Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN PELEBARAN PERKERASAN JALAN YANG TEPAT DAN KOKOH

PADA RUAS-RUAS JALAN YANG KONDISI LAHANNYA TERBATAS


1)
Joko Purwanto. 2) Sutoyo
1) & 2) : Jafung Teknik Jalan & Jembatan Madya DPU Bina Marga Prov. Jatim
1)
jeepee0202@gmail.com, 2)toyosutoyo@yahoo.com

Abstrak

Masih sering ditemukan di lapangan bahwa terjadi kerusakan memanjang pada lokasi 0,5 – 1,5 meter
dari bagian tepi perkerasan, ternyata kerusakan tersebut sebagian besar merupakan hasil dari
pekerjaan pelebaran perkerasan jalan sebelumnya. Penetapan lebar perencanaan minimal 1,2 meter
dan penggunaan material CTSB atau dengan beton mutu rendahpun masih belum mampu
memecahkan permasalahan kerusakan pada lokasi-lokasi tersebut. Apabila lahan tersedia cukup
memadai dengan lebar galian minimal 2,3 meter maka pemadatan dengan vibro roller kapasitas 12
(duabelas) ton ke atas dapat dilaksanakan sehingga terjadi pemadatan maksimal, mulai dari peyiapan
tanah dasar hingga lapis pondasi atas. Namun apabila lahan tersedia kurang dari 2,3 meter maka harus
dipilih jenis material tertentu dan metoda pemadatan yang tepat agar diperoleh susunan lapis
konstruksi yang kokoh dan mampu memikul beban lalu-lintas berat dan superberat tanpa melendut.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan diuraikan dengan detail metoda pelaksanaan dan cara memilih
jenis material yang paling tepat sehingga mampu menghasilkan susunan lapis konstruksi pelebaran
yang kokoh meskipun dengan lahan yang terbatas.

Kata kunci : pelebaran lahan terbatas, kinerja maksimal.


Pendahuluan

Kerusakan yang terjadi pada bagian tepi perkerasan selebar 0,5- 1,5 meter merupakan kesalahan
klasik yang sampai saat ini masih tetap terulang terus. Teori energi pemadatan lapis demi lapi adalah
benar namun belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan konstruksi perkerasan jalan. Analoginya
adalah bahwa apabila alat pemadat lapisan perkerasan kecil-kecil namun kondisi riel di lapangan yang
lewat sangat besar bahkan 10 kali lipat beratnya, maka wajar saja kalau tetap terjadi penurunan
meskipun diuji secara teknis memenuhi persyaratan tingkat kepadatan dipermukaan, namun secara
keseluruhan tetap tidak mampu menopang beban berat yang melintas sekaligus. Sebagai contoh alat
pemadat hanya jenis bomaq yang beratnya 4 ton, sementara tronton dengan berat 40 ton lewat di
atasnya setelah rata permukaan. Maka tidak salah kalau ditemukan kerusakan memanjang bagian
pelebaran yang lebarnya antara 0,5 – 1,5 meter.

Bagian tepi perkerasan yang sering diabaikan, khususnya batu tepi yang tidak dibuang saat
melaksanakan galian pelebaran, sehingga batu tersebut masih merupakan bagian perkerasan. Titik ini
merupakan perlemahan awal perkerasan karena lokasi tepat dibawah batu tepi adalah tanah asli dan
sedikit pasir urug sebagai material pembantu berdirinya batu tepi tersebut. Lebar lokasi perlemahan
adalah 10-15 cm, celakanya tepat pada lokasi tersebut adalah lebar jejak roda kendaraan berat,
sehingga lokasi perlemahan ini mengawali terjadinya kerusakan arah memanjang yang terus
berkembang seiring repetisi beban kendaraan berat dan superberat, sehingga keruskan akan semakin
parah.

Material penutup yang berfungsi sebagai lapis penopang (capping layer) dan lapis pondasi pondasi

Anda mungkin juga menyukai