PROFIL PIMPINAN
Riwayat Jabatan
Direktur Jenderal Perkeretaapian
(November 2017 - Sekarang)
Riwayat Pendidikan
Ekonomi Transportasi, Program Pasca Sarjana
Universitas LYON II ENTERQ, Perancis
(1997)
RANGKUMAN EKSEKUTIF
Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan tugas dan fungsi sebagai regulator
penyelenggaraan perkeretaapian diantaranya melalui kegiatan pengaturan,
pengendalian dan pengawasan termasuk pelaksanaan pembangunan prasarana
perkeretaapian sebagai upaya peningkatan konektivitas, keselamatan dan pelayanan
perkeretaapian dalam rangka mendukung perekonomian nasional.
Pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melakukan pembangunan
jalur kereta api sepanjang 104,22 km’sp dan peningkatan/rehabilitasi/perawatan jalur
kereta api sepanjang 607,79 km’sp. Pembangunan prasarana perkeretaapian yang
dilaksanakan pada tahun 2020 meliputi Proyek Strategis Nasional (PSN), program
prioritas Kementerian Perhubungan maupun program pembangunan lainnya,
diantaranya sebagai berikut:
1. Pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa segmen Besitang – Sei Liput
sepanjang 35,4 km’sp dimulai tahun 2017 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai
progres fisik sebesar 98,41% serta ditargetkan selesai pada tahun 2021.
2. Pembangunan jalur kereta api lintas Rantauprapat - Kota Pinang segmen
Rantauprapat – Pondok S5 sepanjang 33 km’sp dimulai tahun 2017 dan sampai
dengan tahun 2020 mencapai progres fisik sebesar 100%. Pada tahun 2021 akan
dilakukan pengujian jalur kereta api dan selanjutnya pengoperasian jalur kereta api
pada segmen tersebut.
3. Peningkatan jalur kereta api lintas Medan – Binjai sepanjang 21 km’sp telah selesai
dan beroperasi pada tahun 2020 dengan progres fisik 100%.
4. Peningkatan jalur kereta api lintas Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar sepanjang
106 km’sp dimulai tahun 2019 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai progres
fisik sebesar 91,20% serta ditargetkan selesai pada tahun 2021.
5. Peningkatan jalur kereta api antara Padang – Pariaman sepanjang 53,5 km’sp
dimulai tahun 2019 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai progres fisik sebesar
sebesar 75,13% serta ditargetkan selesai pada tahun 2022.
6. Peningkatan jalur kereta api lintas Lahat – Bungamas - Lubuklinggau sepanjang
115,29 km’sp terbagi dalam 2 segmen yaitu Lahat - Bungamas sepanjang 25,83
km’sp yang telah selesai 100% pada tahun 2020 dan segmen Bungamas –
Lubuklinggau sepanjang 89,46 km’sp dengan progres fisik sebesar 42,57% pada
tahun 2020 dan ditargetkan selesai pada tahun 2021.
7. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket A antara Manggarai –
Jatinegara terdiri dari tahap I (kontrak tahun jamak 2014-2021) dengan progres fisik
RANGKUMAN EKSEKUTIF v
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
97,95% dan tahap II (kontrak tahun jamak 2019-2022)dengan progres fisik sebesar
44,28%. Secara keseluruhan ditargetkan selesai pada tahun 2022.
8. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket B meliputi pembangunan
fasilitas perkeretaapian antara Bekasi – Cikarang dimulai tahun 2019 dan sampai
tahun 2021 mencapai progres fisik 72,72% serta ditargetkan selesai pada tahun
2021.
9. Peningkatan jalur kereta api antara Rangkasbitung – Serang sepanjang 33 km’sp
telah selesai pekerjaanya pada tahun 2020 dengan progres fisik mencapai 100%.
10. Peningkatan jalur kereta api antara Serang – Merak sepanjang 34 km’sp dimulai
tahun 2020 dengan skema kontrak tahun jamak 2020 – 2021 dan progres fisik
mencapai 0,24%.
11. Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Bogor – Sukabumi segmen Bogor –
Cicurug (kontrak tahun jamak 2019-2022) yang merupakan bagian dari
pembangunan jalur ganda lintas Selatan Jawa terbagi atas 6 segmen yaitu
Bogor/Paledang – Batutulis sepanjang 4,4 km’sp dengan progres fisik 34,28%,
Batutulis – Ciomas sepanjang 4,9 km’sp dengan progress fisik 27,98%, Ciomas –
Maseng sepanjang 4,8 km’sp dengan progress fisik 89,48%, Maseng – Cigombong
sepanjang 5,5 km’sp dengan progress fisik 96,56% dan Cigombong - Cicurug
sepanjang 7,5 km’sp dengan progress fisik 100%. Selain itu juga terdapat pekerjaan
sistem persinyalan elektrik dengan progres fisik 77,05%. Keseluruhan pekerjaan
segmen Bogor – Cicurug ditargetkan selesai pada tahun 2022.
12. Penggantian sistem persinyalan dan telekomunikasi lintas Bandung – Ciroyom
dimulai tahun 2020 dengan progres fisik mencapai 20,68% dan ditargetkan selesai
pada tahun 2021.
13. Pembangunan jalur ganda kereta api antara Kiaracondong – Cicalengka Tahap 1
Segmen Gedebage – Haurpugur sepanjang 6 km’sp dimulai pada tahun 2020
dengan target penyelesaian pada tahun 2022. Progress sampai dengan akhir tahun
2020 adalah sebesar 15,57%.
14. Pembangunan akses jalur kereta api menuju Bandara Yogyakarta International
Airport (YIA) sepanjang 6 km’sp dimulai pada tahun 2019 dan sampai tahun 2020
mencapai progres fisik sebesar 83,84% serta ditargetkan selesai pada tahun 2021.
15. Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kroya - Kutoarjo sepanjang 76 km’sp.
yang merupakan bagian dari pembangunan jalur ganda lintas Selatan Jawa dimulai
tahun 2017 dan telah selesai serta beroperasi pada tahun 2020 dengan progress
fisik 100%.
vi RANGKUMAN EKSEKUTIF
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
16. Elektrifikasi Jalur Kereta Api Lintas Yogyakarta – Solo dimulai pada tahun 2019
dengan rencana pengoperasian pada tahun 2021. Progress fisik pada tahun 2020
sebesar 91,24%.
17. Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Jombang – Mojokerto sepanjang
24 km’sp dimulai tahun 2019 dan telah selesai serta beroperasi pada tahun 2020
dengan progres fisik 100%.
18. Peningkatan jalur kereta api segmen Bangil – Probolinggo sepanjang 35 km’sp dan
Malang – Sumberpucung sepanjang 10 km’sp telah selesai serta beroperasi pada
tahun 2020 dengan progres fisik 100%.
19. Pembangunan jalur kereta api Makassar – Parepare segmen Barru – Pangkep –
Maros sepanjang 59 km’sp telah mulai konstruksi pada tahun 2018 dan sampai
dengan tahun 2020 terdapat progress fisik untuk segmen Pangkep – Barru sebesar
67,56% dan Maros – Pangkep sebesar 48,02%.
20. Pembangunan MRT Jakarta North – South fase 2 sepanjang 11,8 km’sp dari
Bundaran HI – Kota – Ancol Barat. MRT Jakarta Fase 2A segmen Bundaran HI -
Harmoni – Kota sepanjang 5,8 km’sp sudah mulai dilaksanakan konstruksi pada
bulan Juni 2020 yaitu paket CP 201 dengan progres sampai dengan Desember
2020 sebesar 9% (overall fase 2A sebesar 2%), sedangkan paket pekerjaan lainnya
masih dalam proses lelang internasional. Untuk Fase 2B segmen Kota – Ancol Barat
sepanjang 6 km’sp, saat ini reviu studi kelayakan dan penetapan lokasi dari
Gubernur DKI Jakarta telah selesai, selanjutnya proses perijinan lingkungan.
21. Pembangunan prasarana LRT Jabodebek tahap I sepanjang 44,43 km’sp telah
dimulai tahun 2015 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai progress fisik sebesar
81,72% dengan rincian Cawang – Cibubur sebesar 98,98%, Cawang – Dukuh Atas
sebesar 79,53%, Cawang-Bekasi Timur sebesar 89,48% dan Depo Jatimulya
35,46%. Adapun target operasi LRT Jabodebek tahap I adalah pada Juni tahun
2022.
22. Pembangunan kereta cepat lintas Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km’sp
dimulai tahun 2015 dan pada tahun 2020 progres fisik mencapai 65,70%,
sedangkan penyiapan lahan telah selesai sebesar 99,97%. Adapun target operasi
kereta cepat Jakarta – Bandung tersebut adalah pada tahun 2022.
1. Perintis Cut Mutia: Realisasi jumlah penumpang kereta api mengalami penurunan
sebanyak 41% dibanding tahun 2019 dengan jumlah penumpang pada tahun 2020
sebanyak 24.156 orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 41.284
penumpang.
2. KA Perintis Lembah Anai: Realisasi jumlah penumpang kereta api mengalami
penurunan sebanyak 66% dibanding tahun 2019 dengan jumlah penumpang pada
tahun 2020 sebanyak 22.422 orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebanyak 66.232 orang.
3. KA Perintis Minangkabau Ekspress: Realisasi jumlah penumpang kereta api pada
tahun 2020 sebanyak 58.851 orang dimana mengalami penurunan 70% dibanding
tahun 2019 sebanyak 194.729 orang.
4. KA Perintis Bathara Kresna: Realisasi pencapaian jumlah penumpang kereta api
mengalami penurunan sebanyak 72% dibanding tahun 2019 dengan jumlah
viii RANGKUMAN EKSEKUTIF
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
penumpang pada tahun 2020 sebanyak 23.285 orang dibandingkan tahun 2019
sebanyak 83.012 orang.
5. KA Perintis LRT Provinsi Sumatera Selatan: Realisasi pencapaian jumlah
penumpang kereta api sampai dengan akhir tahun 2020 sebanyak 1.053.492 orang
dimana mengalami penurunan 60% dibanding tahun 2019 sebanyak 2.619.365
penumpang.
Program peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan hal prioritas dan perlu
ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan perkeretaapian, yaitu aspek
sarana, prasarana, operasional dan Sumber Daya Manusia (SDM). Realisasi rasio
kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) pada tahun 2020 adalah
sebesar 0,18 dengan jumlah kecelakaan 18 kejadian pada 95.582.730 km tempuh, hal
tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan rasio kejadian kecelakaan tahun 2019 yaitu
sebesar 0,15 sehingga diperlukan upaya-upaya lebih intensif untuk peningkatan
keselamatan perkeretaapian.
Selain itu juga dilaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya meliputi kegiatan administrasi bidang perencanaan, keuangan, hukum,
kepegawaian dan umum dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator penyelenggaraan perkeretaapian. Pada
tahun 2020, beberapa capaian Direktorat Jenderal Perkeretaapian terkait dukungan
manajemen antara lain capaian nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
sebesar 83,30 (predikat A), capaian realisasi keuangan meningkat secara signifikan
menjadi 93,85% atau meningkat 10,10% dibanding tahun sebelumnya 83,75%, capaian
tingkat maturitas Sistem Pengendalian Interen Pemerintah (SPIP) mencapai level 3
(terdefinisi), penghargaan dari Kementerian Keuangan terkait Satuan Kerja SBSN
terbaik bidang perkeretaapian kepada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera
Bagian Utara, penghargaan dari Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan terkait
kepatuhan pelaporan kinerja melalui aplikasi e-Performance pada Semester 1 (peringkat
II) dan Semester 2 (peringkat I) tahun 2020. Selain itu, diperoleh Pendapatan Negara
Bukan Pajak sebesar Rp433.882.767.145, dimana salah satu upaya untuk mendukung
peningkatan PNBP adalah dengan pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) dimana
telah terealisasi Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan sebagai BLU
pertama di Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Semoga Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2020 ini dapat
menjadi acuan dan referensi dalam rangka upaya meningkatkan kinerja Direktorat
Jenderal Perkeretaapian di masa mendatang.
RANGKUMAN EKSEKUTIF ix
LAPORAN TAHUNAN 2020
PENGELOLAAN SARANA
PERKERETAAPIAN
DUKUNGAN MANAJEMEN
4.1 PENGELOLAAN SARANA 4-1
2.1 BIDANG PERENCANAAN 2-1 PERKERETAAPIAN MILIK
2.2 BIDANG KEUANGAN 2-13 NEGARA
2.3 BIDANG HUKUM 2-18 4.2 PENGEMBANGAN DAN 4-6
DAN KERJASAMA LUAR PENGAWASAN SARANA
NEGERI PERKERETAAPIAN
2.4 BIDANG KEPEGAWAIAN 2-25 4.3 KELAIKAN SARANA 4-8
DAN UMUM PERKERETAAPIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xi
LAPORAN TAHUNAN 2020
BAB VIII
PENUTUP
8.1 KESIMPULAN 8-1
8.2 REKOMENDASI 8-3
Gambar 5.16
Realisasi Angkutan Penumpang
BAB VI
Gambar 6.1
Kereta Luar Biasa Berdasarkan
Rumus Perhitungan Rate of
Lintas Pelayanan........................... 5-22
Accident......................................... 6-1
Gambar 5.17
Gambar 6.2
Pengecekan Suhu Sebelum
Kegiatan Safety Assessment
Melakukan Keberangkatan di
Tahun 2020.................................... 6-5
Masa Pandemi COVID-19............. 5-20
Gambar 6.3
Gambar 5.18
Workshop Penerapan Sistem
Satgas COVID-19 di Area Stasiun 5-20
Manajemen Keselamatan
Gambar 5.19
Perkeretaapian (SMKP) dalam
Penyelenggaraan Rapid Test
Pelaksanaan Pembangunan
Antigen bagi Penumpang Kereta
Konstruksi Prasarana
Api.................................................. 5-21
Perkeretaapian.............................. 6-6
Gambar 5.20
Gambar 6.4
Pelaksanaan Monitoring
Kegiatan Bimbingan Teknis dan
Pengendalian Transportasi............ 5-21
Observasi Lapangan...................... 6-7
Gambar 5.21
Gambar 6.5
Jumlah Penumpang Kereta Api
Sosialisasi SMKP Online Melalui
Antar Kota dan Perkotaan pada
Google Classroom......................... 6-7
Masa Angkutan Nataru 2020......... 5-23
Gambar 6.6
Gambar 5.22
Daftar Badan Hukum atau
Jumlah Penumpang KRL
Lembaga Pendidikan dan
Jabodetabek pada Masa
Pelathihan SDM Perkereteaapian
Angkutan Nataru 2020................... 5-24
yang di Akreditasi........................... 6-10
Gambar 5.23
Gambar 6.7
Jumlah Penumpang Kereta Api
Akreditasi di Pusdiklat Ir.Djuanda,
Bandara pada Masa Angkutan
BPTP Sofyan Hadi, BP OPSAR,
Nataru 2020................................... 5-24
BPTT Darman Prasetyo dan BP
Gambar 5.24
Sintel.............................................. 6-11
Jumlah Penumpang LRT
Gambar 6.8
Sumatera Selatan Pada Angkutan
Serah Terima Sertifikat Akreditasi
Nataru 2020................................... 5-25
oleh Direktur Keselamatan
Gambar 5.25
Perkeretaapian............................... 6-12
Jumlah Perjalanan KA pada
Gambar 6.9
Angkutan Natal dan Tahun Baru.... 5-26
Test Penggunaan Narkotika pada
Gambar 5.26
Pegawai di Griya Karya Stasiun
Jumlah Perjalanan KRL
Tarahan.......................................... 6-13
Jabodetabek pada Angkutan Natal
dan Tahun Baru............................. 5-26
BAB VII
Gambar 7.13
Dokumentasi Kunjungan Kerja
Gambar 7.1
Komisi V DPR pada lokasi
Infografis Pembangunan MRT
Prorgam Kerja Padat Karya........... 7-8
Jakarta Fase 2A............................. 7-1
Gambar 7.2
Paket Pekerjaan MRT Jakarta
Fase 2A......................................... 7-2
Gambar 7.3
Rencana Lintas Pelayanan LRT
Jabodebek..................................... 7-3
Gambar 7.4
Kunjungan Menteri Perhubungan
pada Proyek Pembangunan LRT
Jabodebek..................................... 7-3
Gambar 7.5
Progres Lintas Pelayanan 1
Cawang-Cibubur............................ 7-3
Gambar 7.6
Progres Lintas Pelayanan 2
Cawang-Dukuh Atas...................... 7-4
Gambar 7.7
Progres Lintas Pelayanan 3
Cawang-Bekasi Timur.................... 7-4
Gambar 7.8
Progres Depo Jatimulya................ 7-4
Gambar 7.9
Lokasi Pembangunan Kereta
Cepat Jakarta Bandung................. 7-5
BAB VI
Jumlah Penumpang KA Perintis
Minangkabau Ekspress................. 5-9
Tabel 5.7 Tabel 6.1
Jumlah Penumpang KA Perintis Rate of Accident (RoA)
LRT Sumatera Selatan.................. 5-10 Transportasi
Tabel 5.8 Perkeretaapian.............................. 6-2
Jumlah Penumpang KA Perintis Tabel 6.2
Bathara Kresna.............................. 5-12 Jumlah Kecelakaan dan
Tabel 5.9 Penyebab Kecelakaan Kereta Api
Perbandingan Jumlah Tahun 2015 – 2020........................ 6-2
Penumpang Harian Kereta Api Tabel 6.3
Antarkota pada masa Angkutan Pelaksanaan Kegitan Safety
Nataru 2019 dengan Nataru 2020 5-22 Assessment Tahun 2020............... 6-3
Tabel 5.10 Tabel 6.4
Realisasi Frekuensi Perjalanan KA 5-26 Pelaksanaan Pengujian SDM
Tabel 5.11 Perkeretaapian Tahun 2020........... 6-8
Ketepatan Perjalanan Kereta Api Tabel 6.5
selama masa Angkutan Natal Sertifikasi SDM Perkeretaapian
2020 Tahun Baru 2021.................. 5-27 Tahun 2015 s.d 2020..................... 6-9
Tabel 5.12 Tabel 6.6
Realisasi Penetapan Trase Jalur Perlintasan Sebidang Jalur Kereta
Kereta Api Tahun 2015 s.d 2020.... 5-29 Api dengan Jalan........................... 6-14
BAB 1 PENDAHULUAN
Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan
keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut penumpang
maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, faktor
keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah serta lebih efisien dibanding
dengan moda tansportasi lainnya. Keunggulan dan karakteristik perkeretaapian tersebut
perlu dioptimalkan dalam upaya pengembangan sistem transportasi massal secara
terpadu dalam penyelenggaraan perkeretaapian yang aman, nyaman, cepat, tepat,
teratur dengan biaya yang terjangkau baik untuk angkutan orang dan barang.
A. MAKSUD
Maksud penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun
2020 adalah untuk menyajikan data dan informasi mengenai hasil pelaksanaan
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan operasional termasuk isu strategis di
bidang perkeretaapian yang mencakup dukungan manajemen, pengelolaan
prasarana, sarana, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta keselamatan
perkeretaapian.
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun
2020 adalah sebagai acuan dan referensi terkait kinerja dan capaian pembangunan
perkeretaapian dan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Perkeretaapian sebagai regulator dalam rangka mewujudkan sistem
penyelenggaraan Pemerintah yang baik (Good Governance), transparan dan
akuntabel.
1-2 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL
d. Kegiatan pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api meliputi penyelenggaraan
angkutan kereta api kelas ekonomi (Public Service Obligation) dan angkutan
perintis, serta pengendalian angkutan kereta api pada pandemi COVID-19
khususnya pada masa angkutan lebaran dan natal dan tahun baru.
BAB 1 PENDAHULUAN 1-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas,
angkutan, sarana dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
1-4 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL
1-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
b. Penyiapan pengelolaan keuangan dan barang milik negara serta pembinaan tata
kelola Badan Layanan Umum di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang lalu
lintas dan angkutan kereta api. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta Api menyelenggarakan fungsi :
1-6 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan jaringan,
lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan usaha di
bidang perkeretaapian;
BAB 1 PENDAHULUAN 1-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas
jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api, perpotongan
dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana perkeretaapian, serta pelaksana
jasa konsultansi dan konstruksi prasarana perkeretaapian;
1-8 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup
pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana,
pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana,
fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana
perkeretaapian;
BAB 1 PENDAHULUAN 1-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rekayasa dan peningkatan
keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan
analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan,
serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;
1-10 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL
f. Pelaksanaan pencegahan dan penindakan pelanggaran perundang-undangan di
bidang perkeretaapian;
BAB 1 PENDAHULUAN 1-11
1-12
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I
BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian
BAB 1 PENDAHULUAN 1-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
d. Pelaksanaan pengujian kompetensi awak sarana perkeretaapian;
Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian
Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan sarana dan prasarana kereta api ringan Sumatera Selatan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan
menyelenggarakan fungsi :
1-14 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
f. Pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia, kearsipan, hubungan
masyarakat, hukum, kerja sama, teknologi informasi, dan data, serta pengelolaan
Barang Milik Negara; dan
Gambar 1.6 Struktur Organisasi Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan
Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2020 berjumlah
603 pegawai yang terdiri dari 330 pegawai di Kantor Pusat dan 273 pegawai tersebar
Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
No Instansi Jumlah
Pegawai
BAB 1 PENDAHULUAN 1-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
A. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Golongan IV 13
Golongan III 68
Golongan II 18
Golongan I 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Jumlah Pegawai
(a) Golongan/Kepangkatan
D IV; 5
S1; 40
DIII; 20
DI; 0
SLTA; 9 DII; 0
S-2; 25
SLTP; 0
SD; 0
S3; 0
1-16 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
B. Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api
Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api tahun 2020 berjumlah 51 pegawai, dapat dikelompokan berdasarkan tingkat
pendidikan dan golongan/kepangkatan sebagimana pada Gambar 1.8.
0 10 20 30 40 50
Jumlah Pegawai
(a) Golongan/Kepangkatan
S1; 21
D IV; 4
DIII; 6
SLTA; 2 DI; 0
S-2; 18 DII; 0
SLTP; 0
SD; 0
S3; 0
Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan
(a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Tingkat Pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1-17
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
C. Direktorat Prasarana Perkeretaapian
0 10 20 30 40 50 60
Jumlah Pegawai
(a) Golongan/Kepangkatan
S1; 31
D IV; 2
DIII; 10
DI; 0
SLTA; 5
DII; 0
S-2; 21
SLTP; 0
SD; 0
S3; 0
(b) Tingkat Pendidikan
1-18 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
D. Direktorat Sarana Perkeretaapian
Golongan IV 9
Golongan III 41
Golongan II 3
Golongan I 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Jumlah Pegawai
(a) Golongan/Kepangkatan
S1; 31
D IV; 0
DIII; 4
SLTA; 1
S-2; 17
DI; 0
DII; 0
SLTP; 0
S3; SD;
0 0
BAB 1 PENDAHULUAN 1-19
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
E. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
Golongan IV 9
Golongan III 47
Golongan II 2
Golongan I 0
0 10 20 30 40 50
Jumlah Pegawai
S1; 26
DIV; 3
DIII; 7
SLTA; 2
S-2; 20 DI; 0
DII; 0
SLTP; 0
S3; SD;
0 0
1-20 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
F. Balai di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Tabel 1.2 Rincian Jumlah Pegawai Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Jumlah 273
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020
a. BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup dari Laporan
Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian serta gambaran singkat mengenai
tugas dan fungsi, struktur organisasi dan kondisi sumber daya manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1-21
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
administrasi perkantoran, dan pelaksanaan urusan umum dan kerumahtanggaan di
lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian selama tahun 2020.
1-22 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
h. BAB VIII PENUTUP
Materi berisikan ringkasan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Tahun 2020 berupa kesimpulan dan rekomendasi untuk peningkatan kinerja
Direktorat Jenderal Perkeretaapian kedepannya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1-23
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Saat penyusunan Renstra tahun 2020-2024, terdapat kondisi yang menjadi perhatian
adalah terjadinya pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) yang mempengaruhi
semua sektor di Indonesia termasuk transportasi perkeretaapian. Sehingga pemerintah
mengeluarkan kebijakan khususnya terkait pengelolaan keuangan negara dalam rangka
antisipasi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional. Dampak pada sektor
transportasi perkeretaapian diantaranya adanya penyesuaian prioritas pembangunan
dan anggaran bidang perkeretaapian untuk percepatan penanganan dampak COVID-
19 serta penyesuaian target angkutan kereta api akibat pembatasan perjalanan orang.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian tahun 2020-2024
sudah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian nomor:
PR.005/SK.89/DJKA/2020 tanggal 18 Desember 2020.
Pada dokumen rencana strategis tersebut, dijabarkan juga Visi dan Misi Direktorat
Jenderal Perkeretaapian yang ditetapkan berdasarkan tema dan agenda pembangunan
nasional tahun 2020 – 2024. Visi Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah “Direktorat
Jenderal Perkeretaapian berupaya mewujudkan Perkeretaapian yang Handal, Berdaya
Saing, Berintegrasi, Berteknologi dan Terjangkau guna mewujudkan Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden
yaitu Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing dengan uraian
sebagai berikut:
Dalam rangka mewujudkan visi dan misinya, setiap tahun Direktorat Jenderal
Perkeretaapian menetapkan sasaran program yang kemudian dijabarkan menjadi
indikator kinerja beserta dengan targetnya, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sasaran Program, Indikator dan Target Kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian
2-2 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.1 Dokumen Renstra Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian Tahun 2020-2024
Pada tahun 2020, dilaksanakan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2021 yang terdiri dari pagu kebutuhan, pagu
indikatif, pagu anggaran dan pagu alokasi anggaran hingga selanjutnya terbit DIPA dan
POK tahun 2021. Penyusunan RKA dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 69 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran.
a. Peningkatan keselamatan;
b. Peningkatan konektivitas dan kapasitas;
c. Peningkatan pelayanan;
d. Dukungan manajemen.
Berdasarkan hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran, diperoleh dokumen Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun
Anggaran 2021 dengan pagu awal sebesar Rp11.103.444.048.000,00,- dan komposisi
berdasarkan sumber pembiayaan terdiri dari Rupiah Murni sebesar Rp6,95 triliun
(62,61%), SBSN sebesar Rp4,04 Triliun (36,47%), PHLN sebesar Rp. 90,5 Miliar
(0,82%) dan BLU sebesar Rp. 12,5 Miliar (0,10%).
2-4 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.2 Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2021
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.3 Kronologis Penyusunan RKA Ditjen Perkeretaapian Tahun 2021
Gambar 2.4 Pembahasan RKA Pagu Kebutuhan Tahun 2021 di Medan (kiri) dan Yogyakarta (kanan)
2-6 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Perhubungan. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diperoleh nilai sebesar 81,92 atau
predikat A, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya memang mengalami
penurunan (sebelumnya 83,30) namun secara peringkat merupakan nilai tertinggi
diantara unit kerja eselon I Kementerian Perhubungan lainnya.
Dalam penyelenggaraan SAKIP tahun 2020 telah dilakukan monitoring capaian kinerja
secara bulanan (melalui aplikasi e-Performance) dan laporan triwulan yang selanjutnya
dilakukan evaluasi secara keseluruhan melalui laporan kinerja (LKIP) setelah tahun
anggaran berakhir. Secara rinci capaian kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian
berdasarkan Indikator Kinerja Program tahun 2020 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Persentase Capaian Kinerja Terhadap Indikator Kinerja Program Tahun 2020
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.5 Penerimaan Penghargaan Peringkat II Kepatuhan Pelaporan E-Performance
Semester I Tahun 2020
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.6 Website Direktorat Jenderal Perkeretaapian (djka.dephub.go.id)
Gambar 2.7 Portal Aplikasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian (portal.djka.dephub.go.id)
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Tabel 2.3 Tingkat Maturitas SPIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian Berdasarkan Unit Kerja
Gambar 2.8 Kegiatan Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
2-12 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Selanjutnya terdapat 1 kegiatan yang tetap dilaksanakan tahun 2020 yaitu kegiatan
In House Consultant Bidang Perencanaan Perkeretaapian dengan lingkup kegiatan
berupa supervisi penyusunan dokumen perencanaan jangka panjang dan menengah,
penyusunan program serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kinerja di lingkungan
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, pada tahun 2020 telah dilaksanakan kegiatan-
kegiatan terkait bidang keuangan sebagai berikut:
a. Monitoring pelaksanaan anggaran baik dari sumber pendanaan Rupiah Murni (RM),
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)
maupun Badan Layanan Umum (BLU) pada Balai dan Satuan Kerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun anggaran 2020.
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.9 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020 dan Kegiatan Monitoring
Progres Pembangunan Jalur Kereta Api Akses Bandara Yogyakarta International Airport (YIA)
b. Memproses usulan revisi anggaran dari Balai dan Satuan Kerja tahun 2020 baik
revisi DIPA maupun POK.
2-14 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Tabel 2.5 Inventarisasi dan Penilaian Tahun 2020 Berdasarkan Unit Kerja
No Nama Satker Nilai Wajar 2020
1 BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN 26.449.134.000
2 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH 4.212.927.759.433
3 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAKARTA DAN BANTEN 10.346.092.209.921
4 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT 2.949.938.725.000
5 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TIMUR 2.714.001.179.000
6 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN BARAT 429.699.460.000
7 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN 4.591.313.813.000
8 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA 2.834.858.186.000
9 KP DITJEN KA 178.526.257.478.104
10 DIREKTORAT SARANA PERKERETAAPIAN 1.485.276.000
11 DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN 2.113.638.000
Total 206.635.136.858.458
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020
Gambar 2.10 Koordinasi Pemutakhiran Data Inventarisasi dan Penilaian Tahun 2020
TOTAL 26.388.554.722
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
g. Melakukan penyusunan Laporan SIMAK Barang Milik Negara BMN di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Hasil inventarisasi aset Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun 2020 diperoleh total aset (BMN) adalah sebesar
Rp249,321,143,576,403 yang terdiri dari:
Jumlah
No Aset
(dalam ribuan Rupiah)
Aset Lancar
1 Kas Lainnya dan Setara Kas 50.136.446
2 Kas pada Badan Layanan Umum 2.113.615.496
3 Piutang Bukan Pajak 0
4 Penyisian Piutang Tak Tertagih -Piutang Bukan Pajak 0
5 Piutang Bukan Pajak (Netto) 0
6 Persediaan 2.865.858.361.643
Jumlah Aset Lancar 2.868.022.113.585
Aset Tetap
1 Tanah 160.443.384.186.915
2 Peralatan dan Mesin 5.205.495.090.051
3 Gedung dan Bangunan 2.385.895.379.690
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 83.271.865.634.669
5 Aset Tetap Lainnya 207.780.974.192
6 Konstruksi dalam Pengerjaan 35.892.806.415.839
7 Akumulasi Penyusutan (41.550.001.403.030)
Jumlah Aset Tetap 245.857.226.278.326
Aset Lainnya
1 Aset Tak Berwujud 125.574.495.564
2 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 55.974.132.937
3 Aset Lain – Lain 426.183.597.513
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (9.673.289.580)
Jumlah Aset Lainnya 598.058.936.434
Jumlah Aset 249.323.307.328.345
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
1 Utang kepada Pihak Ketiga 62.737.060.845
2 Pendapatan Diterima Dimuka 30.942.015
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 62.768.002.860
Jumlah Kewajiban 62.768.002.860
Ekuitas
Ekuitas
1 Ekuitas 249.260.539.325.485
Jumlah Ekuitas 249.260.539.325.485
Jumlah Ekuitas 249.260.539.325.485
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas 249.323.307.328.345
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-17
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
2) Laporan realisasi anggaran belanja Eselon I per 31 Desember 2020 secara
keseluruhan sebesar Rp10.271.105.992.183 atau sebesar 93,85% dengan
rincian sebagai berikut:
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-19
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Perjanjian tersebut berlaku sejak ditandatangani dan berakhir tanggal
18 Agustus 2022.
f) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan PT. Kereta Commuter Indonesia pada tanggal
23 September 2020 dengan objek sewa berupa tanah dan bangunan yang
berlokasi di Jalan Kp. Rawageni Kota Depok Provinsi Jawa Barat untuk
perawatan sarana Kereta Api Listrik (KRL) Commuter Line. Perjanjian
tersebut berlaku sejak tanggal 9 September 2020 dan berakhir tanggal
9 September 2021.
Gambar 2.11 Penandatanganan Kontrak Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Kereta
Ap Perintis Tahun Anggaran 2020
Gambar 2.12 Pengoperasian KA Bandara Internasional Adi Soemarmo
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-21
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
c) Uji coba pengoperasian jalur kereta api lintas Stasiun Padang – Stasiun
Pulau Air pada bulan Februari 2020.
Gambar 2.13 Uji coba Pengoperasian Jalur Kereta Api Lintas Stasiun Padang –
Stasiun Pulau Air
Gambar 2.14 Soft Launching Pengoperasian Parsial Jalur Ganda Kereta Api Lintas
Selatan Jawa
Gambar 2.15 Uji Coba Penggunaan Sistem Persinyalan Sarana LRT Jabodebek
2-22 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
2) Kegiatan Jumpa Pers, dilakukan dengan mengundang narasumber jumpa pers
Dirjen Perkeretaapian atau Pejabat Eselon II dan III Direktorat Jenderal
Perkeretaapian, serta dihadiri oleh media cetak dan media elektronik di
lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2020 diantaranya:
a) Jumpa pers angkutan motor gratis (Motis) yang diselenggarakan pada
bulan Februari 2020.
Gambar 2.16 Jumpa Pers Angkutan Motor Gratis (Motis) Tahun 2020
b) Jumpa Pers Akhir Tahun 2020 yang dilaksanakan pada Desember 2020.
Gambar 2.17 Jumpa Pers Akhir Tahun 2020
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-23
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.18 Kegiatan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Gambar 2.19 Monitoring Kearsipan Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-25
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.20 Monitoring Kearsipan Balai Pengujian Perkeretaapian
Gambar 2.21 Kegiatan Penataan Arsip Inaktif di Kantor Arsip Kementerian
Perhubungan
c. Pemusnahan Arsip
Pemusnahan Arsip merupakan kegiatan memusnahkan arsip yang tidak
mempunyai nilai kegunaan dan telah melampaui jangka waktu penyimpanan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2020 telah melakukan
2-26 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
pemusnahan arsip sebanyak 52 arsip periode tahun 2005-2008 yang
dilaksanakan di Kantor Arsip Kementerian Perhubungan, Soreang, Kabupaten
Bandung.
Gambar 2.22 Kegiatan Pemusnahan Arsip di Kantor Arsip Kementerian Perhubungan
Gambar 2.23 Bimtek Ketatausahaan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2020
Gambar 2.24 Kegiatan Pelatihan MC
2. Rapat koordinasi persiapan pelaksanaan SKB CPNS Formasi tahun 2019 dengan
Penerapan Protokol Kesehatan Penanggulangan Penyebaran COVID-19 di
lingkungan Kementerian Perhubungan.
2-28 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.25 Kegiatan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaaapian
3. Penyiapan usulan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat), baik
yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan
maupun Biro Kepegawaian dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan.
Gambar 2.26 Pelaksanaan Diklat Pengembangan Kompetensi Pegawai Direktorat Jenderal
Perkeretaaapian
5. Penyusunan usulan pegawai yang mengikuti ujian dinas dan penyesuaian ijazah.
10. Penyusunan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2020.
Gambar 2.27 Penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian
11. Sosialisasi KM 82 Tahun 2020 tentang Peta Jabatan dan Uraian Kegiatan
Jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
Gambar 2.28 Pembahasan Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian
2-30 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.29 Pembahasan Usulan Pembentukan Direktorat Teknis dan Balai Besar
Perkeretaapian di Jakarta (kiri) dan di Cirebon (kanan)
13. Pembahasan organisasi dan tata kerja Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi
Selatan.
Gambar 2.30 Pembahasan Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan di Bogor
17. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan Unit Kepatuhan Internal (UKI) tahun
2020 di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan koordinasi dengan
Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-31
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.31 Review Usulan Jabatan Fungsional Tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian di Bogor
Gambar 2.32 Sosialisasi Bidang Kepegawaian dan Bimbingan Teknis Aplikasi
ncsisadmin.bkn.go.id serta Aplikasi Tunjangan Kinerja
21. Penyusunan proses bisnis dan standar operasional prosedur dan pembahasan
progress penyusunan SOP tahun 2020.
2-32 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 2.33 Pembahasan Progress Penyusunan SOP Tahun 2020 dan Sosialiasasi KM 82
Tahun 2020 tentang Peta Jabatan dan Uraian Kegiatan Jabatan
Gambar 2.34 Kegiatan Character Building Pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Pada tahun 2020 telah dilaksanakan pengelolaan rumah tangga dengan fokus pada
penanganan COVID-19 untuk pegawai di lingkungan Direktorata Jenderal
Perkeretaapian sebagai berikut:
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-33
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
2. Penataan ruang kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Gambar 2.35 Ruang Kerja Baru Direktorat Jenderal Perkeretaapian di Gedung Karya
Gambar 2.36 Pelaksanaan Sosialisasi P4GN dan Pencegahan Penyebaran Covid 19 di
Lingkungan Kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian Pada Era New Normal
4. Pelaksanaan tes/uji antigen dan PCR bagi seluruh pegawai di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, antara lain:
a. Kegiatan tes swab PCR di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Gambar 2.37 Kegiatan Tes Swab PCR di Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian
2-34 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
b. Kegiatan test swab PCR di Balai Pengujian Perkeretaapian.
Gambar 2.38 Kegiatan Tes Swab PCR di Kantor Balai Pengujian Direktorat
Jenderal Perkeretaapian
Gambar 2.39 Pelaksanaan Kegiatan Tes Rapid Antigen di BTP Kelas I Wilayah
Jawa Bagian Tengah
Gambar 2.40 Kegiatan Tes Rapid Antigen di BTP Kelas I Wilayah Jawa
Bagian Barat
BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-35
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
e. Kegiatan tes rapid antigen dan tes urin untuk Kegiatan P4GN di BTP Wilayah
Jawa Bagian Timur.
Gambar 2.41 Kegiatan Tes Rapid Antigen dan Tes Urin untuk Kegiatan P4GN di BTP Kelas
I Wilayah Jawa Bagian Timur
2-36 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN
Manfaat dari pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa segmen
Besitang – Sei Liput adalah untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas
orang dan barang serta mempersingkat waktu tempuh perjalanan antar
kabupaten/kota, mengurangi kemacetan jalan raya dan tingkat penggunaan
moda transportasi jalan raya dengan beralih ke moda transportasi massal
kereta api.
Gambar 3.2 Progres Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Langsa – Besitang Segmen
Sei Liput – Besitang
tamping dengan menggunakan MTT (multi tie tamper) dan ditargetkan selesai
pada tahun 2021.
2. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Rantauprapat – Kota Pinang
Segmen Rantauprapat – Pondok S5
Manfaat dari pembangunan jalur kereta api antara Rantauprapat – Kota Pinang
adalah untuk peningkatan aksesbilitas dan mobilitas orang dan angkutan
barang serta mempersingkat waktu tempuh perjalanan antar kabupaten dan
antar kota di provinsi, mengurangi kemacetan jalan raya dan tingkat
penggunaan moda transportasi jalan raya dengan beralih ke moda transportasi
angkutan massal berbasis rel.
Pada tahun 2021 akan dilakukan pengujian jalur kereta api yang direncanakan
pada Triwulan II dan switch over pengoperasian pada jalur kereta api antara
Rantauprapat – Kota Pinang Segmen Rantauprapat – Pondok S5.
Manfaat dari peningkatan jalur kereta api lintas Medan – Binjai adalah untuk
meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan
sehingga dapat mempersingkat waktu perjalanan, serta meningkatkan
kapasitas lintas dan kenyamanan perjalanan kereta api.
Pekerjaan peningkatan jalur kereta api lintas Medan – Binjai yang dilaksanakan
padatahun 2020 telah selesai dengan progres fisik mencapai 100%. Lingkup
pekerjaan meliputi penggantian rel existing R.33 dan/atau R.42 menjadi R.54,
pekerjaan pengadaan bantalan beton dengan penambat dan aksesoris,
pembangunan box culvert pada BH 14A, BH 14B dan BH 41 lintas Medan –
Binja
Gambar 3.6 Hasil Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Medan – Binjai
Gambar 3.8 Progres Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Araskabu – Tebing Tinggi –
Siantar
Pada tahun 2021 akan dilakukan pekerjaan lanjutan yaitu pekerjaan jalan rel,
pemasangan rel, pemasangan pagar panel, pekerjaan stasiun, perbaikan akses jalan
desa, pekerjaan jembatan dan pekerjaan tamping dengan menggunakan MTT (multi
tie tamper). Pekerjaan peningkatan jalur kereta api lintas Araskabu – Tebing Tinggi –
Siantar ditargetkan selesai pada tahun 2021.
Manfaat peningkatan jalur kereta api lintas Padang – Pariaman adalah untuk
meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan
sehingga dapat mempersingkat waktu perjalanan, serta meningkatkan
kapasitas lintas dan kenyamanan perjalanan kereta api.
Peningkatan jalur kereta api antara Padang – Pariaman sampai tahun 2020
mencapai progres fisik 75,13% dengan lingkup pekerjaan meliputi peningkatan
jalur pada Km 7+093 s.d. 26+032 antara Stasiun Padang – Stasiun Duku
dengan progres fisik 62,97%, Km 26+032 s.d. Km 39+699 antara Stasiun Duku
dan Stasiun Lubuk Alung dengan progress fisik 71,90%, Km 39+699 s.d. Km
54+164 antara Stasiun Lubuk Alung – Stasiun Kurai Tadji dengan progres fisik
62,64% dan Km 54+164 s.d. Km 60+592 antara Stasiun Kurai Tadji – Stasiun
Pariaman dengan progres fisik 67,18%, peningkatan jembatan BH 24 bentang
30 m dan BH 39 Bentang 50 m dengan progres fisik 66,284% serta pekerjaan
peningkatan stasiun berupa penataan emplasemen di Stasiun Tabing, Stasiun
Lubuk Alung dan Stasiun Pariaman serta sterilisasi jalur kereta api.
Gambar 3.10 Progress Pekerjaan Peningkatan Jalur Kereta Api Padang – Pariaman
Peningkatan jalur kereta api lintas Lahat – Lubuk Linggau sepanjang 115,29
km’sp merupakan program prioritas Kementerian Perhubungan yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan terbagi menjadi 2 segmen
yaitu Lahat – Bungamas sepanjang 25,83 km’sp yang dengan nilai investasi
Rp88,83 miliar (single year contract 2020) dan Bungamas – Lubuk Linggau
sepanjang 89,46 km’sp dengan dengan nilai investasi Rp387,11 miliar (kontrak
tahun jamak 2020-2021).
Pada jalur kereta api lintas Lahat – Lubuklinggau masih menggunakan rel R.42
sehingga perlu ditingkatkan menjadi rel R.54. Manfaat dari peningkatan jalur
kereta api lintas Lahat – Lubuklinggau adalah untuk meningkatkan keselamatan
perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan sehingga dapat mempersingkat
waktu perjalanan, serta meningkatkan kapasitas lintas dan kenyamanan
perjalanan kereta api.
Gambar 3.12 Hasil Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Lahat – Bungamas
a. Aktivasi double track baru antara Stasiun Cakung – Stasiun Bekasi dengan
progres fisik 76,65% berupa pekerjaan ecer ballas, pekerjaan profil ballas
dan pekerjaan profil las thermit;
b. Modernisasi Stasiun Bekasi dengan progres fisik 73,01% berupa pekerjaan
sistem persinyalan kereta api area Stasiun Bekasi, pekerjaan bangunan
gedung Stasiun Bekasi, pekerjaan sipil Stasiun Bekasi, pekerjaan listrik
aliran atas area Stasiun Bekasi, pekerjaan jalan rel Stasiun Bekasi,
pekerjaan jalan rel pada Km 21+200 s.d. Km 25+000, pekerjaan supervisi
fasilitas operasi dan bangunan kereta api area Stasiun Bekasi;
c. Pekerjaan lanjutan modernisasi Stasiun Cikarang dengan progres fisik
80,36% berupa pekerjaan sistem persinyalan kereta api area Stasiun
Cikarang, pekerjaan bangunan gedung Stasiun Cikarang, pekerjaan listrik
aliran atas area Stasiun Cikarang, pekerjaan sipil Stasiun Cikarang,
pekerjaan jalan rel Stasiun Cikarang, pekerjaan supervisi fasilitas operasi
kereta api area Stasiun Cikarang dan underpass Cibitung serta supervisi
pekerjaan bangunan kereta api area Stasiun Cikarang;
d. Pekerjaan pembangunan underpass Cibitung dengan progres fisik 70,14%
berupa pekerjaan pembangunan underpass di emplasemen Stasiun
Cibitung dan supervisi pekerjaan pembangunan underpass di emplasemen
Stasiun Cibitung.
Gambar 3.19 Lokasi Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Rangkasbitung - Merak
Gambar 3.20 Hasil Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Rangkasbitung – Serang
Gambar 3.21 Progress Peningkatan Jalur Kereta Api segmen Serang – Merak
Lingkup kegiatan meliputi pekerjaan sipil dan jalan rel, pekerjaan jembatan,
pekerjan perlintasan, pekerjaan fasilitas operasi. Manfaat dari pembangunan
jalur ganda kereta api tersebut adalah mengurangi kepadatan lalu lintas jalan
raya terutama dari Jakarta – Bogor – Sukabumi, meningkatkan frekuensi
perjalanan kereta api penumpang dari 6 kali/hari menjadi 12 kali/hari dan
perjalanan kereta api barang dari 2 kali/hari menjadi 8 kali/hari, rangkaian
kereta/gerbong dapat lebih Panjang dari 6 rangkaian menjadi 8 rangkaian,
mempersingkat waktu tempuh kereta api untuk Bogor – Sukabumi dari semula
123 menit menjadi 80 menit, serta meningkatkan jumlah angkutan kereta api
yaitu angkutan penumpang semula 2.884 orang/hari menjadi 5.688 orang/hari
dan angkutan barang semula 648 ton/hari menjadi 2.592 ton/hari.
Gambar 3.28 Progress Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Kereta Api
Lintas Bogor – Cicurug
bagian dalam dan bagian luar yang telah di instalasi sejak tahun 1968 dan
dioperasikan pada tahun 1970. Secara umum standar umur pakai (life time) dari
suatu sistem persinyalan elektrik adalah kurang lebih selama 15 - 17 tahun
sedangkan sistem persinyalan yang terpasang di stasiun Bandung mencapai
kurang lebih 49 tahun sehingga peralatan sistem persinyalan mengalami
kekritisan seperti banyak instalasi kabel yang terpasang sudah rapuh
menyebabkan putus kabel, hubungan singkat antar kabel dan drop tegangan,
selain itu pabrik sudah tidak lagi memproduksi peralatan – peralatan yang
menjadi suku cadang dalam sistem persinyalan NX DRS 60 sehingga
ketersediaan suku cadang sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan dan diganti dengan sistem persinyalan dan telekomunikasi dengan
tipe SIL-04.
Gambar 3.31 Lokasi Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Kiaracondong –
Cicalengka Tahap 1 Segmen Gedebage – Haurpugur
Gambar 3.32 Progress Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Kiaracondong –
Cicalengka Tahap 1 Segmen Gedebage – Haurpugur
Gambar 3.33 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api Kedundang – Bandara
Yogyakarta International Airport (YIA)
Pembangunan akses jalur KA YIA dimulai pada tahun 2019 dan ditargetkan
selesai pada tahun 2021 dengan lingkup kegiatan meliputi pekerjaan sipil,
pengadaan bantalan, pekerjaan jalur dan jembatan kereta api dengan metode
Slab on Pile (SOP), pekerjaan track dan pekerjaan sistem persinyalan.
Progress fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai sebesar 83,83%.
Gambar 3.34 Progress Pembangunan Jalur kereta Api Kedundang – Bandara Yogyakarta
International Airport (YIA)
Gambar 3.35 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur dan Jembatan Kereta Api Lintas
Kroya – Kutoarjo
Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kroya - Kutoarjo dibiayai melalui
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan nilai investasi Rp2,99 triliun
berupa kontrak tahun jamak tahun 2017 – 2020. Lingkup kegiatan meliputi
pembangunan jalur KA, jembatan, terowongan, stasiun, persinyalan dan
telekomunikasi.
Pada tahun 2020, pembangunan jalur ganda kereta api Kroya – Kutoarjo
merupakan lanjutan penyelesaian pada segmen tertentu berupa pekerjaan
pemasangan track pada terowongan antara Tambak-Gombong (Km 424+100
s.d 426+200) dan penyelesaian track antara Ijo-Karanganyar (Km 426+200 s.d
431+800) dengan progres fisik mencapai 100%.
Gambar 3.36 Progress Pembangunan jalur ganda kereta api Kroya – Kutoarjo segmen
Kroya – Gombong
Gambar 3.37 Progress Pembangunan jalur ganda kereta api Kroya – Kutoarjo segmen
Gombong – Kutoarjo
Elektrifikasi jalur kereta api lintas Yogyakarta - Solo adalah salah satu program
prioritas Kementerian Perhubungan yang merupakan pekerjaan kontrak tahun
jamak 2019 – 2021. Pekerjaan ini dibiayai melalui Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dengan nilai investasi Rp1,2 triliun. Manfaat dari elektrifikasi
jalur kereta api lintas Yogyakarta – Solo adalah untuk mempersingkat waktu
tempuh perjalanan, meningkatkan kapasitas dan daya angkut penumpang,
mengurangi populasi udara, meningkatkan kehandalan sarana perkeretaapian
dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat dengan penambahan stasiun
pemberhentian serta efisiensi biaya operasi.
Gambar 3.38 Lokasi Elektrifikasi Jalur Kereta Api Lintas Yogyakarta – Solo
progress fisik s.d bulan Desember tahun 2020 sebesar 91,24%. Pengoperasian
Elektrifikasi Jalur KA Yogyakarta – Solo pada tahun 2021.
Gambar 3.39 Progress Pekerjaan Elektrifikasi Jalur Kereta Api Yogyakarta – Solo
Gambar 3.40 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara
Jombang – Mojokerto
Gambar 3.41 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Jombang – Mojokerto
11) Peningkatan Jalur Kereta Api segmen Bangil – Probolinggo dan Malang –
Sumberpucung
Pada jalur kereta api segmen Bangil – Probolinggo sepanjang 35 km’sp dan
Malang – Sumberpucung sepanjang 10 km’sp masih menggunakan rel R.33
dan/atau R.42 sehingga perlu ditingkatkan menjadi rel R.54. Manfaat dari
peningkatan jalur kereta api tersebut adalah untuk meningkatkan keselamatan
perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan sehingga dapat mempersingkat
waktu perjalanan, serta meningkatkan kapasitas lintas dan kenyamanan
perjalanan kereta api. Kegiatan peningkatan jalur kereta api dibiayai melalui
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) berupa single year contract tahun 2020
dengan nilai investasi Rp155,1 miliar untuk segmen Bangil – Probolinggo dan
Rp63,9 miliar untuk segmen Malang – Sumberpucung.
Gambar 3.42 Lokasi Pekerjaan Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Bangil – Probolinggo
dan Malang – Sumberpucung
Gambar 3.44 Hasil Peningkatan Jalur KA antara Malang – Sumberpucung dan Peron
Stasiun Pakisaji
Gambar 3.45 Lokasi Pekerjaan Pembangunan jalur kereta api di Pulau Sulawesi lintas
Makassar – Parepare
Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen 1 yang dibiayai
melalui Anggaran Pendapatan dan Belajar Negara (APBN) sepanjang 16,1 km’sp
dimulai dari Km 76+200 s.d. Km 92+300 antara Stasiun Tanete Rilau – Stasiun
Barru yang merupakan pekerjaan kontrak tahun tunggal/single years contract (SYC)
tahun 2015 telah selesai pekerjaannya dengan progres fisik mencapai 100%.
Adapun lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan badan jalan kereta api, serta
pekerjaan jembatan kereta api dan telah dilakukan pengujian jalur dan bangunan
kereta api untuk dioperasikan.
Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen 2 yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sepanjang 26 km’sp dimulai dari
Km 116+500 dan Km 73+600 s.d. Km 76+200 antara Stasiun Takkalasi – Stasiun
Palanro yang merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak/multi years contract (MYC)
tahun 2017 – 2018 telah selesai pekerjaannya dengan progres fisik mencapai 100%.
Adapun lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan badan jalan kereta api, pekerjaan
jembatan kereta api, pekerjaan stasiun kereta api serta jasa konsultansi
pengawasan/supervisi dan telah dilakukan pengujian jalur dan bangunan kereta api
untuk dioperasikan.
Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen 3 yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sepanjang 60 km’sp dimulai dari
Km 14+000 s.d. Km 73+600 antara Stasiun Mandai – Stasiun Mandalle yang
merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak 2019 – 2022. Segmen 3 terbagi atas 2
bagian yaitu Maros – Pangkep dan Pangkep – Barru dengan rincian sebagai berikut:
1. Maros – Pangkep
Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen Maros –
Pangkep sepanjang 30,1 km’sp dimulai dari Km 14+000 s.d. Km 44+100 antara
Stasiun Mandai – Stasiun Labakkang dimana sampai tahun 2020 progres fisik
mencapai 48,05% dengan lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan umum,
pekerjaan sipil berupa pekerjaan badan jalan kereta api dan pekerjaan retaining
wall, pekerjaan track, pekerjaan jembatan berupa bangunan atas dan
bangunan bawah, pekerjaan box culvert termasuk underpass dan box
penyeimbang, serta pekerjaan pembangunan depo.
Sertifikasi adalah proses untuk menjamin bahwa suatu sistem yang ada sesuai
peraturan yang telah ditetapkan untuk menjamin keselamatan. Mengacu pada Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian bahwa prasarana
perkeretaapian meliputi jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta
api agar kereta api dapat dioperasikan. Sertifikasi kelaikan prasarana perkeretaapian
terdiri dari :
Gambar 3.49 Monitoring dan Evaluasi dalam rangka Proses Sertifikasi dan
Pengukuran Lebar Jalan Rel di dalam Depo LRT Sumatera Selatan
2) Sertifikasi Komponen
Komponen jalur dan bangunan kereta api wajib melalui proses sertifikasi
sebelum digunakan di jalur kereta api. Sebelum penerbitan sertifikasi, proses
pengujian harus dilakukan untuk memastikan kualitas komponen agar sesuai
dengan persyaratan dan standar teknis. Komponen jalur dan bangunan kereta
api yang perlu melalui proses sertifikasi sejauh ini adalah bantalan, sistem
penambat dan komponen lainnya seperti flashbutt welding dan switch blade
rolling device.
Gambar 3.50 Inspeksi Pabrikan Bantalan Polimer Produksi Darta Mckuadrat dan
Pemilihan Benda Uji Bantalan Produksi PT Waskita Beton Precast Tbk dengan
Sistem Penambat PT Pindad (Persero)
Lebar Jumlah
No Pemohon Jenis Komponen Sertifikat
Jalan Rel
1 PT Calvary Sertifikasi Bantalan Beton untuk Lebar Jalan Rel 1435 mm 1
Abadi 1435 MM Panjang 2440 MM Beban Gandar 25 Ton
Produksi PT.Calvary Abadi dengan Sistem
penambat PT. Pandrol Indonesia
2 PT Calvary Sertifikasi Bantalan Beton untuk Lebar Jalan Rel 1435 mm 1
Abadi 1435 MM Panjang 2740 MM Beban Gandar 25 Ton
Produksi PT. Calvary Abadi dengan Sistem
penambat PT. Pandrol Indonesia
3 PT Pandrol Sistem Penambat Pandrol E-Series Anti Theft untuk 1435 mm 1
Indonesia Lebar Jalan Rel 1435 mm (Direct Fastening
System, Kategori C dan E) Produksi PT Pandrol
Indonesia
Sumber : Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2020
Gambar 3.51 Proses Penetapan Sertifikat Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api
Sebelum mendapatkan sertifikat uji pertama ataupun sertifikat uji berkala, wajib
dilakukan pengujian oleh Balai Pengujian Perkeretaapian atau Badan Hukum yang
telah diakreditasi oleh Pemerintah. Apabila pada pengujian pertama masih terdapat
temuan, maka akan dilakukan pengujian ulang oleh Balai Pengujian Perkeretaapian
terhadap temuan/ rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh pemohon. Sertifikat
uji pertama diberikan untuk pekerjaan pembangunan prasarana perkeretaapian
yang baru dibangun dan prasarana perkeretaapian yang mengalami perubahan
spesifikasi teknis, sedangkan sertifikat uji berkala diberikan untuk prasarana
perkeretaapian yang telah memiliki sertifikat uji pertama dengan jangka waktu setiap
4 (empat) tahun.
Pada tahun 2020, telah diterbitkan sertifikat fasilitas operasi kereta api sebanyak
194 (seratus sembilan puluh empat) sertifikat yang terdiri dari 131 (seratus tiga
puluh satu) sertifikat uji pertama, 58 (lima puluh delapan) sertifikat uji berkala dan 5
(lima) sertfikasi komponen.
Tabel 3. 2 Kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO)
Tahun Anggaran 2020
KONTRAK IMO
NO URAIAN KODE
TA 2020
(1) (2) (3) (4)
A BIAYA PERAWATAN PRASARANA (IM)
1 Biaya Perawatan Jalan Rel BPJR 41.143.829.530
2 Biaya Perawatan Jembatan BPJB 10.847.104.636
3 Biaya Perawatan Sinyal, Telekomunikasi dan BPSTL 3.578.093.000
LAA
4 Biaya Langsung Tetap Perawatan Prasarana BLTp
a. Biaya BBM Mekanik Tetap BBMT
b. Biaya Personil Perawatan Prasarana BPRP 223.826.608.020
5 Biaya Tidak Langsung Tetap Perawatan BTLTp
Prasarana
a. Biaya Umum Perawatan Prasarana
b. Biaya Perawatan Fasilitas
c. Biaya Personil Perencanaan dan 26.621.125.815
Pengawasan
TOTAL BIAYA IM 306.016.761.001
B BIAYA PENGOPERASIAN PRASARANA (IO)
1 Biaya Langsung Tetap Pengoperasian BLTo 215.873.137.637
Prasarana
2 Biaya Tidak Langsung Tetap Pengoperasian BTLTo 139.267.126.156
Prasarana
TOTAL BIAYA IO 355.140.263.793
TOTAL BIAYA IMO 661.157.024.794
KEUNTUNGAN 10% 66.115.702.479
BIAYA TERMASUK KEUNTUNGAN 727.272.727.273
PPN 10% 72.727.272.727
NILAI BIAYA IMO TA. 2020 800.000.000.000
Sumber : Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2020
Gambar 4.1 Revitalisasi KRL KfW 10 Train Set
Gambar 4.2 Uji Coba KRL KfW
B. Pengoperasian Sarana Perkeretaapian Milik Negara
Gambar 4.3 Pengoperasian Kereta Ukur (kiri) dan Kereta Inpeksi (kanan)
2012 10
2015 Sumatera Utara 20
Lampung
4 Kereta Inspeksi 2009 Gudang Jatibarang 1
2011 BTP Wil. Sumut 1
2015-2016 Gudang Peti Kemas Gedebage 4
2011 2
2015 1
7 Kereta Penolong 2015 Sulawesi Selatan 1
Pada tahun 2020, telah dilakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan sarana
perkeretaapian milik negara sebanyak 47 kegiatan, diantaranya:
1. Melaksanakan verifikasi penggunaan MTT milik negara tahun 2019 dan
pemeriksaan bersama MTT milik negara pada tanggal 20 s.d 24 Januari 2020
di Solo dan Kebumen – Jawa Tengah;
2. Melakukan verifikasi penggunaan MTT milik negara tahun 2019, pembahasan
perpanjangan penggunaan MTT milik negara oleh BTP Jawa bagian Barat
tahun 2020 dan pengecekan MTT milik negara Jawa Barat pada tanggal 27 s.d
29 Januari 2020;
3. Melaksanakan pemeriksaan bersama sebelum penggunaan 10 unit gerbong
terbuka milik negara pada tanggal 28 s.d 29 Januari 2020 di Depo Cipinang;
4. Melakukan pemeriksaan bersama 1 (satu) set railway crane milik negara
sebelum penggunaan oleh PT KAI (Persero) tanggal 31 Januari 2020 s.d 1
Februari 2020 di Bandung – Jawa Barat;
5. Melaksanakan pengawasan pengoperasian kereta ukur milik negara untuk
pengujian sertifikasi prasarana perkeretaapian pada tanggal 09 s.d 12 Maret
2020 di Daop 2, Daop 3, Daop 5 dan Daop 7.
Gambar 4.10 Bridge Inspection Car Gambar 4.11 Road Working Vehicle Car
BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Pada tahun 2020 telah dilakukan beberapa kegiatan pengawasan depo/balai yasa,
diantaranya sebagai berikut :
Gambar 4.12 Peninjauan Dimensi Jalur Perawatan dan Tata Letak Fasilitas Perawatan Depo
Pulobrayan
Gambar 4.13 Bimbingan Teknis Pembangunan Depo LRT Jabodebek dan
Depo Makasar – Parepare
Kegiatan ramp check kelaikan sarana merupakan bagian dari kegiatan pengawasan
sarana perkeretaapian yang dilakukan pada momen khusus yaitu jelang angkutan
Lebaran dan angkutan Nataru (Natal dan Tahun Baru) yang bertujuan untuk
mengetahui kesiapan dan kelaikan sarana perkeretaapian sebelum digunakan
untuk angkutan Lebaran dan Nataru untuk mendukung keselamatan perjalanan
kereta api. Pada tahun 2020, dikarenakan kondisi pandemi COVID-19 dan terdapat
penghematan anggaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian, maka kegiatan ramp
check tahun 2020 tidak dilakukan di seluruh wilayah operasi sarana perkeretaapian.
BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Tabel 4.2 Rekapitulasi Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah Jawa Tahun 2020
JUMLAH SARANA
JUMLAH YANG SUDAH JUMLAH SARANA JUMLAH YANG BELUM
SARANA JUMLAH USULAN YANG TIDAK LULUS PENDING JUMLAH SERTIFIKAT
JUMLAH DIUJI YANG LULUS UJI DIUJI
UJI
SARANA
UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI
PEMILIK JENIS
PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA
LOKOMOTIF 246 0 84 0 81 0 81 0 0 0 3 0 0 0 81
KRD 74 0 18 0 18 0 18 0 0 0 0 0 0 0 18
LRT 24 24 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0
PT KAI
1 KERETA 1831 0 110 0 99 0 99 0 0 0 11 0 0 0 99
GERBONG 2337 0 54 0 52 0 52 0 0 0 2 0 0 0 52
PERALATAN KHUSUS 119 2 15 2 15 2 15 0 0 0 0 0 0 2 15
JUMLAH PT KAI 4631 26 281 2 265 2 265 0 0 24 16 0 0 2 265
2 PT KCI KRL 1050 144 1008 120 980 144 980 0 0 0 0 0 28 144 980
3 PT RAILINK KRL 60 0 60 0 60 0 60 0 0 0 0 0 0 0 60
4 PT LRT JAKARTA LRT 16 0 16 0 16 0 16 0 0 0 0 0 0 0 16
5 PT AP II APMS 12 0 12 0 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 12
MRT 96 96 0 96 0 96 0 0 0 0 0 0 0 96 0
PT MRT JAKARTA
6 PERALATAN KHUSUS 3 0 3 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3
JUMLAH PT MRT 99 96 3 96 3 96 3 0 0 0 0 0 0 96 3
LOKOMOTIF 3 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
KERETA 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
DJKA GERBONG 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
PERALATAN KHUSUS 42 0 6 0 6 0 6 0 0 0 0 0 0 0 6
KRL 40 0 12 0 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 12
JUMLAH DJKA 142 0 20 0 20 0 20 0 0 0 0 0 0 0 20
JUMLAH SELURUH SARANA 6010 266 1400 218 1356 242 1356 0 0 24 16 0 28 242 1356
1666 1574 1598 0 40 28 1598
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 1.666 usulan sarana
perkeretaapian, telah dilakukan pengujian oleh Balai Pengujian Perkeretaapian
sebanyak 1.574 unit, jumlah sarana yang lulus uji 1.598 unit, tertunda 40 unit, dan
sebanyak 28 unit sarana yang belum di uji. Oleh karena itu sertifikat kelaikan sarana
perkeretaapian yang diterbitkan oleh Direktorat Sarana Perkeretaapian di wilayah
Jawa periode Januari s.d. Desember 2020 sejumlah 1.598 sertifikat.
BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 2.414 usulan sarana
perkeretaapian, telah dilakukan pengujian Balai Pengujian Perkeretaapian sebanyak
1.001 unit, jumlah sarana yang lulus uji 1.001 unit, dan sebanyak 29 unit sarana yang
belum di uji. Oleh karena itu sertifikat kelaikan sarana perkeretaapian yang diterbitkan
oleh Direktorat Sarana Perkeretaapian di wilayah Sumatera periode Januari s.d.
Desember 2020 sejumlah 1.001 sertifikat.
1. Data armada;
2. SOP pengujian, perawatan dan pengoperasian;
3. Fasilitas dan peralatan pengujian, perawatan dan pengoperasian;
4. Program dan realisasi perawatan dan pengoperasian;
5. Check sheet perawatan.
BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Fudika 1 unit
Gambar 4.16 Workshop Ngrombo, Balai Perawatan Perkeretaapian
Pada tahun 2020, telah dilaksanakan perawatan terhadap sarana perkeretaapian milik
negara dengan jumlah total 169 unit. Dalam pelaksanaannya perawatan dilakukan
dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku, manual maintenance / manual
instruction, manual operation, part catalogue dan riwayat pelaksanaan perawatan pada
tahun anggaran sebelumnya. Sampai dengan tahun 2020, Balai Perawatan
Perkeretaapian belum dapat melaksanakan perawatan terhadap sarana perkeretaapian
BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
milik negara secara mandiri, hal tersebut dikarenakan faktor keterbatasan sumber daya
manusia, fasilitas peralatan dan tempat perawatan.
Kegiatan perawatan tersebut merupakan kegiatan satu tahun (single year contract),
namun dikarenakan adanya penghematan anggaran untuk percepatan penanganan
Pandemi COVID-19 maka beberapa kegiatan perawatan dilakukan perpanjangan waktu
penyelesaian yaitu dengan skema kontrak tahun jamak tahun 2020-2021.
Kegiatan perawatan juga dilakukan pada peralatan pengujian sarana. Perawatan dan
kalibrasi dilakukan terhadap fasilitas uji dinamis perkeretaapian, alat bogie load test, dan
spring load test. Bogie load test dan spring load test yang dilakukan perawatan dan
kalibrasi berada di Balai Yasa Tegal dan Balai Yasa Pulu Brayan, sedangkan sarana
perkeretaapian fasilitas uji dinamis perkeretaapian (FUDIKA) berada di PT. INKA,
Madiun. Direktorat Sarana Perkeretaapian melakukan monitoring terhadap pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
Gambar 4.17 Kegiatan Monitoring dan Kalibrasi Peralatan Pengujian Sarana Perkeretaapian
BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Dalam rangka menyediakan tarif kereta api kelas ekonomi yang murah dan terjangkau
kepada masyarakat, Pemerintah telah memberikan subsidi kepada pengguna jasa
kereta api kelas ekonomi dalam bentuk kewajiban pelayanan publik atau Public Service
Obligation (PSO) dengan tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pelaksanaan PSO
(Public Service Obligation) tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian pasal 153 ayat (1) bahwa “Untuk pelayanan kereta api
kelas ekonomi, dalam hal tarif angkutan kereta ekonomi ditetapkan Pemerintah atau
Pemerintah Daerah lebih rendah dari pada tarif yang dihitung oleh penyelenggara
sarana perkeretaapian berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah, selisihnya
menjadi tanggung jawab Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam bentuk kewajiban
pelayanan publik”.
Tabel 5.1 Alokasi PSO Tahun 2016 – 2020 Sesuai Kontrak PSO
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Dalam pelaksanaan PSO tahun 2020, terdapat pandemi COVID-19 dan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mempengaruhi frekuensi perjalanan
dan realisasi angkutan kereta api sehingga terdampak pada biaya operasional kereta
api. Selain itu, terdapat penambahan lintas pelayanan baru yaitu kereta api Bandara
Internasional Adi Sumarmo (BIAS) serta perpanjangan lintas pelayanan kereta api
Siliwangi dari semula Sukabumi – Cianjur – Ciranjang menjadi Sukabumi – Cianjur –
Ciranjang – Cipatat. Hal-hal tersebut menyebabkan perlunya dilakukan addendum
terhadap kontrak penyelenggaraan PSO bidang angkutan kereta api kelas ekonomi
tahun 2020 yaitu pada tanggal 19 November 2020 dengan kontrak nomor:
HK.201/B.747/DJKA/2020 dan nomor: KL.701/XI/18/KA-2020 tentang Penyelenggaraan
Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO) Bidang Angkutan Kereta
Api Pelayanan Kelas Ekonomi Tahun 2020 antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian
dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Pelaksanaan PSO untuk kereta api ekonomi tahun 2020 meliputi lintas pelayanan jarak
jauh sebanyak 3 lintas, jarak sedang sebanyak 10 lintas, jarak dekat sebanyak 26 lintas,
KRD sebanyak 12 lintas, KRL sebanyak 12 lintas dan kereta api pada masa angkutan
Lebaran sebanyak 2 lintas dengan target jumlah penumpang sebanyak 194.293.987
penumpang. Rincian pelayanan PSO pada masing-masing pelayanan sebagai berikut:
Dalam upaya memastikan pelaksanaan PSO sesuai dengan kontak yang telah
disepakati dan standar pelayanan minimum, Pemerintah melaksanakan verifikasi
pelaksanaan PSO secara berkala (setiap triwulan) pada masing-masing Daerah
Operasional (DAOP) dan Divisi Regional (DIVRE). Hal-hal yang menjadi perhatian pada
pelaksanaan verifikasi PSO diantaranya realisasi volume penumpang dan tempat duduk,
realisasi perawatan kereta, cuci kereta, pest control, On Train Cleaning (OTC),
pengamanan, pemeriksaan fisik kondisi fasilitas pelayanan serta sanitasi dan kebersihan
kereta.
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Realisasi jumlah penumpang PSO pada tahun 2020 sebagai berikut:
Subsidi angkutan perintis adalah bentuk tanggung jawab pemerintah atau pemerintah
daerah yang besarnya merupakan selisih antara biaya yang dikeluarkan oleh
penyelenggara sarana perkeretaapian (biaya operasi) dengan pendapatan yang
diperoleh berdasarkan tarif yang ditetapkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Kriteria jaringan pelayanan dan subsidi kereta api perintis berdasarkan Permenhub
Nomor PM 26 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2012 Tentang Subsidi Angkutan Perintis Orang
dengan Kereta Api yaitu:
5.2.1 KERETA API CUT MEUTIA LINTAS KREUNG MANE – KRUENG GEUKEUH
Kereta api Cut Meutia merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Kreung Mane
– Krueng Geukeuh yang beroperasi dengan kontrak penugasan kereta api perintis antara
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT. KAI (Persero) nomor:
001/PPK-PERINTIS/BTP-SBU/I/2020 dan KL.701/I/9/KA-2020 pada tanggal 28 Januari 2020.
Rute pelayanan kereta api Cut Meutia sepanjang 11,35 Km dengan 3 stasiun yaitu Stasiun
Kreung Mane, Stasiun Bungkah dan Stasiun Kreung Geukeuh. Jumlah frekuensi kereta api
Cut Meutia sebanyak 8 KA per hari pada bulan Januari s.d September 2020, namun pada
Oktober – Desember 2020 kereta api Cut Meutia tidak beroperasi dikarenakan terjadi
penurunan jumlah penumpang akibat pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB).
Realisasi jumlah penumpang kereta api Cut Meutia pada tahun 2020 terdampak dengan
pandemi COVID-19 yaitu sebanyak 24.156 penumpang yang menurun 41% dibandingkan
tahun 2019 sebanyak 41.284 penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai
berikut:
1 Januari 5.173
2 Februari 7.985
3 Maret 3.389
4 April 390
5 Mei 2.255
6 Juni 1.130
7 Juli 1.010
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
8 Agustus 2.823
9 September 1
10 Oktober -
11 November -
12 Desember -
Total 24.156
Jumlah Penumpang
10.000
7.985
8.000
6.000
4.000 5.173 3.389 2.823
2.255
2.000 1.010
390 1 0 0 0
1.130
0
Jan Feb Mar April May Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 5.1 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Cut Meutia Tahun 2020
Kereta api Lembah Anai merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Bandara
Internasional Minangkabau – Lubuk Alung – Kayu Tanam dengan kontrak penugasan
kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
dan PT. KAI (Persero) nomor KU.003/SP.02/BTP-SBB/2020 dan KL.701/I/10/KA-2020
pada tanggal 28 Januari 2020.
Rute pelayanan kereta api perintis lintas BIM – Lubuk Linggau – Kayu Tanam sepanjang
38 km dengan frekuensi perjalanan kereta api sebanyak 6 KA per hari. Pada triwulan I
tahun 2020, dengan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sehingga mulai tanggal 25 April 2020 sampai dengan akhir tahun
2020 dilakukan pembatalan perjalanan kereta api Lembah Anai.
Realisasi jumlah penumpang kereta api perintis Lembah Anai tahun 2020 sebanyak
22.422 penumpang yang menurun 66% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 66.232
penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:
1 Januari 8.954
2 Februari 7.166
3 Maret 5.171
4 April 1.131
5 Mei -
6 Juni -
7 Juli -
8 Agustus -
9 September -
10 Oktober -
11 November -
12 Desember -
Total 22.422
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Jumlah Penumpang
10.000 8.954
8.000
7.166
6.000
5.171
4.000
2.000
1.131 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Jan Feb Mar April May Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 5.3 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Lembah Anai Tahun 2020
Gambar 5.4 KA Perintis Lembah Anai
Kereta api Lembah Anai merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Bandara
Internasional Minangkabau – Lubuk Alung – Kayu Tanam dengan kontrak penugasan
kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
dan PT. KAI (Persero) nomor KU.003/SP.02/BTP-SBB/2020 dan KL.701/I/10/KA-2020
pada tanggal 28 Januari 2020.
Rute pelayanan kereta api perintis lintas BIM – Lubuk Linggau – Kayu Tanam sepanjang
38 km dengan frekuensi perjalanan kereta api sebanyak 6 KA per hari. Pada triwulan I
tahun 2020, dengan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sehingga mulai tanggal 25 April 2020 sampai dengan akhir tahun
2020 dilakukan pembatalan perjalanan kereta api Lembah Anai.
Realisasi jumlah penumpang kereta api Minangkabau Ekspress pada tahun 2020 adalah
sebanyak 58.851 penumpang yang menurun 70% dibandingkan tahun 2019 sebanyak
194.729 penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:
1 Januari 23.012
2 Februari 21.073
3 Maret 13.105
4 April 1.661
5 Mei -
6 Juni -
7 Juli -
8 Agustus -
9 September -
10 Oktober -
11 November -
12 Desember -
Total 58.851
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020
Jumlah Penumpang
25.000 23.012
20.000
21.073
15.000 13.105
10.000
5.000
1.661 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Jan Feb Mar April May Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 5.5 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Minangkabau Ekspress Tahun 2020
Gambar 5.6 KA Perintis Minangkabau Ekspress
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
5.2.4 LRT SUMATERA SELATAN LINTAS BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II –
OGAN PERMATA INDAH
LRT Sumatera Selatan merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II – Ogan Permata Indah yang beroperasi dengan kontrak
penugasan kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan kontrak nomor KU.003/SP/BPKAR-
SS/I/2020 dan KL.701/I/12/KA-2020 pada tanggal 28 Januari 2020. LRT Sumatera
Selatan dikelola oleh Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan dengan
penugasan kepada PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang sebagai
operatornya.
Rute pelayanan LRT Sumatera Selatan sepanjang 23,4 km dengan frekuensi perjalanan
kereta api sebanyak 88 perjalanan per hari. Pada triwulan I tahun 2020, dengan adanya
pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga
terdapat pembatasan kapasitas dan frekuensi pelayanan LRT Sumatera Selatan mulai
bulan April 2020 sampai dengan akhir tahun 2020 dan menyebabkan realisasi jumlah
penumbang mengalami penurunan.
Realisasi jumlah penumpang LRT Sumatera Selatan pada tahun 2020 adalah sebesar
1.053.492 penumpang yang menurun 60% dibandingkan tahun 2019 sebanyak
2.619.365 penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:
1 Januari 313.502
2 Februari 243.181
3 Maret 160.475
4 April 14.759
5 Mei 12.586
6 Juni 21.924
7 Juli 31.470
8 Agustus 48.483
9 September 39.673
10 Oktober 46.806
11 November 52.462
12 Desember 68.171
Total 1.053.492
Gambar 5.7 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis LRT Sumatera Selatan Tahun 2020
Kereta api Bathara Kresna merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan
Purwosari – Wonogiri yang beroperasi dengan kontrak penugasan kereta api perintis
antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT. KAI
(Persero) dengan kontrak nomor 001/PPK/JTG-DIY/I/2020 dan KL.701/I/13/KA-2020
pada tanggal 28 Januari 2020.
Rute pelayanan kereta api Bathara Kresna sepanjang 37 km’sp dengan frekuensi
perjalanan kereta api sebanyak dua kali pulang pergi KA per hari. Pada triwulan I tahun
2020, dengan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) sehingga mulai tanggal 30 Juni 2020 dan sampai dengan akhir tahun
2020 dilakukan pembatalan perjalanan kereta api Bathara Kresna.
Realisasi jumlah penumpang Bathara Kresna pada tahun 2020 adalah sebesar 23.285
penumpang yang menurun 72% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 83.012 penumpang.
Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Tabel 5.8 Jumlah Penumpang KA Perintis Bathara Kresna
1 Januari 8.993
2 Februari 7.680
3 Maret 4.268
4 April 259
5 Mei 617
6 Juni 1.468
7 Juli -
8 Agustus -
9 September -
10 Oktober -
11 November -
12 Desember -
Total 23.285
Gambar 5.9 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Bathara Kresna Tahun 2020
Gambar 5.10 KA Perintis Bathara Kresna
Gambar 5.11 Tindak Lanjut Arahan Presiden untuk Pengendalian Transportasi dalam
Pencegahan COVID-19
Gambar 5.12 Kebijakan Terkait Pengendalian Transportasi Bidang Perkeretaapian pada Masa
Pandemi COVID-19
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Kementerian Perhubungan menerbitkan Surat Edaran nomor 14 tahun 2020 tentang
Pedoman dan Petunjuk Teknis Pengendalian Transportasi Perkeretaapian dalam Masa
Adaptasi Kebiasaan Baru Untuk Mencegah Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) yang diubah terakhir melalui Surat Edaran nomor 15 tahun 2020. Dalam
pengaturan tersebut ditetapkan bahwa pengendalian transportasi perkeretaapian dalam
masa adaptasi kebiasaan baru dilakukan terhadap:
Waktu operasi kereta api diatur dengan memperhatikan PSBB di masing-masing daerah.
Penentuan kapasitas penumpang harus memenuhi protokol kesehatan yang diatur
sebagai berikut:
a. KA Antar Kota
1) Tahap kesatu dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70%
(tujuh puluh persen) dari jumlah tempat duduk dari setiap kapasitas kereta.
Khusus untuk KA Luxury kapasitas penumpang maksimum 100%;
2) Tahap kedua dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 80%
(delapan puluh persen) dari jumlah tempat duduk dari setiap kapasitas kereta.
b. KA Perkotaan
1) Tahap kesatu dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 45%
(empat puluh lima persen) dari kapasitas penumpang di setiap kereta;
2) Tahap kedua dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 60%
(enam puluh persen) dari kapasitas penumpang di setiap kereta.
c. Kereta Api Lokal, Kereta Api Prambanan Ekspress dan Kereta Api Bandara
1) Tahap kesatu dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70%
(tujuh puluh persen) dari jumlah tempat duduk dan penerapan jaga jarak fisik
(physical distancing) sesuai dengan konfigurasi tempat duduk dari setiap jenis
sarana dan tidak ada penumpang berdiri;
Gambar 5.14 Persyaratan Protokol Kesehatan Penumpang dan Operator Kereta Api
Selain itu terdapat protokol tambahan untuk kereta api antar kota diantaranya:
a. Penumpang
1) Menggunakan face shield;
2) Persayaratan KTP dan surat keterangan bebas COVID-19;
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
3) Mengunduh dan mengaktifkan aplikasi Peduli Lindungi pada perangkat telepon
seluler.
b. Operator
1) Menyediakan face shield;
2) Menyediakan ruang isolasi;
3) Memisahkan penumpang di atas 50 tahun;
4) Pengecekan suhu tubuh dan/atau kesehatan untuk perjalanan diatas 3 jam;
5) Menurunkan penumpang di stasiun terdekat apabila terjangkit COVID-19.
Sedangkan protokol tambahan untuk penumpang pada kereta api perkotaan/lokal
adalah tidak boleh berbicara di dalam kereta dan untuk operator melakukan
penambahan petugas keamanan minimal 1 petugas per 3 kereta.
1. Perjalanan kereta api luar biasa hanya dapat berjalan untuk melayani petugas
penanganan pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dengan membawa surat dari gugus tugas COVID-19 yang diizinkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan;
2. Penyelenggara sarana perkeretaapian menyiapkan rangkaian kereta api luar biasa
untuk pengoperasian lintas utara dan lintas selatan, dengan relasi KLB:
a. Surabaya Pasarturi – Gambir, Via Yogyakarta dan Purwokerto;
b. Surabaya Pasarturi – Gambir, Via Semarang Tawang;
c. Bandung – Surabaya Pasarturi, Via Yogyakarta.
3. Penyelenggara sarana perkeretaapian yang melakukan pelanggaran terhadap
larangan dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. Pengaturan penumpang kereta api luar biasa di stasiun dan di dalam kereta api
mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku dalam rangka pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
1. Kriteria Pengecualian
a. Perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintah atau swasta yang
menyelenggarakan:
1) Pelayanan Percepatan Penanganan COVID-19;
2) Pelayanan Pertahanan, Keamanan dan Ketertiban Umum;
3) Pelayanan Kesehatan;
4) Pelayanan Kebutuhan Dasar;
5) Pelayanan Pendukung Layanan Dasar;
6) Pelayanan Fungsi Ekonomi.
1. Menunjukkan identitas diri (KTP) atau tanda pengenal lainnya yang sah;
2. Menunjukkan surat rujukan dari rumah sakit untuk pasien yang akan melakukan
pengobatan ditempat lain;
3. Menunjukkan surat keterangan kematian dari tempat almarhum/almarhumah (untuk
kepentingan mengunjungi keluarga yang meninggal dunia);
4. Menunjukkan hasil negatif COVID-19 berdasarkan Polymerase Chain Reaction (PCR)
Test/Rapid Test atau Surat Keterangan Sehat dari Dinas Kesehatan/Rumah
Sakit/Puskesmas/Klinik Kesehatan.
Realisasi penumpang angkutan Kereta Luar Biasa (KLB) dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:
Gambar 5.15 Realisasi Penumpang Angkutan Kereta Luar Biasa
Berdasarkan gambar diatas, total penumpang kumulatif KLB yang diangkut sampai
dengan tanggal 11 Juni 2020 adalah sebanyak 4.310 orang. Jumlah penumpang KLB
tertinggi terjadi pada tanggal 21 Mei 2020 sebanyak 222 orang dan terendah pada
tanggal 8 Juni 2020 dengan 17 orang. Jumlah penumpang yang diangkut terbanyak
terjadi pada tanggal 21 Mei 2020 pada KA 10476 sebanyak 96 orang dan jumlah
penumpang terkecil terjadi pada tanggal 12 Mei 2020 pada KA 10497 sebanyak 1 orang.
Gambar 5.16 Realisasi Angkutan Penumpang Kereta Luar Biasa Berdasarkan Lintas Pelayanan
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-19
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
5.5 PENYELENGGARAAN ANGKUTAN KERETA API PADA NATAL DAN TAHUN BARU
Penyelenggaraan angkutan kereta api pada Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021.
Pelaksanaan pemantauan pada masa Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor:
KP.901/SK.43/DJKA/2020 tentang Pembentukan Posko Pengawasan Pengendalian
Transportasi Selama Masa Angkutan Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 Dalam
Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Bidang
Perkeretaapian.
Angkutan kereta api pada masa libur Hari Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 masih
dibatasi dengan beberapa aturan terkait percepatan penanganan pandemi virus COVID-
19 yaitu Permenhub nomor PM 41 tahun 2020 dan Surat Edaran nomor 15 tahun 2020.
Pengoperasian kereta api baik jarak jauh maupun lokal dibatasi kapasitasnya yaitu 70%
dari kapasitas yang ada untuk KA antar kota dan lokal serta 45% untuk kereta api
perkotaan. Penumpang pun harus dalam kondisi sehat dibuktikan dengan surat hasil tes
cepat atau rapid test antigen, tidak demam, dan diimbau menggunakan pakaian lengan
panjang.
Gambar 5.19 Penyelenggaraan Rapid Test Antigen bagi Penumpang Kereta Api
Jumlah penumpang kereta api pada masa angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan dengan program maupun dengan
jumlah penumpang pada tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi perjalanan kereta api
pada angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dapat dikatakan juga mengalami
penurunan dibandingkan dengan yang diprogramkan dalam GAPEKA 2019.
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-21
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
1. Jumlah Penumpang
Pantauan jumlah penumpang pada masa angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru
2021 meliputi jumlah penumpang kereta api yang dikelola oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero), PT. Kereta Commuter Indonesia, PT. Railink, dan Balai
Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, sebagai berikut:
Tabel 5.9 Perbandingan Jumlah Penumpang Harian Kereta Api Antarkota pada masa Angkutan
Nataru 2019 dengan Nataru 2020
Gambar 5.21 Jumlah Penumpang Kereta Api Antar Kota dan Perkotaan pada Masa
Angkutan Nataru 2020
c. KRL Jabodetabek
Jumlah penumpang KRL Jabodetabek yang dikelola PT. Kereta Commuter
Indonesia (KCI) pada masa Angkutan Nataru sebesar 5.390.067 penumpang.
Rata-rata jumlah penumpang harian KRL pada masa angkutan Nataru 2020
mengalami penurunan 18% jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah
penumpang harian kereta api antar kota pada saat hari biasa (sampel bulan
akhir Bulan November dan awal Bulan Desember 2020). Hal ini terjadi karena
adanya pengurangan frekuensi KRL akibat diberlakukannya PPKM di wilayah
Jawa dan Bali. Jumlah penumpang harian kereta api KRL cenderung fluktuatif
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-23
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
dengan puncak angkutan terjadi pada tanggal 21 Desember 2020 yaitu
sebanyak 391.429 penumpang.
Gambar 5.22 Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek pada Masa Angkutan Nataru 2020
Gambar 5.23 Jumlah Penumpang Kereta Api Bandara pada Masa Angkutan
Nataru 2020
Gambar 5.24 Jumlah Penumpang LRT Sumatera Selatan Pada Angkutan Nataru 2020
Realisasi perjalanan kereta api pada masa Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru
2021 mulai tanggal 18 desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021 dapat
diuraikan sebagai berikut:
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-25
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Tabel 5.10 Realisasi Frekuensi Perjalanan KA
Frekuensi
NO Jenis Kereta Api
Realisasi %
1 KA Penumpang Antar Kota 1.954 7,84%
2 KA Penumpang Perkotaan 3.440 13,80%
3 KRL Jabodetabek 17.420 69,90%
4 KA Bandara Soekarno Hatta 720 2,89%
5 KA Bandara Kualanamu 400 1,61%
6 LRT Sumatera Selatan 986 3,96%
Total 24.920 100,00%
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020
21
21
21
0
0
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
n-
n-
n-
n-
e
Ja
Ja
Ja
Ja
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
1-
2-
3-
4-
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
21
21
21
0
0
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
c-2
n-
n-
n-
n-
e
Ja
Ja
Ja
Ja
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
-D
1-
2-
3-
4-
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
KRL
Gambar 5.26 Jumlah Perjalanan KRL Jabodetabek pada Angkutan Natal dan Tahun Baru
Tabel 5.11 Ketepatan Perjalanan Kereta Api selama masa Angkutan Natal 2020 Tahun Baru 2021
LRT Sumatera Selatan merupakan pelayanan kereta api yang memiliki ketepatan
yang paling baik, dengan jumlah perjalanan yang tepat berangkat sebesar 986
perjalanan KA, atau 100% dari total perjalanan kereta api, sementara jumlah
perjalanan kereta api yang tepat datang sebesar adalah 986 perjalanan KA, atau
100% dari total perjalanan KA. Untuk pelayanan yang paling rendah ketepatan waktu
keberangkatan adalah kereta api penumpang perkotaan dengan jumlah perjalanan
yang tepat berangkat sebanyak 3.169 perjalanan kereta api atau 92,12% dari realisasi
perjalanan kereta api perkotaan yaitu sebanyak 3.400 kereta api. Selain ketepatan
perjalanan, kereta api penumpang perkotaan juga mencatat adanya keberangkatan
dan kedatangan kereta api lebih awal dari jadwal yaitu sebanyak 19 perjalanan kereta
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-27
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
api atau 0,55 % untuk keberangkatan dan 138 perjalanan kereta api atau 4,01 %
untuk kedatangan perjalanan kereta api perkotaan.
Penetapan trase jalur kereta api diperlukan untuk menjamin keterpaduan antara
perencanaan pembangunan prasarana perkeretaapian dengan pelaksanaannya dan
keterpaduan dalam perencanaan pembangunan prasarana perkeretaapian dengan
perencanaan tata ruang serta berdasarkan ketentuan Pasal 115 dan Pasal 116
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian. Penetapan Trase Jalur Kereta Api diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor: PM. 11 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Trase
Jalur Kereta Api.
Trase adalah rencana tapak jalur kereta api yang telah diketahui titik-titik koordinatnya.
Penetapan trase jalur kereta api dimaksudkan sebagai:
1. Pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup untuk penerbitan izin lingkungan;
2. Pedoman penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah dan penetapan
lokasi untuk proses pengadaan tanah;
3. Pedoman dalam melaksanakan kegiatan perencanaan teknis pada tahapan desain;
4. Pedoman dalam usulan rencana kerja dan anggaran pembangunan prasarana
perkeretaapian yang bersumber dari APBN, APBD, dan/atau Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha;
5. Bahan penyusunan basis data atau geodatabase Rencana Pembangunan
Prasarana Perkeretaapian;
6. Bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi atas Rencana Induk
Perkeretaapian; dan
7. Bahan masukan dalam evaluasi rencana tata ruang wilayah.
Sasaran penetapan trase jalur kereta api adalah tersedianya rumaja, rumija dan ruwasja
yang memenuhi persyaratan teknis jalur kereta api guna menjamin keselamatan,
keamanan, kelancaran perjalanan kereta api dan efisiensi penyelenggaraan
perkeretaapian. Realisasi penetapan trase jalur kereta api periode 2015 s.d 2020
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 5.12 Realisasi Penetapan Trase Jalur Kereta Api Tahun 2015 s.d 2020
1 Trase Jalur KA Monorel Sumatera Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 47 Tahun
Selatan 2015 tentang Persetujuan Penetapan Trase Jalur Kereta
Api Monorel Provinsi Sumatera Selatan
2 Trase Kereta Api Khusus PT Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 292 Tahun
Priamanaya Transportasi 2015 Tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Khusus
PT. Priamanaya Transportasi Dari Pertambangan di
Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Menuju
Terminal Khusus Patra Tani di Kecamantan Muara
Belida Kabupaten Muara Enim Yang Interkoneksi
Dengan Jalur Kereta Api Nasional di Provinsi Sumatera
Selatan
3 Trase Jalur KA LRT Sumatera Selatan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 311 Tahun
2015 tentang Persetujuan Penetapan Trase Jalur Kereta
Api Light Rail Transit Provinsi Sumatera Selatan
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-29
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
4 Trase Kereta Api LRT PT. Adhi Karya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 394 Tahun
(Persero) Tbk 2015 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Light
Rail Transit (LRT) di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi
5 Trase Jalur Kereta Api Lintas Rantau Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 666 Tahun
Prapat - Duri - Dumai 2015 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Trans
Sumatera Lintas Rantau Prapat - Duri - Dumai
6 Trase Jalur Kereta Api Cepat antara Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 25 Tahun
Jakarta - Bandung 2016 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Cepat
antara Jakarta - Bandung lintas Halim - Tegalluar
7 Trase Jalur Kereta Api Ringan/ LRT Surat Menteri Perhubungan Nomor KA.005/1/4 PHB
PT. Jakarta Propertindo 2016 tanggal 2 Agustus 2016 perihal persetujuan
penetapan trase jalur kereta api ringan (light rail transit)
koridor 1 fase 1 (Kelapa Gading - Velodrome) dan koridor
7 fase 1 (Kelapa Gading - Stasiun PRJ) Wilayah Provinsi
DKI Jakarta
8 Trase Jalur Kereta Api Lintas Manado Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 547 Tahun
Bitung 2016 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum
Nasional Trans Sulawesi Lintas Manado - Bitung
9 Trase Kereta Api Umum Provinsi Surat Menteri Perhubungan Nomor KA.005/1/23 PHB
Sumatera Selatan Lintas Tanjung 2016 tanggal 7 November 2016 perihal persetujuan
Enim – Tanjung Api-Api penetapan trase jalur kereta api Tanjung Enim - Tanjung
Api-api di Provinsi Sumatera Selatan
10 Trase Jalur Kereta Api Umum Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nasional Lintas Stasiun Solo Balapan Nomor KP 406 Tahun 2017 tentang Penetapan Trase
- Stasiun Bandar Udara Adi Jalur Kereta Api Umum Nasional Lintas Stasiun Solo
Soemarmo Balapan - Stasiun Bandar Undara Adi Soemarmo
11 Trase Kereta Api Umum Nasional Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 876 Tahun
Trans Sumatera Lintas Aceh - 2017 Tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum
Besitang Nasional Lintas Trans Sumatera Lintas Aceh - Besitang
dari Stasiun Lam Ujong di Kab Aceh Besar sampai
Stasiun Karang Jadi di Kab Aceh Tamiang
12 LRT Kota Bandung (Metro Capsul) Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor: KA. 003/
2/ 11 PHB-2017 tanggal 22 November 2017 perihal
persetujuan penetapan trase LRT Koridor 3 Kota
Bandung
13 Trase Jalur KA Palembang - Jambi Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
1005 Tahun 2017 tanggal 22 November 2017 tentang
penetapan trase jalur kereta api Palembang – Jambi
14 Akses Jalur KA Menuju Bandara Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
Yogyakarta Baru (Kulon Progo) 1052 Tahun 2017 tanggal 11 Desember 2017 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional
Lintas Stasiun Kedundang - Stasiun Bandar Udara
Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo
15 Trase MRT Jakarta NS phase II Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Koridor HI - Kampung Bandan KA.003/1/15 PHB 2018 tanggal 9 Februari 2018 perihal
persetujuan penetapan trase jalur Mass Rapid Transit
(MRT) Jakarta Fase II North - South Korindor Bundaran
Hotel Indonesia - Kampung Bandan
16 Trase Jalur KA Kota Padang - Pulau Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Baai (Bengkulu) KA.003/1/16 PHB 2018 tanggal 9 Februari 2018 perihal
persetujuan penetapan trase jalur kereta api Segmen
Kota Padang - Pulau Baai
17 Trase Cable Car Gelapnyawang - Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Cihampelas (Bandung) KA.005/1/6 PHB 2018 tanggal 27 Februari 2018 perihal
persetujuan penetapan trase Cable Car Segmen
Gelapnyawang – Cihampelas
18 Revisi ke-1 Trase Jalur LRT Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
Jabodebek 377 Tahun 2018 tanggal 27 Februari 2018 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Ringan/ Light Rail
Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Bekasi (Jabodebek) Segmen Cawang - Cibubur,
Cawang - Dukuh Atas, dan Cawang - Bekasi
20 Trase Jalur KA Trans Sulawesi Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
Segmen Makassar - Parepare 1188 Tahun 2018 tanggal 6 Agustus 2018 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional Trans
Sulawesi Segmen Makassar – Parepare
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-31
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
21 Trase Jalur KA Khusus PT. Sinar Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Usaha Sejati segmen Katingan - KA.604/1/18 PHB 2018 tanggal 23 Agustus 2018 perihal
Gunung Mas, Kalimantan Tengah Persetujuan Penetapan Trase jalur Kereta Api Khusus
PT. Sinar Usaha Sejati
22 Trase Kereta Api Khusus Lahat - Ogan Telah terbit Surat Keputusan Gubernur Sumatera
Ilir oleh PT Servo Marga Sejahtera Selatan Nomor 714/KPTS/DISHUB/2018 tanggal 14
Desember 2018 tentang Persetujuan Penetapan Trase
Jalur Kereta Api Lahat - Ogan Ilir di Provinsi Sumatera
Selatan
23 Trase Jalur Kereta Api Umum Lintas Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor
Rangkasbitung - Labuan 51 Tahun 2019 tanggal 22 Februari 2019 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional
Lintas Rangkasbitung - Labuan
24 Revisi ke-2 Trase Jalur KA Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor
Ringan/LRT Jabodebek KM 207 Tahun 2019 tanggal 11 Oktober 2019 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Ringan/Light Rail
Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
dan Bekasi Segmen Cawang - Cibubur, Cawang -
Dukuh Atas, dan Cawang - Bekasi
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020
Perizinan perkeretaapian umum dan khusus yang telah dikeluarkan pada Tahun 2020
sebagai berikut:
Tabel 5.13 Perizinan Perkeretaapian Umum dan Khusus yang Dikeluarkan pada Tahun 2020
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-33
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
No Uraian Nomor Tanggal Badan Usaha
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-35
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
biaya penggunaan prasarana perkeretaapian (Track Access Charges / TAC) pada tahun
2020 sebagai berikut:
Tabel 5.14 Daftar Penerimaan PNBP dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI)
Tabel 5.15 Daftar Penerima PNBP dari PT. kereta Commuter Indonesia (KCI)
3. PT. Railink
Daftar penerimaan PNBP yang berasal dari PT. Railink sebagai berikut:
BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-37
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Tabel 5.17 Rekapitulasi Penerimaan PNBP Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Tahun 2020
Salah satu indikator kinerja tingkat keselamatan perjalanan kereta api adalah dengan
perhitungan rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) dengan
menganalisis keselamatan perkeretaapian yang mangacu pada jumlah kecelakaan
dibanding dengan Km tempuh dalam satu juta kejadian kecelakaan kereta api pada
tahun tersebut. Formula perhitungan yang digunakan yaitu :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐴𝑐𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 = × 1.000.000
𝐾𝑚 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
Perhitungan rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) telah
dilakukan sejak tahun 2007 dengan rasio kejadian kecelakaan yaitu sebesar 2,99 Ratio
kecelakaan/ 1 juta km dengan jumlah kecelakaan 139 kejadian. Dengan berbagai upaya
peningkatan keselamatan yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2020 terdapat
penurunan jumlah kejadian kecelakaan secara signifikan. Berikut ini adalah Rasio
kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) khusus dari tahun 2015
s.d 2020 sebagai berikut:
BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Tabel 6.1 Rate of Accident (RoA) Transportasi Perkeretaapian
RoA
Tahun Jumlah Kecelakaan KM Tempuh (Rate of Accident)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa realisasi rasio kejadian kecelakaan tahun
2020 sebesar 0,18 yang didapatkan dari perhitungan menggunakan formula di atas.
Jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2020 sebanyak 18 kejadian dan km tempuh
sebesar 95.582.730 km. Rincian jenis dan penyebab kecelakaan disampaikan pada tabel
berikut.
Tabel 6.2 Jumlah Kecelakaan dan Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015 – 2020
A. Jenis Kecelakaan
1 Tabrakan KA Kejadian 0 0 1 0 0 0
dengan KA
2 Anjlokan Kejadian 55 15 14 14 11 17
3 Terguling Kejadian 0 0 0 1 0 0
4 Lain-lain Kejadian 0 0 0 1 0 1
Jumlah Kejadian 55 15 15 16 11 18
Kecelakaan
B. Penyebab Kecelakaan
1 Sarana Kejadian 7 7 2 6 4 4
2 Prasarana Kejadian 29 8 6 9 6 10
3 SDM Operator Kejadian 11 0 0 1 1 1
4 Eksternal Kejadian 7 0 1 0 0 1
5 Alam Kejadian 1 0 6 0 0 0
Jumlah Penyebab
Kejadian 55 15 15 16 11 16*
Kecelakaan
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020
*) Pada tahun 2020 total terjadi 18 kejadian kecelakaan dan terdapat 2 kejadian yang belum selesai
dilakukan analisis penyebab kecelakaan oleh KNKT.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2007 pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) yang
menyatakan bahwa Perkeretaapian dikuasai Negara dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah. Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah dibagi menjadi tiga bagian
yaitu pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Dalam rangka peningkatan
keselamatan di bidang perkeretaapian dan implementasi Zero Accident, maka Direktorat
Jenderal Perkeretaapian melakukan pengendalian dan pengawasan berupa audit dan
inspeksi keselamatan perkeretaapian. Adapun pelaksanaan kegiatan audit dan inspeksi
keselamatan perkeretaapian tahun 2020 sebagai berikut:
“Ayat (1) yang berbunyi setiap prasarana, sarana, dan sumber daya manusia
perkeretaapian wajib dilakukan penilaian sistem keselamatan pada saat sebelum
dioperasikan untuk pertama kali, dan terjadi perubahan spesifikasi teknis prasarana
dan sarana perkeretaapian”.
“Ayat (2) Dalam hal tertentu, setiap prasarana dan sarana dapat dilakukan penilaian
sistem keselamatan. Untuk meningkatkan keselamatan atas pengoperasian
prasarana dan sarana perkeretaapian yang handal, perlu dilakukan penilaian
keselamatan (Safety Assesment) terhadap sarana dan prasarana sehingga dapat
mengurangi risiko kecelakaan kereta api”.
BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
No Safety Assessment Waktu Pelaksanaan
8 Hasil Pekerjaan di Jalur KA Layang (Elevated Track) Bekasi Line 15 Juli 2020
dan Bangunan Gedung Stasiun Jatinegara, Matraman,
Manggarai
9 Hasil Pekerjaan Perbaikan Geometri Lengkung pada Jalur KA 20 Juli 2020
antara Bojong – Karangpucung
10 Pengoperasian Persinyalan dan Penataan Jalur KA Stasiun Solo 11 September 2020
Balapan – Solo Jebres dan elektrifikasi Yogyakarta – Solo
11 LRT Sumatera Selatan 21 September 2020
12 Pekerjaan Modifikasi Sistem Persinyalan Yogyakarta - 2 Oktober 2020
Lempuyangan
13 Jalur Ganda Jalan KA Antara Mojokerto - Jombang 9 Oktober 2020
14 Pekerjaan Peningkatan Jalur KA Eksisting Lintas Rangkasbitung 15 Oktober 2020
– Serang
15 Prasarana KA antara Medan – Besitang 14 Oktober 2020
16 Safety Assessment elektrifikasi Jogjakarta – Solo 20 Oktober 2020
17 Sistem Persinyalan Elektrik di Cicurug Jawa Barat 26 Oktober 2020
18 Sarana Kereta Rel Listrik KfW 3 November 2020
19 Pekerjaan Power House Stasiun Manggarai 11 November 2020
20 Pembangunan Paket Pekerjaan Track Tahap II Workshop 12 November 2020
Ngrombo Balai Perawatan Perkeretaapian pada Tahun Anggaran
2020
21 Hasil Pekerjaan di OOC Baru Manggarai 17 November 2020
22 Pekerjaan Elektrifikasi Yogyakarta – Solo antara Stasiun 18 November 2020
Yogyakarta – Klaten dan Revitalisasi Sarana KRL KfW
23 Pengoperasian Sarana KRL Kfw pada Lintas Yogyakarta - 20 November 2020
Klaten
24 Prasarana KA Lintas Stasiun Binjai – Stasiun Besitang, Stasiun 27 November 2020
Tanjungpura – Stasiun Besitang
25 Hasil Pekerjaan Jalur Hulu Bogor Baru (At Grade) Stasiun 1 Desember 2020
Manggarai
26 Perkeretaapian Khusus Bandara Soekarno Hatta 4 Desember 2020
27 Peningkatan Jalur Ka Rangkasbitung – Serang 18 Desember 2020
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020
Gambar 6.3 Workshop Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian
(SMKP) dalam Pelaksanaan Pembangunan Konstruksi Prasarana Perkeretaapian
Maksud dari kegiatan bimbingan teknis ini adalah memberikan panduan dan
penjelasan tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP)
tersebut, dengan tujuan agar setiap orang yang memerlukan dan para pihak
Gambar 6.4 Kegiatan Bimbingan Teknis dan Observasi Lapangan
BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
6.3 PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SDM PERKERETAAPIAN
Pada tahun 2020, Balai Pengujian Perkeretaapian telah melaksanakan pengujian SDM
Perkeretaapian sebanyak 3.649 orang yang berasal dari Politeknik Perkeretaapian
Indonesia, Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD, PT Kereta Api Indonesia
(Persero), PT MRT Jakarta, dan PT LRT Jakarta, PT Kharisna, Dinas Perhubungan
Sukoharjo, dan Dinas Perhubungan Ogan Komering Ulu. Jumlah SDM perkeretaapian
yang telah diuji pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut:
SDM perkeretaapian yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi kualifikasi keahlian
atau kecakapan diberikan sertifikat dari Pemerintah atau badan hukum Indonesia yang
telah memenuhi persyaratan akreditasi. Sertifikat untuk kualifikasi kecakapan atau
keahlian wajib dimiliki oleh SDM perkeretaapian. Adapun ruang lingkup sertifikasi
sumber daya manusia perkeretaapian meliputi Awak Sarana Perkeretaapian, Pengatur
Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api, Penjaga Pintu Perlintasan
Kereta Api, Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian, Tenaga Pemeriksa Sarana
Sertifikasi SDM Perkeretaapian dari tahun 2015 sampai dengan 2020 sebagaimana
tabel dibawah ini:
TAHUN
No SERTIFIKASI
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Awak sarana
1.161 1.128 1.693 1.055 1.319 1.161
pekeretaapian
2 PPKA (Pengatur
706 323 378 989 1.618 588
Perjalanan KA)
3 PJL (Penjaga Pintu
431 273 491 1.583 2.091 166
Perlintasan KA)
4 JPJ ( Tenaga
633 1.092 244 0 0 0
Pemeriksa Prasarana)
5 Penguji sarana
1 24 68 96 0 0
perkeretaapian
6 Penguji prasarana
3 27 120 150 0 0
perkeretaapian
7 Inspektur sarana
1 21 32 32 0 0
perkeretaapian
8 Inspektur prasarana
3 31 57 57 0 0
perkeretaapian
9 Auditor perkeretaapian 4 6 42 45 0 0
10 Penguji awak sarana
0 9 19 44 0 0
perkeretaapian
11 Train Watcher 0 198 114 206 0 0
12 Asesor 0 0 0 30 0 0
13 Tenaga Perawatan
0 0 0 1423 727 866
Prasarana
14 Tenaga Perawatan
0 0 0 1725 594 385
Sarana
15 Tenaga Pemeriksa
0 0 0 307 248 369
Prasarana
16 Tenaga Pemeriksa
0 0 0 1188 155 114
Sarana
Total 2.943 3.132 3258 8.930 6.752 3.649
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020
*) Terdapat perubahan nomenklatur sertifikasi Juru Periksa Jalan (JPJ) di awal tahun 2019 yang terbagi
menjadi 4 yaitu Tenaga Perawatan Prasarana (PM 17 Tahun 2017), Tenaga Perawatan Sarana (PM 16
Tahun 2017), Tenaga Pemeriksa Prasarana (PM 9 Tahun 2017), dan Tenaga Pemeriksa Sarana (PM 8
Tahun 2017).
**) Penurunan jumlah sertifikasi pada tahun 2019-2020 dibanding tahun 2018 dikarenakan jumlah sertifkasi
sesuai dengan usulan operator dan yang telah lulus uji kompetensi, khusus tahun 2020 terdampak pandemi
COVID-19.
BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
6.4 AKREDITASI LEMBAGA PERKERETAAPIAN
Akreditasi adalah pengakuan formal yang menyatakan bahwa suatu lembaga atau
badan hukum telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi
tertentu. Tujuan dari akreditasi kelembagaan yaitu:
1. Menetapkan kelayakan suatu badan hukum atau lembaga diklat sumber daya
manusia perkeretaapian meliputi persyaratan, kualitas/mutu, konsistensi dan
prosedur penyelenggaraan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
kompetensi tertentu;
2. Sebagai sistem pengendalian dan pengawasan bagi badan hukum atau lembaga
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian.
Gambar 6.6 Badan Hukum atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM
Perkeretaapian yang di Akreditasi
Gambar 6.7 Akreditasi di Pusdiklat Ir. Djuanda, BPTP Sofyan Hadi, BP OPSAR, BPTT Darman
Prasetyo dan BP Sintel
BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Gambar 6.8 Serah Terima Sertifikat Akreditasi oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian
Pada tahun 2020, kegiatan tes urine dilakukan pada tanggal 5 November 2020 kepada
pegawai organik dan non organik PT. KAI (Persero) yang berjumlah 109 pegawai
operasional, dengan rincian sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pelaksanaan tes urine terhadap 109 personil di atas secara
keseluruhan dinyatakan negatif dari penggunaaan narkotika.
Gambar 6.9 Test Penggunaan Narkotika pada Pegawai di Griya Karya Stasiun Tarahan
Gambar 6.10 Tim Kesehatan Melakukan Pemeriksaan Urine Terhadap Petugas Stasiun
Tanjung Karang
Sesuai program kerja Direktorat Keselamatan tahun 2020, telah dilaksanakan kegiatan
penyuluhan regulasi pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian di beberapa DAOP
dan DIVRE PT. KAI (Persero) yang secara rutin diadakan setiap tahun. Kegiatan ini
berupa penyuluhan tentang pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian terhadap
masyarakat dan aparat sekitar jalur kereta api seperti Polres, Polsek, Kecamatan,
Kelurahan, maupun warga dan pelajar. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan
dapat mengurangi tingkat kecelakaan maupun pelanggaran hukum di bidang
perkeretaapian guna meningkatkan keselamatan operasional kereta api dan tercapainya
zero accident.
BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Februari 2020 dan dihadiri oleh Polsek, Koramil, Kepala Desa dan aparatnya, tokoh
masyarakat, Kepala Sekolah dan OSIS/Siswa serta warga masyarakat di lokasi yang
dilalui jalur kereta api.
Gambar 6.11 Penyuluhan Regulasi Pelanggaran Hukum di Kecamatan Laweyan, Jebres, dan
Rawasari Kota Surakarta, Solo Jawa tengah
Kondisi perlintasan sebidang jalur kereta api dengan jalan di wilayah Jawa dan Sumatera
disampaikan sebagai berikut:
1 Jawa
Resmi Dijaga Unit NA 1.215 969 1.022 1.022 1.122
Resmi Tidak Dijaga Unit NA 1.356 2.923 1.753 1.753 1.860
Liar Unit NA 1.251 594 901 794 1.180
2 Sumatera
Resmi Dijaga Unit NA 415 225 217 217 164
Resmi Tidak Dijaga Unit NA 602 533 293 293 102
Liar Unit NA 846 585 669 637 682
Jumlah Jawa + Sumatera
Resmi Dijaga Unit NA 1.630 1.194 1.239 1.239 1.286
Resmi Tidak Dijaga Unit NA 1.958 3.456 2.046 2.046 1.962
Liar Unit NA 2.097 1.179 1.570 1.431 1.862
Jumlah Unit NA 5.685 5.829 4.855 4.716 5.110
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020
Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 meliputi segmen kawasan Bundaran HI, Kota
hingga Ancol Barat sepanjang 11,8 km’sp. Fase 2 ini melanjutkan koridor utara —
selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak tahun 2019, yaitu dari Lebak Bulus sampai
dengan Bundaran HI sepanjang 22 km’sp. Proyek Pembangunan MRT dibiayai oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh dana
pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA)
dengan investasi pembangunan MRT Jakarta North-South fase 2 bersumber dari APBN
sebesar Rp11,02 triliun (49%) dan APBD sebesar Rp11,47 miliar (51%).
Pembangunan fase 2 MRT Jakarta terbagi menjadi dua bagian, yaitu fase 2A dan 2B.
Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni,
Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8
km’sp. Dengan tambahan fase 2A ini, maka total panjang jalur utara—selatan menjadi
sekitar 27,8 km’sp dengan waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga
Stasiun Kota sekitar 45 menit. Untuk Fase 2B sepanjang 6 km’sp terdiri dari dua stasiun
bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat.
Gambar 7.1 Infografis Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A
MRT Jakarta Fase 2A ini sudah mulai dilaksanakan konstruksi pada bulan Juni 2020
paket CP 201 dengan progres sampai dengan Desember 2020 sebesar 9% (overall fase
2A sebesar 2%), sedangkan paket pekerjaan lainnya masih dalam proses lelang
internasional. Untuk Fase 2B saat ini tahap reviu studi kelayakan dan penetapan lokasi
dari Gubernur DKI Jakarta telah selesai, saat ini proses perijinan lingkungan.
Fase 2A dibagi lagi menjadi 2 segmen, yaitu segmen 1 dari Bundaran HI hingga Harmoni
dan segmen 2 dari Harmoni hingga Kota. Segmen 1 direncanakan selesai pada Maret
2025 dan beroperasi pada April 2025, sedangkan segmen 2 ditargetkan akan selesai
pada Agustus 2027.
Pembangunan prasarana LRT Jabodebek telah dimulai tahun 2015 melalui investasi
dari BUMN sebesar Rp29,9 triliun. Pembangunan prasarana LRT Jabodebek sepanjang
44,43 km’sp terbagi menjadi 3 lintas yaitu Lintas Pelayanan 1 antara Cawang – Cibubur
sepanjang 14,89 km’sp, Lintas Pelayanan 2 antara Cawang – Kuningan – Dukuh Atas
sepanjang 11,05 km’sp, Lintas Pelayanan 3 antara Cawang – Bekasi Timur sepanjang
18,49 km’sp.
Gambar 7.4 Kunjungan Menteri Perhubungan pada Proyek Pembangunan LRT Jabodebek
Gambar 7.5 Progres Lintas Pelayanan 1 Cawang-Cibubur
Gambar 7.6 Progres Lintas Pelayanan 2 Cawang-Dukuh Atas
Gambar 7.7 Progres Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur
Gambar 7.8 Progres Depo Jatimulya
Gambar 7.9 Lokasi Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung
Gambar 7.10 Progress Pekerjaan Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini dan Stasiun
Tegalluar
Target upah program padat karya tahun 2020 adalah sebesar Rp50.522.282.925
dengan realisasi sebesar Rp 41.781.964.773 atau 83% yang terealisasi pada 11
Propinsi, 36 Kabupaten/Desa dan 169 Desa. Untuk jumlah tenaga kerja program padat
karya ditargetkan sebanyak 7.618 orang atau 488.257 orang/hari dengan realisasi
tenaga kerja sampai akhir tahun 2020 sebanyak 6.788 Orang (89%) atau 437.466
orang/hari (90%). Dalam pelaksanaan program padat karya, telah dilakukan
pengawasan secara intensif tidak hanya oleh instansi di internal Direktorat Jenderal
Perkeretaapian namun juga dilaksanakan oleh berbagai unit kerja eksternal diantaranya
Komisi V DPR RI, BPKP dan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.
Gambar 7.11 Persebaran Lokasi dan Realisasi Upah Program Padat Karya Per Unit Kerja
Gambar 7.12 Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Padat Karya Per Unit Kerja
Gambar 7.13 Dokumentasi Kunjungan Kerja Komisi V DPR pada lokasi Prorgam Kerja Padat Karya
BAB 8 PENUTUP
8.1 KESIMPULAN
BAB 8 PENUTUP 8-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
5) Peningkatan jalur kereta api lintas Padang – Pariaman;
6) Peningkatan jalur kereta api lintas Lahat – Bungamas – Lubuklinggau;
2. Wilayah Jawa:
1) Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kroya- Kutoarjo (selesai);
2) Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Jombang – Mojokerto
(selesai);
3) Peningkatan jalur kereta api antara Bangil – Probolinggo lintas Surabaya
– Banyuwangi dan Malang – Sumberpucung lintas Bangil – Kertosono.
(selesai);
4) Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket A antara Manggarai
– Jatinegara (tahap I dan tahap II) dan Paket B antara Manggarai –
Cikarang;
5) Peningkatan jalur kereta api lintas Rangkasbitung – Serang – Merak;
6) Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Bogor – Sukabumi;
7) Penggantian sistem persinyalan dan telekomunikasi lintas Bandung –
Ciroyom;
8) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Kiaracondong – Cicalengka
Tahap 1 segmen Gedebage – Haurpugur;
9) Pembangunan jalur kereta api akses menuju Bandara Yogyakarta
International Airport (YIA);
10) Elektrifikasi jalur kereta api lintas Yogyakarta – Solo;
11) Pembangunan MRT Jakarta;
12) Pembangunan LRT Jabodebek;
13) Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
8-2 BAB 8 PENUTUP
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
5. Kegiatan strategis pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api diantaranya
penyelenggaraan angkutan ekonomi melalui skema Public Service Obligation (PSO)
serta pelayanan kereta api perintis. Dalam rangka penyelenggaraan PSO, Direktorat
Jenderal Perkeretaapian memberikan penugasan kepada PT. KAI (Persero) dengan
nilai kontrak PSO dengan PT. KAI sebesar Rp 2.519,15 milyar dengan realisasi
jumlah penumpang PSO sebesar 175.991.213 penumpang dimana jumlah tersebut
mengalami penurunan 53,90% dibandingkan tahun 2019. Untuk penyelenggaraan
angkutan perintis, pada tahun 2020 telah diselenggarakan 5 lintas pelayanan
angkutan kereta api keperintisan di Jawa (Bathara Kresna) dan Sumatera (Cut
Mutia, Lembah Anai, Minangkabau Ekspress, LRT Sumatera Selatan). Secara
umum angkutan kereta api pada tahun 2020 mengalami penurunan akibat pandemi
COVID-19 dengan pengurangan frekuensi perjalanan kereta api dan kapasitas
angkut kereta serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
8.2 REKOMENDASI
BAB 8 PENUTUP 8-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
3. Pengoptimalan pendanaan alternatif untuk pembangunan perkeretaapian
diantaranya Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) didukung
kemudahaan perijinan investasi mengacu pada Undang-Undang nomor 11 tahun
2020 tentang Cipta Kerja.
8-4 BAB 8 PENUTUP
JL.MEDAN MERDEKA BARAT
GAMBIR, KOTA JAKARTA PUSAT
DKI JAKARTA 10110