4 BAB – 4
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
Pemahaman terhadap KAK ini akan terkait dengan pemahaman yang bersifat umum dan
pemahaman terhadap materi pendukung yang terkait erat dalam pencapaian sasaran dan keluaran
dari pekerjaan “Feasibility Study (FS) Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar
Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018”
Bentuk pemahaman ini akan mencakup pengertian penyedia jasa atas latar belakang, maksud dan
tujuan, lingkup dan lokasi pekerjaan, strategi pencapaian kegiatan, pelaporan, waktu pelaksanaan
dan sumber pendanaan yang dihasilkan berdasar dokumen seleksi. Sebagaimana akan
dikemukakan pada Tanggapan Terhadap KAK, pemahaman ini merupakan bagian ya ng tidak
terpisahkan dengan upaya tanggapan yang konsultan sampaikan. Dengan demikian, pemahaman
lebih rinci beserta keterkaitan dengan tanggapan dapat disimak lebih lanjut di bagian Tanggapan
Terhadap KAK. Adapun intisari dari pemahaman akan disampaikan pada Pemahaman KAK ini,
sebagai upaya memberikan informasi bagi pemahaman yang lebih khusus di mana konsultan perlu
menemu kenali hal yang tersirat dalam KAK untuk dilakukan elaborasi dalam mencari keterkaitan
dengan materi utamanya.
Secara umum uraian pekerjaan yang tercantum dalam KAK cukup dapat dipamahi, dimana
dalam KAK “Feasibility Study (FS) Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar
Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018”
menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup dan lokasi pekerjaan, strategi
pencapaian kegiatan, pelaporan, waktu pelaksanaan dan sumber pendanaan sesuai dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang ketentuan teknis operasional
pengadaan barang/jasa secara elektronik. arahan. Akan tetapi untuk lebih jelas mengenai
pemahaman konsultan terhadap acuan pekerjaan yang diberikan dan diuraikan lebih lanjut pada
bagian dibawah.
1. Pada point A1e (dokumen KAK), tertulis ”Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
Tentang Kepelabuhanan”, padahal sudah diganti dengan “Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan”.
2. Pada point A1f (dokumen KAK), tertulis ”Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional”, padahal sudah diganti dengan “Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional”.
3. Pada point A1h (dokumen KAK), tertulis ”Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993
Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”, padahal sudah diganti dengan “Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”.
4. Pada point A1l (dokumen KAK), tertulis ” Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52
Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan”, padahal sudah diganti
dengan “Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 104 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan”.
Gambaran Umum yang dimaksud adalah gambaran umum penyusunan KAK, dimana acuan yang
dipakai adalah Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses
Perencanaan di lingkungan Kementerian Perhubungan. Dimana untuk kegiatan ini terfokus pada
Feasibility Study (FS) Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar. Berdasarkan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Lingkungan Departemen Perhubungan, untuk membangun suatu infrastruktur perhubungan,
termasuk pelabuhan, diperlukan beberapa tahapan dalam Rencana Teknis Pengembangan
Perhubungan yang meliputi: Tahap Pra-Desain, Tahap Desain, Tahap Konstruksi/Fisik, dan Tahap
Pasca Konstruksi, seperti berikut ini.
Kondisi tersebut di atas, menunjukkan adanya perbedaan pendekatan antara muatan FS lama yang
ada dalam dokumen KAK dengan muatan dalam Draft Revisi Juknis 2018. Untuk muatan Draft
Revisi Juknis, singkatnya adalah sebagai berikut:
Untuk maksud dan tujuan, pada prinsifnya sama dan sudah dapat dipahami atau sepakat seperti
yang tercantum dalam dokumen KAK.
Didalam dokumen KAK yang dimaksud Lingkup pekerjaan adalah mencakup pelaksanaan
Feasibility Study (FS) Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar Kabupaten Belitung
Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dibiayai dari dana APBD Tahun Anggaran 2018
dan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2018.
Namun kami memaknainya sebagai ”Pemahaman Terhadap Substansi Pekerjaan”, yang isinya
adalah sebagai berikut:
o Pelabuhan ASDP Manggar berada dibawah Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VII
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, tepatnya di jalan Jenderal Sudirman, Manggar,
Belitung Timur. Awalnya pelabuhan yang ada dianggap tidak representatif dari segi tata letak.
Karena berada di tepian muara sungai Manggar, Pelabuhan ASDP Manggar sehingga sulit
dikembangkan karena keterbatasan luas lahan milik Pemda Beltim (Belitung Timur).
o Namun Pelabuhan ASDP Manggar yang baru telah diresmikan pada 2011 dan berlokasi tidak
jauh dengan pelabuhan yang lama, Pelabuhan Manggar dimaksudkan sebagai tempat labuh
kapal roro dengan rute Manggar ke Ketapang di Kalimantan Barat. Jarak lurus Manggar di sisi
Timur Pulau Belitung ke Ketapang di sisi Barat Pulau Kalimantan ini sekitar 200 km, arah ke
Timur Laut.
o Pelabuhan ASDP Manggar merupakan sebuah pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan yang berada di Sungai Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Pelabuhan ASDP
Manggar di Belitung Timur dianggap strategis karena bisa menghubungkan ke Pulau Jawa,
Kalimantan dan Sumatera. Kawasan pelabuhan sungai ini berjarak hanya sekitar 800 meter
dari muara sungai yang berujung di Laut Jawa, atau 200 meter saja jaraknya dari Vihara
Dharma Suci.
o Pelabuhan ASDP Manggar memiliki dua buah dermaga. Dermaga sebelah kiri berbentuk lurus
mengikuti alur sungai sepanjang 75 meter dengan lebar 10 meter, sedangkan dermaga yang
satu lagi bentuknya seperti huruf L dengan sisi panjang sejajar sungai.
o Pelabuhan ASDP Manggar arah ke Muara Sungai Manggar hanya satu kelokan sungai maka
akan sampailah kapal ke bibir muara. Sekitar 700 m arah ke muara, terdapat sebuah dermaga
kapal (Pelabuhan ASDP Manggar lama) yang seukuran dermaga sebelah kiri Pelabuhan ASDP
Manggar baru.
Untuk metode ini sudah dapat dipahami dan biasanya konsultan menyebutnya dengan survei
primer dan survei sekunder yang didukung dengan sistem pelaporan. Dalam dokumen KAK
pekerjaan dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur/ studi pustaka, survei
lapangan, pelaporan kegiatan secara berkala.
A. Tahapan
1. Persiapan
Point ini sudah dapat dipahami mengingat tahap inilah yang musti dipersiapkan dengan matang
karena akan berdampak pada proses selanjutnya.
2. Survei Lapangan
Dalam point ini, sudah dikunci mengenai lokasi survei untuk kelayakan teknis kegiatan
feasibility study yaitu di:
Mengenai kondisi tersebut diatas, berdasarkan administrasi Peraturan Daerah No.3 Tahun
2010, Kabupaten Belitung Timur dimekarkan menjadi 7 (tujuh) kecamatan dan 39 desa, seperti
berikut ini.
Untuk itu perlu ada klarifikasi mengenai keberadaan ”Desa Sengaran Kecamatan Kelapa Kampit
Kabupaten Manggar Provinsi Kepulaun Belitung Timur”.
Selanjutnya untuk kegiatan survei dilapangan yang meliputi survei primer dan sekunder (instansi
terkait, penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi lapangan) serta survei pengukuran
(topografi dan hydro ocenaografi) sudah cukup jelas.
Untuk analisa dan evaluasi kelayakan ini, nantinya akan disesuaikan dengan revisi juknis 2018.
Tetapi tidak menutup kemungkinan tetap menggunakan juknis yang lama dengan penyesuaian
terhadap substansi yang ada pada Revisi juknis 2018.
- Fasilitas Perairan.
- Fasilitas Penunjang.
- Erosi. - Arus.
Kedekatan dengan
sungai/ sumber air.
Status Tanah.
- Net Present
- PDRB - Potensi
Value (NPV).
EIRR - Hinterland/Foreland
Financial
Finansial: - PDRB
Internal Rate of
EIRR
Financial Internal Rate -
Return (IRR).
of Return (IRR). FIRR
- Pemandangan
- alam (view).
Sampah dan
limbah.
Sosial budaya.
Sosio-ekonomi
masyarakat.
Potensi
Foreland.
B. Keluaran
1. Output
a. Point a dan b dalam dalam dokumen KAK sudah cukup jelas dan dapat dipahami.
b. Untuk point c, Penentuan karakteristik kapal/sarana yang cocok diterapkan pada lintasan,
ini merupakan hal baru yang tidak termuat dalam juknis sehingga nantinya dimasukan
dalam rekomendasi.
2. Waktu pelaksanaan
Untuk peralatan yang dibutuhkan, personil dan pelaporan, serta yang lainnya sudah cukup
jelas dan mudah dipahami.
4.2 Tanggapan Dan Saran Terhadap Personil/ Fasilitas Pendukung Dari PPK
Setelah membaca Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan mengikuti penjelasan kegiatan Feasibility
Study (FS) Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar Kabupaten Belitung Timur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018, pada dasarnya konsultan telah
memahami dan mengerti mengenai tujuan, sasaran serta ruang lingkup kegiatan yang tercantum
dalam KAK tersebut. Berbagai cakupan dan tahap proses penyusunan materi laporan juga telah
dikemukakan dengan jelas dalam KAK. Berikut ini akan dilakukan berbagai kajian atau tingkat
pendalaman sesuai daya tangkap dari konsultan untuk mengapresiasi kegiatan Feasibility Study
(FS) Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar Kabupaten Belitung. Tanggapan
terhadap kerangka acuan kerja ini disusun oleh Team Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pekerjaan
ini berdasarkan pengalaman menangani pekerjaan sejenis khususnya yang berkaitan dengan kajian
studi kelayakan dan rencana teknis terrinci pada proyek-proyek lainnya.
2. Mengikuti aanwijzing.
4. Review data-data sekunder yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan penelusuran
terkait melalui berbagai media informasi.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, maka secara umum dapat dipahami dan dimengerti
substansinya dengan cukup jelas. Kerangka Acuan Kerja telah memuat maksud dan tujuan dari
pekerjaan secara jelas termasuk ruang lingkup pekerjaan dapat dimengerti dengan baik. Susunan
Kerangka Acuan Kerja telah tersusun dengan baik sehingga latar belakang, tujuan dan sasaran,
ruang lingkup, dan kebutuhan tenaga ahli dapat dipahami secara berurutan beserta keterkaitannya
dengan substansi pekerjaan. Namun demikian secara khusus kami perlu menanggapi Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini berkaitan dengan pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang akan dicapai.
Sedangkan tanggapan tim konsultan secara khusus mengenai bagian-bagian tertentu dari Kerangka
Acuan Kerja (KAK) yang bertujuan untuk memberikan masukan untuk penyempurnaan dan
kejelasan lebih detail sehingga pelaksanaan dan hasil pekerjaan diharapkan dapat tercapai dengan
baik.
Di dalam latar belakang yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja pemberi pekerjaan belum
memberikan indikasi yang jelas terhadap permasalahan dalam sektor transportasi perairan untuk
Selain teridentifikasinya substansi teknis yang berkaitan dengan kondisi kepelabuhanan di lokasi
pekerjaan, konsultan berpendapat bahwa dalam studi kelayakan perlu diperhatikan kaitannya
dengan kebijakan nasional dan regional dan internasional. Seperti yang diketahui bahwa Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung memiliki posisi yang sangat strategis dalam perdagangan global.
Untuk itu didalam melihat kajian kebijakan, konsultan akan memberikan paparan posisi Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dalam konteks nasional (tatanan kepelabuhanan nasional, pelayaran)
dan dalam konteks internasional.
Namun semua ruang lingkup studi dalam KAK tersebut menurut konsultan belum melihat adanya
sebuah korelasi yang kuat terhadap keluaran pekerjaan serta maksud dan tujuan pekerjaan.
Konsultan memberikan saran pemberi pekerjaan dapat memberikan indikasi-indikasi serangkai
lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan oleh konsultan agar mencapai maksud dan tujuan
pekerjaan.
Peralatan yang akan digunakan laptop milik sendiri, Printer milik sendiri, Kendaraan roda 4 sewa,
Service boot sewa, Theodholite milik sendiri, waterpass milik sendiri, mapsounder milik sendiri,
GPS tipe handle dan geodetic sewa, total station sewa, palem rambu sewa, handy talky sewa, papan
peilschaal milik sendiri, kamera milik sendiri dan handycam sendiri termasuk drone untuk
kelengkapan orientasi. Untuk penggunaannya, dapat dilihat sebagai berikut.
C. Alat Studio/Kantor
1 Komputer/Laptop unit 7 150
2 Printer A4 unit 3 150
3 Printer A3 unit 2 150
4 Scanner unit 1 150
Jangka waktu pelaksanaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja adalah 150 hari kalender
terhitung sejak penandatangan kontrak, termasuk mobilisasi personil dan peralatan sehingga bila
dikonversikan dalam satuan bulan menjadi 5 bulan kalender. Dengan mempertimbangkan jangka
waktu pelaksanaan dan volume pekerjaan, maka jangka waktu ini sudah cukup. Namun sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja dan pengalaman dalam penyelesaian pekerjaan yang sejenis serta
wilayah kajian yang berupa kepulauan dengan keterbatasan transportasi di daerah lokasi dan
sekitarnya, maka waktu yang disediakan harus benar-benar dipergunakan dengan optimal sehingga
hasil pekerjaan dapat dicapai sesuai dengan sasaran dan menghasilkan keluaran dengan sebaik-
baiknya.
1. Tenaga Ahli Kepelabuhanan, Ahli Sipil (Team Leader), 1 (satu) orang, dengan kualifikasi
pendidikan S1 (Sarjana) dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun. Team Leader memiliki
SKA Teknik Dermaga Madya (208). Melakukan koordinasi semua kegiatan tim agar sasaran
dapat tercapai, bertindak sebagai pejabat penghubung antara tim dan pemberi kerja,
bekerjasama dengan anggota tim lainnya menentukan metoda dan format, jenis data yang
diperlukan untuk analisis, menentukan desain standard, melakukan koordinasi dengan instansi
terkait.
2. Ahli Teknik Sipil Sumberdaya Air, 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan S1 (Sarjana)
Teknik Sipil dan berpengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang Sumber Daya Air dan
memiliki sertifikat TSDA (211).
3. Ahli Teknik Geodesi, 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan S1 (Sarjana) Teknik
Geodesi dan berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam perencanaan pelabuhan dan
memiliki sertifikat SKA (217).
4. Ahli Teknik Lingkungan, 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan S1 (Sarjana) Teknik
Lingkungan dan berpengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang lingkungan memiliki
sertifikat SKA Teknik Lingkungan (501).
6. Ahli Sosial Ekonomi, 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan S1 (Sarjana) Ekonomi dan
berpengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di bidang Ekonomi Transportasi.
7. Ahli Kemasyarakatan, 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan S1 (Sarjana) Sosial dan
berpengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun dibidang sosial kemasyarakatan.
8. Dalam pelaksanaan tugas nantinya tim tersebut akan didukung oleh empat orang pendukung
yaitu surveyor dua orang, drafter dan administrasi masing-masing satu orang dengan tujuan
untuk mempermudah dan memperlancar proses pelaksanaan kegiatan ini.