Bekasi merupakan salah satu kota yang terkena dampak banjir luapan
sungai. Pada tahun 2013, ada 28 titik genangan yang tersebar di delapan
kecamatan salah satunya Kecamatan Jatirasa, tepatnya di Perumahan Pondok
Gede Permai yang dikenal sebagai daerah rawan banjir karena terletak di dekat
Kali Bekasi dan tempat bertemunya dua aliran sungai di Bekasi. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi kerugian ekonomi masyarakat pasca
banjir luapan sungai. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka diperlukan untuk
mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat, kerugian ekonomi
masyarakat, dan upaya pemerintah untuk meminimalisir dampak banjir luapan
sungai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
metode valuasi ekonomi. Berdasarkan perhitungan, total kerugian ekonomi yang
dialami masyarakat akibat banjir sungai sebesar Rp 2 735 879 506. Oleh karena
itu, total kerugian ekonomi yang dialami masyarakat menjadi dasar pertimbangan
pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk meminimalisir dampak banjir.
Kata Kunci: banjir luapan sungai, kerugian ekonomi, Perumahan Pondok Gede
Permai
ABSTRACT
NITA SRI AHALIATI. Estimated value of economic losses of the local society
postflood in Pondok Gede Permai Housing, Jatirasa sub-district, Bekasi city.
Supervised by AHYAR ISMAIL.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Kerugian
Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Kelurahan
Jatirasa, Kota Bekasi. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk mengestimasi
nilai moneter kerugian ekonomi masyarakat akibat banjir luapan sungai. Tujuan
lainnya adalah untuk menjadi referensi baik bagi semua pihak yang terkait.
Peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Pembimbing, Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen pembimbing yang telah
memberi banyak arahan, saran, dan sabar membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc dan
Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan dalam skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah
(Sumarno), Ibu (Nur Aini), kakak tercinta Nani Suwarni dan Nina Zulaini,
Muhammad Arief Santoso, keluarga Apriliana yang telah membantu, Nadia
Wulandari yang sudah mengajari, sahabat tercinta Yuli Dwi Anggraeni, sahabat
ESL 46, Rizqiyyah Yasmin, Hastin, Rahayu Eka Putri, Renita, Dwi Susan,
Miranty, Charra Rosemarry, Febriana Aditya, Fernando Sinaga serta Novi Rizki
Ramadhani yang telah memberikan spirit dan motivasi. Peneliti mengetahui
bahwa karya ini belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan. Penulis juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menghasilkan
laporan yang bermanfaat bagi banyak pihak.
I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 5
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah penduduk di Kota Bekasi pada tahun 2009-2012 ........................ 1
2. Matriks Metode Analisis Data .................................................................. 18
3. Luas wilayah dan jumlah penduduk di Kelurahan Jatirasa pada Bulan
Februari 2013............................................................................................ 23
4. Debit air kiriman dari hulu Kali Bekasi.................................................... 25
5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ................................. 26
6. Karakteristik responden berdasarkan usia ................................................ 27
7. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan formal ......................... 27
8. Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan ........................ 28
9. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ....................................... 29
10. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah tangga ............. 29
11. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan ........................... 30
12. Karakteristik responden berdasarkan alasan tinggal ................................ 30
13. Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal ................................... 30
14. Karakteristik responden berdasarkan status tempat tinggal ..................... 31
15. Karakteristik responden berdasarkan jumlah lantai rumah ...................... 32
16. Karakteristik responden berdasarkan luas rumah ..................................... 32
17. Karakteristik responden berdasarkan ketinggian air banjir didalam rumah
.................................................................................................................. 33
18. Total kehilangan perabotan rumah tangga ............................................... 36
19. Total biaya perbaikan perabotan rumah tangga ....................................... 37
20. Tiaya biaya perbaikan bangunan rumah tangga ...................................... 37
21. Total kerugian langsung (direct) yang dialami masyarakat ..................... 38
22. Total biaya pengobatan ............................................................................. 38
23. Total pendapatan yang hilang ................................................................... 39
24. Total biaya tambahan................................................................................ 40
25. Total kerugian tidak langsung (indirect) yang dialami masyarakat ......... 40
26. Total kerugian ekonomi yang dialami masyarakat pasca banjir............... 40
27. Upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah ....................................... 42
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Diagram alur kerangka berfikir ............................................................... 16
2. Penilaian tingkat kebersihan terhadap fasilitas umum ............................ 34
3. Penilaian tingkat kebersihan terhadap lingkungan sekitar ...................... 34
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1
http://www.antarajawabarat.com/lihat/cetak/36340 diakses pada tanggal 20 Maret 2013
2
Kali Bekasi adalah sungai yang membelah Kota Bekasi menjadi dua bagian,
yang berasal dari aliran Sungai Cikeas dengan Sungai Cileungsi yang hulunya ada
di wilayah Kabupaten Bogor. Sungai Cikeas merupakan sungai yang menjadi
2
http://www.bekasikota.go.id/read/6741/28-daerah-genangan---titik-banjir-di-kotabekasi diakses
pada tanggal 26 Januari 2013
3
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/79291 diakses pada tanggal 26 Januari 2013
3
batas antara Kota Bekasi dengan Kabupaten Bogor yang memiliki panjang sungai
23.27 km sedangkan, Sungai Cileungsi yang memiliki panjang sungai 41.82 km.
Aliran Kali Bekasi di bagian hilir ini mengalir dan masuk ke sistem saluran sungai
Kabupaten Bekasi.
Intensitas curah hujan yang tinggi di daerah hulu pada bulan Januari sampai
Februari 2013, mengakibatkan debit air meningkat di Sungai Cileungsi dan
Sungai Cikeas. Menurut Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Bekasi, banjir di Kali Bekasi pada tahun-tahun mendatang akan
bertambah parah.4 Hal tersebut disebabkan berbagai faktor, antara lain terjadinya
sedimentasi di Sungai Cikeas, Cileungsi, dan Kali Bekasi serta berkurangnya
jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Meningkatnya debit air di kedua sungai yang mengalir ke Kali Bekasi
mengakibatkan banjir di beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Rawa Lumbu,
Jati Asih, Bekasi Timur, Bekasi, Pondok Gede, Bekasi Selatan, Pondok Melati
dan Medan Satria. Daerah yang mengalami kerusakan paling parah adalah
perumahan PGP di Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jati Asih. Pada tahun 2013
bulan Januari dan Februari, ketinggian air ± 3.5 meter dari permukaan tanah.
Ketinggian genangan tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 sebesar
2.5 sampai 3 meter.
Jumlah penduduk yang bertempat tinggal di perumahan PGP mencapai 1
103 kepala keluarga. Lokasi ini menjadi salah satu lokasi terparah di Kota Bekasi,
dikarenakan dua titik tanggul penahan rusak dengan panjang kurang lebih 50
meter dan 10 meter. Bagian tanggul penahan yang rusak di perumahan PGP
berada di RW 08 dan RW 10. Meskipun banjir ini melanda selama dua hari,
namun pasca banjir ini mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang tidak sedikit.
Banjir yang terjadi di Perumahan PGP ini turut menjadi perhatian
pemerintah Kota Bekasi dan pemerintah Jawa Barat. Setelah air surut berbagai
upaya pencegahan dilakukan pemerintah Kota Bekasi, seperti membuat tanggul
sementara dari karung pasir dan mengeruk endapan lumpur di saluran air serta
jalan-jalan utama. Kondisi tanggul penahan saat ini masih semi permanen yang
terbuat dari batu kali yang dililitkan kawat (bronjong). Ada enam program
4
http://www.shnews.co/detile-15043-tanggul-permanen-selamatkan-warga-bekasi.html diakses
pada tanggal 20 Mret 2013
4
5
http://www.antarajawabarat.com/lihat/berita/41763/pemkot-bekasi-terapkan-enam-program-
prioritas-pascabanjir diakses pada tanggal 21 Maret 2013
6
http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/banjir-jakarta-jabar-minta-pusat-perhatikan-
penataan-di-hulu diakses pada tanggal 2013
5
Ada dua peristiwa banjir, yaitu pertama peristiwa banjir atau genangan yang
terjadi pada daerah yang biasanya tidak terjadi banjir dan kedua peristiwa banjir
terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debit air tidak mampu
dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran
sungai yang ada (Kodoatie dan Sugiyanto 2002). Banjir luapan sungai atau banjir
kiriman merupakan jenis banjir yang biasanya berlangsung dalam waktu lama dan
sama sekali tidak ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda
dataran dikarenakan peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-
minggu sebelumnya. 7 Jenis banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama.
Banjir luapan sungai ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan bisa
berlangsung selama berhari- hari atau berminggu-minggu tanpa berhenti. Banjir
ini biasanya terjadi pada daerah-daerah lembah.
Banjir Sungai biasanya disebabkan oleh curah hujan yang terjadi di daerah
aliran sungai (DAS) secara luas dan berlangsung lama. Selanjutnya, air sungai
yang ada meluap dan menimbulkan banjir dan menggenangi daerah di sekitarnya.
Tidak seperti banjir bandang, banjir sungai biasanya akan menjadi besar secara
perlahan-lahan, dan sering kali merupakan banjir musiman dan bisa berlanjut
sampai berhari-hari atau berminggu-minggu (Yulaelawati dan Syihab 2008).
7
http://balisafety.baliprov.go.id/Edukasi.aspx?ida=138&id=5 diunduh pada tanggal 8 Februari
2013.
7
(DPS), kawasan kumuh, sampah, drainasi lahan, bendung dan bangunan air,
kerusakan bangunan pengendali banjir, serta perencanaan sistim pengendalian
banjir tidak tepat.
Menurut Sebastian (2008) banjir dalam pengamatannya disebabkan oleh dua
katagori yaitu banjir akibat alami dan banjir akibat aktivitas manusia. Banjir
akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi,
kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang. Banjir akibat
aktivitas manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan perubahan-
perubahan lingkungan seperti : perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS),
kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan
bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan perencanaan
sistim pengendali banjir yang tidak tepat.
Kerusakan akibat banjir dapat bersifat tangibel dan intangibel (Suriya et al.
2011). Kerugian direct dapat dibagi menjadi kerugian langsung (direct) dan tidak
langsung (indirect) (Suriya et al. 2011). Kerugian langsung (direct) terjadi akibat
dari kontak langsung air banjir dengan kerusakan properti dan tingkat kerusakan
diasumsikan sebagai biaya perbaikan properti. Kerugian tidak langsung (indirect)
adalah kerugian yang disebabkan oleh terganggunya hubungan fisik dan ekonomi
termasuk hilangnya produksi, hilangnya pendapatan, kerugian bisnis dan
keterlambatan dalam transportasi barang. Kerugian intangibel termasuk ketakutan,
kecemasan, gangguan, kesehatan yang buruk dan korban jiwa.
Kerugian banjir pada umumnya relatif dan sulit diidentifikasi secara jelas,
dimana terdiri dari kerugian banjir akibat banjir langsung dan tak langsung
(Kodoatie dan Sugiyanto 2002). Kerugian langsung akibat banjir merupakan
kerugian fisik akibat banjir yang terjadi, berupa robohnya gedung sekolah,
industri dan rusaknya sarana transportasi (Kodoatie dan Sugiyanto 2002). Selain
itu, kerugian tak langsung akibat banjir berupa kerugian kesulitan yang timbul
secara tak langsung diakibatkan oleh banjir, seperti komunikasi, pendidikan,
kesehatan, kegiatan bisnis terganggu dan lainnya (Kodoatie dan Sugiyanto 2002).
8
unit usaha rata-rata estimasi kerugian akibat banjir pasang sebesar Rp 4 133 910
setip satu usaha.
Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya dalam hal tipe banjir
yang terjadi di Perumahan Pondok Gede Permai. Tipe banjir dalam penelitian
Setyaningrum dan Srihuzaimah adalah banjir Rob dan tipe banjir dalam penelitian
ini termasuk tipe banjir luapan sungai dari Kali Bekasi. Selain itu, penelitian ini
menghitung seberapa besar kerugian langsung (direct) dan tidak langsung
(indirect). Dalam penelitian ini, kerugian langsung (direct) mencakup biaya
kehilangan dan biaya perbaikan sedangkan kerugian tidak langsung (indirect)
mencakup biaya pengobatan, pendapatan yang hilang dan biaya tambahan
12
maupun setelah banjir. Nilai kerugian ini diestimasi melalui pendekatan biaya
tambahan.
banjir. Kerugian banjir tahun 2013 ini diestimasi dengan menggunakan metode
biaya kehilangan, biaya perbaikan, biaya tambahan, Cost of Illness dan Loss of
Income.
Tujuan ketiga dari penelitian ini adalah mengidentifikasi upaya program
pemerintah dalam meminimalir dampak banjir dengan analisis deskriptif.
Identifikasi upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah diperoleh dari hasil
wawancara dengan Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Kelurahan
Jatirasa dan masyarakat setempat. Kemudian hasilnya juga diharapkan dapat
menjembatani harapan masyarakat agar pemerintah dapat memberikan program
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai kerugian ekonomi
masyarakat akibat banjir luapan sungai. Melalui informasi tersebut, diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah dalam memelihara
sungai. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi pemerintah dalam
mengkaji kebijakan pencegahan untuk meminimalisir banjir. Alur berfikir
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
16
Kerugian tidak
Kerugian
langsung
langsung (direct)
(indirect)
Biaya
Biaya Perbaikan Biaya
Pendapatan Biaya
Kehilangan Bangunan Pengobatan
yang hilang Tambahan
Properti dan
Properti
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara
menggunakan kuesioner kepada masyarakat. Data sekunder diperoleh dari instansi
terkait Dinas Bina Tata dan Marga Air dan Kelurahan Jatirasa. Data sekunder ini
diperlukan untuk mengetahui kondisi wilayah Perumahan PGP dan studi literatur
serta hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh suatu instansi, perorangan atau
lembaga yang terkait.
2 Estimasi nilai kerugian ekonomi Data Primer dan Data Metode Valuasi
masyarakat akibat banjir: Sekunder (Rumah Ekonomi
tangga)
Biaya kehilangan perabotan Data perabotan rumah Pendekatan Harga
rumah tangga tangga yang hilang Pasar yang Sebenarnya
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
(Nazir 2003).
..................................................................................................... (1)
Keterangan:
NP = Nilai penyusutan barang (Rp/tahun)
HB = Harga beli barang (Rp)
20
Keterangan:
RKP = Rata-rata kehilangan perabotan rumah tangga (Rupiah/KK)
KPi = Biaya kehilangan responden ke-i (Rp)
n = Jumlah responden (KK)
i = Responden ke-i (1,2,3,…..,n)
b. Biaya perbaikan
Kerugian yang timbul dan adanya biaya perbaikan ini dilihat dari
pengeluaran sejumlah biaya responden untuk memperbaiki perabotan rumah
tangga yang rusak akibat genangan air banjir. Metode yang digunakan dalam
mengestimasi kerugian ini adalah pendekatan harga pasar. Kerugian ini untuk
menghitung biaya perbaikan kerusakan bangunan dan perabotan rumah tangga
yang rusak akibat genangan air banjir. Kerusakan bangunan yang dimaksud
meliputi kusen, kaca, enternit, lantai keramik, dan pintu sedangkan kerusakan
perabotan rumah tangga yang dimaksud adalah furnitur (meja, kasur, kursi, dan
lemari), kendaraan, pompa air, lemari es, mesin cuci, Televisi, barang elektronik
lainnya, dan peralatan dapur. Besar biaya rata-rata untuk upaya perbaikan
perabotan bangunan dan rumah tangga tersebut dapat diperoleh melalui
Persamaan 4.
21
∑
̅̅̅̅ .............................................................................................. (4)
Keterangan:
BB = Rata-rata biaya perbaikan (Rp/KK)
BBi = Biaya perbaikan responden i (Rp)
n = Jumlah responden (KK)
i = Responden ke-i (1,2,3,…..,n)
c. Biaya pengobatan
Kerugian ketiga yang timbul dari adanya biaya pengobatan pasca banjir
dilihat dari pengeluaran sejumlah biaya oleh responden untuk pengobatan akibat
penyakit yang berasal dari genangan air banjir. Metode yang digunakan dalam
mengestimasi kerugian ini adalah cost of illness. Pendekatan ini menggunakan
harga pasar dan tingkat upah untuk menilai dampak proyek terhadap pendapatan
masyarakat. Pendekatan ini diterapkan untuk menilai sumberdaya manusia bila
terjadi kematian, cacat tubuh yang permanen, sakit, tidak masuk kerja dan
sebagainya sebagai akibat adanya suatu proyek (Suparmoko dan Ratnaningsih
2011). Dalam penelitian ini hanya menghitung biaya perawatan medis pasien itu
sendiri yang besarnya dapat berbeda setiap pasiennya. Nilai rata-rata kerugian
yang dilihat dari jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh responden
dihitung menggunakan Persamaan 5 dibawah ini.
∑
̅̅̅̅ .............................................................................................. (5)
Keterangan:
BO = Rata-rata biaya pengobatan (Rp/KK)
BOi = Biaya pengobatan responden i (Rp)
n = Jumlah responden (KK)
i = Responden ke-i (1,2,3,…..,n)
Keterangan:
HH = Rata-rata hilangnya pendapatan (Rp/KK)
HHi = Pendapatan harian responden i (Rp)
LB = Lama tidak masuk kerja (hari)
n = Jumlah responden (KK)
i = Responden ke-i (1,2,3,....,n)
e. Biaya tambahan
Kerugian ini dilihat dari pengeluaran responden untuk membeli kebutuhan
yang tak terduga disaat banjir dan setelah banjir. Metode yang digunakan dalam
mengestimasi kerugian ini adalah pendekatan harga pasar sebenarnya. Nilai rata-
rata biaya tambahan yang dihitung berupa alat kebersihan, sedot WC, dan lainnya
yang disesuaikan dengan kebutuhan responden saat itu dapat dilihat pada
Persamaan 7.
∑
̅̅̅̅ .................................................................................... ........(7)
Keterangan:
BT = Rata-rata biaya tambahan (Rp/KK)
BTi = Biaya tambahan responden i (Rp)
n = Jumlah responden (KK)
i = Responden ke-i (1,2,3,…..,n)
V GAMBARAN UMUM
Berdasarkan Tabel 4, total debit air kiriman terbesar dari kedua sungai
yang mengalir ke Bendungan Kali Bekasi terjadi pada tanggal 18 Januari 2013
sebesar 524,876 m/detik dengan waktu tiba pukul 13.00 WIB. Namun, terjadi
peningkatan ketinggian banjir yang dialami masyarakat pada tanggal 4 Februari
2013 dari banjir sebelumnya. Hal tersebut terjadi dikarenakan waktu debit air
kiriman dari kedua sungai tidak dalam waktu yang bersamaan saat tiba di
bendungan Kali Bekasi.
Setelah banjir surut, kondisi lingkungan Perumahan PGP jauh dari kondisi
bersih dan sehat. Banyaknya sampah dan endapan lumpur yang mengakibatkan
aksesbilitas jalan dan fasiltas umum seperti gedung warga dan lapangan terganggu.
Masyarakat membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mengembalikan
lingkungan tempat tinggal menjadi bersih seperti semula.
VI KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
6.1.2 Usia
Sebagian besar usia responden pada interval 46-51 tahun yang berjumlah 22
orang (32%) sedangkan sisanya 5 orang (7%) pada interval 28-33, 7 orang (10%)
pada interval 34-39, 16 orang (23%) pada interval 40-45, 12 orang (17%) pada
27
interval 52-57 tahun, 5 orang (7%) pada interval 58-63 tahun dan 2 orang (3%)
pada interval ≥ 64. Perbandingan presentase tingkat usia dapat dilihat pada Tabel
6.
Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan tingkat usia
Sampel
No Kelompok Umur
Jumlah Presentase (%)
1 28-33 5 7
2 34-39 7 10
3 40-45 16 23
4 46-51 22 32
5 52-57 12 17
6 58-63 5 7
7 ≥64 2 3
Total 69 100
Sumber : data primer diolah, 2013
6.1.5 Pekerjaan
Meskipun di Perumahan PGP menjadi kawasan rawan banjir, namun hal ini
tidak menjadi alasan mereka untuk pindah rumah. Alasan masyarakat untuk tidak
pindah dikarenakan faktor lingkungan seperti keeratan hubungan sosial
masyarakat. Mayoritas responden telah tinggal diatas 21 tahun di Perumahan PGP
yang berjumlah 33 orang (48%) sedangkan sisanya jumlah responden yang paling
sedikit pada lama tinggal 4-6 tahun, 11-13 tahun dan 14-16 tahun yang berjumlah
3 orang (3%) . Perbandingan presentase lama tinggal dapat dilihat pada Tabel 13.
31
Status tempat tinggal juga salah satu faktor alasan responden memilih
menetap. Hal ini dikarenakan harga jual rumah yang rendah akibat lokasi rumah
yang rawan banjir. Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai status
tempat tinggal milik sendiri yang berjumlah 61 orang (89%). Sisanya mempunyai
status tempat tinggal mengontrak yang berjumlah 4 orang (4%) dan menumpang
pada anak atau warisan orang tuanya yang berjumlah 5 orang (7%). Perbandingan
persentase status tempat tinggal responden dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan status tempat tinggal
Sampel
No Status Tempat Tinggal
Jumlah Presentase(%)
1 Milik Sendiri 61 88
2 Kontrakan 3 4
3 Menumpang 5 7
Total 69 100
Sumber : data primer diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 17, banjir yang terjadi di Perumahan PGP terjadi tiga
kali dalam waktu dua bulan. Pada tanggal 18 Januari 2013, mayoritas ketinggian
air banjir yang dialami responden setinggi dua sampai dengan tiga meter di dalam
rumah sebanyak 35 orang (51%). Pada tanggal 4 Februari 2013, terjadi
peningkatan ketinggian air dimana pada interval ketinggian air dua sampai dengan
tiga meter sebanyak 36 orang (52%) dan untuk ketinggian diatas tiga meter
sebanyak 25 orang (36%). Pada tanggal 12 Februari 2013, ketinggian banjir
terjadi penurunan dikarenakan debit air yang dikirim dari kedua sungai tidak
sebanyak banjir pertama dan kedua. Hal ini dibuktikan sebanyak 25 orang (36%)
33
Dampak akibat banjir adalah endapan lumpur dan sampah yang terbawa
dari air genangan yang mengakibatkan lingkungan tempat tinggal menjadi kotor.
Lingkungan yang kotor menghambat aktivitas, kenyamanan, dan penggunaan
fasilitas umum masyarakat. Fasilitas umum ini terdiri dari mesjid, lapangan dan
POS RW. Indikator bersih disini tidak adanya sampah dan endapan lumpur yang
ada di fasilitas umum, untuk cukup bersih masih terdapat sisa endapan lumpur di
fasiltas umum, sedangkan kotor terdapat tumpukkan lumpur dan banyak sampah
di fasilitas umum sehingga fasilitas umum tidak dapat dipakai. Mayoritas
responden memberi penilaian tingkat kebersihan pada fasilitas umum sudah bersih
yang berjumlah 48 orang (70%) sisanya memberi penilaian cukup bersih yang
berjumlah 7 orang (10%) dan 14 orang (20%) lainnya memberi penilaian kotor.
Perbandingan penilaian tingkat kebersihan terhadap fasilitas umum dapat dilihat
pada Gambar 2.
34
80
70
70
60
Responden (%)
50
40
30
20
20
10
10
0
Bersih Cukup Bersih Kotor
Tingkat kebersihan terhadap fasilitas umum
60
40 26
20
0
Bersih Cukup Bersih
Tingkat kebersihan terhadap lingkungan sekitar
cuci, rak piring, setrika, speaker, kasur kapuk, tempat tidur (kerangka ranjang),
TV dan VCD. Pendekatan biaya kehilangan perabotan rumah tangga
menggunakan penyusutan perabotan rumah tangga per tahunnya dengan metode
garis lurus. Penentuan umur ekonomis disesuaikan dari karakteristik suatu barang
yang dimiliki responden.
Berdasarkan perhitungan, biaya kehilangan didapatkan dari jumlah seluruh
responden yang mengalami kehilangan perabotan rumah tangga saja sebesar
Rp 57 035 975. Jumlah biaya ini dibagi 60 responden yang mengalami kerusakan
perabotan sehingga didapat rata-rata biaya kehilangan perabotan sebesar
perabotan rumah tangga sebesar 87% dari total populasi sebesar 1103 KK
sehingga didapat 959 KK. Total biaya kehilangan perabotan rumah tangga yang
dialami masyarakat per periode banjir pada bulan Januari sampai Februari 2013
sebesar Rp 911 749 391 dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Total kehilangan perabotan rumah tangga
Hal Jumlah
Biaya kehilangan perabotan rumah tangga (Rp) 57 035 975
Jumlah responden (KK) 60
Rata-rata kehilangan perabotan responden (Rp/KK) 950 600
Jumlah proporsi yang mengeluarkan biaya kehilangan perabotan rumah
959
tangga (KK)
Total kehilangan perabotan rumah tangga (Rp) 911 749 391
Sumber : data primer diolah, 2013
proporsi masyarakat yang mengeluarkan biaya tambahan sebesar 72% dari total
populasi sebesar 1103 KK sehingga didapat 799 KK. Total biaya tambahan yang
dialami masyarakat per periode banjir pada bulan Januari sampai Februari 2013
sebesar Rp 234 946 993 dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24 Total biaya tambahan
Hal Jumlah
Biaya tambahan rumah tangga (Rp) 14 697 500
Jumlah Responden (KK) 50
Rata-rata biaya tambahan rumah tangga (Rp/KK) 293 950
Jumlah proporsi yang mengeluarkan biaya tambahan (KK) 799
Total biaya tambahan (Rp) 234 946 993
Sumber : data primer diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 26, salah satu program upaya pencegahan yang sudah
dilakukan pada banjir 2013 adalah penanganan darurat tanggul. Penanganan
darurat tanggul di perumahan PGP berupa karung berisi pasir dan kemudian
bronjong sepanjang 90 meter dari total kerusakan sepanjang 60 meter. Kondisi
saat ini tanggul sudah dipermanenkan dengan semen sepanjang 90 meter. Selain
itu, ada program tanggap darurat bencana dimana pemerintah menurunkan
bantuan seperti mendirikan posko banjir, posko kesehatan serta menjaga
keamanan rumah warga, program ini berlangsung saat terjadinya banjir ditambah
dua minggu setelah banjir.
43
9.1 Simpulan
Jenis banjir yang dialami Perumahan Pondok Gede Permai adalah banjir
luapan sungai. Banjir luapan sungai menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup
besar. Berdasarkan penelitian estimasi kerugian ekonomi pasca banjir di
Perumahan Pondok Gede Permai diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan tingkat usia 46-51
tahun, sudah lama tinggal ≥ 21 tahun, alasan memilih tinggal karena sesuai
kondisi keuangan, status tempat tinggal milik sendiri dengan jumlah lantai
rumah yang tidak bertingkat serta memiliki luas bangunan rumah ≤ 60 m2.
Ketinggian banjir didalam rumah yang dialami masyarakat mencapai dua
hingga tiga meter.
2. Kerugian ekonomi masyarakat dihitung berdasarkan kerugian langsung
(direct) dan kerugian tidak langsung (indirect). Total estimasi kerugian yang
dialami masyarakat rumah tangga Perumahan Pondok Gede Permai sebesar
Rp 2 735 879 506.
3. Upaya program pemerintah kedepannya masih berupa usulan program
meminimalisir dampak banjir seperti boor file atau tiang pancang yang
idealnya mengikuti Garis Simpadan Sungai (GSS) yang secara teknis masih
disesuaikan dengan masing-masing kontur tanah dan kondisi badan sungai
serta menambah daya tampung Kali Bekasi sebesar 689 m3/detik di bantaran
sungai.
9.2 Saran
3. Adanya kerjasama antara petugas pintu air dengan masyarakat dalam hal
penyampaian informasi secara akurat dengan selang waktu yang pasti
kedatangan air dari hulu sampai hilir sehingga masyarakat bisa melakukan
antisipasi dini.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Kota Bekasi dalam Angka 2011-2012. Bekasi.
Horngren C.T. dan Jr. Walter T.H. 2007. Akuntansi. Edisi Ketujuh: Jilid 1. Jakarta
(ID): Erlangga.
Ismail A, Nuva, Pekasa BAL. 2011. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan
Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah (Studi
Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara). Jurnal Ekonomi
Lingkungan. Vol. 15/ No. 2/ Hal.51-69.
Kodoatie R.J. dan Sjarief R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta (ID): Andi Offset.
Kodoatie R.J. dan Sugiyanto. 2002. Banjir: Beberapa Penyebab dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta (ID): Pustaka
Pelajar.
Suriya, S., Mudgal BV, Prakash N. 2011. Flood damage assessment of an urban
area in Chennai, India, part I: methodology. Nat Hazards (2012) 62:149–
167.doi: 10.1007/s11069-011-9985-3.
Suriya, S., Mudgal BV, Prakash N. 2011. Flood damage assessment of an urban
area in Chennai, India, part II: results and discussions. Nat Hazards (2012)
62:149–167.doi: 10.1007/s11069-011-9985-3.
Srihuzaimah. 2011. Kerugian Fisik dan Non Fisik Rumah tangga Pesisir Akibat
Banjir Pasang (Studi Kasus: Kelurahan Kamal Muara, Kelurahan
Penjaringan, Jakarta Utara) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
49
Radio 20000
Mesin Air 3x servis 1000000
Kulkas 400000
2050000
47 TV 200000
Mesin cuci 250000
Komputer 200000
48 Tidak Ada 0
49 Pompa Air 20000 20000
Magicom 30000
50 60000
Dispenser 30000
51 Tidak Ada 0
52 Kulkas 400000 400000
53 Tidak Ada 0
54 Tidak Ada 0
55 Tidak Ada 0
56 Tidak Ada 0
57 Tidak Ada 0
58 Tidak Ada 0
Kipas Angin 100000
59 450000
Pompa Air 350000
62
Lampiran 9. Kuesioner
Indikator Kriteria
No Pertanyaan
Ya Tidak
18 Apakah Anda mengetahui bahwa rumah tempat tinggal
Anda berada di kawasan rawan banjir?
19 Apakah banjir mempengaruhi kondisi tempat tinggal
dan kualitas lingkungan sekitar Anda menjadi kotor?
20 Apakah endapan lumpur yang terbawa banjir membuat
saluran air atau got menjadi tersumbat sehingga kondisi
lingkungan sekitar rumah Anda menjadi kotor?
21 Apakah sampah yang terbawa banjir membuat kondisi
rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal Anda
menjadi kotor?
22 Apakah endapan lumpur yang terbawa banjir sulit
dibersihkan sehingga membuat rumah yang Anda
tinggal dan lingkungan sekitar menjadi kotor?
23 Apakah endapan lumpur dan sampah yang terbawa
banjir merusak fasilitas umum di lingkungan tempat
tinggal Anda?
24 Apakah endapan lumpur yang terbawa banjir membuat
Anda mengeluarkan biaya tambahan untuk
membersihkan lingkungan sekitar dan rumah Anda?
25 Apakah kegiatan MCK Anda terganggu setelah
banjir?
D. Identifiksi Kondisi Sosial Masyarakat sekitar Pasca Banjir
Berilah tanda (√) pada setiap kolom indikator kriteria sesuai realita sebenarnya yang Anda
alami
Indikator Kriteria
No Pertanyaan
Ya Tidak
26 Apakah lingkungan sekitar yang kotor pasca
banjir meningkatkan partisipasi warga untuk
gotong-royong?
27 Apakah banjir mengganggu rasa tidak
77
44. Apa saja perabotan rumah tangga Anda yang rusak dan masih dapat
diperbaiki serta biaya perbaikan akibat banjir?
No Jenis Barang Biaya Servis
(Rp)
1
2
3
4
5
6
7
51. Menurut Anda, apakah penyakit tersebut disebabkan oleh air yang
terbawa bajir?
Ya / Tidak
52. Jenis penyakit apa yang diderita?
..............................................................................................................
53. Apakah penyakit tersebut merupakan penyakit turunan? Ya / Tidak
54. Berapa jumlah anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan?.............orang
55. Biaya kunjungan berobat/orang Rp.................................
56. Biaya membeli obat/orang Rp........................................
Biaya Tambahan
57. Selama terjadinya banjir, apakah Anda atau anggota keluarga Anda
mengeluarkan biaya tambahan untuk menunjang kegiatan Anda?
Ya / Tidak
58. Jika Ya, berapa jumlah biaya yang Anda keluarkan dan untuk apa?
Untuk.........................................................sebesar Rp.............................
Untuk.........................................................sebesar Rp.............................
Untuk.........................................................sebesar Rp.............................
Untuk.........................................................sebesar Rp.............................
Untuk.........................................................sebesar Rp.............................
59. Apakah Anda mendapat dana bantuan?
Ya / Tidak
60. Jika ya, berapa kali Anda sudah mendapat dana bantuan?....................
61. Apa jenis dana bantuan yang Anda terima?............................................
62. Apakah bantuan yang Anda terima berupa uang tunai?
Ya / Tidak
63. Berapa jumlah bantuan yang Anda terima?
Rp..............................................
Harapan dan Saran Bagi Pemerintah
64. Apakah ada program pemerintah yang telah terlaksana untuk
meminimalisir banjir di sekitar tempat tinggal anda?
a. ada b. Tidak ada
65. Jika ya, apa saja program yang telah dilaksanakan?
............................................................................................................
.........................................................................................................
66. Apa harapan anda kepada pemerintah terkait penanggulangan
kerusakan banjir yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi
masyarakat sekitar?
80