Anda di halaman 1dari 9

Balace cantilever

• Metode konstruksi balanced cantilever adalah metode pembangunan jembatan dimana dengan
memanfaatkan efek kantilever seimbangnya maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung
berat sendirinya tanpa bantuan sokongan lain (perancah/falsework ). Metode ini dilakukan dari
atas struktur sehingga tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu
aktivitas di bawah jembatan.

• Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat (cast in situ) atau secara
segmen pracetak (precast segmental). Konsep utamanya adalah struktur jembatan dibangun
dengan pertama kali membangun struktur-struktur kantilever seimbang. Kantilever yang
pertama dibuat adalah kantilever ”N”, dan seterusnya dibangun kantilever ”N+1”, kantilever
”N+2”, kantilever ”N+3” dan kantilever ”N+i”.

1. Artikel 1

TANJUNGPINANG (HK)- Robohnya jembatan I Dompak, Tanjungpinang pada Jumat


(2/10) lalu terus menuai kecaman. Disinyalir karena kesalahan kosntruksi pekerjaan dari
awal dan banyak yang tidak mengikuti aturan manajemen konstruksi maupun spesifikasi.

Ketua LSM Gerakan Tuntas Korupsi (Getuk) Provinsi Kepri Jusri Sabri mengatakan,
pihaknya telah mengumpulkan data dilapangan untuk menginvestigasi terkait robohnya
jembatan tersebut.

"Dari hasil investigasi sementara kita di lapangan diduga ada kesalahan penggunaan besi
baja pada plat jembatan yang tidak sesuai dengan spek. Karena baja yang digunakan
prategang, sebelum plat diletakkan pada balok yang telah dipasang ada penarikan. Karena
baja tersebut tidak kuat saat ditarik, maka bisa saja menjadi putus dan akhirnya ambruk,"
kata Jusri, Senin (5/10).

Lebih lanjut Jusri menjelaskan, hasil dari analisa dan investigasi pihaknya di lapangan,
ada dua kemungkinan terjadinya musibah ambruknya Jembatan I Dompak tersebut.

Yang pertama, baja tegangan yang digunakan untuk free stress (balok prategang) yang
merupakan balok tepi putus. Atau istilahnya di dalam badan seseorang ada tulang kalau
di dalam jembatan baja tulangan yang menjadi patah di dalam.

Selanjutnya, pada saat menutup atau mengikat hasil tarikan diujung atau setelah ditarik
baja tersebut lalu ditahan dengan baut, maka beton yang dipasang tidak kuat menahannya
atau baut tidak cocok, sehingga menjadi lepas.

Balok yang terpasang di atas pondasi jembatan sudah jadi, sedangkan cor yang digunakan
hanya untuk mengikat dari balok baja yang dipasang.

"Jadi permasalahannya kalau material yang dipasang seperti free stress putus, maka
bagaimana balok lain yang sudah terpasang, apakah ini kualitasnya bisa terjamin atau
tidak," ujar Jusri.

Dikatakan, dengan kondisi robohnya Jembatan I Dompak tersebut kemungkinan


terjadinya kesalahan konstruksi pada saat peletakan dan pemasangan besi prategang
tersebut.

Jadi, masalah baja prategang itu apakah selama ini sudah sesuai dengan spesifikasi atau
tidak. Oleh karena itu, aparat penegak hukum agar dapat melakukan penyelidikan dan
investigasi di lapangan, apakah selama ini pihak kontraktor telah bermain mencuri spek
bekerja sama dengan oknum-oknum tertentu untuk sengaja membangun jembatan ini
yang tidak sesuai dengan kualitas dan mutunya.

"Kalau free stress sudah terputus seperti terjadi pada Jembatan I Dompak ini, bagaimana
yang sudah terpasang sebelumnya. Ini beban mati dan bagaimana kalau beban hidup yang
dilalui oleh orang, kenderaan dan lainnya," kata Jusri.

Jusri juga menambahkan, kalau balok tersebut tidak patah, maka plat lantai pasti tidak
akan patah. Untuk itu, pihaknya meminta kepada pihak kontraktor, dewan maupun
penjabat Gubernur Kepri agar menghentikan sementara proyek tersebut untuk menjaga
kejadian yang ditimbulkan di kemudian hari.

"Ini merupakan kosntruksi berat yang harus dikerjakan dengan penuh hati-hati.
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan akan kita buat surat dan layangkan nantinya ke
pihak Kejaksaan Tinggi Kepri, Gubernur Kepri dan sampai ke KPK untuk diselidiki dan
ditindaklanjuti, apakah telah terjadi di dalamnya unsur Kolusi, Korupsi dan Nepotisme,"
kata Jusri.

Kondisi robohnya Jembatan I Dompak ini lanjut dia, telah terjadi juga pada Jembatan
Siak III di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dimana telah terjadi unsur kegagalan
bangunan/kosntruksi dan cacat visual yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya.

Proyek tersebut juga saat ini dalam penyelidikan aparat penegak hukum yang terkait, di
antaranya Kejati dan KPK.(eza)

DPRD Kepri Kecam PT Wika

Pasca Ambruknya Jembatan I Dompak

TANJUNGPINANG (HK)- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)


Provinsi Kepri mengungkapkan kekecewaannya terhadap Kontraktor dan Konsultan
Kontraktor PT Wijaya Karya yang menangani pengerjaan Jembatan I Dompak.

Rasa kekecewaan kejadian rusaknya salah satu span bangunan Jembatan I Dompak pada
Jumat (2/10) lalu itu disampaikan anggota Komisi III DPRD Kepri Irwansyah saat
hearing bersama Dewan, Dinas PU, dan PT Wijaya Karya (WIKA) di ruang rapat Komisi
III DPRD Kepri, Senin (2/10).

"Jelas saja kejadian ini membuat kami kecewa. Karena sebelum kejadian, kami benar-
benar mempercayai progres jembatan I ini," kesal Irwansyah pada hearing yang dipimpin
Ketua Komisi III Saproni.

Irwansyah mengatakan, progress pembagunan jembatan ini merupakan program multi


years pemerintah daerah, yang akan selesai pada akhir Desember mendatang.

"Kami mengharapkan pihak kontraktor dan konsultan dapat segera menemukan


penyebabnya. Apakah bahan material, struktur juga apakah human error," ujar
Irwansyah.

Karena, lanjut Irwansyah, hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama. Untuk itu, ia
meminta agar PT WIKA selaku kontraktor segera mencari penyebab dan tindak lanjut
dari kerusakan Jembatan I Dompak tersebut.

Sementara itu, Jody Firmansyah Konsultan Pengawasan Kontraktor LAPI


Ganeshapratama Construction mengatakan bahwa selama dua hari sejak kejadian
tersebut, pihaknya telah melakukan beberapa investigasi mendasar seperti bahan material
yang digunakan, desain pembangunan, apakah sesuai prosedur atau tidak.

"Yang mana, dari hasil penyelidikan kami dua hari ini, untuk bahan material yang
digunakan bahan yang lebih baik dari yang ada," klaim Jody.

Namun, dikatakan Jody untuk mengetahui penyebab pastinya masih belum dapat kami
pastikan. Karena masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut.

"Hingga saat ini untuk bagian P7 jembatan masih kami hentikan pengerjaan, namun
untuk yang bagian yang lain masih dalam pengerjaan," ujar Jody kepada anggota dewan
yang hadir.

Kepala Dinas PU Provinsi Kepri, Heru Sukmoro mengatakan bahwa, pihaknya juga
hingga saat ini belum dapat menanggapi lebih lanjut terkait rusaknya jembatan I yang
menelan biaya sebesar Rp312 miliar ini.

"Kita tunggu saja hasil investigasinya lebih lanjut. Ini merupakan suatu musibah,
pemerintah akan mengikuti aturan yang ada nanti dalam penindak lanjutannya setelah
penyebabnya diketahui," ungkap Heru.

Tampak hadir pada hearing tersebut, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Sekretaris
Komisi III DPRD Kepri Sofyan Samsir, Anggota DPRD Kepri Irwansyah, Tawarich,
Raja Bachtiar, Asmin Patros, Abdul Rahman dan Hotman Hutapea. Serta Manager
Proyek PT Wijaya Karya Adi Prayitno, PPtK Dinas PU Kepri Rody Yantari dan
jajarannya.
Setelah Hearing, Komisi III DPRD Kepri yang membidangi pembangunan infrastruktur
meninjau langsung Jembatan I Dompak yang mengalami kerusakan tersebut.(eza,Cw99)

2. Artikel 2

JAKARTA - PT Wijaya Karya (Wika) akan terus melanjutkan pengerjaan proyek


jembatan Dompak di Tanjung Pinang, yang ambruk pada Jumat (2/10) lalu.

Corporate Secretary PT Wika, Suradi mengatakan kerusakan dan penurunan yang terjadi
pada sebagian kecil lantai jembatan Dompak, tidak akan menganggu pengerjaan sisi
lainnya yang belum tuntas.

Pengerjaan proyek akan tetap dilanjutkan. Sebab kata Suradi, bila pengerjaan proyek
senilai Rp312 miliar itu dihentikan, justru bisa membahayakan konstruksi yang sudah
jadi. Dipastikan, sisi jembatan yang mengalami penurunan diperbaiki dan sisi yang lain
juga akan tetap dikerjakan.

"Untuk pengerjaan lokasi yang lain, tetap akan berlangsung karena tipe konstruksi ini
adalah balanced cantilever, yang memiliki karakter pekerjaan harus terus berjalan.
Apabila dihentikan, akan membahayakan konstruksi jembatan yang sudah terbangun,"
ujar Suradi kepada JPNN.com, Senin (5/10).

Diharapkan, semua pekerjaan perbaikan dan penyelesaian sisa proyek akan rampung
dalam kurun waktu tujuh bulan ke depan. Dengan begitu masyarakat di Tanjung Pinang
dan sekitarnya bisa merasakan manfaat jembatan sepanjang 1.210 meter tersebut.

"Ditargetkan akan selesai pada Mei 2016," ungkap Suradi. (chi/jpnn)

3. Artikel 3

JAKARTA - Corporate Secretary PT Wijaya Karya (Wika), Suradi menyatakan bahwa proyek
pengerjaan jembatan Dompak di Tanjungpinang tidak ambruk seperti yang gempar diberitakan.
Kejadian Jumat (2/10) lalu karena ada kerusakan dan penurunan sebagian kecil lantai pada
jembatan.

"Jembatan Dompak tidaklah runtuh, tetapi mengalami musibah yang mengakibatkan kerusakan
dan penurunan sebagian kecil lantai jembatan Dompak. Itu hanya di satu segmen P7," ulas
Suradi kepada JPNN.com, Senin (5/10).

Untuk itu, pihaknya kini telah melakukan perbaikan. Sementara terkait penyebab penurunan
lantai sepanjang 28 meter tersebut, Suradi mengatakan kalau saat ini masih dilakukan proses
investigasi.
"Manajemen melakukan tindakan levelling dan perbaikan lantai yang mengalami penurunan.
Untuk penyebabnya masih diinvestigasi," tandas Suradi.

Seperti diketahui, jembatan I Dompak Tanjungpinang yang bernilai Rp312 miliar diketahui
ambruk di bagian P-7. Proyek jembatan tersebut dipercayakan pada PT Wijaya Karya (Wika).
Saat kejadian, ada 35 pekerja yang berada di lokasi tersebut untuk melakukan pengecoran
jembatan.

BACA: Bahaya jika Proyek Jembatan Rp312 Miliar yang Ambruk Dihentikan

Pengecoran jembatan tuntas pada Jumat (2/10) pukul 16.30 WIB, namun masih ada tiga pekerja
berada di lokasi saat jembatan ambruk. Beruntung, tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
(chi/jpnn)

4. Artikel 4

Dalam rangka mengoptimalkan progres pengerjaan jembatan I yang menghubungkan


Tanjungpinang-Dompak, Pj. Gubernur Kepulauan Riau melakukan peninjauan ke lokasi
jembatan dari sisi Dompak, Senin (26/10/2015).

Pada kesempatan ini Gubernur juga meminta keterangan dari pihak rekanan, dalam hal ini PT.
Wijaya Karya (Persero) terkait insiden robohnya jembatan yang masih dalam tahap pengerjaan
itu. Apalagi insiden tersebut membuat proses pengerjaan terpaksa dihentikan sementara sampai
selesai proses penyelidikan.

Setelah melihat kondisi jembatan di lapangan Gubernur kemudian minta bagian yang roboh,
yakni di P7 seluruhnya dibuang dan dibangun ulang. Karena kondisinya paska runtuh pada P7
tampak miring dan jika diperbaiki tidak akan bisa selesai sempurna.

"Yang bagian ini bagusnya dibuang saja, terus dibangun ulang," kata Gubernur sambil menunjuk
slide show yang yang ditampilkan.

Sementara itu, menyangkut apakah penyebab dampak runtuhnya jembatan yang masih
dikerjakan tersebut, Gubernur meminta penjelasan secepatnya dari dari hasil penyelidikan yang
dilakukan oleh tim ahli. Karena hasil penyelidikan tersebut akan menjadi tolok ukur kelanjutan
pembangunan jembatan tersebut kedepan. Terutama masalah penganggarannya.

"Perlu diingat bahwa proyek ini adalah proyek multy years yang penganggarannya sudah selesai
tahun 2015 ini. Sudah 72 persen yang ditagih, dan tersisa 28 persen lagi. Saya tegaskan bahwa di
tahun 2016 nanti proyek ini tidak bisa dianggarkan lagi, kecuali untuk membayar sisa piutang
yang belum dibayarkan. Dan piutang itu juga baru bisa kita bayar apabila pekerjaan sudah
selesai. Atau jelasnya pencairan dana itu tidak boleh lebih besar dari progres kerja di lapangan,"
jelas Agung.
Sementara itu Pilot Manajer PT. Wika (Wijaya Karya) Adhi Prayitno. Dia menjelaskan jika
akibat rubuhnya jembatan I tersebut pihaknya mengalami kerugian lebih Rp20 miliar. Dan
apakah itu kesalahan siapa, Ardi menjelaskan jika proses investigasi masih dilakukan.

"Saat ini masih di cek sistem traveler yang kita gunakan tersebut. Dan semenjak jembatan itu
roboh, sampai sekarang kita belum boleh kesana dan menyentuh barang-barang yang ada disana
sampai selesai penyelidikan. Dan apapun hasilnya, kita komitment akan menyelesaikan jembatan
ini. Ini adalah bagian resiko yang harus kita hadapi," kata Adhi. Adhi juga tetap meyakinkan jika
jembatan ini akan digesa selesai hingga akhir Desember tahun ini.

5. Artikel 5

Proyek Jembatan Dompak

REPUBLIKA.CO.ID,TANJUNG PINANG -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi


Kepulauan Riau Ir. Heru Sukmono menyatakan PT Wijaya Karya, kontraktor yang membangun
Jembatan 1 Dompak, Tanjungpinang bertanggung jawab atas ambruknya sebagian jembatan
tersebut.

"Jembatan itu harus dibangun kembali dan masih menjadi tanggung jawab kontraktor," tegas
Kepala PU Kepri Heru, di Tanjungpinang, Sabtu.

Jembatan penghubung Pulau Dompak, pusat Pemerintahan Kepri dengan pusat perkotaan
Tanjungpinang ambruk pada Jumat sore (2/10).

Dinas PU Kepri minta pihak LAPI ITB untuk melakukan investigasi, mencari penyebab
ambruknya sebagian kontruksi jembatan yang terletak di tengah laut perairan Dompak tersebut.

Rencananya, hari ini akan ada tim ahli dari LAPI ITB melakukan investigasi langsung ke
lapangan mencari penyebab ambruknya jembatan.

Setelah investigasi, lanjutnya akan dilakukan analisa ulang untuk mencari jalan keluar serta
alternatif melanjutkan pembangunan jembatan Dompak tersebut.

"Bagaimana jalan keluarnya, apakah ada alternatif lain atau metode-metode lain yang lebih
mudah dan aman sehingga pembangunan jembatan ini tetap berlanjut," ucapnya.

Menurut Heru, jembatan Dompak ambruk tidak sampai memakan korban, akan tetapi dalam
waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan evakuasi lebih lanjut terhadap kejadian yang
dikategorikan sebagai musibah tersebut.
"Kami berharap, kontaktor atau konsultan menelaah kembali, kenapa ini bisa terjadi, apakah
keteledoran, sengaja, atau bagaimana. Yang jelas, kami akan terus melakukan pemantau," kata
Heru.

Telaah yang dimaksud untuk mengukur, apakah jembatan tersebut bisa rampung pada akhir
tahun 2015 ini, sebagaimana yang ditargetkan mantan Gubernur Kepri Sani, atau harus
diperpanjang.

PT Wijaya Karya akan mempertanggungjawabkan permasalahan itu. Pihak perusahaan tetap


berkomitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak kerja yang ditetapkan Pemerintah Kepri.
"Target kami jembatan itu tersambung pada November 2015. Harapan kami menjadi sirna akibat
permasalahan ini," ujarnya.

Jembatan I penghubung Pulau Dompak, pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dengan
pusat perkotaan di Tanjungpinang ambruk, padahal PT Wijaya Karya menargetkan penyelesaian
pembangunan proyek senilai Rp312 miliar itu pada November 2015.

Badan jembatan yang ambruk itu di bagian P-7. Saat kejadian ada 35 pekerja yang berada di
lokasi tersebut untuk melakukan pengecoran jembatan. Pengecoran jembatan tuntas pukul 16.30
WIB, namun masih ada tiga pekerja berada di lokasi hingga jembatan itu ambruk.

Akibat kejadian tersebut, kata dia ketiga orang karyawan yang sedang bekerja terpaksa loncat ke
laut sedalam enam meter. "Beruntung, tidak terjadi korban jiwa. Tim kami bergerak cepat
menyelamatkannya," ujarnya.

6. Artikel 6

Kontraktor pelaksana jembatan I Dompak, PT Wijaya Karya (Wika) tbk memastikan,


pembangunan jembatan yang menghubungkan pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau
dengan Tanjungpinang telah selesai.

Jembatan akan diresmikan setelah dilakukan uji beban (loading Test), oleh Komisi Keselamatan
Jalan Terowongan dan Jembatan (KKJTJ) Kementeriaan PU dan Pekerjaan Rakyat (PUPR).

Penyelesaian pengerjaan jembatan yang diimpikan oleh mantan Gubernur Kepri, almarhum H
Muhammad Sani ini, telah menempuh berbagai rintangan. Salah satunya dengan robohnya
konstruksi jembatan pada tiang P7 yang terjadi pada tahun lalu, namun telah diselesaikan setelah
mendapat rekomendasi dari KKJTJ.

Jembatan I Dompak yang memiliki panjang 1,600 meter dengan lebar sama seperti jembatan
Suramadu, Jatim. Desain bangunan kombinasi bentang PCI girder sepanjang 23 kali 40 meter,
box girder sepanjang 260 meter dan balok pelengkung serta slob on pile sepanjang 172 meter.
Jembatan ini juga dilengkapi dengan jogging track di bawah lantai dasar jembatan.
Jembatan I Dompak dikerjakan dengan kontrak Multiyers PT.Wijaya Karya, dengan total nilai
kontrak Rp 312 Miliar lebih dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah tahun 2014-2015
Provinsi Kepri , yang penandatanganan kontrak dilakukan pada Mei 2015.

"Pengerjaan ini sudah kita selesaikan tepat waktu. Tetapi saya ingatkan pihak PU (Dinas
Pekerjaan Umum) harus melakukan loading test, karena loading test tidak termasuk dalam item
pengerjaan kita," kata Manajer Proyek PT Wika tbk, Adhi Prayitno saat menggelar syukuran di
Jembatan I Dompak, Sabtu (5/11) sore.

Pada proyek tersebut, kata Adhi, PT Wika tbk sebagai kontraktor pelaksana telah melaksanakan
semua item yang tercantum dalam kontrak proyek tersebut, kecuali pengaspalan dan listrik.
Namun, selagi masih dalam tahap pemeliharaan oleh kontraktor, pihaknya akan terus
melaksanakan rekomendasi berbagai perbaikan yang dimintai oleh pihak PU Kepri tersebut.

"Kalau memang ada perbaikan, akan kita laksanakan seperti ada permintaan dewan untuk
memperbaiki jalur, dan mudah-mudahan minggu depan sudah dilakukan loading test," ujarnya.

Dinas PU dan PT Wika tbk serta Konsultan Perencana dan Pengawas, kata Adhi, secara internal
sudah melakukan uji beban yang akan dilakukan oleh Tim Independen dari China beberapa
waktu lalu yang ditunjuk oleh Komisi Keselamatan Jalan Terowongan dan Jembatan (KKJTJ)
Kementeriaan PU dan Pekerjaan Rakyat (PUPR).

"Kita tidak main-main. Secara internal kita sudah lakukan uji beban dengan memasukan balok
yang beratnya sekitar 100 ton, serta mixer yang beratnya sekitar 25 ton di jembatan ini,"
ungkapnya.

Menurut Adhi, jembatan yang saat ini ditunggu-tunggu dan jembatan kebanggaan masyarakat
Provinsi Kepri sudah seharusnya diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo.

"Jembatan ini sepertinya layak untuk diresmikan oleh Presiden, kami kontraktor Wika sudah
banyak mengerjakan jembatan, panjangnya 600-700 meter saja di resmikan Presiden seperti di
Kalimantan, tetapi harus di aspal dan diberi marka serta PLN dulu," ujarnya.

Sementara itu, PPTK Proyek Jembatan Dompak, Dinas Pekerjaan Umum Kepri, Rodiantara
mengatakan, pembukaan Jembatan I Dompak akan dilakukan setelah dikoordinasikan dengan PT
Wika tbk, selaku kontraktor pelaksana yang nantinya akan mengedepankan keamanan dan
keselamatan. Pembukaan jembatan untuk umum akan dilakukan dari sisi Tanjungpinang dan
dilengkapi dengan portal keamanan.

"Animo dan keinginan masyarakat yang ingin melihat langsung kondisi jembatan dan berfoto-
foto pun sudah tinggi. Rencananya dua sisi akan kita kasih portal, itu pun kendaraanya kita batasi
yakni dibawah 8 ton, mudah-mudahan seminggu kedepan sudah dibuka, itu pun jamnya dibatasi,
antara jam 6 pagi sampai jam 6 sore," ujarnya.(bet)

7. Artikel 7
Penyebab utama penurunan dan pergeseran segmen P7-P7A yang membuat Jembatan I Pulau
Dompak Tanjungpinang, nyaris runtuh kian terkuak.

Hal tersebut terlihat dari fokus penyelidikan penyebab insiden pada jembatan yang
menghubungkan Pulau Bintan dan Pulau Dompak pada Jumat (2/10/2015) silam ini.

Petugas Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada Proyek Jembatan I (Lanjutan) Pulau Dompak,
Rodi Yantari mengatakan bahwa, Komisi Keamanan Jembatan, Terowongan dan Jalan (KKJTJ)
mulai mengarahkan penyelidikannya pada alat bantu (treveller) yang dipakai untuk menyanggah
badan jembatan yang dicor dari beton tersebut, Kamis (29/10/2015).

Penyelidikan itu dilakukan setelah KKTJT membahas secara menyeluruh terkait beberapa hal

yang diduga menjadi penyebab penurunan segmen P7-P7A.

"Hari ini, tim KKTJT dari Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) dan ahli
jembatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) turun ke lokasi untuk menyelidikan penyebab
insiden. Fokus penyelidikannya terpusat pada alat bantu. Mereka baru kembali dari lokasi," jelas
Rodi kepada Tribun, Kamis (29/10/2015).

Menurut Rodi, tim dari KKTJT itu masih hanya mengumpulkan data-data dari lokasi.

Tim tersebut belum bisa mengeluarkan pernyataan resmi mengenai apa yang diperoleh dari
penyelidikan terhadap alat bantu tersebut.

"Hari ini tim tersebut masih sebatas mengumpulkan bahan. Setelah itu mereka akan membahas
hasil penyelidikan ini sebelum mengambil langkah selanjutnya," tegas PPTK Proyek Jembatan I
(Lanjutan) Pulau Dompak itu.

Penyebab insiden pada segmen P7-P7A ini ditengarai oleh tiga hal yakni desain jembatan,
campuran material dan alat bantu. Belakangan tim KKTJT lebih mengarahkan penyelidikannya
pada alat bantu atau treveller.(*)

Anda mungkin juga menyukai