METODE PELAKSANAAN
Nama Pekerjaan : Pembangunan Asrama Terpadu Kampus Salaman
Lokasi : Jl. Raya No 48 Salaman Magelang
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2022
I. UMUM
Dasar pelaksanaan mengikuti gambar teknis dan spesifikasi khusus/ teknis, kemudian
dibuatkan gambar kerja (shop drawing)
3. Spesifikasi Dasar
Mengenai Material/ Bahan – bahan dan hasil pekerjaan mengikuti ketentuan yang berlaku
dalam hal ini mengikuti Spesifikasi Standar Nasional Indonesia ( SNI ) atau Standar yang
sudah disetujui pihak Direksi
Jadwal Pelaksanaan adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender dan Rencana
Mutu Kontrak dilaksanakan 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak.
5. Peralatan
Mobilisasi peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana yang ada dalam daftar dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan dengan alat yang digunakan sesuai tahapan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan
Selama pelaksanaan pekerjaan, apabila terjadi perubahan dari gambar pelaksanaan akan
dibuatkan gambar perubahan dengan disertai perhitungannya yang sebelumnya telah
dikonsultasikan dengan pihak perencanaan yang disetujui Pihak Direksi Lapangan /MK.
7. Pengukuran
Sebelum pelaksanaan pengukuran ( uitzet ), semua titik yang akan dipakai dalam
pengukuran pekerjaan diperiksa terlebih dahulu dan dibuatkan titik – titik tetap tambahan
dimana jarak antara dua titik tetap tidak lebih dari 1 km.
Data – data detail elevasi dan titik – titik tetap yang dipakai dilaporkan/ diberikan kepada
Direksi/MK.
9. Pemberitahuan Pelaksanaan
Program Kerja
Membuat rencana kerja, untuk disampaikan kepada Direksi/MK dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang meliputi : Schedule Pekerjaan, Material ( termasuk memberikan
contoh – contoh material sesuai spesifikasi teknis ), menyiapkan personil tenaga teknik / non
teknik dilapangan, tenaga kerja proyek dan sarana prasarana lainnya.
Untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan menggunakan metode kerja yang dapat
diandalkan dan dapat dipertanggungjawabkan, yang dikelola secara manajemen proyek
dengan persetujuan Direksi lapangan.
Photo Dokumentasi
Untuk melengkapi laporan progress pekerjaan, dilakukan pemotretan pada lokasi pekerjaan
yang ditentukan oleh Direksi lapangan/MK, sebagai dokumentasi proyek, antara lain
meliputi lokasi pekerjaan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, tahap Konstruksi dalam
keadaan sedang dikerjakan dan dalam kondisi penyelesaian, dimana setiap pemotretan
dibuatkan / ditandai tanggal pemotretan pekerjaan tersebut, kemudian dicetak dan
dibuatkan 3 ( tiga ) set album berikut soft file secara terpisah, untuk dilaporkan dan
diserahkan kepada Direksi lapangan/MK pada penyelesaian pekerjaan.
Pelaporan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Pembangunan Asrama Terpadu Bapelkes
Salaman ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pendahuluan.
2. Pekerjaan Bongkaran
3. Galian Tanah Pondasi Bangunan
Penggalian
Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
4. Pekerjaan Pasir dan Batu Kerikil
5. Pekerjaan Pondasi dan Sloof
6. Pekerjaan Beton
7. Pekerjaan Pipa Air
8. Pekerjaan Atap
9. Pekerjaan Water Proofing
Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani oleh Kontraktor, tidak lebih dari 7
(tujuh) hari Persiapan-persiapan akan dilaksanakan termasuk mobilisasi Tenaga Kerja,
Peralatan, Pendukung pekerjaan lainnya dan Sumber Daya Manusia. Dalam melaksanakan
pekerjaan perlu suatu metode pelaksanaan supaya pekerjaan dapat berjalan dengan baik.
Berikut uraian metode pelaksanaan:
a. Pekerjaan Pendahuluan
Hal-hal yang dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana dalam Pekerjaan Pendahuluan adalah
sebagai berikut:
1. Membersihkan permukaan lahan dari segala jenis kotoran, sampah maupun batang-
batang kayu atau batu yang akan menghalangi proses pembangunan
2. Membuat pagar pengamanan dari seng dengan rangka kayu
3. Membongkar bangunan eksisting sesuai gambar, pagar eksisting dan bangunan-
bangunan lainnya yang ada di dalam site yang dalam petunjuk pelaksanaan termasuk
yang harus dibongkar
4. Melakukan pengukuran dan pembuatan bowplank
5. Membangun Direksi Kit, Gudang Bahan Bangunan
6. Mengurus administrasi Ijin Mendirikan Bangunan sampai mendapatkan sertifikat
SIMB dari instansi yang terkait
7. Mengurus penyambungan arus listrik dari PLN
8. Mengurus ijin-ijin lainnya yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan
pembangunan dari instansi terkait
9. Menyediakan km/wc sementara yang digunakan semasa pembangunan
b. Pekerjaan Bongkaran
Bahan-bahan bongkaran secepatnya harus dikeluarkan, dibersihkan dari lokasi pekerjaan agar
tidak mengganggu kelancaran proses pelaksanaan pembangunan. Pengawas maupun direksi
BAPELKES SEMARANG - 3 -
METODA PELAKSANAAN -4-
Bahan-bahan bongkaran secara hukum adalah milik pemberi tugas/direksi, sehingga bahan-
bahan bongkaran akan diseleksi oleh pengawas maupun direksi untuk menentukan bahan
bongkaran mana yang layak dibuang dan bahan bangunan mana yang diserahkan kepada
direksi. Penyerahan bahan-bahan bongkaran akan dicatat dalam Berita Acara Serah Terima
Bahan Bongkaran.
Penggalian tanah diperlukan untuk pondasi setempat, pondasi telapak, pagar dan, pot bunga
dan saluran terbuka. Galian untuk pondasi dan galian lainnya harus sesuai dengan gambar
kerja, baik bentuk maupun ukurannya. Jika pada pekerjaan galian tanah ditemukan akar-akar
kayu, bekas-bekas pondasi lama, kotoran atau bagian-bagian tanah yang longsor dan tidak
padat maka harus dikeluarkan sepenuhnya. Tanah dari galian terkecuali lapisan humus, setelah
dibersihkan dapat dipakai kembali untuk pekerjaan urugan pondasi. Galian tanah pondasi yang
telah selesai harus dilaporkan pada pengawas lapangan/MK, pemberi tugas dan harus diperiksa
kebenaran ukuran setiap galian
C.1 Penggalian
BAPELKES SEMARANG - 4 -
METODA PELAKSANAAN -5-
Pondasi kolom-kolom utama menggunakan Pondasi Tiang Pancang (Spun Pile Foundation)
ukuran sesuai gambar mutu beton K-450. Pemasangan Pondasi Pile dilakukan dengan
menggunakan alat Hydraulic Pressing System - JPN Pile yaitu pemancangan pondasi tiang
dengan sistem tekan hidarulic sampai tercapai beban pondasi sesuai yang direncanakan.
Pemancangan dilakukan perbatang dengan panjang perbatang 6 m1 atau 12 m1. Jika
penekanan pondasi tiang sudah mencapai beban yang diinginkan maka penekanaan dapat
dihentikan Penyambungan antar tiang dilakukan dengan las, ujung pondasi tiang yang
melebihi batas poer harus dipotong sampai batas tertentu.
Pondasi kolom lainnya menggunakan pondasi telapak cor 1 : 2 :3 , mutu beton K 350 dengan
lantai kerja cor 1 : 3 : 5 setara K 150
Pondasi dinding batu bata menggunakan pondasi cor 1 : 3 :5 setara K 150 dengan lantai kerja
batu kosong
BAPELKES SEMARANG - 5 -
METODA PELAKSANAAN -6-
Poer, sloof , kolom, tangga dan struktur utama lainnya menggunakan pondasi beton cor beton
bertulang mutu beton K. 350
Penyambungan besi beton dari pondasi kekolom harus disediakan stik minimal sepanjang 60
cm, atau minimal 50 kali diameter besi yang terbesar dari batas pengecoran terakhir sampai
ujung besi.
Ukuran dan jumlah besi pondasi maupun balok sloof dan elemen struktur lainnya disesuaikan
dengan gambar dan peraturan yang berlaku.
Sebelum pembesian pondasi, sloof dan bagian-bagiannya dilakukan maka kontraktor wajib
membuat gambar shop drawing pembesian pekerjaan yang dimaksud dan harus mendapat
persetujuan dari direksi dan pengawas.
f. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton dengan mutu beton disesuaikan kepada fungsi tertentu dan harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pekerjaan beton bertulang yang digunakan dengan mutu K-350, digunakan untuk ; sloof,
kolom, lantai beton, pondasi telapak, ring balok, balok struktur.
2. Bekisting/maal kolom, balok dan lantai terbuat dari papan lapis (multyplex) Garuda
Form minimal 9 mm, terpasang rata vertikal, rata horizontal, terpasang kuat sehingga
tidak dapat berubah bentuk pada waktu pengecoran dan sesudah pengecoran.
3. Pengadukan beton untuk struktur utama dengan K-350 harus dilakukan secara
sempurna dengan menggunakan mesin pengaduk khusus beton (beton ready mix) dan
pemadatan pada waktu pengecoran harus sempurna dengan menggunakan vibrator
sehingga tidak terdapat hasil beton yang keropos. Pengecoran lantai tambahan harus
dicampur dengan Sicabon untuk memperkuat sambungan lantai lama dengan lantai
yang baru dicor.
4. Pemborong tidak diperkenankan melakukan pengecoran beton sebelum pembesiannya
diperiksa oleh pengawas lapangan, pemberi tugas. Demikian halnya dengan
pembongkaran bekisting harus memenuhi umur beton, selama 28 hari. Pembongkaran
dapat dilakukan lebih awal jika campuran beton ditambah dengan penguat atau untuk
elemen struktur tertentu setelah mendapat peretujuan dari pengawas lapangan
5. Lantai Cor Beton yang tidak dilindungi atap seperti kanopi di atas jendela atap dak beton
harus dilapis dengan lapisan water profing yang dicampurkan kedalam cor beton pada
saat pengecoran dilakukan atau berupa lapisan water proofing ( layer water proofing)
pada permukaan atas beton.
Permukaan lantai dak atap, kanopi beton di atas jendela harus dibuat kemiringannya
minimal 1% sehingga air yang jatuh pada permukaan kanopi beton dan lantai dak beton
dapat mengalir ke arah yang diinginkan sesuai dengan gambar.
6. Mutu Beton yang digunakan harus memenuhi beton K – 350, utuk mengetahui
kekuatan beton maka harus dilakukan Job Mix Design dan Slump Test dengan nilai 12
plus minus 2. Pembuktian kekuatan beton sesuai dengan yang diinginkan K-350 harus
dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh laboratorium yang ditunjuk oleh
penyedia jasa.
Untuk setiap pengecoran yang berbeda seperti pada saat pengecoran pondasi, kolom,
balok dan pengecoran lantai harus dilakukan test kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm
atau dengan silinder test sebanyak 3 (tiga) buah setiap 5 M3 .
Sambungan pipa dan accessories, ujungnya harus dibersihkan lebih dahulu atau diamplas
pakai kertas pasir.
h. Pekerjaan Atap
Rangka Atap yang dipakai terbuat dari baja IWF yang memiliki kemampuan kokoh, kuat, stabil.
Penutup atap dari bahan UPVC double layer
Water proofing yang digunakan merupakan lapisan water proofing setara pruduk Masterguard
berupa membran. Pelapisan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: Tahap Pertama membasahi
permukaan plat beton agar suhu permukaan berkurang dan untuk menghindari pembentukan
kantong udara sewaktu prosese pelapisan. Setelah seluruh permukaan basah maka dilakukan
pelapisan dengan cairan Masterguard yang telah dicampur dengan air 25% hingga 35% dengan
cakupan 150 gram/M2. Tahap Kedua pelapisan Fibreglass dan bodycoat, Tahap Ketiga
mengontrol lapisan fibreglass dan Tahap Terakhir melapis lapisan coating.
Setelah semua barang terkirim dan terpasang dengan baik dan aman serta setelah diadakan
pemeriksaan bersama serta uji coba maka akan diterbitkan berita acara penyerahan pertama
pekerjaan. Setelah habis masa pemeliharaan maka akan segera di terbitkan berita acara
penyerahan ke dua.
Demikian Kami sampaikan metode pelaksanaan ini, kami berharap sedikit acuan dalam pekerjaan yang
akan dilaksanakan
BAPELKES SEMARANG - 7 -