Anda di halaman 1dari 190

Riwayat Jabatan

Direktur Jenderal Perkeretaapian


(November 2017 - Sekarang)

Direktur Prasarana Perkeretaapian


(Mei 2016 - November 2017)

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api


(Mei 2016 - Mei 2017)

Kepala Pusat Pengembangan dan Multimoda


(Februari 2014 - Mei 2016)

Kepala Bagian Perencanaan,


Sekretariat Badan Litbang Perhubungan
(Januari 2011 - Februari 2014)

PROFIL
PIMPINAN
Ir. ZULFIKRI, M.Sc., DEA
Direktur Jenderal
Perkeretaapian

Riwayat Pendidikan
Ekonomi Transportasi, Program Pasca Sarjana
Universitas LYON II ENTERQ, Perancis
(1997)

Magister Sistem dan Tehnik Jalan Raya


Program Pasca Sarjana ITB, Bandung
(1990)

Sarjana Teknik Sipil dan Perencanaan


ITB Bandung
(1987)
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

RANGKUMAN EKSEKUTIF

Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melakukan peningkatan dan
pembangunan prasarana perkeretaapian antara lain:

1. Pembangunan jalur KA lintas Besitang – Langsa segmen Besitang – Sei Liput


sepanjang 35,4 km. Progres pembangunan hingga akhir Desember 2019 adalah
sebesar 85,61% dengan target operasi pada tahun 2020.

2. Pembangunan jalur KA lintas Rantauprapat - Kota Pinang segmen Rantauprapat


– Pondok S5 di Sumatera Utara sepanjang 33 km. Progres pembangunan hingga
akhir Desember 2019 adalah sebesar 92,01% dengan target operasi pada tahun
2020.

3. Pembangunan jalur KA lintas Bandar Tinggi – Kuala Tanjung dilaksanakan


secara bertahap mulai tahun 2011 s.d 2014 yaitu tahap pembangunan tubuh
baan kereta api dan pada tahun 2017 – 2019 pembangunan jalur kereta api
dilanjutkan sepanjang 21,5 km. Progres pembangunan hingga akhir Desember
2019 adalah 100% dan saat ini dalam tahap tindak lanjut hasil safety assesment
dan pengujian serta ditargetkan beroperasi pada 2020.

4. Pembangunan jalur ganda kereta api layang antara Medan – Bandar Khalifah
merupakan pengembangan dari jalur kereta bandara dari Stasiun Medan menuju
Bandara Kualanamu. Pembangunan dilaksanakan mulai tahun 2015 dan progres
pada tahun 2019 telah selesai 100% serta telah dioperasikan pada Desember
2019.

5. Reaktivasi jalur kereta api antara Padang - Pulau Aer terdiri dari kegiatan
peningkatan jalur dan sterilisasi sepanjang 2,95 meter dan pembangunan shelter
Tarandam serta pembangunan stasiun Pulau Aer dengan progres fisik sebesar
100% dan target pengoperasian pada 2020.

6. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket A antara Manggarai -


Jatinegara telah terlaksana pembangunan jalur kereta api/emplasemen
sepanjang 5,6 km terdiri dari pembangunan siding pada emplasemen Manggarai
untuk pengoperasian kereta api Bandara Soekarno Hatta dan temporary track
pada emplasemen Manggarai guna mendukung operasi kereta api jarak jauh dan
KRL Jabodetabek. Pada pekerjaan paket A tahap 1 antara Manggarai –
Jatinegara dengan progress fisik 95% dan telah dilakukan perpanjangan
multiyears contract sampai tahun 2020.

7. Pembangunan prasarana LRT Jabodebek sepanjang 44,43 km dan progress


sampai dengan Desember 2019 adalah sebesar 69,5% dengan rincian Cawang
– Cibubur sebesar 86,41%, Cawang – Dukuh Atas sebesar 59,59%, Cawang-


RANGKUMAN EKSEKUTIF vii
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Bekasi Timur sebesar 61,18%. Adapun target operasi tahap pertama adalah
tahun 2021.

8. Pembangunan MRT Jakarta (North – South) segmen Lebak Bulus – Bundaran


HI merupakan pembangunan jalur kereta api yang terelektrifikasi menggunakan
listrik aliran atas sepanjang 15,7 km (jalur ganda) dengan progress telah selesai
100% dan telah dioperasikan pada Maret 2019.

9. Pembangunan prasarana dan sarana kereta api ringan / Light Rail Transit (LRT)
Jakarta dengan panjang lintasan 5,8 km dan progres fisik telah selesai 100% dan
telah dilakukan pengoperasian secara komersial pada 1 Desember 2019.

10. Pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km telah


dimulai pengerjaan fisik pada Maret 2017 dan pekerjaan fisik secara parsial
dimulai dari kawasan Walini. Pada tahun 2019 progres pekerjaan fisik mencapai
sebesar 43,45% dan pembebasan lahan telah selesai sebesar 99,9%.

11. Pembangunan jalur ganda lintas Bogor – Sukabumi segmen Cigombong –


Cicurug merupakan bagian dari pembangunan jalur ganda lintas selatan Jawa di
Provinsi Jawa Barat dengan posisi akhir tahun 2019 telah terpasang rel
sepanjang 4,7 km dari total segmen Cigombong - Cicurug sepanjang 7,5 km.
Pembiayaan bersumber dari skema pendanaan SBSN dengan metode kontrak
tahun jamak tahun 2019-2021 meliputi lanjutan pembangunan jalur ganda kereta
api segmen Cigombong - Cicurug serta segmen Bogor Paledang – Cigombong
yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun 2021.

12. Reaktivasi jalur kereta api antara Ciranjang - Cipatat sepanjang 15 km


merupakan bagian dari reaktivasi jalur kereta api segmen Cianjur - Padalarang
dengan lingkup kegiatan normalisasi badan jalan dan penggantian rel R.33
menjadi R.54 bantalan beton. Pada tahun 2019 realisasi fisik pada kegiatan
reaktivasi jalur kereta api antara Ciranjang - Cipatat sebesar 100% dan
direncanakan pengoperasian pada tahun 2020.

13. Pembangunan jalur ganda KA antara Kroya – Gombong - Kutoarjo sepanjang 76


km. Untuk segmen Kroya-Gombong mencapai progres fisik 98% yang mencakup
pembangunan jalur ganda kereta api sepanjang 29,75 km dan pekerjaan
emplasemen/siding di Stasiun Kroya, Kemranjen, Sikampuh, Tambak, Ijo
sepanjang 14,48 km. Sedangkan untuk segmen Gombong – Kutoarjo mencapai
progres fisik 98,91%, terdiri dari pembangunan jalur ganda baru sepanjang
43,856 km dan pekerjaan siding pada emplasemen Stasiun Karanganyar,
Kebumen, Wonosari, Kutowinangun, Prembun, dan Stasiun Butuh sepanjang
11,351 Km. Pembangunan jalur ganda Kroya – Gombong – Kutoarjo telah
dilakukan perpanjangan multiyears contract untuk penyelesaian sampai dengan
tahun 2020.

14. Pembangunan jalur kereta api Bandara Adi Soemarmo dimulai pada tahun 2018
dengan progres fisik 99% pada tahun 2019 atau sepanjang 11,12 km dan
peningkatan track 3,24 km pada lintas eksisting. Kereta api Bandara Adi
Soemarmo telah dioperasikan pada Desember 2019.

viii RANGKUMAN EKSEKUTIF
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

15. Pembangunan jalur ganda KA antara Solo Balapan – Kedung Banteng
sepanjang 42 km dengan progres pembangunan sampai dengan akhir tahun
2019 mencapai 100% dan telah beroperasi secara keseluruhan pada Agustus
2019.

16. Pembangunan jalur ganda kereta api Madiun – Kedungbanteng merupakan


bagian dari program pembangunan jalur ganda lintas selatan jawa yang
dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2019 progres pembangunan jalur ganda
kereta api telah selesai 100% sepanjang 59,63 km, terdiri dari pembangunan
jalur ganda baru sepanjang 51,1 km dan pekerjaan siding pada emplasemen
Stasiun Madiun, Barat, Geneng, Paron Kedunggalar serta Stasiun Walikukun
sepanjang 8,53 km. Saat ini telah dioperasikan secara keseluruhan pada
November 2019.

17. Pembangunan jalur ganda dan Jembatan KA lintas selatan Jawa antara
Jombang – Madiun sepanjang 84 km dengan capaian progres fisik tahun 2019
telah selesai 100% dan operasi secara keseluruhan pada November 2019.

18. Pembangunan jalur ganda kereta api antara Jombang - Mojokerto sepanjang 24
km telah dimulai tahun 2018 dan merupakan pekerjaan lanjutan pembangunan
jalur ganda lintas selatan Jawa. Progres fisik hingga akhir tahun 2019 mencapai
52% dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.

19. Pembangunan jalur kereta api Makassar – Parepare sepanjang 142 km


(mainline) merupakan pembangunan pertama jalur kereta api di pulau Sulawesi
dan sebagai tahapan dari pembangunan jalur kereta api trans Sulawesi sesuai
dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Pada tahun 2019 capaian
pembangunan jalur kereta api sepanjang 3,73 km pada akses menuju Pelabuhan
Garongkong yang merupakan pekerjaan lanjutan pada tahun 2018 serta progres
segmen Baru – Pangkep – Maros berupa penyiapan lahan.

Kegiatan strategis pengelolaan sarana perkeretaapian tahun 2019, terdiri dari


kegiatan pengelolaan sarana milik negara yaitu pengadaan 1 unit Track Motor Car
(TMC) lebar jalur 1435 mm (MYC 2019 - 2020), pengadaan 1 unit Kereta Ukur
Prasarana untuk Sumatera Utara (MYC 2019 - 2020) dan revitalisasi 10 trainset (4
unit per trainset) Kereta Rel Listrik KfW (MYC 2018-2020) dengan progres fisik
sebesar 68,69%.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga melaksanakan penyelenggaraan angkutan


kereta api perintis yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat dan
mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi. Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada tahun 2019 telah menyelenggarakan 6 angkutan kereta api
keperintisan di 6 Provinsi di Jawa dan Sumatera, yaitu:

1. Perintis Cut Mutia: Realisasi jumlah penumpang kereta api mengalami kenaikan
sebanyak 4% dibanding tahun 2018. Jumlah penumpang sampai dengan akhir
tahun 2019 adalah sebanyak 41.284 orang jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya sebanyak 39.569 penumpang.

RANGKUMAN EKSEKUTIF ix
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2. KA Perintis Lembah Anai: Realisasi jumlah penumpang kereta api mengalami
kenaikan sebanyak 64% dibanding tahun 2018. Jumlah penumpang sampai
dengan akhir tahun 2019 adalah sebanyak 66.232 orang mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 40.445 orang.

3. KA Perintis Kertalaya: Realisasi jumlah penumpang kereta api mengalami


penurunan sebanyak 13% dibanding tahun 2018. Jumlah penumpang sampai
dengan akhir tahun 2019 adalah sebanyak 20.825 orang jika dibandingkan dengan
tahun 2018 sebanyak 23.842 orang.

4. KA Perintis Bathara Kresna: Realisasi pencapaian jumlah penumpang kereta api


mengalami penurunan sebanyak 10% dibanding tahun 2018. Jumlah penumpang
sampai dengan tahun 2019 adalah sebanyak 83.012 orang jika dibandingkan
tahun 2018 sebanyak 92.730 orang.

5. KA Perintis Bandara Internasional Minangkabau – Padang: Realisasi jumlah


penumpang kereta api sampai dengan akhir tahun 2019 adalah sebanyak 194.729
orang, mengalami kenaikan 35% dibanding tahun sebelumnya yaitu 143.824
orang.

6. KA Perintis LRT Provinsi Sumatera Selatan: Realisasi pencapaian jumlah


penumpang kereta api sampai dengan akhir tahun 2019 adalah sebanyak
2.619.365 orang, mengalami kenaikan 186% dibanding tahun 2018 yaitu sebanyak
917.392 penumpang.

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kewajiban pelayanan umum/ Public Service


Obligation (PSO) berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian, memberikan
penugasan kepada PT KAI (Persero) sebagai penyedia jasa angkutan kereta api
ekonomi. Besaran Subsidi yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi kereta api
kelas ekonomi dihitung berdasarkan selisih tarif yang ditetapkan Pemerintah dengan
besaran tarif yang dihitung penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini PT. KAI
(Persero). Pada tahun 2019 realisasi jumlah penumpang PSO adalah sebesar
381,787,864 penumpang (mengalami penurunan 0,25% dibandingkan tahun 2018),
serta realisasi anggaran PSO mencapai Rp. 2.275.157.039.084.

Program peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan hal yang menjadi


prioritas dan perlu ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan perkeretaapian,
yaitu aspek sarana, prasarana, operasional dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Realisasi indikator kinerja rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of
accident) sebesar 0,15 atau capaian kinerja sebesar 142,31% dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 0,26 Kejadian Kecelakaan/1 Juta Km. Realisasi rasio kejadian
kecelakaan sebesar 0,15 didapatkan dari perhitungan menggunakan formula diatas
dimana jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2019 sebanyak 11 kali kejadian dan km
tempuhnya sebesar 72.757.187 km.


x RANGKUMAN EKSEKUTIF
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Selain itu juga dilaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya meliputi kegiatan administrasi bidang perencanaan, keuangan, hukum,
kepegawaian dan umum dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator penyelenggaraan perkeretaapian. Pada
tahun 2019, beberapa capaian Direktorat Jenderal Perkeretaapian terkait dukungan
manajemen antara lain capaian nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
sebesar 83,30 atau predikat A, capaian tingkat maturitas Sistem Pengendalian Interen
Pemerintah (SPIP) mencapai level 3 (terdefinisi), penetapan 6 Peraturan Menteri
Perhubungan Bidang Perkeretaapian, serta penerbitan 30 perizinan bidang
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum, perkeretaapian khusus dan
perizinan perpotongan/persinggungan. Selain itu, diperoleh pendapatan negara bukan
pajak sebesar Rp. 1.016.158.136.786.

Semoga Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2019 ini dapat
menjadi acuan dan referensi dalam rangka upaya meningkatkan kinerja Direktorat
Jenderal Perkeretaapian dimasa mendatang.


RANGKUMAN EKSEKUTIF xi
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transportasi merupakan salah satu urat nadi dalam mendorong dan meningkatkan
kegiatan perekonomian melalui penyediaan infrastruktur. Infrastruktur yang tersedia
tidak sebanding dengan pertumbuhan volume kendaraan, dan dalam menyikapi
permasalahan di bidang transportasi ini Pemerintah memilih suatu solusi yang dinilai
tepat agar dapat memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi pengguna jasa melalui
pembangunan sarana dan prasarana transportasi perkeretaapian.

Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan
keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut penumpang
maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, faktor
keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah serta lebih efisien dibanding
dengan moda tansportasi lainnya. Keunggulan dan karakteristik perkeretaapian tersebut
perlu dioptimalkan dalam upaya pengembangan sistem transportasi secara terpadu,
maka penyelenggaraannya mulai dari perencanaan, pembangunan, pengusahaan,
perawatan serta pengoperasiannya perlu diatur sebaik-baiknya sehingga terdapat
keterpaduan dan keserasian serta keseimbangan beban antar moda transportasi yang
selanjutnya dapat meningkatkan penyediaan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta
barang secara aman, nyaman, cepat, tepat, teratur dengan biaya yang terjangkau.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian memiliki peran sebagai regulator penyelenggaraan


transportasi perkeretaapian. Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Perkeretaapian antara lain merumuskan kebijakan dan strandarisasi teknis, pembinaan
dan pengawasan penyelenggaraan transportasi perkeretaapian termasuk pelaksanaan
pembangunan prasarana perkeretaapian sesuai wewenangnya. Pelaksanaan tugas dan
fungsi tersebut mengacu pada UU Nomor 23 Tahun 2007 terntang Perkeretaapian serta
turunan Peraturan Pemerintah pelaksanaannya termasuk Rencana Induk
Perkeretaapian Nasional dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. 122 tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan.

Penyusunan Laporan Tahunan ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan


pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan hasil-hasil
pembangunan perkeretaapian tahun 2019.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-1
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Maksud penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun


2019 adalah untuk menyajikan data dan informasi mengenai hasil pelaksanaan
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan operasional yang strategis di bidang
dukungan manajemen prasarana, sarana, lalu lintas dan angkutan kereta api, dan
keselamatan perkeretaapian.

b. Tujuan

Tujuan penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun


2019 adalah tersedianya gambaran dan informasi yang lengkap terkait pelaksanaan
kegiatan strategis yang menjadi program utama Direktorat Jenderal Perkeretaapian
pada tahun 2019.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Laporan Tahunan ini adalah:

a. Dukungan manajemen meliputi bidang perencanaan, bidang keuangan, bidang


hukum dan kerjasama luar negeri, bidang kepegawaian dan umum.

b. Kegiatan pembangunan prasarana perkeretaapian meliputi uraian hasil


pembangunan prasarana perkeretaapian tahun 2019, sertifikasi kelaikan prasarana
perkeretaapian dan kegiatan perawatan dan pengoperasian prasarana
perkeretaapian milik negara (IMO).

c. Kegiatan pembangunan sarana perkeretaapian yang meliputi uraian hasil


pembangunan sarana, kegiatan pengelolaan sarana milik negara dan sertifikasi
kelaikan sarana perkeretaapian.

d. Kegiatan pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api meliputi penyelenggaraan
angkutan perintis, subsidi tarif angkutan ekonomi / PSO, penyelenggaraan angkutan
lebaran dan natal dan tahun baru serta angkutan motor gratis dengan kereta api.

e. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian meliputi uraian kegiatan


peningkatan keselamatan, pelaksanaan audit dan inspeksi keselamatan
perkeretaapian, pelaksanaan sertifikasi sumber daya manusia (SDM) dan akreditasi
kelembagaan perkeretaapian.



1-2 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

f. Capaian pembangunan strategis lainnya meliputi capaian keberhasilan atau
penghargaan serta kegiatan pembangunan perkeretaapian dengan skema KPBU.

1.4 TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, bahwa sesuai tugas pokoknya
Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian
adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan yang
bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan


kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan
fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan, sarana,


dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi
kereta api;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana,


dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi
kereta api;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan lalu


lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;

d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan


lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta
peningkatan keselamatan transportasi kereta api;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas,


angkutan, sarana dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-3
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.5 STRUKTUR ORGANISASI

Lingkup tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan, serta kewenangan yang diembankan melalui UU Nomor 23
tahun 2007 tentang Perkeretaapian kepada Pemerintah Kementerian Perhubungan (c.q
Direktorat Jenderal Perkeretaapian) selaku pembina penyelenggaraaan perkeretaapian
nasional dalam mengatur, mengendalikan, dan mengawasi seluruh kegiatan yang
dilakukan semua pihak terkait perkeretaapian.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut di atas, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian mempunyai struktur organisasi terdiri dari :

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

b. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;

c. Direktorat Prasarana Perkeretaapian;

d. Direktorat Sarana Perkeretaapian;

e. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian;

f. Unit Kerja Mandiri Setingkat Eselon III, dengan rincian:

1) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta dan Banten;

2) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Barat;

3) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah;

4) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Timur;

5) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Utara;

6) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat;

7) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Selatan;

8) Balai Pengujian Perkeretaapian;

9) Balai Perawatan Perkeretaapian;

10) Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan.



1-4 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapi


BAB 1 PENDAHULUAN 1-5
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.5.1 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi


pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan dukungan teknis dan administrasi kepada
seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretariat Direktorat


Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan koordinasi dan perumusan rencana, program, penyusunan dan


pengembangan sistem informasi, evaluasi dan pelaporan kinerja, serta penanganan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;

b. Penyiapan pengelolaan keuangan dan barang milik negara serta pembinaan tata
kelola Badan Layanan Umum di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

c. Penyiapan pembentukan peraturan perundang-undangan, advokasi, perjanjian,


urusan hubungan masyarakat dan antar lembaga, dukungan pelaksanaan
keterbukaan informasi publik, kerja sama luar negeri, serta pendokumentasian
hukum di bidang perkeretaapian; dan

d. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, standar


kompetensi jabatan dan sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana,
reformasi birokrasi, pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
dan Aparatur Sipil Negara, pengendalian gratifikasi, kegiatan administrasi
perkantoran, kearsipan dan tata persuratan, pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan, pelaksanaan penanggulangan darurat akibat bencana,
kesejahteraan pegawai serta pengadaan barang milik negara di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

1.5.2 DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,



1-6 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

pemberian bimbingan teknis dan supervise, serta evaluasi dan pelaporan di bidang lalu
lintas dan angkutan kereta api.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan jaringan,


lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan usaha di
bidang perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan jaringan,


lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan usaha di
bidang perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penataan


dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama
dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang


penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta
kerja sama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan dan pengembangan


jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan
usaha di bidang perkeretaapian; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan


teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-7
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


1.5.3 DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana
perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Prasarana Perkeretaapian


menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri


atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api
perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas


jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api, perpotongan
dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana perkeretaapian, serta pelaksana
jasa konsultansi dan konstruksi prasarana perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang prasarana


perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas
operasi kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang prasarana


perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas
operasi kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri


atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api,
perpotongan dan persinggungan jalur kereta api, kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi prasarana
perkeretaapian; dan



1-8 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan
teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.

1.5.4 DIREKTORAT SARANA PERKERETAAPIAN

Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang sarana
perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Sarana Perkeretaapian menyelenggarakan


fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup


pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana,
pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana,
fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana
perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup


pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana,
pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana,
fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana
perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang sarana


perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan,
kelaikan dan sertifikasi sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara,
pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan
pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sarana


perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan,
kelaikan dan sertifikasi sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara,
pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan
pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup


pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana,
pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana,


BAB 1 PENDAHULUAN 1-9
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

fasilitas pengujian, serta pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana
perkeretaapian; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan


teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.

1.5.5 DIREKTORAT KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan


dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
keselamatan perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian


menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rekayasa dan peningkatan keselamatan


perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis
kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta
pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rekayasa dan peningkatan


keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan
analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan,
serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, prosedur dan kriteria di bidang rekayasa


dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan,
pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan
akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rekayasa dan


peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan,
pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan
akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang rekayasa dan peningkatan


keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan
analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan,
serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum; dan



1-10 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, pengelolaan
teknologi informasi dan komunikasi, dan rumah tangga Direktorat.

1.5.6 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN

Balai Teknik Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan peningkatan dan


pengawasan prasarana, serta pengawasan penyelenggaraan sarana, lalu lintas,
angkutan dan keselamatan perkeretaapian.

Balai Teknik Perkeretaapian diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelas yaitu Balai Teknik
Perkeretaapian kelas I dan Balai Teknik Perkeretaapian kelas II. Dalam melaksanakan
tugasnya, Balai Teknik Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan peningkatan prasarana perkeretaapian;

b. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian;

c. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan sarana, lalu lintas dan angkutan kereta


api;

d. Pelaksanaan pengawasan keselamatan lalu lintas dan angkutan kereta api;

e. Pelaksanaan pemantauan kelaikan prasarana dan sarana perkeretaapian;

f. Pelaksanaan pencegahan dan penindakan pelanggaran perundang-undangan di


bidang perkeretaapian;

g. Pelaksanaan analisis dan penanganan kecelakaan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundangan-undangan; dan

h. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian, keuangan, hukum,


dan hubungan masyarakat.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-11
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I


Gambar 1. 3 Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II



1-12 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL

1.5.7 BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN

Balai Perawatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perawatan sarana


perkeretaapian milik negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Perawatan
Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan perawatan berkala sarana perkeretaapian milik negara;

b. Pelaksanaan perawatan berat sarana perkeretaapian milik negara;

c. Pelaksanaan pengendalian kualitas perawatan sarana perkeretaapian milik negara;


dan

d. Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian,


keuangan, hukum, logistik, dan hubungan masyarakat.


Gambar 1. 4 Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian


BAB 1 PENDAHULUAN 1-13
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.5.8 BALAI PENGUJIAN PERKERETAAPIAN

Balai Pengujian Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan pengujian prasarana,


sarana, dan sumber daya manusia perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya,
Balai Pengujian Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan pengujian pertama dan berkala jalur kereta api, bangunan


perkeretaapian dan fasilitas operasi kereta api;

b. Pelaksanaan pengujian pertama dan berkala sarana perkeretaapian berpenggerak


dan tanpa penggerak;

c. Pelaksanaan pengujian pertama dan berkala peralatan khusus;

d. Pelaksanaan pengujian kompetensi awak sarana perkeretaapian;

e. Pelaksanaan pengujian kompetensi petugas pengoperasian prasarana


perkeretaapian;

f. Pelaksanaan pengujian kompetensi Penguji Prasarana, Penguji Sarana, Inspektur


Prasarana, Inspektur Sarana, dan Auditor Perkeretaapian; dan

g. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian, keuangan, hukum,


dan hubungan masyarakat.


Gambar 1. 5 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian



1-14 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.5.9 BALAI PENGELOLA KERETA API RINGAN SUMATERA SELATAN

Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan sarana dan prasarana kereta api ringan Sumatera Selatan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan
menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan perawatan dan peningkatan fasilitas


sarana dan prasarana kereta api ringan;

b. Perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan sarana dan prasarana kereta api


ringan, penyusunan grafik perjalanan kereta api ringan, dan kemitraan;

c. Penyusunan dan pengusulan tarif pelaksanaan pemanfaatan;

d. Penyusunan petunjuk teknis dan/atau Standar Operasional Prosedur pengelolaan


kereta api ringan;

e. Penyusunan rencana program dan anggaran;

f. Pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia, kearsipan, hubungan


masyarakat, hukum, kerja sama, teknologi informasi, dan data, serta pengelolaan
Barang Milik Negara; dan

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.


Gambar 1. 6 Struktur Organisasi Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan


BAB 1 PENDAHULUAN 1-15
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1.6 KOMPOSISI PEGAWAI

Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara keseluruhan tahun


2019 berjumlah 607 pegawai dengan rincian 341 pegawai di kantor pusat dan 266
pegawai tersebar di Balai Perkeretaapian.

Tabel 1. 1 Rincian Jumlah Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Instansi Jumlah Pegawai

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian 100

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 54

Direktorat Prasarana Perkeretaapian 69

Direktorat Sarana Perkeretaapian 56

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 62

Balai di lingkungan Direktorat Jenderal


266
Perkeretaapian

Jumlah 607

Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019

A. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian


tahun 2019 berjumlah 100 pegawai, dapat dikelompokan berdasarkan tingkat
pendidikan dan golongan/kepangkatan sebagimana pada Gambar 1 .7.



1-16 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 1. 7 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan (a) Tingkat Pendidikan
(b) Tingkat Golongan/Kepangkatan

B. Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
tahun 2019 berjumlah 54 pegawai, dapat dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan
dan golongan/kepangkatan sebagimana pada Gambar 1 .8.


BAB 1 PENDAHULUAN 1-17
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 1. 8 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan
(a) Tingkat Pendidikan (b) Tingkat Golongan/Kepangkatan



1-18 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

C. Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Prasarana Perkeretaapian tahun


2019 berjumlah 69 pegawai, dapat dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan dan
golongan/kepangkatan sebagimana pada Gambar 1 .9.


Gambar 1. 9 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian
Berdasarkan (a) Tingkat Pendidikan (b) tTngkat Golongan/Kepangkatan


BAB 1 PENDAHULUAN 1-19
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

D. Direktorat Sarana Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Sarana Perkeretaapian tahun 2019
berjumlah 56 pegawai, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan dan
golongan/kepangkatan sebagaimana pada Gambar. 1.10.

Gambar 1. 10 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian


Berdasarkan (a) Tingkat Pendidikan (b) Tingkat Golongan/ Kepangkatan



1-20 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

E. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian tahun


2019 berjumlah 62 pegawai, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan dan
tingkat golongan/ kepangkatan sebagaimana pada Gambar 1. 11.


Gambar 1. 11 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
Berdasarkan (a) Tingkat Pendidikan (b) Tingkat Golongan/ Kepangkatan


BAB 1 PENDAHULUAN 1-21
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

F. Balai di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Komposisi sumber daya manusia (SDM) yang tersebar di Balai Perkeretaapian sejumlah
266 pegawai, dapat diuraikan sebagaimana pada Tabel 1. 2.

Tabel 1. 2 Rincian Jumlah Pegawai di Balai Perkeretaapian

No. Balai Jumlah Pegawai

Balai Teknik Perkeretaapian


1. 29
Wilayah Jakarta dan Banten

Balai Teknik Perkeretaapian


2. 39
Wilayah Jawa Bagian Barat

Balai Teknik Perkeretaapian


3. 44
Wilayah Jawa Bagian Tengah

Balai Teknik Perkeretaapian


4. 31
Wilayah Jawa Bagian Timur

Balai Teknik Perkeretaapian


5. 11
Wilayah Sumatera Bagian Barat

Balai Teknik Perkeretaapian


6. 21
Wilayah Sumatera Bagian Utara

Balai Teknik Perkeretaapian


7. Wilayah Sumatera Bagian 24
Selatan

8. Balai Pengujian 32

9. Balai Perawatan 21

Balai Pengelola Kereta Api


10 14
Ringan Sumatera Selatan
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019



1-22 BAB 1 PENDAHULUAN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN

2.1 BIDANG PERENCANAAN

2.1.1 REVIU RENCANA STRATEGIS BIDANG PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian Tahun 2015-


2019 merupakan dokumen perencanaan yang berisi program-program pembangunan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, baik program pembangunan yang ditangani
langsung oleh Kementerian Perhubungan c.q Direktorat Jenderal Perkeretaapian
maupun program pembangunan yang melibatkan swasta maupun Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota.

Sejalan dengan perkembangan kebijakan di tingkat nasional maupun Kementerian


Perhubungan dan dalam rangka antisipasi perubahan lingkungan strategis yang terjadi
termasuk upaya peningkatan akuntabilitas unit kerja, maka dipandang perlu untuk
dilakukan penajaman, penyempurnaan dan penyesuaian pada tahun 2019.

Kebutuhan untuk dilakukannya tinjau ulang Rencana Strategis Kementerian


Perhubungan Bidang Perkeretaapian Tahun 2015-2019 juga menjadi sangat penting
untuk melakukan evaluasi terhadap hasil pencapaian target pada tahun 2015 - 2018
yang selanjutnya perlu dilakukan penajaman kembali atas target sekaligus
menyempurnakan muatan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang
Perkeretaapian Tahun 2015-2019. Reviu Rencana Strategis Perkeretaapian 2015 -
2019 sudah ditetapkan melalui keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor
PR.005/SK.75/DJKA/IX/19 tanggal 12 September 2019.


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-1
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2.1.2 PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN


Gambar 2. 1 Dokumen Reviu Renstra Bidang Perkeretaapian Tahun 2015 – 2019

Pada tahun 2019, dilaksanakan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun
2020 yang terdiri dari pagu kebutuhan, pagu indikatif, pagu anggaran dan pagu alokasi
anggaran. Penyusunan RKA dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor Km 69 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran.

Berdasarkan hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran, diperoleh dokumen Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun
Anggaran 2020 dengan pagu sebesar Rp12.563.709.953.000,00 (Dua Belas Triliun
Lima Ratus Enam Puluh Tiga Tujuh Ratus Sembilan Juta Sembilan Ratus Lima Puluh
Tiga Ribu Rupiah).

Rekapitulasi berdasarkan jenis belanja yaitu:

a. Belanja Pegawai sebesar Rp95.018.187.000,00

b. Belanja Barang Operasional sebesar Rp77.262.309.000,00

c. Belanja Barang Non Operasional Rp2.376.897.288.000,00

d. Belanja Modal sebesar Rp10.014.532.169.000,00

Rekapitulasi berdasarkan sumber dana yaitu:



2-2 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

a. Rupiah Murni sebesar Rp6.585.595.882.000,00

b. SBSN sebesar Rp5.967.114.071.000,00

c. PHLN sebesar Rp11.000.000.000,00


Gambar 2. 2 Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2019

Kriteria dan acuan usulan program/kegiatan prioritas tahun 2020 meliputi:

1) Penugasan Presiden dalam RPJMN tahun 2020-2024 termasuk melalui Peraturan


Presiden terkait Program-Program Prioritas Pembangunan;
2) Berdasarkan kebutuhan serta perubahan lingkungan strategis nasional yang
menjadi tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan yang sejalan dengan Rencana
Strategis (RENSTRA) Kemenhub tahun 2020-2024;
3) Memenuhi syarat untuk dibiayai APBN yang menjadi kewenangan Kementerian
Perhubungan, yaitu simpul-simpul transportasi nasional yang bukan dikelola oleh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga komersial lainnya;
4) Diprioritaskan untuk kegiatan yang bersifat lanjutan dan/atau penyelesaian (KDP),
kegiatan multiyears contract serta pemenuhan Rupiah Murni Pendamping,
termasuk usulan penyelenggaraan keperintisan melalui skema multiyears contract;
5) Diprioritaskan untuk kegiatan yang telah lengkap dan siap terkait dokumen
perencanaan, dokumen lingkungan serta kesediaan lahan/jalan akses;
6) Memperhatikan kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI dan usulan Daerah yang telah
dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi serta telah melakukan koordinasi
dengan pihak operator perkeretaapian;


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-3
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

7) Penyampaian usulan RKA tahun 2020 memperhatikan Kerangka Pembangunan
Jangka Menengah (KPJM) selama 3 (tiga) tahun yaitu termasuk indikasi kebutuhan
anggaran tahun 2021 dan 2022.

Program pembangunan tahun 2020 difokuskan untuk penyelesaian KDP/kegiatan


lanjutan, kegiatan kontrak tahun jamak dan pelaksanaan/implementasi dari
Peraturan/Instruksi Presiden terkait bidang perkeretaapian. Fokus tersebut diwujudkan
dalam program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi perkeretaapian dan
diuraikan menjadi pokok-pokok kegiatan sesuai dengan outcome Kementerian
Perhubungan yaitu sebagai berikut:

a. Peningkatan keselamatan;
b. Peningkatan konektivitas dan kapasitas;
c. Peningkatan pelayanan;
d. Tata Kelola dan regulasi.

2.1.3 PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)

Penyelenggaraan SAKIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2019 meliputi:

1) Penyusunan dokumen Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2019 termasuk revisi perjanjian
kinerja;
2) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2018;
3) Penyusunan Laporan Monitoring Capaian Kinerja Triwulan I - IV tahun 2019;
4) Pelaporan capaian kinerja melalui aplikasi e-performance, e-sakip reviu dan e-
monev PP. 39 Bappenas.


Gambar 2. 3 Penerimaan Penghargaan dari Kemenhub Dalam Kepatuhan Pelaporan Capaian Kinerja
pada Aplikasi E-Performance



2-4 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pada tahun 2019 juga dilakukan penilaian terhadap penyelenggaraan SAKIP tahun
2019 oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan. Hasil penilaian
Akuntabilitas Kerja Instansi Pemerintah (AKIP) tahun 2019 adalah nilai 83,30 atau
predikat A. Secara rinci capaian kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian
berdsasarkan indikator kinerja program tahun 2019 sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Persentase Capaian Kinerja Terhadap Indikator Kinerja Program Tahun 2019


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-5
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sumber: LKIP Direktorat Jenderal Perkerertaapian, 2019

2.1.4 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI

Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Direktorat Jenderal


Perkeretaapian meliputi:
1) Pengelolaan Website Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan membentuk tim
website melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor:
KP.901/SK.12/DJKA/20 tentang Tim Pengelola Website Drektorat Jenderal
Perkeretaapian Tahun 2020;
2) Pengelolaan Portal Aplikasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor: KP.901/SK.56/DJKA/19
tentang Penetapan dan Pemanfaatan Bersama Portal Aplikasi Direktorat melalui
Jenderal Perkeretaapian;
3) Pengelolaan database studi/ kajian di lingkungan Direktoat Jenderal Perkeretaapian
serta aplikasi lainnya antara lain aplikasi Dashboard Pimpinan dan aplikasi
Monitoring Pengadaan Lahan Makassar – Parepare.



2-6 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 4 Website Direktorat Jenderal Perkeretaapian (djka.dephub.go.id)


Gambar 2. 5 Portal Aplikasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian (portal.djka.dephub.go.id)


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-7
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2.1.5 PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Berdasarkan hasil Self Assesment Inspektorat Jenderal Kemenhub, Perkeretaapian


memperoleh nilai 3,060 (level 3), realisasi tingkat maturitas Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2019 berada pada level 3
dari target yang ditetapkan pada level 3 di tahun 2019. Selanjutnya menunggu QA oleh
BPKP.


Gambar 2. 6 Kegiatan Penilaian Maturitas SPIP di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

2.1.6 PELAKSANAAN KEGIATAN STUDI BIDANG PERENCANAAN

Pelaksanaan kegiatan studi di bidang perencanaan dimana telah disahkan melalui Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor. LT.006/SK.14/DJKA/20 perihal
Pengesahan Kegiatan Studi Peningkatan dan Pembinaan Transportasi Perkeretaapian
pada Satuan Kerja Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2018 - 2019
meliputi:
a. Studi Potensi Pengembangan TOD pada Simpul Transportasi Moda Kereta Api di
Wilayah Sumatera;
b. Studi Kebijakan Optimalisasi Angkutan Kereta Api Barang di Jawa dan Sumatera;
c. Evaluasi dan Penyusunan Program Padat Karya Bidang Transportasi
Perkeretaapian;
d. Studi Kebijakan Pengembangan Transportasi Perkeretaapian di Wilayah
Perbatasan Negara;
e. Penyusunan Roadmap SDM Regulator Dan Operator Perkeretaapian;
f. Pedoman Penyusunan Studi Evaluasi Manfaat Bidang Perkeretaapian;
g. Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Semarang – Solo;


2-8 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

h. Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Araskabu – Pematang
Siantar;
i. Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Kereta Api Merak – Labuan – Tanjung Lesung;
j. Studi Kelayakan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Antara Cipatat – Cilame.

Gambar 2. 7 Pelaksanaan Kegiatan Studi di Bidang Perencanaan

2.2 BIDANG KEUANGAN

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2019 telah dilaksanakan
kegiatan-kegiatan terkait bidang keuangan sebagai berikut:

a. Monitoring pelaksanaan anggaran baik dari sumber pendanaan Rupiah Murni (RM),
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) maupun Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN) pada Balai dan Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun anggaran 2019.


Gambar 2. 8 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2019


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-9
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 9 Monitoring Progres Fisik Kegiatan Pembangunan Depo Pulo Brayan Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara

b. Memproses usulan revisi anggaran dari Balai dan Satuan Kerja tahun 2019 baik
revisi DIPA maupun POK/Kanwil.
c. Monitoring Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian tahun 2019.

Tabel 2. 2 Target dan Realisasi PNBP 2019

TARGET PERSENTASI
REALISASI
NO UPT / SATKER TAHUN 2019 PENCAPAIAN
PENDAPATAN
(Rp) (%)
1 2 3 4 (5=(4/3)*100)
A. NON FUNGSIONAL
1 Satker Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas Keselamatan Perkeretaapian 2.200.000.000 3.960.732.210 180,03
2 Satker Pengembangan Lalu Lintas dan Peningkatan Angkutan Kereta Api 994.056.000.000 810.130.435.520 81,50
3 Satker Pengembangan dan Peningkatan Sarana Perkeretaapian 20.066.900.000 35.724.186.564 178,03
4 Satker Pengembangan, Peningkatan dan Perawatan Prasarana Perkeretaapian 315.000.000 15.850.129.025 5031,79

B.NON FUNGSIONAL
1 Satker Kantor Pusat Ditjen Perkeretaapian 3.740.501.820 12.260.413.684 327,77
2 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAKARTA DAN BANTEN - 12.557.904.360 -
3 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT - 116.707.926.238 -
4 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TIMUR - 489.814.269 -
5 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH - 4.880.223.799 -
6 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA - 2.764.112.089 -
7 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN - 104.805.000 -
8 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN BARAT - - -
9 BALAI PENGUJIAN PERKERETAAPIAN - 13.413.515 -
10 BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN - 714.040.513 -

TOTAL 1.020.378.401.820 1.016.158.136.786 99,59

Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019

d. Mengusulkan calon pengelola anggaran untuk ditetapkan menjadi pengelola


anggaran tahun 2019 sebagaimana tertuang dalam Instruksi Menteri Perhubungan
Nomor IM 20 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Penetapan Pengelola Anggaran Di
Lingkungan Kementerian Perhubungan.


2-10 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

e. Melakukan pemutakhiran data inventarisasi dan penilaian Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.


Gambar 2. 10 Pemutakhiran Data Inventarisasi dan Penilaian Direktorat Jenderal Perkeretaapian


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-11
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 2. 3 Rekapitulasi Inventarisasi dan Penilaian Tahun 2019

No Kode Satker Nama Satker Akun Jumlah 2017 Jumlah 2018 Jumlah 2019 Jumlah Total
1 022.08.467309 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAKARTA DAN BANTEN
Irigasi 134112 -44.753.919.000 0 0 -44.753.919.000
Jalan dan Jembatan 134111 1.528.344.479.739 0 0 1.528.344.479.739
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 599.255.134.877 0 0 599.255.134.877
Gedung dan Bangunan 133111 -983.140.640.740 0 0 -983.140.640.740
Akumulasi Penyusutan Irigasi 137312 3.732.228.240 0 0 3.732.228.240
Tanah 131111 3.061.669.698.967 0 0 3.061.669.698.967
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 175.885.475.052 0 0 175.885.475.052
2 022.08.467321 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH
Irigasi 134112 80.212.728.111 0 -55.087.504.000 25.125.224.111
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 259256212 0 0 259256212
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 1.039.101.522.239 0 0 1.039.101.522.239
Gedung dan Bangunan 133111 1.472.851.079 0 0 1.472.851.079
Akumulasi Penyusutan Irigasi 137312 22.576.413.147 0 0 22.576.413.147
Tanah 131111 295.891.815.280 0 -7.101.311.000 288.790.504.280
Jalan dan Jembatan 134111 1.013.039.658.590 0 -593.158.292.000 419.881.366.590
3 022.08.467337 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN TIMUR
Gedung dan Bangunan 133111 0 -4.600.451.865 0 -4.600.451.865
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 0 838.957.651.962 -78.899.339.560 760.058.312.402
Tanah 131111 0 53.833.396.924 -1.261.000 53.832.135.924
Jalan dan Jembatan 134111 0 946.782.978.538 -885.106.272.131 61.676.706.407
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 0 3.393.126.670 0 3.393.126.670
4 022.08.467345 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA
Jalan dan Jembatan 134111 502.577.226.853 0 -2.584.496.434 499.992.730.419
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 388.016.216.321 0 62.203.055.234 450.219.271.555
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 3.499.363.776 0 -228.036.892 3.271.326.884
Gedung dan Bangunan 133111 -17.491.402.995 0 1.569.772.965 -15.921.630.030
Tanah 131111 -34.512.613.600 -28.036.840.400 4.038.489.000 -58.510.965.000
5 022.08.467352 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN BARAT
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 50.027.575.942 0 0 50.027.575.942
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 163.119.823 0 0 163.119.823
Jalan dan Jembatan 134111 55.196.562.398 0 49.829.785.000 105.026.347.398
Tanah 131111 38.481.967.018 0 -30.845.252.000 7.636.715.018
Gedung dan Bangunan 133111 -2.736.487.568 0 0 -2.736.487.568
6 022.08.467364 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN
Gedung dan Bangunan 133111 -54.026.054.495 0 0 -54.026.054.495
Tanah 131111 11.419.383.388 0 15.062.030.000 26.481.413.388
Jalan dan Jembatan 134111 -212.093.119.838 0 -3.924.088.000 -216.017.207.838
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 7.291.206.326 0 0 7.291.206.326
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 724.893.717.762 0 0 724.893.717.762
7 022.08.467373 BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN
Tanah 131111 0 8.472.751.120 0 8.472.751.120
8 022.08.467478 PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN SARANA PERKERETAAPIAN
Gedung dan Bangunan 133111 -3.424.433.350 0 0 -3.424.433.350
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 484.164.614 0 0 484.164.614
9 022.08.467484 PENGEMBANGAN, PENINGKATAN DAN PERAWATAN PRASARANA PERKERETAAPIAN
Gedung dan Bangunan 133111 -12.793.350.000 0 0 -12.793.350.000
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 1.580.116.260 0 0 1.580.116.260
10 022.08.467504 KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Jalan dan Jembatan 134111 0 5.116.465.078.372 -461.985.275.347 4.654.479.803.025
Irigasi 134112 0 -29.442.597.010 0 -29.442.597.010
Tanah 131111 0 113.888.536.882.750 -387.341.449.000 113.501.195.433.750
Akumulasi Penyusutan Irigasi 137312 0 20.802.051.639 0 20.802.051.639
Gedung dan Bangunan 133111 0 7.115.064.103 0 7.115.064.103
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 0 13.371.769.896.782 -1.361.437.414.237 12.010.332.482.545
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 0 4.251.233.917 0 4.251.233.917
11 022.08.467515 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT
Gedung dan Bangunan 133111 -257.182.679.487 0 -18.277.359.000 -275.460.038.487
Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 137311 686.799.215.500 0 -51.358.273.740 635.440.941.760
Jalan dan Jembatan 134111 2.440.872.262.331 0 -2.323.837.830.568 117.034.431.763
Irigasi 134112 144.201.342.471 0 0 144.201.342.471
Tanah 131111 28.338.962.265 0 0 28.338.962.265
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 137211 23.526.807.745 0 -255.117.657 23.271.690.088
Akumulasi Penyusutan Irigasi 137312 11.206.558.131 0 0 11.206.558.131

Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019



2-12 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

f. Memproses usulan serah terima operasional oleh Balai/Satker di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 11 Tahun 2019 Tentang Pedoman Pelaksanaan Serah Terima Barang
Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada tahun 2019 telah
dilaksanakan Serah terima Sementara di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian. Serah terima sementara adalah serah terima dengan kondisi
mendesak untuk pelayanan kepentingan umum dari kuasa pengguna anggaran
kepada unit kerja yang mengoperasionalkan terhadap hasil pekerjaan yang dibiayai
APBN dan/atau pinjaman hibah luar negeri yang secara fisik telah selesai 100% dan
dapat dimanfaatkan, serta dituangkan kedalam berita acara dengan masa berlaku
selama 6 (enam) bulan.
Tabel 2. 4 Rekapitulasi Serah Terima Operasional Oleh Balai/ Satker Tahun 2019

LOKASI NOMOR DAN TANGGAL UNIT KERJA YANG


NO. BALAI/UPT/SATKER NAMA BARANG/JASA LUAS KETERANGAN
KEGIATAN KONTRAK/ADDENDUM MENGOPERASIKAN

Paket A (Pembangunan Fasilitas


Perkeretaapian untuk Manggarai s.d
Jatinegara) "Pekerjaan Bangunan
BALAI TEKNIK Daerah Operasi
Gedung" (Prasarana KA Bandara di
PERKERETAAPIAN 003/P2/K/VII/2015 Tanggal (DAOP) I Jakarta, PT Nomor DIPA :
1 Jakarta Stasiun Manggarai)
WILAYAH JAKARTA DAN 30 Juli 2015 Kereta Api Indonesia 022.08.1.467309/2019
BANTEN (Persero)
a. Jembatan Penyebrangan Orang 1475,52

b. Bandara 3040,63
Proyek Pekerjaan Pembangunan
Gedung baru Stasiun dan Pemasangan NOMOR:
BALAI TEKNIK Peralatan Pendukung Pelayanan di DIPA-
Divisi Regional I
PERKERETAAPIAN a. Stasiun Medan 4761,56 022.08.1.467345/2015
1253/BTP-SBU/XII/2015 (DIVRE I Medan) PT.
2 KELAS II WILAYAH Sumatera Utara DIPA-
Tgl. 23 Desember 2015 b. Stasiun Araskabu 378.689 Kereta Api Indonesia 022.08.1.467345/2016
SUMATERA BAGIAN
(Persero)
UTARA c. Stasiun Batang Kuis 366.68925 DIPA-
022.08.1.467345/2017
d. Stasiun Bandar Khalipa 366.68925
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019

g. Melakukan peninjauan lapangan pemanfaatan Barang Milik Negara pada Direktorat


Jenderal Perkeretaapian tahun anggaran 2019. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57 Tahun 2016
terdapat pemanfaatan barang milik negara pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian
tahun 2019 senilai Rp 3.245.724.300,-, dengan rincian sebagai berikut :


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-13
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 2. 5 Pemanfaatan Barang Milik Negara

Surat Persetujuan Keputusan Jangka Perjanjian Pemanfaatan Penerimaan Negara


No.
Nomor Tanggal Waktu Nomor & Tanggal Mitra Nilai (Rp.) NTPN & Tanggal Setor
PT. Angkasa
22 Maret HK.201/A.311.1/KI/DJKA FD61C2C45RNGI0J6/
1. S-55/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 5 Komunikasi Rp 10.720.000
2019 /V/2019 10 April 2019
Global
2 Mei HK.201/138/KI/DJKA/VIII PT. Vopak 248605II3RBNHA99/
2. S-70/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 5 Rp 1.433.750.000
2019 /2019 Terminal Merak 14 Mei 2019
22 Januari HK.201/36/KI/DJKA/V/20 PT. Indosat, C87476GC8V63J16O/
3. S-13/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 5 Rp 1.603.216.800
2019 19 Tbk 1 Maret 2019
24 April HK.201/225/KI/DJKA/VIII PT. Adhya Tirta
4. S-67/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 5 Rp 51.762.500 FD77E1FU9TKLMDEP/
2019 /2019 Lampung 1 Juli 2019
8 Juli HK.201/234/KI/DJKA/VIII PT. Perusahaan 18D7B3CIE5RGRCQ8/
5. S-108/MK.6/WKN.07/KNL.01/2019 5 Rp 146.275.000
2019 /2019 Gas Negara 30 Juli 2019

Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019

h. Melakukan penyusunan Laporan SIMAK Barang Milik Negara BMN di lingkungan


Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Hasil inventarisasi aset Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun 2019 diperoleh total aset (BMN) adalah sebesar
Rp245.490.637.643.138,- yang terdiri dari:

Tabel 2. 6 Rincian Aset Barang Milik Negara (BMN)

NO. URAIAN NILAI


(dalam ribu rupiah)
1. Barang Konsumsi 650,390,364
2. Suku Cadang 2,210,338,827,134
3. Bahan Baku 21,616,881,000
4. Persediaan Lainnya 5,445,771,150
5. Tanah 159,649,553,865,774
6. Peralatan dan Mesin 5,159,439,656,204
7. Gedung dan Bangunan 1,970,425,418,674
8. Jalan dan Jembatan 68,933,890,851,833
9. Irigasi 1,116,338,264,409
10. Jaringan 7,260,098,197,720
11. Aset Tetap Renovasi 192,092,033,164
12. Aset Tetap Lainnya 11,442,955,578
13. Konstruksi Dalam pengerjaan 31,747,088,011,328
14. Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (3,879,130,267,728)
15. Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (106,912,422,405)
16. Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan (27,657,030,261,778)
17. Akumulasi Penyusutan Irigasi (186,716,312,911)



2-14 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

NO. URAIAN NILAI


(dalam ribu rupiah)
18. Akumulasi Penyusutan Jaringan (1,536,630,364,567)
19. Software 6,304,515,900
20. Hasil Kajian/Penelitian 91,475,915,144
21. Aset Tak Berwujud Lainnya 27,785,704,520
22. Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 35,568,251,347
23. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi 4,440,684,464
Pemerintahan
24. Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional 422,216,111,258
Pemerintahan
25. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan (4,178,418,663)
dalam Operasi
26. Akumulasi Amortisasi Software (4,452,906,525)
27. Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak (523,709,250)
digunakan dalam
TOTAL 245.490.637.643.138
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019


Gambar 2. 11 Penyusunan Laporan Keuangan dan BMN Tahun Anggaran 2019

i. Mengkoordinir penyusunan Laporan SAI Eselon I. Hasil Laporan SAI Eselon I hasil
sesuai rekonsiliasi Laporan Keuangan Tahunan yang dihimpun dari seluruh Satker
dan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah sebagai berikut:
1) Laporan Neraca Tingkat Eselon I Per 31 Desember 2019 adalah sebagai
berikut (dalam ribuan Rupiah):

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-15
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 2. 7 Perkiraan Aset dan Ekuitas Dana (Unaudited)

No. ASET Jumlah

ASET LANCAR
1. Kas Lainnya dan Setara Kas 0
2. Belanja Di bayar dimuka (Prepaid) 0
3. Piutang Bukan Pajak 14.245.893.429
4. Penyisian Piutang Tak Tertagih -Piutang Bukan Pajak (71.229.468)
5. PIUTANG BUKAN PAJAK (NETTO) 14.174.663.961
6. Persediaan 2.238.051.869.648
JUMLAH ASET LANCAR 2.252.226.533.609
ASET TETAP
1. Tanah 159.649.553.865.774
2. Peralatan dan Mesin 5.159.439.656.204
3. Gedung dan Bangunan 1.970.425.418.674
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 77.310.327.313.962
5. Aset Tetap Lainnya 203.534.988.742
6. Konstruksi dalam Pengerjaan 31.747.088.011.328
7. AKUMULASI PENYUSUTAN (33.366.419.629.389)
JUMLAH ASET TETAP 242.673.949.625.295
ASET LAINNYA
1. Aset Tak Berwujud 125.566.135.564
2. Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 35.568.251.347
3. Aset Lain – Lain 426.656.795.722
AKUMULASI PENYUSUTAN/AMORTISASI ASET (9.155.034.438)
LAINNYA
JUMLAH ASET LAINNYA 578.636.148.195
JUMLAH ASET 245.504.812.307.099
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1. Utang kepada Pihak Ketiga 403.350.713.343
2. Pendapatan Diterima Dimuka 111.395.749
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 403.462.109.092
JUMLAH KEWAJIBAN 403.462.109.092
EKUITAS
EKUITAS
Ekuitas 254.101.350.198.007
1. JUMLAH EKUITAS 254.101.350.198.007
2. JUMLAH EKUITAS 254.101.350.198.007
3. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 245.504.812.307.099
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019



2-16 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2) Laporan realisasi anggaran belanja Eselon I per 31 Desember 2018 secara
keseluruhan adalah sebesar Rp14.785.095.247.226.- atau sebesar
83,75% dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. 8 Laporan Realisasi Angaran Belanja Eselon I

Sumber Dana Pagu Realisasi (%)


RM Rp 6.644.915.946.000,- Rp 6.545.254.524.047,- 98,50
PHLN Rp 1.721.165.420.000,- Rp 1.628.705.674.064,- 94,63
SBSN Rp 9.286.864.426.000,- Rp 6.611.135.049.115,- 71,19
TOTAL Rp 17.652.945.792.000,- Rp 14.785.095.247.226,- 83,75
Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019

j. Menindaklanjuti Laporan Audit BPK-RI pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian.


Tindak lanjut terhadap beberapa temuan sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 2. 9 Jumlah Temuan yang Telah Ditindaklanjuti

TAHUN JUMLAH TEMUAN

2012 1 temuan

2013 dan 2014 3 temuan

2016 4 temuan

2017 2 temuan

2018 2 temuan
Sumber: Sekretariat Direktorat JenderalPerkeretaapian, 2019

2.3 BIDANG HUKUM DAN KSLN

a. Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Perkeretaapian,


Pertimbangan Hukum serta Pemberian Bantuan Hukum di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2019, diantaranya:

1) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Perkeretaapian


dalam bentuk Focus Group Discussion dengan tema “Peran Pemerintah Terhadap
Pelaksanaan Perkeretaapian di Provinsi Jawa Timur” dilaksanakan pada tanggal 2
– 4 Oktober 2019, dengan menghadirkan para narasumber, yaitu Kepala Sub
Bidang Analisis Kebijakan Sistem Transportasi Jalan, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian dan Kepala Bidang Pengembangan Transportasi dan

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-17
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Multimoda Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. FGD dihadiri oleh perwakilan
dari Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan,
Direktorat Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Dinas Perhubungan Provinsi/
Kabupaten/ Kota Provinsi Jawa Timur dan Badan Perencanaan Daerah Provinsi/
Kabupaten/ Kota Jawa Timur.

2) Pertimbangan Hukum di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian:

a) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT AKR Corporindo Tbk pada tanggal 7 Januari
2019 dengan objek sewa penanaman dan pengoperasian pipa solar dan
pipa Caustic Soda yang berpotongan di bawah jalur kereta api di KM
23+440 antara Stasiun Belawan – Stasiun Ujung Baru Lintas Medan –
Ujung Baru dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

b) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Jaya Land pada tanggal 7 Januari 2019 dengan
objek sewa peningkatan perpotongan sebidang di JPL No.43 KM 18+3/4
antara Stasiun Gendangan – Stasiun Sidoarjo lintas Surabaya – Sidoarjo,
Kecamatan Gendangan Kabupaten Sidoarjo dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun.

c) Nota Kesepakatan antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan


Pemerintah Kabupaten Cilacap pada tanggal 18 Januari 2019 tentang
Penataan dan Pengelolaan Perpotongan antara Jalur Kereta Api dengan
Jalan di Kabupaten Cilacap dalam jangka waktu selama 5 (lima) tahun.

d) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada tanggal
14 Februari 2019 dengan objek sewa pembangunan perpotongan tidak
sebidang (fly over) dari dan menuju Terminal Teluk Lamong di KM
4+200/300 antara Stasiun Kandangan – Stasiun Indro Lintas Kandangan –
Indro dalam jangka waktu selama 5 (lima) tahun.

e) Perjanjian Regres antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku


Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dengan PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia (Persero) sehubungan dengan Penyelenggaraan
Prasarana Perkeretaapian Umum Makassar-Parepare dengan Skema


2-18 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pada tanggal 5 April
2019.

f) Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku


Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dengan PT Celebes Railway
Indonesia selaku Badan Usaha tentang Penyelenggaraan Prasarana
Perkeretaapian Umum Makassar-Parepare dengan Skema Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pada tanggal 5 April 2019 dalam
jangka waktu 18 (delapan belas) tahun 6 (enam) bulan terus menerus sejak
tanggal operasi komersial.

g) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Inti Lokahita pada tanggal 25 April 2019 dengan
objek sewa pembangunan perpotongan tidak sebidang (fly over) di KM
31+348 antara Stasiun Sepanjang – Stasiun Krian Lintas Jombang -
Wonokromo dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

h) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Indosat TBK pada tanggal 13 Mei 2019 dengan
objek sewa penanaman kabel fiber optik melintasi jalur kereta api sebanyak
60 titik seluas 1.500 m2 dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

i) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Angkasa Komunikasi Global Utama pada
tanggal 13 Mei 2019 dengan objek sewa penanaman dan pengoperasian
kabel serat optik melintasi jalur kereta api di KM 6+920 antara Stasiun
Semarang Tawang – Stasiun Alastua lintas Semarang - Surabaya dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun.

j) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Perta – Samtan Gas pada tanggal 27 Mei 2019
dengan objek sewa penanaman pipa gas melintasi jalur kereta api di ruas
rel kereta api KM 0+4/5 antara Stasiun Serdang – Stasiun Payakabung
lintas Prabumulih – Kertapati dan ruas rel kereta api KM 371+4/5 antara
Stasiun Serdang – Stasiun Payakabung Lintas Prabumulih – Kertapati
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

k) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pada tanggal
15 Juli 2019 dengan objek sewa penanaman dan pengoperasian pipa air di
KM 0+360 – 6+190 antara Stasiun Kandangan – Stasiun Indro Lintas

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-19
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Kandangan – Indro, KM 0+360 antara Stasiun Kandangan – Stasiun Indro
Lintas Kandangan – Indro, KM 220+582 jalur hulu hilir jalur ganda lintas
Gundih – Surabaya Pasar Turi lintas Babat – Kandangan, KM 6+190 antara
Stasiun Kandangan – Stasiun Indro lintas Kandangan – Indro dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun.

l) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Vopak Terminal Merak pada tanggal 9 Agustus
2019 dengan objek sewa penanaman dan pengoperasian pipa air pada
sebagian tanah dan/atau bangunan di KM 142+635 – KM 144+955 jalur
kereta api antara Stasiun Krenceng – Stasiun Merak lintas Jakarta – Merak
dan melintasi jalur kereta api di 3 lokasi yaitu KM 144+200, KM 144+900,
dan KM 144+955 antara Stasiun Krenceng – Stasiun Merak lintas Jakarta
– Merak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

m) Naskah Perjanjian Hibah antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian


dengan PT Fajarputera Dinasti pada tanggal 13 Agustus 2019 tentang
Hibah berupa 2 (dua) Bidang Tanah dan 1 (satu) Unit Bangunan Stasiun
Metland Telaga Murni Beserta Fasilitasnya Kepada Kementerian
Perhubungan.

n) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Adhya Tirta Lampung pada tanggal 26 Agustus
2019 dengan objek sewa penanaman pipa air melintasi sebagian tanah
koridor (Sub Surface) jalur kereta api KM 18+0/1 antara Stasiun Gedung
Ratu – Stasiun Rejosari dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

o) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada tanggal 27
Agustus 2019 dengan objek sewa sebagian tanah untuk pembangunan
pipa gas di KM.1+8/25 antara Stasiun Medan – Stasiun Binjai Lintas Medan
– Binjai Jalan H. Adam Malik, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara seluas
28 m2. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 18 Desember 2022.

p) Perjanjian Sewa Menyewa Barang Milik Negara antara Direktorat Jenderal


Perkeretaapian dengan PT Multi Bangun Sarana pada tanggal 20
November 2019 dengan objek sewa pembangunan penambahan lebar
perpotongan tidak sebidang (fly over) di KM 291+958 antara Stasiun
Benowo – Stasiun Kandangan lintas Gundih – Surabaya Pasarturi dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun.


2-20 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, di antaranya:


1) Pembuatan iklan layanan masyarakat terkait pemberitaan informasi dengan
melaksanakan kegiatan publikasi melalui saluran media massa, antara lain:
a) Publikasi program pembangunan perkeretaapian di media nasional
kompas (radio sonora, kompas tv, kompas.com, dan koran kompas), pada
bulan Januari 2019.
b) Kerjasama advertorial dan acara FGD (focus group discussion) mengenai
LRT Jabodebek & Sumsel di media Warta Kota, pada bulan Februari 2019.
c) Publikasi dan pembuatan video profile kegiatan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian berupa peresmian Stasiun Naras di media Gatra, pada
bulan Februari 2019.
d) Publikasi kegiatan sosialisasi LRT Sumatera Selatan dan dialog menteri
perhubungan dengan masyarakat Sumatera Selatan di Universitas
Sriwijaya Palembang serta advertorial harian Kompas dan tribunews.com,
pada bulan Maret 2019.
e) Kerjasama publikasi terkait program motis dan angkutan lebaran tahun
2019 di media Warta Kota pada bulan Mei 2019.
f) Publikasi di media nasional yaitu pemuatan advertorial majalah
sindoweekly dan koran Sindo dalam rangka mensosialisasikan program
Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada bulan Juni 2019.
g) Kerjasama publikasi dan pembuatan video profile kegiatan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian di media Gatra pada bulan September 2019.
h) Kerjasama produksi dan penayangan iklan layanan masyarakat
perkeretaapian melalui radio di Jawa Timur pada bulan Oktober 2019.
i) Kerjasama penayangan iklan layanan masyarakat perkeretaapian melalui
radio di Joglosemar kerto dan Cirebon pada bulan Oktober 2019.
j) Kerjasama paket publikasi dan advertorial angkutan natal dan tahun baru
(nataru) 2019 di media Indopos pada November 2019.

2) Peliputan dan monitoring program pembangunan yang dilaksanakan


Pemerintah dalam pengembangan perkeretaapian nasional yang telah, sedang
dan akan dilaksanakan dapat terinformasikan kepada stakeholder serta
masyarakat luas, antara lain:


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-21
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

a) Peresmian Stasiun Naras dan pengoperasian jalur kereta api lintas
Pariaman – Naras di Padang Sumatera Barat yang dilaksanakan pada
bulan Maret 2019.


Gambar 2. 12 Peresmian Stasiun Naras dan pengoperasian jalur kereta api lintas
Pariaman – Naras


b) Perpanjangan lintas pelayanan Kereta Api Siliwangi relasi Sukabumi –
Ciranjang yang dilaksanakan pada bulan Juli 2019.


Gambar 2. 13 Perpanjangan Lintas Pelayanan Kereta Api Siliwangi relasi
Sukabumi – Ciranjang

c) Soft Launching pengoperasian kereta api Bandar Udara Internasional Adi


Soemarmo yang dilaksanakan pada bulan Desember 2019.



2-22 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 14 Soft Launching Pengoperasian Kereta Api Bandar Udara Internasional Adi
Soemarmo

3) Kegiatan Jumpa Pers dan Focus Group Discussion (FGD)


Kegiatan Jumpa Pers dilakukan dengan mengundang nara sumber jumpa pers
Dirjen Perkeretaapian dan didampingi oleh pejabat Eselon II dan III Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, serta dihadiri oleh media cetak dan media elektronik
di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2019 :
a) Jumpa pers terkait penandatanganan kontrak IMO dan KA Perintis tahun
2019 yang dilaksanakan pada bulan Januari 2019.


Gambar 2. 15 Penandatanganan Kontrak IMO dan KA Perintis tahun 2019

b) Dialog bersama Direktur Jenderal Perkeretaapian membahas tentang


manfaat moda transportasi massal LRT Jabodebek dan LRT Sumsel yang
dilaksanakan pada bulan Februari 2019.

BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-23
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 16 Dialog Bersama Direktur Jenderal Perkeretaapian

c) Jumpa pers penyelenggaraan perisiapan angkutan lebaran 2019 bidang


perkeretaapian yang diselenggarakan pada bulan Mei 2019.


Gambar 2. 17 Jumpa Pers Penyelenggaraan Persiapan Angkutan Lebaran 2019



2-24 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

d) Jumpa pers penyelenggaraan angkutan motor gratis 2019 dan rampchek
pada sarana serta prasarana perkeretaapian pada bulan Mei 2019.


Gambar 2. 18 Jumpa Pers Penyelenggaraan Angkutan Motor Gratis 2019 dan Rampchek

e) Jumpa pers evaluasi penyelenggaraan angkutan mudik tahun 2019 yang


dilaksanakan pada bulan Juni 2019.


Gambar 2. 19 Jumpa Pers Evaluasi Penyelenggaraan Angkutan Mudik Tahun 2019


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-25
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

f) Focus Group Discussion Dirjen Perkeretaapian bersama Dirjen
Perhubungan Darat membahas tentang “O-Bhan Busway” yang
dilaksanakan pada bulan Juni 2019.


Gambar 2. 20 Focus Group Discussion O-BHAN Busway

g) Jumpa pers Sosialisasi Grafik Perjalanan Kereta Api 2019 yang


dilaksanakan pada bulan November 2019.


Gambar 2. 21 Jumpa Pers Sosialisasi Grafik Perjalanan Kereta Api 2019

h) Jumpa pers penandatanganan pelayanan publik (Public Service Obligation)


angkutan penumpang kereta api kelas ekonomi. Perawatan dan
Pengoperasian Prasarana Perkeretapian milik negara (IMO) Tahun
Anggaran 2020 pada bulan Desember 2019.



2-26 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 22 Jumpa Pers Penandatanganan Pelayanan Publik (Public Service Obligation)
dan Perawatan & Pengoperasian Prasarana Perkeretapian Milik Negara

i) Penerbitan News Letter di bidang Perkeretaapian


Dalam rangka saluran komunikasi internal dan pemangku kepentingan
perkeretaapian nasional, Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah
melakukan penerbitan News Letter Perkeretaapian pada bulan Juni 2019,
bulan Agustus 2019, dan Oktober 2019.
j) Kegiatan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Pertemuan pejabat serta petugas PPID di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian untuk membahas dan mensosialisasikan tugas dan fungsi
PPID di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Kegiatan
dilaksanakan di Medan tanggal 28 s.d 29 Agustus 2019.


Gambar 2. 23 Kegiatan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-27
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

4) Kegiatan KSLN pada tahun 2019, diantaranya:

a) Pertemuan The 47th APEC-TPTWG di Kanada, pada bulan April 2019;

b) Railog 2019 Busan-Korea dan Market Sounding KPBU bidang


Perkeretaapian, pada bulan Juni 2019;

c) The 47 ASEAN STOM di Da Nang Vietnam, pada bulan Juni 2019;

d) ASEAN – ROK Meeting di Seoul, pada bulan Agustus 2019;

e) Kunjungan ke Pusat Produksi ART Di Zhuo Tiongkok, Agustus 2019;

f) Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT di Krabi-Thailand, pada bulan


September 2019.;

g) The 7th BIMP-EAGA Transport Cluster Meeting di Davao, Filipina,


pada bulan Oktober 2019;

h) Indonesia- Italy Business Forum di Milan, Italia, pada bulan Oktober


2019;

i) The 38th Transport Facilitation Working Group di Brunai Darussalam, pada


bulan Oktober 2019;

j) ASEAN STOM di Hanoi-Vietnam, pada bulan November 2019;

k) Vice Minister Level Meeting Indenesia-Japan, pada bulan November 2019;

l) The 48th APEC TPTWG Russia, pada bula November 2019;

m) The 5th JWG RI-Austria, Vienna, pada bula November 2019;

n) The 23rd BIMP EAGA, Sarawak-Kuching, pada bula November 2019;

o) The 5th ASEM TMM, Budapest-Hungaria, pada bulan Desember 2019;

p) Transport Business Forum, Lelystad-Belanda, pada pada bulan Desember


2019.

5) Kegiatan Pameran
Dalam rangka meningkatkan citra positif Direktorat Jenderal Perkeretaapian
dikalangan stakeholder, mitra kerja, investor, Perguruan Tinggi, dan
masyarakat maka Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melaksanakan
kegiatan pameran pada :
a) Pameran Indo Trans Expo 2019 di Plenary Hall JCC senayan yang
dilaksanakan pada bulan Maret 2019.



2-28 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 24 Pameran Indo Trans Expo 2019


b) Pameran APKASI Otonomi Expo 2019 di Plenary Hall JCC senayan yang
dilaksanakan pada bulan September 2019.


Gambar 2. 25 Pameran APKASI Otonomi Expo 2019


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-29
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

c) Pameran Sail Wonderful Nias di Kabupaten Minahasa Selatan yang
dilaksanakan pada bulan September 2019.


Gambar 2. 26 Pameran Sail Wonderful Nias

6) Edukasi
Kegiatan edukasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian bertujuan guna
membentuk citra positif Direktorat Jenderal Perkeretaapian di kalangan
stakeholder, mitra kerja, investor, Perguruan Tinggi dan masyarakat luas, agar
program pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah dalam pengembangan
perkeretaapian nasional yang telah, sedang dan akan dilaksanakan dapat
terinformasikan kepada stakeholder serta masyarakat luas. Kegiatan edukasi
dilaksanakan pada tanggal 24 November 2019 di Bekasi.


Gambar 2. 27 Kegiatan edukasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian


2-30 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2.4 BIDANG KEPEGAWAIAN DAN UMUM

2.4.1 PENGELOLAAN TATA USAHA

Tata usaha merupakan proses kegiatan perkantoran yang berkaitan dengan


penanganan informasi secara tertulis meliputi pengelolaan dan pengolahan informasi
dengan dukungan tata kerja atau prosedur. Beberapa kegiatan pada tahun 2019, antara
lain:
1. Pembinaan sistem administrasi antara lain:
a. Melaksanakan sosialisasi Sistem Administrasi Perkantoran dan Kearsipan di
Lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten, dengan
narasumber dari Kepala Bagian Persuratan, Kearsipan dan Pelaporan, Biro
Umum, Kementerian Perhubungan;
b. Menghadiri sosialisasi di bidang pengelolaan arsip dan tata persuratan di Balai
Teknik Perkeretaapian Sumatera bagian Barat.


Gambar 2. 28 Kegiatan Sosialisasi Administrasi Perkantoran dan Kearsipan Lingkungan Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten

2. Monitoring kegiatan ketatausahaan antara lain:

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai pembina di bidang


ketatausahaan akan melakukan monitoring terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan ketatausahaan seluruh unit kerja/Balai di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-31
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 29 Kegiatan Monitoring Ketatausahaan di Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera
Bagian Barat

3. Pembinaan Keprotokolan dan MC di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian


meliputi kegiatan Sosialisasi Ketatausahaan dan Keprotokolan di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, yang dilaksanakan tanggal 28-20 Oktober
2019 dan yang dihadiri oleh Direktorat dan Balai – Balai di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, dengan narasumber ibu Henny Ratam dan Ibu Sudarsih
(Kepala Bagian Persuratan, Kearsipan dan Pelaporan, Biro Umum, Kementerian
Perhubungan).


Gambar 2. 30 Kegiatan Sosialisasi Ketatausahaan dan Keprotokolan di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian

4. Pengelolaan arsip antara lain:


a) Penataan arsip inaktif, dengan tahapan entry data arsip, jadwal retensi arsip
(JRA) dan manuver fisik sebanyak 176 Box (6.908 Berkas) tahun 1991 sampai
dengan 2011 di Kantor Arsip Kementerian Perhubungan, Soreang, Bandung;



2-32 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 2. 31 Kegiatan Kegiatan Penataan Arsip inaktif di Kantor Arsip Kementerian Perhubungan,
Soreang, Bandunng

b) Inventarisasi Arsip Terjaga di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan


bahwa pimpinan pencipta arsip bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip
terjaga dimana Arsip terjaga merupakan arsip negara yang berkaitan dengan
keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa;
c) Pengiriman Arsip Inaktif ke Kantor Arsip Kementerian Perhubungan, Soreang,
Bandung;

Gambar 2. 32 Kegiatan Inventarisasi terjaga di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

d) Pembuatan ruang Central File Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam


rangka pemeliharaan arsip aktif secara efisien sesuai dengan Peraturan Arsip
Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis.


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-33
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 2. 33 Kegiatan Membuat Ruang Central File Direktorat Jenderal Perkeretaapian

2.4.2 PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI

Berdasarkan peraturan-peraturan yang terkait dengan bidang kepegawaian, maka unit


kerja yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang kepegawaian mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab dalam pembinaan karir, kesejahteraan, disiplin pegawai,
pengurusan kepangkatan, dan lain-lain yang harus dilakukan Pegawai Negeri Sipil
sesuai bidang tugasnya. Atas dasar dan peranan tersebut, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian berupaya memfasilitasi dan mengakomodir kegiatan-kegiatan di bidang
kepegawaian.

Beberapa kegiatan bidang kepegawaian dan organisasi pada tahun 2019, antara lain:

1) Penyusunan rencana kebutuhan PNS Direktorat Jenderal Perkeretaapian


berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 412 Tahun 2019 tentang Penetapan Kebutuhan PNS di lingkungan
Kementerian Perhubungan Tahun Anggaran 2019, total formasi berjumlah 1.244
Formasi dimana sebanyak 406 Formasi untuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

2) Sosialisasi perencanaan pengadaan CPNS dalam rangka persiapan penerimaan


CPNS Formasi Tahun Anggaran 2019;



2-34 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 34 Kegiatan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaaapian

3) Penyiapan usulan pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan baik yang
dilaksanakan oleh Badan Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan maupun
Biro Kepegawaian dan Organisasi;

4) Penyusunan usulan pegawai yang mengikuti ujian dinas dan penyesuaian ijazah;

5) Penyusunan usulan promosi dan rotasi pegawai termasuk pengusulan assessment


test untuk para pejabat dan pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

6) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja pegawai serta disiplin pegawai di


seluruh unit kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

7) Inventarisasi dan mengusulkan kenaikan pangkat terpadu yang dilaksanakan pada


bulan April dan Oktober 2019;

8) Pengurusan pembuatan Surat Keputusan Gaji Berkala;

9) Penyusunan peta jabatan, analisis jabatan, dan analisis beban kerja;

10) Penyiapan bahan pembahasan perubahan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal


Perkeretaapian;

11) Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi Reformasi Birokrasi di lingkungan


Kementerian Perhubungan tahun 2019 oleh Tim Evaluator Kementerian PANRB;

12) Penyiapan bahan pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara


(LHKPN) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di
lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

13) Pengendalian Gratifikasi


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-35
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 35 Kegiatan Pengendalian Gratifikasi yang dilaksanakan di Balai –Balai di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaaapian

14) Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan Unit Kepatuhan Internal (UKI) di


lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan koordinasi dengan Inspektorat
Jenderal Kementerian Perhubungan;

15) Penyiapan bahan usulan naskah akademis Jabatan Fungsional Tertentu di bidang
Perkeretaapian yaitu Penguji Sarana Perkeretaapian, Penguji Prasarana
Perkeretaapian, Asisten Penguji Sarana, Asisten Penguji Prasarana, Inspektur
Sarana, Inspektur Prasarana dan Auditor Perkeretaapian;

16) Pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penghitungan gaji dan tunjangan
kinerja pegawai;

17) Pelaksanaan monitoring terhadap pembuatan laporan Sasaran Kerja Pegawai


(SKP) dan Laporan Bulanan serta melakukan penyusunan rekapitulasi kehadiran
pegawai;

18) Sosialisasi dan monitoring pembuatan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (AP2KP);

19) Penyusunan proses bisnis dan standar operasional prosedur;



2-36 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 36 Kegiatan Aplikasi Penilaian Prestasi dan Kinerja Pegawai (AP2KP)

20) Pelaksanaan kegiatan character building untuk pegawai Direktorat Jenderal


Perkeretaapian yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi para pegawai yang dilaksanakan bulan
September 2019.


Gambar 2. 37 Kegiatan Kegiatan Character Building Untuk Pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-37
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2.4.3 PENGELOLAAN RUMAH TANGGA

Pada tahun 2019 telah dilaksanakan pengelolaan rumah tangga sebagai


berikut :
a. Pelaksanaan tes/uji narkoba bagi seluruh aparatur pada lingkungan
Balai/Satker Direktorat Jenderal Perkeretaapian antara lain:
1) Sosialisasi BPJS Direktorat Jenderal Perkeretaapian di Bogor pada
Februari 2019;

Gambar 2. 38 Pelaksanaan Sosialisasi BPJS Direktorat Jenderal Perkeretaapian

2) Pada tanggal 19 Maret 2019 dilakukan P4GN di Balai Teknik


Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah antara lain Yogyakarta,
Kebumen, Purwokerto;

Gambar 2. 1 Pelaksanaan Tes/Uji Narkoba di Balai Peningkatan Jalan KA Lintas


Selatan Jawa (PLS 1) di Yogyakarta


2-38 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 2. 41 Pelaksanaan Tes/Uji Narkoba di Balai Peningkatan Jalan KA Lintas


Selatan Jawa (PLS 2) di Kebumen

Gambar 2. 2 Pelaksanaan Tes/Uji Narkoba di Balai Pembangunan Jalur Ganda


Cirebon-Kroya, di Purwokerto

3) Pada tanggal 24 Juni 2019 dilakukan P4GN di Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan di Palembang dan
Lampung;

Gambar 2. 39 Pelaksanaan Tes/Uji Narkoba di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II


Wilayah Sumatera Bagian Selatan, di Palembang


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-39
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 40 Pelaksanaan Tes/Uji Narkoba di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II
Wilayah Sumatera Bagian Selatan, di Lampung

4) Pada tanggal 20 November 2019 dilakukan P4GN Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur di Surabaya;

Gambar 2. 41 Pelaksanaan Tes/Uji Narkoba di Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah


Jawa Bagian Timur di Surabaya



2-40 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5) Pada tanggal 8 Mei 2019 dilakukan P4GN di Kantor Pengembangan
Perkeretaapian Sulawesi Selatan.

Gambar 2. 42 Pelaksanaan Tes/Uji Narkoba di Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah


Bagian Timur Kantor Pengembangan Perkeretaapian Sulawesi Selatan, Makasar

b. Kegiatan Penarikan dan Perawatan Mesin Absensi Biometrik :


1) Perawatan Mesin Absensi Biometrik di Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jakarta dan Banten dan Balai Pengujian Perkeretaapian;


Gambar 2. 43 Perawatan Mesin Absensi Biometrik di Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jakarta dan Banten dan Balai Pengujian Perkeretaapian


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-41
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2) Perawatan Mesin Absensi Biometrik di Balai Sumatera Bagian Selatan;


Gambar 2. 44 Perawatan Mesin Absensi Biometrik di Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Bagian Timur
Kantor Pengembangan Perkeretaapian Sulawesi Selatan


c. Kegiatan Penataan dan Penarikan Kendaraan Dinas Operasional Kantor
Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai berikut :
1) Penarikan Kendaraan Dinas Operasional Balai Teknik Jakarta Banten di
Balai Yasa Yogyakarta;



2-42 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 2. 45 Penarikan Kendaraan Dinas Operasionl Kantor di Balai Yasa Yogyakarta


2) Penarikan Kendaraan Dinas Operasional Balai Teknik Jakarta Banten di
Depok;


Gambar 2. 46 Penarikan Kendaraan Dinas Operasionl Kantor di Depok


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-43
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3) Penarikan Kendaraan Dinas Operasional Balai Teknik Jakarta Banten di
Parung;


Gambar 2. 47 Penarikan Kendaraan Dinas Operasional Kantor di Parung


d. Kegiatan penilaian kebersihan kerapihan ruang kerja pegawai Direktorat
Jenderal Perkeretaapian di Satker/Balai;

Gambar 2. 48 Penilaian Kebersihan Kerapihan Ruang Kerja Pegawai di Balai Pengujian


Perkeretaapian dan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten



2-44 BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 2. 49 Penilaian Kebersihan Kerapihan Ruang Kerja di Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Bagian Timur Kantor Pengembangan Perkeretaapian Sulawesi Selatan, Makasar


Gambar 2. 50 Penilaian Kebersihan Kerapihan Ruang Kerja Pegawai Direktorat Jenderal
Perkeretaapian di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah,
Semarang


BAB 2 DUKUNGAN MANAJEMEN 2-45
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 3 PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

3.1 PEMBANGUNAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

Pembangunan jalur kereta api yang telah dilaksanakan pada tahun 2019 meliputi
beberapa wilayah, yaitu:

a. Pembangunan Wilayah Sumatera

a. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Besitang – Langsa Segmen Besitang –


Sei Liput

Pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa merupakan salah satu
proyek dalam program prioritas Kementerian Perhubungan yang dibiayai
melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pembangunan jalur kereta api
lintas Besitang – Langsa merupakan bagian dari jalur kereta api Trans
Sumatera yang menghubungkan Sumatera Utara dan Aceh dimana tahap awal
pembangunan adalah segmen Besitang – Sei Liput. Manfaat dari
pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa segmen Besitang – Sei
Liput adalah untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas orang maupun
angkutan barang serta mengurangi waktu tempuh perjalanan antar wilayah,
mengurangi kemacetan jalan raya dan mengurangi tingkat penggunaan moda
transportasi jalan raya ke moda transportasi angkutan massal berbasis rel.

Gambar 3. 1 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api lintas


Besitang – Langsa segmen Besitang – Sei Liput

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-1


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pembangunan jalur KA lintas Besitang – Langsa segmen Besitang – Sei


Liput sepanjang 35,4 km merupakan pekerjaan lanjutan dari tahun 2017
(kontrak tahun jamak 2017-2020) dengan lingkup pekerjaan meliputi
konstruksi jalan kereta api (pekerjaan tubuh baan dan pekerjaan track)
pekerjaan emplasemen sepanjang 3,2 km, pembangunan jembatan kereta
api bentang >10 m sebanyak 2 unit, pembangunan flyover sebanyak 2 unit
dan pembangunan overpass pada jalan nasional sebanyak 1 unit,
pembangunan stasiun kereta api sebanyak 4 unit (Sei Liput, Karangjadi, Sei
Sirah, Halaban Blok), serta pembangunan sistem persinyalan elektrik.

Kendala dalam pelaksanaan pembangunan jalur kereta api segmen


Besitang – Sei Liput adalah keterlambatan penyiapan lahan serta adanya
pergeseran track akibat perubahan desain pada lengkung. Pada akhir tahun
2019 progres pekerjaan pembangunan jalur KA tersebut mencapai 85,61%
dengan target penyelesaian pada akhir tahun 2020.

Gambar 3. 2 Pembangunan Jalur Kereta Api lintas Besitang – Langsa segmen


Besitang – Sei Liput

3-2 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Rantauprapat – Kota Pinang Segmen


Rantauprapat – Pondok S5

Pembangunan jalur kereta api


antara Rantauprapat – Kota Pinang
termasuk dalam Proyek Strategis
Nasional (PSN) dibangun untuk
mendukung program jalur kereta
api Trans Sumatera yang terletak di
Kabupaten Labuhan Batu dan
Labuhan Batu Selatan. Manfaat
dari pembangunan jalur KA ini
adalah untuk meningkatkan
aksesibilitas dan mobilitas orang
dan angkutan barang serta Gambar 3. 3 Peta Lokasi Pekerjaan Rantau
Prapat – Kota Pinang
mengurangi waktu tempuh
perjalanan antar wilayah, mengurangi kemacetan jalan raya dan mengurangi
tingkat penggunaan moda transportasi jalan raya ke moda transportasi
angkutan massal berbasis rel.

Pembangunan jalur KA lintas Rantauprapat – Kota Pinang tahap pertama


adalah segmen Rantauprapat – Pondok S5 sepanjang 33 km yang merupakan
pekerjaan lanjutan dari tahun 2017 (kontrak tahun jamak 2017-2020) dengan
lingkup pekerjaan meliputi konstruksi jalan kereta api (pekerjaan tubuh baan
dan pekerjaan track), pembangunan jembatan kereta api dengan panjang
bentang 220 m sebanyak 1 unit, pembangunan underpass 1 unit, overpass 19
unit, pembangunan stasiun 4 unit (Stasiun Rantauprapat Baru, Urong Komas,
Aek Nabara, dan Pondok S2), serta pembangunan persinyalan dengan sistem
elektrik dan telekomunikasi traindispatching sebanyak 4 unit. Progres
pembangunan hingga akhir Desember 2019 adalah sebesar 92,01% dengan
target operasi pada akhir tahun 2020.

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-3


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 4 Pembangunan Jalur KA Rantauprapat – Pondok S5

c. Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Bandar Tinggi – Kuala Tanjung

Pembangunan jalur kereta api lintas Bandar Tinggi – Kuala Tanjung termasuk
dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), dibangun di Kabupaten Simalungun
dan Batu Bara. Manfaat dari pembangunan jalur KA antara Bandar Tinggi –
Kuala Tanjung adalah meningkatkan konektivitas antarmoda untuk mendukung
angkutan barang dari dan menuju Pelabuhan Kuala Tanjung termasuk dari
wilayah KEK Sei Mangkei, meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas angkutan
barang serta mengurangi waktu tempuh perjalanan antar wilayah, mengurangi
kemacetan jalan raya serta mengurangi tingkat penggunaan moda transportasi
jalan raya ke moda transportasi angkutan massal berbasis rel.

Gambar 3. 5 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalur KA Bandar Tinggi – Kuala Tanjung

Pembangunan jalur kereta api lintas Bandar Tinggi – Kuala Tanjung


dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2011 s.d 2014 berupa
pembangunan tubuh baan kereta api, pada tahun 2017 – 2019 meliputi lanjutan
pembangunan jalur kereta api sepanjang 21,5 km dengan lingkup pekerjaan
meliputi konstruksi jalan kereta api (pekerjaan tubuh baan dan pekerjaan track),

3-4 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

pembangunan jembatan kereta api bentang 50 m sebanyak 1 unit,


pembangunan stasiun 3 unit (Stasiun Tanjung Gading, Kuala Tanjung,
Pelabuhan), pekerjaan pembangunan persinyalan dengan sistem elektrik
sebanyak 7 unit (Stasiun Perlanaan, Bahlias, Bandar Tinggi, Laut Tador,
Tanjung Gading, Kuala Tanjung, Pelabuhan Kuala Tanjung) serta pekerjaan
emplasemen Stasiun Bandar Tinggi, pekerjaan telekomunikasi pemasangan
kabel optic 24 core kiri – kanan dan pembangunan sistem radio telekomunikasi
traindispatcing di 3 stasiun baru. Progres pembangunan hingga akhir Desember
2019 adalah sebesar 100%, saat ini dalam tahap tindak lanjut hasil safety
assesment dan penguji dan ditargetkan beroperasi pada 2020.

Gambar 3. 6 Progress Jalur Kereta Api lintas Bandar Tinggi–Kuala Tanjung

d. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Layang Antara Medan – Bandar


Khalifah

Pembangunan jalur ganda kereta api layang antara Medan – Bandar Khalifah
merupakan pengembangan dari jalur kereta bandara dari Stasiun Medan
menuju Bandara Kualanamu. Manfaat dari pembangunan jalur layang ini
adalah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Medan dengan
menghilangkan perlintasan sebidang, mengurangi keterlambatan perjalanan
kereta api melalui peningkatan kapasitas fasilitas operasi dan jalur ganda,
peningkatan pelayanan, angkutan umum massal dari/menuju Bandara
Kualanamu serta meningkatkan keselamatan perjalanan KA.

Pada tahun 2019 dilaksanakan pekerjaan lanjutan pemasangan rel dan


pekerjaan pembangunan fasilitas operasi kereta api. Selain itu pada
pembangunan jalur kereta api layang Medan-Bandar Khalipah ini, telah
dilaksanakan uji fungsi jalur kereta api dengan menggunakan kereta ukur serta
telah dioperasikan pada Desember tahun 2019.

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-5


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 7 Jalur Ganda Kereta Api Layang Antara Medan- Bandar Khalifah

e. Reaktivasi Jalur Kereta Api antara Padang – Pulau Aer

Reaktivasi jalur kereta api antara Padang – Pulau Aer merupakan program
Kementerian Perhubungan yang bertujuan untuk peningkatan konektivitas
antar moda serta mobilitas masyarakat perkotaan Padang. Pekerjaan reaktivasi
jalur KA ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu pekerjaan peningkatan jalur dan
sterilisasi sepanjang 2,95 meter, pembangunan shelter Tarandam,
pembangunan jembatan BH 36 bentang 15 meter dan pekerjaan pembangunan
stasiun Pulau Aer dengan persentase progres capaian fisik sebesar 100%.
Target pengoperasian pada 2020.

Gambar 3. 8 Lokasi Pengerjaan Reaktivasi

3-6 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 9 Reaktivasi Jalur Kereta Api Padang – Pulau Aer

b. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Wilayah Jawa

a. Pembangunan Double – Double Track (DDT) Paket A Antara Manggarai –


Jatinegara

Program pembangunan DDT paket A merupakan salah satu program


prioritas Kementerian Perhubungan bidang perkeretaapian. Pada tahun
2019 telah dilaksanakan pembangunan jalur kereta api/emplasemen
sepanjang 5,6 km terdiri dari pembangunan siding pada emplasemen
Manggarai untuk pengoperasian kereta api Bandara Soekarno Hatta dan
temporary track pada emplasemen Manggarai guna mendukung operasi
kereta api jarak jauh dan KRL Jabodetabek. Selain itu juga telah diselesaikan
pekerjaan sipil yaitu pembangunan jalur kereta api layang/elevated track
antara Manggarai-Jatinegara. Pada pekerjaan paket A tahap 1 antara
Manggarai-Jatinegara dengan progres fisik 95% dimana masih terdapat
pekerjaan yang belum dapat terselesaikan di tahun 2019 dan telah dilakukan
perpanjangan multiyears contract sampai tahun 2020 yaitu untuk pekerjaan
sipil, pekerjaan jalan rel, pekerjaan bangunan gedung, pekerjaan fasilitas
operasi dan pekerjaan supervisi.

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-7


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 10 Lokasi Pembangunan Double – Double Track Lintas Manggarai – Jatinegara

Gambar 3. 11 Double – Double Track (DDT) Paket A antara Manggarai – Jatinegara

b. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Bogor – Sukabumi Segmen


Cigombong – Cicurug

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Bogor – Sukabumi merupakan


salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional yaitu pembangunan Double
Track lintas Selatan Jawa di Provinsi Jawa Barat dengan panjang 57 km.
Manfaat dari pembangunan jalur ganda kereta api tersebut adalah
mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya terutama dari Jakarta – Bogor –
Sukabumi, meningkatkan frekuensi perjalanan kereta api penumpang dari 6
kali/hari menjadi 12 kali/hari, serta kereta api barang dari 2 kali/hari menjadi
8 kali dengan rangkaian lebih panjang, meningkatkan waktu tempuh kereta
api untuk Bogor – Sukabumi dari 123 menit menjadi 104 menit, menurunnya
rata-rata LHR dari 21.885 unit menjadi 21.047 unit, bertambahnya jumlah
rangkaian dari 6 rangkaian menjadi 8 rangkaian, meningkatnya jumlah
angkutan penumpang dari 3.364 penumpang/hari menjadi 10.092

3-8 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

penumpang/hari serta angkutan barang dari 648 ton/hari menjadi 3.456


ton/hari.

Pembangunan jalur kereta api antara Bogor - Sukabumi segmen Cigombong


- Cicurug posisi akhir tahun 2019 telah terpasang rel sepanjang 4,7 km dari
total target segmen cigombong-cicurug sepanjang 7,5 km. Pembiayaan
bersumber dari skema pendanaan SBSN dengan metode kontrak tahun
jamak (MYC) tahun 2019-2021 meliputi lanjutan pembangunan jalur ganda
kereta api segmen Cigombong-Cicurug serta segmen Bogor Paledang –
Cigombong.

Gambar 3. 12 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Segmen Cigombong – Cicurug

c. Reaktivasi Jalur Kereta Api Antara Ciranjang – Cipatat

Reaktivasi jalur kereta api antara Ciranjang-Cipatat merupakan bagian dari


reaktivasi jalur kereta api segmen Cianjur-Padalarang, dimana sebelumnya
pada tahun 2018 telah dilakukan reaktivasi jalur kereta api antara Cianjur-
Ciranjang. Reaktivasi jalur kereta api sepanjang 15 km antara Ciranjang-
Cipatat dengan lingkup kegiatan normalisasi badan jalan, penggantian rel
R.33 menjadi R.54 bantalan beton, peningkatan jembatan KA, perbaikan
drainase dan penanganan rawan longsor serta peningkatan fasilitas operasi.
Reaktivasi lintas tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali lintas
antara Cianjur-Padalarang dalam upaya meningkatkan pelayanan,
aksesibilitas dan mobilitas orang dan barang antar kabupaten, antar kota
maupun antar provinsi melalui penyediaan alternatif moda angkutan umum
massal.

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-9


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pada tahun 2019 realisasi fisik kegiatan reaktivasi jalur kereta api antara
Ciranjang-Cipatat sebesar 100 % dan direncanakan pengoperasian pada
tahun 2020.

Gambar 3. 13 Reaktivasi Jalur KA Termasuk Normalisasi Badan Jalan antara


Ciranjang – Cipatat

d. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Antara Kroya – Gombong – Kutoarjo

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Kroya-Gombong-


Kutoarjo merupakan salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional
bidang perkeretaapian pada lintas selatan Jawa sepanjang 76 km.
Manfaat dari pembangunan jalur ganda kereta api antara Kroya-
Gombong-Kutoarjo yaitu meningkatkan ekonomi wilayah dan
kesejahteraan masyarakat sekitar daerah pembangunan,
meningkatnya kapasitas pelayanan dan mobilitas orang dan barang,
dan terciptanya keselamatan perjalanan kereta api. Untuk segmen
Kroya-Gombong, terdapat progres fisik 98% pembangunan jalur
ganda kereta api pada tahun 2019 sepanjang 43,66 km yang terdiri
dari pekerjaan pembangunan jalur ganda atau double track sepanjang
29,75 km dan pekerjaan emplasemen/siding di Stasiun Kroya,
Kemranjen, Sikampuh, Tambak, Ijo sepanjang 14,48 km. Terdapat
pekerjaan track pada Terowongan Ijo yang belum selesai
konstruksinya sepanjang 579 meter dan telah dilakukan perpanjangan
multiyears contract sampai dengan tahun 2020 untuk penyelesaian
konstruksi.

3-10 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 14 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Kroya - Gombong

Untuk segmen Gombong-Kutoarjo, tercapai progres fisik pembangunan jalur


ganda kereta api pada tahun 2019 sepanjang 55,21 km, terdiri dari
pembangunan jalur ganda baru/new track sepanjang 43,856 km dan
pekerjaan siding pada emplasemen Stasiun Karanganyar, Kebumen,
Wonosari, Kutowinangun, Prembun, dan Stasiun Butuh sepanjang 11,351
km. Terdapat pekerjaan track new line yang belum selesai konstruksinya
sepanjang 2,344 km yaitu antara Stasiun Soka-Stasiun Kebumen dan track
pada jembatan BH 1751 dan telah dilakukan perpanjangan multiyears
contract sampai dengan tahun 2020 untuk penyelesaian konstruksi yang
belum dapat terselesaikan.

Gambar 3. 15 Jalur Ganda Kereta Api antara Gombong-Kutoarjo

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-11


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

e. Pembangunan Jalur Kereta Api akses Bandara Adi Soemarmo

Pembangunan jalur kereta api akses Bandara Adi Soemarmo – Stasiun


Solo Balapan sepanjang 11,12 km merupakan bagian dari Proyek Strategis
Nasional. Manfaat dari pembangunan ini adalah meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan serta memberikan alternatif moda transportasi umum
massal dengan kapasitas 4.800 penumpang per hari serta dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di jalur tersebut.
Pembangunan jalur kereta api Bandara Adi Soemarmo dimulai pada tahun
2019 dengan progres fisik 99% atau sepanjang 11,12 km dan peningkatan
track 3,24 km pada lintas eksisting yaitu pada km 103+900 – 107+140.

Kereta api Bandara Adi Soemarmo telah dilakukan soft launching


pengoperasian kereta api Bandara oleh Menteri Perhubungan pada
tanggal 29 Desember 2019.

Gambar 3. 16 Pembangunan Jalur Kereta Api akses Bandara Adi Soemarmo – Stasiun
Solo Balapan dan Soft Launching Pengoperasioan KA Bandara Adi Soemarmo

f. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Solo Balapan –


Kedungbanteng

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Solo Balapan – Kedungbanteng


sepanjang 42 km merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yaitu
jalur ganda kereta api lintas selatan Jawa. Manfaat pembangunan jalur
ganda kereta api pada lintas selatan Jawa adalah meningkatkan
keselamatan perjalanan kereta api, dengan mengurangi persilangan antar
kereta api, meningkatkan kapasitas lintas jalur kereta api, mengurangi waktu
tempuh perjalanan kereta api, serta menambah daya angkut. Pembangunan
jalur ganda kereta api antara Solo Balapan - Kedungbanteng sepanjang 42
km merupakan pekerjaan lanjutan dari tahun 2017, dengan lingkup

3-12 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

pekerjaan meliputi pekerjaan pembangunan badan jalan kereta api


sepanjang 42 km termasuk pemasangan rel, pembangunan jembatan 19
unit, pembangunan stasiun baru 2 unit (Stasiun Palur dan Stasiun Kemiri),
pembangunan peron dan shelter sebanyak 5 unit (Stasiun Solo Jebres,
Stasiun Masaran, Stasiun Sragen, Stasiun Kebonromo, dan Stasiun
Kedungbanteng), pembangunan persinyalan elektrik dan telekomunikasi,
pekerjaan sipil, box culvert serta retaining wall. Progres pembangunan
sampai dengan akhir tahun 2019 adalah 100% dan telah beroperasi pada
Agustus 2019.

Gambar 3. 17 Pengoperasian Jalur Ganda Kereta Api Antara Solo Balapan –


Kedungbanteng

g. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Madiun – Kedungbanteng

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Madiun – Kedungbanteng lintas


Surabaya - Solo, merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yaitu
pembangunan jalur ganda pada lintas selatan Jawa yang dilakukan secara
bertahap dari Cirebon – Purwokerto – Kroya – Kutorajo – Yogyakarta hingga
Surabaya.

Manfaat pembangunan jalur ganda kereta api pada lintas selatan Jawa
adalah meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, mengurangi
persilangan perjalanan kereta api, meningkatkan kapasitas lintas jalur kereta
api, mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta api, menambah daya
angkut penumpang dan barang. Pembangunan jalur ganda kereta api antara
Madiun – Kedungbanteng dimulai pelaksanaannya pada tahun 2015 yaitu
pembangunan badan jalan KA dan dilanjutkan dengan skema multiyears
contract tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Pada tahun 2019 progres
pembangunan jalur ganda kereta api telah selesai sepanjang 59,63 km

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-13


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

(100%), terdiri dari pembangunan jalur ganda baru/new track sepanjang 51,1
km dan pekerjaan siding pada emplasemen Stasiun Madiun, Barat, Geneng,
Paron Kedunggalar serta Stasiun Walikukun sepanjang 8,53 km. Saat ini
telah dioperasikan secara keseluruhan mulai November 2019.

Gambar 3. 18 Jalur Ganda Kereta Api antara Madiun – Kedungbanteng

h. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Jombang – Madiun

Gambar 3. 19 Peta Lokasi

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Jombang - Madiun sepanjang


84 km merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yaitu program
pembangunan jalur ganda kereta api pada lintas selatan Jawa yang
dilakukan secara bertahap dari Cirebon – Purwokerto – Kroya – Kutorajo –
Yogyakarta hingga Surabaya. Pembangunan jalur ganda kereta api antara
Jombang - Madiun akan dapat meningkatkan keselamatan perjalanan kereta
api, dengan mengurangi persilangan perjalanan kereta api, meningkatkan
kapasitas lintas jalur kereta api, mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta
api, menambah daya angkut penumpang dan barang.

3-14 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Lingkup pembangunan jalur ganda kereta api tersebut terdiri dari


pembangunan tubuh baan dan pekerjaan track, pembangunan 7 stasiun
(Stasiun Sembung, Stasiun Baron, Stasiun Sukomoro, Stasiun Bagor,
Stasiun Saradan, Stasiun Caruban, Stasiun Babadan), penataan
emplasemen (Jombang, Kertosono, Nganjuk, Wilangan), pembangunan
sistem persinyalan elektrik dan telekomunikasi, serta pembangunan
jembatan kereta api BH 227 dengan capaian progres fisik tahun 2019 telah
selesai 100% dan telah dioperasika pada November 2019.

Gambar 3. 20 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang – Madiun

i. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Jombang – Mojokerto

Pembangunan jalur ganda kereta api antara Jombang - Mojokerto telah


dimulai dari tahun 2018 merupakan pekerjaan lanjutan pembangunan jalur
ganda lintas selatan Jawa. Manfaat pembangunan jalur ganda kereta api
adalah untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dengan
mengurangi persilangan antar kereta api, meningkatkan kapasitas lintas jalur
kereta api di lintas selatan jawa, mengurangi waktu tempuh perjalanan
kereta api, serta menambah daya angkut. Lingkup pembangunan jalur
ganda kereta api antara Mojokerto – Jombang sepanjang 24 km termasuk
kegiatan pengadaan bantalan beton sebanyak 60.000 batang lengkap
dengan penambat elastis, pengadaan rel sepanjang 36 km dan pengadaan
wesel UIC 54 dengan progres fisik hinggga akhir tahun 2019 mencapai 52%,
dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-15


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 21 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Wonokromo – Jombang

c. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Wilayah Sulawesi

Pembangunan jalur kereta api di Pulau Sulawesi lintas Makassar –


Parepare adalah dari Proyek Strategis Nasional dimana pembangunan
jalur kereta api lintas tersebut merupakan tahapan dari pembangunan
jalur kereta api trans Sulawesi sesuai dengan Rencana Induk
Perekeretaapian Nasional yang menghubungkan Makassar – Parepare
sepanjang 142 km. Pembangunan jalur kereta api di Pulau Sulawesi
memiliki spesifikasi jalur yang berbeda jika dibandingkan dengan jalur
kereta api yang dibangun di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang ada
saat ini. Spesifikasi jalur kereta api di Pulau Sulawesi memiliki lebar spoor
1.435 mm, tipe rel R-60, kecepatan desain mencapai 200km/jam, beban
gandar maksimal 25 ton.

Gambar 3. 22 Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Makassar - Parepare

Pembangunan jalur kereta api lintas Makassar – Parepare akan


menambah alternatif yang diharapkan dapat jaringan transportasi di
koridor tersebut meningkatkan komoditas di Provinsi Sulawesi Selatan,
serta dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi daerah

3-16 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

yang dilayani. Selain melayani kebutuhan pergerakan yang ada,


pembangunan jalur kereta api baru juga akan menimbulkan permintaan
(demand) baru sebagai perubahan pola aktifitas yang ditingkatkan
tersebut.

Gambar 3. 23 Peninjauan Presiden Pada Pembangunan Jalur Kereta Api Antara


Makassar – Pare Pare
Gambar 3. 1

Pada tahun 2015 – 2016 telah dilaksanakan tahapan pembangunan jalur kereta
api sepanjang 16,1 km. Pada tahun 2017 – 2018 dilaksanakan lanjutan
pembangunan jalur kereta api Makassar – Parepare segmen Barru - Palanro
dengan lingkup pekerjaan terdiri dari pembangunan badan jalan dan pekerjaan
track, pembangunan 5 stasiun (Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Barru, Stasiun
Takalasi, Stasiun Mangkaso, dan Stasiun Palanro), pembangunan jembatan
dengan panjang bentang 406 m. Pada tahun 2019 capaian pembangunan
sepanjang 3,73 km pada akses menuju Pelabuhan Garongkong yang
merupakan pekerjaan lanjutan pada tahun 2018. Namun masih terdapat
pembangunan jalur kereta api yang belum dapat terselesaikan sepanjang 1 km
menuju pelabuhan Garongkong akibat kondisi tanah yang jelek sehingga
membutuhkan penanganan khusus serta proses pengadaan lahan yang masih
proses.

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-17


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 24 Pembangunan Jalur Kereta Api Anatara Makassar - Parepare

3.2 SERTIFIKASI KELAIKAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

Sertifikasi adalah proses untuk menjamin bahwa suatu sistem yang ada sesuai
peraturan yang telah ditetapkan untuk menjamin keselamatan. Mengacu pada Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian bahwa prasarana
perkeretaapian meliputi jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta
api agar kereta api dapat dioperasikan.

Sertifikasi kelaikan prasarana perkeretaapian terdiri dari :

a. Sertifikasi Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api

Prasarana perkeretaapian yang dioperasikan wajib memenuhi persyaratan kelaikan


teknis dan kelaikan operasional. Persyaratan kelaikan teknis meliputi persyaratan
sistem dan persyaratan komponen sedangkan persyaratan kelaikan operasional
merupakan persyaratan kemampuan prasarana perkeretaapian sesuai dengan
rencana operasi perkeretaapian.

1) Sertifikat Sistem
a) Prosedur Penertiban Sertifikat
Terdapat beberapa proses yang harus dilaksanakan agar sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dan akan dijelaskan
pada bagan di bawah ini :

3-18 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 25 Prosedur Penerbitan Sertifikat Kelaikan Prasarana Perkeretaapian

b) Pengujian jalur dan bangunan kereta api terdiri dari :


(a) Uji Pertama
• Uji rancang bangun tahap I yaitu memeriksa kesesuaian antara
dokumen meliputi gambar teknis prasarana perkeretaapian yang
telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal, spesifikasi
teknis prasarana perkeretaapian yang telah mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal, gambar kerja (shop drawing)
yang telah ditandatangani oleh pemohon, gambar hasil
pelaksanaan (as built drawing) yang telah ditandatangani oleh
pemohon, hasil pengujian komponen dari laboratorium dan/ atau

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-19


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

lembaga independen dan terakreditasi serta dokumen teknis lain


yang relevan;
• Uji rancang bangun tahap II yaitu memeriksa kesesuaian antara
as built drawing dengan kondisi fisik prasarana perkeretaapian;
• Uji fungsi yaitu memastikan prasarana perkeretaapian dapat
berfungsi sesuai dengan desain dan persyaratan teknis.
(b) Uji Berkala
Uji berkala dilakukan terhadap setiap prasarana yang telah
dioperasikan dengan melakukan uji fungsi prasarana perkeretaapian.
c) Sertifikat uji terdiri dari :
(a) Sertifikasi Uji Pertama
Sertifikat uji pertama diberikan untuk pekerjaan pembangunan
prasarana perkeretaapian yang baru dibangun dan prasarana
perkeretaapian yang mengalami perubahan spesifikasi teknis.
Klasifikasi prasarana perkeretaapian yang diberikan sertifikat yaitu:
• Jalan Rel : Sertifikasi mencakup jalan rel dan box culvert.
• Jembatan : Sertifikasi mencakup jembatan baja, beton dan
komposit
• Stasiun KA : Sertifikat mencakup semua kelas stasiun kereta api
(stasiun besar, sedang, dan kecil).
Pada tahun 2019 telah dilaksanakan sertifikasi kelaikan jalur dan
bangunan kereta api sebanyak 41 sertifikasi uji pertama.

Gambar 3. 26 Pengukuran Lebar Jalan Rel MRT Jakarta Fase I

3-20 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 28 Pengukuran Lebar


Gambar 3. 27 Rapat Koordinasi
antar As Jalur Kereta Api Layang
Persiapan Pengujian Pertama Jalur KA
Medan
Layang Medan

(b) Sertifikasi Uji Berkala


Sertifikat uji berkala diberikan untuk prasarana jalur dan bangunan
kereta api yang sudah dioperasikan selama 4 (empat) tahun. Pada
tahun 2019 telah dilaksanakan sertifikasi uji berkala kereta api
sebanyak 138 sertifikat

2) Sertifikasi Komponen
Komponen jalur dan bangunan kereta api wajib melalui proses sertifikasi
sebelum digunakan di jalur kereta api. Sebelum penerbitan sertifikasi, proses
pengujian harus dilakukan untuk memastikan kualitas komponen agar sesuai
dengan persyaratan dan standar teknis. Komponen jalur dan bangunan kereta
api yang perlu melalui proses sertifikasi sejauh ini adalah bantalan, sistem
penambat dan komponen lainnya seperti flashbutt welding dan switch blade
rolling device.

Gambar 3. 29 Produk Bantalan Beton Gambar 3. 30 Produk Bantalan Sintetis

a) Prosedur Penerbitan Sertifikasi


Sebelum penerbitan sertifikat perlu dilakukan pengujian. Tahapan
pengujian komponen sebagai berikut :

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-21


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

(1) Uji Rancang Bangun terdiri tahap satu adalah pemeriksaan


kesesuaian dokumen teknis, dan tahap dua adalah pengujian di
laboratorium independen yang terakreditasi seperti Balai Besar
Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS);
(2) Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui performansi komponen di
lintas salah satunya melalui pelaksanaan test track.
Setelah pengujian dinyatakan lulus, sertifikat diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Perkeretaapian. Sertifikat Uji Komponen berlaku selama 5 tahun dan harus
diperpanjang.

b) Penerbitan Sertifikat Komponen


Sertikat yang telah diterbitkan pada tahun 2019 sebanyak 3 sertifikat
sebagai berikut :

Table 3. 1 Realisasi Sertifikasi Komponen Tahun 2019


No Pemohon Jenis Komponen Lebar Jumlah
Jalan Rel Sertifikat
1. PT Bina Sarana Bantalan Beton Lengkap 1435 mm 1
Dirgantara dengan Sistem
Penambat

2. PT Waskita Bantalan Beton Lengkap 1067 mm 1


Beton Precast dengan Sistem
Penambat produksi PT
Pandrol Indonesia
3. PT Waskita Bantalan Beton Lengkap 1435 mm 1
Beton Precast dengan Sistem
Penambat produksi PT
Pandrol Indonesia
Sumber : Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2019

b. Sertifikasi Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api

Sertifikasi fasilitas operasi kereta api dimaksudkan untuk menjamin fasilitas


operasi kereta api (peralatan persinyalan, telekomunikasi, dan pelistrikan) baik
komponen, fasilitas operasi yang baru dibangun, maupun yang mengalami
perubahan spesifikasi teknis dan fasilitas operasi yang telah dioperasikan, sesuai
standar prasarana perkeretaapian serta memenuhi kelaikan teknis operasi dengan
diterbitkannya sertifikat kelaikan fasilitas operasi kereta api. Sertifikat kelaikan
fasilitas operasi kereta api terdiri dari sertifikat uji pertama dan sertifikat uji berkala.

3-22 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 3. 31 Proses Penetapan Sertifikat Kelaikan Fasilitas Operasi KA

Sebelum mendapatkan sertifikat uji pertama ataupun sertifikat uji berkala, wajib
dilakukan pengujian oleh Balai Pengujian Perkeretaapian atau Badan Hukum yang telah
diakreditasi oleh Pemerintah. Apabila pada pengujian pertama masih terdapat temuan,
maka akan dilakukan pengujian ulang oleh Balai Pengujian Perkeretaapian terhadap
temuan / rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh pemohon. Sertifikat uji pertama
diberikan untuk pekerjaan pembangunan prasarana perkeretaapian yang baru dibangun
dan prasarana perkeretaapian yang mengalami perubahan spesifikasi teknis,
sedangkan sertifikat uji berkala diberikan untuk prasarana perkeretaapian yang telah
memiliki sertifikat uji pertama dengan jangka waktu setiap 4 (empat) tahun.

Pada tahun 2019, telah diterbitkan sertifikat fasilitas operasi kereta api sebanyak 240
(dua ratus tiga puluh delapan) sertifikat yang terdiri dari 102 (seratus) sertifikat uji
pertama dan 138 (seratus tiga puluh delapan) sertifikat uji berkala.

3.3 PELAKSANAAN PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN PRASARANA


PERKERETAAPIAN

Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO)


terbagi menjadi 2 (dua) yaitu perawatan prasarana dan pengoperasian prasarana
perkeretaapian :

a. Perawatan Prasarana sebagaimana dimaksud meliputi :


1. Perawatan Jalur Kereta Api;
2. Perawatan Jembatan;
3. Perawatan Stasiun Kereta Api; dan
4. Perawatan Fasilitas Operasi Kereta Api.

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-23


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian dimaksud meliputi :


1. Pengaturan dan Pengendalian Perjalanan Kereta Api;
2. Pengoperasian Persinyalan, Telekomunikasi dan Instalasi Listrik Aliran Atas;
3. Pengaturan Langsiran;
4. Pemeriksaan dan Penjagaan Jalan Rel, Jembatan, Terowongan dan pintu
perlintasan resmi dijaga;

Bahwa dikarenakan Badan Usaha yang ditugaskan untuk melaksanakan perawatan


prasarana perkeretaapian milik negara, atas dasar tersebut Pemerintah melalui
Kementerian Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor KP 2130 Tahun
2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang Penugasan Kepada PT Kereta Api Indonesia
(Persero) untuk melaksanakan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara Tahun Anggaran 2019.

Tindak lanjut atas Keputusan Menteri Perhubungan tersebut di atas Direktorat Jenderal
Perkeretaapian cq Direktorat Prasarana dan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
melaksanakan penandatangan Kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara (IMO) Tahun Anggaran 2019 pada tanggal 4 Januari 2019
yang ditandatangani oleh PPK Kantor Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara (IMO) dan Direktur Pengelola PrasaraKna PT Kereta Api
Indonesia (Persero).

Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara


(IMO) Tahun Anggaran 2019 dilaksanakan dengan nilai kontrak sebesar Rp.
1.108.959.355.970 (Satu Triliun Seratus Delapan Milyar Sembilan Ratus Lima Puluh
Sembilan Juta Tiga Ratus Lima Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Tujuh Puluh Rupiah)
termasuk PPN 10% (sepuluh perseratus) yang bersumber dari APBN Tahun 2018
untuk jangka waktu pelaksanaan dimulai dari awal kontrak sampai dengan akhir tahun
anggaran 2019.

Bahwa sesuai dengan kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana


Perkeretaapian Milik Negara (IMO) Tahun Anggaran 2019 Nomor 01/KTR-
SP4KA/IMO/2019, Nomor KL.701/I/8/KA-2019 tanggal 4 Januari 2019, disampaikan
rincian kontrak sebagai berikut :

3-24 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Table 3. 2 Kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara


(IMO) Tahun Anggaran 2019
KONTRAK IMO
NO URAIAN KODE
TA 2019
(1) (2) (3) (4)
A BIAYA PERAWATAN PRASARANA (IM)
1. Biaya Perawatan Jalan Rel BPJR 35.154.893.193
2. Biaya Perawatan BPJB
3. Biaya Perawatan Sinyal, BPSTL 25.000.000.000
Telekomunikasi dan LAA
4. Biaya Langsung Tetap Perawatan BLTp
Prasarana
a. Biaya BBM Mekanik Tetap BBMT
b. Biaya Personil Perawatan BPRP 116.630.271.059
Prasarana
5. Biaya Tidak Langsung Tetap BTLTp
Perawatan Prasarana
a. Biaya Umum Perawatan 980.000.000
Prasarana
b. Biaya Perawatan Fasilitas
c. Biaya Personil Perencanaan 14.977.674.796
dan Pengawasan
TOTAL BIAYA IM 192.742.839.048
B BIAYA PENGOPERASIAN PRASARANA (IO)
1. Biaya Langsung Tetap BLTo 634.306.748.973
Pengoperasian Prasarana
2. Biaya Tidak Langsung Tetap BTLTo 89.445.747.492
Pengoperasian Prasarana
TOTAL BIAYA IO 723.752.496.465
TOTAL BIAYA IMO 916.495.335.513
KEUNTUNGAN 10% 91.649.533.551
BIAYA TERMASUK KEUNTUNGAN 1.008.144.869.064
PPN 10% 100.814.486.906
NILAI BIAYA IMO TA. 2019 1.108.959.355.970
Sumber : Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2019

BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN 3-25


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN

4.1 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA

a. Pengadaan Modifikasi / Perbaikan Sarana Perkeretaapian Milik Negara


Pada tahun 2019, kegiatan pengadaan sarana milik negara meliputi pengadaan
1 unit Track Motor Car (TMC) lebar jalur 1435 mm (MYC 2019 - 2020), pengadaan
1 unit Kereta Ukur Prasarana untuk Sumatera Utara (MYC 2019 - 2020) dan
revitalisasi 10 trainset (4 unit per trainset) Kereta Rel Listrik KfW (MYC 2018-2020).
Progres pada tahun 2019 untuk kegiatan pengadaan TMC dan kereta ukur
prasarana berupa pembayaran uang muka sedangkan kegiatan revitalisasi Kereta
Rel Listrik KfW pada tahun 2019 progres fisik terselesaikan 68,69%.

Gambar 4. 1 Revitalisasi KRL KfW 10 Trainset

b. Monitoring dan Evaluasi Sarana Perkeretaapian Milik Negara.


Maksud dilaksanakannya kegiatan monitoring dan evaluasi sarana perkeretaapian
milik negara adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengadaan dan rehabilitasi
sarana milik negara dan pelaksanaan pengoperasian serta pemanfaatan sarana
kereta api milik negara. Pada Tahun 2019 telah dilakukan sebanyak 55 kegiatan
monitoring terhadap 159 unit sarana perkeretaapian milik negara.

Tabel 4. 1 Data Aset Sarana Milik Negara Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang Dikelola oleh
Direktorat Sarana Perkeretaapian

Tahun
No. Jenis Aset Lokasi Penempatan Unit
Pengadaan
1. Lokomotif Diesel Hidrolik 2010-2011 PT. INKA Madiun 3
Depo Kereta Cipinang
Depo Lokomotif Tanahabang
2012-2013 Sumatera Utara 2
Lampung

BAB 4 PENGELOLAAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-1


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tahun
No. Jenis Aset Lokasi Penempatan Unit
Pengadaan
2. Gerbong Datar 2009 Gudang Peti Kemas Gedebage 9
2012 10
2015 Gudang Prasarana Kroya 30
Sumatera Utara
Lampung
2014 Gudang Prasarana Pekalongan 8
3. Gerbong Datar Terbuka 2009 Depo Kereta Cipinang 9
2012 10
2015 Sumatera Utara 20
Lampung
4. Kereta Inspeksi 2009 Gudang Jatibarang 1
2011 BTP Wil. Sumut 1
2015-2016 Gudang Peti Kemas Gedebage 4
Depo Kereta Cipinang
2016-2017 Sulawesi Selatan 2
5. Kereta Ukur 2012-2013 Gudang Jatibarang 1
2015-2016 Depo Kereta Cipinang 1
2016-2017 Sulawesi Selatan 2
Sumatera Utara
2017-2018 Madiun 1
6. Kereta Kedinasan 2009 PT. INKA Madiun 2
2010 1
2011 2
2015 1
7. Kereta Penolong 2015 Sulawesi Selatan 1
8. TMC 2009 LRT Palembang 1
2011 Depok 1
2015 Sulawesi Selatan 1
9. Crane 2005 Solo 6
Bandung
2017 Medan 3
10. Lori Inspeksi 2015 Gudang Peti Kemas Gedebage 5
BTP Wil. Jatim
BTP Wil. Jateng

4-2 BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tahun
No. Jenis Aset Lokasi Penempatan Unit
Pengadaan
BTP Wil. Sumut
BTP Wil. Sumsel
11. MTT 2014 Sumatera Selatan 7
Gudang Prasarana Jatibarang
Sumatera Utara
Gudang Prasarana Jatibarang
Sumatera Utara
2016 Sumatera Utara 2
Sulawesi Selatan
2017 Sumatera Selatan 2
2017-2018 Sulawesi Selatan 2
12. Excavator 2012 Workshop Balai Perawatan 3
Gudang Prasarana Payakabung
2013 Workshop Balai Perawatan 2
13. Bridge Inspection Car 2014 Workshop Balai Perawatan 1
14. Road Working Vehicle 2014 LRT Palembang 2
Car
Workshop Balai Perawatan

Jumlah 159
Sumber: Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2019


BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-3
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 4. 2 Kereta Penolong Gambar 4. 3 Track Motor Car

Gambar 4. 4 Railway Crane Gambar 4. 5 Lori Inspeksi

Gambar 4. 6 Multi Tie Temper Gambar 4. 7 Excavator

Gambar 4. 8 Bridge Inspection Car Gambar 4. 9 Road Working Vehicle Car

4-4 BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

4.2 KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN SARANA

a. Monitoring pelaksanaan Peraturan Menteri terhadap standar spesifikasi teknis dan


pengawasan sarana perkeretaapian.

Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan tempat


perawatan (Depo dan Balai Yasa), sekaligus sosialisasi terhadap Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM. 18 Tahun 2019 tentang standar tempat dan peralatan
perawatan sarana perkeretaapian. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
pemenuhan standar spesifikasi teknis oleh badan usaha penyelenggara sarana
perkeretaapian.

Gambar 4. 10 Pemantauan Balai Yasa Yogyakarta


Gambar 4. 11 Pemantauan Depo Lokomotif Jember

b. Kegiatan rampcheck sarana kereta api pada penyelenggaran angkutan lebaran


natal dan tahun baru
Kegiatan pemeriksaan kelaikan sarana dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu
pada masa angkutan lebaran dan masa angkutan natal dan tahun baru.
Pemeriksaan dilakukan terhadap setiap unit sarana perkeretaapian yang dimiliki
oleh Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk memastikan kesiapan dan kelaikan sarana perkeretaapian guna
kelancaran dan keselamatan perjalanan angkutan lebaran, natal dan tahun baru.


BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-5
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 4. 12 Rampcheck Sarana Perkeretaapian Angkutan Lebaran 2019 di Daop 9


Jember - Banyuwangi


Gambar 4. 13 Rampcheck Sarana Perkeretaapian Angkutan Lebaran 2019 dan Tahun Baru 2020 di
Daop 1 Jakarta

4.3 KEGIATAN KELAIKAN SARANA PERKERETAAPIAN

a. Supervisi Kelaikan Sarana


Kegiatan supervisi pengujian sarana perkeretaapian untuk membimbing,
mengawasi dan membina kegiatan yang berkaitan dengan pengujian sarana
perkeretaapian baik kepada pihak Balai Pengujian Perkeretaapian maupun pihak
penyelenggara sarana perkeretaapian dan mengumpulkan data-data di lapangan
yang terkait dengan sarana perkeretaapian.
Kegiatan supervisi dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
1) Potret Perawatan Sarana Perkeretaapian.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan data-data antara lain proses
bisnis, struktur organisasi, data armada, standar operasional prosedur (SOP)
perawatan, checksheet perawatan (perawatan harian, perawatan bulanan,
perawatan 3 bulanan, perawatan 6 bulanan, perawatan 12 bulanan, semi
perawatan akhir dan perawatan akhir), program dan realisasi perawatan, dan
fasilitas dan peralatan perawatan. Potret perawatan Sarana Perkeretaapian
dilakukan, sebagai berikut :

4-6 BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

(1) Daop 1 Jakarta, pelaksanaan di Balai Yasa manggarai, Depo Kereta
Jakarta, Depo Gerbong Jakarta Gudang, PUG Nambo, dan Depo Kereta
Rangkas Bitung.
(2) Daop 2 Bandung, pelaksanaan di Depo Lokomotif Bandung dan Depo
Kereta Bandung.
(3) Daop 3 Cirebon, pelaksanaan di Depo Lokomotif Cirebon dan Depo
Kereta Cirebon.
(4) Daop 4 Semarang, pelaksanaan di Depo Lokomotif Semarang.
(5) Daop 5 Purwokerto, pelaksanaan di Depo Kereta Purwokerto, Depo
Lokomotif Purwokerto, Depo Kereta Kutoarjo, Depo Gerbong Maos dan
Depo Mekanik Kroya.
(6) Daop 6 Yogyakarta, pelaksanaan di Depo Lokomotif Yogyakarta, Depo
Kereta Yogyakarta, Depo Kereta Solo dan Depo Lokomotif Solo.
(7) Daop 8 Surabaya, pelaksanaan di Depo Lokomotif Sidotopo, Depo Kereta
Sidotopo, Depo Gerbong Sidotopo, Depo Mekanik Sidotopo dan Depo
Kereta Pasar Turi.
(8) Divre I, Pelaksanaan di Balai Yasa Pulu Brayan, Depo Kereta Medan,
Stasiun Tebing Tinggi, Stasiun Belawan, dan Depo Railink Medan.
(9) Divre II, Pelaksanaan di Balai Yasa Padang
(10) Divre III, Pelaksanaan di lakukan di Balai Yasa Lahat, Depo Gerbong
Tanjungenim Baru, Depo Kereta Kertapati, Depo Lokomotif Kertapati, dan
Depo LRT Palembang.
(11) Divre IV, Pelaksanaan di lakukan di Depo Lokomotif Tanjung Karang,
Depo Kereta Tanjung Karang, dan Depo Gerbong Rejosari.

2) Monitoring Proses Perawatan Sarana Perkeretaapian


Pelaksanaan monitoring proses perawatan sarana perkeretaapian
dilaksanakan di Depo dan Balai Yasa milik PT KAI (Persero) untuk mengetahui
kesesuaian antara program dan realisasi perawatan. Pelaksanaan kegiatan
monitoring dilakukan terhadap perawatan periodik sarana milik PT KAI untuk
memastikan pelaksanaan perawatan harian sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang ada dan dilakukan inventarisasi peralatan
perawatan.


BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-7
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Sertifikasi Kelaikan Sarana Wilayah Jawa

Hasil kegiatan sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian dilakukan berdasarkan


surat permohonan oleh masing-masing penyelenggara/ pemilik sarana
perkeretaapian sebagai berikut:

1) Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Sarana Perkeretaapian Milik Negara)


Jumlah usulan sarana perkeretaapian milik negara sebanyak 85 unit dengan
hasil lulus verifikasi sebanyak 85 unit dinyatakan dapat dilakukan pengujian,
telah dilakukan pengujian sebanyak 76 serta dan belum dilakukan pengujian
sebanyak 9 unit.

2) PT Kereta Api Indonesia (Persero)


Jumlah usulan sarana perkeretaapian milik PT Kereta Api Indonesia (Persero)
sebanyak 4.978 unit dengan hasil lulus verifikasi sebanyak 4.762 unit
dinyatakan dapat dilakukan pengujian, telah dilakukan pengujian sebanyak
3.828 unit serta belum dilakukan pengujian sebanyak 934 unit (telah terbit
sertifikat sebanyak 3.828 unit).

3) PT Kereta Commuter Indonesia


Jumlah usulan sarana perkeretaapian milik PT Kereta Commuter Indonesia
sebanyak 1.086 unit dengan hasil lulus verifikasi sebanyak 1.076 unit
dinyatakan dapat dilakukan pengujian, telah dilakukan pengujian sebanyak
1.030 unit serta belum dilakukan pengujian sebanyak 46 unit (telah terbit
sertifikat sebanyak 990 unit).

4) PT Railink
Jumlah usulan sarana perkeretaapian milik PT Railink sebanyak 6 unit dengan
hasil lulus verifikasi sebanyak 6 unit dinyatakan dapat dilakukan pengujian,
telah dilakukan pengujian sebanyak 6 unit dan telah terbit sertifikat sebanyak 6
unit.

5) PT Angkasa Pura II (Persero)


Jumlah usulan sarana perkeretaapian milik PT Angkasa Pura II sebanyak 12
unit dengan hasil lulus verifikasi sebanyak 12 unit dinyatakan dapat dilakukan
pengujian dan telah dilakukan pengujian sebanyak 12 unit serta telah terbit
sertifikat sebanyak 12 unit.

6) PT MRT Jakarta
Jumlah usulan sarana perkeretaapian milik PT MRT Jakarta sebanyak 99 unit
dengan hasil lulus verifikasi sebanyak 99 unit dinyatakan dapat dilakukan

4-8 BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

pengujian dan telah dilakukan pengujian sebanyak 99 unit sarana. Dari hasil
pengujian tersebut 96 unit MRT tidak lulus uji, sedangkan sertifikat yang baru
terbit sebanyak 3 unit yaitu untuk Peralatan Khusus.

7) PT Jakarta Propertindo
Jumlah usulan sarana perkeretaapian milik PT Jakarta Propertindo sebanyak
12 unit dengan hasil lulus verifikasi sebanyak 12 unit dinyatakan dapat
dilakukan pengujian dan telah dilakukan pengujian sebanyak 12 unit sarana.
Dari hasil pengujian tersebut telah terbit sertifikat sebanyak 12 unit sarana.

Tabel 4. 2 Pengujian Kelaikan Sarana Wilayah Jawa

Pengujian Kelaikan
No Jenis sarana perkeretaapian
Uji Pertama Uji Berkala
1 Lokomotif - 239
2 Kereta Rel Listrik 178 858
3 MRT 96 -
4 Light Rail Transit (LRT) - 16
5 APMS - 12
6 Kereta Rel Diesel (KRD) - 47
7 Kereta Tanpa Penggerak 152 1.416
8 Gerbong - 2.017
9 Peralatan Khusus - 41
Jumlah 426 4.646
Sumber: Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, telah dilakukan pengujian


sebanyak 5.072 unit, dimana terdapat sebanyak 96 unit kereta berpenggerak
sendiri milik PT MRT Jakarta tidak lulus uji pertama, sehingga sertifikat Kelaikan
Sarana Perkeretaapian yang diterbitkan untuk kelaikan sarana wilayah jawa
periode januari s.d. desember 2019 sejumlah 4.976 sertifikat.

c. Sertifikasi Kelaikan Sarana Wilayah Sumatera

Sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian meliputi kegiatan supervisi pengujian


sarana perkeretaapian yang dilaksanakan di Divisi Regional yang ada di Sumatera.
Tujuan dari kegiatan supervisi adalah membimbing, mengawasi dan membina
kegiatan yang berkaitan dengan pengujian sarana perkeretaapian baik kepada pihak


BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN 4-9
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Balai Pengujian Perkeretaapian maupun pihak Penyelenggara Sarana


Perkeretaapian.

Tabel 4. 3 Pengujian Kelaikan Sarana Wilayah Sumatera

Pengujian Kelaikan
No Jenis sarana perkeretaapian
Uji Pertama Uji Berkala
1 Lokomotif - 124
2 Kereta Rel Diesel (KRD) - 7
3 LRT - 21
4 Railink - 16
5 Kereta Tanpa Penggerak - 104
6 Gerbong - 4.252
7 Peralatan Khusus - 9
Jumlah - 4.533
Sumber: Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, telah dilakukan pengujian


sebanyak 4.533 unit, dimana terdapat sebanyak 2 unit gerbong tidak lulus uji berkala
sehingga jumlah sertifikat Kelaikan Sarana Perkeretaapian yang diterbitkan untuk
kelaikan sarana wilayah Sumatera periode Januari s.d. Desember 2019 sejumlah
4.531 sertifikat.

Gambar 4. 14 Supervisi Kelaikan Sarana Wilayah Sumatera

4-10 BAB 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 5 PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN KERETA API

5.1 PELAYANAN ANGKUTAN PERINTIS KERETA API

Angkutan perintis merupakan penyelenggaraan perkeretaapian yang dioperasikan


dalam waktu tertentu untuk melayani daerah baru atau daerah yang telah memiliki jalur
kereta api eksisting dalam rangka menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas
pembangunan, tetapi secara komersial belum menguntungkan. Subsidi angkutan
perintis adalah bentuk tanggung jawab pemerintah atau pemerintah daerah yang
besarnya merupakan selisih antara biaya yang dikeluarkan oleh penyelenggara sarana
perkeretaapian (biaya operasi) dengan pendapatan yang diperoleh berdasarkan tarif
yang ditetapkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

Latar belakang terselenggaranya Angkutan Perintis adalah dalam rangka meningkatkan


pelayanan angkutan kereta api dan untuk menunjang perkembangan ekonomi
masyarakat serta membantu mobilisasi masyarakat dalam penyediaan jasa layanan
transportasi dengan kereta api perintis. Selain itu juga berupa lintas pelayanan baru yang
belum dilayani oleh kereta api komersial.

Kriteria jaringan pelayanan dan subsidi kereta api perintis berdasarkan Permenhub
Nomor PM 26 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2012 Tentang Subsidi Angkutan Perintis Orang
dengan Kereta Api yaitu:

a. Adanya potensi bangkitan perjalanan penumpang umum dengan perkiraan load


factor kurang dari 70%;
b. Dioperasikan pada waktu tertentu untuk melayani daerah baru atau daerah yang telah
ada pelayanan kereta api tetapi secara komersial belum menguntungkan;
c. Tersedianya jalur kereta api yang layak operasi;
d. Adanya potensi wilayah atau suatu daerah yang akan dikembangkan secara ekonomi,
sosial dan atau budaya; dan/atau
e. Adanya usulan dan atau permintaan pelayanan angkutan dari Pemerintah Daerah.

5.1.1 LINTAS KRUENG MANE - BUNGKAH - KRUENG GEUKEUH (KA CUT MUTIA) ACEH

Angkutan kereta api perintis lintas Krueng Mane – Bungkah - Krueng Geukeuh resmi
beroperasi dengan kontrak penugasan kereta api perintis lintas Krueng Mane – Bungkah
– Krueng Geukeuh antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian

BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-1
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak 01/SP.RSDP/BTP-
SBU/I/2019 dan KL.701/I/9/KA-2019 pada tanggal 4 Januari 2019 dengan nilai pagu
sebesar Rp. 16.743.970.422,- dan realisasi sebesar Rp. 14.927.622.116,- (94,27%)
serta realisasi penumpang sebanyak 41.284 orang. Total jarak pelayanan kereta api
perintis lintas Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh sepanjang 11,35 km dengan
frekuensi dan jadwal perjalanan kereta api sebanyak 10 frekuensi perjalanan/hari.
Rincian jumlah penumpang yang menggunakan kereta api perintis lintas Krueng Mane
– Bungkah - Krueng Geukeuh adalah sebagai berikut:

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 1 Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api Perintis Cut Meutia Tahun 2019


Gambar 5. 2 Pengoperasian Kereta Api Perintis Cut Mutia

5.1.2 LINTAS LUBUK ALUNG - KAYU TANAM (KA LEMBAH ANAI) PADANG

Kereta api perintis lintas Lubuk Alung – Kayu Tanam beroperasi dengan kontrak
penugasan kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak KU.003/SP.02/BTP-
SBB/I/2019 dan KL.701/I/7/KA-2019 pada tanggal 4 Januari 2019 dengan nilai pagu

5-2 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

sebesar Rp.12.543.782.000,- dan realisasi sebesar Rp. 12.543.781.277,- (100%) serta
realisasi penumpang sebanyak 66.232 orang.

Total jarak pelayanan kereta api perintis lintas Lubuk Alung – Kayu Tanam sepanjang
20,34 km dengan frekuensi dan jadwal perjalanan kereta api sebanyak 4 frekuensi
perjalanan/hari.

Gambar 5. 3 Pengoperasian dan Verrifikasi Kereta Api Perintis Lembah Anai

Rincian jumlah penumpang yang menggunakan kereta api perintis lintas Lubuk Alung –
Kayu Tanam adalah sebagai berikut:


Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 4 Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api Perintis Lembah Anai Tahun 2019

5.1.3 LINTAS BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU - PADANG (KA BIM - PADANG)

Kereta api perintis lintas Bandara Internasional Minangkabau – Padang beroperasi


dengan kontrak penugasan kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak
KU.003/SP.01/BTP-SBB/I/2019 dan KL.701/I/8/KA-2019 pada tanggal 4 Januari 2019
dengan nilai pagu sebesar Rp.18.471.509.000,- dan realisasi sebesar
Rp17.414.818.616,- (94,28%) serta realisasi jumlah penumpang sebesar 194.729 orang.

BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-3
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Total jarak pelayanan kereta api perintis lintas Bandara Internasional Minangkabau –
Padang sebesar 23 km dengan frekuensi dan jadwal perjalanan kereta api sebanyak 4
frekuensi setiap harinya. Rincian jumlah penumpang yang menggunakan kereta api
perintis Minangkabau Ekspress adalah sebagai berikut:


Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 5 Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api Perintis Minangkabau Ekspress

Gambar 5. 6 Kereta Api Perintis Minangkabau Ekspress

5.1.4 LINTAS KERTAPATI - INDERALAYA (KA KERTALAYA) PALEMBANG

Kereta Api perintis lintas Kertapati-Inderalaya resmi beroperasi dengan kontrak


penugasan kereta api perintis antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak A.01/KONTRAK/SATKER-
WIL.I/I/2019 dan KL.701/I/6/KA-2019 pada tanggal 4 Januari 2019 dengan nilai pagu
sebesar Rp. 4.192.752.064,- dan realisasi sebesar Rp. 3.714.641.350,- (88,60%) serta
realisasi jumlah penumpang sebanyak 20.825 orang.

5-4 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 5. 7 Kereta Api Perintis Kertalaya Palembang

Total jarak pelayanan kereta api perintis lintas Kertapati-Inderalaya sebesar 25,64 km
dengan frekuensi dan jadwal perjalanan kereta api sebanyak 2 frekuensi/hari. Jumlah
penumpang yang menggunakan kereta api perintis Kertalaya adalah sebagai berikut:


Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 8 Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api Perintis Kertalaya Tahun 2019

5.1.5 LINTAS BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II - OGAN PERMATA INDAH (OPI)
(LRT SUMATERA SELATAN)

Angkutan kereta api perintis lintas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Ogan
Permata Indah (OPI) resmi beroperasi dengan kontrak penugasan kereta api perintis
lintas antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT. KAI
(Persero) dengan Nomor Kontrak 04/LLA.KA/I/2019 dan KL.701/I/5/KA-2019 pada
Januari 2019 dengan nilai pagu sebesar Rp. 123.023.564.636,- dan realisasi sebesar


BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-5
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Rp. 122.483.535.554,- (99,56%) serta realisasi jumlah penumpang sebanyak 2.619.365
orang.

Total jarak pelayanan kereta api perintis lintas B. Sultan Mahmud Badaruddin II – Ogan
Permata Indah (OPI) sebesar 23,4 km dengan frekuensi dan jadwal perjalanan kereta
api sebanyak 48 frekuensi setiap harinya. Realisasi jumlah penumpang yang
menggunakan kereta api perintis Bathara Kresna adalah sebagai berikut:


Gambar 5. 9 Pengoperasian Kereta Api Perintis LRT Sumatera Selatan

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 10 Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api Perintis LRT Sumatera Selatan

5.1.6 LINTAS PURWOSARI - SUKOHARJO - WONOGIRI (KA PERINTIS BATHARA KRESNA)

Kereta api perintis lintas Purwosari – Sukoharjo - Wonogiri beroperasi dengan kontrak
penugasan kereta api perintis lintas Purwosari – Sukoharjo – Wonogiri antara Direktorat
5-6 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan
Nomor Kontrak 01/PPK/JTG-DIY/I/2019 dan KL.701/I/4/KA-2019 pada tanggal 4 Januari
2019 dengan nilai pagu sebesar Rp. 9.751.172.229,- dan realisasi sebesar
Rp. 7.515.353.149,- (77,07%) serta realisasi jumlah penumpang sebanyak 83.012
orang.

Total jarak pelayanan kereta api perintis lintas Purwosari-Wonogiri sebesar 36,67 km
dengan frekuensi dan jadwal perjalanan kereta api sebanyak 4 frekuensi setiap harinya.
Rincian jumlah penumpang yang menggunakan kereta api perintis Bathara Kresna
adalah sebagai berikut


Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 11 Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api Bathara Kresna


Gambar 5. 12 Pengoperasian Kereta Api Bathara Kresna


BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-7
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pelaksanaan pelayanan angkutan perintis keret api periode tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 5. 1 Penumpang Angkutan Perintis Tahun 2015 - 2019

Angkutan Perintis 2015 2016 2017 2018 2019

KA CUT MEUTIA 25.388 55.139 39.569 41.284

KA LEMBAH ANAI 484.123 44.641 40.445 66.232

KA BIM 143.824 194.729

KA KERTALAYA 17.679 28.914 32.968 23.842 20.825

LRT SUMATERA 917.392 2.619.365


SELATAN

KA BATHARA 103.882 109.676 80.020 92.730 83.012


KRESNA

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

5.2 SUBSIDI TARIF AKUTAN EKONOMI/ PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO)

Dalam rangka menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan angkutan orang


dengan kereta api pelayanan kelas ekonomi dengan tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah, maka Pemerintah memberikan penugasan kepada penyedia jasa angkutan
kereta api untuk menyelenggarakan kewajiban pelayanan umum/Public Service
Obligation (PSO).

Pelaksanaan PSO (Public Service Obligation) tersebut Berdasarkan Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian pasal 153 ayat (1) “Untuk pelayanan
kereta api kelas ekonomi, dalam hal tarif angkutan kereta ekonomi ditetapkan
Pemerintah atau Pemerintah Daerah lebih rendah dari pada tarif yang dihitung oleh
penyelenggara sarana perkeretaapian berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Pemerintah, selisihnya menjadi tanggung jawab Pemerintah atau Pemerintah Daerah
dalam bentuk kewajiban pelayanan publik”.

5-8 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Dalam rangka menyediakan tarif kereta api kelas ekonomi yang murah dan terjangkau
kepada masyarakat yang mempunyai daya beli rendah, Pemerintah telah memberikan
subsidi kepada pengguna jasa kereta api kelas ekonomi dalam bentuk kewajiban
pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO). Alokasi PSO yang diberikan
Pemerintah dari tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Tabel 5. 2 Alokasi PSO Tahun 2015 – 2019 Sesuai Kontrak PSO

Kontrak Prosentase
Tahun
(Milyar) Kenaikan

2015 1.507,26 23,11 %

2016 1.827,38 21,24 %

2017 2.094,10 14,60 %

2018 2.390,71 14,16 %

2019 2.321,44 -2,90 %


Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Penyelenggaraan PSO/Public Service Obligation bidang angkutan kereta api kelas


ekonomi tahun 2019 berdasarkan Amandemen 1 Kontrak Nomor:
PL.107/B.327/DJKA/19 dan Nomor: KL.701/XII/16/KA-2019 tanggal 17 Desember 2019
tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO)
Bidang Angkutan Kereta Api kelas Ekonomi Tahun Anggaran 2019 antara Direktorat
Jenderal Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa jenis pelayanan kereta api kelas ekonomi,
diantaranya KA Ekonomi Jarak Jauh, KA Ekonomi Jarak Sedang, KA Ekonomi Jarak
Dekat, KRD Ekonomi, KA Ekonomi Lebaran dan KRL Ekonomi Jabodetabek dengan
rincian kontrak dan realisasi PSO pada tahun 2019 sebagai berikut :


BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-9
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Realisasi Anggaran PSO Tahun 2018

1.400.000.000.000
1.200.000.000.000
1.000.000.000.000
800.000.000.000
600.000.000.000
400.000.000.000
200.000.000.000
-
KA Ekonomi KA Ekonomi KA Ekonomi KRD KA Ekonomi KRL
Jarak Jauh Jarak Jarak Dekat Ekonomi Lebaran Ekonomi
Sedang Jabodetabek

Kontrak Realisasi

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 13 Realisasi Anggaran PSO Tahun 2019

Guna memastikan pelaksanaan PSO sesuai dengan kontak yang telah disepakati,
pemerintah melaksanakan verifikasi pelaksanaan PSO secara berkala setiap triwulan
pada masing-masing Daerah Operasional (Daop) dan Divisi Regional (Divre). Hal-hal
yang menjadi perhatian pada pelaksanaan verifikasi PSO diantaranya adalah realisasi
volume penumpang dan tempat duduk, realisasi perawatan kereta, cuci kereta, pest
control, OTC (On Train Cleaning), PAM (Pengamanan), pemeriksaan fisik kondisi
fasilitas pelayanan serta sanitasi dan kebersihan kereta. Jumlah penumpang PSO pada
tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 5. 3 Realissi Penumpang PSO Tahun 2019

Jenis KA Realisasi Jumlah Penumpang KA (penumpang)

KA Ekonomi Jarak Jauh 2.117.507


KA Ekonomi Jarak Sedang 6.139.406
KA Ekonomi Jarak Dekat 31.616.312
KRD Ekonomi 7.740.441
KA Ekonomi Lebaran 71.295
KRL Jabodetabek 334.102.903
JUMLAH 381.787.864
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

5-10 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.3 ANGKUTAN LEBARAN, NATAL DAN TAHUN BARU

5.3.1 PEMANTAUAN ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2019 (1440 H)

Pemantauan situasi Angkutan Lebaran bidang perkeretaapian dilakukan pada Daerah


Operasi di Jawa dan Divisi Regional di Sumatera.Posko dimulai tanggal 29 Mei 2019
sampai dengan tanggal 13 Juni 2019. Situasi secara umum adalah aman, lancar, dan
terkendali.


Gambar 5. 14 Pembukaan Posko Pusat Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2019
oleh Menteri Perhubungan


Gambar 5. 1 Pemantauan Lapangan Posko Angkutan Lebaran Tahun 2019
oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian


BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-11
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

a. Jumlah Penumpang

Secara umum, jumlah penumpang kereta api pada masa angkutan lebaran tahun
2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan angkutan lebaran tahun
2018. Beberapa kereta api tambahan lebaran yang dijalankan untuk memenuhi
tingginya permintaan perjalanan memiliki okupansi yang cukup besar.
Perbandingan realisasi jumlah penumpang kereta api antara angkutan lebaran
tahun 2019 dengan tahun 2018 (H1-7 sampai H2+7) adalah sebagai berikut:

1) Realisasi Jumlah Penumpang Harian KA pada Masa Angkutan Lebaran tahun


2019 dan tahun 2018.

Jumlah Penumpang Harian Kereta Api pada Masa


Angkutan Lebaran Tahun 2018 dan 2019
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-
Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19

Ju 19
19
19

M 19

Ju 19
02 i 20

03 i 20

04 i 20

05 i 20

06 i 20

07 i 20

08 i 20

09 i 20

10 i 20

11 i 20

12 i 20

13 i 20

20
20

0
01 20
2

ni
ei

ei

ei

n
M

M
29

30

31

2018 2019

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019


Gambar 5. 15 Jumlah Penumpang Harian KA pada masa Angkutan Lebaran 2018 dan 2019

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa pada masa angkutan lebaran


tahun 2019 terjadi angkutan puncak pada periode arus balik, yaitu di hari Sabtu,
8 Juni 2019 (H+2) sebanyak 400.636 penumpang. Sedangkan untuk masa
angkutan lebaran tahun 2018, angkutan puncak terjadi pada periode arus balik,
yaitu di hari Minggu, 17 Juni 2018 (H+1) sebanyak 376.945 penumpang.

5-12 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2) Realisasi Jumlah Penumpang Kumulatif kereta api pada Masa Angkutan Lebaran
Tahun 2019 dan tahun 2018

6.000.000

Jumlah Penumpang 5.000.000

4.000.000

3.000.000

2.000.000

1.000.000

-
29 30 31 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
Mei Mei Mei Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni
Tanggal

2018 2019

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 16 Jumlah Penumpang Kumulatif KA pada masa Angkutan Lebaran Tahun


2018 dan 2019

Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penumpang kereta


api pada masa angkutan lebaran tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 7%
dibandingkan dengan jumlah penumpang pada masa angkutan lebaran tahun
2018 dengan total jumlah penumpang yang semula 4.771.325 penumpang
menjadi 5.115.117 penumpang.

3) Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2019 dan Tahun 2018
Berdasarkan Kelas Layanan

Data Jumlah Penumpang Per Kelas Kereta Api


(H1-7 sampai H2+7)
682,369
Eksekutif 846.621
248,017
Bisnis 171,287
1,783,751
Ekonomi 1.809.223
2,057,188
Lokal 2.287.986
4,771,325
Total 5.115.117
2018 2019

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019


Gambar 5. 17 Jumlah Penumpang per Layanan Kereta Api Pada Tahun 2018 dan Tahun 2019

BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-13
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Berdasarkan grafik perbandingan penumpang per kelas kereta api di atas dapat
disimpulkan bahwa jumlah penumpang KA Lokal masih menjadi proporsi dengan
penumpang terbanyak untuk keseluruhan jumlah penumpang kereta api selama
masa angkutan lebaran, baik di tahun 2019 maupun tahun 2018.

b. Performansi Perjalanan Kereta Api

Berikut rekapitulasi performansi dan kelambatan perjalanan kereta api pada masa
angkutan lebaran tahun 2019:

Tabel 5. 4 Performansi Perjalanan Kereta Api Angkutan Lebaran

Rata-Rata
Ketepatan
No. Performansi Kelambatan
Berangkat Datang Berangkat Datang
1. KA Reguler 2018* 99% 64% 0,2 mnt 9,3 mnt
2. KA Lebaran Tambahan 2018* 98% 50% 0,5 mnt 14 mnt
3. KA Reguler 2019 91% 59% 2,4 mnt 12,5 mnt
4. KA Lebaran Tambahan 2019 88% 26% 1,6 mnt 22 mnt
* Pada Tahun 2019 periode posko Angkutan Lebaran dari H1-8 sampai dengan H2+8
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Perjalanan kereta api pada masa angkutan lebaran tahun 2019 masih mengalami
rata-rata keterlambatan berangkat sebesar 2,4 menit dan rata-rata keterlambatan
datang sebesar 14 menit. Keterlambatan tersebut disebabkan antara lain anjlokan
di Nagrek, pembatasan kecepatan jalur KA pada beberapa lokasi pembangunan,
dan gangguan sarana kereta api.

c. Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting

Berikut rekapitulasi kejadian menonjol bidang perkeretaapian selama masa


angkutan lebaran tahun 2019:

Tabel 5. 5 Rekapitulasi Jumlah Kejadian Menonjol H1-7 sampai dengan H2+7

Jumlah
Jumlah
Kelompok Kejadian
No Kejadian Kejadian
Kejadian Tahun
Tahun 2019
2018
1. Sarana Gangguan Pengereman 2 16 42
Gangguan Lokomotif 6
Gangguan Kereta 6
Pembangkit
As Roda Panas 1
Roda Selip 1
2. Prasarana Rel Patah 4 5 5
Gangguan Wesel 1

5-14 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jumlah
Jumlah
Kelompok Kejadian
No Kejadian Kejadian
Kejadian Tahun
Tahun 2019
2018
3. Sintel Gangguan Meja Pelayanan 1 3 19
Gangguan Sinyal Elektrik 1
Gangguan Sinyal Mekanik 1
4. Alam dan Pelemparan Batu 4 6 10
Eksternalitas Kebakaran Sekitar 1
Lainnya Alam dan 1
Eksternalitas
5. Kereta Api KA Menemper Orang 6 18 21
Tertemper KA Menemper Sepeda 4
Motor
KA Menemper Mobil 7
KA Menemper Sepeda 1
6. PL/PLH Anjlogan 2 2 1
JUMLAH 50 50 98
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Berikut rekapitulasi kejadian kecelakaan kereta api selama masa angkutan lebaran
tahun 2019:

Tabel 5. 6 Perbandingan Kecelakaan KA 2018 dengan 2019 periode H1-7 s.d. H2+7

Jumlah Kejadian
Kecelakaan Kereta
Keterangan
Api
2018 2019
Tabrakan antar 0 0 -
kereta
Kereta api 0 0 -
terguling
Kereta api anjlok 1 2 1. Pada tanggal 29 Mei 2019 pukul
16.30 WIB, terjadi anjlokan pada
KA (7021) LodayaTambahan di
petak jalan Lebakjero – Nagreg,
anjlok 1 as bogie nomor kereta
K2 08628.
Sejak 30 Mei 2019, anjlokan
sudah ditangani dan dapat
dilalui KA, serta pada tanggal 3
Juni 2019 pukul18.00 WIB,
petak jalan Lebakjero – Nagrek
dapat dilalui dengan kecepatan
maksimum 45 km/jam.

2. Pada tanggal 4 Juni 2019 pukul


12.36 WIB, terjadi anjlokan pada
KA (215) Serayu di petak jalan
Lebakjero – Nagreg, anjlok 1 as


BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-15
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Kecelakaan Kereta Jumlah Kejadian


Keterangan
Api 2018 2019
bogie nomor kereta K3 09345.
Sejak pukul 16.05 WIB, anjlokan
sudah ditangani dan dapat
dilalui KA, serta pada tanggal 5
Juni 2019 pukul 04.00 WIB,
petak jalan Lebakjero – Nagrek
dapat dilalui dengan kecepatan
maksimum 20 km/jam.

Kereta api 1 0 -
terbakar
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

5.3.2 PEMANTAUAN ANGKUTAN NATAL 2019 DAN TAHUN BARU 2020

Pemantauan Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) bidang
perkeretaapian terdiri atas Posko Harian Pusat, Tim Pemantauan Daerah, Posko Balai
Teknik Perkeretaapian, Posko Pemantauan Perjalanan Kereta Api, dan Tim Survei
Pelayanan Angkutan Nataru. Pemantauan Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020
dilaksanakan pada 9 Daop di Jawa dan 4 Divre di Sumatera mulai tanggal 19 Desember
2019 sampai dengan tanggal 5 Januari 2020.


Gambar 5. 18 Posko Pusat Pemantauan Angkutan Nataru Tahun 2020

5-16 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 5. 19 Posko Lapangan Pemantauan Angkutan Nataru Tahun 2020 oleh
Menteri Perhubungan dan Direktur Jenderal Perkeretaapian


Gambar 5. 20 Posko Lapangan Pemantauan Angkutan Nataru Tahun 2020 oleh
Direktur Jenderal Perkeretaapian

a. Jumlah Penumpang Kereta Api


Puncak angkutan harian pada Nataru 2019/2020 terjadi pada tanggal 29 Desember
2019 yaitu sebanyak 367.107 penumpang, sedangkan puncak angkutan harian
pada Nataru 2018/2019 terjadi pada tanggal 30 Desember 2018 yaitu sebanyak
353.431 penumpang (Naik 3,86 %).


BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-17
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1) Realisasi Jumlah Penumpang Harian Kereta Api Pada Masa Angkutan Natal dan
Tahun Baru 2019/2020 dengan Natal dan Tahun Baru 2018/2019

2) Perbandingan realisasi jumlah penumpang harian kereta api pada masa


angkutan natal dan tahun baru 2019/2020 dengan realisasi penumpang harian
kereta api pada tahun 2018/2019 mengalami kenaikan sebesar 312.532
penumpang (naik 5,52%) dengan durasi masa posko angkutan nataru yang
sama (18 hari). Jumlah penumpang Kereta Api Utama (Antarkota) pada Nataru
2019/2020 mengalami kenaikan sebesar 8,12% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Sedangkan untuk jumlah penumpang KA Lokal (Perkotaan) pada
Nataru 2019/2020 mengalami kenaikan sebesar 2,62% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.

400.000
350.000
Jumlah Penumpang

300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-
Ja ri

Ja ri

Ja ri

Ja ri

i
es ber

22 sem r

23 sem r

24 sem r

25 sem r

26 sem r

27 sem r

28 sem r

29 sem r

30 sem r

31 sem r
es ber

Ja e r

ar
e be

e be

e be

e be

e be

e be

e be

e be

e be

e be

02 nua

03 nua

04 nua

05 nua
01 mb

nu
em

21 em

e
es
D

D
19

20

Tanggal

2018/2019 2019/2020

Sumber: PT. Kereta Api Persero, 2020

Gambar 5. 21 Jumlah Penumpang Harian Kereta Api pada Masa Angkutan Natal dan Tahun
Baru Tahun 2018 dan 2019

5-18 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3) Realisasi Jumlah Penumpang Kumulatif kereta api pada masa angkutan Natal
dan Tahun Baru Tahun 2019 dengan 2018

7.000.000

6.000.000
Jumlah Penumpang
5.000.000

4.000.000

3.000.000

2.000.000

1.000.000

Ja ari

Ja ari

Ja ari

Ja ari

i
21 e r

2 2 se e r

2 3 se e r

2 4 se e r

2 5 se e r

2 6 se e r

2 7 se e r

2 8 se e r

2 9 se e r

3 0 se e r

3 1 se e r

e r
Ja e r

ar
es be

es e
D mb

D mb

D mb

D mb

D mb

D mb

D mb

D mb

D mb

D mb

D mb

01 mb

02 nu

03 nu

04 nu

05 nu
nu
em
es

e
D

D
19

20

Tanggal

2018/2019 2019/2020

Sumber: PT. Kereta Api Persero, 2020

Gambar 5. 22 Jumlah Penumpang Kumulatif KA pada masa Angkutan Natal dan Tahun Baru
Tahun 2018 dan 2019

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa total jumlah penumpang kumulatif


kereta api pada masa angkutan Nataru 2019 mengalami kenaikan sebesar 5,2%
dibandingkan dengan jumlah penumpang pada masa angkutan lebaran tahun
2018 dengan total jumlah penumpang yang semula 5.661.556 penumpang
menjadi 5.974.088 penumpang.

4) Realisasi Jumlah Penumpang Kereta Api pada Masa Angkutan Natal dan Tahun
Berdasarkan Kelas Layanan

Utama 2.982.862
3.225.213

Lokal 2.678.694
2.748.875

Total 5.661.556
5.974.088
Nataru 2018/2019 Nataru 2019/2020

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019
Gambar 5. 23 Realisasi Penumpang Kereta Api Berdasarkan Kelas Layanan

BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-19
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Berdasarkan grafik perbandingan penumpang berdasarkan kelas layanan
kereta api di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penumpang KA Lokal masih
menjadi proporsi dengan penumpang terbanyak untuk keseluruhan jumlah
penumpang kereta api selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru, baik di
tahun 2019/2020 maupun di tahun 2018/2019.

b. Performansi Kereta Api


Berdasarkan data dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero), diperoleh realisasi
frekuensi dan rata-rata kelambatan kereta api pada masa angkutan Natal dan
Tahaun Baru 2019/2020 sebagai berikut:

Tabel 5. 7 Realisasi Perjalanan KA Angkutan Nataru Tahun 2019

On Time Rata-Rata
Frekuensi (KA)
Performance Kelambatan Datang
kedatangan (%) (menit)
No Tanggal

KA KA KA KA KA KA
Reguler Tambahan Reguler Tambahan Reguler Tambahan

1. 19 Des 2019 374 27 77,0 51,9 3,2 7,1

2. 20 Des 2019 370 30 74,3 70,4 3,6 4,8

3. 21 Des 2019 370 30 74,6 73,3 3,1 2,9

4. 22 Des 2019 364 30 72,6 76,7 4,1 3,3

5. 23 Des 2019 369 30 79,4 76,7 2,1 2,2

6. 24 Des 2019 362 30 85,2 93,3 0,8 -1,8

7. 25 Des 2019 362 30 82,3 96,7 1,9 -2,0

8. 26 Des 2019 363 30 78,6 90,0 4,0 -1,2

9. 27 Des 2019 363 30 64,5 46,7 44,1 76,7

10. 28 Des 2019 363 30 61,5 23,3 26,9 64,5

11. 29 Des 2019 364 30 86,8 80,0 0,9 3,1

12. 30 Des 2019 364 30 84,6 83,3 2,2 0,6

13. 31 Des 2019 362 30 78,3 63,3 3,2 1,9

14. 1 Jan 2020 362 30 77,2 63,3 6,7 12,7

15. 2 Jan 2020 362 30 80,4 90,0 2,9 -0,5

16. 3 Jan 2020 363 30 77,8 86,7 3,9 0,5

5-20 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

On Time Rata-Rata
Frekuensi (KA)
Performance Kelambatan Datang
kedatangan (%) (menit)
No Tanggal

KA KA KA KA KA KA
Reguler Tambahan Reguler Tambahan Reguler Tambahan

17. 4 Jan 2020 364 30 79,2 73,3 3,1 3,1


18. 5 Jan 2020 364 30 82,7 86,7 1,9 -0,5
Rata-Rata 365 30 77,61 73,65 6,58 9,85
Tertinggi 374 30 86,81 96,70 44,10 76,70
Terendah 362 27 61,52 23,33 0,80 -2,00
Sumber: PT. Kereta Api Persero, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tanggal 27 Desember 2019
terjadi rata-rata kelambatan datang tertinggi yaitu sebesar 44,1 menit untuk KA
Reguler dan 76,7 menit untuk KA Tambahan. Hal ini disebabkan karena pada
tanggal tersebut terjadi gangguan persinyalan (blank) pada Stasiun Karawang dan
Stasiun Klari pada pukul 15.52 WIB dan berhasil diatasi serta normal kembali pada
pukul 09.45 WIB di hari berikutnya.

c. Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting

Pada masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, terdapat beberapa kejadian
menonjol yang paling berpengaruh terhadap perjalanan kereta api, yaitu:

1) Pada tanggal 27 Desember 2019 pukul 15.52 WIB terjadi gangguan persinyalan
(blank) pada Stasiun Karawang dan Stasiun Klari yang mengakibatkan
kelambatan beberapa KA Jarak Jauh lebih dari 3 jam. Gangguan berhasil diatasi
dan normal kembali pada pukul 09.45 WIB di hari berikutnya.

2) Pada tanggal 22 Desember 2019 pukul 16.07 WIB terjadi tanah longsor di petak
antara Stasiun Maseng – Stasiun Cigombong yang mengakibatkan jalur KA
terputus. Proses perbaikan jalur selesai dan dapat dilalui KA kembali pada
tanggal 23 Desember 2019 pukul 12.15 WIB.

3) Pada tanggal 1 Januari 2020, terjadi hujan lebat di wilayah Jabodetabek


mengakibatkan banjir di Stasiun Tanah Abang, Lintas Stasiun Rawa Buaya –
Stasiun Kalideres, dan Depo Bukit Duri. Banjir menyebabkan perjalanan KRL
lintas Serpong berhenti sampai Stasiun Palmerah dan lintas Tangerang berhenti
sampai Stasiun Batu Ceper.

BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-21
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Berikut rekapitulasi kejadian menonjol bidang perkeretaapian selama masa Posko
Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 Bidang Perkeretaapian:

Tabel 5. 8 Rekapitulasi Kejadian Menojol

No. Kejadian Jumlah Nataru Jumlah Nataru


2018 2019
1. Alam dan Eksternalitas 63 82
2. Prasarana 17 11
3. Sarana 74 76
4. Operasi 0 0
5. Sintel 22 28
6. Keamanan dan Ketertiban 7 3
7. Pelayanan 4 8
8. PL/PLH 2 0
JUMLAH 189 208
Sumber: Posko Pemantauan Perjalanan Kereta Api, 2020

5.4 ANGKUTAN MOTOR GRATIS DENGAN MODA KERETA

Penyelenggaraan Angkutan Motor Gratis (Motis) mulai dilaksanakan pada masa


angkutan lebaran tahun 2013 sampai dengan tahun 2019, dimana realisasi jumlah
angkutan motis mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal tersebut dapat terlihat
pada gambar berikut

25000

20000 19.141
17.147
15.276
15000
Unit Motis

11.560

10000

5.438
5000 4.358

827
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Gambar 5. 21 Perkembangan Angkutan Motor Dari Tahun 2013 sampai 2019

5-22 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 5. 24 Pemantauan Angkutan Motor Gratis Tahun 2019 oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian


Gambar 5. 25 Pemberangkatan Angkutan Motor Gratis Tahun 2019 pertama
oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian & Sesditjen KA

a. Masa Pendaftaran

Masa pendaftaran terbagi menjadi 4 (empat) kategori waktu pelayanan yaitu:

Tabel 5. 9 Masa Pendaftaran Angkutan Motor Gratis Tahun 2019

Waktu Lokasi
Kegiatan
Pendaftaran online 12 Maret s.d 25 Mudikgratis.dephub.go.id
Motor Mei 2019
Pendaftaran langsung 12 Maret s.d 13 Sta. Jakarta Gudang, Sta. Bekasi,
motor di stasiun yang di Mei 2019 Sta. Jatinegara, Sta. Kemayoran,
tunjuk (Fasilitas tiket KA Sta. Cikarang, Sta. Cimahi, Sta.
*)Selama kuota masih Ekonomi Komersial Kiaracondong (85 hari).
tersedia dan PSO)

BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-23
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Waktu Lokasi
Kegiatan
Pendaftaran langsung 14 Mei s.d 25 Mei Sta. Depok Baru, Sta. Tangerang
motor yang tidak 2019 (55 hari)
difasilitasi pemesanan
tiket
Pendaftaran Contra 28 Maret s.d 12 Sta. Semarang Tawang, Sta.
flow / Daerah Juni 2019 Surabaya Gubeng, Sta.
Mojokerto, Sta. Madiun, Sta.
Purwosari, Sta. Lempuyangan
Pendaftaran langsung 26 Mei s.d 12 Juni Semua stasiun persinggahan
motor untuk daerah 2019 motis
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Gambar 5. 26 Waktu Pelaksanaan Angkutan Motor Gratis

b. Lintas Pelayanan
Pemerintah menyelenggarakan kegiatan angkutan gratis sepeda motor dengan
kereta api pada masa lebaran tahun 2019 pada 3 (tiga) lintas pelayanan angkutan
kereta api, yaitu :

Tabel 5. 10 Lintas Pelayanan Angkutan Motor Gratis Tahun 2019

Lintas Utara Lintas Selatan 1 Lintas Selatan 2


Jakarta Gudang – Jakarta Gudang - Jakarta Gudang –
Surabaya Pasarturi Kutoarjo Yogyakarta – Surabaya
Pasarturi
• Sta. Jakarta Gudang • Sta. Jakarta Gudang
• Sta. Jakarta Gudang
• Sta. Cikarang • Sta. Cikarang
• Sta. Cikarang
• Sta. Cimahi • Sta. Cirebon Prujakan
• Sta. Cirebon Prujakan
• Sta. Kiaracondong • Sta. Purwokerto

5-24 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Lintas Utara Lintas Selatan 1 Lintas Selatan 2
Jakarta Gudang – Jakarta Gudang - Jakarta Gudang –
Surabaya Pasarturi Kutoarjo Yogyakarta – Surabaya
Pasarturi
• Sta. Tegal • Sta. Sidareja • Sta. Kroya
• Sta. Pekalongan • Sta. Kroya • Sta. Kutoarjo
• Sat. Semarang Tawang • Sta. Gombong • Sta. Lempuyangan
• Sta. Ngrombo • Sta. Kebumen • Sta. Klaten
• Sta. Cepu • Sta. Kutoarjo • Sta. Purwosari
• Sta. Bojonegoro • Sta. Madiun
• Sta. Babat • Sta. Kertosono
• Sta. Surabaya Pasarturi • Sta. Jombang
• Sta. Mojokerto
• Sta. Surabaya Pasarturi
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019


Gambar 5. 27 Lintas Pelayanan Angkutan Motor Gratis Tahun 2019

c. Realisasi Angkutan Sepeda Motor Gratis


Berdasarkan laporan tim pemantauan posko angkutan sepeda motor gratis,
berikut realisasi jumlah sepeda motor yang diangkut dari awal angkutan sepeda
motor gratis sampai dengan akhir masa angkutan sepeda motor gratis lebaran
tahun 2019 :


BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API 5-25
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 5. 11 Rekapitulasi Angkutan Motor Gratis dengan Kereta Api

No. Uraian 2018 2019 Kenaikan %

ARUS MUDIK
1. Target 8.832 9.744 110%
2. Realisasi-Mudik 8.299 9.462 114%
3. Realisasi-Contraflow 476 851 179%
4. Total Realisasi 8.775 10.313 118%
5. Load Factor 99% 106%
ARUS BALIK
1. Target 10.304 8.352 81%
2. Realisasi-Balik 8.081 8.034 99%
3. Realisasi-Contraflow 291 794 273%
4. Total Realisasi 8.372 8.828 106%
5. Load Factor 81% 106%
TOTAL ANGKUTAN
1. Target 19.136 18.096 95%
2. Realisasi-Total 16.380 17.496 107%
3. Realisasi-Contraflow 767 1.645 214%
4. Total Realisasi 17.147 19.141 112%
5. Load Factor 90% 106%
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah angkutan sepeda motor
gratis pada tahun 2019 (19.141 motor) telah melampaui target (18.096 motor).
Apabila dibandingkan dengan realisasi jumlah angkutan sepeda motor gratis tahun
2018, angkutan tahun ini mengalami kenaikan 12%. Kenaikan 12% ini disebabkan
karena adanya kenaikan angkutan contra-flow yang mengalami kenaikan 114%.

5-26 BAB 5 KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 6 PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

6.1 RASIO KEJADIAN KECELAKAAN

Aspek keselamatan perkeretaapian merupakan hal yang menjadi prioritas dengan


ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan perkeretaapian, yaitu aspek
sarana, prasarana, operasional dan SDM.

Rate of Accident (RoA) yang merupakan salah satu bentuk untuk mengkaji kondisi
perkeretaapian di Indonesia adalah dengan menganalisis keselamatan perkeretaapian
mengacu pada jumlah kecelakaan per 1 Juta km tempuh (km traveled) pada tahun
tersebut. Formulasi yang digunakan yaitu :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐴𝑐𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 = × 1.000.000
𝐾𝑚 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

Gambar 6. 1 Rumus Perhitungan Rate of Accident

Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku regulator telah menginventarisasi jumlah


kejadian kecelakaan kereta api dengan kategori anjlogan, tabrakan KA dengan KA,
terguling dan lainnya. Sedangkan data km tempuh diperoleh dari PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) selaku Badan Usaha Penyelenggara Prasarana dan Sarana
Perkeretaapian.

Perhitungan rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) telah
dilakukan sejak tahun 2007 dengan rasio kejadian kecelakaan yaitu sebesar 2,99 Ratio
kecelakaan/ 1 juta km dengan jumlah kecelakaan 139 kejadian. Dengan berbagai upaya
peningkatan keselamatan yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2019 terdapat
penurunan jumlah kejadian kecelakaan secara signifikan. Berikut ini adalah Rasio
kejadian kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) khusus ari tahun 2015 s.d
2019 sebagai berikut:

BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-1


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 6. 1 Rate of Accident (RoA) Transportasi Perkeretaapian

RoA
Tahun Jumlah Kecelakaan KM Tempuh
(Rate of Accident)
2015 55 63.710.056 0,86
2016 15 63.062.950 0,24
2017 17 66.489.586 0,26
2018 16 66.489.586 0,24
2019 11 70.294.388 0.15
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2019
Realisasi rasio kejadian kecelakaan sebesar 0,15 didapatkan dari perhitungan
menggunakan formula di atas, dimana jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2019
sebanyak 11 kali kejadian dan km tempuhnya sebesar 70.294.388 km.

Tabel 6. 1 Jumlah Kecelakaan dan Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015 - 2019

Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019


No
Jenis
A. Kecelakaan
Tabrakan KA 0
1. Kejadian 0 0 1 0
Dengan KA
Anjlokan Kejadian 55 15 14 14 11
2.
Terguling Kejadian 0 0 0 1 0
3.
Banjir / Longsor Kejadian 0 0 0 0 0
4.
Lain-lain Kejadian 0 0 0 1 0
5.
Jumlah 11
Kejadian 55 15 15 16
Kecelakaan
Penyebab
B. Kecelakaan
Sarana Kejadian 7 7 2 6 4
1.
Prasarana Kejadian 29 8 6 9 6
2.
SDM Operator Kejadian 11 0 0 1 1
3.
Eksternal Kejadian 7 0 1 0 0
4.
Alam Kejadian 1 0 6 0 0
5.
Jumlah
Penyebab Kejadian 55 15 15 16 11
Kecelakaan
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2019

Adapun pencapaian keberhasilan tersebut didukung juga dengan pelaksanaan kegiatan


yang dapat meningkatkan keselamatan transportasi perkeretaapian antara lain:

1) Perawatan/ pemeliharaan prasarana perkeretaapian melalui mekanisme IMO;

6-2 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2) Peningkatan kapasitas dan kehandalan prasarana perkeretaapian pada lintas
utama;
3) Audit keselamatan perkeretaapian dan safety assessment;
4) Inspeksi keselamatan perkeretaapian;
5) Identifikasi daerah rawan kecelakaan kereta api;
6) Sertifikasi kelaiakan sarana dan prasarana perkeretaapian;
7) Pembinaan keselamatan SDM kontraktor dan konsultan;
8) Sosialisasi dan promosi keselamatan perkeretaapian;
9) Kompetensi awak sarana dan petugas prasarana, termasuk SDM regulator
perkeretaapian.

6.2 SOSIALISASI DAN PROMOSI KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Dalam rangka peningkatan keselamatan di bidang perkeretaapian dan implementasi


Zero Accident di bidang transportasi, serta menanamkan budaya keselamatan kepada
masyarakat pelajar dan mahasiswa, Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah
melaksanakan kegiatan Workshop/Sosialisasi Keselamatan Perkeretaapian dengan
rincian kegiatan yaitu:
a. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian dilaksanakan di 9 (Sembilan)
Kota di Indonesia yaitu: Medan, Malang, Cikarang (Kabupaten Bekasi),
Banyuwangi, Slawi, Lampung (Bandar Lampung), Kebumen dan Bogor dengan
melibatkan sekolah – sekolah yang lokasinya berdekatan dengan rel kereta api.

Gambar 6. 2 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan


Terhadap Masyarakat dan Instansi Terkait diselenggarakan di Kota Padang,
Sumatera Barat


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-3
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Pelaksanaan Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di bidang Perkeretaapian
dilaksanakan di Kota Jakarta. Kegiatan Workshop Preventif merupakan pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dibidang perkeretaapian
terutama personil SDM Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Pemerintah Daerah dan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang terkait dalam penanganan kecelakaan
kereta api dalam rangka memberikan pengetahuan mengenai penanganan
kecelakaan perkeretaapian.

Gambar 6. 3 Kegiatan Workshop Preventif yang dilaksanakan di Serpong, Banten (kiri) dan.
Semarang, Jawa Tengah (kanan)

c. Rapat Koordinasi Keselamatan Perkeretaapian yang diselenggarakan pada


tanggal 21 Maret 2019 di Yogyakarta dengan topik bahasan adalah Rencana
Aksi Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api.
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan dimaksud, antara lain:
a. Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api dimulai dengan kegiatan
pemasangan rambu dan spanduk himbauan keselamatan di 13 titik lokasi
sesuai lokasi Daop/Divre PT. Kereta Api Indonesia (Persero) secara serentak
pada tanggal 4 April 2019;
b. Peserta rencana aksi Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api di
13 titik lokasi hari Kamis, tanggal 4 April 2019 adalah:
1) Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
2) Polres setempat;
3) Dishub Provinsi setempat;
4) Balai Pengelola Transportasi Darat setempat;
5) Balai Teknik Perkeretaapian setempat;
6) Dishub Kabupaten/Kota setempat;
7) Daop/Divre PT. KAI setempat;
8) Cabang PT. Jasa Raharja (Persero) setempat.
b. Masing-masing Dinas Perhubungan Kab/Kota akan melaksanakan Gerakan
Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api mulai tanggal 30 April 2019 s.d 30
September 2019.

6-4 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

c. Direktorat Jenderal Perkeretaapian akan melakukan kegiatan sosialisasi dan
stimulan Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api di 7 lokasi
Kabupaten/Kota, mulai tanggal 28 April s.d akhir September 2019.
d. Untuk pelaksanaan kegiatan Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta
Api disediakan rambu “STOP” dan spanduk himbauan.

Gambar 6. 4 Rapat Koordinasi Gerakan Nasional Selamat di Perlentasan Kereta Api

6.3 KEGIATAN PENANGANAN PERLINTASAN SEBIDANG

Kegiatan penanganan perlintasan sebidang sebagai upaya pengamanan perjalanan


kereta api dan juga masyarakat yang melintasi perlintasan sebidang untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang yaitu dengan penutupan perlintasan
sebidang. Guna meningkatkan keselamatan perkeretaapian, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan melakukan kegiatan Penutupan Perlintasan
Sebidang sebagai Quick Win dengan bekerjasama dengan PT.KAI (Persero).

Tabel 6. 2 Pintu Perlintasan Sebidang

No Perlintasan Jawa Sumatera Total


1. Resmi 2.775 510 3.285
• Dijaga 1.022 217 1.239
• Tidak dijaga 1.753 293 2.046
2. Liar 794 637 1.431
Jumlah 3.569 1.147 4.716
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2019

6.4 PEMERIKSAAN, AUDIT DAN INSPEKSI KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2007 Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) yang menyatakan
Perkeretaapian dikuasai Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.
Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah dibagi menjadi tiga bagian yaitu
pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Dalam rangka peningkatan keselamatan di
bidang perkeretaapian dan implementasi Zero Accident, maka Direktorat Jenderal
Perkeretaapian melakukan audit dan inspekesi keselamatan perkeretaapian. Adapun


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-5
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

pelaksanaan kegiatan audit dan inspeksi keselamatan perkeretaapian tahun 2019
sebagai berikut:

1. Audit:

Sehubungan dengan upaya peningkatan keselamatan, maka dipandang perlu untuk


dilakukan audit terhadap sistem manajemen keselamatan penyelenggaraan
perkeretaapian agar dapat terlihat pemenuhan norma, standar, prosedur, dan
kriteria yang dilaksanakan secara sistematik dan independen untuk menegaskan
ketaatan pada standar atau ketentuan yang berlaku. Ruang lingkup audit
keselamatan yaitu:

a. Audit Keselamatan Perkeretaapian terhadap PT. Angkasa Pura II (Persero)


terkait Manajemen Perawatan dan Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian.
b. Audit Keselamatan Perkeretaapian terhadap PT. Kereta Commuter Indonesia
terkait Manajemen Perawatan dan Pemeriksaan Sarana Perkeretaapian.
c. Audit Keselamatan Perkeretaapian terhadap PT. Kereta Api (Persero)
Indonesia terkait Manajemen Perawatan dan Pemeriksaan Jalur dan Bangunan
serta Fasilitas Operasi Kereta Api.

Pada tahun 2019 telah dilaksanakan kegiatan audit keselamatan perkeretaapian


sebanyak 15 (lima belas) kegiatan yaitu:

a. Audit Khusus KA Layang Bandara Soetta pada tanggal 1 s.d.5 April 2019:
b. Audit Daop 1 Jakarta pada tanggal 20 s/d 24 dan 27 Mei 2019;
c. Audit PT. KCI pada tanggal 25 s.d 28 Juni 2019 dan 1 s.d 5 Juli 2019;
d. Audit Daop 3 Cirebon pada tanggal 7 s.d 23 Agustus 2019;
e. Audit Daop 7 Madiun pada tanggal 7 s.d 10 Mei 2019:
f. Audit Daop 8 Surabaya pada tanggal 7 s.d 10 Mei 2019;
g. Audit Daop 6 Yogyakarta pada tanggal 2 s.d 6 September 2019;
h. Audit Daop 5 Purwokerto pada tanggal 2 s.d 6 September 2019;
i. Audit Daop 2 Bandung pada tanggal 17 s.d 20 September 2019;
j. Audit Daop 4 Semarang pada tanggal 17 s.d 20 September 2019;
k. Audit Daop 9 Jember pada tanggal 6 s.d 10 Mei 2019;
l. Audit Divre I Sumatera Utara pada tanggal 8 s.d 11 Oktober 2019;
m. Audit Divre II Sumatera Barat pada tanggal 8 s.d 11 Oktober 2019;
n. Audit Divre III Palembang dilaksanakan 5 s.d 8 November 2019;
o. Audit Divre IV Tanjungkarang dilaksanakan 5-8 november 2019.

6-6 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 6. 5 Kegiatan Audit Keselamatan Kereta Api di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)


Gambar 6. 6 Kegiatan Audit Keselamatan Kereta Api PT. Angkass Pura II dan
di PT. Kereta Commuter Indonesia

2. Pelaksanaan Safety Assesment

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2017 tentang perubahan terhadap PP


Nomor 56 tahun 2009, bahwa:

“Ayat (1) yang berbunyi setiap prasarana, sarana, dan sumber daya manusia
perkeretaapian wajib dilakukan penilaian sistem keselamatan pada saat sebelum
dioperasikan untuk pertama kali, dan terjadi perubahan spesifikasi teknis prasarana
dan sarana perkeretaapian”.

“Ayat (2) Dalam hal tertentu, setiap prasarana dan sarana dapat dilakukan penilaian
sistem keselamatan. Untuk meningkatkan keselamatan atas pengoperasian
prasarana dan sarana perkeretaapian yang handal, perlu dilakukan penilaian
keselamatan (Safety Assesment) terhadap sarana dan prasarana sehingga dapat
mengurangi risiko kecelakaan kereta api”.

Pelaksanaan kegiatan safety assesment pada tahun 2019 telah dilaksanakan di


berbagai daerah, diantaranya:


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-7
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel 6. 3 Pelaksanaan Kegiatan Safety Assesment Tahun 2019

No. Safety Assessment Waktu

1. Jalur Bangunan dan Fasilitas Operasi antara 15 Januari 2019


Notog – Kebasen Underpass BH 1406 A dan
Jembatan BH 1425
2. Persinyalan Elektrik Stasiun Ceper, Klaten dan 22 Januari 2019
Srowot
3. Stasiun Pariaman – Stasiun Naras 19 Februari 2019
4. Jalur KA antara Jatinegara – Cakung serta 21 Februari 2019
Bangunan Stasiun Klender Baru dan Kranji
5. Pembangunan MRT Fase 1 4 Februari 2019
6. Jalur Ganda antara Stasiun Nganjuk – Babadan 1 Maret 2019
7. LRT Jakrta Fase I antara Stasiun Boulevard 4 Maret 2019
Utara – Stasiun Velodrome
8. Pembangunan Stasiun Telaga Murni 8 Maret 2019
9. Jalur KA Segmen Kroya – Ijo 13 Maret 2019
10. Jalur KA Bandar Tinggi – Kuala Tanjung 15 Maret 2019
11. Peningkatan Jalan KA R.33 menjadi R.54 dan 19 Maret 2019
Normalisasi Badan Jalan Km 95+000 s/d Km
110+000 Cianjur – Ciranjang
12. Fasilitas Operasi Stasiun Semarang Tawang – 22 Maret 2019
Semarang Poncol
13. Jalur KA Baru Km. 439+450 s/d Km. 447+600 22 Maret 2019
Karanganyar – Sruweng - Soka
14. Jalan Layang Kereta Api antara Medan – 28 Maret 2019
Bandar Khalipah
15. Pekerjaan Pergeseran Jembatan WTT 2 x 91 2 April 2019
Meter – BH 259 antar Sembung - Kertosono
16. Jalur Baru Km 451+600 s/d 474+600 dan 26 April 2019
476+400 s/d 477+000 Kebumen - Kutoarjo
17. Jalur KA Baru antara Km 426+650 s/d Km 17 Mei 2019
430+300 Segmen Ijo - Gombong
18. Area Bandara Stasiun Manggarai Tahap I 24 Mei 2019
19. Jalur Ganda antara Stasiun Solo – Jebre – 17 Juli 2019
Stasiun Palur Km. 256+250 – 260+634

6-8 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No. Safety Assessment Waktu


20. Jalur Layang KA Medan – Pulubrayan 31 Juli 2019
21. Jalur Baru KM 438+050 s/d 438+700 antara 16 Agustus 2019
Gombong – Karanganyar dan KM. 447+600 s/d
KM. 451+600 antara Sruweng – Soka –
Kebumen – Wonosari
22. Jalur Baru Jembatan BH 64 19 Agustus 2019
23. Jalur KA Baru antara Stasiun Jombang – 22 Agustus 2019
Stasiun Baron
24. Jalur KA antara Madiun - Geneng 23 Agustus 2019
25. Jalur KA Baru antara Stasiun KR. Mane – 11 September 2019
Stasiun Kuta Balang
26. Jalur VI Baru dan JPO Stasiun Manggarai 13 September 2019
27. Fasilitas Operasi KA antara Stasiun Madiun – 19 September 2019
Stasiun Geneng
28. Jalur Ganda KA Lintas Selatan Jawa antara 26 September 2019
Jombang – Madiun Segmen ST. Jombang –
Stasiun Baron & Stasiun Babadan – Stasiun
Madiun
29. Depo Cipinang 7 Oktober 2019
30. Jalur KA Baru Km 473+300 s/d Km 476+600 31 Oktober 2019
31. Jalur Ganda KA antara Geneng – 6 November 2019
Kedungbanteng
32. Sistem Telekomunikasi Jalur Ganda KA di ST. 7 November 2019
Gombong (Staging I) dan ST. Kutoarjo
33. Jalur Ganda KA Segmen Kroya - Gombong 14 November 2019
34. Penambahan Prasarana Stasiun Bongkar BBM 27 Novem6ber 2019
pada Stasiun Larangan Tegal
35. Pembangunan Stasiun Kereta Api Bandar 28 November 2019
Udara Internasional Adi Soemarmo
36. Jalur KA Baru KM 437+100 s/d KM 472+850 29 November 2019
antara Stasiun Gombong – Stasiun Butuh
37. Pemasangan Wesel & Fasilitas Operasi Jalur 9 Desember 2019
Masuk Dipo Cipinang
38. Pembangunan Gardu Listrik 2x4000 Kwh 9 Desember 2019


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-9
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

No. Safety Assessment Waktu


39. Pembangunan Sistem Persinyalan dan 11 Desember 2019
Telekomunikasi Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
40. Bandara Udara Internasional Adi Soemarmo 18 Desember 2019
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2019

Gambar 6. 7 Kegiatan Safety Assesment

3. Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian

Jaminan keselamatan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh penyedia
jasa transportasi dan harus di lakukan pengawasan oleh Pemerintah. Maksud dari
kegiatan ini adalah sebagai tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan dengan
cara pengendalian resiko kecelakaan dan tindakan korektif. Tujuan dari
penyelenggaraan kegiatan ini adalah pelaksanaan inspeksi dan penilaian
keselamatan terhadap prasarana, sarana dan operasi untuk peningkatan
keselamatan.

Kegiatan inspeksi keselamatan perkeretaapian pada tahun 2019 dilaksanakan 2


kegiatan yaitu:

a. Kegiatan Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian dalam rangka mendukung


masa Angkutan Lebaran Tahun 2019 yaitu:
1) Inspeksi Daop 1 Jakarta pada tanggal 29 s.d 30 April dan 2 s.d 4 Mei 2019;

2) Inspeksi Daop 2 Bandung pada tanggal 29 s.d 30 April dan 2 s.d 4 Mei
2019;

3) Inspeksi Daop 3 Cirebon pada tanggal 23 s.d 26 April 2019;

4) Inspeksi Daop 4 Semarang pada tanggal 29 s.d 30 April dan 2 s.d 4 Mei
2019;

5) Inspeksi Daop 5 Purwokerto pada tanggal 14 s.d 17 Mei 2019;

6-10 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

6) Inspeksi Daop 6 Yogyakarta pada tanggal 23 s.d 26 April 2019;

7) Inspeksi Daop 7 Madiun pada tanggal 7 s.d 10 Mei 2019;

8) Inspeksi Daop 8 Surabaya pada tanggal 7 s.d 10 Mei 2019;

9) Inspeksi Daop 9 Jember pada tanggal 6 s.d 10 Mei 2019;

10) Inspeksi Divre I Sumatera Utara pada tanggal 23 s.d 26 April 2019;

11) Inspeksi Divre II Sumatera Barat pada tanggal 9 s.d 12 April 2019;

12) Inspeksi Divre III Sumatera Selatan pada tanggal 9 s.d 12 April 2019;

13) Inspeksi Divre IV Tanjungkarang pada tanggal 9 s.d 12 April 2019.

b. Kegiatan Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian dalam rangka mendukung


masa Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yaitu:

1) Inspeksi Daop 1 Jakarta pada tanggal 2 s.d 5 Desember 2019;

2) Inspeksi Daop 2 Bandung pada tanggal 12 s.d 16 November 2019;

3) Inspeksi Daop 3 Cirebon pada tanggal 25 s.d 28 November 2019;

4) Inspeksi Daop 4 Semarang pada tanggal 25 s.d 30 November 2019;

5) Inspeksi Daop 5 Purwokerto pada tanggal 25 s.d 30 November 2019;

6) Inspeksi Daop 6 Yogyakarta pada tanggal 12 s.d 16 November 2019;

7) Inspeksi Daop 7 Madiun pada tanggal 25 s.d 30 November 2019;

8) Inspeksi Daop 8 Surabaya pada tanggal 12 s.d 16 November 2019;

9) Inspeksi Daop 9 Jember pada tanggal 12 s.d 16 November 2019.


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-11
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Gambar 6. 8 Kegiatan Inspeksi Keselamatan

4. Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan Kereta Api

Kecelakaan kereta api yang terjadi sering disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab antara lain dari segi sarana, prasarana, manusia, dan alam. Trend ini
memperlihatkan fenomena menurunnya jumlah kecelakaan KA tidak otomatis diikuti
turunnya trend kecelakaan akibat faktor alam. Hal ini tidak lepas dari kondisi
geografi indonesia yang rawan terjadinya bencana alam dan kejadian bencana yang
tidak dapat diprediksi secara tepat.

Pada tahun 2019 dilakukan updating daerah rawan bencana alam pada jalur kereta
api wilayah Pulau Sumatera Bagian Utara untuk menyediakan peta daerah rawan
bencana alam yang informatif sebagai alat analisis risiko bencana berbasis spasial
dan database meliputi analisis ancaman dan sebarannya, analisis kerentanan dan
analisis kapasitas, serta masing-masing ancaman yang ada pada jalur kereta api.

6-12 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan informasi daerah rawan bencana alam
pada jalur kereta api kepada seluruh stakeholder perkeretaapian dan sebagai dasar
pijakan bagi pemerintah dalam membuat perencanaan peningkatan keselamatan
perkeretaapian. Pelaksanaan identifikasi daerah rawan kecelakaan kereta api
meliputi
a. Sta. Medan – Sta. Tebing Tinggi;
b. Sta. Araskabu – Sta. Kualanamu;
c. Sta. Tebing Tinggi – Sta. Siantar;
d. Sta. Tebing Tinggi – Sta. Kisaran;
e. Sta. Kisaran – Sta. Rantau Prapat;
f. Sta. Kisaran – Sta. Tanjung Balai;
g. Sta. Medan – Sta. Binjai;
h. Sta. Binjai – Sta. Besitang;
i. Sta. Bandar Tinggi – Sta. Kuala Tanjung;
j. Sta. Medan – Sta. Belawan; serta
k. Sta. Perlanaan – Sta. Sei Mangke.

Gambar 6. 9 Kegiatan Identifikasi Daerah Lawan Kecelakaan Kereta Api dan Bencana Alam
di Sumatera Utara Tahun 2019

BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-13
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

6.5 SERTIFIKASI SDM DAN AKREDITASI LEMBAGA PERKERETAAPIAN

6.5.1 PENGUJIAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN

Pelaksanaan pengujian kompetensi SDM Perkeretaapian sesuai dengan standar dan


prosedur perkeretaapian yang telah ditetapkan oleh lembaga sertifikasi nasional ISO
9001-2015 Standar Manajemen Mutu. Pengujian dilakukan setelah diterimanya surat
perintah pelaksanaan pengujian dari Direktur Keselamatan Perkeretaapian dan daftar
nama peserta pengujian dari pemohon sertifikasi.

Pada tahun 2019, Balai Pengujian Perkeretaapian telah melaksanakan pengujian SDM
Perkeretaapian sebanyak 6.795 orang yang berasal dari Politeknik Perkeretaapian
Indonesia, Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD, PT Kereta Api Indonesia
(Persero), PT LRS, PT INKA, PT Freeport, PT MRT Jakarta, dan PT LRT Jakarta, PT
Kharisna, PT SNI, Dinas Perhubungan Lampung Utara, dan Dinas Perhubungan Ogan
Komering Ulu. Data jumlah sumber daya manusia perkeretaapian yang telah diuji pada
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. 4 Pengujian Sumber Daya Manusia Perkeretaapian

NO URAIAN ORANG

1. Pengatur Perjalanan Kereta Api 1618

3. Penjaga Perlintasan Kereta Api 2091

4. Awak Sarana perkeretaapian 1319

5. Tenaga Perawatan Sarana 594

6. Tenaga Pemeriksa Sarana 155

7. Tenaga Perawatan Prasarana 727

8. Tenaga Pemeriksa Prasarana 248

11. Penguji Sarana 14

12. Penguji Jalur dan Bangunan 17

13. Penguji Fasilitas Operasi 12

Jumlah 6795
Sumber: Balai Pengujian Perkeretaapian, 2019

6.5.2 SERTIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN

SDM perkeretaapiaan yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi kualifikasi keahlian
atau kecakapan diberikan sertifikat dari Pemerintah atau badan hukum Indonesia yang
telah memenuhi persyaratan akreditasi.

6-14 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sertifikat untuk kualifikasi kecakapan atau keahlian wajib dimiliki oleh SDM
perkeretaapian. Adapun ruang lingkup sertifikasi sumber daya manusia perkeretaapian
meliputi Awak Sarana Perkeretaapian, Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali
Perjalanan Kereta Api, Penjaga Pintu Perlintasan Kereta Api, Tenaga Perawatan Sarana
Perkeretaapian, Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian, Tenaga Perawatan
Prasarana Perkeretaapian, Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian, Tenaga
Penguji Sarana Perkeretaapian, Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian, Inspektur
Sarana Perkeretaapian, Inspektur Praarana Perkeretaapian, Auditor Perkeretaapian dan
Asesor. Sertifikasi SDM Perkeretaapian dari tahun 2015 sampai dengan 2019
sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 6. 5 Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2013 s.d 2019

TAHUN
No SERTIFIKASI
2015 2016 2017 2018 2019
Awak sarana
1. 1161 1128 1693 1055 1.319
pekeretaapian
PPKA (Pengatur
2. 706 323 378 989 1.618
Perjalanan KA)
PJL (Penjaga Pintu
3. 431 273 491 1583 2.091
Perlintasan KA)
JPJ ( Tenaga
4. Pemeriksa 633 1092 244 0 0
Prasarana)
Penguji sarana
5. 1 24 68 96 0
perkeretaapian
Penguji prasarana
6. 3 27 120 150 0
perkeretaapian
Inspektur sarana
7. 1 21 32 32 0
perkeretaapian
Inspektur prasarana
8. 3 31 57 57 0
perkeretaapian
Auditor
9. 4 6 42 45 0
perkeretaapian
Penguji awak sarana
10. 0 9 19 44 0
perkeretaapian

11. Train Watcher


0 198 114 206 0
12. Asesor 0 0 0 30 0
Tenaga Perawatan
13. 0 0 0 1423 727
Prasarana


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-15
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

TAHUN
No SERTIFIKASI
2015 2016 2017 2018 2019
Tenaga Perawatan
14. 0 0 0 1725 594
Sarana
Tenaga Pemeriksa
15. 0 0 0 307 248
Prasarana
Tenaga Pemeriksa
16. 0 0 0 1188 155
Sarana

Total 2943 3132 3258 8930 6.752


Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2019
*) Terdapat peerdapat perubahan nomenklatur sertifikasi Juru Periksa Jalan (JPJ) di awal tahun 2019
yang terbagi menjadi 4 yaitu Tenaga Perawatan Prasarana (PM 17 Tahun 2017), Tenaga Perawatan
Sarana (PM 16 Tahun 2017), Tenaga Pemeriksa Prasarana (PM 9 Tahun 2017), dan Tenaga
Pemeriksa Sarana (PM 8 Tahun 2017). Penurunan jumlah sertifikasi dari tahun 2019 dibanding tahun
2019 dikarenakan jumlah sertifkasi sesuai dengan usulan operator dan yang telah lulus uji kompetensi.

6.5.3 PENYEGARAN PENGUJI SARANA DAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 87 Tahun 2018 tentang


Sertifikasi Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian dan Tenaga Penguji Sarana
Perkeretaapian bahwa untuk menjaga kompetensi Penguji Sarana dan Penguji
Prasarana Perkeretaapian harus mengikuti pelatihan penyegaran, seminar atau
lokakarya minimal sekali dalam 2 (dua) tahun.
Acara Penyegaran Penguji Sarana dan Prasarana Perkeretaapian bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para penguji sarana dan prasarana tentang perkembangan
teknologi perkeretaapian yang berkembang saat ini.

Penyegaran Penguji Sarana Dan Prasarana Perkeretaapian dilaksanakan pada tanggal


7 November 2019 di Yogyakarta dengan jumlah peserta sebanyak 43 orang dan 8 orang
undangan. Adapun tema kegiatan Penyegaran Penguji Sarana Dan Prasarana
Perkeretaapian Tahun 2019 yakni Penguatan Peran SDM Regulator dalam Pengaturan,
Pengendalian dan Pengawasan pada Pengembangan Perkeretaapian di Jabodetabek.

Materi yang diberikan kepada para peserta Peningkatan/Penyegaran Kompetensi


Teknis Penguji Sarana dan Prasarana Perkeretaapian sebagai berikut:

1. Peran dan Tantangan Penguji Terhadap Teknologi Perkeretaapian.


2. Teknologi Sarana dan Sistem Fasilitas Pengoperasian Kereta Api.
3. Prosedur Pengujian pada Kekuatan Bentang Panjang, embatan dan Lengkung Jalur
elevated.
4. Penguji Sarana dan Prasarana Dalam Penilaian Aspek Keselamatan Sesuai ISO.
5. Power Supply, Gardu Traksi, dan Third Rail.
6. Konstruksi Desain Stasiun dan Faktor Kebencanaan.

6-16 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

7. Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Dalam Teknologi CBTC.
Output kegiatan peningkatan/penyegaran kompetensi teknis penguji sarana dan
penguji prasarana perkeretaapian tahun 2019 adalah penambahan wawasan bagi
para penguji sarana dan prasarana tentang perkembangan teknologi
perkeretaapian yang berkembang saat ini. Selanjutnya peserta diberikan sertifikat
telah mengikuti Penyegaran Penguji Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
tahun 2019.


Gambar 6. 10 Kegiatan Penyegaran Pengujian Tahun 2019

6.5.4 AKREDITASI LEMBAGA PERKERETAAPIAN

Akreditasi adalah pengakuan formal yang menyatakan bahwa suatu lembaga atau
badan hukum telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi
tertentu. Tujuan dari akreditasi kelembagaan yaitu:

1. Menetapkan kelayakan suatu badan hukum atau lembaga diklat sumber daya
manusia perkeretaapian meliputi persyaratan, kualitas/mutu, konsistensi dan
prosedur penyelenggaraan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
kompetensi tertentu;

2. Sebagai sistem pengendalian dan pengawasan bagi badan hukum atau lembaga
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian.

Sebagai sistem untuk memastikan bahwa kompetensi sumber daya manusia


perkeretaapian yang diperoleh melalui badan hukum atau lembaga pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan standar kompetensi bidangnya. Oleh karena itu, akreditasi
kelembagaan memegang peranan penting dalam sumber daya manusia perkeretaapian.


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-17
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 6. 11 Daftar Badan Hukum atau Lembaga Pendidikan dan Pelathihan SDM Perkereteaapian
yang di Akreditasi.

6.6 PENCEGAHAN DAN PENEGAKAN HUKUM

6.6.1 KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN


PEREDARAN GELAP NARKOTIKA (P4GN)

Sesuai program kerja Direktorat Keselamatan Perkeretaapian tahun 2019, telah


dilaksanakan kegiatan Operasi Tes Urine Pegawai Operasional di beberapa Daop dan
Divre PT. KAI (Persero) secara random sampling dalam rangka Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Kegiatan ini
rutin diadakan setiap tahun berupa pemeriksaan terhadap personil dan pegawai/pekerja
setempat untuk mengetahui kondisi personil dinyatakan negatif dari penggunaan
narkotika, meningkatkan keselamatan operasional kereta api. Pada tahun 2019 kegiatan
tes urine dilakukan kepada 112 pegawai operasional yaitu:

6-18 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1. Divre 1 Sumatera Utara
Dilakukan pemeriksaan terhadap 102 personil pegawai yang terdiri dari:
a. Pengatur Perjalanan Kereta Api : 1 personil
b. Masinis : 14 personil
c. Kondektur : 4 personil
d. Petugas Keamanan/Polsuska : 13 personil
e. Petugas Sarana : 33 personil
f. Petugas Pengawas Peron (PAP) : 2 personil
g. Teknisi Kereta Api : 3 personil
h. Petugas Operasional Stasiun : 5 personil
i. Petugas Fasilitas Penumpang : 2 personil
j. Pengawas Urusan Kereta (PUK) : 5 personil
k. Sinyal Telekomunikasi (SINTEL) : 6 personil
l. UPT Crew : 10 personil
m. Announcer : 1 personil
n. Train Attendant : 3 personil
2. Perlintasan Sebidang
Dilakukan pemeriksaan terhadap 10 personil pegawai yang terdiri dari:
a. PJL di JPL 01 Nusantara : 1 Personil
b. PJL di JPL 02/03 Pandu / Makamah : 1 Personil
c. PJL di JPL 04 SM Raja : 1 Personil
d. PJL di JPL 06 HM Thamrin : 1 Personil
e. PJL di JPL 07 Bakaran Batu : 1 Personil
f. PJL di JPL 05 Sutomo : 1 Personil
g. PJL di JPL 01 HM. Yamin : 1 Personil
h. PJL di JPL 02 Merak Jingga : 1 Personil
i. PJL di JPL 03 Bambu II : 1 Personil
j. PJL di JPL 02 Yos Sudarso : 1 Personil


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-19
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan tes urine terhadap 112 personil diatas secara
keseluruhan dinyatakan negatif dari penggunaaan narkotika.

Gambar 6. 12 Kegiatan Test Penggunaan Narkotika pada Pegawa/Pekerja di Stasiun Medan

Gambar 6. 13 Tim Keehatan Melakukan Pemeriksaan Urine Terhadap Petugas Stasiun Medan

6-20 BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

6.6.2 KEGIATAN PENYULUHAN REGULASI PELANGGARAN HUKUM

Sesuai program kerja tahun 2019, telah dilaksanakan kegiatan Penyuluhan Regulasi
Pelanggaran Hukum di Bidang Perkeretaapian di beberapa Daop dan Divre PT. KAI
(Persero) secara rutin dan diadakan setiap tahun. Kegiatan ini berupa penyuluhan
tentang pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian terhadap masyarakat dan aparat
sekitar seperti Polres, Polsek, Kecamatan, Kelurahan, maupun warga dan pelajar.
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan
maupun pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian guna meningkatkan keselamatan
operasional kereta api dan tercapainya zero accident.

Pada tahun 2019 penyuluhan regulasi pelanggaran hukum di bidang perkeretaapian


telah dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Arjawinangun pada tanggal 7 Februari
2019 dan dihadiri oleh kurang lebih 100 orang peserta yang terdiri dari tokoh
masyarakat, lurah, dan warga masyarakat sekitar yang dilalui jalur kereta api.

Gambar 6. 14 Kegiatan Penyuluhan Regulasi Pelanggaran Hukum di Kecamatan Arjawinangun


Kabupaten Cirebon


BAB 6 KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 6-21
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 7 CAPAIAN PEMBANGUNAN STRATEGIS LAINNYA

7.1 PENGHARGAAN TERHADAP PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG

1. Penghargaan Dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait


penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) pada proyek
pembangunan LRT Jabodebek (Seksi Mampang – Kuningan). Penghargaan
diberikan pada tanggal 3 Desember 2019 dengan kriteria :
a. Dilakukan pengecekan oleh Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan hasil baik;
b. Penerapan Keselamatan Kesehatan Keamanan Kerja (K3) pada proyek
dinilai baik;
c. Zero Accident pada 1 (satu) tahun terakhir pelaksanaan proyek.


Gambar 7. 1 Penyerahan Piagam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

2. Penghargaan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko


Kementerian Keuangan terkait Satker Pengelola SBSN Terbaik Tahun Anggaran
2019


Gambar 7. 2 Penyerahan Piagam Satker Pengelola SBSN Terbaik Tahun Anggaran 2019

Penghargaan disiapkan kepada Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian


Tengah pada proyek elektrifikasi jalur kereta api lintas Yogyakarta – Solo pada
tanggal 23 Januari 2020. Adapun kriteria yang dipertimbangkan antara lain realisasi

BAB 7 CAPAIAN PEMBANGUNAN STRATEGIS LAINNYA 7-1


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

penyerapan dana yang sangat baik dan kualitas hasil output tinggi sehingga
berdampak dan memberi manfaat bagi masyarakat.

7.2 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN DENGAN SKEMA KPBU/


APBD/BUMN/BUMD/SWASTA

7.2.1 PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN UMUM DI PROVINSI DKI JAKARTA

1) Pembangunan MRT Jakarta (North – South)

Pembangunan MRT Jakarta (North – South) segmen Lebak Bulus – Bundaran HI


merupakan pembangunan jalur kereta api yang terelektrifikasi menggunakan listrik
aliran atas sepanjang 15,7 km (jalur ganda) dengan progress telah selesai 100%.
Kementerian Perhubungan c.q Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai
Executing Agency (EA), adalah kementerian negara/lembaga yang menjadi
penanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan kegiatan pembangunan
MRT Jakarta (North – South). Pembangunan MRT tahap I ini dibiayai oleh
Pemerintah Pusat sebesar 49% dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 51% serta
didukung oleh dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International
Cooperation Agency (JICA). Kegiatan pembangunan ini dimulai pada tahun 2013 dan
telah dilakukan peresmian pengoperasian oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 24 Maret 2019.


Gambar 7. 3 MRT Jakarta (North – South) segmen Lebak Bulus – Bundaran HI

2) Pembangunan LRT Jakarta

Pembangunan prasarana dan sarana kereta api ringan / Light Rail Transit (LRT)
Jakarta dilaksanakan dalam rangka peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota
melalui pengurangan kepadatan lalu lintas di wilayah perkotaan dan mewujudkan
transportasi yang ramah lingkungan. Panjang lintasan 5,8 km serta membangun 6
stasiun layang dan 1 depo dengan lintas Kelapa Gading – Velodrome. Penanggung
jawab proyek Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT. Jakarta Propertindo
(JAKPRO). Pelaksanaan pembangunan LRT DKI Jakarta (JAKPRO) menggunakan

7-2 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

skema melalui BUMD DKI. Progres fisik telah selesai 100% dan telah dilakukan
pengoperasian secara komersial pada 1 Desember 2019.

Gambar 7. 4 LRT Jakarta

3) Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek


Penyelenggaraan Kereta Api
Ringan/Light Rail Transit (LRT)
Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor,
Depok dan Bekasi merupakan salah
satu dari Proyek Strategis Nasional
(PSN) dengan dasar hukum Peraturan
Presiden Nomor 56 Tahun 2018,
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun
2015, Peraturan Presiden Nomor 65
Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Gambar 7. 5 Peta Rencana Lintaas Pelayanan LRT
Jabodebek
Nomor 49 Tahun 2017. Pembangunan
pasarana LRT Jabodebek sepanjang 44,43 km terbagi menjadi 3 lintas pelayanan
yaitu Lintas Pelayanan 1 (Cawang – Cibubur) sepanjang 14,89 km, Lintas
Pelayanan 2 (Cawang – Kuningan – Dukuh Atas) sepanjang 11,05 km, Lintas
Pelayanan 3 (Cawang – Bekasi Timur) sepanjang 18,49 km.

Manfaat dari pembangunan LRT Jabodebek adalah peningkatan dan pertumbuhan


ekonomi kota, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang luar biasa di wilayah
perkotaan Jabodebek, mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dan
terintegrasi. Sumber pendanaan adalah investasi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
dengan lingkup pembangunan meliputi pembangunan jalur layang (elevated track)
dan pekerjaan track dengan sistem teknologi slabtrack spesifikasi lebar jalan rel
(gauge rail) 1067 mm, pembangunan stasiun lintas pelayanan 1 terdapat 4 stasiun
(Stasiun Hardjamukti, Stasiun Ciracas, Stasiun Kampung Rambutan, dan Stasiun
Taman Mini), lintas pelayanan 2 terdapat 8 Stasiun (Stasiun Cawang, Stasiun

BAB 7 CAPAIAN PEMBANGUNAN STRATEGIS LAINNYA 7-3


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Ciliwung, Stasiun Cikoko, Stasiun Pancoran, Stasiun Kuningan, Stasiun Rasuna


Said, Stasiun Setiabudi dan Stasiun Dukuh Atas), lintas pelayanan 3 terdapat 5
stasiun (Stasiun Jatibening Baru, Stasiun Cikunir 1, Stasiun Cikunir 2, Stasiun Bekasi
Barat dan Stasiun Jatimulya), pembangunan sistem persinyalan moving block –
CBTC, sistem telekomunikasi serta pembangunan listrik aliran bawah dengan
thirdrail, dan pembangunan depo.

Progress sampai dengan Desember 2019 adalah sebesar 69,5% dengan rincian
sebagai berikut Cawang – Cibubur sebesar 86,41%, Cawang – Dukuh Atas sebesar
59,59%, Cawang-Bekasi Timur sebesar 61,18%. Adapun target operasi tahap
pertama adalah pada tahun 2021.


Gambar 7. 6 Kunjungan Presiden Republik Indonesia pada Proyek Pembangunan LRT Jabodebek


Gambar 7. 7 Lintas Pelayanan 1 (satu) Cawang-Cibubur


Gambar 7. 8 Lintas Pelayanan 2 (dua) Cawang-Dukuh Atas

7-4 BAB 3 KEGIATAN PENGELOLAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


Gambar 7. 9 Lintas Pelayanan 3 (tiga) Cawang-Bekasi Timur

7.2.2 PEMBANGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA - BANDUNG

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km dengan rute Halim
– Karawang – Walini – Tegal Luar yang mempunyai 4 stasiun dan 1 unit depo,
mempunyai tujuan untuk peningkatan pelayanan angkutan masal serta mengurangi
waktu tempuh perjalanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kawasan serta
memacu pertumbuhan ekonomi dan kawasan khususnya di wilayah TOD.

PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku pembangunan kereta cepat Jakarta -


Bandung mulai pengerjaan fisik Maret 2017 dan pekerjaan fisik secara parsial akan
dimulai dari kawasan Walini. Pada tahun 2019 progres pekerjaan fisik mencapai sebesar
43,45% dan pembebasan lahan telah selesai sebesar 99,9%. Pelaksanaan
pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung menggunakan pendanaan investasi
swasta.

Gambar 7. 10 Pekerjaan Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini dan Stasiun
Tegalluar

BAB 7 CAPAIAN PEMBANGUNAN STRATEGIS LAINNYA 7-5


2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 8 PENUTUP

8.1 KESIMPULAN

a. Tugas dan fungsi organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagaimana


Peraturan Menteri Perhubungan PM Nomor 122 Tahun 2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan telah dituangkan dalam program kerja
tahun 2019 meliputi 5 kegiatan utama yaitu pembangunan prasarana
perkeretaapian, pembangunan sarana perkeretaapian, pengelolaan lalu lintas dan
angkutan kereta api, peningkatan keselamatan perkeretaapian serta kegiatan
dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.
b. Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya meliputi kegiatan
administrasi bidang perencanaan, keuangan, hukum, kepegawaian dan umum
dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Perkeretaapian sebagai regulator penyelenggaraan perkeretaapian.
c. Kegiatan pengelolaan prasarana perkeretaapian merupakan hasil dari pelaksanaan
kegiatan peningkatan dan pembangunan prasarana perkeretaapian pada tahun
2019 baik melalui APBN maupun alternatif pendanaan lainnya, antara lain:
1) Pembangunan jalur kereta api di wilayah Sumatera:

a) Pembangunan jalur kereta api lintas Besitang – Langsa Segmen Besitang


– Sei Liput;

b) Pembangunan jalur kereta api lintas Rantauprapat – Kota Pinang segmen


Rantauprapat – Pondok S5;

c) Pembangunan jalur kereta api lintas Bandar Tinggi – Kuala Tanjung;

d) Pembangunan jalur kereta api layang antara Medan – Bandar Khalifah;

e) Reaktivasi jalur kereta api antara Padang – Pulau Aer.

2) Pembangunan jalur kereta api di wilayah Jawa:


a) Pembangunan Double – Double Track (DDT) antara Manggarai –
Cikarang;

b) Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek;

c) Pembangunan MRT Jakarta (North – South);




BAB 8 PENUTUP 8-1
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

d) Pembangunan LRT Jabodebek lintas pelayanan 1 (Cawang – Cibubur),
lintas pelayanan 2 (Cawang – Kuningan – Dukuh Atas) dan lintas
pelayanan 3 (Cawang – Bekasi Timur);

e) Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung;

f) Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Bogor – Sukabumi Segmen


Cigombong – Cicurug;

g) Peningkatan jalur kereta api antara Ciranjang – Cipatat;

h) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Kroya – Gombong;

i) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Gombong – Kutoarjo;

j) Pembangunan Jalur kereta api Akses Bandara Adi Soemarmo – Stasiun


Solo Balapan;

k) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Solo Balapan –


Kedungbanteng;

l) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Madiun – Kedungbanteng;

m) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Jombang – Madiun;

n) Pembangunan jalur ganda kereta api antara Jombang – Mojokerto.

3) Pembangunan jalur kereta api di Sulawesi yaitu Makassar – Parepare segmen


Barru - Maros dan jalur KA menuju Pelabuhan Garongkong.
d. Kegiatan strategis pengelolaan sarana perkeretaapian tahun 2019 terdiri dari
kegiatan pengadaan 1 unit Track Motor Car (TMC) lebar jalur 1.435 mm (MYC 2019
- 2020), pengadaan 1 unit Kereta Ukur Prasarana untuk Sumatera Utara (MYC 2019
- 2020) dan revitalisasi 10 trainset (@4 unit) Kereta Rel Listrik KfW (MYC 2018-
2020), serta pelaksanaan sertifikasi kelaikan sarana serta pengelolaan Sarana
Perkeretaapian Milik Negara.
e. Kegiatan strategis pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api antara lain
berupa kegiatan pemantauan pelayanan angkutan Lebaran, angkutan Natal dan
Tahun Baru, penyelenggaraan angkutan motor gratis dengan kereta api, pelayanan
angkutan kereta api perintis dan pelaksanaan Public Services Obligation (PSO).

f. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan penyelenggaraan


fungsi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pengawasan
keselamatan perkeretaapian yang mencakup rekayasa, sosialisasi, audit, inspeksi
dan peningkatan kompetensi SDM termasuk sertifikasi SDM perkeretaapian dan
akreditasi lembaga Pendidikan.

8-2 BAB 8 PENUTUP
2019 | LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

8.2 SARAN

Untuk menghadapi tantangan penyelenggaraan perkeretaapian ke depan perlu


dilakukan upaya-upaya antara lain :

1) Koordinasi intensif baik internal Direktorat Jenderal Perkeretaapian maupun


stakeholder terkait bidang perkeretaapian (Pemerintah Daerah, Akademisi, Industri,
Badan Usaha Penyelenggara) dalam rangka sinergitas perencanaan dan
pembangunan agar dapat berdaya guna dan tepat sasaran;

2) Percepatan pembangunan prasarana perkeretaapian melalui penyelesaian kendala


lahan serta pengoptimalan pendanaan alternatif untuk pembangunan antara lain
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU);

3) Prioritas program peningkatan keselamatan dan keamanan perkeretaapian, antara


lain berupa pengujian dan kelaikan sertifikasi prasarana, sarana dan SDM
perkeretaapian, pelaksanaan perawatan dan operasional prasarana
perkeretaapian, pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan promosi keselamatan
perkeretaapian terhadap masyarakat dengan instansi terkait, pelaksanaan kegiatan
identifikasi/pendataan peningkatan keselamatan di daerah rawan pengrusakan dan
pencurian di jalur kereta api, penutupan perlintasan sebidang liar dan pelaksanaan
program sterilisasi di tempat rawan kecelakaan;

4) Peningkatan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) dalam


pelaksanaan fungsi pelayanan regulator bidang perkeretaapian seperti perijinan,
pengawasan, pengendalian, serta aktivitas lainnya

5) Peningkatan kompetensi SDM regulator perkeretaapian baik kuantitas maupun


kualitas;

6) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara berkala terkait penerapan standar


pelayanan minimum angkutan kereta api;

7) Pengoptimalan sarana perkeretaapian milik negara dalam melakukan tugas dan


fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

8) Penyesuaian regulasi untuk mengoptimalkan penyelenggaraan TAC dan IMO serta


mendorong peningkatan angkutan barang/logistik melalui kereta api.


BAB 8 PENUTUP 8-3

Anda mungkin juga menyukai