Anda di halaman 1dari 228

LAPORAN TAHUNAN 2020

PROFIL PIMPINAN

Ir. ZULFIKRI, M.Sc, DEA


Direktur Jenderal Perkeretaapian

Riwayat Jabatan
Direktur Jenderal Perkeretaapian
(November 2017 - Sekarang)

Direktur Prasarana Perkeretaapian


(Mei 2017 - November 2017)

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api


(Mei 2016 - Mei 2017)

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan


Multimoda
(Februari 2014 - Mei 2016)

Kepala Bagian Perencanaan,


Sekretariat Badan Litbang Perhubungan
(Januari 2011 - Februari 2014)

Riwayat Pendidikan
Ekonomi Transportasi, Program Pasca Sarjana
Universitas LYON II ENTERQ, Perancis
(1997)

Magister Sistem dan Tehnik Jalan Raya Program


Pasca Sarjana ITB, Bandung
(1990)

Sarjana Teknik Sipil dan Perencanaan


ITB Bandung
(1987)

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | iii


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

RANGKUMAN EKSEKUTIF
Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan tugas dan fungsi sebagai regulator
penyelenggaraan perkeretaapian diantaranya melalui kegiatan pengaturan,
pengendalian dan pengawasan termasuk pelaksanaan pembangunan prasarana
perkeretaapian sebagai upaya peningkatan konektivitas, keselamatan dan pelayanan
perkeretaapian dalam rangka mendukung perekonomian nasional.
Pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melakukan pembangunan
jalur kereta api sepanjang 104,22 km’sp dan peningkatan/rehabilitasi/perawatan jalur
kereta api sepanjang 607,79 km’sp. Pembangunan prasarana perkeretaapian yang
dilaksanakan pada tahun 2020 meliputi Proyek Strategis Nasional (PSN), program
prioritas Kementerian Perhubungan maupun program pembangunan lainnya,
diantaranya sebagai berikut:
1. Pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa segmen Besitang – Sei Liput
sepanjang 35,4 km’sp dimulai tahun 2017 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai
progres fisik sebesar 98,41% serta ditargetkan selesai pada tahun 2021.
2. Pembangunan jalur kereta api lintas Rantauprapat - Kota Pinang segmen
Rantauprapat – Pondok S5 sepanjang 33 km’sp dimulai tahun 2017 dan sampai
dengan tahun 2020 mencapai progres fisik sebesar 100%. Pada tahun 2021 akan
dilakukan pengujian jalur kereta api dan selanjutnya pengoperasian jalur kereta api
pada segmen tersebut.
3. Peningkatan jalur kereta api lintas Medan – Binjai sepanjang 21 km’sp telah selesai
dan beroperasi pada tahun 2020 dengan progres fisik 100%.
4. Peningkatan jalur kereta api lintas Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar sepanjang
106 km’sp dimulai tahun 2019 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai progres
fisik sebesar 91,20% serta ditargetkan selesai pada tahun 2021.
5. Peningkatan jalur kereta api antara Padang – Pariaman sepanjang 53,5 km’sp
dimulai tahun 2019 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai progres fisik sebesar
sebesar 75,13% serta ditargetkan selesai pada tahun 2022.
6. Peningkatan jalur kereta api lintas Lahat – Bungamas - Lubuklinggau sepanjang
115,29 km’sp terbagi dalam 2 segmen yaitu Lahat - Bungamas sepanjang 25,83
km’sp yang telah selesai 100% pada tahun 2020 dan segmen Bungamas –
Lubuklinggau sepanjang 89,46 km’sp dengan progres fisik sebesar 42,57% pada
tahun 2020 dan ditargetkan selesai pada tahun 2021.
7. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket A antara Manggarai –
Jatinegara terdiri dari tahap I (kontrak tahun jamak 2014-2021) dengan progres fisik


RANGKUMAN EKSEKUTIF v
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

97,95% dan tahap II (kontrak tahun jamak 2019-2022)dengan progres fisik sebesar
44,28%. Secara keseluruhan ditargetkan selesai pada tahun 2022.
8. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket B meliputi pembangunan
fasilitas perkeretaapian antara Bekasi – Cikarang dimulai tahun 2019 dan sampai
tahun 2021 mencapai progres fisik 72,72% serta ditargetkan selesai pada tahun
2021.
9. Peningkatan jalur kereta api antara Rangkasbitung – Serang sepanjang 33 km’sp
telah selesai pekerjaanya pada tahun 2020 dengan progres fisik mencapai 100%.
10. Peningkatan jalur kereta api antara Serang – Merak sepanjang 34 km’sp dimulai
tahun 2020 dengan skema kontrak tahun jamak 2020 – 2021 dan progres fisik
mencapai 0,24%.
11. Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Bogor – Sukabumi segmen Bogor –
Cicurug (kontrak tahun jamak 2019-2022) yang merupakan bagian dari
pembangunan jalur ganda lintas Selatan Jawa terbagi atas 6 segmen yaitu
Bogor/Paledang – Batutulis sepanjang 4,4 km’sp dengan progres fisik 34,28%,
Batutulis – Ciomas sepanjang 4,9 km’sp dengan progress fisik 27,98%, Ciomas –
Maseng sepanjang 4,8 km’sp dengan progress fisik 89,48%, Maseng – Cigombong
sepanjang 5,5 km’sp dengan progress fisik 96,56% dan Cigombong - Cicurug
sepanjang 7,5 km’sp dengan progress fisik 100%. Selain itu juga terdapat pekerjaan
sistem persinyalan elektrik dengan progres fisik 77,05%. Keseluruhan pekerjaan
segmen Bogor – Cicurug ditargetkan selesai pada tahun 2022.
12. Penggantian sistem persinyalan dan telekomunikasi lintas Bandung – Ciroyom
dimulai tahun 2020 dengan progres fisik mencapai 20,68% dan ditargetkan selesai
pada tahun 2021.
13. Pembangunan jalur ganda kereta api antara Kiaracondong – Cicalengka Tahap 1
Segmen Gedebage – Haurpugur sepanjang 6 km’sp dimulai pada tahun 2020
dengan target penyelesaian pada tahun 2022. Progress sampai dengan akhir tahun
2020 adalah sebesar 15,57%.
14. Pembangunan akses jalur kereta api menuju Bandara Yogyakarta International
Airport (YIA) sepanjang 6 km’sp dimulai pada tahun 2019 dan sampai tahun 2020
mencapai progres fisik sebesar 83,84% serta ditargetkan selesai pada tahun 2021.
15. Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kroya - Kutoarjo sepanjang 76 km’sp.
yang merupakan bagian dari pembangunan jalur ganda lintas Selatan Jawa dimulai
tahun 2017 dan telah selesai serta beroperasi pada tahun 2020 dengan progress
fisik 100%.


vi RANGKUMAN EKSEKUTIF
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

16. Elektrifikasi Jalur Kereta Api Lintas Yogyakarta – Solo dimulai pada tahun 2019
dengan rencana pengoperasian pada tahun 2021. Progress fisik pada tahun 2020
sebesar 91,24%.
17. Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Jombang – Mojokerto sepanjang
24 km’sp dimulai tahun 2019 dan telah selesai serta beroperasi pada tahun 2020
dengan progres fisik 100%.
18. Peningkatan jalur kereta api segmen Bangil – Probolinggo sepanjang 35 km’sp dan
Malang – Sumberpucung sepanjang 10 km’sp telah selesai serta beroperasi pada
tahun 2020 dengan progres fisik 100%.
19. Pembangunan jalur kereta api Makassar – Parepare segmen Barru – Pangkep –
Maros sepanjang 59 km’sp telah mulai konstruksi pada tahun 2018 dan sampai
dengan tahun 2020 terdapat progress fisik untuk segmen Pangkep – Barru sebesar
67,56% dan Maros – Pangkep sebesar 48,02%.
20. Pembangunan MRT Jakarta North – South fase 2 sepanjang 11,8 km’sp dari
Bundaran HI – Kota – Ancol Barat. MRT Jakarta Fase 2A segmen Bundaran HI -
Harmoni – Kota sepanjang 5,8 km’sp sudah mulai dilaksanakan konstruksi pada
bulan Juni 2020 yaitu paket CP 201 dengan progres sampai dengan Desember
2020 sebesar 9% (overall fase 2A sebesar 2%), sedangkan paket pekerjaan lainnya
masih dalam proses lelang internasional. Untuk Fase 2B segmen Kota – Ancol Barat
sepanjang 6 km’sp, saat ini reviu studi kelayakan dan penetapan lokasi dari
Gubernur DKI Jakarta telah selesai, selanjutnya proses perijinan lingkungan.

21. Pembangunan prasarana LRT Jabodebek tahap I sepanjang 44,43 km’sp telah
dimulai tahun 2015 dan sampai dengan tahun 2020 mencapai progress fisik sebesar
81,72% dengan rincian Cawang – Cibubur sebesar 98,98%, Cawang – Dukuh Atas
sebesar 79,53%, Cawang-Bekasi Timur sebesar 89,48% dan Depo Jatimulya
35,46%. Adapun target operasi LRT Jabodebek tahap I adalah pada Juni tahun
2022.

22. Pembangunan kereta cepat lintas Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km’sp
dimulai tahun 2015 dan pada tahun 2020 progres fisik mencapai 65,70%,
sedangkan penyiapan lahan telah selesai sebesar 99,97%. Adapun target operasi
kereta cepat Jakarta – Bandung tersebut adalah pada tahun 2022.

Kegiatan strategis pembangunan sarana perkeretaapian tahun 2020 terdiri dari


pengadaan sarana milik negara berupa revitalisasi Kereta Rel Listrik (KRL) KfW
sebanyak 10 trainset (@4 unit) dengan rencana awal kontrak tahun jamak 2018-2020.
Namun dengan adanya penghematan anggaran tahun 2020 dalam rangka percepatan
penanganan pandemi COVID-19 maka penyelesaian revitalisasi diperpanjang sampai

RANGKUMAN EKSEKUTIF vii
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

tahun 2021. Adapun sampai tahun 2020 progres telah selesai revitalisasi sebanyak 12
unit yang akan digunakan untuk KRL Yogyakarta – Solo dari target semula 40 unit Kereta
Rel Listrik KfW, selanjutnya sisa penyelesaiannya direncanakan pada tahun 2021.

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kewajiban pelayanan umum/Public Service


Obligation (PSO) berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian, memberikan
penugasan kepada PT KAI (Persero) sebagai penyedia jasa angkutan kereta api
ekonomi. Besaran Subsidi yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi kereta api
kelas ekonomi dihitung berdasarkan selisih tarif yang ditetapkan Pemerintah dengan
besaran tarif yang dihitung penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini PT. KAI
(Persero). Pada tahun 2020 realisasi jumlah penumpang PSO adalah sebesar
175.991.213 penumpang (mengalami penurunan 53,90% dibandingkan tahun 2019),
serta realisasi anggaran PSO mencapai Rp2.519.15 miliar.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga melaksanakan penyelenggaraan angkutan


kereta api perintis yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat dan
mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi. Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada tahun 2020 telah menyelenggarakan 5 lintas pelayanan angkutan
kereta api keperintisan di Jawa dan Sumatera. Secara umum angkutan kereta api
keperintisan mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19 dimana beberapa kereta
api keperintisan hanya beroperasi sampai dengan pertengahan tahun 2020.
Penyelenggaraan angkutan kereta api perintis tahun 2020 sebagai berikut:

1. Perintis Cut Mutia: Realisasi jumlah penumpang kereta api mengalami penurunan
sebanyak 41% dibanding tahun 2019 dengan jumlah penumpang pada tahun 2020
sebanyak 24.156 orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 41.284
penumpang.
2. KA Perintis Lembah Anai: Realisasi jumlah penumpang kereta api mengalami
penurunan sebanyak 66% dibanding tahun 2019 dengan jumlah penumpang pada
tahun 2020 sebanyak 22.422 orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebanyak 66.232 orang.
3. KA Perintis Minangkabau Ekspress: Realisasi jumlah penumpang kereta api pada
tahun 2020 sebanyak 58.851 orang dimana mengalami penurunan 70% dibanding
tahun 2019 sebanyak 194.729 orang.
4. KA Perintis Bathara Kresna: Realisasi pencapaian jumlah penumpang kereta api
mengalami penurunan sebanyak 72% dibanding tahun 2019 dengan jumlah


viii RANGKUMAN EKSEKUTIF
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

penumpang pada tahun 2020 sebanyak 23.285 orang dibandingkan tahun 2019
sebanyak 83.012 orang.
5. KA Perintis LRT Provinsi Sumatera Selatan: Realisasi pencapaian jumlah
penumpang kereta api sampai dengan akhir tahun 2020 sebanyak 1.053.492 orang
dimana mengalami penurunan 60% dibanding tahun 2019 sebanyak 2.619.365
penumpang.
Program peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan hal prioritas dan perlu
ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan perkeretaapian, yaitu aspek
sarana, prasarana, operasional dan Sumber Daya Manusia (SDM). Realisasi rasio
kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) pada tahun 2020 adalah
sebesar 0,18 dengan jumlah kecelakaan 18 kejadian pada 95.582.730 km tempuh, hal
tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan rasio kejadian kecelakaan tahun 2019 yaitu
sebesar 0,15 sehingga diperlukan upaya-upaya lebih intensif untuk peningkatan
keselamatan perkeretaapian.

Selain itu juga dilaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya meliputi kegiatan administrasi bidang perencanaan, keuangan, hukum,
kepegawaian dan umum dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator penyelenggaraan perkeretaapian. Pada
tahun 2020, beberapa capaian Direktorat Jenderal Perkeretaapian terkait dukungan
manajemen antara lain capaian nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
sebesar 83,30 (predikat A), capaian realisasi keuangan meningkat secara signifikan
menjadi 93,85% atau meningkat 10,10% dibanding tahun sebelumnya 83,75%, capaian
tingkat maturitas Sistem Pengendalian Interen Pemerintah (SPIP) mencapai level 3
(terdefinisi), penghargaan dari Kementerian Keuangan terkait Satuan Kerja SBSN
terbaik bidang perkeretaapian kepada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera
Bagian Utara, penghargaan dari Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan terkait
kepatuhan pelaporan kinerja melalui aplikasi e-Performance pada Semester 1 (peringkat
II) dan Semester 2 (peringkat I) tahun 2020. Selain itu, diperoleh Pendapatan Negara
Bukan Pajak sebesar Rp433.882.767.145, dimana salah satu upaya untuk mendukung
peningkatan PNBP adalah dengan pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) dimana
telah terealisasi Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan sebagai BLU
pertama di Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Semoga Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2020 ini dapat
menjadi acuan dan referensi dalam rangka upaya meningkatkan kinerja Direktorat
Jenderal Perkeretaapian di masa mendatang.


RANGKUMAN EKSEKUTIF ix
LAPORAN TAHUNAN 2020

DAFTAR ISI BAB III


PROFIL PIMPINAN iii
KATA PENGANTAR iv
RINGKASAN EKSEKUTIF v
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR TABEL xxv
PENGELOLAAN PRASARANA
BAB I
PERKERETAAPIAN
3.1 PEMBANGUNAN 3-1
PRASARANA
PERKERETAAPIAN
3.2 PENGUJIAN DAN 3-37
SERTIFIKASI KELAIKAN
PENDAHULUAN PRASARANA
1.1 LATAR BELAKANG 1-1 PERKERETAAPIAN
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 1-2 3.3 PELAKSANAAN 3-42
1.3 RUANG LINGKUP 1-2 PERAWATAN DAN
1.4 TUGAS DAN FUNGSI 1-3 PENGOPERASIAN
1.5 STRUKTUR ORGANISASI 1-4 PRASARANA
1.6 SUMBER DAYA MANUSIA 1-15 PERKERETAAPIAN
1.7 SISTEMATIKA 1-21
PELAPORAN BAB IV
BAB II

PENGELOLAAN SARANA
PERKERETAAPIAN
DUKUNGAN MANAJEMEN
4.1 PENGELOLAAN SARANA 4-1
2.1 BIDANG PERENCANAAN 2-1 PERKERETAAPIAN MILIK
2.2 BIDANG KEUANGAN 2-13 NEGARA
2.3 BIDANG HUKUM 2-18 4.2 PENGEMBANGAN DAN 4-6
DAN KERJASAMA LUAR PENGAWASAN SARANA
NEGERI PERKERETAAPIAN
2.4 BIDANG KEPEGAWAIAN 2-25 4.3 KELAIKAN SARANA 4-8
DAN UMUM PERKERETAAPIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xi
LAPORAN TAHUNAN 2020

4.4 PERAWATAN SARANA 4-11


BAB VI
PERKERETAAPIAN
MILIK NEGARA
4.5 PENYUSUNAN 4-15
NORMA, STANDAR,
PROSEDUR DAN
KRITERIA SARANA
PERKERETAAPIAN
PENINGKATAN KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN
BAB V 6.1 KINERJA KESELAMATAN 6-1
PERKERETAAPIAN
6.2 PEMERIKSAAN, AUDIT 6-3
DAN INSPEKSI
KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN
6.3 PENGUJIAN DAN 6-8
PENGELOLAAN LALU LINTAS SERTIFIKASI
DAN ANGKUTAN KERETA API KOMPETENSI SDM
PERKERETAAPIAN
5.1 PENYELENGGARAAN 5-1 6.4 AKREDITASI LEMBAGA 6-10
PUBLIC SERVICE PERKERETAAPIAN
OBLIGATION (PSO) 6.5 PENCEGAHAN DAN 6-12
5.2 PENYELENGGARAAN 5-4 PENEGAKAN HUKUM
ANGKUTAN PERINTIS 6.6 PENANGANAN 6-14
KERETA API PERLINTASAN SEBIDANG
5.3 KEBIJAKAN ANGKUTAN 5-13
KERETA API PADA MASA
PANDEMI COVID-19 BAB VII
5.4 PENGENDALIAN 5-16
ANGKUTAN KERETA API
PADA MASA LEBARAN
5.5 PENYELENGGARAAN 5-21
ANGKUTAN KERETA API
PADA NATAL DAN TAHUN
BARU CAPAIAN STRATEGIS
5.6 PENATAAN DAN 5-28 LAINNYA
PENGEMBANGAN
7.1 PELAKSANAAN 7-1
JARINGAN KERETA API
PEMBANGUNAN
5.7 KERJASAMA DAN 5-32
PERKERETAAPIAN
PENGEMBANGAN USAHA
DENGAN SKEMA

xii | DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


LAPORAN TAHUNAN 2020

KPBU/ APBD/ BUMN/


BUM/ SWASTA
7.2 KEGIATAN PADAT KARYA 7-6
7.3 CAPAIAN LAINYA 7-8

BAB VIII

PENUTUP
8.1 KESIMPULAN 8-1
8.2 REKOMENDASI 8-3

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xiii


LAPORAN TAHUNAN 2020

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.10


Komposisi Pegawai Direktorat
BAB I Sarana Perkeretaapian
Berdasarkan (a)
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Direktorat Golongan/Kepangkatan (b)
Jenderal Perkeretaapian................ 1-5 Tingkat Pendidikan........................ 1-19
Gambar 1.2 Gambar 1.11
Struktur Organisasi Balai Teknik Komposisi Pegawai Direktorat
Perkeretaapian Kelas I.................. 1-12 Keselamatan Perkeretaapian
Gambar 1.3 Berdasarkan (a)
Struktur Organisasi Balai Teknik Golongan/Kepangkatan (b)
Perkeretaapian Kelas II................. 1-12 Tingkat Pendidikan........................ 1-20
Gambar 1.4
Struktur Organisasi Balai
Perawatan Perkeretaapian............ 1-13
BAB II
Gambar 2.1
Gambar 1.5
Dokumen Renstra Kementerian
Struktur Organisasi Balai
Perhubungan Bidang
Pengujian Perkeretaapian............. 1-14
Perkeretaapian Tahun 2020-2024 2-3
Gambar 1.6
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Balai
Surat Pengesahan DIPA Tahun
Pengelola Kereta Api Ringan
Anggaran 2021............................. 2-5
Sumatera Selatan.......................... 1-15
Gambar 2.3
Gambar 1.7
Kronologis Penyusunan RKA
Komposisi Pegawai Setditjen
Ditjen Perkeretaapian Tahun 2021 2-6
Perkeretaapian Berdasarkan (a)
Gambar 2.4
Golongan/Kepangkatan (b)Tingkat
Pembahasan RKA Pagu
Pendidikan..................................... 1-16
Kebutuhan Tahun 2021 di Medan
Gambar 1.8
(kiri) dan Yogyakarta (kanan)........ 2-6
Komposisi Pegawai Direktorat
Gambar 2.5
Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Penerimaan Penghargaan
Api Berdasarkan (a) Tingkat
Peringkat II Kepatuhan Pelaporan
Golongan/Kepangkatan (b)
E-Performance Semester I Tahun
Tingkat Pendidikan........................ 1-17
2020............................................... 2-9
Gambar 1.9
Gambar 2.6
Komposisi Pegawai Direktorat
Website Direktorat Jenderal
Prasarana Perkeretaapian
Perkeretaapian
Berdasarkan (a)
(djka.dephub.go.id)........................ 2-10
Golongan/Kepangkatan (b)
Tingkat Pendidikan........................ 1-18

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xv


LAPORAN TAHUNAN 2020

Gambar 2.7 Gambar 2.16


Portal Aplikasi Direktorat Jenderal Jumpa Pers Angkutan Motor
Perkeretaapian Gratis (Motis) Tahun 2020............. 2-23
(portal.djka.dephub.go.id).............. 2-11 Gambar 2.17
Gambar 2.8 Jumpa Pers Akhir Tahun 2020....... 2-23
Kegiatan Penyelenggaraan SPIP Gambar 2.18
di Lingkungan Direktorat Jenderal Kegiatan Pejabat Pengelola
Perkeretaapian.............................. 2-12 Informasi dan Dokumentasi
Gambar 2.9 (PPID)............................................ 2-24
Rapat Evaluasi Pelaksanaan Gambar 2.19
Anggaran Tahun 2020 dan Monitoring Kearsipan Balai Teknik
Kegiatan Monitoring Progres Perkeretaapian Jawa Bagian
Pembangunan Jalur Kereta Api Tengah........................................... 2-25
Akses Bandara Yogyakarta Gambar 2.20
International Airport (YIA).............. 2-14 Monitoring Kearsipan Balai
Gambar 2.10 Pengujian Perkeretaapian............. 2-26
Koordinasi Pemutakhiran Data Gambar 2.21
Inventarisasi dan Penilaian Tahun Kegiatan Penataan Arsip Inaktif di
2020............................................... 2-15 Kantor Arsip Kementerian
Gambar 2.11 Perhubungan................................. 2-26
Penandatanganan Kontrak Gambar 2.22
Penyelenggaraan Subsidi Kegiatan Pemusnahan Arsip di
Angkutan Kereta Api Perintis Kantor Arsip Kementerian
Tahun Anggaran 2020.................... 2-21 Perhubungan................................. 2-27
Gambar 2.12 Gambar 2.23
Pengoperasian KA Bandara Bimtek Ketatausahaan Direktorat
Internasional Adi Soemarmo.......... 2-21 Jenderal Perkeretaapian Tahun
Gambar 2.13 2020............................................... 2-27
Uji coba Pengoperasian Jalur Gambar 2.24
Kereta Api Lintas Stasiun Padang Kegiatan Pelatihan MC.................. 2-28
– Stasiun Pulau Air......................... 2-22 Gambar 2.25
Gambar 2.14 Kegiatan Pengadaan Calon
Soft Launching Pengoperasian Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di
Parsial Jalur Ganda Kereta Api Lingkungan Direktorat Jenderal
Lintas Selatan Jawa....................... 2-22 Perkeretaaapian............................ 2-29
Gambar 2.15 Gambar 2.26
Uji Coba Penggunaan Sistem Pelaksanaan Diklat
Persinyalan Sarana LRT Pengembangan Kompetensi
Jabodebek..................................... 2-22 Pegawai Direktorat Jenderal
Perkeretaaapian............................ 2-29

xvi | DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


LAPORAN TAHUNAN 2020

Gambar 2.27 Gambar 2.35


Penyusunan Analisis Jabatan dan Ruang Kerja Baru Direktorat
Analisis Beban Kerja di Jenderal Perkeretaapian di
lingkungan Direktorat Jenderal Gedung Karya................................ 2-34
Perkeretaapian.............................. 2-30 Gambar 2.36
Gambar 2.28 Pelaksanaan Sosialisasi P4GN
Pembahasan Penataan dan Pencegahan Penyebaran
Organisasi Direktorat Jenderal Covid 19 di Lingkungan Kerja
Perkeretaapian.............................. 2-30 Direktorat Jenderal
Gambar 2.29 Perkeretaapian Pada Era New
Pembahasan Usulan Normal........................................ 2-34
Pembentukan Direktorat Teknis Gambar 2.37
dan Balai Besar Perkeretaapian di Kegiatan Tes Swab PCR di Kantor
Jakarta (kiri) dan di Cirebon Pusat Direktorat Jenderal
(kanan)........................................... 2-31 Perkeretaapian.............................. 2-34
Gambar 2.30 Gambar 2.38
Pembahasan Balai Pengelola Kegiatan Tes Swab PCR di Kantor
Kereta Api Sulawesi Selatan di Balai Pengujian Direktorat
Bogor............................................. 2-31 Jenderal Perkeretaapian................ 2-35
Gambar 2.31 Gambar 2.39
Review Usulan Jabatan Pelaksanaan Kegiatan Tes Rapid
Fungsional Tertentu di lingkungan Antigen di BTP Kelas I Wilayah
Direktorat Jenderal Jawa Bagian Tengah..................... 2-35
Perkeretaapian di Bogor................ 2-32 Gambar 2.40
Gambar 2.32 Pelaksanaan Kegiatan Tes Rapid
Sosialisasi Bidang Kepegawaian Antigen di BTP Kelas I Wilayah
dan Bimbingan Teknis Aplikasi Jawa Bagian Barat......................... 2-35
ncsisadmin.bkn.go.id serta Gambar 2.41
Aplikasi Tunjangan Kinerja............ 2-32 Kegiatan Tes Rapid Antigen dan
Gambar 2.33 Tes Urin untuk Kegiatan P4GN di
Pembahasan Progress BTP Kelas I Wilayah Jawa Bagian
Penyusunan SOP Tahun 2020 dan Timur.............................................. 2-36
Sosialiasasi KM 82 Tahun 2020 Gambar 2.42
tentang Peta Jabatan dan Uraian Kegiatan Tes Rapid Antigen di
Kegiatan Jabatan........................... 2-33 Balai Perawatan Perkeretaapian... 2-36
Gambar 2.34
Kegiatan Character Building
Pegawai Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.............................. 2-33

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xvii


LAPORAN TAHUNAN 2020

BAB III Gambar 3.10


Progress Pekerjaan Peningkatan
Gambar 3.1 Jalur Kereta Api Padang –
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Pariaman....................................... 3-9
Jalur Kereta Api Lintas Langsa – Gambar 3.11
Besitang Segmen Sei Liput – Lokasi Peningkatan Jalur KA
Besitang........................................ 3-1 Lintas Lahat – Bungamas –
Gambar 3.2 Lubuklinggau................................. 3-10
Progres Pembangunan Jalur Kereta Gambar 3.12
Api Lintas Langsa – Besitang Hasil Peningkatan Jalur Kereta
Segmen Sei Liput – Besitang............ 3-2 Api Segmen Lahat – Bungamas.... 3-11
Gambar 3.3 Gambar 3.13
Lokasi Pembangunan Jalur Kereta Progress Peningkatan Jalur
Api Lintas Rantauprapat – Kota Kereta Api Segmen Bungamas –
Pinang Segmen Rantauprapat – Lubuklinggau................................. 3-12
Pondok S5..................................... 3-3 Gambar 3.14
Gambar 3.4 Lokasi Pekerjaan Pembangunan
Dokumentasi Pekerjaan DDT Paket A antara Manggarai –
Pembangunan Jalur Kereta Api Jatinegara...................................... 3-13
Rantauprapat – Kota Pinang Gambar 3.15
Segmen Rantauprapat Progress Pembangunan DDT
– Pondok S5 ................................ 3-4 Paket A Tahap I antara
Gambar 3.5 Manggarai – Jatinegara................. 3-14
Lokasi Pekerjaan Peningkatan Gambar 3.16
Jalur Kereta Api Lintas Medan - Progress Pembangunan DDT
Binjai.............................................. 3-5 Paket A Tahap II Manggarai –
Gambar 3.6 Jatinegara...................................... 3-16
Hasil Peningkatan Jalur Kereta Gambar 3.17
Api Lintas Medan – Binjai ............. 3-6 Lokasi Pembangunan DDT Paket
Gambar 3.7 B antara Bekasi - Cikarang............ 3-17
Lokasi Peningkatan Jalur Kereta Gambar 3.18
Api Lintas Araskabu – Tebing Progress Pembangunan DDT
Tinggi – Siantar.............................. 3-6 Paket B antara Bekasi - Cikarang 3-18
Gambar 3.8 Gambar 3.19
Progres Peningkatan Jalur Kereta Lokasi Peningkatan Jalur Kereta
Api Lintas Araskabu – Tebing Api Lintas Rangkasbitung - Merak 3-19
Tinggi – Siantar ............................. 3-7 Gambar 3.20
Gambar 3.9 Hasil Peningkatan Jalur Kereta
Lokasi Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Rangkasbitung –
Api antara Padang - Pariaman ..... 3-8 Serang........................................... 3-19

xviii | DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


LAPORAN TAHUNAN 2020

Gambar 3.21 Gambar 3.31


Progress Peningkatan Jalur Lokasi Pembangunan Jalur
Kereta Api segmen Serang – Ganda Kereta Api antara
Merak............................................. 3-20 Kiaracondong – Cicalengka Tahap
Gambar 3.22 1 Segmen Gedebage – Haurpugur 3-27
Lokasi Pembangunan Jalur Gambar 3.32
Ganda Kereta Api antara Bogor - Progress Pembangunan Jalur
Sukabumi....................................... 3-20 Ganda Kereta Api antara
Gambar 3.23 Kiaracondong – Cicalengka Tahap
Progress Pembangunan Jalur 1 Segmen Gedebage – Haurpugur 3-28
Ganda segmen Bogor/Paledang – Gambar 3.33
Batutulis......................................... 3-21 Lokasi Pekerjaan Pembangunan
Gambar 3.24 Jalur Kereta Api Kedundang –
Progress Pembangunan Jalur Bandara Yogyakarta International
Ganda segmen Batutulis – Airport (YIA)................................... 3-28
Ciomas........................................... 3-22 Gambar 3.34
Gambar 3.25 Progress Pembangunan Jalur
Progress Pembangunan Jalur kereta Api Kedundang – Bandara
Ganda segmen Ciomas – Maseng 3-23 Yogyakarta International Airport
Gambar 3.26 (YIA)............................................... 3-29
Progress Pembangunan Jalur
Gambar 3.35
Ganda segmen Ciomas – Maseng 3-23
Lokasi Pekerjaan Pembangunan
Gambar 3.27
Jalur dan Jembatan Kereta Api
Progress Pembangunan Jalur 3-30
Lintas Kroya – Kutoarjo.................
Ganda segmen Cigombong –
Gambar 3.36
Cicurug.......................................... 3-24
Progress Pembangunan jalur
Gambar 3.28
ganda kereta api Kroya – Kutoarjo
Progress Pembangunan Sistem
segmen Kroya – Gombong............ 3-30
Persinyalan dan Telekomunikasi
Gambar 3.37
Kereta Api Lintas Bogor – Cicurug 3-25
Progress Pembangunan jalur
Gambar 3.29
ganda kereta api Kroya – Kutoarjo
Lokasi Penggantian Sistem
segmen Gombong – Kutoarjo........ 3-31
Persinyalan dan Telekomunikasi
Gambar 3.38
lintas Bandung – Ciroyom.............. 3-25
Lokasi Elektrifikasi Jalur Kereta
Gambar 3.30
Api Lintas Yogyakarta – Solo......... 3-31
Progress Pekerjaan Penggantian
Gambar 3.39
Sistem Persinyalan dan
Telekomunikasi Lintas Bandung – Progress Pekerjaan Elektrifikasi
Ciroyom....................................... 3-26 Jalur Kereta Api Yogyakarta –
Solo................................................ 3-32

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xix


LAPORAN TAHUNAN 2020

Gambar 3.40 Gambar 3.50


Lokasi Pekerjaan Pembangunan Inspeksi Pabrikan Bantalan
Jalur Ganda Kereta Api antara Polimer Produksi Darta Mckuadrat
Jombang – Mojokerto.................... 3-32 dan Pemilihan Benda Uji Bantalan
Gambar 3.41 Produksi PT Waskita Beton
Pembangunan Jalur Ganda Precast Tbk dengan Sistem
Kereta Api antara Jombang – Penambat PT Pindad (Persero).... 3-40
Mojokerto....................................... 3-33 Gambar 3.51
Gambar 3.42 Proses Penetapan Sertifikat
Lokasi Pekerjaan Peningkatan Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api 3-42
Jalur Kereta Api Segmen Bangil –
Probolinggo dan Malang –
Sumberpucung ............................. 3-34
BAB IV
Gambar 4.1
Gambar 3.43
Revitalisasi KRL KfW 10 Train
Hasil Peningkatan Jalur KA antara
Set............................................... 4-1
Bangil – Probolinggo...................... 3-34
Gambar 4.2
Gambar 3.44
Uji Coba KRL KfW....................... 4-1
Hasil Peningkatan Jalur KA antara
Gambar 4.3
Malang – Sumberpucung dan
Pengoperasian Kereta Ukur (kiri)
Peron Stasiun Pakisaji................... 3-35
dan Kereta Inpeksi (kanan).......... 4-2
Gambar 3.45
Gambar 4.4
Lokasi Pekerjaan Pembangunan
Kereta Penolong....................... 4-5
jalur kereta api di Pulau Sulawesi
Gambar 4.5
lintas Makassar – Parepare........... 3-35
Track Motor Car........................... 4-5
Gambar 3.46
Gambar 4.6
Progress Pekerjaan Wilayah
Railway Crane............................. 4-5
Maros – Pangkep........................... 3-37
Gambar 4.7
Gambar 3.47
Lori Inspeksi................................. 4-5
IProgress Pekerjaan Wilayah
Gambar 4.8
Pangkep – Barru............................ 3-37
Multi Tie Tamper.......................... 4-5
Gambar 3.48
Gambar 4.9
Prosedur Penerbitan Sertifikat
Excavator..................................... 4-5
Kelaikan Prasarana
Gambar 4.10
Perkeretaapian.............................. 3-38
Bridge Inspection Car.................. 4-5
Gambar 3.49
Gambar 4.11
Monitoring dan Evaluasi dalam
Road Working Vehicle Car........... 4-5
rangka Proses Sertifikasi dan
Pengukuran Lebar Jalan Rel di
dalam Depo LRT Sumatera
Selatan........................................... 3-40

xx | DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


LAPORAN TAHUNAN 2020

Gambar 4.12 Gambar 5.6


Peninjauan Dimensi Jalur KA Perintis Minangkabau
Perawatan dan Tata Letak Ekspress....................................... 5-9
Fasilitas Perawatan Depo Gambar 5.7
Pulobrayan................................... 4-7 Realisasi Jumlah Penumpang KA
Gambar 4.13 Perintis LRT Sumatera Selatan
Bimbingan Teknis Pembangunan Tahun 2020................................... 5-11
Depo LRT Jabodebek dan Gambar 5.8
Depo Makasar – Parepare............. 4-7 KA Perintis LRT Sumatera
Gambar 4.14 Selatan........................................... 5-11
Pelaksanaan Ramp Check di Gambar 5.9
Lokomotif....................................... 4-7 Realisasi Jumlah Penumpang KA
Gambar 4.15 Perintis Bathara Kresna Tahun 2020 5-12
Pelaksanaan Ramp Check di Gambar 5.10
Kereta............................................ 4-8 KA Perintis Bathara Kresna........... 5-12
Gambar 4.16 Gambar 5.11
Workshop Ngrombo, Balai Tindak Lanjut Arahan Presiden
Perawatan Perkeretaapian............ 4-13 untuk Pengendalian Transportasi
Gambar 4.17 dalam Pencegahan COVID-19...... 5-13
Bimbingan Teknis Pembangunan Gambar 5.12
Depo LRT Jabodebek dan Depo Kebijakan Terkait Pengendalian
Makasar – Parepare...................... 4-15 Transportasi Bidang
Perkeretaapian pada Masa

BAB V Pandemi COVID-19.......................


Gambar 5.13
5-13
Gambar 5.1
Perbandingan Kapasitas
Realisasi Jumlah Penumpang KA
Penumpang KA Saat Pandemi
Perintis Cut Meutia Tahun 2020..... 5-6
Covid.............................................. 5-15
Gambar 5.2
Gambar 5.14
KA Perintis Cut Meutia................... 5-6
Persyaratan Protokol Kesehatan
Gambar 5.3
Penumpang dan Operator Kereta
Realisasi Jumlah Penumpang KA
Api.................................................. 5-15
Perintis Lembah Anai Tahun
Gambar 5.15
2020............................................... 5-8
Realisasi Penumpang Angkutan
Gambar 5.4
Kereta Luar Biasa.......................... 5-19
KA Perintis Lembah Anai............... 5-8
Gambar 5.5
Realisasi Jumlah Penumpang KA
Perintis Minangkabau Ekspress
Tahun 2020.................................... 5-9

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xxi


LAPORAN TAHUNAN 2020

Gambar 5.16
Realisasi Angkutan Penumpang
BAB VI
Gambar 6.1
Kereta Luar Biasa Berdasarkan
Rumus Perhitungan Rate of
Lintas Pelayanan........................... 5-22
Accident......................................... 6-1
Gambar 5.17
Gambar 6.2
Pengecekan Suhu Sebelum
Kegiatan Safety Assessment
Melakukan Keberangkatan di
Tahun 2020.................................... 6-5
Masa Pandemi COVID-19............. 5-20
Gambar 6.3
Gambar 5.18
Workshop Penerapan Sistem
Satgas COVID-19 di Area Stasiun 5-20
Manajemen Keselamatan
Gambar 5.19
Perkeretaapian (SMKP) dalam
Penyelenggaraan Rapid Test
Pelaksanaan Pembangunan
Antigen bagi Penumpang Kereta
Konstruksi Prasarana
Api.................................................. 5-21
Perkeretaapian.............................. 6-6
Gambar 5.20
Gambar 6.4
Pelaksanaan Monitoring
Kegiatan Bimbingan Teknis dan
Pengendalian Transportasi............ 5-21
Observasi Lapangan...................... 6-7
Gambar 5.21
Gambar 6.5
Jumlah Penumpang Kereta Api
Sosialisasi SMKP Online Melalui
Antar Kota dan Perkotaan pada
Google Classroom......................... 6-7
Masa Angkutan Nataru 2020......... 5-23
Gambar 6.6
Gambar 5.22
Daftar Badan Hukum atau
Jumlah Penumpang KRL
Lembaga Pendidikan dan
Jabodetabek pada Masa
Pelathihan SDM Perkereteaapian
Angkutan Nataru 2020................... 5-24
yang di Akreditasi........................... 6-10
Gambar 5.23
Gambar 6.7
Jumlah Penumpang Kereta Api
Akreditasi di Pusdiklat Ir.Djuanda,
Bandara pada Masa Angkutan
BPTP Sofyan Hadi, BP OPSAR,
Nataru 2020................................... 5-24
BPTT Darman Prasetyo dan BP
Gambar 5.24
Sintel.............................................. 6-11
Jumlah Penumpang LRT
Gambar 6.8
Sumatera Selatan Pada Angkutan
Serah Terima Sertifikat Akreditasi
Nataru 2020................................... 5-25
oleh Direktur Keselamatan
Gambar 5.25
Perkeretaapian............................... 6-12
Jumlah Perjalanan KA pada
Gambar 6.9
Angkutan Natal dan Tahun Baru.... 5-26
Test Penggunaan Narkotika pada
Gambar 5.26
Pegawai di Griya Karya Stasiun
Jumlah Perjalanan KRL
Tarahan.......................................... 6-13
Jabodetabek pada Angkutan Natal
dan Tahun Baru............................. 5-26

xxii | DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


LAPORAN TAHUNAN 2020

Gambar 6.10 Gambar 7.10


Tim Kesehatan Melakukan Progress Pekerjaan Stasiun
Pemeriksaan Urine Terhadap Halim, Stasiun Karawang, Stasiun
Petugas Stasiun Tanjung Walini dan Stasiun Tegalluar.......... 7-5
Karang........................................... 6-13 Gambar 7.11
Gambar 6.11 Persebaran Lokasi dan Realisasi
Penyuluhan Regulasi Pelanggaran Upah Program Padat Karya Per
Hukum di Kecamatan Laweyan, Unit Kerja....................................... 7-7
Jebres, dan Rawasari Kota Gambar 7.12
Surakarta, Solo Jawa tengah......... 6-14 Realisasi Jumlah Tenaga Kerja
Padat Karya Per Unit Kerja............ 7-7

BAB VII
Gambar 7.13
Dokumentasi Kunjungan Kerja
Gambar 7.1
Komisi V DPR pada lokasi
Infografis Pembangunan MRT
Prorgam Kerja Padat Karya........... 7-8
Jakarta Fase 2A............................. 7-1
Gambar 7.2
Paket Pekerjaan MRT Jakarta
Fase 2A......................................... 7-2
Gambar 7.3
Rencana Lintas Pelayanan LRT
Jabodebek..................................... 7-3
Gambar 7.4
Kunjungan Menteri Perhubungan
pada Proyek Pembangunan LRT
Jabodebek..................................... 7-3
Gambar 7.5
Progres Lintas Pelayanan 1
Cawang-Cibubur............................ 7-3
Gambar 7.6
Progres Lintas Pelayanan 2
Cawang-Dukuh Atas...................... 7-4
Gambar 7.7
Progres Lintas Pelayanan 3
Cawang-Bekasi Timur.................... 7-4
Gambar 7.8
Progres Depo Jatimulya................ 7-4
Gambar 7.9
Lokasi Pembangunan Kereta
Cepat Jakarta Bandung................. 7-5

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xxiii


LAPORAN TAHUNAN 2020

DAFTAR TABEL Tabel 2.9


Laporan Realisasi Angaran
Belanja Eselon I............................ 2-18
BAB I Tabel 2.10
Tabel 1.1 Jumlah Temuan yang Telah
Rincian Jumlah Pegawai di Ditindaklanjuti................................ 2-18
Lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.............................. 1-15
Tabel 1.12
BAB III
Tabel 3.1
Rincian Jumlah Pegawai Balai di
Realisasi Sertifikasi Komponen
lingkungan Direktorat Jenderal
Tahun 2020.................................... 3-41
Perkeretaapian.............................. 1-21
Tabel 3.2

BAB II Kontrak Perawatan dan


Pengoperasian Prasarana
Tabel 2.1
Perkeretaapian Milik Negara
Sasaran Program, Indikator dan
(IMO) Tahun Anggaran 2020......... 3-44
Target Kinerja Direktorat Jenderal
Perkeretaapian..............................
Tabel 2.2
2-2
BAB IV
Persentase Capaian Kinerja Tabel 4.1
Terhadap Indikator Kinerja Sarana Perkeretaapian Milik
Program Tahun 2020..................... 2-7 Negara........................................... 4-2
Tabel 2.3 Tabel 4.2
Tingkat Maturitas SPIP Direktorat Rekapitulasi Sertifikasi Sarana
Jenderal Perkeretaapian Wilayah Jawa Tahun 2020............. 4-9
Berdasarkan Unit Tabel 4.3
Kerja.............................................. 2-12 Rekapitulasi Sertifikasi Sarana
Tabel 2.4 Wilayah Sumatera Tahun 2020...... 4-10
Target dan Realisasi PNBP 2020.. 2-14 Tabel 4.4
Tabel 2.5 Lokasi Perawatan Sarana dan
Inventarisasi dan Penilaian Tahun Jenis Sarana.................................. 4-11
2020 Berdasarkan Unit Kerja........ 2-15 Tabel 4.5
Tabel 2.6 Kegiatan Perawatan Sarana Milik
Pemanfaatan Barang Milik Negara 2-15 Negara Tahun 2020....................... 4-14
Tabel 2.7
Rincian Aset Barang Milik Negara
(BMN)............................................ 2-16
Tabel 2.8
Perkiraan Aset dan Ekuitas Dana
(Audited)........................................ 2-17

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN | xxv


LAPORAN TAHUNAN 2020

BAB V Tabel 5.13


Perizinan Perkeretaapian Umum
Tabel 5.1
dan Khusus yang Dikeluarkan
Alokasi PSO Tahun 2016 – 2020 5-33
pada Tahun 2020...........................
Sesuai Kontrak PSO...................... 5-1
Tabel 5.14
Tabel 5.2
Daftar Penerimaan PNBP dari PT.
Pelayanan Kereta Api Antar Kota 5-36
Kereta Api Indonesia (KAI)............
dan Perkotaan............................... 5-2
Tabel 5.15
Tabel 5.3
Daftar Penerima PNBP dari PT.
Realisasi Penumpang PSO Tahun 5-36
kereta Commuter Indonesia (KCI)
2020............................................... 5-4
Tabel 5.16
Tabel 5.4
Daftar Penerimaan PNBP dari PT.
Jumlah Penumpang KA Perintis 5-37
Railink............................................
Cut Meutia...................................... 5-5
Tabel 5.17
Tabel 5.5
Rekapitulasi Penerimaan PNBP
Jumlah Penumpang KA Perintis
Direktorat Lalulintas dan Angkutan
Lembah Anai.................................. 5-7
Kereta Api Tahun 2020 .................. 5-38
Tabel 5.6

BAB VI
Jumlah Penumpang KA Perintis
Minangkabau Ekspress................. 5-9
Tabel 5.7 Tabel 6.1
Jumlah Penumpang KA Perintis Rate of Accident (RoA)
LRT Sumatera Selatan.................. 5-10 Transportasi
Tabel 5.8 Perkeretaapian.............................. 6-2
Jumlah Penumpang KA Perintis Tabel 6.2
Bathara Kresna.............................. 5-12 Jumlah Kecelakaan dan
Tabel 5.9 Penyebab Kecelakaan Kereta Api
Perbandingan Jumlah Tahun 2015 – 2020........................ 6-2
Penumpang Harian Kereta Api Tabel 6.3
Antarkota pada masa Angkutan Pelaksanaan Kegitan Safety
Nataru 2019 dengan Nataru 2020 5-22 Assessment Tahun 2020............... 6-3
Tabel 5.10 Tabel 6.4
Realisasi Frekuensi Perjalanan KA 5-26 Pelaksanaan Pengujian SDM
Tabel 5.11 Perkeretaapian Tahun 2020........... 6-8
Ketepatan Perjalanan Kereta Api Tabel 6.5
selama masa Angkutan Natal Sertifikasi SDM Perkeretaapian
2020 Tahun Baru 2021.................. 5-27 Tahun 2015 s.d 2020..................... 6-9
Tabel 5.12 Tabel 6.6
Realisasi Penetapan Trase Jalur Perlintasan Sebidang Jalur Kereta
Kereta Api Tahun 2015 s.d 2020.... 5-29 Api dengan Jalan........................... 6-14

xxvi | DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transportasi mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan nasional.


Menuju Indonesia Emas 2045 dengan visi “Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur”
diperlukan sistem transportasi yang handal, efektif dan efisien dalam mendorong dan
menggerakkan kegiatan perekonomian nasional. Menyongsong era ke depan, dituntut
pelayanan transportasi yang handal serta berwawasan lingkungan diantaranya melalui
pelayanan moda transportasi perkeretaapian.

Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan
keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut penumpang
maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, faktor
keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah serta lebih efisien dibanding
dengan moda tansportasi lainnya. Keunggulan dan karakteristik perkeretaapian tersebut
perlu dioptimalkan dalam upaya pengembangan sistem transportasi massal secara
terpadu dalam penyelenggaraan perkeretaapian yang aman, nyaman, cepat, tepat,
teratur dengan biaya yang terjangkau baik untuk angkutan orang dan barang.

Penyelenggaraan transportasi perkeretaapian di Indonesia mengacu pada Undang-


Undang nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Peraturan Pemerintah
turunannya termasuk Peraturan Menteri Perhubungan bidang perkeretaapian yang
merupakan regulasi pelaksanaannya. Dalam penyelenggaraan transportasi
perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian berperan sebagai regulator untuk
melaksanakan pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Direktorat Jenderal
Perkeretaapian juga menyusun Rencana Induk Perkeretaapian Nasional yang menjadi
acuan seluruh stakeholders perkeretaapian nasional untuk berperan dalam
penyelenggaraan perkeretaapian ke depan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. 122 tahun 2018 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian mempunyai tugas dan fungsi untuk merumuskan kebijakan dan
strandarisasi teknis, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan transportasi
perkeretaapian mencakup bidang lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana
transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan termasuk pelaksanaan
pembangunan perkeretaapian sesuai wewenangnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Penyusunan Laporan Tahunan ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan hasil-hasil
pembangunan perkeretaapian selama tahun 2020. Pada Laporan Tahunan ini juga
disusun berdasarkan perkembangan dan isu-isu strategis yang sangat dinamis pada
periode tahun 2020.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

A. MAKSUD
Maksud penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun
2020 adalah untuk menyajikan data dan informasi mengenai hasil pelaksanaan
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan operasional termasuk isu strategis di
bidang perkeretaapian yang mencakup dukungan manajemen, pengelolaan
prasarana, sarana, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta keselamatan
perkeretaapian.

B. TUJUAN
Tujuan penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun
2020 adalah sebagai acuan dan referensi terkait kinerja dan capaian pembangunan
perkeretaapian dan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Perkeretaapian sebagai regulator dalam rangka mewujudkan sistem
penyelenggaraan Pemerintah yang baik (Good Governance), transparan dan
akuntabel.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Laporan Tahunan terdiri dari:

a. Dukungan manajemen meliputi pelaksanaan kegiatan bidang perencanaan,


keuangan, hukum dan kerjasama luar negeri, serta kepegawaian dan umum.

b. Kegiatan pembangunan prasarana perkeretaapian meliputi uraian hasil


pembangunan prasarana perkeretaapian tahun 2020, perawatan dan
pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara (IMO), pelaksanaan
sertifikasi kelaikan prasarana perkeretaapian.

c. Kegiatan pembangunan sarana perkeretaapian meliputi uraian hasil pembangunan


dan pengelolaan sarana milik negara serta pelaksanaan sertifikasi kelaikan sarana
perkeretaapian.


1-2 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

d. Kegiatan pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api meliputi penyelenggaraan
angkutan kereta api kelas ekonomi (Public Service Obligation) dan angkutan
perintis, serta pengendalian angkutan kereta api pada pandemi COVID-19
khususnya pada masa angkutan lebaran dan natal dan tahun baru.

e. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian meliputi uraian kegiatan


rekayasa dan peningkatan keselamatan, pelaksanaan audit dan inspeksi
keselamatan, pelaksanaan sertifikasi sumber daya manusia (SDM) perkeretaapian
dan akreditasi kelembagaan perkeretaapian.

f. Capaian lainnya meliputi keberhasilan atau penghargaan dan progres kegiatan


pembangunan perkeretaapian oleh swasta, BUMN atau skema Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

1.4 TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, bahwa sesuai tugas pokoknya
Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian
adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan yang
bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan


kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugas
tersebut di atas, Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan, sarana,


dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi
kereta api;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana,
dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi
kereta api;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan lalu
lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan
lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta
peningkatan keselamatan transportasi kereta api;


BAB 1 PENDAHULUAN 1-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas,
angkutan, sarana dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

1.5 STRUKTUR ORGANISASI

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian


sebagaiman Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tersebut serta
kewenangan yang diembankan melalui Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang
Perkeretaapian kepada Pemerintah cq. Kementerian Perhubungan (Direktorat Jenderal
Perkeretaapian) selaku regulator penyelenggaraaan perkeretaapian nasional, Direktorat
Jenderal Perkeretaapian mempunyai struktur organisasi terdiri dari:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

b. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;

c. Direktorat Prasarana Perkeretaapian;

d. Direktorat Sarana Perkeretaapian;

e. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian;

f. Unit Kerja Mandiri Setingkat Eselon III, dengan rincian:

1) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta dan Banten;

2) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Barat;

3) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah;

4) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Timur;

5) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Utara;

6) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat;

7) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Selatan;

8) Balai Pengujian Perkeretaapian;

9) Balai Perawatan Perkeretaapian;

10) Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan.


1-4 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

Balai Teknik, Balai Perawatan,


Balai Pengujian & Balai Pengelola

Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian

1-5

2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.5.1 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi


pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan dukungan teknis dan administrasi kepada
seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan koordinasi dan perumusan rencana, program, penyusunan dan


pengembangan sistem informasi, evaluasi dan pelaporan kinerja, serta penanganan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;

b. Penyiapan pengelolaan keuangan dan barang milik negara serta pembinaan tata
kelola Badan Layanan Umum di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

c. Penyiapan pembentukan peraturan perundang-undangan, advokasi, perjanjian,


urusan hubungan masyarakat dan antar lembaga, dukungan pelaksanaan
keterbukaan informasi publik, kerja sama luar negeri, serta pendokumentasian
hukum di bidang perkeretaapian; dan

d. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, standar


kompetensi jabatan dan sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana,
reformasi birokrasi, pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
dan Aparatur Sipil Negara, pengendalian gratifikasi, kegiatan administrasi
perkantoran, kearsipan dan tata persuratan, pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan, pelaksanaan penanggulangan darurat akibat bencana,
kesejahteraan pegawai serta pengadaan barang milik negara di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

1.5.2 DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang lalu
lintas dan angkutan kereta api. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta Api menyelenggarakan fungsi :

1-6 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan jaringan,
lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan usaha di
bidang perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan jaringan,


lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan usaha di
bidang perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penataan


dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama
dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang


penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta
kerja sama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan dan pengembangan


jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan
usaha di bidang perkeretaapian; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan


teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.

1.5.3 DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana
perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Prasarana Perkeretaapian
menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri


atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api
perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian;


BAB 1 PENDAHULUAN 1-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas
jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api, perpotongan
dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana perkeretaapian, serta pelaksana
jasa konsultansi dan konstruksi prasarana perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang prasarana


perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas
operasi kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang prasarana


perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas
operasi kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri


atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api,
perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan


teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.

1.5.4 DIREKTORAT SARANA PERKERETAAPIAN

Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang sarana
perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Sarana Perkeretaapian
menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup


pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana,
pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana,
fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana
perkeretaapian;


1-8 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup
pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana,
pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana,
fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana
perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang sarana


perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan,
kelaikan dan sertifikasi sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara,
pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan
pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sarana


perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan,
kelaikan dan sertifikasi sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara,
pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan
pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup


pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana,
pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana,
fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana
perkeretaapian; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan


teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.

1.5.5 DIREKTORAT KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan


dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
keselamatan perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rekayasa dan peningkatan keselamatan


perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis
kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta
pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;


BAB 1 PENDAHULUAN 1-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rekayasa dan peningkatan
keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan
analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan,
serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, prosedur dan kriteria di bidang rekayasa


dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan,
pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan
akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rekayasa dan


peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan,
pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan
akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang rekayasa dan peningkatan


keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan
analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan,
serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan


teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.

1.5.6 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN

Balai Teknik Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan peningkatan dan


pengawasan prasarana, serta pengawasan penyelenggaraan sarana, lalu lintas,
angkutan dan keselamatan perkeretaapian. Balai Teknik Perkeretaapian diklasifikasikan
menjadi 2 (dua) kelas yaitu Balai Teknik Perkeretaapian kelas I dan Balai Teknik
Perkeretaapian kelas II. Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Teknik Perkeretaapian
menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan peningkatan prasarana perkeretaapian;

b. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian;

c. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan sarana, lalu lintas dan angkutan kereta


api;

d. Pelaksanaan pengawasan keselamatan lalu lintas dan angkutan kereta api;

e. Pelaksanaan pemantauan kelaikan prasarana dan sarana perkeretaapian;


1-10 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

f. Pelaksanaan pencegahan dan penindakan pelanggaran perundang-undangan di
bidang perkeretaapian;

g. Pelaksanaan analisis dan penanganan kecelakaan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundangan-undangan; dan

h. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian, keuangan, hukum,


dan hubungan masyarakat.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-11

1-12
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II

BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.5.7 BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN

Balai Perawatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perawatan sarana


perkeretaapian milik negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Perawatan
Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan perawatan berkala sarana perkeretaapian milik negara;

b. Pelaksanaan perawatan berat sarana perkeretaapian milik negara;

c. Pelaksanaan pengendalian kualitas perawatan sarana perkeretaapian milik negara;


dan

d. Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian,


keuangan, hukum, logistik, dan hubungan masyarakat.


Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian

1.5.8 BALAI PENGUJIAN PERKERETAAPIAN

Balai Pengujian Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan pengujian prasarana,


sarana, dan sumber daya manusia perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya,
Balai Pengujian Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan pengujian pertama dan berkala jalur kereta api, bangunan


perkeretaapian dan fasilitas operasi kereta api;

b. Pelaksanaan pengujian pertama dan berkala sarana perkeretaapian berpenggerak


dan tanpa penggerak;

c. Pelaksanaan pengujian pertama dan berkala peralatan khusus;


BAB 1 PENDAHULUAN 1-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

d. Pelaksanaan pengujian kompetensi awak sarana perkeretaapian;

e. Pelaksanaan pengujian kompetensi petugas pengoperasian prasarana


perkeretaapian;

f. Pelaksanaan pengujian kompetensi Penguji Prasarana, Penguji Sarana, Inspektur


Prasarana, Inspektur Sarana, dan Auditor Perkeretaapian; dan

g. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian, keuangan, hukum,


dan hubungan masyarakat.


Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian

1.5.9 BALAI PENGELOLA KERETA API RINGAN SUMATERA SELATAN

Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan sarana dan prasarana kereta api ringan Sumatera Selatan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan
menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan perawatan dan peningkatan fasilitas


sarana dan prasarana kereta api ringan;

b. Perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan sarana dan prasarana kereta api


ringan, penyusunan grafik perjalanan kereta api ringan, dan kemitraan;

c. Penyusunan dan pengusulan tarif pelaksanaan pemanfaatan;

d. Penyusunan petunjuk teknis dan/atau Standar Operasional Prosedur pengelolaan


kereta api ringan;

e. Penyusunan rencana program dan anggaran;


1-14 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

f. Pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia, kearsipan, hubungan
masyarakat, hukum, kerja sama, teknologi informasi, dan data, serta pengelolaan
Barang Milik Negara; dan

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.


Gambar 1.6 Struktur Organisasi Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan

1.6 SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2020 berjumlah
603 pegawai yang terdiri dari 330 pegawai di Kantor Pusat dan 273 pegawai tersebar
Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Tabel 1.1 Rincian Jumlah Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

No Instansi Jumlah
Pegawai

1 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian 99


2 Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 51
3 Direktorat Prasarana Perkeretaapian 69
4 Direktorat Sarana Perkeretaapian 53
5 Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 58
6 Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian 273
Jumlah 603
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020


BAB 1 PENDAHULUAN 1-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

A. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Sekretariat Direktorat Jenderal


Perkeretaapian tahun 2020 berjumlah 99 pegawai, dapat dikelompokan
berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan/kepangkatan sebagimana pada
Gambar 1.7.

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Golongan IV 13

Golongan III 68

Golongan II 18

Golongan I 0

0 10 20 30 40 50 60 70 80
Jumlah Pegawai

(a) Golongan/Kepangkatan

D IV; 5
S1; 40

DIII; 20

DI; 0
SLTA; 9 DII; 0

S-2; 25
SLTP; 0
SD; 0
S3; 0

(b) Tingkat Pendidikan

Gambar 1.7 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan


(a) Golongan/Kepangkatan (b)Tingkat Pendidikan


1-16 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

B. Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api tahun 2020 berjumlah 51 pegawai, dapat dikelompokan berdasarkan tingkat
pendidikan dan golongan/kepangkatan sebagimana pada Gambar 1.8.

Direktorat Lalu Lintas dan


Angkutan Kereta Api
Golongan IV 6
Golongan III 39
Golongan II 6
Golongan I 0

0 10 20 30 40 50
Jumlah Pegawai

(a) Golongan/Kepangkatan

S1; 21

D IV; 4

DIII; 6

SLTA; 2 DI; 0
S-2; 18 DII; 0
SLTP; 0
SD; 0
S3; 0

(b) Tingkat Pendidikan

Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan
(a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Tingkat Pendidikan


BAB 1 PENDAHULUAN 1-17
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

C. Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Prasarana Perkeretaapian tahun


2020 berjumlah 69 pegawai, dapat dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan
dan golongan/kepangkatan sebagimana pada Gambar 1.9.

Direktorat Prasarana Perkeretaapian


Golongan IV 6
Golongan III 54
Golongan II 9
Golongan I 0

0 10 20 30 40 50 60
Jumlah Pegawai

(a) Golongan/Kepangkatan

S1; 31

D IV; 2

DIII; 10

DI; 0
SLTA; 5
DII; 0
S-2; 21
SLTP; 0
SD; 0
S3; 0
(b) Tingkat Pendidikan

Gambar 1.9 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian


Berdasarkan (a) Golongan/Kepangkatan (b) Tingkat Pendidikan


1-18 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

D. Direktorat Sarana Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Sarana Perkeretaapian tahun


2020 berjumlah 53 pegawai, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan
dan golongan/kepangkatan sebagaimana pada Gambar 1.10.

Direktorat Sarana Perkeretaapian

Golongan IV 9

Golongan III 41

Golongan II 3

Golongan I 0

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Jumlah Pegawai

(a) Golongan/Kepangkatan

S1; 31

D IV; 0
DIII; 4
SLTA; 1
S-2; 17
DI; 0
DII; 0
SLTP; 0
S3; SD;
0 0

(b) Tingkat Pendidikan

Gambar 1.10 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan


(a) Golongan/ Kepangkatan (b) Pendidikan


BAB 1 PENDAHULUAN 1-19
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

E. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian


tahun 2020 berjumlah 58 pegawai, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat
pendidikan dan tingkat golongan/ kepangkatan sebagaimana pada Gambar 1. 11.

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Golongan IV 9

Golongan III 47

Golongan II 2

Golongan I 0

0 10 20 30 40 50
Jumlah Pegawai

(a) Tingkat Golongan/Kepangkatan

S1; 26

DIV; 3

DIII; 7

SLTA; 2
S-2; 20 DI; 0
DII; 0
SLTP; 0
S3; SD;
0 0

(b) Tingkat Pendidikan

Gambar 1.11 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Berdasarkan


(a) Tingkat Golongan/ Kepangkatan (b) Pendidikan


1-20 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

F. Balai di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) yang tersebar di Balai Perkeretaapian


sejumlah 273 pegawai dapat diuraikan sebagaimana pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Rincian Jumlah Pegawai Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

No Balai Jumlah Pegawai

1 Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah I Jakarta dan Banten 28


2 Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah I Jawa Bagian Barat 40
3 Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah I Jawa Bagian Tengah 42
4 Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah I Jawa Bagian Timur 35
5 Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah II Sumatera Bagian Barat 13
6 Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah II Sumatera Bagian Utara 24
7 Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah II Sumatera Bagian Selatan 21
8 Balai Pengujian 22
9 Balai Perawatan 34
10 Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan 14

Jumlah 273
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020

1.7 SISTEMATIKA PELAPORAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian memberikan penjelasan


mengenai pelaksanaan kegiatan pembangunan perkeretaapian selama tahun 2020.
Sistematika penyajian Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun
2020 sebagai berikut:

a. BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup dari Laporan
Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian serta gambaran singkat mengenai
tugas dan fungsi, struktur organisasi dan kondisi sumber daya manusia.

b. BAB II DUKUNGAN MANAJEMEN


Memuat ikhtisar pelaksanaan kegiatan pelayanan dukungan teknis dan administrasi
kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
mencakup kegiatan bidang perencanaan termasuk pengembangan sistem
informasi, kegiatan pengelolaan keuangan dan barang milik negara, kegiatan
penyusunan peraturan perundang-undangan, advokasi, perjanjian, urusan
hubungan masyarakat dan antar Lembaga termasuk dukungan pelaksanaan
keterbukaan informasi publik, serta pengelolaan kepegawaian, kegiatan


BAB 1 PENDAHULUAN 1-21
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

administrasi perkantoran, dan pelaksanaan urusan umum dan kerumahtanggaan di
lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian selama tahun 2020.

c. BAB III PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


Berisikan ikhtisar pelaksanaan kegiatan pengelolaan bidang prasarana
perkeretaapian diantaranya perumusan dan pelaksanaan kebijakan termasuk
norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis, serta mencakup
profil dan progres pembangunan/peningkatan prasarana yang dilakukan pada tahun
2020.

d. BAB IV PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


Memuat ikhtisar kegiatan pengelolaan bidang sarana perkeretaapian mencakup
perumusan dan pelaksanaan kebijakan termasuk norma, standar, prosedur dan
kriteria, pembinaan, pengawasan dan kelaikan terhadap sarana perkeretaapian
yang akan dioperasikan, pengelolaan sarana kereta api milik negara serta kegiatan
pengadaan sarana kereta api milik negara yang dilaksanakan pada tahun 2020.

e. BAB V PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


Berisikan ikhtisar kegiatan pengelolaan yang bidang lalu lintas dan angkutan kereta
api yang mencakup perumusan kebijakan termasuk norma, standar, prosedur dan
kriteria, pemberian bimbingan teknis, serta penyelenggaraan pelayanan angkutan
keperintisan, subsidi tarif angkutan ekonomi/public service obligation (PSO) serta
pengendalian dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2020, Natal tahun
2020 dan Tahun Baru 2021.

f. BAB VI PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


Berisikan ikhtisar kegiatan peningkatan keselamatan mencakup perumusan dan
pelaksanaan kebijakan termasuk norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis, pengendalian dan pengawasan dalam aspek sarana, prasarana,
operasional serta sumber daya manusia untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kereta api selama tahun 2020.

g. BAB VII CAPAIAN STRATEGIS LAINYA


Memuat Ikhtisar capaian pembangunan dan kegiatan strategis lainnya yang
dilakukan selama tahun 2020 meliputi keberhasilan atau penghargaan dan progres
kegiatan pembangunan perkeretaapian oleh swasta, BUMN atau skema Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).


1-22 BAB 1 PENDAHULUAN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

h. BAB VIII PENUTUP
Materi berisikan ringkasan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Tahun 2020 berupa kesimpulan dan rekomendasi untuk peningkatan kinerja
Direktorat Jenderal Perkeretaapian kedepannya.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-23
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN


2.1 BIDANG PERENCANAAN

2.1.1 RENCANA STRATEGIS BIDANG PERKERETAAPIAN TAHUN 2020-2024

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian Tahun


2020-2024 merupakan dokumen perencanaan yang mencakup program pembangunan
dalam jangka waktu 5 tahun, baik program pembangunan yang ditangani langsung oleh
Kementerian Perhubungan c.q Direktorat Jenderal Perkeretaapian maupun program
pembangunan yang melibatkan swasta maupun Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
Penyusunan Renstra berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden
Nomor 18 Tahun 2020 serta disusun dengan mempertimbangkan berbagai kondisi dan
isu strategis terkini, sehingga kebijakan dan strategi yang dirumuskan mampu
menjawab tantangan pembangunan transportasi perkeretaapian pada periode 5 tahun
kedepan.

Saat penyusunan Renstra tahun 2020-2024, terdapat kondisi yang menjadi perhatian
adalah terjadinya pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) yang mempengaruhi
semua sektor di Indonesia termasuk transportasi perkeretaapian. Sehingga pemerintah
mengeluarkan kebijakan khususnya terkait pengelolaan keuangan negara dalam rangka
antisipasi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional. Dampak pada sektor
transportasi perkeretaapian diantaranya adanya penyesuaian prioritas pembangunan
dan anggaran bidang perkeretaapian untuk percepatan penanganan dampak COVID-
19 serta penyesuaian target angkutan kereta api akibat pembatasan perjalanan orang.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian tahun 2020-2024
sudah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian nomor:
PR.005/SK.89/DJKA/2020 tanggal 18 Desember 2020.

Pada dokumen rencana strategis tersebut, dijabarkan juga Visi dan Misi Direktorat
Jenderal Perkeretaapian yang ditetapkan berdasarkan tema dan agenda pembangunan
nasional tahun 2020 – 2024. Visi Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah “Direktorat
Jenderal Perkeretaapian berupaya mewujudkan Perkeretaapian yang Handal, Berdaya
Saing, Berintegrasi, Berteknologi dan Terjangkau guna mewujudkan Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden
yaitu Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing dengan uraian
sebagai berikut:

a. Meningkatkan konektivitas jaringan perkeretaapian yang terintegrasi dan


berkelanjutan;
b. Meningkatkan kinerja pelayanan transportasi perkeretaapian yang efisien dan efektif;
c. Meningkatkan keselamatan transportasi perkeretaapian yang efektif.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misinya, setiap tahun Direktorat Jenderal
Perkeretaapian menetapkan sasaran program yang kemudian dijabarkan menjadi
indikator kinerja beserta dengan targetnya, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sasaran Program, Indikator dan Target Kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Target Target Target Target Target


No Indikator Kinerja Program Unit/ Satuan
2020 2021 2022 2023 2024
1 SP1. Konektivitas Jaringan Perkeretaapian Nasional yang Diwujudkan dalam Penyediaan
Infrastruktur
IK1. Rasio Konektivitas
Rasio 0,33 0,34 0,34 0,35 0,36
Antar Wilayah
2 SP2. Keselamatan Transportasi Perkeretaapian dengan Sumber Daya Manusia, Sarana dan
Prasarana yang Handal
IK2. Rasio kejadian Kejadian
kecelakaan
kecelakaan/
transportasi kereta api 0,24 0,24 0,23 0,23 0,22
(rate of accident) 1 juta km
tempuh

3 SP3. Kinerja Pelayanan Transportasi Perkeretaapian yang Terpercaya dan Sesuai


Kebutuhan
IK3. Persentase capaian on
time performance
% 74 76 78 80 82
(OTP) transportasi
kereta api
IK4. Pemenuhan Target
Angkutan Penumpang % 10 21 47 73 100
Kereta Api
IK5. Pemenuhan Target
Angkutan Angkutan % 11 27 46 68 100
Barang Kereta Api
IK6. Persentase
pengoperasian jalur KA
% 83 85 87 90 94
yang sesuai dengan
TQI
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2021



2-2 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.1 Dokumen Renstra Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian Tahun 2020-2024

2.1.2 PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

Pada tahun 2020, dilaksanakan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2021 yang terdiri dari pagu kebutuhan, pagu
indikatif, pagu anggaran dan pagu alokasi anggaran hingga selanjutnya terbit DIPA dan
POK tahun 2021. Penyusunan RKA dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 69 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran.

Kriteria dan acuan usulan program/kegiatan prioritas tahun 2021 meliputi:

1) Penugasan Presiden dalam RPJMN tahun 2020-2024 termasuk melalui Peraturan


Presiden terkait Program-Program Prioritas Pembangunan;
2) Berdasarkan kebutuhan serta perubahan lingkungan strategis nasional yang
menjadi tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan yang sejalan dengan Rencana
Strategis (RENSTRA) Kemenhub tahun 2020-2024;
3) Memenuhi syarat untuk dibiayai APBN yang menjadi kewenangan Kementerian
Perhubungan, yaitu simpul-simpul transportasi nasional yang bukan dikelola oleh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga komersial lainnya;
4) Diprioritaskan untuk kegiatan yang bersifat lanjutan dan/atau penyelesaian (KDP),
kegiatan multi years contract serta pemenuhan Rupiah Murni Pendamping,
termasuk usulan penyelenggaraan keperintisan melalui skema multi years contract;

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5) Diprioritaskan untuk kegiatan yang telah lengkap dan siap terkait dokumen
perencanaan, dokumen lingkungan serta kesediaan lahan/jalan akses;
6) Memperhatikan kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI dan usulan Daerah yang telah
dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi serta telah melakukan koordinasi
dengan pihak operator perkeretaapian;
7) Penyampaian usulan RKA tahun 2021 memperhatikan Kerangka Pembangunan
Jangka Menengah (KPJM) selama 3 (tiga) tahun yaitu termasuk indikasi kebutuhan
anggaran tahun 2022 dan 2023.

Program pembangunan tahun 2021 difokuskan untuk penyelesaian KDP/kegiatan


lanjutan, kegiatan kontrak tahun jamak (multi years contract) dan
pelaksanaan/implementasi dari Peraturan/Instruksi Presiden terkait bidang
perkeretaapian. Fokus tersebut diwujudkan dalam program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi perkeretaapian dan diuraikan menjadi pokok-pokok
kegiatan sesuai dengan outcome Kementerian Perhubungan yaitu sebagai berikut:

a. Peningkatan keselamatan;
b. Peningkatan konektivitas dan kapasitas;
c. Peningkatan pelayanan;
d. Dukungan manajemen.

Berdasarkan hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran, diperoleh dokumen Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun
Anggaran 2021 dengan pagu awal sebesar Rp11.103.444.048.000,00,- dan komposisi
berdasarkan sumber pembiayaan terdiri dari Rupiah Murni sebesar Rp6,95 triliun
(62,61%), SBSN sebesar Rp4,04 Triliun (36,47%), PHLN sebesar Rp. 90,5 Miliar
(0,82%) dan BLU sebesar Rp. 12,5 Miliar (0,10%).



2-4 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.2 Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2021

Selanjutnya berdasarkan Surat Menteri Perhubungan Nomor PR.001./1.7 PHB 2020


Tanggal 2 oktober 2020, terdapat rekomposisi alokasi anggaran tahun 2021 berupa
pengurangan program konektivitas perkeretaapian sebesar Rp100 Miliar sehingga
dengan rekomposisi tersebut pagu alokasi anggaran Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun 2021 menjadi sebesar Rp11.003.444.048.000 yang dilaksanakan
oleh 15 satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Rekapitulasi
berdasarkan sumber dana sebagai berikut:

a. Rupiah Murni sebesar Rp6.851.371.422.000,00

b. SBSN sebesar Rp4.048.984.0000.000,00

c. PHLN sebesar Rp90.505.230.000,00

d. BLU sebesar Rp12.583.396.000,00

Sedangkan rekapitulasi berdasarkan jenis belanja sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai sebesar Rp115.101.875.000,00.

b. Belanja Barang Operasional sebesar Rp75.628.545.000,00.

c. Belanja Barang Non Operasional Rp2.360.968.616.000,00.

d. Belanja Modal sebesar Rp8.451.745.012.000,00


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.3 Kronologis Penyusunan RKA Ditjen Perkeretaapian Tahun 2021


Gambar 2.4 Pembahasan RKA Pagu Kebutuhan Tahun 2021 di Medan (kiri) dan Yogyakarta (kanan)

2.1.3 PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)

Penyelenggaraan SAKIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2020 meliputi:

1. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP);


2. Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2020 termasuk dokumen revisi;
3. Penyusunan Laporan Monitoring Capaian Kinerja Triwulan I - IV tahun 2020;
4. Pelaporan kinerja melalui aplikasi e-Performance, e-SAKIP Reviu dan e-Monev
Bappenas.

Pada tahun 2020 telah dilakukan penilaian terhadap implementasi penyelenggaraan


Sistem Akuntabilitas Kerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian tahun 2019 oleh Inspektorat Jenderal Kementerian



2-6 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Perhubungan. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diperoleh nilai sebesar 81,92 atau
predikat A, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya memang mengalami
penurunan (sebelumnya 83,30) namun secara peringkat merupakan nilai tertinggi
diantara unit kerja eselon I Kementerian Perhubungan lainnya.

Dalam penyelenggaraan SAKIP tahun 2020 telah dilakukan monitoring capaian kinerja
secara bulanan (melalui aplikasi e-Performance) dan laporan triwulan yang selanjutnya
dilakukan evaluasi secara keseluruhan melalui laporan kinerja (LKIP) setelah tahun
anggaran berakhir. Secara rinci capaian kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian
berdasarkan Indikator Kinerja Program tahun 2020 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Persentase Capaian Kinerja Terhadap Indikator Kinerja Program Tahun 2020


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian,2020

Pada Semester I tahun 2020, Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan juga


melaksanakan pemberian penghargaan terhadap unit kerja di lingkungan Kementerian
Perhubungan dalam rangka kepatuhan pelaporan capaian kinerja melalui aplikasi
e-Performance untuk periode Semester I tahun 2020 yang diselenggarakan pada
tanggal 27 Agustus 2020. Pada kesempatan tersebut, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian mendapatkan peringkat II terbaik untuk tingkat unit kerja Eselon I. Pada
Semester 2 tahun 2020 dalam pemberian penghargaan yang sama, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian juga memperoleh penghargaan dengan mendapatkan peringkat I
terbaik dalam rangka kepatuhan pelaporan capaian kinerja melalui aplikasi
e-Performance untuk tingkat unit kerja Eselon I.


2-8 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.5 Penerimaan Penghargaan Peringkat II Kepatuhan Pelaporan E-Performance
Semester I Tahun 2020

2.1.4 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI

Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Direktorat Jenderal


Perkeretaapian meliputi:

1) Pelaksanaan pembinaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan


Direktorat Jenderal Perkeretaapian diantaranya reviu usulan kegiatan TIK,
pengelolaan server dan jaringan, serta koordinasi dengan Pustikom Perhubungan
terkait pengelolaan TIK.

2) Pengelolaan Website Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan membentuk tim


website melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor:
KP.901/SK.12/DJKA/20 tentang Tim Pengelola Website Direktorat Jenderal
Perkeretaapian Tahun 2020.


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.6 Website Direktorat Jenderal Perkeretaapian (djka.dephub.go.id)

3) Pengelolaan Portal Aplikasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang telah


ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor:
KP.901/SK.56/DJKA/19 tentang Penetapan dan Pemanfaatan Bersama Portal
Aplikasi Direktorat melalui Jenderal Perkeretaapian.


2-10 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pada tahun 2020, Portal Aplikasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah
dikembangkan antara lain dengan mengintegrasikan aplikasi e-Monitoring dan
dashboard strategis Kementerian Perhubungan, pembangunan database SOP,
integrasi dashboard pengawasan proyek prioritas pembangunan perkeretaapian
yang dikembangkan oleh PMU Direktorat Prasarana Perkeretaapian, dan
pembangunan fitur Tanda Tangan Elektronik (TTE).


Gambar 2.7 Portal Aplikasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian (portal.djka.dephub.go.id)

2.1.5 PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)


DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Target tingkat maturitas implementasi SPIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada


tahun 2020 yaitu Level 3 (terdefinisi) dan berdasarkan hasil Self Assesment tim
evaluator Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan bahwa Direktorat Jenderal
Perkeretaapian memperoleh Level 3 dengan nilai 3,00 sebagaimana hasil modus
seluruh unit kerja Eselon II di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian. Hasil penilaian tersebut kemudian disampaikan kepada Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk dilakukan Quality Assurance
(QA). Secara rinci hasil penilaian Inspektorat Jenderal per unit kerja eselon II di
lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai berikut


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 2.3 Tingkat Maturitas SPIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian Berdasarkan Unit Kerja

No Unit Kerja Skor Tingkat Maturitas

1 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian 3,358 Terdefinisi


2 Direktorat LLAKA 3,000 Terdefinisi
3 Direktorat Prasarana Perkeretaapian 3,000 Terdefinisi
4 Direktorat Sarana Perkeretaapian 3,000 Terdefinisi
5 Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 3,000 Terdefinisi
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian,2020


Gambar 2.8 Kegiatan Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

2.1.6 PELAKSANAAN KEGIATAN STUDI BIDANG PERENCANAAN

Pelaksanaan kegiatan studi bidang perencanaan mengacu pada Keputusan Menteri


Perhubungan nomor 112 tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
lingkungan Kementerian Perhubungan serta memperhatikan Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 296 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 2128 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk
Perkeretaapian Nasional. Pada tahun 2020 dilaksanakan beberapa kegiatan studi
bidang perencanaan, namun akibat adanya pandemi COVID-19 beberapa kegiatan
terdampak penghematan anggaran sehingga tidak dapat dilaksanakan tahun 2020 dan
dilanjutkan tahun 2021 dengan skema kontrak tahun jamak 2020-2021, yaitu:
a. Studi Kemanfaatan Pembangunan dan Pengoperasian Kereta Api Bandara
Minangkabau;
b. Studi Kemanfaatan Pembangunan dan Pengoperasian Kereta Api Bandara
Internasional Soekarno Hatta;
c. Studi Kemanfaatan Pembangunan dan Pengoperasian Kereta Api Bandara
Internasional Kualanamu;
d. Studi Evaluasi Kemanfaatan Pengoperasian Kereta Api Lintas Kertapati-Indralaya;
e. Buku Informasi Perkeretaapian Tahun 2020.



2-12 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Selanjutnya terdapat 1 kegiatan yang tetap dilaksanakan tahun 2020 yaitu kegiatan
In House Consultant Bidang Perencanaan Perkeretaapian dengan lingkup kegiatan
berupa supervisi penyusunan dokumen perencanaan jangka panjang dan menengah,
penyusunan program serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kinerja di lingkungan
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

2.2 BIDANG KEUANGAN

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, pada tahun 2020 telah dilaksanakan kegiatan-
kegiatan terkait bidang keuangan sebagai berikut:

a. Monitoring pelaksanaan anggaran baik dari sumber pendanaan Rupiah Murni (RM),
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)
maupun Badan Layanan Umum (BLU) pada Balai dan Satuan Kerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun anggaran 2020.

Pada pelaksanaan anggaran tahun 2020, berdasarkan surat Direktur Jenderal


Anggaran Kementerian Keuangan Nomor: S-823/AG/2020 tanggal 15 Mei 2020
perihal Revisi Penghematan Anggaran TA.2020 di Lingkungan Ditjen
Perkeretaapian, Kemenhub (Revisi ke-1), terdapat penghematan anggaran sebesar
Rp4.703.480.757.000, revisi pergeseran anggaran SBSN sebesar
Rp460.000.000.000,00, revisi lanjutan kegiatan yang bersumber dari SBSN tahun
2019 sebesar Rp2.636.403.016.000,00 dan lanjutan kegiatan yang bersumber
hibah (KfW) luar negeri sebesar Rp3.904.289.000,00, sehingga alokasi anggaran
akhir pada tahun 2020 adalah sebesar Rp10.944.517.605.000,00 dengan uraian
berdasarkan jenis belanja sebagai berikut:
1) Belanja Pegawai sebesar Rp77.148.607.000,00
2) Belanja Barang Operasional sebesar Rp82.795.260.000,00
3) Belanja Barang Non Operasional Rp1.227.216.370.000,00
4) Belanja Modal sebesar Rp9.557.357.368.000,0

Sedangkan berdasarkan sumber dana terdiri dari:


1) Rupiah Murni sebesar Rp2.535.478.727.000,00
2) SBSN sebesar Rp8.358.488.932.000,00
3) PHLN sebesar Rp42.000.000.000,00
4) HLN sebesar Rp3.904.289.000,00
5) BLU sebesar Rp4.645.657.000,00


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.9 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020 dan Kegiatan Monitoring
Progres Pembangunan Jalur Kereta Api Akses Bandara Yogyakarta International Airport (YIA)

b. Memproses usulan revisi anggaran dari Balai dan Satuan Kerja tahun 2020 baik
revisi DIPA maupun POK.

c. Monitoring Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Direktorat


Jenderal Perkeretaapian tahun 2020. Uraian target dan realisasi PNBP tahun 2020
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Target dan Realisasi PNBP 2020

TARGET TAHUN REALISASI PERSENTASE


NO. UPT/SATKER
2020 (Rp) PENDAPATAN (Rp) PENCAPAIAN
1 2 3 4 5
A. FUNGSIONAL
1 Satker Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas Keselamatan Perkeretaapian 1.055.630.000 280.930.000 26,61%
2 Satker Pengembangan Lalu Lintas dan Peningkatan Angkutan Kereta Api 637.600.000.000 431.950.710.381 67,75%
3 Satker Pengembangan dan Peningkatan Sarana Perkeretaapian 12.247.480.000 1.037.475.000 8,47%
4 Satker Pengembangan, Peningkatan dan Perawatan Prasarana Perkeretaapian 1.208.066.000 60.000.000 4,97%
B. NON FUNGSIONAL
1 Satker Kantor Pusat Ditjen Perkeretaapian 75.582.544.236 120.491.692 0,16%
2 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT - -
3 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TIMUR - 138.828.000
4 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH - -
5 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAKARTA DAN BANTEN - -
6 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN BARAT - -
7 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA - 294.332.072
8 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN - -
9 BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN - -
10 BALAI PENGUJIAN PERKERETAAPIAN - -

TOTAL 727.693.720.236 433.882.767.145 59,62%


Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020

d. Mengusulkan calon pengelola anggaran untuk ditetapkan menjadi pengelola


anggaran tahun 2020 sebagaimana tertuang dalam Instruksi Menteri Perhubungan
Nomor IM 20 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Penetapan Pengelola Anggaran Di
Lingkungan Kementerian Perhubungan.
e. Melakukan pemutakhiran data inventarisasi dan penilaian Direktorat Jenderal
Perkeretaapian. Uraian inventarisasi dan penilaian tahun 2020 sebagai berikut:



2-14 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 2.5 Inventarisasi dan Penilaian Tahun 2020 Berdasarkan Unit Kerja
No Nama Satker Nilai Wajar 2020
1 BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN 26.449.134.000
2 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH 4.212.927.759.433
3 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAKARTA DAN BANTEN 10.346.092.209.921
4 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT 2.949.938.725.000
5 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TIMUR 2.714.001.179.000
6 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN BARAT 429.699.460.000
7 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN 4.591.313.813.000
8 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA 2.834.858.186.000
9 KP DITJEN KA 178.526.257.478.104
10 DIREKTORAT SARANA PERKERETAAPIAN 1.485.276.000
11 DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN 2.113.638.000
Total 206.635.136.858.458
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020


Gambar 2.10 Koordinasi Pemutakhiran Data Inventarisasi dan Penilaian Tahun 2020

f. Melakukan peninjauan lapangan terkait pemanfaatan Barang Milik Negara


Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun anggaran 2020. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57
Tahun 2016 terdapat pemanfaatan barang milik negara pada Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun 2020 senilai Rp26.388.554.722, dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 2.6 Pemanfaatan Barang Milik Negara
Surat Persetujuan Kemenkeu Penerimaan Negara
No. Jangka Waktu Mitra
Nomor Tanggal Nilai (Rp) NTPN/Tanggal Stor

1 S-231/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 09-Des-19 5 Tahun PT.Perusahaan Gas Negara 51.565.480 956520N9UURVFRO4/08-01-2020


2 S-169/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 11-Okt-19 5 Tahun PT.Pertamina 3.907.490.000 EC4113CIEEJ93MEJ/13-01-2020
3 S-06/MK.6/WKN.07/KNL.01/2020 08-Jan-20 5 Tahun PT.Aneka Gas Industry 193.120.000 559581JNEPK713TJ/09-03-2020
4 S-52/MK.6/KN.5/2020 05-Mar-20 5 Tahun PT.Bukit Pembangkit Inovative 26.645.000 E63696U8DP2PVF4B/18-03-2020
5 S-49/MK.6/KN.5/2020 02-Mar-20 5 Tahun Perumda Air Minum Tirta Jaya Mandiri 55.313.265 D47302G4UKCTGQJK/20-05-2020
6 S-75/MK.6/WKN.07/KNL.01/2020 22-Apr-20 5 Tahun PT.Pertamina Gas 250.521.275 B4C8555DE44EJU2B/29-05-2020
7 S-08/MK.6/WKN.07/KNL.01/2020 08-Jan-20 5 Tahun PT.Pertamina Gas 1.116.054.410 97FAE48VU9126U7K/29-05-2020
8 S-103/MK.6/WKN.07/KNL.01/2020 24-Agu-20 1 Tahun PT.Kereta Commuter Indonesia 20.564.564.000 951613CIEFASUB47/09-09-2020
9 S-122/MK.6/KN.5/2020 06-Jul-20 5 Tahun PT.Wika Serang Panimbang 65.563.000 EF1990N9UVKBOQIS/24-09-2020
10 S-146/MK.6/KN.5/2020 24-Jul-20 5 Tahun PT.Mora Telematika Indonesia 31.281.600 B6F2555DE4J0FIEB/21-10-2020
11 S-06/MK.6/WKN.07/KNL.01/2017 19-Jul-17 5 Tahun PT.Raja Mandala Electric Power 5.945.000 A32ED7QLTKD2OFR6/17-11-2020
12 S-230/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 05-Des-19 5 Tahun PT.Jejaring Mitra Persada 13.253.812 76BB80N9UVSS97DG/16-12-2020
13 S-200/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 15-Nov-19 5 Tahun PT.Jejaring Mitra Persada 107.237.880 50AE42G4UL1L38M6/16-12-2020

TOTAL 26.388.554.722

Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

g. Melakukan penyusunan Laporan SIMAK Barang Milik Negara BMN di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Hasil inventarisasi aset Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun 2020 diperoleh total aset (BMN) adalah sebesar
Rp249,321,143,576,403 yang terdiri dari:

Tabel 2.7 Rincian Aset Barang Milik Negara (BMN)

No Uraian Neraca Jumlah

1 Barang Konsumsi 339,451,674


2 Suku Cadang 2,838,746,450,169
3 Bahan Baku 21,616,881,000
4 Persediaan Lainnya 5,155,578,800
5 Tanah 160,443,384,186,915
6 Peralatan dan Mesin 5,205,495,090,051
7 Gedung dan Bangunan 2,385,895,379,690
8 Jalan dan Jembatan 74,200,526,642,199
9 Irigasi 1,428,150,058,169
10 Jaringan 7,643,188,934,301
11 Aset Tetap Renovasi 196,338,018,614
12 Aset Tetap Lainnya 11,442,955,578
13 Konstruksi Dalam pengerjaan 35,892,806,415,839
14 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (4,195,889,573,874)
15 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (156,105,516,403)
16 Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan (35,135,719,362,347)
17 Akumulasi Penyusutan Irigasi (223,324,426,540)
18 Akumulasi Penyusutan Jaringan (1,838,962,523,866)
19 Software 6,312,875,900
20 Hasil Kajian/Penelitian 91,475,915,144
21 Aset Tak Berwujud Lainnya 27,785,704,520
22 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 55,974,132,937
23 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi 3,967,486,255
Pemerintahan
24 Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional 422.216.111.258,
25 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan (3.950.585.055,)
dalam
26 Akumulasi Amortisasi Software (5.198.995.275,)
27 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak (523.709.250,)
digunakan
Total 249,321,143,576,403,
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020

i. Mengkoordinasikan penyusunan Laporan SAI Eselon I sesuai rekonsiliasi Laporan


Keuangan Tahunan yang dihimpun dari seluruh Satker dan UPT di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, dengan uraian sebagai berikut:


2-16 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1) Laporan Neraca Tingkat Eselon I Per 31 Desember 2020 sebagai berikut:

Tabel 2.8 Perkiraan Aset dan Ekuitas Dana (Audited)

Jumlah
No Aset
(dalam ribuan Rupiah)
Aset Lancar
1 Kas Lainnya dan Setara Kas 50.136.446
2 Kas pada Badan Layanan Umum 2.113.615.496
3 Piutang Bukan Pajak 0
4 Penyisian Piutang Tak Tertagih -Piutang Bukan Pajak 0
5 Piutang Bukan Pajak (Netto) 0
6 Persediaan 2.865.858.361.643
Jumlah Aset Lancar 2.868.022.113.585
Aset Tetap
1 Tanah 160.443.384.186.915
2 Peralatan dan Mesin 5.205.495.090.051
3 Gedung dan Bangunan 2.385.895.379.690
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 83.271.865.634.669
5 Aset Tetap Lainnya 207.780.974.192
6 Konstruksi dalam Pengerjaan 35.892.806.415.839
7 Akumulasi Penyusutan (41.550.001.403.030)
Jumlah Aset Tetap 245.857.226.278.326
Aset Lainnya
1 Aset Tak Berwujud 125.574.495.564
2 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 55.974.132.937
3 Aset Lain – Lain 426.183.597.513
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (9.673.289.580)
Jumlah Aset Lainnya 598.058.936.434
Jumlah Aset 249.323.307.328.345
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
1 Utang kepada Pihak Ketiga 62.737.060.845
2 Pendapatan Diterima Dimuka 30.942.015
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 62.768.002.860
Jumlah Kewajiban 62.768.002.860
Ekuitas
Ekuitas
1 Ekuitas 249.260.539.325.485
Jumlah Ekuitas 249.260.539.325.485
Jumlah Ekuitas 249.260.539.325.485
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas 249.323.307.328.345
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-17
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2) Laporan realisasi anggaran belanja Eselon I per 31 Desember 2020 secara
keseluruhan sebesar Rp10.271.105.992.183 atau sebesar 93,85% dengan
rincian sebagai berikut:

Tabel 2.9 Laporan Realisasi Angaran Belanja Eselon I

Sumber Dana Pagu Realisasi (%)

RM Rp 2.535.478.727.000,- Rp 2.520.983.677.015,- 99.44


PHLN Rp 45.904.289.000,- Rp 38.923.348.289,- 84.79
BLU Rp 4.645.657.000,- Rp 3.969.799.959,- 85.45
SBSN Rp 8.358.488.932.000,- Rp 7.707.229.166.920,- 92.21
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020

j. Menindaklanjuti Laporan Audit BPK-RI pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian.


Tindak lanjut terhadap beberapa temuan sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 2.10 Jumlah Temuan yang Telah Ditindaklanjuti

Tahun Jumlah Temuan


2014 1 temuan
2016 4 temuan
2017 5 temuan
2018 3 temuan
2019 8 temuan
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020

2.3 BIDANG HUKUM DAN KERJASAMA LUAR NEGERI

a. Kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang perkeretaapian,


pertimbangan hukum serta pemberian bantuan hukum di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada tahun 2020 sebagai berikut:

1) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan


a) Kegiatan sosialisasi dalam rangka penyempurnaan rancangan Undang -
Undang mengenai Cipta Kerja bidang transportasi perkeretaapian pada tanggal
8 Oktober 2020, dengan menghadirkan para narasumber dari Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Kementerian Hukum dan HAM, dan Direktur MASKA. Sosialisasi
tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan, Direktorat Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian, Balai Teknik Perkeretaapian, serta semua stakeholder bidang
perkeretaapian.
b) Kegiatan sosialisasi dalam rangka penyempurnaan rancangan Peraturan


2-18 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pemerintah tentang pelaksanaan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja pada tanggal 4 November 2020. Rapat dipimpin oleh
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan dihadiri oleh Staf Ahli
Menteri Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Kementerian
Perhubungan, Kepala Biro Hukum Kementerian Perhubungan, dan
perwakilan seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian serta stakeholder bidang perkeretaapian.

2) Pertimbangan Hukum di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian


a) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan PT. Perusahan Gas Negara Tbk pada tanggal
5 Februari 2020 dengan objek sewa penanaman dan pengoperasian pipa
gas antara Stasiun Cibinong – Stasiun Nambo. Perjanjian tersebut berlaku
sejak ditandatangani dan berakhir tanggal 16 Juni 2021.
b) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan PT. Bakti Nugraha Yuda Energy pada tanggal
10 Februari 2020 dengan objek sewa penanaman dan pengoperasian pipa
air baku dan kabel Power Intake WTP antara Stasiun Tigagajah – Stasiun
Lubukbatang. Perjanjian tersebut berlaku sejak ditandatangani dan
berakhir tanggal 5 Juli 2023.

c) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan Perusahan Umum Daerah Air Minum Tirta Giri
Nata Kota Cirebon pada tanggal 10 Februari 2020 dengan objek sewa
penanaman dan pengoperasian pipa air bersih antara Kejaksaan – Stasiun
Prujakan. Perjanjian tersebut berlaku sejak ditandatangani dan berakhir
tanggal 1 April 2023.

d) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT. Aneka Gas Industri Tbk. pada tanggal
27 Juli 2020 dengan objek sewa penanaman dan pengoperasian pipa gas
sejajar dengan jalur kereta api antara Stasiun Wonokromo – Stasiun Waru.
Perjanjian tersebut berlaku sejak ditandatangani dan berakhir tanggal
4 Februari 2024.
e) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan PT. Bukit Pembangkit Innovative pada tanggal
23 September 2020 dengan objek sewa yaitu pembangunan perpotongan
tidak sebidang (underpass) antara Stasiun Banjarsari – Stasiun Sukacinta.


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-19
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Perjanjian tersebut berlaku sejak ditandatangani dan berakhir tanggal
18 Agustus 2022.
f) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan PT. Kereta Commuter Indonesia pada tanggal
23 September 2020 dengan objek sewa berupa tanah dan bangunan yang
berlokasi di Jalan Kp. Rawageni Kota Depok Provinsi Jawa Barat untuk
perawatan sarana Kereta Api Listrik (KRL) Commuter Line. Perjanjian
tersebut berlaku sejak tanggal 9 September 2020 dan berakhir tanggal
9 September 2021.

g) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT. Pertamina Gas pada tanggal 29 September
2020 dengan objek sewa penanaman pipa gas melintasi jalur Kereta Api di
wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah
dan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur. Perjanjian
tersebut berlaku sejak tanggal 7 November 2018 dan berakhir tanggal
7 November 2023.
h) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan PT. Wijaya Karya Serang Panimbang pada tanggal
3 November 2020 dengan objek sewa berupa pembangunan perpotongan
tidak sebidang (Fly Over) antara Stasiun Catang – Stasiun Cikeusal.
Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal 28 Mei 2019 dan berakhir tanggal
28 Mei 2024.
i) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jaya Mandiri
pada tanggal 7 Desember 2020 dengan objek sewa penanaman dan
pengoperasian pipa air bersih yang melintas jalur kereta api antara Stasiun
Parungkuda – Stasiun Cicurug dan antara Stasiun Parungkuda – Stasiun
Cicurug. Perjanjian tersebut berlaku sejak ditandatangani dan berakhir
tanggal 12 Juni 2024.

j) Perjanjian sewa menyewa barang milik negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT. Mora Telematika Indonesia pada tanggal
30 Desember 2020 dengan objek sewa penanaman kabel serat optic
melintas jalur kereta api di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian Utara antara Stasiun Kisaran – Stasiun Hangelo
Teluk Dalam, antara Stasiun Hangelo – Stasiun Teluk Dalam, antara


2-20 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Stasiun Teluk Dalam – Stasiun Puluraja, antara Stasiun Mambang Muda –
Stasiun Situngkir. Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal 20 Desember
2018 dan berakhir tanggal 20 Desember 2023.
k) Perjanjian kerja sama antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan
Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Kejaksaan RI pada tanggal
30 Desember 2020 tentang Pengamanan Pembangunan Strategis di
Bidang Perkeretaapian.

b. Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, diantaranya:


1) Peliputan program pembangunan perkeretaapian nasional yang dilaksanakan
Pemerintah yang telah, sedang dan akan dilaksanakan agar dapat
terinformasikan kepada stakeholder serta masyarakat luas, antara lain:
a) Penandatanganan kontrak penyelenggaraan subsidi angkutan kereta api
perintis tahun anggaran 2020 dengan PT. KAI (Persero) pada bulan
Januari 2020.


Gambar 2.11 Penandatanganan Kontrak Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Kereta
Ap Perintis Tahun Anggaran 2020

b) Pengoperasian angkutan kereta api Bandara Internasional Adi Soemarmo


(KA BIAS) pada bulan Februari 2020.


Gambar 2.12 Pengoperasian KA Bandara Internasional Adi Soemarmo


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-21
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

c) Uji coba pengoperasian jalur kereta api lintas Stasiun Padang – Stasiun
Pulau Air pada bulan Februari 2020.

Gambar 2.13 Uji coba Pengoperasian Jalur Kereta Api Lintas Stasiun Padang –
Stasiun Pulau Air

d) Soft Launching pengoperasian parsial Jalur Ganda Selatan Jawa yang di


laksanakan di Stasiun Solo pada Bulan Oktober 2020


Gambar 2.14 Soft Launching Pengoperasian Parsial Jalur Ganda Kereta Api Lintas
Selatan Jawa

e) Uji coba penggunaan system persinyalan sarana LRT Jabodebek yang


dilaksanakan pada bulan Oktober 2020.

Gambar 2.15 Uji Coba Penggunaan Sistem Persinyalan Sarana LRT Jabodebek



2-22 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2) Kegiatan Jumpa Pers, dilakukan dengan mengundang narasumber jumpa pers
Dirjen Perkeretaapian atau Pejabat Eselon II dan III Direktorat Jenderal
Perkeretaapian, serta dihadiri oleh media cetak dan media elektronik di
lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2020 diantaranya:
a) Jumpa pers angkutan motor gratis (Motis) yang diselenggarakan pada
bulan Februari 2020.


Gambar 2.16 Jumpa Pers Angkutan Motor Gratis (Motis) Tahun 2020

b) Jumpa Pers Akhir Tahun 2020 yang dilaksanakan pada Desember 2020.


Gambar 2.17 Jumpa Pers Akhir Tahun 2020

3) Kegiatan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)


Pertemuan pejabat/petugas PPID di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dilaksanakan untuk membahas dan mensosialisasikan tugas
dan fungsi PPID di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, diantaranya
kegiatan yang dilaksanakan pada Januari 2020 di Bogor.


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-23
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.18 Kegiatan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

4) Kegiatan Kerjasama Luar Negeri (KSLN)

a) KSLN Bilateral Aspasaf

The 3rd WG RI Jepang dilaksanakan pada April-Mei 2020, dimana pada


pertemuan tersebut disampaikan posisi dukungan kereta api pada bidang
logistik berupa update pembangunan jalur kereta api antara KEK Sei
Mangke – Bandar Tinggi – Kuala Tanjung. Progres jalur kereta api tersebut
telah selesai konstruksi dan proses pelaksanaan pengujian jalur, bangunan
dan persinyalan serta safety assessment untuk persiapan pengoperasian.

b) KSLN Regional (ASEAN), terdapat 2 kegiatan yaitu:


• Video conference the 1st task force meeting on mid-term review of the
Kuala Lumpur transport strategic plan 2016-2025 (KLTSP) yang
dilaksanakan pada 16 juni 2020;
• The 49th ASEAN Transport Senior Officials Meeting (49th ASEAN
STOM) yang dilaksanakan pada 17 Juni 2020.

c) KSLN Multilateral (ASEM)

Pada 12 Mei 2020 telah dilaksanakan ASEM Transport Senior Officials’


Meeting Video Conference. Pada pertemuan tersebut, Ditjen
Perkeretaapian memberikan masukan terkait digitalisasi dan implementasi
website Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang terintegrasi untuk:

• Perijinan Badan Usaha bidang perkeretaapian dengan terintegrasi OSS


yang dimulai tahun 2019;
• Sertifikasi kompetensi SDM perkeretaapian (operator dan regulator)
secara online yang dimulai tahun 2019;


2-24 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

• Sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian secara online yang dimulai
tahun 2020.

2.4 BIDANG KEPEGAWAIAN DAN UMUM

2.4.1 PENGELOLAAN TATA USAHA

Tata usaha merupakan proses kegiatan perkantoran yang berkaitan dengan


penanganan informasi secara tertulis meliputi pengelolaan dan pengolahan informasi
dengan dukungan tata kerja atau prosedur. Berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan bahwa Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas penyiapan bahan
koordinasi dan pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, surat menyurat,
kearsipan, ekspedisi, penggandaan dan keprotokolan. Beberapa kegiatan pada tahun
2020, antara lain:
1. Pengelolaan Arsip
a. Monitoring kearsipan
Dalam membentuk keseragaman dan keterpaduan serta meningkatkan kinerja
Unit Kearsipan dalam pengelolaan Arsip Aktif atau Arsip Inaktif secara
terencana dan teratur di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian sesuai
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2013, telah dilaksanakan
kegiatan monitoring kearsipan pada Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian
Tengah, Balai Pengujian Perkeretaapian dan Balai Perawatan Perkeretaapian.


Gambar 2.19 Monitoring Kearsipan Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-25
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.20 Monitoring Kearsipan Balai Pengujian Perkeretaapian

b. Penataan arsip inaktif


Penataan arsip inaktif dengan tahapan manufer fisik arsip inaktif Direktorat
Jenderal Perkeretaapian periode tahun 2012 sebanyak 5 boks, 661 berkas
yang dilaksanakan pada Kantor Arsip Kementerian Perhubungan, Soreang,
Kabupaten Bandung.


Gambar 2.21 Kegiatan Penataan Arsip Inaktif di Kantor Arsip Kementerian
Perhubungan

c. Pemusnahan Arsip
Pemusnahan Arsip merupakan kegiatan memusnahkan arsip yang tidak
mempunyai nilai kegunaan dan telah melampaui jangka waktu penyimpanan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2020 telah melakukan


2-26 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

pemusnahan arsip sebanyak 52 arsip periode tahun 2005-2008 yang
dilaksanakan di Kantor Arsip Kementerian Perhubungan, Soreang, Kabupaten
Bandung.


Gambar 2.22 Kegiatan Pemusnahan Arsip di Kantor Arsip Kementerian Perhubungan

2. Monitoring kegiatan ketatausahaan


Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kinerja pegawai untuk melaksanakan
tugas-tugas di bidang ketatausahaan dan menunjang kelancaran tugas pimpinan
pada era New Normal, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
melaksanakan Bimtek Ketatausahaan di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian yang dilaksanakan di Solo, Jawa tengah dengan mengundang
narasumber dari Biro Umum (Kasubbag Protokol dan Kasubbag Kearsipan) dan Ibu
Tuti Srihadi (praktisi).


Gambar 2.23 Bimtek Ketatausahaan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2020

3. Pembinaan Keprotokolan dan MC


Sebagai upaya untuk mengembangkan potensi dan bakat SDM dalam membentuk
tenaga-tenaga MC professional yang sekaligus memahami tugas-tugas

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-27
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

keprotokolan untuk menunjang kelancaran tugas pimpinan di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
melaksanakan kegiatan Pelatihan MC pada 29 dan 30 Januari 2020 yang diikuti
oleh peserta dari seluruh subbagian di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.


Gambar 2.24 Kegiatan Pelatihan MC

2.4.2 PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI

Berdasarkan peraturan-peraturan yang terkait dengan bidang kepegawaian dan


organisasi, maka unit kerja yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang
kepegawaian mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam pembinaan karir,
kesejahteraan, disiplin pegawai, pengurusan kepangkatan, dan lain-lain yang harus
dilakukan Pegawai Negeri Sipil sesuai bidang tugasnya termasuk juga
mengkoordinasikan pengembangan organisasi. Berdasarkan peranan tersebut,
Direktorat Jenderal Perkeretaapian berupaya memfasilitasi dan mengakomodir
kegiatan-kegiatan di bidang kepegawaian dan organisasi pada tahun 2020, antara lain:

1. Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) berbasis sistem CAT Pengadaan


CPNS Formasi tahun 2019 di lingkungan Kementerian Perhubungan di 13 Lokasi
dan Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) berbasis sistem CAT
Pengadaan CPNS Formasi tahun 2019 di lingkungan Kementerian Perhubungan di
33 Lokasi.

2. Rapat koordinasi persiapan pelaksanaan SKB CPNS Formasi tahun 2019 dengan
Penerapan Protokol Kesehatan Penanggulangan Penyebaran COVID-19 di
lingkungan Kementerian Perhubungan.



2-28 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.25 Kegiatan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaaapian

3. Penyiapan usulan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat), baik
yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan
maupun Biro Kepegawaian dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan.

4. Pelaksanaan Diklat Penyusunan Jadwal dan Grafik Perjalanan Kereta Api,


Manajemen Pelayanan Stasiun dan Pengatur Perjalanan Kereta Api untuk pegawai
di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.


Gambar 2.26 Pelaksanaan Diklat Pengembangan Kompetensi Pegawai Direktorat Jenderal
Perkeretaaapian

5. Penyusunan usulan pegawai yang mengikuti ujian dinas dan penyesuaian ijazah.

6. Penyusunan usulan promosi dan rotasi pegawai Direktorat Jenderal


Perkeretaapian.

7. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja pegawai serta disiplin pegawai di


seluruh unit kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

8. Inventarisasi dan mengusulkan kenaikan pangkat terpadu yang dilaksanakan pada


bulan April dan Oktober 2020.

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-29
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

9. Pengurusan pembuatan Surat Keputusan Gaji Berkala tahun 2020.

10. Penyusunan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2020.


Gambar 2.27 Penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian

11. Sosialisasi KM 82 Tahun 2020 tentang Peta Jabatan dan Uraian Kegiatan
Jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

12. Pembahasan usulan penataan organisasi berupa pembentukan Direktorat baru


dan pembentukan Balai Besar Perkeretaapian di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian.


Gambar 2.28 Pembahasan Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian



2-30 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.29 Pembahasan Usulan Pembentukan Direktorat Teknis dan Balai Besar
Perkeretaapian di Jakarta (kiri) dan di Cirebon (kanan)

13. Pembahasan organisasi dan tata kerja Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi
Selatan.


Gambar 2.30 Pembahasan Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan di Bogor

14. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi Reformasi Birokrasi di lingkungan


Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2020 bersama Tim Evaluator
Kementerian PANRB.

15. Penyiapan bahan pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara


(LHKPN) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) tahun 2020
di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

16. Pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi dan Unit Pengendalian Gratifikasi


di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

17. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan Unit Kepatuhan Internal (UKI) tahun
2020 di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan koordinasi dengan
Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.

18. Pelaksanaan reviu usulan jabatan fungsional tertentu di lingkungan Direktorat


Jenderal Perkeretaapian dengan Kementerian PAN-RB.


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-31
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2.31 Review Usulan Jabatan Fungsional Tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian di Bogor

19. Pelaksanaan monitoring terhadap pembuatan laporan Sasaran Kerja Pegawai


(SKP) dan Laporan Bulanan serta melakukan penyusunan rekapitulasi kehadiran
pegawai.

20. Pelaksanaan sosialisasi bidang kepegawaian dan bimbingan teknis Aplikasi


ncsisadmin.bkn.go.id serta Aplikasi Tunjangan Kinerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian.


Gambar 2.32 Sosialisasi Bidang Kepegawaian dan Bimbingan Teknis Aplikasi
ncsisadmin.bkn.go.id serta Aplikasi Tunjangan Kinerja

21. Penyusunan proses bisnis dan standar operasional prosedur dan pembahasan
progress penyusunan SOP tahun 2020.



2-32 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 2.33 Pembahasan Progress Penyusunan SOP Tahun 2020 dan Sosialiasasi KM 82
Tahun 2020 tentang Peta Jabatan dan Uraian Kegiatan Jabatan

22. Kegiatan character building untuk pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal


Perkeretaapian yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi para pegawai yang dilaksanakan bulan
Januari 2020.


Gambar 2.34 Kegiatan Character Building Pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian

2.4.3 PENGELOLAAN RUMAH TANGGA

Pada tahun 2020 telah dilaksanakan pengelolaan rumah tangga dengan fokus pada
penanganan COVID-19 untuk pegawai di lingkungan Direktorata Jenderal
Perkeretaapian sebagai berikut:


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-33
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2. Penataan ruang kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian


Gambar 2.35 Ruang Kerja Baru Direktorat Jenderal Perkeretaapian di Gedung Karya

3. Sosialisasi P4GN dan pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan Direktorat


Jenderal Perkeretaapian pada era New Normal di Cirebon pada November 2020.


Gambar 2.36 Pelaksanaan Sosialisasi P4GN dan Pencegahan Penyebaran Covid 19 di
Lingkungan Kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian Pada Era New Normal

4. Pelaksanaan tes/uji antigen dan PCR bagi seluruh pegawai di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, antara lain:
a. Kegiatan tes swab PCR di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Gambar 2.37 Kegiatan Tes Swab PCR di Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian


2-34 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Kegiatan test swab PCR di Balai Pengujian Perkeretaapian.

Gambar 2.38 Kegiatan Tes Swab PCR di Kantor Balai Pengujian Direktorat
Jenderal Perkeretaapian

c. Kegiatan tes rapid antigen di BTP Wilayah Jawa Bagian Tengah.

Gambar 2.39 Pelaksanaan Kegiatan Tes Rapid Antigen di BTP Kelas I Wilayah
Jawa Bagian Tengah

d. Kegiatan tes rapid Antigen di BTP Wilayah Jawa Bagian Barat.

Gambar 2.40 Kegiatan Tes Rapid Antigen di BTP Kelas I Wilayah Jawa
Bagian Barat


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-35
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

e. Kegiatan tes rapid antigen dan tes urin untuk Kegiatan P4GN di BTP Wilayah
Jawa Bagian Timur.

Gambar 2.41 Kegiatan Tes Rapid Antigen dan Tes Urin untuk Kegiatan P4GN di BTP Kelas
I Wilayah Jawa Bagian Timur

f. Kegiatan tes rapid antigen di Balai Perawatan Perkeretaapian.

Gambar 2.42 Kegiatan Tes Rapid Antigen di Balai Perawatan Perkeretaapian



2-36 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA


PERKERETAAPIAN

3.1 PEMBANGUNAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

Pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Perkeretaapian tetap melaksanakan kegiatan


pembangunan prasarana perkeretaapian walaupun pada masa pandemi COVID-19
sebagai upaya peningkatan konektivitas, keselamatan dan pelayanan perkeretaapian
termasuk menggerakkan perekonomian nasional. Pembangunan prasarana
perkeretaapian dilaksanakan dengan mengacu protokol kesehatan untuk pencegahan
penyebaran COVID-19 sebagaimana Surat Edaran Direktur Jenderal Perkeretaapian
nomor: KA.008/A.98/DJKA/20 tanggal 27 Maret 2020.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melakukan pembangunan jalur KA sepanjang


104,22 Km’sp dan peningkatan/rehabilitasi/perawatan jalur KA sepanjang 607,79 Km’sp.
Pembangunan prasarana perkeretaapian Proyek Strategis Nasional (PSN) maupun
pembangunan lainnya yang dilaksanakan pada tahun 2020 diantaranya sebagai berikut:

A. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Wilayah Sumatera


1. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Langsa – Besitang Segmen Sei
Liput – Besitang

Pembangunan jalur kereta api lintas


Besitang – Langsa segmen Besitang
– Sei Liput sepanjang 35,4 Km’sp
merupakan salah satu program
prioritas Kementerian Perhubungan
untuk mendukung pembangunan
jalur kereta api Trans Sumatera di
Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten
Tamiang) dan Provinsi Aceh
(Kabupaten Langkat) yang dibiayai
melalui SBSN dengan nilai investasi
Rp1.358 miliar (kontrak tahun jamak
Gambar 3.1 Lokasi Pekerjaan Pembangunan
2017 – 2021). Jalur Kereta Api Lintas Langsa – Besitang
Segmen Sei Liput – Besitang

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-1


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Manfaat dari pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa segmen
Besitang – Sei Liput adalah untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas
orang dan barang serta mempersingkat waktu tempuh perjalanan antar
kabupaten/kota, mengurangi kemacetan jalan raya dan tingkat penggunaan
moda transportasi jalan raya dengan beralih ke moda transportasi massal
kereta api.

Pekerjaan pembangunan jalur kereta api antara Besitang – Langsa segmen


Besitang – Sei Liput sampai tahun 2020 progres fisik mencapai 98,41% dengan
lingkup kegiatan pekerjaan meliputi konstruksi jalan rel kereta api yang terdiri
dari pekerjaan tubuh baan sepanjang 35,038 km’sp dan pekerjaan track
sepanjang 24,09 km’sp, pembangunan jembatan kereta api bentang >10 m
sebanyak 2 unit dengan progres fisik mencapai 97,44%, pembangunan
overpass pada jalan nasional sebanyak 3 unit dengan progres fisik mencapai
96,07%, pembangunan stasiun kereta api terdiri dari Stasiun Sei Liput, Stasiun
Sei Sirah dan Stasiun Halaban telah selesai pembangunannya pada tahun
2020 progres fisik mencapai 100%, pekerjaan pembangunan sistem
persinyalan kereta api dengan menggunakan sistem persinyalan SIL-4 di
Stasiun Sei Liput, Stasiun Sei Sirah dan Stasiun Halaban serta pekerjaan
telekomunikasi pembangunan radio traindispatching telah selesai
pembangunannya pada tahun 2020 dengan progres fisik mencapai 100%.

Gambar 3.2 Progres Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Langsa – Besitang Segmen
Sei Liput – Besitang

Pada tahun 2021 akan dilanjutkan pekerjaan pemasangan rel, pembangunan


jembatan, pembangunan overpass jalan nasional, penataan track dan final

3-2 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

tamping dengan menggunakan MTT (multi tie tamper) dan ditargetkan selesai
pada tahun 2021.
2. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Rantauprapat – Kota Pinang
Segmen Rantauprapat – Pondok S5

Pembangunan jalur kereta api


lintas Rantauprapat – Kota
Pinang merupakan Proyek
Strategis Nasional (PSN) yang
dibangun untuk mendukung
jalur kereta api Trans
Sumatera dengan tahap
pertama segmen Rantauprapat
Gambar 3.3 Lokasi Pembangunan Jalur Kereta Api
– Pondok S5 sepanjang 33 Km Lintas Rantauprapat – Kota Pinang Segmen
Rantauprapat – Pondok S5
yang melintasi Kabupaten
Labuhan Batu dan Labuhan Batu Selatan. Kegiatan ini dibiayai melalui Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan nilai investasi Rp1,76 triliun berupa
kontrak tahun jamak tahun 2017 – 2020.

Manfaat dari pembangunan jalur kereta api antara Rantauprapat – Kota Pinang
adalah untuk peningkatan aksesbilitas dan mobilitas orang dan angkutan
barang serta mempersingkat waktu tempuh perjalanan antar kabupaten dan
antar kota di provinsi, mengurangi kemacetan jalan raya dan tingkat
penggunaan moda transportasi jalan raya dengan beralih ke moda transportasi
angkutan massal berbasis rel.

Kegiatan pekerjaan pembangunan jalur kereta api antara Rantauprapat – Kota


Pinang segmen Rantauprapat – Pondok S5 sampai tahun 2020 progres fisik
100% dengan lingkup kegiatan pekerjaan konstruksi jalan rel kereta api yang
terdiri dari pekerjaan tubuh baan dan pekerjaan pemasangan track.

Pembangunan jembatan kereta api dengan panjang bentang 140 m pada Km


15+400 dengan progres fisik 100% dan pada Km 15+540 dengan progres fisik
88,10%, pembangunan stasiun sebanyak 4 (empat) unit yaitu Stasiun
Rantauprapat Baru, Stasiun Urung Kompas, Stasiun Aek Nabara, dan Stasiun
Pondok S5 dengan progres fisik 94,59%, pekerjaan pembangunan sistem
persinyalan kereta api dengan menggunakan sistem persinyalan SIL-2 di
Stasiun Rantauprapat Baru, Stasiun Urung Kompas, Stasiun Aek Nabara, dan

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-3


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Stasiun Pondok S5 serta pembangunan telekomunikasi radio traindispatching


dengan progres fisik 87,16%.

Gambar 3.4 Dokumentasi Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api


Rantauprapat – Kota Pinang Segmen Rantauprapat – Pondok S5

Pada tahun 2021 akan dilakukan pengujian jalur kereta api yang direncanakan
pada Triwulan II dan switch over pengoperasian pada jalur kereta api antara
Rantauprapat – Kota Pinang Segmen Rantauprapat – Pondok S5.

3-4 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

3. Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Medan – Binjai

Pekerjaan peningkatan jalur kereta


api lintas Medan – Binjai
sepanjang 21 km’sp merupakan
program prioritas Kementerian
Perhubungan yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dengan nilai
investasi Rp94,3 miliar berupa
single years contract pada tahun
2020. Jalur kereta api lintas Medan
– Binjai masih menggunakan tipe
rel R.33 dan/atau R.42 sehingga
Gambar 3.5 Lokasi Pekerjaan Peningkatan Jalur
perlu ditingkatkan dengan tipe rel Kereta Api Lintas
R.54. Medan - Binjai

Manfaat dari peningkatan jalur kereta api lintas Medan – Binjai adalah untuk
meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan
sehingga dapat mempersingkat waktu perjalanan, serta meningkatkan
kapasitas lintas dan kenyamanan perjalanan kereta api.

Pekerjaan peningkatan jalur kereta api lintas Medan – Binjai yang dilaksanakan
padatahun 2020 telah selesai dengan progres fisik mencapai 100%. Lingkup
pekerjaan meliputi penggantian rel existing R.33 dan/atau R.42 menjadi R.54,
pekerjaan pengadaan bantalan beton dengan penambat dan aksesoris,
pembangunan box culvert pada BH 14A, BH 14B dan BH 41 lintas Medan –
Binja

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-5


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.6 Hasil Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Medan – Binjai

4. Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar

Peningkatan jalur kereta api


lintas Araskabu – Tebing
Tinggi – Siantar sepanjang 106
km’sp merupakan program
prioritas Kementerian
Perhubungan dengan nilai
investasi Rp954 miliar yang
dibiayai melalui Surat
Berharga Syariah Negara
(SBSN) dengan kontrak tahun
jamak 2019 – 2021. Pada jalur
kereta api lintas Araskabu –
Tebing Tinggi – Siantar masih
menggunakan rel R.33
Gambar 3. 7 Lokasi Peningkatan Jalur Kereta Api
dan/atau R.42 sehingga perlu Lintas Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar
ditingkatkan menjadi rel R.54.

Peningkatan jalur kereta api lintas Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar


sepanjang 106 km’sp dimulai dari Km 24+000 s.d. Km 80+542 antara Araskabu
– Tebing Tinggi dan Km 0+000 s.d. Km 49+000 antara Tebing Tinggi – Siantar
dilaksanakan karena masih menggunakan tipe rel R.33 dan/atau R.42 sehingga
perlu ditingkatkan dengan tipe rel R.54. Manfaat peningkatan jalur kereta api
lintas Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar adalah untuk meningkatkan

3-6 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

keselamatan perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan sehingga dapat


mempersingkat waktu perjalanan, serta meningkatkan kapasitas lintas dan
kenyamanan perjalanan kereta api.

Pekerjaan peningkatan jalur kereta api lintas Araskabu – Tebing Tinggi –


Siantar sampai dengan tahun 2020 progres fisik mencapai 91,20% dengan
lingkup pekerjaan meliputi peningkatan jalur pada Km 24+000 s.d. Km 80+542
antara Araskabu – Tebing Tinggi dan Km 0+000 s.d. Km 49+000 antara Tebing
Tinggi – Siantar progres fisik mencapai 98,60%, pekerjaan jembatan dengan
bentang 15 m sebanyak 3 unit progres fisik mencapai 69%, pekerjaan stasiun
meliputi pembangunan stasiun existing di Stasiun Lubuk Pakam dan
peningkatan di Stasiun Araskabu, Stasiun Tebing Tinggi dan Stasiun Siantar
progres fisik mencapai 0,47%.

Gambar 3.8 Progres Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Araskabu – Tebing Tinggi –
Siantar

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-7


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Pada tahun 2021 akan dilakukan pekerjaan lanjutan yaitu pekerjaan jalan rel,
pemasangan rel, pemasangan pagar panel, pekerjaan stasiun, perbaikan akses jalan
desa, pekerjaan jembatan dan pekerjaan tamping dengan menggunakan MTT (multi
tie tamper). Pekerjaan peningkatan jalur kereta api lintas Araskabu – Tebing Tinggi –
Siantar ditargetkan selesai pada tahun 2021.

5. Peningkatan Jalur Kereta Api antara Padang – Pariaman

Peningkatan jalur kereta api lintas


Padang – Pariaman sepanjang 53,5
km’sp merupakan program prioritas
Kementerian Perhubungan dengan
nilai investasi Rp656 miliar yang
dibiayai melalui Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dengan
kontrak tahun jamak 2019 – 2022.
Pada jalur kereta api antara Padang
– Pariaman masih menggunakan rel
R.33 dan/atau R.42 sehingga perlu
Gambar 3.9 Lokasi Peningkatan Jalur Kereta
Api antara Padang - Pariaman ditingkatkan menjadi rel R.54.
Peningkatan jalur kereta api antara Padang – Pariaman dilaksanakan pada Km
7+093 s.d. Km 26+032 antara Stasiun Padang – Stasiun Duku, Km 26+032 s.d.
Km 39+699 antara Stasiun Duku dan Stasiun Lubuk Alung, Km 39+699 s.d. Km
54+164 antara Stasiun Lubuk Alung – Stasiun Kurai Tadji dan Km 54+164 s.d.
Km 60+592 antara Stasiun Kurai Tadji – Stasiun Pariaman. Jalur kereta api
antara Padang – Pariaman tersebut masih menggunakan tipe rel R.33 dan/atau
R.42 sehingga perlu ditingkatkan dengan tipe rel R.54.

Manfaat peningkatan jalur kereta api lintas Padang – Pariaman adalah untuk
meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan
sehingga dapat mempersingkat waktu perjalanan, serta meningkatkan
kapasitas lintas dan kenyamanan perjalanan kereta api.
Peningkatan jalur kereta api antara Padang – Pariaman sampai tahun 2020
mencapai progres fisik 75,13% dengan lingkup pekerjaan meliputi peningkatan
jalur pada Km 7+093 s.d. 26+032 antara Stasiun Padang – Stasiun Duku
dengan progres fisik 62,97%, Km 26+032 s.d. Km 39+699 antara Stasiun Duku
dan Stasiun Lubuk Alung dengan progress fisik 71,90%, Km 39+699 s.d. Km

3-8 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

54+164 antara Stasiun Lubuk Alung – Stasiun Kurai Tadji dengan progres fisik
62,64% dan Km 54+164 s.d. Km 60+592 antara Stasiun Kurai Tadji – Stasiun
Pariaman dengan progres fisik 67,18%, peningkatan jembatan BH 24 bentang
30 m dan BH 39 Bentang 50 m dengan progres fisik 66,284% serta pekerjaan
peningkatan stasiun berupa penataan emplasemen di Stasiun Tabing, Stasiun
Lubuk Alung dan Stasiun Pariaman serta sterilisasi jalur kereta api.

Gambar 3.10 Progress Pekerjaan Peningkatan Jalur Kereta Api Padang – Pariaman

Pada tahun 2021 akan dilaksanakan pekerjaan lanjutan diantaranya


pembangunan retaining wall di beberapa titik jalur KA yang rawan longsor dan
melanjutkan pekerjaan jembatan BH 24 dan BH 39. Pekerjaan peningkatan jalur
kereta api Padang – Pariaman ditargetkan selesai dan dioperasikan pada April
tahun 2021.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-9


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

6. Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Lahat – Lubuklinggau

Peningkatan jalur kereta api lintas Lahat – Lubuk Linggau sepanjang 115,29
km’sp merupakan program prioritas Kementerian Perhubungan yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan terbagi menjadi 2 segmen
yaitu Lahat – Bungamas sepanjang 25,83 km’sp yang dengan nilai investasi
Rp88,83 miliar (single year contract 2020) dan Bungamas – Lubuk Linggau
sepanjang 89,46 km’sp dengan dengan nilai investasi Rp387,11 miliar (kontrak
tahun jamak 2020-2021).

Pada jalur kereta api lintas Lahat – Lubuklinggau masih menggunakan rel R.42
sehingga perlu ditingkatkan menjadi rel R.54. Manfaat dari peningkatan jalur
kereta api lintas Lahat – Lubuklinggau adalah untuk meningkatkan keselamatan
perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan sehingga dapat mempersingkat
waktu perjalanan, serta meningkatkan kapasitas lintas dan kenyamanan
perjalanan kereta api.

Gambar 3.11 Lokasi Peningkatan Jalur KA Lintas Lahat – Bungamas – Lubuklinggau

a) Segmen Lahat – Bungamas


Progres peningkatan jalur kereta api segmen Lahat – Bungamas tahun
2020 telah selesai dengan progress mencapai 100%. Lingkup pekerjaan
meliputi pekerjaan umum, pekerjaan jalan rel dengan penggantian rel
existing tipe rel R.42 menjadi R.54, pekerjaan wesel dan pekerjaan tambah
seperti penggeseran wesel pemasangan sinyal di Stasiun Lahat, bongkar
perlintasan aspal dan pekerjaan khusus.

3-10 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.12 Hasil Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Lahat – Bungamas

b) Segmen Bungamas – Lubuklinggau


Peningkatan jalur kereta segmen Bungamas – Lubuklinggau dimulai dari
Km 459+986 s.d. Km 474+365 antara Stasiun Bungamas – Stasiun
Sukaraja, Km 474+365 s.d. Km 484+974 antara Stasiun Sukaraja – Stasiun
Saungnaga, Km 484+974 s.d. Km 500+740 antara Stasiun Saungnaga –
Stasiun Tebingtinggi, Km 500+740 s.d. Km 519+903 antara Stasiun
Tebingtinggi – Stasiun Muarasaling, Km 519+903 s.d. Km 528+945 antara
Stasiun Muarasaling – Stasiun Kotapadang dan Km 528+945 s.d. Km
549+448 antara Stasiun Kotapadang – Stasiun Lubuklinggau. Pelaksanaan
pekerjaan dengan skema kontrak tahun jamak tahun 2020 – 2021 dengan
nilai investasi Rp387 miliar. Pada tahun 2020, progres fisik mencapai
42,57% dengan lingkup pekerjaan meliputi peningkatan jalur penggantian
rel existing tipe rel R.42 menjadi R.54 pada Km 459+986 s.d. Km 474+365
antara Stasiun Bungamas – Stasiun Sukaraja dengan progres fisik 17,70%,
Km 474+365 s.d. Km 484+974 antara Stasiun Sukaraja – Stasiun
Saungnaga dengan progres fisik 17,84%, Km 484+974 s.d. Km 500+740
antara Stasiun Saungnaga – Stasiun Tebingtinggi dengan progres fisik
17,88%, Km 500+740 s.d Km 519+903 antara Stasiun Tebingtinggi –
Stasiun Muarasaling dengan progres fisik 18,56%, Km 519+903 s.d. Km
528+945 antara Stasiun Muarasaling – Stasiun Kotapadang dengan
progres fisik 18,15%, Km 528+945 s.d. Km 549+448 antara Stasiun
Kotapadang – Lubuklinggau dengan progres fisik 17,6380%, pengadaan
bantalan beton lengkap telah selesai dengan progres fisik mencapai 100%.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-11


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.13 Progress Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Bungamas –


Lubuklinggau

Pada tahun 2021 akan dilaksanakan pekerjaan lanjutan sebanyak 6 paket


pekerjaan konstruksi. Pekerjaan peningkatan jalur kereta api lintas Lahat –
Lubuklinggau segmen Bungamas – Lubuklinggau ditargetkan selesai di
akhir tahun 2021.

B. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Wilayah Jawa


1. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket A Antara Manggarai –
Jatinegara

Pembangunan Double Double Track (DDT) Paket A antara Manggarai -


Jatinegara merupakan program prioritas Kementerian Perhubungan bidang
perkeretaapian yang dibiayai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
yang terbagi menjadi 2 tahap dengan nilai investasi untuk tahap I sebesar
Rp2,44 triliun dan tahap II sebesar Rp1,2 triliun.

Pekerjaan DDT Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk


Manggarai s.d. Jatinegara) Tahap I dan II bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas lintas prasarana perkeretaapian Jabodetabek secara khusus
sehingga dapat meningkatkan pelayanan jasa angkutan penumpang Kereta Api
Komuter (KRL) Jabodetabek dan kereta api antar kota dari dan ke Provinsi DKI
Jakarta, serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan para pengguna
jasa kereta api.

3-12 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.14 Lokasi Pekerjaan Pembangunan DDT Paket A


antara Manggarai – Jatinegara

a) DDT Paket A Tahap I


Pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara
Tahap I merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak 2014 s.d. 2021 dengan
nilai investasi Rp2,44 triliun progres fisik sampai dengan tahun 2020
mencapai 97,95%. Lingkup pekerjaan terdiri dari:
1) Pekerjaan sipil ruang lingkup meliputi pekerjaan sipil elevated Bekasi
Line dan Bogor Line serta pekerjaan 2 unit jembatan baja WTP yang
telah selesai pekerjaanya dengan progres fisik mencapai 100%;
2) Pekerjaan jalan rel ruang lingkup meliputi pekerjaan track elevated
Bekasi Line, pekerjaan track jalur Jatinegara – Pondokjati, pekerjaan
track emplasemen Manggarai, Jatinegara dan Dipo Cipinang;
3) Pekerjaan bongkar Dipo Jatinegara dan pekerjaan peron area Stasiun
Jatinegara dan Stasiun Manggarai yang progres fisik sampai dengan
tahun 2020 mencapai 95,83%;
4) Pekerjaan bangunan gedung ruang lingkup meliputi pekerjaan
bangunan gedung Stasiun Manggarai Sisi Barat, gedung Stasiun
Matraman, gedung Stasiun Jatinegara dan gedung OCC Manggarai
yang progres fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai 100%;
5) Pekerjaan fasilitas operasi ruang lingkup meliputi pekerjaan fasilitas
operasi jalur elevated Bekasi Line, jalur elevated Bogor Line, jalur
Jatinegara – Pondokjati dan emplasemen Manggarai, Jatinegara dan
Dipo Cipinang yang progres fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai
87,24%;

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-13


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

6) Pekerjaan supervisi ruang lingkup meliputi pengawasan pekerjaan


track, pekerjaan fasilitas operasi serta pekerjaan sipil dan gedung
progres fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai 97,14%.

Gambar 3.15 Progress Pembangunan DDT Paket A Tahap I antara


Manggarai – Jatinegara

Pada tahun 2021 akan dilaksanakan beberapa pekerjaan lanjutan


diantaranya pekerjaan jalan rel dengan ruang lingkup pekerjaan track dan
pekerjaan fasilitas operasi untuk jalur Pondokjati – Jatinegara dan jalur 1,
2, 8 di Stasiun Jatinegara, finishing peron Stasiun Jatinegara, pekerjaan
sinyal jalur elevated Bogor Line serta pekerjaan supervisi dengan lingkup
pengawasan pekerjaan track dan pekerjaan fasilitas operasi.

3-14 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

b) DDT Paket A Tahap II


Pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara
Tahap II merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak 2019 s.d. 2022 dengan
nilai investasi Rp1,2 triliun progres fisik sampai dengan tahun 2020
mencapai 44,28%. Lingkup pekerjaan terdiri dari:
1) Pekerjaan main line I meliputi pekerjaan power house Manggarai dan
pekerjaan track area elevated Bogor Line (BA01) s.d. stasiun
Manggarai dengan progres fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai
27,63%;
2) Pekerjaan main line II meliputi pekerjaan shifting jalur hilir Bukit Duri,
pekerjaan rigid dan ornamen antara Jatinegara – Dipo Cipinang,
pekerjaan track jalur V antara Jatinegara – Dipo Cipinang, pekerjaan
track struktur bawah (galian, bored pile, pile cap) zona Bekasi Line dan
pekerjaan track jalur at grade hulu Bogor Stasiun Manggarai dengan
progres fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai 24,94%;
3) Pekerjaan fasilitas operasi meliputi pekerjaan fasilitas operasi
bangunan power house, pekerjaan jaringan LAA elevated Bogor Line,
pekerjaan fasilitas operasi jalur at grade hulu Bogor Stasiun
Manggarai, pekerjaan fasilitas operasi bangunan power house
Manggarai, pekerjaan fasilitas operasi jalur V antara Jatinegara – Dipo
Cipinang dengan progres fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai
65,80%;
4) Pekerjaan supervisi meliputi pengawasan pekerjaan track, pekerjaan
fasilitas operasi serta pekerjaan sipil dan gedung progres fisik sampai
dengan tahun 2020 mencapai 58,75%.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-15


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.16 Progress Pembangunan DDT Paket A Tahap II Manggarai – Jatinegara

2. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket B Antara Manggarai –


Cikarang

Pembangunan Double Double Track (DDT) Paket B antara Bekasi – Cikarang


merupakan program prioritas Kementerian Perhubungan bidang
perkeretaapian dengan nilai investasi Rp620 miliar yang dibiayai melalui Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan kontrak tahun jamak 2019 – 2021.
Manfaat dari pekerjaan DDT Paket B (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian
antara Bekasi – Cikarang) adalah meningkatkan Kapasitas pelayanan
penumpang di stasiun, pemisahan antara Jalan Raya dan Jalan Rel dengan
pembangunan perlintasan tidak sebidang, peningkatan kapasitas lintas antara
Jatinegara - Bekasi dengan pemisahan Mine Line (antar kota) dan Commuter
Line (perkotaan), serta peningkatan keselamatan perjalanan kereta api dengan
pembangunan sterillisasi.

3-16 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.17 Lokasi Pembangunan DDT Paket B antara


Bekasi – Cikarang

Pekerjaan pembangunan fasilitas perkeretaapaian untuk Bekasi – Cikarang


sampai dengan tahun 2020 progres fisik mencapai 72,72% dengan lingkup
pekerjaan meliputi:

a. Aktivasi double track baru antara Stasiun Cakung – Stasiun Bekasi dengan
progres fisik 76,65% berupa pekerjaan ecer ballas, pekerjaan profil ballas
dan pekerjaan profil las thermit;
b. Modernisasi Stasiun Bekasi dengan progres fisik 73,01% berupa pekerjaan
sistem persinyalan kereta api area Stasiun Bekasi, pekerjaan bangunan
gedung Stasiun Bekasi, pekerjaan sipil Stasiun Bekasi, pekerjaan listrik
aliran atas area Stasiun Bekasi, pekerjaan jalan rel Stasiun Bekasi,
pekerjaan jalan rel pada Km 21+200 s.d. Km 25+000, pekerjaan supervisi
fasilitas operasi dan bangunan kereta api area Stasiun Bekasi;
c. Pekerjaan lanjutan modernisasi Stasiun Cikarang dengan progres fisik
80,36% berupa pekerjaan sistem persinyalan kereta api area Stasiun
Cikarang, pekerjaan bangunan gedung Stasiun Cikarang, pekerjaan listrik
aliran atas area Stasiun Cikarang, pekerjaan sipil Stasiun Cikarang,
pekerjaan jalan rel Stasiun Cikarang, pekerjaan supervisi fasilitas operasi
kereta api area Stasiun Cikarang dan underpass Cibitung serta supervisi
pekerjaan bangunan kereta api area Stasiun Cikarang;
d. Pekerjaan pembangunan underpass Cibitung dengan progres fisik 70,14%
berupa pekerjaan pembangunan underpass di emplasemen Stasiun
Cibitung dan supervisi pekerjaan pembangunan underpass di emplasemen
Stasiun Cibitung.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-17


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.18 Progress Pembangunan DDT Paket B antara Bekasi - Cikarang

3. Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Rangkasbitung – Serang – Merak

Peningkatan jalur kereta api antara Rangkasbitung – Serang – Merak


merupakan program prioritas Kementerian Perhubungan yang dibiayai melalui
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan terbagi menjadi 2 segmen yaitu
segmen Rangkasbitung – Serang sepanjang 33 Km’sp dengan nilai investasi
Rp145 miliar (single year contract 2020) dan segmen Serang – Merak
sepanjang 34 km’sp dengan nilai investasi Rp200 miliar (kontrak tahun jamak
2020 – 2021).

Pada jalur kereta api antara Rangkasbitung – Serang – Merak masih


menggunakan rel R.42 sehingga perlu ditingkatkan menjadi rel R.54. Manfaat
dari peningkatan jalur kereta api ini adalah untuk meningkatkan keselamatan
perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan sehingga dapat mempersingkat
waktu perjalanan, serta meningkatkan kapasitas lintas dan kenyamanan
perjalanan kereta api.

3-18 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.19 Lokasi Peningkatan Jalur Kereta Api Lintas Rangkasbitung - Merak

a. Segmen Rangkasbitung – Serang


Pekerjaan peningkatan jalur kereta api lintas Rangkasbitung – Serang
terbagi menjadi 2 (dua) segmen yaitu segmen pertama antara
Rangkasbitung – Cikeusal sepanjang 17 km’sp dari Km 79+649 s.d. Km
94+370 antara Stasiun Rangkasbitung – Stasiun Cikeusal dan segmen
kedua Cikuesal – Serang sepanjang 16 km’sp dari Km 94+370 s.d. Km
113+446 antara Cikuesal – Stasiun Serang yang merupakan pekerjaan
kontrak tahun tunggal/single years contract tahun 2020. Pekerjaan
peningkatan jalur kereta api lintas Rangkasbitung – Serang pada tahun
2020 telah selesai dengan progres fisik mencapai 100%. Adapun ruang
lingkup pekerjaannya meliputi pergantian rel eksisting tipe rel R.42 menjadi
tipe rel R.54, penggantian bantalan besi menjadi beton, penggantian
bantalan kayu pada jembatan dan wesel, normalisasi saluran serta
retaining wall.

Gambar 3.20 Hasil Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Rangkasbitung – Serang

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-19


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

b. Segmen Serang – Merak


Peningkatan jalur kereta api antara Serang – Merak lintas Rangkasbitung
- Merak dilaksanakan pada Km 113+446 s.d. Km 148+319 antara Stasiun
Serang – Stasiun Merak dengan lingkup pekerjaan penggantian rel existing
tipe rel R.42 menjadi tipe rel R.54, penggantian bantalan besi menjadi
beton, penggantian bantalan kayu pada jembatan dan wesel, peron tinggi
serta pekerjaan sterilisasi / pemagaran. Progres fisik pada tahun 2020
sebesar 0,24% dan akan dilanjutkan pada tahun 2021 untuk penyelesaian.

Gambar 3.21 Progress Peningkatan Jalur Kereta Api segmen Serang – Merak

4. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Bogor – Sukabumi Segmen


Bogor – Cicurug

Pembangunan jalur ganda kereta


api lintas Bogor – Sukabumi
segmen Bogor – Cicurug
sepanjang 27 Km’sp merupakan
Proyek Strategis Nasional yang
merupakan bagian dari
pembangunan Double Track
lintas Selatan Jawa di Provinsi
Jawa Barat. Pembiayaan
bersumber dari Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dengan
nilai investasi Rp 2,27 triliun Gambar 3.22 Lokasi Pembangunan Jalur Ganda
Kereta Api antara Bogor - Sukabumi
berupa kontrak tahun jamak
tahun 2019-2022.

3-20 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Lingkup kegiatan meliputi pekerjaan sipil dan jalan rel, pekerjaan jembatan,
pekerjan perlintasan, pekerjaan fasilitas operasi. Manfaat dari pembangunan
jalur ganda kereta api tersebut adalah mengurangi kepadatan lalu lintas jalan
raya terutama dari Jakarta – Bogor – Sukabumi, meningkatkan frekuensi
perjalanan kereta api penumpang dari 6 kali/hari menjadi 12 kali/hari dan
perjalanan kereta api barang dari 2 kali/hari menjadi 8 kali/hari, rangkaian
kereta/gerbong dapat lebih Panjang dari 6 rangkaian menjadi 8 rangkaian,
mempersingkat waktu tempuh kereta api untuk Bogor – Sukabumi dari semula
123 menit menjadi 80 menit, serta meningkatkan jumlah angkutan kereta api
yaitu angkutan penumpang semula 2.884 orang/hari menjadi 5.688 orang/hari
dan angkutan barang semula 648 ton/hari menjadi 2.592 ton/hari.

a) Segmen Bogor/Paledang – Batutulis


Pembangunan jalur ganda kereta api antara Bogor/Paledang - Batutulis
lintas Bogor – Sukabumi sepanjang 4,4 km’sp dari Km 0+200 s.d. Km
4+200 dengan progres fisik mencapai 34,28%. Adapun lingkup pekerjaan
meliputi pekerjaan umum, pembangunan jalur ganda, pembangunan
jembatan BH.16, jembatan BH19, penataan emplasemen Stasiun
Bogorpaledang, pembangunan jembatan BH.21 dan pembangunan
jembatan BH.22.

Gambar 3.23 Progress Pembangunan Jalur Ganda segmen Bogor/Paledang –


Batutulis

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-21


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

b) Segmen Batutulis – Ciomas


Pembangunan jalur ganda kereta api antara Batutulis – Ciomas lintas
Bogor – Sukabumi sepanjang 4,9 km’sp dari Km 4+200 s.d. Km 9+300
dengan progres fisik mencapai 27,98%. Adapun lingkup pekerjaan meliputi
pekerjaan umum, pembangunan jalur ganda, pembangunan jembatan
BH.37, penataan emplasemen Stasiun Batutulis dan penataan
emplasemen Stasiun Ciomas.

Gambar 3.24 Progress Pembangunan Jalur Ganda segmen Batutulis – Ciomas

c) Segmen Ciomas – Maseng


Pembangunan jalur ganda kereta api antara Ciomas – Maseng lintas Bogor
– Sukabumi sepanjang 4,8 km’sp dari Km 9+300 s.d. Km 13+800 dengan
progres fisik mencapai 89,48%. Adapun lingkup pekerjaan meliputi
pekerjaan umum, pembangunan jalur ganda, pembangunan jembatan
BH.61, pembangunan jembatan bh.68, pembangunan jembatan BH.75,
pembangunan jembatan BH.81, pembangunan jembatan penyeberangan
orang Km.9+600 dan penataan emplasemen Stasiun Maseng.

3-22 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.25 Progress Pembangunan Jalur Ganda segmen Ciomas – Maseng

d) Segmen Maseng – Cigombong


Pembangunan jalur ganda kereta api antara Maseng – Cigombong lintas
Bogor – Sukabumi sepanjang 5,5 km’sp dari Km 13+800 s.d. Km 19+300
dengan progres fisik mencapai 96,56%. Adapun lingkup pekerjaan meliputi
pekerjaan umum, pembangunan jalur ganda, pembangunan jembatan
BH.89, pembangunan jembatan BH.107, dan pembangunan jembatan
orang.

Gambar 3.26 Progress Pembangunan Jalur Ganda segmen Ciomas – Maseng

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-23


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

e) Segmen Cigombong – Cicurug


Pembangunan jalur ganda kereta api antara Cigombong – Cicurug lintas
Bogor – Sukabumi sepanjang 7,5 km’sp dari Km 19+300 s.d. Km 26+800
dengan progres fisik telah selesai 100%. Adapun lingkup pekerjaan
meliputi pekerjaan umum, pembangunan jalur ganda tahap II,
pembangunan jembatan BH.127 tahap II, pembangunan jembatan BH.118
tahap II, pembangunan overpass BH.121, pembangunan jembatan
penyeberangan orang (5 Unit), pembangunan overpass (2 Unit) Km
22+225 dan Km 22+889 dan pembangunan overpass (2 Unit) Km 23+278
dan Km.23+480.

Gambar 3. 27 Progress Pembangunan Jalur Ganda segmen Cigombong – Cicurug

f) Pembangunan Sistem Persinyalan Elektrik Jalur Ganda Kereta Api Lintas


Bogor – Cicurug
Pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi lintas Bogor -
Cicurug meliputi pembangunan equipment room dan new interlocking di
Stasiun Cicurug, intermediete block Cigombong, equipment room Stasiun
Maseng, intermediete block Ciomas juga pembangunan tower radio
telekomunikasi, Stasiun Batutulis, dan Stasiun Paledang serta
pembangungan JPL 16 KM 20+183 dan JPL 12F KM 14+000 juga
modifikasi di JPL 15 KM 19+166 dan JPL 11 KM 04+771. Progress
pekerjaan sampai tahun 2020 mencapai 78,69%.
Pada tanggal 18 s.d 19 Agustus telah dilaksanakan test software di Stasiun
Cicurug, dilanjutkan test commissioning pada tanggal 30 September s.d 1
Oktober 2020 di Stasiun Cicurug yang bertujuan untuk memeriksa
peralatan persinyalan dan telekomunikasi yang telah selesai dikerjakan.

3-24 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.28 Progress Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Kereta Api
Lintas Bogor – Cicurug

5. Penggantian Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Lintas Bandung –


Ciroyom

Pekerjaan penggantian sistem persinyalan dan telekomunikasi lintas Bandung


–Ciroyom merupakan program prioritas Kementerian Perhubungan bidang
perkeretaapian dalam upaya meningkatkan kinerja pelayanan dan keselamatan
perjalanan kereta api baik perkotaan maupun perjalanan antar kota dari/ke
menuju di wilayah Bandung. Pekerjaan ini dibiayai melalui Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dengan nilai investasi Rp131,2 miliar sepanjang 2,5
km’sp dimulai dari Km 155+134 s.d. Km 153+855 antara Stasiun Bandung –
Stasiun Ciroyom yang merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak 2020 – 2021.

Gambar 3.29 Lokasi Penggantian Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi


Lintas Bandung – Ciroyom

Sistem persinyalan dan telekomunikasi lintas Bandung – Ciroyom masih


mengunakan sistem persinyalan tipe X DRS 60 yang terpasang di stasiun
Bandung untuk mengoperasikan dan mengontrol peralatan persinyalan di

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-25


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

bagian dalam dan bagian luar yang telah di instalasi sejak tahun 1968 dan
dioperasikan pada tahun 1970. Secara umum standar umur pakai (life time) dari
suatu sistem persinyalan elektrik adalah kurang lebih selama 15 - 17 tahun
sedangkan sistem persinyalan yang terpasang di stasiun Bandung mencapai
kurang lebih 49 tahun sehingga peralatan sistem persinyalan mengalami
kekritisan seperti banyak instalasi kabel yang terpasang sudah rapuh
menyebabkan putus kabel, hubungan singkat antar kabel dan drop tegangan,
selain itu pabrik sudah tidak lagi memproduksi peralatan – peralatan yang
menjadi suku cadang dalam sistem persinyalan NX DRS 60 sehingga
ketersediaan suku cadang sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan dan diganti dengan sistem persinyalan dan telekomunikasi dengan
tipe SIL-04.

Pekerjaan penggantian persinyalan dan telekomunikasi lintas Bandung –


Ciroyom pada tahun 2020 mencapai progres fisik 20,68% dengan lingkup
pekerjaan meliputi instalasi vital interlocking system, instalasi non vital
interlocking system, instalasi sistem perangkat luar persinyalan, instalasi sistem
catu daya, instalasi sistem telekomunikasi, instalasi sistem perlintasan serta
instalasi grounding. Pekerjaan tersebut akan dilanjutkan dan diselesaikan pada
tahun 2021.

Gambar 3.30 Progress Pekerjaan Penggantian Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi


Lintas Bandung –Ciroyom

3-26 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

6. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kiaracondong-Cicalengka Tahap 1


Segmen Gedebage-Haurpugur

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Kiaracondong – Cicalengka Tahap


1 segmen Gedebage – Haurpugur sepanjang 14 km’sp merupakan salah satu
Proyek Strategis Nasional (PSN) berupa jalur ganda lintas selatan Jawa yang
dibiayai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema kontrak tahun
jamak 2020 – 2022 dan nilai investasi sebesar Rp779,45 miliar.

Gambar 3.31 Lokasi Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Kiaracondong –
Cicalengka Tahap 1 Segmen Gedebage – Haurpugur

Lingkup pekerjaan meliputi pembangunan jalur kereta api, pembangunan


jembatan, pembangunan stasiun, persinyalan dan telekomunikasi, drainase,
retaining wall, pekerjaan konstruksi supervisi serta pekerjaan sipil lainnya.
Adapun manfaat pembangunan antara lain untuk meningkatkan kapasitas jalur
kereta api serta meningkatkan pelayanan operasi kereta api penumpang
maupun barang/logistik. Selain itu juga sebagai dukungan pada pembangunan
jalur elektrifikasi antara Padalarang – Cicalengka sebagai moda transportasi
perkotaan komuter Bandung Raya. Progress sampai dengan akhir tahun 2020
adalah sebesar 15,57% dengan target penyelesaian pada tahun 2022.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-27


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.32 Progress Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Kiaracondong –
Cicalengka Tahap 1 Segmen Gedebage – Haurpugur

7. Pembangunan Jalur Kereta Api Bandara Yogyakarta International Airport

Pembangunan jalur kereta api Kedundang – Bandara Yogyakarta International


Airport (YIA) sepanjang 6 km’sp merupakan salah satu Poyek Startegis
Nasional (PSN) yang dibiayai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang
merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak 2019 – 2021 dengan nilai investasi
Rp1,1 triliun.

Gambar 3.33 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api Kedundang – Bandara
Yogyakarta International Airport (YIA)

Tujuan pembangunan akses jalur KA bandara tersebut adalah untuk integrasi


pelayanan antar moda transportasi termasuk menghubungkan beberapa
bandara besar yaitu Bandara Adi Sutjipto di kota Yogyakarta dan Bandara Adi
Soemarmo di Kabupaten Boyolali. Selain itu juga mendukung aksesibilitas
menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Candi Borobudur.
Adapun manfaat pembangunan diantaranya penghematan waktu tempuh dari
Bandara YIA menuju Kota Yogyakarta (menggunakan kendaraan 75 menit,
menggunakan KA 30 menit) dengan rencana operasi menggunakan 4 KRDE
(@4 rangkaian kapasitas 200 penumpang).

3-28 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Pembangunan akses jalur KA YIA dimulai pada tahun 2019 dan ditargetkan
selesai pada tahun 2021 dengan lingkup kegiatan meliputi pekerjaan sipil,
pengadaan bantalan, pekerjaan jalur dan jembatan kereta api dengan metode
Slab on Pile (SOP), pekerjaan track dan pekerjaan sistem persinyalan.
Progress fisik sampai dengan tahun 2020 mencapai sebesar 83,83%.

Gambar 3.34 Progress Pembangunan Jalur kereta Api Kedundang – Bandara Yogyakarta
International Airport (YIA)

8. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Antara Kroya- Kutoarjo

Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kroya - Kutoarjo sepanjang


76 km’sp merupakan salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional bidang
perkeretaapian yaitu jalur ganda kereta api lintas selatan Jawa. Manfaat dari
pembangunan jalur ganda kereta api tersebut diantaranya untuk meningkatkan
kapasitas lintas dan kelancaran mobilitas orang dan barang (mengurangi
keterlambatan), serta mendukung keselamatan perjalanan kereta api.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-29


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.35 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur dan Jembatan Kereta Api Lintas
Kroya – Kutoarjo

Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kroya - Kutoarjo dibiayai melalui
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan nilai investasi Rp2,99 triliun
berupa kontrak tahun jamak tahun 2017 – 2020. Lingkup kegiatan meliputi
pembangunan jalur KA, jembatan, terowongan, stasiun, persinyalan dan
telekomunikasi.

Pada tahun 2020, pembangunan jalur ganda kereta api Kroya – Kutoarjo
merupakan lanjutan penyelesaian pada segmen tertentu berupa pekerjaan
pemasangan track pada terowongan antara Tambak-Gombong (Km 424+100
s.d 426+200) dan penyelesaian track antara Ijo-Karanganyar (Km 426+200 s.d
431+800) dengan progres fisik mencapai 100%.

Gambar 3.36 Progress Pembangunan jalur ganda kereta api Kroya – Kutoarjo segmen
Kroya – Gombong

3-30 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.37 Progress Pembangunan jalur ganda kereta api Kroya – Kutoarjo segmen
Gombong – Kutoarjo

10) Elektrifikasi Jalur Kereta Api Lintas Yogyakarta – Solo

Elektrifikasi jalur kereta api lintas Yogyakarta - Solo adalah salah satu program
prioritas Kementerian Perhubungan yang merupakan pekerjaan kontrak tahun
jamak 2019 – 2021. Pekerjaan ini dibiayai melalui Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dengan nilai investasi Rp1,2 triliun. Manfaat dari elektrifikasi
jalur kereta api lintas Yogyakarta – Solo adalah untuk mempersingkat waktu
tempuh perjalanan, meningkatkan kapasitas dan daya angkut penumpang,
mengurangi populasi udara, meningkatkan kehandalan sarana perkeretaapian
dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat dengan penambahan stasiun
pemberhentian serta efisiensi biaya operasi.

Gambar 3.38 Lokasi Elektrifikasi Jalur Kereta Api Lintas Yogyakarta – Solo

Ruang lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan substation, pekerjaan listrik aliran


atas, pekerjaan penggantian sinyal mekanik menjadi sinyal elektrik lintas Solo-
Yogyakarta (Yogyakarta s/d Ceper), pekerjaan penggantian persinyalan elektrik
(DRS 60) emplasemen di Stasiun Solo Balapan, dan pekerjaan modifikasi
persinyalan elektrik Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan (penggantian
deteksi KA dari track circuit menjadi axle counter). Pencapaian pelaksanaan

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-31


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

progress fisik s.d bulan Desember tahun 2020 sebesar 91,24%. Pengoperasian
Elektrifikasi Jalur KA Yogyakarta – Solo pada tahun 2021.

Gambar 3.39 Progress Pekerjaan Elektrifikasi Jalur Kereta Api Yogyakarta – Solo

10) Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Jombang – Mojokerto

Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Jombang – Mojokerto


sepanjang 24 km’sp merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu
jalur ganda kereta api lintas selatan Jawa. Manfaat dari pembangunan
jalur ganda kereta api tersebut diantaranya untuk meningkatkan
kapasitas lintas dan kelancaran mobilitas orang dan barang (mengurangi
keterlambatan), serta mendukung keselamatan perjalanan kereta api.

Gambar 3.40 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara
Jombang – Mojokerto

Pembangunan jalur ganda kereta api Jombang – Mojokerto dilaksanakan pada


Km 56+000 s.d. Km 80+000 dan melewati 4 (empat) stasiun yaitu Stasiun
Mojokerto, Stasiun Curahmalang, Stasiun Sumobito dan Stasiun Peterongan.
Pekerjaan ini yang dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
dengan nilai investasi Rp750 miliar berupa kontrak tahun jamak/multi years
contract (MYC) Tahun Anggaran 2019 – 2020 dengan lingkup pekerjaan
meliputi pembangunan jalur KA, jembatan, stasiun, persinyalan dan
telekomunikasi.

3-32 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Jombang – Mojokerto sampai


tahun 2020 telah selesai dengan progres fisik 100% dan sudah beroperasi pada
26 Oktober 2020. Ruang lingkup pekerjaan pembangunan jalur kereta api
meliputi pekerjaan track jalur raya sepanjang 23.775 m’sp, pekerjaan track
siding sepanjang 3.095 m’sp di Stasiun Mojokerto dan Stasiun Sumobito,
pekerjaan track jalur simpang 412 m’sp di Stasiun Mojokerto dan Stasiun
Sumobito, pekerjaan jalur gudang sepanjang 250 m’sp di Stasiun Sumobito,
pengadaan wesel sebanyak 25 unit (13 kanan dan 12 kiri), pekerjaan jembatan
meliputi jembatan baja sebanyak 10 unit, jembatan beton sebanyak 3 unit dan
pekerjaan box culvert sebanyak 24 unit, pembangunan Stasiun Sumobito dan
2 halte yaitu Curah Malang dan Peterongan serta pekerjaan persinyalan
meliputi pekerjaan penggantian sistem persinyalan dari sistem Ansaldo pada
jalur tunggal menjadi SIL pada jalur ganda serta pembangunan gedung ER.

Gambar 3.41 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Jombang – Mojokerto

11) Peningkatan Jalur Kereta Api segmen Bangil – Probolinggo dan Malang –
Sumberpucung

Pada jalur kereta api segmen Bangil – Probolinggo sepanjang 35 km’sp dan
Malang – Sumberpucung sepanjang 10 km’sp masih menggunakan rel R.33
dan/atau R.42 sehingga perlu ditingkatkan menjadi rel R.54. Manfaat dari
peningkatan jalur kereta api tersebut adalah untuk meningkatkan keselamatan
perjalanan kereta api, meningkatkan kecepatan sehingga dapat mempersingkat
waktu perjalanan, serta meningkatkan kapasitas lintas dan kenyamanan
perjalanan kereta api. Kegiatan peningkatan jalur kereta api dibiayai melalui
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) berupa single year contract tahun 2020
dengan nilai investasi Rp155,1 miliar untuk segmen Bangil – Probolinggo dan
Rp63,9 miliar untuk segmen Malang – Sumberpucung.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-33


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.42 Lokasi Pekerjaan Peningkatan Jalur Kereta Api Segmen Bangil – Probolinggo
dan Malang – Sumberpucung

Lingkup kegiatan untuk peningkatan jalur kereta api segmen Bangil –


Probolinggo lintas Surabaya – Banyuwangi meliputi penggantian bantalan dan
rel menjadi rel R.54, pekerjaan drainase dan dinding penahan tanah, pengadaan
bantalan beton serta perbaikan peron di emplasemen Rejoso, Grati dan
Bayeman. Progres pekerjaan telah selesai 100% pada akhir tahun 2020.

Gambar 3.43 Hasil Peningkatan Jalur KA antara Bangil – Probolinggo

Lingkup kegiatan untuk peningkatan jalur kereta api segmen Malang –


Sumberpucung lintas Bangil – Kertosono meliputi pekerjaan penggantian rel
eksisting menjadi rel R.54, pekerjaan drainase dan dinding penahan tanah,
pengadaan bantalan beton, pekerjaan stasiun berupa perbaikan peron di
emplasemen Stasiun Kepanjen dan Stasiun Pakisaji serta pekerjaan
penanganan lereng. Progres pekerjaan telah selesai 100% pada akhir tahun
2020.

3-34 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.44 Hasil Peningkatan Jalur KA antara Malang – Sumberpucung dan Peron
Stasiun Pakisaji

C. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Wilayah Sulawesi


Pembangunan jalur kereta api di Pulau Sulawesi meliputi lintas Makassar –
Parepare sepanjang 142 km yang merupakan Proyek Strategis Nasional sebagai
tahapan dari pembangunan jalur kereta api trans Sulawesi sesuai dengan Rencana
Induk Perekeretaapian Nasional. Manfaat pembangunan jalur kereta api lintas
Makassar – Parepare diharapkan dapat mendorong pola aktivitas ekonomi baru
serta menambah alternatif pelayanan transportasi pada koridor tersebut termasuk
angkutan barang/logistik dari dan menuju pelabuhan sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan ekonomi daerah.
Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare dibiayai melalui Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) berupa kontrak tahun jamak 2018 - 2022 dengan
nilai investasi Rp6 triliun. Pembangunan jalur kereta api sepanjang 142 km’sp di
Pulau Sulawesi memiliki spesifikasi jalur yang berbeda jika dibandingkan dengan
jalur kereta api yang dibangun di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang ada saat
ini. Spesifikasi jalur kereta api di Pulau Sulawesi memiliki lebar spoor 1.435 mm,
tipe rel R-60, kecepatan desain mencapai 200km/jam, beban gandar maksimal 25
ton.

Gambar 3.45 Lokasi Pekerjaan Pembangunan jalur kereta api di Pulau Sulawesi lintas
Makassar – Parepare

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-35


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen 1 yang dibiayai
melalui Anggaran Pendapatan dan Belajar Negara (APBN) sepanjang 16,1 km’sp
dimulai dari Km 76+200 s.d. Km 92+300 antara Stasiun Tanete Rilau – Stasiun
Barru yang merupakan pekerjaan kontrak tahun tunggal/single years contract (SYC)
tahun 2015 telah selesai pekerjaannya dengan progres fisik mencapai 100%.
Adapun lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan badan jalan kereta api, serta
pekerjaan jembatan kereta api dan telah dilakukan pengujian jalur dan bangunan
kereta api untuk dioperasikan.

Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen 2 yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sepanjang 26 km’sp dimulai dari
Km 116+500 dan Km 73+600 s.d. Km 76+200 antara Stasiun Takkalasi – Stasiun
Palanro yang merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak/multi years contract (MYC)
tahun 2017 – 2018 telah selesai pekerjaannya dengan progres fisik mencapai 100%.
Adapun lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan badan jalan kereta api, pekerjaan
jembatan kereta api, pekerjaan stasiun kereta api serta jasa konsultansi
pengawasan/supervisi dan telah dilakukan pengujian jalur dan bangunan kereta api
untuk dioperasikan.

Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen 3 yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sepanjang 60 km’sp dimulai dari
Km 14+000 s.d. Km 73+600 antara Stasiun Mandai – Stasiun Mandalle yang
merupakan pekerjaan kontrak tahun jamak 2019 – 2022. Segmen 3 terbagi atas 2
bagian yaitu Maros – Pangkep dan Pangkep – Barru dengan rincian sebagai berikut:

1. Maros – Pangkep
Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen Maros –
Pangkep sepanjang 30,1 km’sp dimulai dari Km 14+000 s.d. Km 44+100 antara
Stasiun Mandai – Stasiun Labakkang dimana sampai tahun 2020 progres fisik
mencapai 48,05% dengan lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan umum,
pekerjaan sipil berupa pekerjaan badan jalan kereta api dan pekerjaan retaining
wall, pekerjaan track, pekerjaan jembatan berupa bangunan atas dan
bangunan bawah, pekerjaan box culvert termasuk underpass dan box
penyeimbang, serta pekerjaan pembangunan depo.

3-36 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.46 Progress Pekerjaan Wilayah Maros – Pangkep

2. Segmen Pangkep – Barru


Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare segmen Pangkep –
Parru sepanjang 29,5 km’sp dimulai dari Km 44+100 s.d. Km 73+600 antara
Stasiun Labakkang – Stasiun Mandalle dimana sampai tahun 2020 progres fisik
mencapai 67,74% dengan lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan sipil, badan
jalan kereta api, pekerjaan retaining wall, pekerjaan track, pekerjaan jembatan
overpass, underpass dan box culvert, pekerjaan persinyalan dan
telekomunikasi serta pekerjaan stasiun lintas Makassar – Parepare antara
Stasiun Mandai – Stasiun Mandalle.

Gambar 3.47 Progress Pekerjaan Wilayah Pangkep – Barru

3.2 PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI KELAIKAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

Sertifikasi adalah proses untuk menjamin bahwa suatu sistem yang ada sesuai
peraturan yang telah ditetapkan untuk menjamin keselamatan. Mengacu pada Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian bahwa prasarana
perkeretaapian meliputi jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta
api agar kereta api dapat dioperasikan. Sertifikasi kelaikan prasarana perkeretaapian
terdiri dari :

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-37


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

A. Sertifikasi Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api


Prasarana perkeretaapian yang dioperasikan wajib memenuhi persyaratan kelaikan
teknis dan kelaikan operasional. Persyaratan kelaikan teknis meliputi persyaratan
sistem dan persyaratan komponen sedangkan persyaratan kelaikan operasional
merupakan persyaratan kemampuan prasarana perkeretaapian sesuai dengan
rencana operasi perkeretaapian.
1) Sertifikat Sistem
a) Prosedur Penertiban Sertifikat
Terdapat beberapa proses yang harus dilaksanakan agar sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dan akan dijelaskan
pada bagan di bawah ini :

Gambar 3.48 Prosedur Penerbitan Sertifikat Kelaikan Prasarana Perkeretaapian

b) Pengujian jalur dan bangunan kereta api terdiri dari :


(1) Uji Pertama
• Uji rancang bangun tahap I yaitu memeriksa kesesuaian antara
dokumen meliputi gambar teknis prasarana perkeretaapian yang
telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal, spesifikasi
teknis prasarana perkeretaapian yang telah mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal, gambar kerja (shop drawing)
yang telah ditandatangani oleh pemohon, gambar hasil

3-38 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

pelaksanaan (as built drawing) yang telah ditandatangani oleh


pemohon, hasil pengujian komponen dari laboratorium dan/ atau
lembaga independen dan terakreditasi serta dokumen teknis lain
yang relevan;
• Uji rancang bangun tahap II yaitu memeriksa kesesuaian antara
as built drawing dengan kondisi fisik prasarana perkeretaapian;
• Uji fungsi yaitu memastikan prasarana perkeretaapian dapat
berfungsi sesuai dengan desain dan persyaratan teknis.
(2) Uji Berkala
Uji berkala dilakukan terhadap setiap prasarana yang telah
dioperasikan dengan melakukan uji fungsi prasarana perkeretaapian.
c) Sertifikat uji terdiri dari :
(1) Sertifikasi Uji Pertama
Sertifikat uji pertama diberikan untuk pekerjaan pembangunan
prasarana perkeretaapian yang baru dibangun dan prasarana
perkeretaapian yang mengalami perubahan spesifikasi teknis.
Klasifikasi prasarana perkeretaapian yang diberikan sertifikat yaitu:
• Jalan Rel : Sertifikasi mencakup jalan rel dan box culvert;
• Jembatan : Sertifikasi mencakup jembatan baja, beton dan
komposit;
• Stasiun KA : Sertifikat mencakup semua kelas stasiun kereta
api (stasiun besar, sedang, dan kecil).
Pada tahun 2020 telah dilaksanakan sertifikasi kelaikan jalur dan
bangunan kereta api yaitu 148 sertifikasi uji pertama.
(2) Sertifikasi Uji Berkala
Sertifikat uji berkala diberikan untuk prasarana jalur dan bangunan
kereta api yang sudah dioperasikan selama 4 (empat) tahun. Pada
tahun 2020 telah dilaksanakan sertifikasi uji berkala kereta api
sebanyak 1 sertifikat.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-39


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.49 Monitoring dan Evaluasi dalam rangka Proses Sertifikasi dan
Pengukuran Lebar Jalan Rel di dalam Depo LRT Sumatera Selatan

2) Sertifikasi Komponen
Komponen jalur dan bangunan kereta api wajib melalui proses sertifikasi
sebelum digunakan di jalur kereta api. Sebelum penerbitan sertifikasi, proses
pengujian harus dilakukan untuk memastikan kualitas komponen agar sesuai
dengan persyaratan dan standar teknis. Komponen jalur dan bangunan kereta
api yang perlu melalui proses sertifikasi sejauh ini adalah bantalan, sistem
penambat dan komponen lainnya seperti flashbutt welding dan switch blade
rolling device.

Gambar 3.50 Inspeksi Pabrikan Bantalan Polimer Produksi Darta Mckuadrat dan
Pemilihan Benda Uji Bantalan Produksi PT Waskita Beton Precast Tbk dengan
Sistem Penambat PT Pindad (Persero)

a) Prosedur Penerbitan Sertifikasi


Sebelum penerbitan sertifikat perlu dilakukan pengujian. Tahapan
pengujian komponen sebagai berikut :
(1) Uji Rancang Bangun terdiri tahap satu adalah pemeriksaan
kesesuaian dokumen teknis, dan tahap dua adalah pengujian di

3-40 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

laboratorium independen yang terakreditasi seperti Balai Besar


Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS);
(2) Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui performansi komponen di
lintas salah satunya melalui pelaksanaan test track.
Setelah pengujian dinyatakan lulus, sertifikat diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perkeretaapian. Sertifikat Uji Komponen berlaku selama 5 tahun
dan harus diperpanjang.
b) Penerbitan Sertifikat Komponen
Sertikat yang telah diterbitkan pada tahun 2020 adalah 3 sertifikat yaitu
sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Realisasi Sertifikasi Komponen Tahun 2020

Lebar Jumlah
No Pemohon Jenis Komponen Sertifikat
Jalan Rel
1 PT Calvary Sertifikasi Bantalan Beton untuk Lebar Jalan Rel 1435 mm 1
Abadi 1435 MM Panjang 2440 MM Beban Gandar 25 Ton
Produksi PT.Calvary Abadi dengan Sistem
penambat PT. Pandrol Indonesia
2 PT Calvary Sertifikasi Bantalan Beton untuk Lebar Jalan Rel 1435 mm 1
Abadi 1435 MM Panjang 2740 MM Beban Gandar 25 Ton
Produksi PT. Calvary Abadi dengan Sistem
penambat PT. Pandrol Indonesia
3 PT Pandrol Sistem Penambat Pandrol E-Series Anti Theft untuk 1435 mm 1
Indonesia Lebar Jalan Rel 1435 mm (Direct Fastening
System, Kategori C dan E) Produksi PT Pandrol
Indonesia
Sumber : Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2020

B. Sertifikasi Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api


Sertifikasi fasilitas operasi kereta api dimaksudkan untuk menjamin fasilitas operasi
kereta api (peralatan persinyalan, telekomunikasi, dan pelistrikan) baik komponen,
fasilitas operasi yang baru dibangun, maupun yang mengalami perubahan
spesifikasi teknis dan fasilitas operasi yang telah dioperasikan, sesuai standar
prasarana perkeretaapian serta memenuhi kelaikan teknis operasi dengan
diterbitkannya sertifikat kelaikan fasilitas operasi kereta api. Sertifikat kelaikan
fasilitas operasi kereta api terdiri dari sertifikat uji pertama dan sertifikat uji berkala.

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-41


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Gambar 3.51 Proses Penetapan Sertifikat Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api

Sebelum mendapatkan sertifikat uji pertama ataupun sertifikat uji berkala, wajib
dilakukan pengujian oleh Balai Pengujian Perkeretaapian atau Badan Hukum yang
telah diakreditasi oleh Pemerintah. Apabila pada pengujian pertama masih terdapat
temuan, maka akan dilakukan pengujian ulang oleh Balai Pengujian Perkeretaapian
terhadap temuan/ rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh pemohon. Sertifikat
uji pertama diberikan untuk pekerjaan pembangunan prasarana perkeretaapian
yang baru dibangun dan prasarana perkeretaapian yang mengalami perubahan
spesifikasi teknis, sedangkan sertifikat uji berkala diberikan untuk prasarana
perkeretaapian yang telah memiliki sertifikat uji pertama dengan jangka waktu setiap
4 (empat) tahun.

Pada tahun 2020, telah diterbitkan sertifikat fasilitas operasi kereta api sebanyak
194 (seratus sembilan puluh empat) sertifikat yang terdiri dari 131 (seratus tiga
puluh satu) sertifikat uji pertama, 58 (lima puluh delapan) sertifikat uji berkala dan 5
(lima) sertfikasi komponen.

3.3 PELAKSANAAN PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN PRASARANA


PERKERETAAPIAN

Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO)


terbagi menjadi 2 (dua) yaitu perawatan prasarana dan pengoperasian prasarana
perkeretaapian :
1. Perawatan Prasarana sebagaimana dimaksud meliputi :
a. Perawatan Jalur Kereta Api;
b. Perawatan Jembatan;
c. Perawatan Stasiun Kereta Api; dan
d. Perawatan Fasilitas Operasi Kereta Api.

3-42 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

2. Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian dimaksud meliputi :


a. Pengaturan dan Pengendalian Perjalanan Kereta Api;
b. Pengoperasian Persinyalan, Telekomunikasi dan Instalasi Listrik Aliran Atas;
c. Pengaturan Langsiran;
d. Pemeriksaan dan Penjagaan Jalan Rel, Jembatan, Terowongan dan pintu
perlintasan resmi dijaga.
Bahwa dikarenakan Badan Usaha yang ditugaskan untuk melaksanakan perawatan
prasarana perkeretaapian milik negara, atas dasar tersebut Pemerintah melalui
Kementerian Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor KP 264 Tahun
2019 tanggal 27 Desember 2019 tentang Penugasan Kepada PT Kereta Api Indonesia
(Persero) untuk melaksanakan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara Tahun Anggaran 2020.
Tindak lanjut atas Keputusan Menteri Perhubungan tersebut di atas Direktorat Jenderal
Perkeretaapian cq Direktorat Prasarana dan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
melaksanakan penandatangan Kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara (IMO) Tahun Anggaran 2020 pada tanggal 21 Januari 2020
yang ditandatangani oleh PPK Kantor Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara (IMO) dan Direktur Pengelola PrasaraKna PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO)
Tahun Anggaran 2020 dilaksanakan dengan nilai kontrak sebesar Rp1.500.000.000.000
(Satu Triliun Lima Ratus Miliar Rupiah) termasuk PPN 10% (sepuluh perseratus) yang
bersumber dari APBN Tahun 2019 untuk jangka waktu pelaksanaan dimulai dari awal
kontrak sampai dengan akhir tahun anggaran 2020.

Selanjutnya karena refocusing dana anggaran COVID-19, sehingga pada addendum 1


kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO)
Tahun Anggaran 2020 nilai kontrak yang awalnya sebesar Rp. 1.500.000.000.000 (Satu
Triliun Lima Ratus Miliar Rupiah) berkurang menjadi Rp. 800.000.000.000 (Delapan
Ratus Miliar Rupiah). Bahwa sesuai dengan addendum 2 kontrak Perawatan dan
Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) Tahun Anggaran 2020
Nomor 01/KTR-SP4KA/IMO/I/2020, Nomor KL.701/I/3/KA-2020 tanggal 30 November
2020, disampaikan rincian kontrak sebagai berikut :

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-43


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Tabel 3. 2 Kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO)
Tahun Anggaran 2020

KONTRAK IMO
NO URAIAN KODE
TA 2020
(1) (2) (3) (4)
A BIAYA PERAWATAN PRASARANA (IM)
1 Biaya Perawatan Jalan Rel BPJR 41.143.829.530
2 Biaya Perawatan Jembatan BPJB 10.847.104.636
3 Biaya Perawatan Sinyal, Telekomunikasi dan BPSTL 3.578.093.000
LAA
4 Biaya Langsung Tetap Perawatan Prasarana BLTp
a. Biaya BBM Mekanik Tetap BBMT
b. Biaya Personil Perawatan Prasarana BPRP 223.826.608.020
5 Biaya Tidak Langsung Tetap Perawatan BTLTp
Prasarana
a. Biaya Umum Perawatan Prasarana
b. Biaya Perawatan Fasilitas
c. Biaya Personil Perencanaan dan 26.621.125.815
Pengawasan
TOTAL BIAYA IM 306.016.761.001
B BIAYA PENGOPERASIAN PRASARANA (IO)
1 Biaya Langsung Tetap Pengoperasian BLTo 215.873.137.637
Prasarana
2 Biaya Tidak Langsung Tetap Pengoperasian BTLTo 139.267.126.156
Prasarana
TOTAL BIAYA IO 355.140.263.793
TOTAL BIAYA IMO 661.157.024.794
KEUNTUNGAN 10% 66.115.702.479
BIAYA TERMASUK KEUNTUNGAN 727.272.727.273
PPN 10% 72.727.272.727
NILAI BIAYA IMO TA. 2020 800.000.000.000
Sumber : Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2020

3-44 BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


4.1 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA

A. Pengadaan Sarana Perkeretaapian Milik Negara

Pada tahun 2020, terdapat kegiatan lanjutan pengadaan sarana pekrerteaapian


milik negara yaitu revitalisasi Kereta Rel Listrik KfW sebanyak 10 trainset @ 4 unit
(kontrak tahun jamak 2018-2020). Namun pekerjaan tersebut tertunda
penyelesaiannya akibat adanya penghematan anggaran dalam rangka penanganan
pandemi COVID-19, sehingga dari semula 40 unit ditargetkan selesai pada tahun
2020 namun hanya dapat terselesaikan sebanyak 12 unit dan sisanya diselesaikan
pada tahun berikutnya. Adapun 12 unit Kereta Rel Listrik KfW yang sudah selesai
tahun 2020 digunakan untuk lintas Yogyakarta – Klaten.


Gambar 4.1 Revitalisasi KRL KfW 10 Train Set


Gambar 4.2 Uji Coba KRL KfW


B. Pengoperasian Sarana Perkeretaapian Milik Negara

Pengoperasian Sarana Milik Negara dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan


tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam pelaksanaan
pengendalian dan pengawasan serta untuk mendukung kegiatan pembangunan
perkeretaapian yang dilaksanakan. Pada tahun 2020 telah dilaksanakan

BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

pengoperasian sarana milik negara sepanjang 6.545,16 Km tempuh dengan rincian


sebagai berikut:

1. Pengoperasian Kereta Inspeksi Kelud dengan nomor identitas sarana SI 3 16


01 – 02 pada tanggal 18 Januari 2020 untuk lintas Tanahabang – Serang –
Cipinang (225 Km tempuh).
2. Pengoperasian Kereta Ukur Galunggung dengan nomor identitas sarana SU 3
16 01 pada tanggal 24 – 29 Februari 2020 untuk lintas Daop 4 Semarang, Daop
8 Surabaya dan Daop 9 Jember (2.568 Km tempuh).
3. Pengoperasian Kereta Ukur Ciremai dengan nomor identitas sarana SU 3 14
01 pada tanggal 09 – 14 Maret 2020 untuk lintas Daop 2 Bandung, Daop 3
Cirebon, Daop 5 Purwokerto dan Daop 7 Madiun (2.386,164 Km tempuh).
4. Pengoperasian Kereta Inspeksi Kelud dengan nomor identitas sarana SI 3 16
01 – 02 pada tanggal 7 – 9 Oktober 2020 untuk lintas Jakarta – Solo – Madiun
– Solo – Jakarta (1.366 Km tempuh).


Gambar 4.3 Pengoperasian Kereta Ukur (kiri) dan Kereta Inpeksi (kanan)

C. Pembinaan dan Pengawasan Sarana Perkeretaapian Milik Negara


Pembinaan dan pengawasan sarana perkeretaapian milik negara merupakan
kegiatan pengelolaan yang meliputi pengaturan, pengendalian dan pemantauan
termasuk pengumpulan bahan informasi tentang pengadaan, pengoperasian serta
perawatan sarana perkeretaapian milik negara. Sarana perkeretaapian milik negara
yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian terdiri dari:

Tabel 4.1 Sarana Perkeretaapian Milik Negara

No Jenis Aset Tahun Pengadaan Lokasi Penempatan Unit

1 Lokomotif Diesel Hidrolik 2010-2011 PT. INKA Madiun 3


Depo Kereta Cipinang
Depo Lokomotif Tanahabang

4-2 BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Jenis Aset Tahun Pengadaan Lokasi Penempatan Unit

2012-2013 Sumatera Utara 2


Lampung
2 Gerbong Datar 2009 Gudang Peti Kemas Gedebage 9
2012 10
2015 Gudang Prasarana Kroya 30
Sumatera Utara
Lampung
2014 Gudang Prasarana Pekalongan 8
3 Gerbong Datar Terbuka 2009 Depo Kereta Cipinang 9

2012 10
2015 Sumatera Utara 20
Lampung
4 Kereta Inspeksi 2009 Gudang Jatibarang 1
2011 BTP Wil. Sumut 1
2015-2016 Gudang Peti Kemas Gedebage 4

Depo Kereta Cipinang


2016-2017 Sulawesi Selatan 2
5 Kereta Ukur 2012-2013 Gudang Jatibarang 1

2015-2016 Depo Kereta Cipinang 1


2016-2017 Sulawesi Selatan 2
Sumatera Utara
2017-2018 Madiun 1
6 Kereta Kedinasan 2009 PT. INKA Madiun 2
2010 1

2011 2
2015 1
7 Kereta Penolong 2015 Sulawesi Selatan 1

8 TMC 2009 LRT Palembang 1


2011 Depok 1
2015 Sulawesi Selatan 1

9 Crane 2005 Solo 6


Bandung
2017 Medan 3

10 Lori Inspeksi 2015 Gudang Peti Kemas Gedebage 5


BTP Wil. Jatim
BTP Wil. Jateng
BTP Wil. Sumut
BTP Wil. Sumsel
11 MTT 2014 Sumatera Selatan 7

Gudang Prasarana Jatibarang


Sumatera Utara

BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Jenis Aset Tahun Pengadaan Lokasi Penempatan Unit

Gudang Prasarana Jatibarang


Sumatera Utara
2016 Sumatera Utara 2
Sulawesi Selatan
2017 Sumatera Selatan 2

2017-2018 Sulawesi Selatan 2


12 Excavator 2012 Workshop Balai Perawatan 3
Gudang Prasarana Payakabung
2013 Workshop Balai Perawatan 2
13 Bridge Inspection Car 2014 Workshop Balai Perawatan 1
14 Road Working Vehicle Car 2014 LRT Palembang 2

Workshop Balai Perawatan


Jumlah 159
Sumber: Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2020

Pada tahun 2020, telah dilakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan sarana
perkeretaapian milik negara sebanyak 47 kegiatan, diantaranya:
1. Melaksanakan verifikasi penggunaan MTT milik negara tahun 2019 dan
pemeriksaan bersama MTT milik negara pada tanggal 20 s.d 24 Januari 2020
di Solo dan Kebumen – Jawa Tengah;
2. Melakukan verifikasi penggunaan MTT milik negara tahun 2019, pembahasan
perpanjangan penggunaan MTT milik negara oleh BTP Jawa bagian Barat
tahun 2020 dan pengecekan MTT milik negara Jawa Barat pada tanggal 27 s.d
29 Januari 2020;
3. Melaksanakan pemeriksaan bersama sebelum penggunaan 10 unit gerbong
terbuka milik negara pada tanggal 28 s.d 29 Januari 2020 di Depo Cipinang;
4. Melakukan pemeriksaan bersama 1 (satu) set railway crane milik negara
sebelum penggunaan oleh PT KAI (Persero) tanggal 31 Januari 2020 s.d 1
Februari 2020 di Bandung – Jawa Barat;
5. Melaksanakan pengawasan pengoperasian kereta ukur milik negara untuk
pengujian sertifikasi prasarana perkeretaapian pada tanggal 09 s.d 12 Maret
2020 di Daop 2, Daop 3, Daop 5 dan Daop 7.

4-4 BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 4.4 Kereta Penolong Gambar 4.5 Track Motor Car

Gambar 4.6 Railway Crane Gambar 4.7 Lori Inspeksi

Gambar 4.8 Multi Tie Tamper Gambar 4.9 Excavator

Gambar 4.10 Bridge Inspection Car Gambar 4.11 Road Working Vehicle Car


BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

4.2 PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN SARANA PERKERETAAPIAN

A. Monitoring Pelaksanaan Peraturan Menteri terhadap Standar Spesifikasi


Teknis dan Pengawasan Sarana Perkeretaapian.

Kegiatan monitoring standar spesifikasi teknis sarana merupakan kegiatan rutin


Direktorat Sarana Perkeretaapian yang bertujuan untuk mengetahui terpenuhinya
standar spesifikasi teknis sarana perkeretaapian sesuai dengan Peraturan Menteri.
Pada tahun 2020 telah dilakukan berapa kegiatan monitoring dan pembahasan,
diantaranya sebagai berikut:

1. Pembahasan spesifikasi teknis sarana milik negara.


2. Pembahasan spesifikasi teknis peralatan khusus LRT Sumatera Selatan.
3. Pembahasan spesifikasi teknis rekayasa sarana milik PT. KAI.
4. Kegiatan uji rancang bangun KRDE BIAS “M”.
5. Pembahasan desain sarana Makassar – Parepare.

Selain itu, juga dilaksanakan kegiatan pengawasan tempat pemeriksaan dan


perawatan sarana yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tempat
perawatan (Depo/Balai yasa) sarana perkeretaapian telah memenuhi ketentuan
Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat
dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian serta menilai kegiatan
pemeriksaan dan perawatan telah dilakukan sesuai SOP yang telah ditetapkan
sehingga dapat menghasilkan kualitas sarana perkeretaapian yang siap operasi.

Pada tahun 2020 telah dilakukan beberapa kegiatan pengawasan depo/balai yasa,
diantaranya sebagai berikut :

1) Persiapan pengoperasian Depo Pulobrayan.


2) Pemantauan stabling dan tempat perawatan sementara KRL Yogyakarta -
Solo.
3) Pemantauan pelaksanaan protokol COVID-19 dalam perawatan sarana.
4) Pengawasan APMS Bandara Soekarno Hatta.
5) Pembahasan rencana pembangunan Depo LRT Jabodebek dan Makassar –
Parepare.

4-6 BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 4.12 Peninjauan Dimensi Jalur Perawatan dan Tata Letak Fasilitas Perawatan Depo
Pulobrayan


Gambar 4.13 Bimbingan Teknis Pembangunan Depo LRT Jabodebek dan
Depo Makasar – Parepare

B. Kegiatan Ramp Check Sarana Kereta Api Pada Penyelenggaran Angkutan


Lebaran, Natal Dan Tahun Baru

Kegiatan ramp check kelaikan sarana merupakan bagian dari kegiatan pengawasan
sarana perkeretaapian yang dilakukan pada momen khusus yaitu jelang angkutan
Lebaran dan angkutan Nataru (Natal dan Tahun Baru) yang bertujuan untuk
mengetahui kesiapan dan kelaikan sarana perkeretaapian sebelum digunakan
untuk angkutan Lebaran dan Nataru untuk mendukung keselamatan perjalanan
kereta api. Pada tahun 2020, dikarenakan kondisi pandemi COVID-19 dan terdapat
penghematan anggaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian, maka kegiatan ramp
check tahun 2020 tidak dilakukan di seluruh wilayah operasi sarana perkeretaapian.

Gambar 4.14 Pelaksanaan Ramp Check di Lokomotif


BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 4.15 Pelaksanaan Ramp Check di Kereta

Kegiatan rampcheck yang dilaksanakan pada tahun 2020 sebagai berikut:

1. Ramp Check Angkutan Lebaran


Kegiatan ramp check angkutan Lebaran tahun 2020 dilaksanakan di wilayah
DAOP 8 Surabaya, DAOP 6 Yogyakarta dan DAOP 2 Bandung dengan jumlah
sarana kereta api yang telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 636 unit sarana.

2. Ramp Check Angkutan Natal dan Tahun Baru


Kegiatan ramp check angkutan Natal dan Tahun Baru dilaksanakan di wilayah
DAOP 6 Yogyakarta, Daop 2 Bandung dan DAOP 1 Jakarta dengan jumlah
sarana kereta api yang telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 680 unit sarana.

4.3 KELAIKAN SARANA PERKERETAAPIAN

Terwujudnya kelaikan operasional sarana perkeretaapian merupakan hal yang pokok


sehingga Pemerintah menetapkan standar, pedoman dan ketentuan yang dituangkan
dalam peraturan dan perundang-undangan yang wajib dipatuhi dan harus dilaksanakan
oleh operator (badan usaha penyelenggara sarana perkeretaapian). Pemerintah
mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan, pengawasan, termasuk
pelaksanaan pengujian dan sertifikasi kelaikan terhadap sarana perkeretaapian yang
akan dioperasikan.

4-8 BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

A. Pengujian dan Sertifikasi Kelaikan Sarana Perkeretaapian

Sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian sebagai upaya regulator untuk menjamin


keselamatan perjalanan kereta api. Hasil kegiatan sertifikasi kelaikan sarana
perkeretaapian dilakukan berdasarkan surat permohonan oleh masing-masing
badan usaha penyelenggara sarana perkeretaapian. Pada tahun 2020, telah
dilakukan pengujian dan sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian di wilayah Jawa
dan Sumatera dengan rincian sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah Jawa Tahun 2020
JUMLAH SARANA
JUMLAH YANG SUDAH JUMLAH SARANA JUMLAH YANG BELUM
SARANA JUMLAH USULAN YANG TIDAK LULUS PENDING JUMLAH SERTIFIKAT
JUMLAH DIUJI YANG LULUS UJI DIUJI
UJI
SARANA
UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI UJI
PEMILIK JENIS
PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA PERTAMA BERKALA
LOKOMOTIF 246 0 84 0 81 0 81 0 0 0 3 0 0 0 81
KRD 74 0 18 0 18 0 18 0 0 0 0 0 0 0 18
LRT 24 24 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0
PT KAI
1 KERETA 1831 0 110 0 99 0 99 0 0 0 11 0 0 0 99
GERBONG 2337 0 54 0 52 0 52 0 0 0 2 0 0 0 52
PERALATAN KHUSUS 119 2 15 2 15 2 15 0 0 0 0 0 0 2 15
JUMLAH PT KAI 4631 26 281 2 265 2 265 0 0 24 16 0 0 2 265
2 PT KCI KRL 1050 144 1008 120 980 144 980 0 0 0 0 0 28 144 980
3 PT RAILINK KRL 60 0 60 0 60 0 60 0 0 0 0 0 0 0 60
4 PT LRT JAKARTA LRT 16 0 16 0 16 0 16 0 0 0 0 0 0 0 16
5 PT AP II APMS 12 0 12 0 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 12
MRT 96 96 0 96 0 96 0 0 0 0 0 0 0 96 0
PT MRT JAKARTA
6 PERALATAN KHUSUS 3 0 3 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3
JUMLAH PT MRT 99 96 3 96 3 96 3 0 0 0 0 0 0 96 3
LOKOMOTIF 3 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
KERETA 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
DJKA GERBONG 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
PERALATAN KHUSUS 42 0 6 0 6 0 6 0 0 0 0 0 0 0 6
KRL 40 0 12 0 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 12
JUMLAH DJKA 142 0 20 0 20 0 20 0 0 0 0 0 0 0 20
JUMLAH SELURUH SARANA 6010 266 1400 218 1356 242 1356 0 0 24 16 0 28 242 1356
1666 1574 1598 0 40 28 1598

Sumber: Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 1.666 usulan sarana
perkeretaapian, telah dilakukan pengujian oleh Balai Pengujian Perkeretaapian
sebanyak 1.574 unit, jumlah sarana yang lulus uji 1.598 unit, tertunda 40 unit, dan
sebanyak 28 unit sarana yang belum di uji. Oleh karena itu sertifikat kelaikan sarana
perkeretaapian yang diterbitkan oleh Direktorat Sarana Perkeretaapian di wilayah
Jawa periode Januari s.d. Desember 2020 sejumlah 1.598 sertifikat.


BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 4.3 Pengujian Kelaikan Sarana Wilayah Sumatera Tahun 2020

Sumber: Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 2.414 usulan sarana
perkeretaapian, telah dilakukan pengujian Balai Pengujian Perkeretaapian sebanyak
1.001 unit, jumlah sarana yang lulus uji 1.001 unit, dan sebanyak 29 unit sarana yang
belum di uji. Oleh karena itu sertifikat kelaikan sarana perkeretaapian yang diterbitkan
oleh Direktorat Sarana Perkeretaapian di wilayah Sumatera periode Januari s.d.
Desember 2020 sejumlah 1.001 sertifikat.

B. Pembinaan dan Pengawasan Kelaikan Sarana Perkeretaapian

Dalam pelaksanaan pengujian dan sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian juga


dilaksanakan kegiatan supervisi sebagai upaya membimbing, mengawasi dan
membina kegiatan yang berkaitan dengan kelaikan sarana perkeretaapian baik
kepada pihak Balai Pengujian Perkeretaapian maupun pihak Badan Usaha
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian.

Kegiatan supervisi kelaikan sarana perkeretaapian dilaksanakan di daerah operasi


maupun divisi regional serta lokasi lain yang mengoperasikan sarana
perkeretaapian. Selain itu, kegiatan supervisi juga bertujuan untuk mengumpulkan
data-data di lapangan yang terkait dengan kelaikan sarana perkeretaapian diantaranya:

1. Data armada;
2. SOP pengujian, perawatan dan pengoperasian;
3. Fasilitas dan peralatan pengujian, perawatan dan pengoperasian;
4. Program dan realisasi perawatan dan pengoperasian;
5. Check sheet perawatan.

4-10 BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

4.4 PERAWATAN SARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA

Perawatan (maintenance) adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga fasilitas dan


peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap operasi untuk melaksanakan produksi
secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan berdasarkan
manual instruction perawatan. Perawatan secara umum berfungsi untuk
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar sarana tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap operasi.

Perawatan Sarana Perkeretaapian Milik Negara dilaksanakan di tempat perawatan yang


tersebar di 3 wilayah, yaitu Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi. Dari 3
wilayah tersebut masih terbagi lagi menjadi 23 lokasi perawatan. Penempatan Sarana
Perkeretaapian Milik Negara berada di lokasi Gudang Prasarana Perkeretaapian yang
dikelola oleh Balai Teknik Perkeretaapian dan Depo yang dikelola oleh PT. KAI
(Persero).

Tabel 4.4 Lokasi Perawatan Sarana dan Jenis Sarana

No Lokasi Perawatan Jenis Sarana Jumlah

1 Depo Mekanik Tebing tinggi MTT Duomatic 09-32 CSM 1 unit

MTT Unimat Compact 08-275/3S 1 unit

Gerbong Terbuka 10 unit

Gerbong Datar 10 unit

2 Depo Kereta Medan MTT Harsco Mark IV 1 unit

3 Balai Yasa Pulubrayan Lokomotif CC 300 1 unit

Kereta Inspeksi 1 unit

Kereta Ukur 1 unit

Railway Crane Set 1 unit

Gerbong Datar Crane 1 unit

Kereta Penolong Crane 1 unit

4 Kantor BTP Wilayah Sumatera Bagian Lori Inspeksi 1 unit


Utara

5 Gudang BTP Wilayah Sumatera Bagian Excavator Geismar KGT-V 1 unit


Selatan
MTT Single Sleeper 09-16 CSM 1 unit

MTT Duomatic 09-32 CSM 2 unit

Forklift Dossan 2 unit


BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Lokasi Perawatan Jenis Sarana Jumlah

6 Depo LRT Palembang Track Motor Car 1 unit

Lori Inspeksi 1 unit

Road Working Vehicle 1 unit

7 Depo Tanjungkarang Lokomotif CC 300 1 unit

8 Depo Rejosari Gerbong Datar 10 unit

Gerbong Terbuka 10 unit

9 Gudang Prasarana Parung Panjang Movable Crane Tadano 1 unit

10 Depo KRL Depok Track Motor Car 1 unit

11 Depo Tanah Abang Lokomotif CC 300 1 unit

12 Depo Cipinang Lokomotif CC 300 1 unit

Kereta Inspeksi 2 unit

Kereta Ukur 1 unit

Gerbong Terbuka 19 unit

13 TPK Gedebage Kereta Inspeksi 2 unit

Lori Inspeksi 1 unit

Gerbong Datar 19 unit

14 Depo Lokomotif Bandung Railway Crane Set 1 unit

Gerbong Datar Crane 1 unit

Kereta Penolong Crane 1 unit

15 Gudang Prasarana Jatibarang Kereta Inspeksi 1 unit

Kereta Ukur 1 unit

Movable Crane Tadano 1 unit

MTT Single Sleeper 09-16 CSM 1 unit

MTT Duomatic 09-32 CSM 1 unit

MTT Unimat Compact 08-275/3S 1 unit

16 Gudang Prasarana Kroya Gerbong Datar 10 unit

17 Gudang Prasarana Pekalongan Movable Crane Tadano 1 unit

Gerbong Datar 8 unit

Forklift Dossan 2 unit

18 Stasiun Kadipiro, Solo Lori Inspeksi 1 unit

19 Depo Lokomotif Solo Balapan Railway Crane Set 1 unit

Gerbong Datar Crane 1 unit

4-12 BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Lokasi Perawatan Jenis Sarana Jumlah
Kereta Penolong Crane 1 unit

20 Workshop Ngrombo Bridge Inspection Car 1 unit

Excavator Geismar KGT-V 2 unit

Excavator Vaia Car 2 unit

Road Working Vehicle Car 1 unit

MTT Single Sleeper 09-16 CSM 1 unit

PT. INKA Madiun Lokomotif CC 300 1 unit


21
Kereta Kedinasan 1 unit

Fudika 1 unit

Gudang Prasarana Bangil Moveable Crane Tadano 1 unit


22
Lori Inspeksi 1 unit

Forklift Dossan 2 unit

23 Gudang Prasarana Kereta Api Baru Kereta Inspeksi 2 unit

Kereta Ukur 1 unit

Track Motor Car 1 unit

MTT Matisa 2 unit

MTT Harsco Mark IV 1 unit

Kereta Penolong 1 unit

Sumber: Balai Perawatan Perkeretaapian, 2020


Gambar 4.16 Workshop Ngrombo, Balai Perawatan Perkeretaapian


Pada tahun 2020, telah dilaksanakan perawatan terhadap sarana perkeretaapian milik
negara dengan jumlah total 169 unit. Dalam pelaksanaannya perawatan dilakukan
dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku, manual maintenance / manual
instruction, manual operation, part catalogue dan riwayat pelaksanaan perawatan pada
tahun anggaran sebelumnya. Sampai dengan tahun 2020, Balai Perawatan
Perkeretaapian belum dapat melaksanakan perawatan terhadap sarana perkeretaapian

BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

milik negara secara mandiri, hal tersebut dikarenakan faktor keterbatasan sumber daya
manusia, fasilitas peralatan dan tempat perawatan.

Berikut merupakan kegiatan perawatan sarana perkeretaapian milik negara yang


dilaksanakan secara kontraktual pada tahun 2020:

Tabel 4.5 Kegiatan Perawatan Sarana Milik Negara Tahun 2020

Pekerjaan Nomor Kontrak Tanggal Kontrak

Perawatan Sarana Milik Negara Track Motor 01/KONT-TMC/BPW/I/2020 27 Januari 2020


Car (3 Unit)
Perawatan Forklift Kapasitas Angkat 5 ton (6 02/KONT- 27 Januari 2020
Unit) FORKLIFT/BPW/I/2020
Perawatan Peralatan Khusus Multi Tie Tamper 03/KONT-MTT/BPW/I/2020 27 Januari 2020
(13 Unit)
Perawatan Telescopic Railway Crane (3 Set); 04/KONT-TRC/BPW/I/2020 27 Januari 2020
Perawatan Movable Crane Tadano (4 Unit) 05/KONT-MCT/BPW/I/2020 27 Januari 2020
Perawatan Sarana Milik Negara Kereta 05/KONT-KBS/BPW/I/2020 27 Januari 2020
Berpenggerak Sendiri (12 Unit)
Perawatan Sarana Milik Negara Lokomotif CC 07/KONT- 27 Januari 2020
300 (5 Unit) LOKO/BPW/I/2020
Perawatan Sarana Milik Negara Tidak 08/KONT-TB/BPW/I/2020 27 Januari 2020
Berpenggerak (104 Unit)
Perawatan Sarana Pendukung (8 Unit) 09/KONT-SP/BPW/II/2020 3 Februari 2020
Perawatan Lori Inspeksi (5 Unit) 10/KONT- 14 Februari 2020
LORI/BPW/II/2020
Sumber: Balai Perawatan Perkeretaapian, 2020

Kegiatan perawatan tersebut merupakan kegiatan satu tahun (single year contract),
namun dikarenakan adanya penghematan anggaran untuk percepatan penanganan
Pandemi COVID-19 maka beberapa kegiatan perawatan dilakukan perpanjangan waktu
penyelesaian yaitu dengan skema kontrak tahun jamak tahun 2020-2021.

Kegiatan perawatan juga dilakukan pada peralatan pengujian sarana. Perawatan dan
kalibrasi dilakukan terhadap fasilitas uji dinamis perkeretaapian, alat bogie load test, dan
spring load test. Bogie load test dan spring load test yang dilakukan perawatan dan
kalibrasi berada di Balai Yasa Tegal dan Balai Yasa Pulu Brayan, sedangkan sarana
perkeretaapian fasilitas uji dinamis perkeretaapian (FUDIKA) berada di PT. INKA,
Madiun. Direktorat Sarana Perkeretaapian melakukan monitoring terhadap pelaksanaan
pekerjaan tersebut.

4-14 BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 4.17 Kegiatan Monitoring dan Kalibrasi Peralatan Pengujian Sarana Perkeretaapian

4.5 PENYUSUNAN NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA SARANA


PERKERETAAPIAN

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian, perlu


dilakukan penyusunan dan reviu terhadap norma, standar prosedur dan kriteria teknis
termasuk bidang sarana perkeretaapian. Pada tahun 2020, telah dilaksanakan
penyusunan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 60 tahun 2020 tentang
Pengawasan Prasarana dan Sarana Perkeretaapian Berbasis Teknologi Informasi.
Selain itu juga terdapat rancangan Peraturan Menteri yang masih dalam tahap
pembahasan yaitu terkait standar tata cara rancang bangun dan rekayasa sarana
perkeretaapian yang diharapkan dapat selesai pada tahun 2021.


BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN KERETA API

5.1 PENYELENGGARAAN PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO)

Dalam rangka menyediakan tarif kereta api kelas ekonomi yang murah dan terjangkau
kepada masyarakat, Pemerintah telah memberikan subsidi kepada pengguna jasa
kereta api kelas ekonomi dalam bentuk kewajiban pelayanan publik atau Public Service
Obligation (PSO) dengan tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pelaksanaan PSO
(Public Service Obligation) tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian pasal 153 ayat (1) bahwa “Untuk pelayanan kereta api
kelas ekonomi, dalam hal tarif angkutan kereta ekonomi ditetapkan Pemerintah atau
Pemerintah Daerah lebih rendah dari pada tarif yang dihitung oleh penyelenggara
sarana perkeretaapian berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah, selisihnya
menjadi tanggung jawab Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam bentuk kewajiban
pelayanan publik”.

Pada tanggal 31 Desember 2019 telah dilakukan penandatangan kontrak antara


Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dengan PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik (Public
Service Obligation/PSO) Bidang Angkutan Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi Tahun
2020. Alokasi PSO tahun 2020 sebagaimana ditetapkan pada kontrak senilai
Rp2.519,15 milyar yang terdiri dari pelayanan kereta api antar kota dan kereta api
perkotaan. Untuk pelayanan kereta api antar kota mencakup Kereta Api Ekonomi Jarak
Jauh, Kereta Api Ekonomi Jarak Sedang dan Kereta Api Lebaran. Sedangkan pelayanan
kereta api perkotaan terdiri dari Kereta Api Ekonomi Jarak Dekat, KRD Ekonomi dan
KRL.

Tabel 5.1 Alokasi PSO Tahun 2016 – 2020 Sesuai Kontrak PSO

Tahun Kontrak (Milyar) Persentase Peningkatan/Penurunan


2016 1.827,38 21,24 %
2017 2.094,10 14,60 %
2018 2.390,71 14,16 %
2019 2.321,44 -2,90 %
2020 2.519,15 8,51 %
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Dalam pelaksanaan PSO tahun 2020, terdapat pandemi COVID-19 dan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mempengaruhi frekuensi perjalanan
dan realisasi angkutan kereta api sehingga terdampak pada biaya operasional kereta
api. Selain itu, terdapat penambahan lintas pelayanan baru yaitu kereta api Bandara
Internasional Adi Sumarmo (BIAS) serta perpanjangan lintas pelayanan kereta api
Siliwangi dari semula Sukabumi – Cianjur – Ciranjang menjadi Sukabumi – Cianjur –
Ciranjang – Cipatat. Hal-hal tersebut menyebabkan perlunya dilakukan addendum
terhadap kontrak penyelenggaraan PSO bidang angkutan kereta api kelas ekonomi
tahun 2020 yaitu pada tanggal 19 November 2020 dengan kontrak nomor:
HK.201/B.747/DJKA/2020 dan nomor: KL.701/XI/18/KA-2020 tentang Penyelenggaraan
Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO) Bidang Angkutan Kereta
Api Pelayanan Kelas Ekonomi Tahun 2020 antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian
dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Pelaksanaan PSO untuk kereta api ekonomi tahun 2020 meliputi lintas pelayanan jarak
jauh sebanyak 3 lintas, jarak sedang sebanyak 10 lintas, jarak dekat sebanyak 26 lintas,
KRD sebanyak 12 lintas, KRL sebanyak 12 lintas dan kereta api pada masa angkutan
Lebaran sebanyak 2 lintas dengan target jumlah penumpang sebanyak 194.293.987
penumpang. Rincian pelayanan PSO pada masing-masing pelayanan sebagai berikut:

Tabel 5.2 Pelayanan Kereta Api Antar Kota dan Perkotaan

No Pelayanan Nama KA Relasi


1 Jarak Jauh 1) Kahuripan 1) Blitar – Kiaracondong
2) Bengawan 2) Purwosari – Pasarsenen
3) Sri Tanjung 3) Lempuyangan – Ketapang
2 Jarak Sedang 1) Serayu 1) Purwokerto – Kroya – Pasarsenen
2) Kutojaya Selatan 2) Kutoarjo – Kiaracondong
3) Tawang Alun 3) Malangkotalama – Bangil – Ketapang
4) Rajabasa 4) Kertapati – Tanjungkarang
5) Bukit Selero 5) Kertapati – Lubuklinggau
6) Putri Deli 6) Tanjungbalai – Medan
7) Tegal Ekspress 7) Tegal – Pasarsenen
8) Maharani 8) Surabaya Pasarturi – Semarangponcol
9) Probowangi 9) Ketapang – Probolinggo –
10) Kuala Stabas Surabayagubeng
10) Baturaja – Tanjungkarang
3 Jarak Dekat 1) Merak Jaya 1) Merak – Rangkasbitung
2) Jatilihur 2) Cikampek – Tanjungpriok
3) Cilamaya 3) Purwakarta – Tanjungpriok
4) Walahar Ekspress 4) Tanjungpriok – Purwakarta
5) Eko Lokal/Cibatuan 5) Purwakarta – Cibatu
6) BD Raya Eko 6) Kiaracondong – Cicalengka
7) BD Raya Eko 7) Padalarang – Cibatu
8) BD Raya Eko 8) Cicalengka – Purwakarta
9) BD Raya Eko 9) Bandung – Padalarang

5-2 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Pelayanan Nama KA Relasi
10) BD Raya Eko 10) Kiaracondong – Padalarang
11) BD Raya Eko 11) Purwakarta – Kiaracondong
12) BD Raya Eko 12) Cibatu – Bandung
13) BD Raya Eko 13) Kiaracondong – Cibatu
14) BD Raya Eko 14) Cicalengka – Padalarang
15) Penataran 15) Surabayakota – Malang – Blitar
16) Penataran 16) Blitar – Surabayagubeng
17) Tumapel 17) Surabayagubeng – Malang
18) Dhoho 18) Blitar – Kertosono – Surabayakota
19) Tumapel 19) Malang – Surabayakota
20) Ekonomi Lokal 20) Sidoardjo – Sby Ps. Turi – Bojonegoro
21) Ekonomi Lokal 21) Sby Ps. Turi – Sidoardjo
22) Ekonomi Lokal 22) Kertosono – Surabayakota
23) Pandanwangi 23) Jember – Ketapang
24) Siantar Ekspress 24) Siantar – Medan
25) Sibinuang 25) Padang – Pariaman – Naras
26) Siliwangi 26) Sukabumi – Cianjur – Ciranjang
27) Siliwangi 27) Sukabumi – Cipatat
Sukabumi – Cianjur
Cianjur – Cipatat
4 KRD 1) KRD 1) Sidotopo – Bangil
2) KRD 2) Bangil – Surabayakota
3) KRD 3) Surabayapasarturi – Lamongan
4) PRAMEKS 4) Yogyakarta – Solobalapan
5) PRAMEKS 5) Yogyakarta – Kutoarjo
6) PRAMEKS 6) Kutoarjo – Solobalapan
7) Srilelawangsa 7) Binjai – Medan
8) Kedung Sepur 8) Ngrombo – Semarangpocol
9) Jenggala 9) Mojokerto – Sidoardjo
10) Bandara BIAS 10) Bandara Adi Soemarmo – Klaten
11) Bandara BIAS 11) Klaten – Solo Balapan
12) Bandara BIAS 12) Solo Balapan – Bandara Adi Soemarmo
5 KRL KRL Jabodetabek
6 KA Lebaran 1) Pasundan 1) Surabayagubeng – Kiaracondong
2) Matarmaja 2) Malang - Pasarsenen
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Dalam upaya memastikan pelaksanaan PSO sesuai dengan kontak yang telah
disepakati dan standar pelayanan minimum, Pemerintah melaksanakan verifikasi
pelaksanaan PSO secara berkala (setiap triwulan) pada masing-masing Daerah
Operasional (DAOP) dan Divisi Regional (DIVRE). Hal-hal yang menjadi perhatian pada
pelaksanaan verifikasi PSO diantaranya realisasi volume penumpang dan tempat duduk,
realisasi perawatan kereta, cuci kereta, pest control, On Train Cleaning (OTC),
pengamanan, pemeriksaan fisik kondisi fasilitas pelayanan serta sanitasi dan kebersihan
kereta.


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Realisasi jumlah penumpang PSO pada tahun 2020 sebagai berikut:

Tabel 5.3 Realisasi Penumpang PSO Tahun 2020

No Uraian Realisasi Penumpang


1 KA Antarkota
a. KA Ekonomi Jarak Jauh 1.171.982
b. KA Ekonomi Jarak Sedang 2.549.383
c. KA Lebaran -
2 KA Perkotaan
a. KA Ekononomi Jarak Dekat 14.379.105
b. KRD Ekonomi 3.297.847
c. KRL 154.592.896
Total 175.991.213
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

5.2 PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PERINTIS KERETA API

Angkutan perintis merupakan penyelenggaraan perkeretaapian yang dioperasikan


dalam waktu tertentu untuk melayani daerah baru atau daerah yang telah memiliki jalur
kereta api eksisting dalam rangka menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas
pembangunan, tetapi secara komersial belum menguntungkan. Latar belakang
terselenggaranya Angkutan Perintis adalah dalam rangka meningkatkan pelayanan
angkutan kereta api dan untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat serta
membantu mobilisasi masyarakat dalam penyediaan jasa layanan transportasi dengan
kereta api perintis. Selain itu juga berupa lintas pelayanan baru yang belum dilayani oleh
kereta api komersial.

Subsidi angkutan perintis adalah bentuk tanggung jawab pemerintah atau pemerintah
daerah yang besarnya merupakan selisih antara biaya yang dikeluarkan oleh
penyelenggara sarana perkeretaapian (biaya operasi) dengan pendapatan yang
diperoleh berdasarkan tarif yang ditetapkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Kriteria jaringan pelayanan dan subsidi kereta api perintis berdasarkan Permenhub
Nomor PM 26 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2012 Tentang Subsidi Angkutan Perintis Orang
dengan Kereta Api yaitu:

1. Adanya potensi bangkitan perjalanan penumpang umum dengan perkiraan load


factor kurang dari 70%;
2. Dioperasikan pada waktu tertentu untuk melayani daerah baru atau daerah yang
telah ada pelayanan kereta api tetapi secara komersial belum menguntungkan;
3. Tersedianya jalur kereta api yang layak operasi;

5-4 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

4. Adanya potensi wilayah atau suatu daerah yang akan dikembangkan secara
ekonomi, sosial dan atau budaya; dan/atau
5. Adanya usulan dan atau permintaan pelayanan angkutan dari Pemerintah Daerah.

Namun akibat pandemi COVID-19 memberikan dampak terhadap keberlangsungan


penyelenggaraan angkutan perintus sehubungan dengan adanya penghematan
anggaran pada Kementerian Perhubungan termasuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Dengan ada peghematan anggaran tersebut, beberapa pelayanan kereta api perintis
tidak beroperasi secara penuh pada tahun 2020 kecuali LRT Sumatera Selatan.

5.2.1 KERETA API CUT MEUTIA LINTAS KREUNG MANE – KRUENG GEUKEUH

Kereta api Cut Meutia merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Kreung Mane
– Krueng Geukeuh yang beroperasi dengan kontrak penugasan kereta api perintis antara
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT. KAI (Persero) nomor:
001/PPK-PERINTIS/BTP-SBU/I/2020 dan KL.701/I/9/KA-2020 pada tanggal 28 Januari 2020.

Rute pelayanan kereta api Cut Meutia sepanjang 11,35 Km dengan 3 stasiun yaitu Stasiun
Kreung Mane, Stasiun Bungkah dan Stasiun Kreung Geukeuh. Jumlah frekuensi kereta api
Cut Meutia sebanyak 8 KA per hari pada bulan Januari s.d September 2020, namun pada
Oktober – Desember 2020 kereta api Cut Meutia tidak beroperasi dikarenakan terjadi
penurunan jumlah penumpang akibat pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB).

Realisasi jumlah penumpang kereta api Cut Meutia pada tahun 2020 terdampak dengan
pandemi COVID-19 yaitu sebanyak 24.156 penumpang yang menurun 41% dibandingkan
tahun 2019 sebanyak 41.284 penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai
berikut:

Tabel 5.4 Jumlah Penumpang KA Perintis Cut Meutia

No Bulan Jumlah Penumpang

1 Januari 5.173

2 Februari 7.985

3 Maret 3.389

4 April 390

5 Mei 2.255

6 Juni 1.130

7 Juli 1.010


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Bulan Jumlah Penumpang

8 Agustus 2.823

9 September 1

10 Oktober -

11 November -

12 Desember -

Total 24.156

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Jumlah Penumpang
10.000
7.985
8.000
6.000
4.000 5.173 3.389 2.823
2.255
2.000 1.010
390 1 0 0 0
1.130
0
Jan Feb Mar April May Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 5.1 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Cut Meutia Tahun 2020

Gambar 5.2 KA Perintis Cut Meutia

5-6 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.2.2 KERETA API LEMBAH ANAI LINTAS BIM – LUBUK ALUNG – KAYUTANAM

Kereta api Lembah Anai merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Bandara
Internasional Minangkabau – Lubuk Alung – Kayu Tanam dengan kontrak penugasan
kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
dan PT. KAI (Persero) nomor KU.003/SP.02/BTP-SBB/2020 dan KL.701/I/10/KA-2020
pada tanggal 28 Januari 2020.

Rute pelayanan kereta api perintis lintas BIM – Lubuk Linggau – Kayu Tanam sepanjang
38 km dengan frekuensi perjalanan kereta api sebanyak 6 KA per hari. Pada triwulan I
tahun 2020, dengan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sehingga mulai tanggal 25 April 2020 sampai dengan akhir tahun
2020 dilakukan pembatalan perjalanan kereta api Lembah Anai.

Realisasi jumlah penumpang kereta api perintis Lembah Anai tahun 2020 sebanyak
22.422 penumpang yang menurun 66% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 66.232
penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:

Tabel 5.5 Jumlah Penumpang KA Perintis Lembah Anai

No Bulan Jumlah Penumpang

1 Januari 8.954

2 Februari 7.166

3 Maret 5.171

4 April 1.131

5 Mei -

6 Juni -

7 Juli -

8 Agustus -

9 September -

10 Oktober -

11 November -

12 Desember -

Total 22.422

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jumlah Penumpang
10.000 8.954
8.000
7.166
6.000
5.171
4.000
2.000
1.131 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Jan Feb Mar April May Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 5.3 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Lembah Anai Tahun 2020


Gambar 5.4 KA Perintis Lembah Anai

5.2.3 KERETA API MINANGKABAU EKSPRESS LINTAS BANDARA MINANGKABAU - PADANG

Kereta api Lembah Anai merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Bandara
Internasional Minangkabau – Lubuk Alung – Kayu Tanam dengan kontrak penugasan
kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
dan PT. KAI (Persero) nomor KU.003/SP.02/BTP-SBB/2020 dan KL.701/I/10/KA-2020
pada tanggal 28 Januari 2020.

Rute pelayanan kereta api perintis lintas BIM – Lubuk Linggau – Kayu Tanam sepanjang
38 km dengan frekuensi perjalanan kereta api sebanyak 6 KA per hari. Pada triwulan I
tahun 2020, dengan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sehingga mulai tanggal 25 April 2020 sampai dengan akhir tahun
2020 dilakukan pembatalan perjalanan kereta api Lembah Anai.

Realisasi jumlah penumpang kereta api Minangkabau Ekspress pada tahun 2020 adalah
sebanyak 58.851 penumpang yang menurun 70% dibandingkan tahun 2019 sebanyak
194.729 penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:

5-8 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 5.6 Jumlah Penumpang KA Perintis Minangkabau Ekspress

No Bulan Jumlah Penumpang

1 Januari 23.012

2 Februari 21.073

3 Maret 13.105

4 April 1.661

5 Mei -

6 Juni -

7 Juli -

8 Agustus -

9 September -

10 Oktober -

11 November -

12 Desember -

Total 58.851
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Jumlah Penumpang
25.000 23.012

20.000
21.073
15.000 13.105
10.000
5.000
1.661 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Jan Feb Mar April May Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 5.5 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Minangkabau Ekspress Tahun 2020


Gambar 5.6 KA Perintis Minangkabau Ekspress

BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.2.4 LRT SUMATERA SELATAN LINTAS BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II –
OGAN PERMATA INDAH

LRT Sumatera Selatan merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II – Ogan Permata Indah yang beroperasi dengan kontrak
penugasan kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan kontrak nomor KU.003/SP/BPKAR-
SS/I/2020 dan KL.701/I/12/KA-2020 pada tanggal 28 Januari 2020. LRT Sumatera
Selatan dikelola oleh Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan dengan
penugasan kepada PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang sebagai
operatornya.

Rute pelayanan LRT Sumatera Selatan sepanjang 23,4 km dengan frekuensi perjalanan
kereta api sebanyak 88 perjalanan per hari. Pada triwulan I tahun 2020, dengan adanya
pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga
terdapat pembatasan kapasitas dan frekuensi pelayanan LRT Sumatera Selatan mulai
bulan April 2020 sampai dengan akhir tahun 2020 dan menyebabkan realisasi jumlah
penumbang mengalami penurunan.

Realisasi jumlah penumpang LRT Sumatera Selatan pada tahun 2020 adalah sebesar
1.053.492 penumpang yang menurun 60% dibandingkan tahun 2019 sebanyak
2.619.365 penumpang. Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:

Tabel 5.7 Jumlah Penumpang KA Perintis LRT Sumatera Selatan

No Bulan Jumlah Penumpang

1 Januari 313.502
2 Februari 243.181
3 Maret 160.475
4 April 14.759
5 Mei 12.586
6 Juni 21.924
7 Juli 31.470
8 Agustus 48.483
9 September 39.673
10 Oktober 46.806
11 November 52.462
12 Desember 68.171

Total 1.053.492

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

5-10 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 5.7 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis LRT Sumatera Selatan Tahun 2020

Gambar 5.8 KA Perintis LRT Sumatera Selatan

5.2.5 KERETA API BATHARA KRESNA LINTAS PURWOSARI – WONOGIRI

Kereta api Bathara Kresna merupakan kereta api perintis dengan lintas pelayanan
Purwosari – Wonogiri yang beroperasi dengan kontrak penugasan kereta api perintis
antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT. KAI
(Persero) dengan kontrak nomor 001/PPK/JTG-DIY/I/2020 dan KL.701/I/13/KA-2020
pada tanggal 28 Januari 2020.

Rute pelayanan kereta api Bathara Kresna sepanjang 37 km’sp dengan frekuensi
perjalanan kereta api sebanyak dua kali pulang pergi KA per hari. Pada triwulan I tahun
2020, dengan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) sehingga mulai tanggal 30 Juni 2020 dan sampai dengan akhir tahun
2020 dilakukan pembatalan perjalanan kereta api Bathara Kresna.

Realisasi jumlah penumpang Bathara Kresna pada tahun 2020 adalah sebesar 23.285
penumpang yang menurun 72% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 83.012 penumpang.
Rincian jumlah penumpang per bulan sebagai berikut:


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 5.8 Jumlah Penumpang KA Perintis Bathara Kresna

No Bulan Jumlah Penumpang

1 Januari 8.993

2 Februari 7.680

3 Maret 4.268

4 April 259

5 Mei 617

6 Juni 1.468

7 Juli -

8 Agustus -

9 September -

10 Oktober -

11 November -

12 Desember -

Total 23.285

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Gambar 5.9 Realisasi Jumlah Penumpang KA Perintis Bathara Kresna Tahun 2020


Gambar 5.10 KA Perintis Bathara Kresna

5-12 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.3 KEBIJAKAN ANGKUTAN KERETA API PADA MASA PANDEMI COVID-19

Dalam rangka mendukung kebijakan Satgas COVID-19 dalam pencegahan penyebaran


COVID-19, Kementerian Perhubungan menerbitkan Peraturan Menteri dan Surat
Edaran untuk mengendalikan dan mengatur perjalanan dan angkutan kereta api. Pada
awal pandemi COVID-19, Kementerian Perhubungan menerbitkan PM 18 tahun 2020
tentang Pengendalian Transportasi dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19
yang kemudian dirubah melalui PM 41 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 18 tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi
Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Secara rinci kebijakan yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan di masa


Pandemi COVID-19 terkait bidang perkeretaapian sebagai berikut:


Gambar 5.11 Tindak Lanjut Arahan Presiden untuk Pengendalian Transportasi dalam
Pencegahan COVID-19

Gambar 5.12 Kebijakan Terkait Pengendalian Transportasi Bidang Perkeretaapian pada Masa
Pandemi COVID-19


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Kementerian Perhubungan menerbitkan Surat Edaran nomor 14 tahun 2020 tentang
Pedoman dan Petunjuk Teknis Pengendalian Transportasi Perkeretaapian dalam Masa
Adaptasi Kebiasaan Baru Untuk Mencegah Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) yang diubah terakhir melalui Surat Edaran nomor 15 tahun 2020. Dalam
pengaturan tersebut ditetapkan bahwa pengendalian transportasi perkeretaapian dalam
masa adaptasi kebiasaan baru dilakukan terhadap:

a. Angkutan kereta api antarkota, yang meliputi:


1) Angkutan kereta api kelas pelayanan luxury;
2) Angkutan kereta api kelas pelayanan eksekutif;
3) Angkutan kereta api kelas pelayanan bisnis;
4) Angkutan kereta api kelas pelayanan ekonomi;
5) Angkutan kereta api barang.

b. Angkutan kereta api perkotaan, yang meliputi:


1) Angkutan kereta rel listrik;
2) Angkutan kereta api lokal, kereta api Prambanan Ekspress, kereta api Bandara.

Waktu operasi kereta api diatur dengan memperhatikan PSBB di masing-masing daerah.
Penentuan kapasitas penumpang harus memenuhi protokol kesehatan yang diatur
sebagai berikut:
a. KA Antar Kota
1) Tahap kesatu dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70%
(tujuh puluh persen) dari jumlah tempat duduk dari setiap kapasitas kereta.
Khusus untuk KA Luxury kapasitas penumpang maksimum 100%;
2) Tahap kedua dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 80%
(delapan puluh persen) dari jumlah tempat duduk dari setiap kapasitas kereta.
b. KA Perkotaan
1) Tahap kesatu dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 45%
(empat puluh lima persen) dari kapasitas penumpang di setiap kereta;
2) Tahap kedua dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 60%
(enam puluh persen) dari kapasitas penumpang di setiap kereta.
c. Kereta Api Lokal, Kereta Api Prambanan Ekspress dan Kereta Api Bandara
1) Tahap kesatu dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70%
(tujuh puluh persen) dari jumlah tempat duduk dan penerapan jaga jarak fisik
(physical distancing) sesuai dengan konfigurasi tempat duduk dari setiap jenis
sarana dan tidak ada penumpang berdiri;

5-14 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2) Tahap kedua dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 80%
(delapan puluh persen) dari jumlah tempat duduk dan penerapan jaga jarak fisik
(physical distancing) sesuai dengan konfigurasi tempat duduk dari setiap jenis
sarana dan tidak ada penumpang berdiri.

Gambar 5.13 Perbandingan Kapasitas Penumpang KA Saat Pandemi Covid

Penumpang dan operator juga diharuskan mematuhi persyaratan-persyaratan


sebagaimana pada infografis dibawah ini.


Gambar 5.14 Persyaratan Protokol Kesehatan Penumpang dan Operator Kereta Api

Selain itu terdapat protokol tambahan untuk kereta api antar kota diantaranya:
a. Penumpang
1) Menggunakan face shield;
2) Persayaratan KTP dan surat keterangan bebas COVID-19;


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-15
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3) Mengunduh dan mengaktifkan aplikasi Peduli Lindungi pada perangkat telepon
seluler.
b. Operator
1) Menyediakan face shield;
2) Menyediakan ruang isolasi;
3) Memisahkan penumpang di atas 50 tahun;
4) Pengecekan suhu tubuh dan/atau kesehatan untuk perjalanan diatas 3 jam;
5) Menurunkan penumpang di stasiun terdekat apabila terjangkit COVID-19.
Sedangkan protokol tambahan untuk penumpang pada kereta api perkotaan/lokal
adalah tidak boleh berbicara di dalam kereta dan untuk operator melakukan
penambahan petugas keamanan minimal 1 petugas per 3 kereta.

5.4 PENGENDALIAN ANGKUTAN KERETA API PADA MASA LEBARAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2020 tentang


Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H Dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus (COVID-19), penyelenggaraan angkutan
transportasi kereta api khususnya pada masa lebaran ditiadakan. Oleh karena itu
dilaksanakan monitoring pengendalian transportasi dalam rangka pencegahan
penyebaran Corona Virus (COVID-19).

Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tersebut,


pengendalian transportasi mulai berlaku pada 24 April 2020 hingga 31 Mei 2020. Khusus
untuk angkutan kereta api di atur sebagai berikut :

1. Larangan sementara penggunaan sarana transportasi perkeretaapian, berlaku


untuk perjalanan kereta api antarkota dan perjalanan kereta api perkotaan;
2. Larangan perjalanan kereta api antarkota dikecualikan terharap kereta api antarkota
untuk angkutan barang yang disesuaikan dengan kebutuhan;
3. Penyelenggaraan sarana transportasi perkeretaapian wajib mengembalikan biaya
tiket secara penuh atau 100% (seratus persen) kepada calon penumpang yang telah
membeli tiket untuk perjalanan kereta api antarkota yang dibatalkan;
4. Pembatalan perjalanan kereta api perkotaan untuk angkutan penumpang yang
masuk atau keluar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
5. Perjalanan kereta api perkotaan untuk angkutan penumpang kereta rel listrik
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dan wilayah lainnya, diberlakukan
pengaturan pembatasan sosial berskala besar di wilayah tersebut.

5-16 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Penyelenggara sarana perkeretaapian dapat menyelenggarakan perjalanan kereta api
luar biasa dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Perjalanan kereta api luar biasa hanya dapat berjalan untuk melayani petugas
penanganan pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dengan membawa surat dari gugus tugas COVID-19 yang diizinkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan;
2. Penyelenggara sarana perkeretaapian menyiapkan rangkaian kereta api luar biasa
untuk pengoperasian lintas utara dan lintas selatan, dengan relasi KLB:
a. Surabaya Pasarturi – Gambir, Via Yogyakarta dan Purwokerto;
b. Surabaya Pasarturi – Gambir, Via Semarang Tawang;
c. Bandung – Surabaya Pasarturi, Via Yogyakarta.
3. Penyelenggara sarana perkeretaapian yang melakukan pelanggaran terhadap
larangan dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. Pengaturan penumpang kereta api luar biasa di stasiun dan di dalam kereta api
mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku dalam rangka pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Pengecualian kriteria pembatasan perjalanan orang dalam rangka percepatan


penanganan COVID-19 terdiri dari:

1. Kriteria Pengecualian
a. Perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintah atau swasta yang
menyelenggarakan:
1) Pelayanan Percepatan Penanganan COVID-19;
2) Pelayanan Pertahanan, Keamanan dan Ketertiban Umum;
3) Pelayanan Kesehatan;
4) Pelayanan Kebutuhan Dasar;
5) Pelayanan Pendukung Layanan Dasar;
6) Pelayanan Fungsi Ekonomi.

b. Pelayanan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat atau


perjalanan orang yang anggota keluarga intinya (orangtua, suami/istri, anak,
saudara kandung) sakit keras atau meninggal dunia.
c. Repatriasi Pekerja Migran Indonesia, Warga Negara Indonesia, dan
Pelajar/Mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri, serta pemulangan
orang dengan alasan khusus oleh pemerintah sampai ke daerah asal, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-17
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2. Persyaratan Pengecualian
Persyaratan perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintahan atau
swasta, antara lain:
a. Menunjukkan surat tugas bagi Aparatur Sipil Negara, Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia yang ditandatangani oleh minimal
pejabat setingkat Eselon 2;
b. Menunjukkan surat tugas bagi pegawai BUMN/BUMD/Unit pelaksana
Teknis/Satuan Kerja/Organisasi non Pemerintah/Lembaga Usaha yang
ditandatangani oleh Direksi/Kepala Kantor;
c. Menunjukkan hasil negatif COVID-19 berdasarkan Polymerase Chain Reaction
(PCR) Test/Rapid Test atau Surat Keterangan Sehat dari Dinas
Kesehatan/Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik Kesehatan;
d. Bagi yang tidak mewakili lembaga pemerintah atau swasta harus mendapatkan
surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai dan diketahui oleh
Lurah/Kepala Desa Setempat;
e. Menunjukkan identitas diri (KTP) atau tanda pengenal lainnya yang sah;
f. Melaporkan rencana perjalanan (jadwal keberangkatan, jadwal pada saat di
daerah penugasan serta waktu kepulangan).

Persyaratan perjalanan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat atau


perjalanan orang yang anggota keluarga intinya sakit keras atau meninggal dunia:

1. Menunjukkan identitas diri (KTP) atau tanda pengenal lainnya yang sah;
2. Menunjukkan surat rujukan dari rumah sakit untuk pasien yang akan melakukan
pengobatan ditempat lain;
3. Menunjukkan surat keterangan kematian dari tempat almarhum/almarhumah (untuk
kepentingan mengunjungi keluarga yang meninggal dunia);
4. Menunjukkan hasil negatif COVID-19 berdasarkan Polymerase Chain Reaction (PCR)
Test/Rapid Test atau Surat Keterangan Sehat dari Dinas Kesehatan/Rumah
Sakit/Puskesmas/Klinik Kesehatan.

Persyaratan repatriasi pekerja migran indonesia, warga negara indonesia dan


pelajar/mahasiswa yang berada diluar negeri/ serta pemulangan orang dengan alasan
khusus dari Pemerintah:
1. Menunjukkan identitas diri (KTP) atau tanda pengenal lainnya yang sah;
2. Menunjukkan surat keterangan dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
(BPPM) atau surat keterangan dari perwakilan RI yang berada diluar negeri (untuk
penumpang dari luar negeri);

5-18 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3. Menunjukkan surat keterangan dari universitas atau sekolah (untuk mahasiswa dan
pelajar);
4. Menunjukkan hasil negatif COVID-19 berdasarkan Polymerase Chain Reaction (PCR)
Test/Rapid Test atau Surat Keterangan Sehat dari Dinas Kesehatan/Rumah
Sakit/Puskesmas/Klinik Kesehatan;
5. Proses pemulangan harus dilaksanakan secara terorganisis oleh Lembaga
pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan universitas.

Realisasi penumpang angkutan Kereta Luar Biasa (KLB) dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:


Gambar 5.15 Realisasi Penumpang Angkutan Kereta Luar Biasa

Berdasarkan gambar diatas, total penumpang kumulatif KLB yang diangkut sampai
dengan tanggal 11 Juni 2020 adalah sebanyak 4.310 orang. Jumlah penumpang KLB
tertinggi terjadi pada tanggal 21 Mei 2020 sebanyak 222 orang dan terendah pada
tanggal 8 Juni 2020 dengan 17 orang. Jumlah penumpang yang diangkut terbanyak
terjadi pada tanggal 21 Mei 2020 pada KA 10476 sebanyak 96 orang dan jumlah
penumpang terkecil terjadi pada tanggal 12 Mei 2020 pada KA 10497 sebanyak 1 orang.


Gambar 5.16 Realisasi Angkutan Penumpang Kereta Luar Biasa Berdasarkan Lintas Pelayanan


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-19
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 5.17 Pengecekan Suhu Sebelum Melakukan


Keberangkatan di Masa Pandemi COVID-19

Gambar 5.18 Satgas COVID-19 di Area Stasiun

5.5 PENYELENGGARAAN ANGKUTAN KERETA API PADA NATAL DAN TAHUN BARU

Penyelenggaraan angkutan kereta api pada Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021.
Pelaksanaan pemantauan pada masa Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor:
KP.901/SK.43/DJKA/2020 tentang Pembentukan Posko Pengawasan Pengendalian
Transportasi Selama Masa Angkutan Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 Dalam
Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Bidang
Perkeretaapian.

Pelaksanaan Posko Pengawasan Pengendalian Transportasi Selama Masa Angkutan


Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Bidang Perkeretaapian, terdiri atas tim yang saling
berkoordinasi, yaitu:
1. Tim Posko Pusat Bidang Perkeretaapian dilaksanakan selama 18 hari, mulai dari
tanggal 18 Desember 2020 (H1) sampai dengan 4 Januari 2020 (H18) bertempat

5-20 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Posko Terpadu Kementerian Perhubungan, Ruang Nanggala, Gedung Cipta Lantai
7, Kementerian Perhubungan.
2. Tim Posko Balai Teknik Perkeretaapian dan Balai Pengelola Kereta Api Ringan
Sumatera Selatan dilaksanakan selama 18 hari, mulai dari tanggal 18 Desember
2020 (H1) sampai dengan 4 Januari 2020 (H18), bertempat di tiap-tiap wilayah Balai.

Angkutan kereta api pada masa libur Hari Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 masih
dibatasi dengan beberapa aturan terkait percepatan penanganan pandemi virus COVID-
19 yaitu Permenhub nomor PM 41 tahun 2020 dan Surat Edaran nomor 15 tahun 2020.
Pengoperasian kereta api baik jarak jauh maupun lokal dibatasi kapasitasnya yaitu 70%
dari kapasitas yang ada untuk KA antar kota dan lokal serta 45% untuk kereta api
perkotaan. Penumpang pun harus dalam kondisi sehat dibuktikan dengan surat hasil tes
cepat atau rapid test antigen, tidak demam, dan diimbau menggunakan pakaian lengan
panjang.


Gambar 5.19 Penyelenggaraan Rapid Test Antigen bagi Penumpang Kereta Api

Gambar 5.20 Pelaksanaan Monitoring Pengendalian Transportasi

Jumlah penumpang kereta api pada masa angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan dengan program maupun dengan
jumlah penumpang pada tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi perjalanan kereta api
pada angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dapat dikatakan juga mengalami
penurunan dibandingkan dengan yang diprogramkan dalam GAPEKA 2019.

BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-21
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1. Jumlah Penumpang

Pantauan jumlah penumpang pada masa angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru
2021 meliputi jumlah penumpang kereta api yang dikelola oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero), PT. Kereta Commuter Indonesia, PT. Railink, dan Balai
Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, sebagai berikut:

a. Kereta Api Antar Kota


Jumlah penumpang kereta api antar kota pada masa Angkutan Nataru tahun ini
mengalami penurunan signifikan sebesar 2.597.978 penumpang (turun 81,5%)
dengan durasi masa posko angkutan nataru yang sama (18 hari). Berikut tabel
perbandingan jumlah penumpang harian KA Antarkota pada Angkutan Natal
2020 dan Tahun Baru 2021 dibandingkan dengan jumlah penumpang harian
tahun sebelumnya.

Tabel 5.9 Perbandingan Jumlah Penumpang Harian Kereta Api Antarkota pada masa Angkutan
Nataru 2019 dengan Nataru 2020

Penumpang Harian KA Antarkota


No Periode Tanggal
∆%
2019 2020 Keterangan
2018:2019
1 H1 18 Desember 141.926 31.612 -77,7 Turun
2 H2 19 Desember 150.485 31.073 -79,4 Turun
3 H3 20 Desember 182.171 38.029 -79,1 Turun
4 H4 21 Desember 185.681 30.801 -83,4 Turun
5 H5 22 Desember 190.833 22.201 -88,4 Turun
6 H6 23 Desember 187.190 41.173 -78,0 Turun
7 H7 24 Desember 176.949 40.181 -77,3 Turun
8 H8 25 Desember 191.369 30.873 -83,9 Turun
9 H9 26 Desember 175.051 27.296 -84,4 Turun
10 H10 27 Desember 181.947 40.503 -77,7 Turun
11 H11 28 Desember 185.512 28.408 -84,7 Turun
12 H12 29 Desember 194.990 25.818 -86,8 Turun
13 H13 30 Desember 178.997 33.500 -81,3 Turun
14 H14 31 Desember 163.960 30.384 -81,5 Turun
15 H15 1 Januari 185.946 27.545 -85,2 Turun
16 H16 2 Januari 171.254 35.715 -79,1 Turun
17 H17 3 Januari 175.503 48.862 -72,2 Turun
18 H18 4 Januari 169.515 27.327 -83,9 Turun
Jumlah 3.189.279 591.301 -81,5 Turun
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

5-22 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Rata-rata jumlah penumpang harian kereta api antar kota pada masa angkutan
Nataru mengalami peningkatan 20% jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah
penumpang harian kereta api antar kota pada hari biasa (sampel bulan akhir
Bulan November dan awal Bulan Desember 2020). Jumlah penumpang harian
kereta api antarkota cenderung fluktuatif dengan puncak angkutan terjadi pada
tanggal 3 Januari 2021 yaitu sebanyak 48.862 penumpang.

b. Kereta Api Perkotaan (Non KRL Jabodetabek)


Jumlah penumpang kereta api perkotaan yang dikelola PT. Kereta Api
Indonesia (non KRL Jabodetabek) pada masa Angkutan Nataru sebesar
1.372.215 penumpang. Rata-rata jumlah penumpang harian KA Perkotaan
pada masa angkutan Nataru 2020 mengalami peningkatan 22% jika
dibandingkan dengan rata-rata jumlah penumpang harian KA perkotaan pada
saat hari biasa. Jumlah penumpang harian kereta api perkotaan tersebut
cenderung stabil dengan puncak angkutan juga terjadi pada tanggal 3 Januari
2021 yaitu sebanyak 49.632 penumpang.

Gambar 5.21 Jumlah Penumpang Kereta Api Antar Kota dan Perkotaan pada Masa
Angkutan Nataru 2020

c. KRL Jabodetabek
Jumlah penumpang KRL Jabodetabek yang dikelola PT. Kereta Commuter
Indonesia (KCI) pada masa Angkutan Nataru sebesar 5.390.067 penumpang.
Rata-rata jumlah penumpang harian KRL pada masa angkutan Nataru 2020
mengalami penurunan 18% jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah
penumpang harian kereta api antar kota pada saat hari biasa (sampel bulan
akhir Bulan November dan awal Bulan Desember 2020). Hal ini terjadi karena
adanya pengurangan frekuensi KRL akibat diberlakukannya PPKM di wilayah
Jawa dan Bali. Jumlah penumpang harian kereta api KRL cenderung fluktuatif


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-23
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

dengan puncak angkutan terjadi pada tanggal 21 Desember 2020 yaitu
sebanyak 391.429 penumpang.


Gambar 5.22 Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek pada Masa Angkutan Nataru 2020

d. Kereta Api Bandara


Jumlah penumpang kereta api bandara yang dikelola PT. Railink (Kereta api
bandara Soekarno Hatta dan bandara Kualanamu) pada masa Angkutan
Nataru sebesar 24.322 penumpang. Rata-rata jumlah penumpang harian KA
Railink Bandara Soekarno-Hatta pada masa angkutan Nataru 2020 mengalami
kenaikan 10% jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah penumpang harian
KA tersebut pada saat hari biasa (sampel bulan akhir Bulan November dan awal
Bulan Desember 2020). Sedangkan rata-rata jumlah penumpang harian KA
Railink Bandara Kualanamu pada masa angkutan Nataru 2020 mengalami
kenaikan 73% jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah penumpang harian
KA tersebut pada saat hari biasa.

Jumlah penumpang harian kereta api Bandara Soekarno Hatta cenderung


fluktuatif dengan puncak angkutan terjadi pada tanggal 23 Desember 2020 yaitu
sebanyak 1.299 penumpang, sedangkan jumlah penumpang harian kereta api
Bandara Kualanamu juga cenderung fluktuatif dengan puncak angkutan juga
terjadi pada tanggal 3 Januari 2021 yaitu sebanyak 793 penumpang.


Gambar 5.23 Jumlah Penumpang Kereta Api Bandara pada Masa Angkutan
Nataru 2020

5-24 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

e. LRT Sumatera Selatan
Jumlah penumpang LRT Sumatera Selatan yang dikelola Balai Pengelola
Kereta Api Ringan Sumatera Selatan pada masa Angkutan Nataru sebesar
65.190 penumpang. Rata-rata jumlah penumpang harian KA LRT Sumatera
Selatan pada masa angkutan Nataru 2020 mengalami kenaikan sangat
signifikan, yaitu sebesar 129% jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah
penumpang harian KA LRT Sumatera Selatan pada saat hari biasa (sampel
bulan akhir Bulan November dan awal Bulan Desember 2020).

Jumlah penumpang harian kereta api antarkota cenderung fluktuatif dengan


puncak angkutan terjadi pada tanggal 1 Januari 2021 yaitu sebanyak 9.293
penumpang. Hal ini berkaitan dengan penambahan jumlah frekuensi kereta api
yang dioperasikan dan antusiasme masyarakat dalam menggunakan LRT
Sumatera Selatan saat libur tahun baru.


Gambar 5.24 Jumlah Penumpang LRT Sumatera Selatan Pada Angkutan Nataru 2020

2. Realisasi Perjalanan Kereta Api

Realisasi perjalanan kereta api pada masa Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru
2021 mulai tanggal 18 desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021 dapat
diuraikan sebagai berikut:

a. Frekuensi Perjalanan Kereta Api


Frekuensi perjalanan kereta api yang berjalan selama masa Angkutan Natal 2020
dan Tahun Baru 2021 yang terdiri dari kereta api antar kota, perkotaan, KRL
Jabodetabek, kereta api bandara Soekarno Hatta dan Kualanamu serta kereta
api ringan/LRT Sumatera Selatan dengan total berjumlah 24.920 perjalanan
kereta api.


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-25
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 5.10 Realisasi Frekuensi Perjalanan KA

Frekuensi
NO Jenis Kereta Api
Realisasi %
1 KA Penumpang Antar Kota 1.954 7,84%
2 KA Penumpang Perkotaan 3.440 13,80%
3 KRL Jabodetabek 17.420 69,90%
4 KA Bandara Soekarno Hatta 720 2,89%
5 KA Bandara Kualanamu 400 1,61%
6 LRT Sumatera Selatan 986 3,96%
Total 24.920 100,00%
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Jumlah Perjalanan Harian Kereta Api


300
245 239 233 245
250
200 177 177 177 177 177 177 177 177 177 177 177 177 177 177
150 135
97 131 128 121
100 106 119 93 108 102 111
103 97 96 103 103
100 101
88
42 42 42 42 42 42 88 88 88 88
50 42 42 42 42 42 42 42 40 40 40 40
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
20 20 20 20 20 20 20 20 40 20 20 20 30 30 30 30
0 20 20 20 21

21

21

21
0

0
c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

n-

n-

n-

n-
e

Ja

Ja

Ja

Ja
-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

1-

2-

3-

4-
18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

KA Antarkota KA Perkotaan Railink Jakarta Railink Medan LRT Sumsel



Gambar 5.25 Jumlah Perjalanan KA pada Angkutan Natal dan Tahun Baru

Jumlah Perjalanan Harian Kereta Api


1010
998 998
1000
990
980
970 964 964 964 964 964 964 964 964 964 964 964 964 964 964 964
960 964
950
940
21

21

21

21
0

0
c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

c-2

n-

n-

n-

n-
e

Ja

Ja

Ja

Ja
-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

-D

1-

2-

3-

4-
18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

KRL

Gambar 5.26 Jumlah Perjalanan KRL Jabodetabek pada Angkutan Natal dan Tahun Baru

b. Ketepatan Perjalanan Kereta Api


Dalam analisis ketepatan perjalanan kereta api, data yang digunakan adalah data
perjalanan kereta api selama periode angkutan Natal dan tahun Baru yang

5-26 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

dikelompokan yaitu KA Antarkota, KA Perkotaan, KRL, KA Bandara Railink (Soekarno
– Hatta dan Kualanamu), dan LRT Sumatera Selatan.

Tabel 5.11 Ketepatan Perjalanan Kereta Api selama masa Angkutan Natal 2020 Tahun Baru 2021

Ketepatan KA KA Lebih Cepat


Jenis Kereta Realisasi
No Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Api Frekuensi
Ber Dat Ber Dat Ber Dat Ber Dat
1 KA 1.954 1.946 1.060 99,59% 54,25% 0 760 - 38,89%
Penumpang
Antarkota
2 KA 3.440 3.169 2.913 92,12% 84,68% 19 138 0,55% 4,01%
Penumpang
Perkotaan
3 KRL 17.420 16.980 16.644 97,47% 95,55% 0 0 - -
Jabodetabek
4 KA Bandara 720 717 702 99,58% 97,50% 0 0 - -
Soeta
5 KA Bandara 400 399 399 99,75% 99,75% 0 0 - -
Kualanamu
6 LRT Sumsel 986 986 986 100,00% 100,00% 0 0 - -
Total 24.920 24.197 22.704 97,10% 91,11% 19 898 0,55% 42,91%
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Berdasarkan data dari diatas dapat informasi bahwa ketepatan keberangkatan


perjalanan seluruh kereta api secara kumulatif selama masa Angkutan Natal 2020
dan Tahun Baru 2021 adalah sebesar 97,10%, atau sebanyak 24.197 perjalanan
kereta api dari total 24.920 jumlah perjalanan. Untuk ketepatan kedatangan
perjalanan seluruh kereta api periode Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
adalah 92,11%, atau sebanyak 22.704 perjalanan kereta api dari seluruh perjalanan.
Data ketepatan perjalanan tersebut merupakan kumulatif dari seluruh pelayanan
kereta api pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru.

LRT Sumatera Selatan merupakan pelayanan kereta api yang memiliki ketepatan
yang paling baik, dengan jumlah perjalanan yang tepat berangkat sebesar 986
perjalanan KA, atau 100% dari total perjalanan kereta api, sementara jumlah
perjalanan kereta api yang tepat datang sebesar adalah 986 perjalanan KA, atau
100% dari total perjalanan KA. Untuk pelayanan yang paling rendah ketepatan waktu
keberangkatan adalah kereta api penumpang perkotaan dengan jumlah perjalanan
yang tepat berangkat sebanyak 3.169 perjalanan kereta api atau 92,12% dari realisasi
perjalanan kereta api perkotaan yaitu sebanyak 3.400 kereta api. Selain ketepatan
perjalanan, kereta api penumpang perkotaan juga mencatat adanya keberangkatan
dan kedatangan kereta api lebih awal dari jadwal yaitu sebanyak 19 perjalanan kereta


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-27
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

api atau 0,55 % untuk keberangkatan dan 138 perjalanan kereta api atau 4,01 %
untuk kedatangan perjalanan kereta api perkotaan.

Sedangkan pelayanan yang paling rendah ketepatan waktu kedatangan adalah


kereta api penumpang antar kota dengan jumlah perjalanan kereta api yang tepat
datang sebesar adalah 1.060 perjalanan kereta api atau 54,24% dari total program
perjalanan kereta api antar kota. Selain ketepatan perjalanan, kereta api penumpang
antarkota juga mencatat adanya data kedatangan lebih awal dari jadwal yaitu
sebanyak 760 perjalanan kereta api atau 38,89 % dari jumlah perjalanan kereta api
antarkota.

5.6 PENATAAN DAN PENGEMBANGAN JARINGAN KERETA API

Penetapan trase jalur kereta api diperlukan untuk menjamin keterpaduan antara
perencanaan pembangunan prasarana perkeretaapian dengan pelaksanaannya dan
keterpaduan dalam perencanaan pembangunan prasarana perkeretaapian dengan
perencanaan tata ruang serta berdasarkan ketentuan Pasal 115 dan Pasal 116
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian. Penetapan Trase Jalur Kereta Api diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor: PM. 11 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Trase
Jalur Kereta Api.
Trase adalah rencana tapak jalur kereta api yang telah diketahui titik-titik koordinatnya.
Penetapan trase jalur kereta api dimaksudkan sebagai:
1. Pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup untuk penerbitan izin lingkungan;
2. Pedoman penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah dan penetapan
lokasi untuk proses pengadaan tanah;
3. Pedoman dalam melaksanakan kegiatan perencanaan teknis pada tahapan desain;
4. Pedoman dalam usulan rencana kerja dan anggaran pembangunan prasarana
perkeretaapian yang bersumber dari APBN, APBD, dan/atau Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha;
5. Bahan penyusunan basis data atau geodatabase Rencana Pembangunan
Prasarana Perkeretaapian;
6. Bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi atas Rencana Induk
Perkeretaapian; dan
7. Bahan masukan dalam evaluasi rencana tata ruang wilayah.

5-28 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Penetapan trase jalur kereta api bertujuan untuk mewujudkan:

1. Keharmonisan antara rencana pembangunan jaringan jalur kereta api sesuai


Rencana Induk Perkeretaapian dengan perencanaan tata ruang wilayah sesuai
tatarannya;
2. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang untuk jaringan jalur kereta api dalam
rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pembangunan prasarana perkeretaapian; dan
3. Keterpaduan jaringan jalur kereta api sebagai satu kesatuan sistem jaringan
pelayanan transportasi, sehingga mempermudah dan memperlancar pelayanan
angkutan orang dan/atau barang.

Sasaran penetapan trase jalur kereta api adalah tersedianya rumaja, rumija dan ruwasja
yang memenuhi persyaratan teknis jalur kereta api guna menjamin keselamatan,
keamanan, kelancaran perjalanan kereta api dan efisiensi penyelenggaraan
perkeretaapian. Realisasi penetapan trase jalur kereta api periode 2015 s.d 2020
tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 5.12 Realisasi Penetapan Trase Jalur Kereta Api Tahun 2015 s.d 2020

No. Nama Trase Posisi Saat Ini

1 Trase Jalur KA Monorel Sumatera Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 47 Tahun
Selatan 2015 tentang Persetujuan Penetapan Trase Jalur Kereta
Api Monorel Provinsi Sumatera Selatan

Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor


192/KPTS/DISHUBKOMINFO/2015 tentang Penetapan
Trase Jalur Kereta Api Monorel Provinsi Sumatera
Selatan

2 Trase Kereta Api Khusus PT Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 292 Tahun
Priamanaya Transportasi 2015 Tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Khusus
PT. Priamanaya Transportasi Dari Pertambangan di
Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Menuju
Terminal Khusus Patra Tani di Kecamantan Muara
Belida Kabupaten Muara Enim Yang Interkoneksi
Dengan Jalur Kereta Api Nasional di Provinsi Sumatera
Selatan

3 Trase Jalur KA LRT Sumatera Selatan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 311 Tahun
2015 tentang Persetujuan Penetapan Trase Jalur Kereta
Api Light Rail Transit Provinsi Sumatera Selatan

Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor


452/KPTS/DISHUBKOMINFO/2015 tentang Penetapan


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-29
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No. Nama Trase Posisi Saat Ini

Trase Jalur Kereta Api Light Rail Transit Provinsi


Sumatera Selatan

4 Trase Kereta Api LRT PT. Adhi Karya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 394 Tahun
(Persero) Tbk 2015 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Light
Rail Transit (LRT) di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi

5 Trase Jalur Kereta Api Lintas Rantau Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 666 Tahun
Prapat - Duri - Dumai 2015 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Trans
Sumatera Lintas Rantau Prapat - Duri - Dumai

6 Trase Jalur Kereta Api Cepat antara Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 25 Tahun
Jakarta - Bandung 2016 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Cepat
antara Jakarta - Bandung lintas Halim - Tegalluar

7 Trase Jalur Kereta Api Ringan/ LRT Surat Menteri Perhubungan Nomor KA.005/1/4 PHB
PT. Jakarta Propertindo 2016 tanggal 2 Agustus 2016 perihal persetujuan
penetapan trase jalur kereta api ringan (light rail transit)
koridor 1 fase 1 (Kelapa Gading - Velodrome) dan koridor
7 fase 1 (Kelapa Gading - Stasiun PRJ) Wilayah Provinsi
DKI Jakarta

8 Trase Jalur Kereta Api Lintas Manado Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 547 Tahun
Bitung 2016 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum
Nasional Trans Sulawesi Lintas Manado - Bitung

9 Trase Kereta Api Umum Provinsi Surat Menteri Perhubungan Nomor KA.005/1/23 PHB
Sumatera Selatan Lintas Tanjung 2016 tanggal 7 November 2016 perihal persetujuan
Enim – Tanjung Api-Api penetapan trase jalur kereta api Tanjung Enim - Tanjung
Api-api di Provinsi Sumatera Selatan

Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor


38/KPTS/DISHUB/2017 tentang Penetapan Trase Jalur
Kereta Api Tanjung Enim - Tanjung Api-api di Provinsi
Sumatera Selatan

10 Trase Jalur Kereta Api Umum Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nasional Lintas Stasiun Solo Balapan Nomor KP 406 Tahun 2017 tentang Penetapan Trase
- Stasiun Bandar Udara Adi Jalur Kereta Api Umum Nasional Lintas Stasiun Solo
Soemarmo Balapan - Stasiun Bandar Undara Adi Soemarmo

11 Trase Kereta Api Umum Nasional Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 876 Tahun
Trans Sumatera Lintas Aceh - 2017 Tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum
Besitang Nasional Lintas Trans Sumatera Lintas Aceh - Besitang
dari Stasiun Lam Ujong di Kab Aceh Besar sampai
Stasiun Karang Jadi di Kab Aceh Tamiang

5-30 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No. Nama Trase Posisi Saat Ini

12 LRT Kota Bandung (Metro Capsul) Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor: KA. 003/
2/ 11 PHB-2017 tanggal 22 November 2017 perihal
persetujuan penetapan trase LRT Koridor 3 Kota
Bandung

13 Trase Jalur KA Palembang - Jambi Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
1005 Tahun 2017 tanggal 22 November 2017 tentang
penetapan trase jalur kereta api Palembang – Jambi

14 Akses Jalur KA Menuju Bandara Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
Yogyakarta Baru (Kulon Progo) 1052 Tahun 2017 tanggal 11 Desember 2017 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional
Lintas Stasiun Kedundang - Stasiun Bandar Udara
Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo

15 Trase MRT Jakarta NS phase II Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Koridor HI - Kampung Bandan KA.003/1/15 PHB 2018 tanggal 9 Februari 2018 perihal
persetujuan penetapan trase jalur Mass Rapid Transit
(MRT) Jakarta Fase II North - South Korindor Bundaran
Hotel Indonesia - Kampung Bandan

16 Trase Jalur KA Kota Padang - Pulau Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Baai (Bengkulu) KA.003/1/16 PHB 2018 tanggal 9 Februari 2018 perihal
persetujuan penetapan trase jalur kereta api Segmen
Kota Padang - Pulau Baai

17 Trase Cable Car Gelapnyawang - Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Cihampelas (Bandung) KA.005/1/6 PHB 2018 tanggal 27 Februari 2018 perihal
persetujuan penetapan trase Cable Car Segmen
Gelapnyawang – Cihampelas

18 Revisi ke-1 Trase Jalur LRT Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
Jabodebek 377 Tahun 2018 tanggal 27 Februari 2018 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Ringan/ Light Rail
Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Bekasi (Jabodebek) Segmen Cawang - Cibubur,
Cawang - Dukuh Atas, dan Cawang - Bekasi

19 Trase Jombang -Babat Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP


772 Tahun 2018 tanggal 3 Mei 2018 tentang Penetapan
Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional Segmen
Jombang – Babat

20 Trase Jalur KA Trans Sulawesi Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP
Segmen Makassar - Parepare 1188 Tahun 2018 tanggal 6 Agustus 2018 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional Trans
Sulawesi Segmen Makassar – Parepare


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-31
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No. Nama Trase Posisi Saat Ini

21 Trase Jalur KA Khusus PT. Sinar Telah terbit Surat Menteri Perhubungan Nomor
Usaha Sejati segmen Katingan - KA.604/1/18 PHB 2018 tanggal 23 Agustus 2018 perihal
Gunung Mas, Kalimantan Tengah Persetujuan Penetapan Trase jalur Kereta Api Khusus
PT. Sinar Usaha Sejati

22 Trase Kereta Api Khusus Lahat - Ogan Telah terbit Surat Keputusan Gubernur Sumatera
Ilir oleh PT Servo Marga Sejahtera Selatan Nomor 714/KPTS/DISHUB/2018 tanggal 14
Desember 2018 tentang Persetujuan Penetapan Trase
Jalur Kereta Api Lahat - Ogan Ilir di Provinsi Sumatera
Selatan

23 Trase Jalur Kereta Api Umum Lintas Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor
Rangkasbitung - Labuan 51 Tahun 2019 tanggal 22 Februari 2019 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional
Lintas Rangkasbitung - Labuan

24 Revisi ke-2 Trase Jalur KA Telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor
Ringan/LRT Jabodebek KM 207 Tahun 2019 tanggal 11 Oktober 2019 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Ringan/Light Rail
Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
dan Bekasi Segmen Cawang - Cibubur, Cawang -
Dukuh Atas, dan Cawang - Bekasi
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

5.7 KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN USAHA

5.7.1 PENYELENGGARAAN PERIJINAN PERKERETAAPIAN UMUM DAN KHUSUS

Dalam penyelenggaraan perkeretaapian, perlu ada pengaturan mengenai tatanan


perkeretaapian, penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum, penyelenggaraan
sarana perkeretaapian umum, dan penyelenggaraan perkeretaapian khusus, sumber
daya manusia perkeretaapian, perizinan, pembinaan perkeretaapian, peran serta
masyarakat, serta sanksi administrasi.
Untuk itu, terdapat beberapa pengaturan tentang perkeretaapian umum dan
perkeretaapian khusus yang tercantum di dalam Perundang-undangan di bidang
perkeretaapian, yaitu :
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian;

5-32 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 11 tahun 2012 tentang Tata Cara
Penetapan Jalur Kereta Api;
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 66 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 31 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Umum;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 55 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 91 Tahun 2011 tetang
Penyelenggaran Perkeretaapian Khusus.
Pengaturan mengenai tatanan perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus,
sebagai berikut:
1. Pengaturan mengenai tatanan perkeretaapian umum terbagi menjadi 2:
a. Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian umum
Pengaturan mengenai tatanan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian
umum mengatur tentang Izin usaha, Izin Pembangunan dan Izin Operasi.
b. Penyelenggara Sarana Perkeretaapian umum
Pengaturan mengenai tatanan penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum
mengatur tentang izin usaha, izin pembangunan dan izin operasi.
2. Pengaturan mengenai tatanan perkeretaapian khusus mengatur tentang kegiatan
pokok, badan usaha, wilayah penunjang, wilayah operasi dan obyek pengangkutan
penyelenggaraan perkeretaapian khusus diantaranya perizinan penyelenggaraan
perkeretaapian khusus, pengoperasian perkeretaapian khusus, interkoneksi
penyelenggaraan perkeretaapian khusus, berakhirnya penyelenggaraan
perkeretaapian khusus.

Perizinan perkeretaapian umum dan khusus yang telah dikeluarkan pada Tahun 2020
sebagai berikut:

Tabel 5.13 Perizinan Perkeretaapian Umum dan Khusus yang Dikeluarkan pada Tahun 2020

No Uraian Nomor Tanggal Badan Usaha

Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum


1 Izin Operasi Sarana Perkeretaapian KM 90 Tahun 2020 22 April 2020 PT. Kereta Api
Umum Indonesia
(Persero)
2 Izin Operasi Sarana Perkeretaapian KM 134 Tahun 3 Juni 2020 PT. Kereta
Umum 2020 Commuter
Indonesia
3 Izin Operasi Sarana Perkeretaapian KM. 158 Tahun 16 Juni 2020 PT. Kereta Api
Umum 2020 Indonesia
(Persero)


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-33
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Uraian Nomor Tanggal Badan Usaha

4 Penetapan Badan Usaha KM 337 Tahun 18 Desember PT. Celebes


Penyelenggara Prasarana 2020 2020 Railway
Perkeretaapian Makassar - Parepare Indonesia

Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus

1 Perpanjangan Persetujuan Prinsip KM 305 Tahun 24 November PT. Bukit Asam


Pembangunan Perkeretaapian 2020 2020 Transpasific
Khusus Batu Bara Dari Bangko Railways
Tengah, Tanjung Enim di Provinsi
Sumatera Selatan Sampai Dengan
Srengsem di Provinsi Lampung

2 Perpanjangan Persetujuan Prinsip KM 341 Tahun 22 Desember PT.


Pembangunan Perkeretaapian 2020 2020 Priamanaya
Khusus Batu Bara di Kecamatan Transportasi
Merapi Barat, Kabupaten Lahat,
Menuju Terminal Khusus Patra Tani
di Kecamatan Muara Belida,
Kabupaten Muara Enim Interkoneksi
Dengan Jalur Kereta Api Nasional di
Provinsi Sumatera Selatan

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

5.7.2 BIAYA PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

Terdapat beberapa pengaturan tentang Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian


(Track Accsess Charge / TAC) yang tercantum di dalam Perundang-undangan di bidang
perkeretaapian, yaitu:
1. Undang-Undang 23 tahun 2007 Pasal 65:
a. Penyelenggara prasarana perkeretaapian wajib merawat prasarana
perkeretaapian agar tetap laik operasi.
b. Perawatan prasarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
1) Perawatan berkala; dan
2) Perbaikan untuk mengembalikan fungsinya.
2. Peraturan Pemerintah 72 tahun 2009 Pasal 159:
a. Apabila penyelenggara sarana perkeretaapian menggunakan prasarana
perkeretaapian yang dimiliki atau dioperasikan oleh penyelenggara prasarana
perkeretaapian, penyelenggara sarana perkeretaapian harus membayar biaya
penggunaan prasarana perkeretaapian.
b. Besarnya biaya penggunaan prasarana perkeretaapian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan pedoman penetapan biaya
penggunaan prasarana perkeretaapian yang ditetapkan oleh Menteri.

5-34 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

c. Pedoman penetapan biaya penggunaan prasarana perkeretaapian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan beban penggunaan
prasarana yang berdampak pada biaya perawatan, biaya pengoperasian, dan
penyusutan prasarana dengan memperhitungkan prioritas penggunaan
prasarana perkeretaapian.
3. Peraturan Presiden 53 tahun 2012:
a. Pasal 12
1) Setiap penyelenggara sarana perkeretaapian yang menggunakan
prasarana perkeretaapian wajib membayar biaya penggunaan prasarana
perkeretaapian kepada Badan Usaha penyelenggara prasarana
perkeretaapian.
2) Besaran biaya penggunaan prasarana perkeretaapian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dihitung berdasarkan pedoman penetapan biaya
penggunaan prasarana perkeretaapian yang ditetapkan oleh Menteri.
b. Pasal 13
Dalam hal tidak ada Badan Usaha yang menyelenggarakan prasarana
perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Pemerintah dapat
menyelenggarakan prasarana perkeretaapian milik negara melalui penugasan
kepada BUMN penyelenggara prasarana perkeretaapian.
c. Pasal 14
1) Dalam hal BUMN penyelenggara prasarana perkeretaapian sebagaimana
dimaksud pada Pasal 13 belum terbentuk, Menteri menugaskan BUMN
penyelenggara sarana perkeretaapian untuk menyelenggarakan prasarana
perkeretaapian milik negara.
2) BUMN penyelenggara sarana perkeretaapian yang menggunakan
prasarana perkeretaapian milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), membayar biaya penggunaan prasarana perkeretaapian dengan
menyetorkannya ke Kas Negara.
d. Pasal 15
Biaya penggunaan prasarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (2), merupakan penerimaan negara bukan pajak yang tarifnya
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan peraturan diatas serta Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun


2016, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berwenang menyelenggarakan


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-35
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

biaya penggunaan prasarana perkeretaapian (Track Access Charges / TAC) pada tahun
2020 sebagai berikut:

1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero)


Daftar Penerimaan PNBP yang berasal dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
sebegai berikut:

Tabel 5.14 Daftar Penerimaan PNBP dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI)

No Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan (Rp) Keterangan

1 Jasa transportasi 4 Maret 2020 16.879.632.528 Kelebihan pembayaran


perkeretaapian lain – lain subsidi perintis LRT
Sumsel atas biaya
pegawai sarana
2 Jasa transportasi 16 Juli 2020 444.633.750 Kelebihan pembayaran
perkeretaapian lain – lain atas biaya pegawai awak
sarana atas subsidi
perintis LRT Sumsel T.A
2019
3 Biaya Penggunaan 19 Oktober 2020 103.669.202.771 TAC PT.KAI Januari s.d
Prasarana Perkeretaapian Maret 2020, hasil self
assessment
4 Biaya Penggunaan 7 Desember 134.774.457.264 TAC PT.KAI (Persero)
Prasarana Perkeretaapian 2020 April s.d Juni 2020, hasil
self assessment
5 Biaya Penggunaan 18 Desember 118.882.354.246 TAC PT.KAI (Persero)
Prasarana Perkeretaapian 2020 Triwulan III 2020, hasil
self assessment
6 Biaya Penggunaan 28 Desember 119.888.170.354 TAC PT.KAI, hasil self
Prasarana Perkeretaapian 2020 assessment
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

2. PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI)


Daftar penerimaan PNBP yang berasal dari PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI)
sebagai berikut:

Tabel 5.15 Daftar Penerima PNBP dari PT. kereta Commuter Indonesia (KCI)

No Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan (Rp) Keterangan

1 Perizinan Penyelenggara 6 Januari 2020 10.000.000 Penambahan frekuensi


Perkeretaapian Umum perjalanan lintas
(Penerbitan Izin Operasi pelayanan yang sama
Sarana Perkeretaapian berdasarkan
Umum, Penambahan KP.1895/2019 tanggal 11
Frekuensi) November 2019
2 Perizinan Penyelenggara 17 Juni 2020 33.000.000 Penambahan frekuensi
Perkeretaapian Umum berdasarkan KM
(Penerbitan Izin Operasi 134/2020 ttg Izin
Sarana Perkeretaapian Operaasi Sarana

5-36 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan (Rp) Keterangan
Umum, Penambahan Perkeretaapian Umum
Frekuensi) PT. KCI
3 Perizinan Penyelenggara 17 Juni 2020 8.000.000 Penambahan frekuensi
Perkeretaapian Umum berdasarkan KM
(Penerbitan Izin Operasi 134/2020 tentang Izin
Sarana Perkeretaapian Operaasi Sarana
Umum, Penambahan Perkeretaapian Umum
Lintas Pelayanan) PT. KCI
4 Perizinan Penyelenggara 21 Desember 20.000.000 KM 300/2020 tentang Izin
Perkeretaapian Umum 2020 Operasi Sarana
(Penerbitan Izin Operasi Perkeretaapian Umum
Sarana Perkeretaapian PT. KCI Lintas Jogja-
Umum) Klaten
5 Perizinan Penyelenggara 21 Desember 2.000.000 KM 300/2020 tentang Izin
Perkeretaapian Umum 2020 Operasi Sarana
(Penerbitan Izin Operasi Perkeretaapian Umum
Sarana Perkeretaapian PT. KCI Lintas Jogja-
Umum, Penambahan Klaten (Penambahan
Frekuensi, Penambahan Lintas dan Penambahan
Lintas Pelayanan) Frekuensi)
6 Biaya Penggunaan 19 Oktober 2020 8.302.468.249 TAC PT.KCI Januari s.d
Prasarana Perkeretaapian Maret 2020, hasil self
assessment
7 Biaya Penggunaan 7 Desember 18.832.240.753 TAC PT.KCI April s.d
Prasarana Perkeretaapian 2020 Juni 2020, hasil self
assessment
8 Biaya Penggunaan 18 Desember 20.534.219.561 TAC PT.KAI (Persero)
Prasarana Perkeretaapian 2020 Triwulan III 2020, hasil
self assessment
9 Biaya Penggunaan 23 Desember 18.233.888.572 TAC PT.KAI, hasil self
Prasarana Perkeretaapian 2020 assessment
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

3. PT. Railink
Daftar penerimaan PNBP yang berasal dari PT. Railink sebagai berikut:

Tabel 5.16 Daftar Penerimaan PNBP dari PT. Railink

No Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan (Rp) Keterangan


1 Biaya Penggunaan 26 Oktober 2020 669.801.516 TAC PT.Railink Januari
Prasarana Perkeretaapian s.d Maret 2020, hasil self
assessment
2 Biaya Penggunaan 7 Desember 74.765.733 TAC PT.Railink April s.d
Prasarana Perkeretaapian 2020 Juni 2020, hasil self
assessment
3 Biaya Penggunaan 28 Desember 658.613.898 TAC PT.KAI (Persero)
Prasarana Perkeretaapian 2020 Triwulan III 2020, hasil
self assessment
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020


BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-37
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 5.17 Rekapitulasi Penerimaan PNBP Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Tahun 2020

Jenis Tarif Satuan Akun Volume Realisasi (Rp)


PNBP Fungsional PP 15 tahun 2016 (A)
Perizinan Penyelenggaraan Per 425519 53 53.000.000
Perkeretaapian Umum (Penerbitan Izin frekuensi
Operasi Sarana Perkeretaapian Umum,
Penambahan Frekuensi)
Perizinan Penyelenggara Perkeretaapian Per lintas 425519 5 10.000.000
Umum (Penerbitan Izin Operasi Sarana
Perkeretaapian Umum, Penambahan
Lintas Pelayanan)
Perizinan Penyelenggara Perkeretaapian Per 425519 10 10.000.000
Umum (Penerbitan Perpanjangan Izin frekuensi
Operasi Sarana Perkeretaapian Umum,
Penambahan Frekuensi)
Perizinan Penyelenggara Per izin 425519 1 50.000.000
Perkeretaapian Khusus (Penerbitan
Persetujuan Prinsip Pembangunan,
Penerbitan perpanjangan)
Biaya Penggunaan Prasarana Per Triwulan 425512 0 544.520.182.917
Perkeretaapian
PNBP Umum (B)
Penerimaan Kembali Belanja Barang - 425912 0 17.324.266.278
Tahun Anggaran Yang Lalu
Total Realisasi PNBP Fungsional (A) 544.643.182.917
Total Realisasi PNBP Umum (B) 17.324.266.278
Total Realisasi (A + B) 561.967.449.195
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

5-38 BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN


PERKERETAAPIAN

6.1 KINERJA KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Aspek keselamatan perkeretaapian merupakan hal yang menjadi prioritas dengan


ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan perkeretaapian, yaitu aspek
sarana, prasarana, operasional dan SDM. Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku
regulator mempunyai tugas untuk mencegah dan menekan serendah-rendahnya
kejadian kecelakaan kereta api yang meliputi kejadian anjlogan, tabrakan KA dengan
KA, terguling dan lainnya.

Salah satu indikator kinerja tingkat keselamatan perjalanan kereta api adalah dengan
perhitungan rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) dengan
menganalisis keselamatan perkeretaapian yang mangacu pada jumlah kecelakaan
dibanding dengan Km tempuh dalam satu juta kejadian kecelakaan kereta api pada
tahun tersebut. Formula perhitungan yang digunakan yaitu :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐴𝑐𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 = × 1.000.000
𝐾𝑚 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

Gambar 6.1 Perhitungan Rate of Accident

Perhitungan rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) telah
dilakukan sejak tahun 2007 dengan rasio kejadian kecelakaan yaitu sebesar 2,99 Ratio
kecelakaan/ 1 juta km dengan jumlah kecelakaan 139 kejadian. Dengan berbagai upaya
peningkatan keselamatan yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2020 terdapat
penurunan jumlah kejadian kecelakaan secara signifikan. Berikut ini adalah Rasio
kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) khusus dari tahun 2015
s.d 2020 sebagai berikut:


BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 6.1 Rate of Accident (RoA) Transportasi Perkeretaapian
RoA
Tahun Jumlah Kecelakaan KM Tempuh (Rate of Accident)

2015 55 63.710.056 0,86


2016 15 63.062.950 0,24
2017 17 66.489.586 0,26
2018 16 66.489.586 0,24
2019 11 70.294.388 0.15
2020 18 95.582.730 0,18
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa realisasi rasio kejadian kecelakaan tahun
2020 sebesar 0,18 yang didapatkan dari perhitungan menggunakan formula di atas.
Jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2020 sebanyak 18 kejadian dan km tempuh
sebesar 95.582.730 km. Rincian jenis dan penyebab kecelakaan disampaikan pada tabel
berikut.

Tabel 6.2 Jumlah Kecelakaan dan Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015 – 2020

No Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Jenis Kecelakaan
1 Tabrakan KA Kejadian 0 0 1 0 0 0
dengan KA
2 Anjlokan Kejadian 55 15 14 14 11 17
3 Terguling Kejadian 0 0 0 1 0 0
4 Lain-lain Kejadian 0 0 0 1 0 1
Jumlah Kejadian 55 15 15 16 11 18
Kecelakaan
B. Penyebab Kecelakaan
1 Sarana Kejadian 7 7 2 6 4 4
2 Prasarana Kejadian 29 8 6 9 6 10
3 SDM Operator Kejadian 11 0 0 1 1 1
4 Eksternal Kejadian 7 0 1 0 0 1
5 Alam Kejadian 1 0 6 0 0 0
Jumlah Penyebab
Kejadian 55 15 15 16 11 16*
Kecelakaan
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020

*) Pada tahun 2020 total terjadi 18 kejadian kecelakaan dan terdapat 2 kejadian yang belum selesai
dilakukan analisis penyebab kecelakaan oleh KNKT.

6-2 BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

6.2 PEMERIKSAAN, AUDIT DAN INSPEKSI KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2007 pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) yang
menyatakan bahwa Perkeretaapian dikuasai Negara dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah. Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah dibagi menjadi tiga bagian
yaitu pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Dalam rangka peningkatan
keselamatan di bidang perkeretaapian dan implementasi Zero Accident, maka Direktorat
Jenderal Perkeretaapian melakukan pengendalian dan pengawasan berupa audit dan
inspeksi keselamatan perkeretaapian. Adapun pelaksanaan kegiatan audit dan inspeksi
keselamatan perkeretaapian tahun 2020 sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Safety Assesment:

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2017 tentang perubahan terhadap PP


Nomor 56 tahun 2009, bahwa:

“Ayat (1) yang berbunyi setiap prasarana, sarana, dan sumber daya manusia
perkeretaapian wajib dilakukan penilaian sistem keselamatan pada saat sebelum
dioperasikan untuk pertama kali, dan terjadi perubahan spesifikasi teknis prasarana
dan sarana perkeretaapian”.

“Ayat (2) Dalam hal tertentu, setiap prasarana dan sarana dapat dilakukan penilaian
sistem keselamatan. Untuk meningkatkan keselamatan atas pengoperasian
prasarana dan sarana perkeretaapian yang handal, perlu dilakukan penilaian
keselamatan (Safety Assesment) terhadap sarana dan prasarana sehingga dapat
mengurangi risiko kecelakaan kereta api”.

Pelaksanaan kegiatan safety assesment pada tahun 2020 telah dilaksanakan di


beberapa wilayah, yaitu:

Tabel 6.3 Pelaksanaan Kegitan Safety Assessment Tahun 2020


No Safety Assessment Waktu Pelaksanaan
1 Penilaian Keselamatan Perkeretaapian antara Sta. Padang – 10 Maret 2020
Sta. Pulau Aie di Sumatera Barat
2 Pembukaan Akses bojong Indah Jawa Barat 20 Mei 2020
3 Peningkatan Jalur KA R.33 menjadi R.54 dan Normalisasi 9 Juni 2020
Badan Jalan KM. 110+000 s/d KM. 125+000 antara Ciranjang –
Cipatat dan Cigombong – Cicurug
4 Pembangunan Jalur Ganda Cigombong – Cicurug Lintas Bogor 18 Juni 2020
– Sukabumi
5 Depo LRT Jakarta 25 Juni 2020
6 Stasiun Cikarang 30 Juni 2020
7 Jalur Ganda KA antara St. Kotabumi – St. Cempaka Lintas 7 Juli 2020
Tarahan – Tanjung Enim


BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No Safety Assessment Waktu Pelaksanaan
8 Hasil Pekerjaan di Jalur KA Layang (Elevated Track) Bekasi Line 15 Juli 2020
dan Bangunan Gedung Stasiun Jatinegara, Matraman,
Manggarai
9 Hasil Pekerjaan Perbaikan Geometri Lengkung pada Jalur KA 20 Juli 2020
antara Bojong – Karangpucung
10 Pengoperasian Persinyalan dan Penataan Jalur KA Stasiun Solo 11 September 2020
Balapan – Solo Jebres dan elektrifikasi Yogyakarta – Solo
11 LRT Sumatera Selatan 21 September 2020
12 Pekerjaan Modifikasi Sistem Persinyalan Yogyakarta - 2 Oktober 2020
Lempuyangan
13 Jalur Ganda Jalan KA Antara Mojokerto - Jombang 9 Oktober 2020
14 Pekerjaan Peningkatan Jalur KA Eksisting Lintas Rangkasbitung 15 Oktober 2020
– Serang
15 Prasarana KA antara Medan – Besitang 14 Oktober 2020
16 Safety Assessment elektrifikasi Jogjakarta – Solo 20 Oktober 2020
17 Sistem Persinyalan Elektrik di Cicurug Jawa Barat 26 Oktober 2020
18 Sarana Kereta Rel Listrik KfW 3 November 2020
19 Pekerjaan Power House Stasiun Manggarai 11 November 2020
20 Pembangunan Paket Pekerjaan Track Tahap II Workshop 12 November 2020
Ngrombo Balai Perawatan Perkeretaapian pada Tahun Anggaran
2020
21 Hasil Pekerjaan di OOC Baru Manggarai 17 November 2020
22 Pekerjaan Elektrifikasi Yogyakarta – Solo antara Stasiun 18 November 2020
Yogyakarta – Klaten dan Revitalisasi Sarana KRL KfW
23 Pengoperasian Sarana KRL Kfw pada Lintas Yogyakarta - 20 November 2020
Klaten
24 Prasarana KA Lintas Stasiun Binjai – Stasiun Besitang, Stasiun 27 November 2020
Tanjungpura – Stasiun Besitang
25 Hasil Pekerjaan Jalur Hulu Bogor Baru (At Grade) Stasiun 1 Desember 2020
Manggarai
26 Perkeretaapian Khusus Bandara Soekarno Hatta 4 Desember 2020
27 Peningkatan Jalur Ka Rangkasbitung – Serang 18 Desember 2020
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020

6-4 BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 6.2 Kegiatan Safety Assessment Tahun 2020


B. Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian

Kegiatan inspeksi keselamatan merupakan tindakan pencegahan terjadinya


kecelakaan dengan cara pengendalian resiko kecelakaan dan tindakan korektif.
Kegiatan inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap prasarana, sarana dan
operasi dalam upaya peningkatan keselamatan. Kegiatan inspeksi keselamatan
perkeretaapian pada tahun 2020 diantaranya:

1. Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian di Jalur Kereta Api Akses Bandar Udara


Internasional Adi Soemarmo pada tanggal 17 s.d. 18 Februari 2020;

2. Inspeksi Keselamatan Perekeretaapian di Wilayah BTP Jakarta dan Banten


pada tanggal 26 s.d. 28 Februari 2020.

C. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP)

Keselamatan dalam penyelenggaraan jasa transportasi perkeretaapian merupakan


kebutuhan bagi seluruh masyarakat dan menjadi arah tujuan pembinaan
perkeretaapian oleh Pemerintah. Oleh karena itu, di dalam penyelenggaraan
perkeretaapian yang terstruktur dan sistematis, tugas, kewenangan dan peran
dalam penjaminan keselamatan terdistribusi pada setiap stakeholder
perkeretaapian.

Berkaitan dengan pembinaan di bidang keselamatan perkeretaapian, maka perlu


dilaksanakan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP)
kepada para tenaga pelaksana pembangunan prasarana perkeretaapian untuk
menerapkan SMKP dalam setiap proses pembangunan prasarana perkeretaapian.

BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-5
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan operasional kereta
api dan kecelakaan SDM perkeretaapian dalam pelaksanaan konstruksi prasarana
perkeretaapian, dalam hal ini adalah para kontraktor dan konsultan guna menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga semua pihak terkait menjadi sadar
akan pentingnya keselamatan dan keasehatan kerja serta sanksi hukum pidana
yang akan timbul sebagai akibat pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan
standar keselamatan dan kesehatan serta kelalaian petugas di lapangan.

Pelaksanaan pembinaan dalam penerapan SMKP pada tahun 2020 diantaranya


sebagai berikut:

1. Workshop penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian


(SMKP) dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi prasarana
perkeretaapian.

Kegiatan Workshop Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan


Perkeretaapian dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu pada tanggal 26-28
Februari 2020 di Jakarta. Peserta dari kegiatan Workshop tersebut adalah para
personil yang meliputi Team Leader, Safety Enginering, Personil K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Site Manager serta Konsultan Pengawas
dari perusahaan kontraktor dan konsultan di Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jakarta dan Banten.


Gambar 6.3 Workshop Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian
(SMKP) dalam Pelaksanaan Pembangunan Konstruksi Prasarana Perkeretaapian

2. Kegiatan “Bimbingan Teknis Penerapan SMKP dalam Pelaksanaan


Pembangunan Konstruksi Prasarana Perkeretaapian” dilaksanakan pada
tanggal 11 – 13 Maret 2020 bertempat di Bandung Jawa Barat termasuk
pelaksanaan observasi lapangan pada kegiatan pekerjaan peningkatan
prasarana perkeretapian di wilayah BTP Wilayah Jawa Bagian Barat di lokasi
Stasiun Cigombong.

Maksud dari kegiatan bimbingan teknis ini adalah memberikan panduan dan
penjelasan tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP)
tersebut, dengan tujuan agar setiap orang yang memerlukan dan para pihak

6-6 BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

yang berkepentingan dapat memahami dan dapat mengikuti, mentaati dan
mematuhi setiap tahapan ketentuan yang telah dipersyaratkan, sehingga dapat
mewujudkan keselamatan perkeretaapian.

Tujuan dari kegiatan ini bimbingan teknis adalah untuk:

a. Mencegah terjadinya insiden dan/atau kecelakan kereta api pada saat


pekerjaan saat pelaksanaan pembangunan perkerkeretaapian;
b. Mengupayakan pekerjaan yang terencana, terstruktur, terukur dan
terintegarasi guna meningkatkan keselamatan;
c. Melakukan penilaian risiko pada tahap perancangan dan modifikasi
prasarana perkeretaapian, proses kerja dan peralatan kerja;
d. Melaksanakan Kebijakan Pemerintah terkait dengan SMKP terhadap
perkerjan konstruksi.


Gambar 6.4 Kegiatan Bimbingan Teknis dan Observasi Lapangan

3. Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) kepada


Tenaga Pelaksana Pembangunan Prasarana Perkeretaapian melalui Sistem
Online. Kegiatan sosialisasi SMKP ini dilaksanakan selama 5 hari pada tanggal
3-7 April 2020 secara online. Peserta kegiatan sosialisasi SMKP adalah Tenaga
Pelaksana Pembangunan Prasarana Perkeretaapian yang meliputi Train
Watcher, Team Leader, Safety Engineer, Personil K3 (Keselamatan
Kemananan dan Kesehatan Kerja), Site Manager, Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas dari perusahaan kontraktor dan konsultan yang
melaksanakan pekerjaan pembangunan prasarana perkeretaapian di Balai
Teknik Perkeretaapian di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Gambar 6.5 Sosialisasi SMKP Online Melalui Google Classroom


BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-7
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

6.3 PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SDM PERKERETAAPIAN

6.3.1 PENGUJIAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN

pengujian kompetensi SDM Perkeretaapian dilaksanakan sesuai dengan standar dan


prosedur perkeretaapian yang telah ditetapkan oleh Lembaga Sertifikasi Nasional ISO
9001-2015 terkait Standar Manajemen Mutu. Pengujian SDM dilakukan setelah
diterimanya surat perintah pelaksanaan pengujian dari Direktur Keselamatan
Perkeretaapian dan daftar nama peserta pengujian dari pemohon sertifikasi.

Pada tahun 2020, Balai Pengujian Perkeretaapian telah melaksanakan pengujian SDM
Perkeretaapian sebanyak 3.649 orang yang berasal dari Politeknik Perkeretaapian
Indonesia, Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD, PT Kereta Api Indonesia
(Persero), PT MRT Jakarta, dan PT LRT Jakarta, PT Kharisna, Dinas Perhubungan
Sukoharjo, dan Dinas Perhubungan Ogan Komering Ulu. Jumlah SDM perkeretaapian
yang telah diuji pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.4 Pelaksanaan Pengujian SDM Perkeretaapian Tahun 2020

NO URAIAN SDM (Orang)

1 Pengatur Perjalanan Kereta Api 588


2 Penjaga Perlintasan Kereta Api 166
3 Awak Sarana perkeretaapian 1.161
4 Tenaga Perawatan Sarana 385
5 Tenaga Pemeriksa Sarana 114
6 Tenaga Perawatan Prasarana 866
7 Tenaga Pemeriksa Prasarana 369
8 Penguji Sarana 0
9 Penguji Jalur dan Bangunan 0
10 Penguji Fasilitas Operasi 0
Jumlah 3.649
Sumber: Balai Pengujian Perkeretaapian, 2020

6.3.2 SERTIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN

SDM perkeretaapian yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi kualifikasi keahlian
atau kecakapan diberikan sertifikat dari Pemerintah atau badan hukum Indonesia yang
telah memenuhi persyaratan akreditasi. Sertifikat untuk kualifikasi kecakapan atau
keahlian wajib dimiliki oleh SDM perkeretaapian. Adapun ruang lingkup sertifikasi
sumber daya manusia perkeretaapian meliputi Awak Sarana Perkeretaapian, Pengatur
Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api, Penjaga Pintu Perlintasan
Kereta Api, Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian, Tenaga Pemeriksa Sarana

6-8 BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Perkeretaapian, Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian, Tenaga Pemeriksa
Prasarana Perkeretaapian, Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian, Tenaga Penguji
Prasarana Perkeretaapian, Inspektur Sarana Perkeretaapian, Inspektur Praarana
Perkeretaapian, Auditor Perkeretaapian dan Asesor.

Sertifikasi SDM Perkeretaapian dari tahun 2015 sampai dengan 2020 sebagaimana
tabel dibawah ini:

Tabel 6.5 Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2015 s.d 2020

TAHUN
No SERTIFIKASI
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Awak sarana
1.161 1.128 1.693 1.055 1.319 1.161
pekeretaapian
2 PPKA (Pengatur
706 323 378 989 1.618 588
Perjalanan KA)
3 PJL (Penjaga Pintu
431 273 491 1.583 2.091 166
Perlintasan KA)
4 JPJ ( Tenaga
633 1.092 244 0 0 0
Pemeriksa Prasarana)
5 Penguji sarana
1 24 68 96 0 0
perkeretaapian
6 Penguji prasarana
3 27 120 150 0 0
perkeretaapian
7 Inspektur sarana
1 21 32 32 0 0
perkeretaapian
8 Inspektur prasarana
3 31 57 57 0 0
perkeretaapian
9 Auditor perkeretaapian 4 6 42 45 0 0
10 Penguji awak sarana
0 9 19 44 0 0
perkeretaapian
11 Train Watcher 0 198 114 206 0 0
12 Asesor 0 0 0 30 0 0
13 Tenaga Perawatan
0 0 0 1423 727 866
Prasarana
14 Tenaga Perawatan
0 0 0 1725 594 385
Sarana
15 Tenaga Pemeriksa
0 0 0 307 248 369
Prasarana
16 Tenaga Pemeriksa
0 0 0 1188 155 114
Sarana
Total 2.943 3.132 3258 8.930 6.752 3.649
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020
*) Terdapat perubahan nomenklatur sertifikasi Juru Periksa Jalan (JPJ) di awal tahun 2019 yang terbagi
menjadi 4 yaitu Tenaga Perawatan Prasarana (PM 17 Tahun 2017), Tenaga Perawatan Sarana (PM 16
Tahun 2017), Tenaga Pemeriksa Prasarana (PM 9 Tahun 2017), dan Tenaga Pemeriksa Sarana (PM 8
Tahun 2017).
**) Penurunan jumlah sertifikasi pada tahun 2019-2020 dibanding tahun 2018 dikarenakan jumlah sertifkasi
sesuai dengan usulan operator dan yang telah lulus uji kompetensi, khusus tahun 2020 terdampak pandemi
COVID-19.


BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-9
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

6.4 AKREDITASI LEMBAGA PERKERETAAPIAN

Akreditasi adalah pengakuan formal yang menyatakan bahwa suatu lembaga atau
badan hukum telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi
tertentu. Tujuan dari akreditasi kelembagaan yaitu:

1. Menetapkan kelayakan suatu badan hukum atau lembaga diklat sumber daya
manusia perkeretaapian meliputi persyaratan, kualitas/mutu, konsistensi dan
prosedur penyelenggaraan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
kompetensi tertentu;

2. Sebagai sistem pengendalian dan pengawasan bagi badan hukum atau lembaga
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian.

Sebagai sistem untuk memastikan bahwa kompetensi sumber daya manusia


perkeretaapian yang diperoleh melalui badan hukum atau lembaga pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan standar kompetensi bidangnya. Oleh karena itu, akreditasi
kelembagaan memegang peranan penting dalam sumber daya manusia perkeretaapian.


Gambar 6.6 Badan Hukum atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM
Perkeretaapian yang di Akreditasi

Pelaksanaan kegiatan penilaian akreditasi diantaranya melakukan penilaian terhadap


unsur:
1. Unsur Tenaga Kediklatan;
a. Pengelola Lembaga / Balai Diklat;
b. Tenaga Pengajar.
2. Unsur Program Diklat
a. Kurikulum;
b. Bahan Diklat;

6-10 BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

c. Metode Diklat;
d. Jangka waktu pelaksanaan program diklat;
e. Peserta Diklat;
f. Panduan Pelaksanaan Program Diklat.
3. Unsur Fasilitas Diklat
a. Sarana Diklat;
b. Prasarana Diklat.
Akreditasi kelembagaan perkeretaapian untuk Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
Perkeretaapian Ir. H. Djuanda Milik PT Kereta Api Indonesia telah dilaksanakan dari
tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 dengan lokasi kegiatan sebagai berikut:

1. Pusdiklat PT KAI (Persero);


2. BP OPSAR;
3. BP Sintel;
4. BPTT Darman Prasetyo;
5. BPTP Sofyan Hadi.

Setelah penetapan akreditasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perkeretaapian


Ir. H Djuanda Milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) oleh Menteri Perhubungan
Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor: KM 218 Tahun 2020 tentang Akreditasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Perkeretaapian PT. Kereta Api Indonesia (Persero), selanjutnya dilakukan seremoni
penyerahan sertifikat akreditasi lembaga oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian
kepada Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang dilaksanakan pada
tanggal 24 September 2020 di Jakarta Railway Center (JRC), Juanda, Jakarta.


Gambar 6.7 Akreditasi di Pusdiklat Ir. Djuanda, BPTP Sofyan Hadi, BP OPSAR, BPTT Darman
Prasetyo dan BP Sintel


BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-11
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 6.8 Serah Terima Sertifikat Akreditasi oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian

6.5 PENCEGAHAN DAN PENEGAKAN HUKUM

6.5.1 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP


NARKOTIKA (P4GN)

Sesuai program kerja Direktorat Keselamatan Perkeretaapian tahun 2020, telah


dilaksanakan kegiatan Operasi Tes Urine Pegawai Operasional di beberapa DAOP dan
DIVRE PT. KAI (Persero) secara random sampling dalam rangka Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Kegiatan ini
rutin diadakan setiap tahun berupa pemeriksaan terhadap personil dan pegawai/pekerja
setempat untuk mengetahui kondisi personil dinyatakan negatif dari penggunaan
narkotika dalam upaya meningkatkan keselamatan operasional kereta api.

Pada tahun 2020, kegiatan tes urine dilakukan pada tanggal 5 November 2020 kepada
pegawai organik dan non organik PT. KAI (Persero) yang berjumlah 109 pegawai
operasional, dengan rincian sebagai berikut:

1. UPT Crew KA Kelas 3 Tanjung Karang, ASP : 9 personil.


2. JPL 06 KM 11 + 9/23 Jl. Pemuda Tanjung Karang, Petugas Persinyalan: 1 personil.
3. Rumah Sinyal Stasiun Tanjung Karang, PPKA : 3 personil.
4. Stasiun Besar A Tanjung Karang, terdiri dari:
a. PPKA : 2 personil
b. ASP : 8 Personil
c. Kondektur : 1 personil
d. Pengamanan : 5 personil
e. Petugas Operasional Stasiun : 8 personil
5. Griya Karya Stasiun Tarahan, ASP : 47 personil
6. Stasiun Tarahan, terdiri dari:
a. PPKA : 2 personil
b. ASP : 15 personil

6-12 BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

c. Pengamanan : 3 personil
d. Petugas Operasional Stasiun : 5 personil

Berdasarkan hasil pelaksanaan tes urine terhadap 109 personil di atas secara
keseluruhan dinyatakan negatif dari penggunaaan narkotika.


Gambar 6.9 Test Penggunaan Narkotika pada Pegawai di Griya Karya Stasiun Tarahan


Gambar 6.10 Tim Kesehatan Melakukan Pemeriksaan Urine Terhadap Petugas Stasiun
Tanjung Karang

6.5.2 PENYULUHAN REGULASI PELANGGARAN HUKUM

Sesuai program kerja Direktorat Keselamatan tahun 2020, telah dilaksanakan kegiatan
penyuluhan regulasi pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian di beberapa DAOP
dan DIVRE PT. KAI (Persero) yang secara rutin diadakan setiap tahun. Kegiatan ini
berupa penyuluhan tentang pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian terhadap
masyarakat dan aparat sekitar jalur kereta api seperti Polres, Polsek, Kecamatan,
Kelurahan, maupun warga dan pelajar. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan
dapat mengurangi tingkat kecelakaan maupun pelanggaran hukum di bidang
perkeretaapian guna meningkatkan keselamatan operasional kereta api dan tercapainya
zero accident.

Pada tahun 2020, penyuluhan regulasi pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian


telah dilaksanakan di Kota Surakarta, Solo Jawa Tengah pada tanggal 12 s.d. 14


BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-13
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Februari 2020 dan dihadiri oleh Polsek, Koramil, Kepala Desa dan aparatnya, tokoh
masyarakat, Kepala Sekolah dan OSIS/Siswa serta warga masyarakat di lokasi yang
dilalui jalur kereta api.


Gambar 6.11 Penyuluhan Regulasi Pelanggaran Hukum di Kecamatan Laweyan, Jebres, dan
Rawasari Kota Surakarta, Solo Jawa tengah

6.6 PENANGANAN PERLINTASAN SEBIDANG

Kegiatan penanganan perlintasan sebidang sebagai upaya pengamanan perjalanan


kereta api dan juga masyarakat untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan di
perlintasan sebidang. Kegiatan penanganan perlintasan sebidang diantaranya berupa
upaya penutupan perlintasan sebidang, sterilisasi jalur kereta api, pembangunan
jembatan penyeberangan orang (JPO) dan upaya pembangunan perlintasan tidak
sebidang. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan bekerjasama dengan PT.KAI
(Persero), Kementerian PUPR, dan Pemerintah Daerah setempat.

Kondisi perlintasan sebidang jalur kereta api dengan jalan di wilayah Jawa dan Sumatera
disampaikan sebagai berikut:

Tabel 6.6 Perlintasan Sebidang Jalur Kereta Api dengan Jalan

No Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Jawa
Resmi Dijaga Unit NA 1.215 969 1.022 1.022 1.122
Resmi Tidak Dijaga Unit NA 1.356 2.923 1.753 1.753 1.860
Liar Unit NA 1.251 594 901 794 1.180
2 Sumatera
Resmi Dijaga Unit NA 415 225 217 217 164
Resmi Tidak Dijaga Unit NA 602 533 293 293 102
Liar Unit NA 846 585 669 637 682
Jumlah Jawa + Sumatera
Resmi Dijaga Unit NA 1.630 1.194 1.239 1.239 1.286
Resmi Tidak Dijaga Unit NA 1.958 3.456 2.046 2.046 1.962
Liar Unit NA 2.097 1.179 1.570 1.431 1.862
Jumlah Unit NA 5.685 5.829 4.855 4.716 5.110
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020

6-14 BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA


7.1 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN DENGAN SKEMA KPBU/


APBD/BUMN/BUMD/SWASTA

7.1.1 PEMBANGUNAN MRT JAKARTA (NORTH – SOUTH) FASE 2

Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 meliputi segmen kawasan Bundaran HI, Kota
hingga Ancol Barat sepanjang 11,8 km’sp. Fase 2 ini melanjutkan koridor utara —
selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak tahun 2019, yaitu dari Lebak Bulus sampai
dengan Bundaran HI sepanjang 22 km’sp. Proyek Pembangunan MRT dibiayai oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh dana
pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA)
dengan investasi pembangunan MRT Jakarta North-South fase 2 bersumber dari APBN
sebesar Rp11,02 triliun (49%) dan APBD sebesar Rp11,47 miliar (51%).

Pembangunan fase 2 MRT Jakarta terbagi menjadi dua bagian, yaitu fase 2A dan 2B.
Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni,
Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8
km’sp. Dengan tambahan fase 2A ini, maka total panjang jalur utara—selatan menjadi
sekitar 27,8 km’sp dengan waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga
Stasiun Kota sekitar 45 menit. Untuk Fase 2B sepanjang 6 km’sp terdiri dari dua stasiun
bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat.


Gambar 7.1 Infografis Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A

MRT Jakarta Fase 2A ini sudah mulai dilaksanakan konstruksi pada bulan Juni 2020
paket CP 201 dengan progres sampai dengan Desember 2020 sebesar 9% (overall fase

BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA 7-1


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2A sebesar 2%), sedangkan paket pekerjaan lainnya masih dalam proses lelang
internasional. Untuk Fase 2B saat ini tahap reviu studi kelayakan dan penetapan lokasi
dari Gubernur DKI Jakarta telah selesai, saat ini proses perijinan lingkungan.

Gambar 7.2 Paket Pekerjaan MRT Jakarta Fase 2A

Fase 2A dibagi lagi menjadi 2 segmen, yaitu segmen 1 dari Bundaran HI hingga Harmoni
dan segmen 2 dari Harmoni hingga Kota. Segmen 1 direncanakan selesai pada Maret
2025 dan beroperasi pada April 2025, sedangkan segmen 2 ditargetkan akan selesai
pada Agustus 2027.

7.1.2 PEMBANGUNAN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) JABODEBEK

Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) terintegrasi di wilayah


Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional
(PSN) yang pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Presiden nomor 98 tahun 2015
tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT)
terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi yang diubah terakhir melalui
Peraturan Presiden nomor 49 tahun 2017.

Pembangunan prasarana LRT Jabodebek telah dimulai tahun 2015 melalui investasi
dari BUMN sebesar Rp29,9 triliun. Pembangunan prasarana LRT Jabodebek sepanjang
44,43 km’sp terbagi menjadi 3 lintas yaitu Lintas Pelayanan 1 antara Cawang – Cibubur
sepanjang 14,89 km’sp, Lintas Pelayanan 2 antara Cawang – Kuningan – Dukuh Atas
sepanjang 11,05 km’sp, Lintas Pelayanan 3 antara Cawang – Bekasi Timur sepanjang
18,49 km’sp.

7-2 BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 7.3 Rencana Lintas Pelayanan LRT Jabodebek


Gambar 7.4 Kunjungan Menteri Perhubungan pada Proyek Pembangunan LRT Jabodebek

Manfaat dari pembangunan LRT Jabodebek adalah peningkatan dan pertumbuhan


ekonomi kota, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang luar biasa di wilayah
perkotaan Jabodebek, mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dan
terintegrasi. Progres pembangunan prasarana LRT Jabodebek tahap 1 sampai dengan
31 Desember 2020 sebesar 81,72% dengan rincian lintas pelayanan Cawang-Cibubur
sebesar 98,98%, lintas Cawang-Dukuh Atas sebesar 79,53%, lintas Cawang-Bekasi
Timur sebesar 89,48% dan Depo sebesar 35,46%. Saat ini sarana LRT Jabodebek
sudah di lokasi (Stasiun Harjamukti, Cibubur) sebanyak 25 trainset. Adapun target
operasi tahap 1 adalah pada Juni tahun 2022.


Gambar 7.5 Progres Lintas Pelayanan 1 Cawang-Cibubur

BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA 7-3


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 7.6 Progres Lintas Pelayanan 2 Cawang-Dukuh Atas


Gambar 7.7 Progres Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur


Gambar 7.8 Progres Depo Jatimulya

7.1.3 PEMBANGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA - BANDUNG

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung merupakan Proyek Startegis Nasional


yang dilaksanakan dengan mengacu Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015
tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta dan
Bandung. Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km’sp
dengan rute Halim – Karawang – Walini – Tegalluar serta mencakup 4 unit stasiun dan
1 unit depo.

Pembiayaan pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung melalui investasi swasta


senilai Rp81 triliun. Manfaat pembangunan kereta cepat tersebut diantaranya
meningkatkan pelayanan angkutan massal yang melayani 2 Pusat Kegiatan Nasional

7-4 BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

(Jakarta dan Bandung) dengan waktu tempuh perjalanan yang lebih cepat dan
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah yang dilalui khususnya di sekitar stasiun
dengan potensi pengembangan TOD.


Gambar 7.9 Lokasi Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung

PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) merupakan badan usaha penyelenggara


prasarana dan sarana kereta cepat lintas Jakarta - Bandung yang memulai pelaksanaan
konstruksi fisik pada Maret 2017 di kawasan Walini. Posisi akhir Desember 2020,
progres pekerjaan konstruksi telah mencapai 65,70% dan pembebasan lahan telah
selesai sebesar 99,97%.


Gambar 7.10 Progress Pekerjaan Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini dan Stasiun
Tegalluar

BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA 7-5


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

7.2 KEGIATAN PADAT KARYA

Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perkeretaapian berkomitmen untuk


turut meningkatkan perekonomian masyarakat melalui program padat karya dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 73 tahun 2018 tentang Tata
Cara Penyelenggaraan Program Padat Karya di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
Tujuan dari program padat karya yaitu untuk mengurangi pengangguran dan masyarakat
miskin melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat serta penciptaan lapangan kerja
melalui kegiatan pembangunan prasarana dan sarana transportasi.

Pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Pekeretaapian melaksanakan program padat


karya pada 8 Balai yaitu Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara, Balai
Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Barat, Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera
Bagian Selatan, Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta dan Banten, Balai Teknik
Perkeretaapian Jawa Bagian Barat, Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah,
Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Timur dan Balai Perawatan Perkeretaapian.
Program padat karya di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian merupakan
bagian dari kegiatan pembangunan prasarana perkeretaapian dengan skema
kontraktual dan pembiayaan seluruhnya bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN).

Target upah program padat karya tahun 2020 adalah sebesar Rp50.522.282.925
dengan realisasi sebesar Rp 41.781.964.773 atau 83% yang terealisasi pada 11
Propinsi, 36 Kabupaten/Desa dan 169 Desa. Untuk jumlah tenaga kerja program padat
karya ditargetkan sebanyak 7.618 orang atau 488.257 orang/hari dengan realisasi
tenaga kerja sampai akhir tahun 2020 sebanyak 6.788 Orang (89%) atau 437.466
orang/hari (90%). Dalam pelaksanaan program padat karya, telah dilakukan
pengawasan secara intensif tidak hanya oleh instansi di internal Direktorat Jenderal
Perkeretaapian namun juga dilaksanakan oleh berbagai unit kerja eksternal diantaranya
Komisi V DPR RI, BPKP dan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.

7-6 BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 7.11 Persebaran Lokasi dan Realisasi Upah Program Padat Karya Per Unit Kerja


Gambar 7.12 Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Padat Karya Per Unit Kerja

BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA 7-7


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 7.13 Dokumentasi Kunjungan Kerja Komisi V DPR pada lokasi Prorgam Kerja Padat Karya

7.3 CAPAIAN LAINNYA

1. Menyambungkan pengoperasian jalur ganda lintas selatan Jawa dari Purwokerto


sampai dengan Mojokerto sepanjang 431 km.
2. Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) pertama di Direktorat Jenderal
Perkeretaapian yaitu Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan sebagai
salah satu upaya mendukung peningkatan PNBP.
3. Penghargaan dari Kementerian Keuangan terkait Satuan Kerja SBSN terbaik
bidang perkeretaapian kepada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera
Bagian Utara.
4. Penghargaan dari Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan terkait
kepatuhan pelaporan kinerja melalui aplikasi e-Performance semester 1 dan 2 tahun
2020. Pada Semester I tahun 2020, Direktorat Jenderal Perkeretaapian
memperoleh penghargaan peringkat II terbaik untuk tingkat unit kerja Eselon I.
Sedangkan pada Semester 2 tahun 2020, Direktorat Jenderal Perkeretaapian
memperoleh penghargaan peringkat I terbaik untuk tingkat unit kerja Eselon I dalam
rangka kepatuhan pelaporan capaian kinerja melalui aplikasi e-Performance.
5. Capaian realisasi keuangan meningkat secara signifikan menjadi 93,85% atau
meningkat 10,10% dibanding tahun sebelumnya 83,75%.

7-8 BAB 7 CAPAIAN STRATEGIS LAINNYA


2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 8 PENUTUP

8.1 KESIMPULAN

1. Tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagaimana Peraturan


Menteri Perhubungan PM Nomor 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perhubungan telah dituangkan dalam program kerja tahun 2020
yang meliputi 5 kegiatan utama yaitu pembangunan prasarana perkeretaapian,
pembangunan sarana perkeretaapian, pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta
api, peningkatan keselamatan perkeretaapian serta kegiatan dukungan manajemen
dan dukungan teknis lainnya.

Pada tahun 2021 telah dilakukan Redesain Sistem Perencanaan dan


Penganggaran (RSPP) sehingga terdapat 2 program utama Direktorat Jenderal
Perkeretaapian yaitu program infrastruktur konektivitas dan program dukungan
manajemen, dimana program infrastruktur konektivitas terbagi menjadi kegiatan
Pelayanan Transportasi Perkeretaapian, Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Perkeretaapian, Infrastruktur Konektivitas Transportasi Perkeretaapian, dan
Penunjang Teknis Transportasi Perkeretaapian.

2. Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya meliputi kegiatan


administrasi bidang perencanaan, keuangan, hukum, kepegawaian dan umum
dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Perkeretaapian sebagai regulator penyelenggaraan perkeretaapian termasuk
sebagai upaya untuk mewujudkan sistem penyelenggaraan Pemerintah yang baik
(Good Governance), transparan dan akuntabel.

3. Kegiatan strategis pembangunan prasarana perkeretaapian pada tahun 2020 baik


pembiayaan APBN maupun alternatif pendanaan, antara lain:
1. Wilayah Sumatera:
1) Pembangunan jalur kereta api lintas Rantauprapat – Kota Pinang segmen
Rantauprapat – Pondok S5 (selesai);
2) Peningkatan jalur kereta api lintas Medan – Binjai (selesai);
3) Pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa segmen Besitang
– Sei Liput;
4) Peningkatan jalur kereta api lintas Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar;


BAB 8 PENUTUP 8-1
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5) Peningkatan jalur kereta api lintas Padang – Pariaman;
6) Peningkatan jalur kereta api lintas Lahat – Bungamas – Lubuklinggau;

2. Wilayah Jawa:
1) Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kroya- Kutoarjo (selesai);
2) Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Jombang – Mojokerto
(selesai);
3) Peningkatan jalur kereta api antara Bangil – Probolinggo lintas Surabaya
– Banyuwangi dan Malang – Sumberpucung lintas Bangil – Kertosono.
(selesai);
4) Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket A antara Manggarai
– Jatinegara (tahap I dan tahap II) dan Paket B antara Manggarai –
Cikarang;
5) Peningkatan jalur kereta api lintas Rangkasbitung – Serang – Merak;
6) Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Bogor – Sukabumi;
7) Penggantian sistem persinyalan dan telekomunikasi lintas Bandung –
Ciroyom;
8) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Kiaracondong – Cicalengka
Tahap 1 segmen Gedebage – Haurpugur;
9) Pembangunan jalur kereta api akses menuju Bandara Yogyakarta
International Airport (YIA);
10) Elektrifikasi jalur kereta api lintas Yogyakarta – Solo;
11) Pembangunan MRT Jakarta;
12) Pembangunan LRT Jabodebek;
13) Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung.

3. Wilayah Sulawesi, yaitu pembangunan jalur kereta api lintas Makassar –


Parepare segmen Maros – Pangkep – Barru.

4. Kegiatan strategis pembangunan sarana perkeretaapian tahun 2020 terdiri dari


pengadaan sarana milik negara berupa revitalisasi Kereta Rel Listrik (KRL) KfW
sebanyak 10 trainset (@4 unit) dengan rencana awal kontrak tahun jamak 2018-
2020. Namun dengan adanya penghematan anggaran tahun 2020 dalam rangka
percepatan penanganan pandemi COVID-19 maka penyelesaian revitalisasi
diperpanjang sampai tahun 2021. Adapun sampai tahun 2020 progres telah selesai
revitalisasi sebanyak 12 unit yang akan digunakan untuk KRL Yogyakarta – Solo
dari target semula 40 unit Kereta Rel Listrik KfW, selanjutnya sisa penyelesaiannya
direncanakan pada tahun 2021.


8-2 BAB 8 PENUTUP
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5. Kegiatan strategis pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api diantaranya
penyelenggaraan angkutan ekonomi melalui skema Public Service Obligation (PSO)
serta pelayanan kereta api perintis. Dalam rangka penyelenggaraan PSO, Direktorat
Jenderal Perkeretaapian memberikan penugasan kepada PT. KAI (Persero) dengan
nilai kontrak PSO dengan PT. KAI sebesar Rp 2.519,15 milyar dengan realisasi
jumlah penumpang PSO sebesar 175.991.213 penumpang dimana jumlah tersebut
mengalami penurunan 53,90% dibandingkan tahun 2019. Untuk penyelenggaraan
angkutan perintis, pada tahun 2020 telah diselenggarakan 5 lintas pelayanan
angkutan kereta api keperintisan di Jawa (Bathara Kresna) dan Sumatera (Cut
Mutia, Lembah Anai, Minangkabau Ekspress, LRT Sumatera Selatan). Secara
umum angkutan kereta api pada tahun 2020 mengalami penurunan akibat pandemi
COVID-19 dengan pengurangan frekuensi perjalanan kereta api dan kapasitas
angkut kereta serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

6. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan hal yang menjadi


prioritas dan perlu ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan
perkeretaapian, yaitu aspek sarana, prasarana, operasional dan sumber daya
manusia. Realisasi rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of
accident) pada tahun 2020 adalah sebesar 0,18 dengan jumlah kecelakaan 18 pada
95.582.730 km tempuh, hal tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan rasio kejadian
kecelakaan tahun 2019 yaitu sebesar 0,15 sehingga diperlukan upaya-upaya lebih
intensif peningkatan keselamatan perkeretaapian.

8.2 REKOMENDASI

Dalam upaya peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator


penyelenggaraan perkeretaapian, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Koordinasi internal Direktorat Jenderal Perkeretaapian maupun stakeholder bidang


perkeretaapian (Pemerintah Daerah, Akademisi, Industri, Badan Usaha
Penyelenggara) dalam rangka sinergitas perencanaan, pembangunan dan
pemanfaatan hasil pembangunan sehingga dapat berdaya guna dan tepat sasaran
terutama di era new normal.

2. Percepatan pembangunan prasarana dan sarana perkeretaapian dengan prioritas


penyelesaiaan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dengan tahapan pembangunan
menyesuaikan kemampuan anggaran Pemerintah.


BAB 8 PENUTUP 8-3
2020 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3. Pengoptimalan pendanaan alternatif untuk pembangunan perkeretaapian
diantaranya Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) didukung
kemudahaan perijinan investasi mengacu pada Undang-Undang nomor 11 tahun
2020 tentang Cipta Kerja.

4. Prioritas program peningkatan keselamatan dan keamanan perkeretaapian, antara


lain berupa implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian,
pelaksanaan pengujian dan kelaikan sertifikasi prasarana, sarana dan kompetensi
SDM perkeretaapian, pelaksanaan perawatan dan operasional prasarana dan
sarana perkeretaapian milik negara, pelaksanaan sosialisasi dan promosi
keselamatan perkeretaapian terhadap masyarakat dan stakeholders terkait,
identifikasi/pendataan peningkatan keselamatan di daerah rawan pengrusakan dan
pencurian di jalur kereta api, penutupan perlintasan sebidang liar dan pelaksanaan
program sterilisasi di tempat rawan kecelakaan.

5. Pengoptimalan sarana perkeretaapian milik negara dalam melakukan tugas dan


fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

6. Penyesuaian regulasi untuk mengoptimalkan penyelenggaraan PSO, IMO dan TAC


termasuk upaya untuk mendorong multioperator sebagaimana Undang-Undang
nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

7. Mendorong peningkatan peran kereta api dalam penyelenggaraan angkutan


barang/logistik di Jawa, Sumatera dan Sulawesi, didukung dengan prasarana
perkeretaapian yang terkoneksi dengan pelabuhan dan kawasan strategis.

8. Peningkatan SDM regulator perkeretaapian baik kuantitas maupun kualitas/


kompetensi dengan memperhatikan peningkatan teknologi perkeretaapian.

9. Peningkatan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) dalam


pelaksanaan fungsi pelayanan regulator bidang perkeretaapian seperti perijinan,
pengawasan, pengendalian guna meningkatkan efektifitas, transparansi dan
akuntabel pelayanan.


8-4 BAB 8 PENUTUP
JL.MEDAN MERDEKA BARAT
GAMBIR, KOTA JAKARTA PUSAT
DKI JAKARTA 10110

Anda mungkin juga menyukai