupa perataan permukaan dari beton segar yang telah dipadatkan. • Alat yang dipakai ialah cetok, roskam dan papan perata. • Atau menggunakan mesin perata (Power Trowel) Perawatan beton • Adalah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. • Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan pasir) berlangsung dengan sempurna. • Bila hal ini tidak dilakukan, akan terjadi beton yang kurang kuat, dan juga timbul retak – retak. • Selain itu, kelembaban permukaan tadi juga menambah beton lebih tahan cuaca, dan lebih kedap air. • Beberapa cara perawatan beton yang biasa dilakukan baik untuk benda uji yang diambil dilapangan maupun beton setelah pengecoran sebagai berikut Cara perawatan beton • Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah • Menggenangi permukaan beton dengan air. • Menyirami permukaan beton setiap saat secara terus – menerus