Anda di halaman 1dari 98

1 Analisis Peramalan Gelombang

1.1 Umum

Pembangkit utama gelombang adalah angin, oleh karena itu data angin dapat digunakan untuk
memperkirakan tinggi dan arah gelombang di lokasi kajian. Data angin diperlukan sebagai data
masukan dalam peramalan gelombang sehingga diperoleh tinggi gelombang rencana. Data angin
yang diperlukan adalah data angin setiap jam berikut informasi mengenai arahnya.

Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan
angin menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang
akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin
bertambah, riak tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan
terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar
gelombang yang terbentuk.

1.2 Koreksi Data Angin

Angin yang berhembus mengakibatkan permukaan air laut yang mulanya tenang menjadi timbul
riak air atau gelombang kecil. Dengan bertambahnya kecepatan dan durasi hembusan maka riak
tersebut akan menjadi semakin besar kemudian membentuk gelombang. Pengukuran gelombang
dengan cara menganalisa data angin menggunakan data angin yang ada di laut, tetapi biasanya
data angin yang ada adalah data angin hasil pengukuran di darat. Oleh karena itu perlu diadakan
koreksi-koreksi antara data angin yang ada di darat dengan data angin yang ada laut. Koreksi
tersebut antara lain :

1.2.1 Konversi Terhadap Letak Pengukuran Angin


Rumus yang dipakai untuk menghitung koreksi pengukuran kecepatan angin akibat perbedaan
ketinggian tempat pengukuran adalah,

Dimana :

RL = faktor korelasi akibat perbedaan ketinggian

UW = kecepatan di atas permukaan laut (m/s)

UL = kecepatan angin di atas daratan (m/s)

Nilai koreksi ini juga bisa diketahui dengan melihat Grafik RL seperti pada Gambar 4.

Laporan Hidro-Oseanografi 1
Gambar 1 Hubungan antara kecepatan angin di laut dan darat.

1.2.2 Koreksi Terhadap Ketinggian


Untuk keperluan peramalan gelombang biasanya digunakan kecepatan angin pada ketinggian 10
meter dari permukaan laut. Apabila tidak diukur pada ketinggian tersebut maka kecepatan angin
dikorelasi dengan rumus:

1.2.3 Koreksi Terhadap Temperatur Pada Lokasi Pengukuran


Nilai faktor koreksi terhadap perbedaan temperatur didapatkan dengan melihat Grafik RT seperti
pada Gambar 2.

Laporan Hidro-Oseanografi 2
Gambar 2 Grafik Korelasi akibat Perbedaan Temperatur, RT (SPM, 1984).

Setelah nilai koreksi-koreksi tersebut didapatkan perhitungan kecepatan angin dihitung dengan
rumus :

dimana :

RL = koreksi terhadap pencatatan angin didarat

RT = koreksi akibat adanya temperatur udara dan air

(U10)L = kecepatan angin pada ketinggian 10 meter diatas permukaan tanah (m/s)

Hasil dari perhitungan kecepatan angin tersebut diatas kemudian dikonversikan menjadi faktor
tegangan angin (UA) dengan menggunakan rumus:

1.2.4 Statistik Data Angin


Oleh karena data angin jam-jaman di Indonesia pada saat ini tidak bisa diperoleh karena adanya
peraturan dari BMKG, maka untuk memperoleh data angin jam-jaman di lokasi pekerjaan akan
menggunakan data angin BMKG Sorong dengan durasi mulai 1998 - 2009. Berikut akan
ditampilkan winrose dan rekapitulasi dari data angin tersebut.

Laporan Hidro-Oseanografi 3
Gambar 3 Windrose berdasarkan data angin BMKG Sorong Tahun 1998- 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 4
Gambar 4 Windrose bulan Januari-April berdasarkan data angin BMKG Sorong Tahun 1998- 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 5
Gambar 5 Windrose bulan Mei-Agustus berdasarkan data angin BMKG Sorong Tahun 1998- 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 6
Gambar 6 Windrose bulan September-Desember berdasarkan data angin BMKG Sorong Tahun 1998-
2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 7
Tabel 1 Distribusi Total Angin BMKG Sorong Tahun 1998 - 2009.
Arah Jumlah Jam Persentase
2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 4672 5217 1036 178 24 11127 4.44 4.96 0.98 0.17 0.02 10.58
Timur Laut 1147 1642 1009 148 11 3957 1.09 1.56 0.96 0.14 0.01 3.76
Timur 1640 679 81 5 9 2414 1.56 0.65 0.08 0.00 0.01 2.29
Tenggara 1816 2460 494 56 8 4834 1.73 2.34 0.47 0.05 0.01 4.60
Selatan 5399 7976 3187 675 176 17413 5.13 7.58 3.03 0.64 0.17 16.55
Barat Daya 2198 2217 598 66 19 5098 2.09 2.11 0.57 0.06 0.02 4.85
Barat 1895 944 80 15 3 2937 1.80 0.90 0.08 0.01 0.00 2.79
Barat Laut 1997 1242 109 11 6 3365 1.90 1.18 0.10 0.01 0.01 3.20
Berangin = 51145 = 48.62
Tidak Berangin = 11690 = 11.11
Tidak Tercatat = 42357 = 40.27
Total = 105192 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Untuk lebih lengkapnya mengenai tabel distribusi arah dan kecepatan data angin bulanan dapat
dilihat pada Lampiran A.

1.2.5 Analisis Frekuensi Data Angin


Analisis frekuensi data angin dilakukan dengan cara sebagai berikut:

o Analisis frekuensi data angin dengan metode yang digunakan terdiri dari beberapa distribusi
yaitu Normal, Log Normal, dan Gumbell. Analisis frekuensi adalah kejadian yang diharapkan
terjadi, rata-rata sekali setiap N tahun atau dengan perkataan lain tahun berulangnya N tahun.
Kejadian pada suatu kurun waktu tertentu tidak berarti akan terjadi sekali setiap 10 tahun akan
tetapi terdapat suatu kemungkinan dalam 1000 tahun akan terjadi 100 kali kejadian 10 tahunan.
o Pemilihan distribusi yang sesuai dari beberapa distribusi tersebut untuk memberikan nilai
gelombang rencana.

Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing distribusi frekuensi yang digunakan.

1. Distribusi Normal

Distribusi normal disebut juga dengan Distribusi Gauss. Peubah acak (variabel random) pada
distribusi normal merupakan peubah acak yang kontinu. Fungsi kepadatan peluang distribusi
normal adalah sebagai berikut

Laporan Hidro-Oseanografi 8
2. Distribusi Log Normal

Suatu nilai acak X memiliki fungsi distribusi Log Normal apabila nilai dari fungsi probabilitas
denstitasnya seperti persamaan dibawah ini (Ochi 1992).

1  ln x   2 
f (x)  exp ; 0x
x 2  22 

Distribusi Log Normal memiliki 2 parameter statistik yaitu  dan . Nilai dari parameter 
dan adalah suatu nilai logaritmik dari variabel acak X yang terdistribusi sebagai rata-rata
 dan varian . Persamaan dari nilai rata-rata dan varian dari distribusi Log Normal adalah
sebagai berikut:

 2 
Ex   exp  
 2 

    
Var x   exp 2  2 exp 2  1

3. Distribusi Gumbel

Distribusi Gumbel berasal dari Distribusi Nilai Asimtot Ekstrim Tipe I dan merupakan fungsi
distribusi kumulatif sebagai berikut (Ochi 1992)

   x  u  
F( x )  P( X  x )   exp    
     

atau dalam fungsi probabilitas densitas dinyatakan sebagai berikut:

   x  u  
f ( x )  1  exp exp     ; -  x  
     

dimana:

s 6


u  x  0.5772

Laporan Hidro-Oseanografi 9
Tabel 2 Data Angin Terbesar di BMKG Sorong Tahun 1998 - 2009.
Kecepatan Tanggal Kejadian
No. Tahun Arah
Knot m/s Bulan Tanggal Jam
1 1998 25 12.86 170 Agu 8 18
2 1998 25 12.86 160 Agu 8 19
3 1998 25 12.86 160 Agu 8 20
4 1998 25 12.86 170 Agu 9 18
5 1998 25 12.86 160 Agu 9 19
6 1998 25 12.86 160 Agu 9 20
7 1999 30 15.43 330 Des 16 15
8 2000 18 09.26 180 Jul 21 5
9 2001 25 12.86 140 Sep 27 5
10 2002 26 13.38 160 Agu 17 0
11 2003 27 13.89 160 Agu 6 11
12 2003 27 13.89 160 Agu 6 12
13 2003 27 13.89 160 Agu 6 13
14 2004 32 16.46 150 Jun 22 20
15 2005 36 18.52 30 Nov 26 22
16 2006 36 18.52 40 Mar 25 2
17 2006 36 18.52 240 Mar 25 3
18 2007 27 13.89 140 Mei 14 11
19 2008 26 13.38 330 Feb 16 5
20 2009 26 13.38 150 Jul 29 10

30

Data Kecepatan Angin

Normal

25 Log Normal

Gumbel

20
Kecepatan Angin (knot)

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 7 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Utara.

Laporan Hidro-Oseanografi 10
40

Data Kecepatan Angin

35 Normal

Log Normal

Gumbel
30
Kecepatan Angin (knot)

25

20

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 8 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Timur Laut.

30

Data Kecepatan Angin

Normal

25 Log Normal

Gumbel

20
Kecepatan Angin (knot)

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 9 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Timur.

Laporan Hidro-Oseanografi 11
35

Data Kecepatan Angin

Normal
30
Log Normal

Gumbel

25
Kecepatan Angin (knot)

20

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 10 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Tenggara.

40

Data Kecepatan Angin

35 Normal

Log Normal

Gumbel
30
Kecepatan Angin (knot)

25

20

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 11 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Selatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 12
40

Data Kecepatan Angin

35 Normal

Log Normal

Gumbel
30
Kecepatan Angin (knot)

25

20

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 12 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Barat Daya.

30

Data Kecepatan Angin

Normal

25 Log Normal

Gumbel

20
Kecepatan Angin (knot)

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 13 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Barat.

Laporan Hidro-Oseanografi 13
35

Data Kecepatan Angin

Normal
30
Log Normal

Gumbel

25
Kecepatan Angin (knot)

20

15

10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Probabilitas Weibull

Gambar 14 Probabilitas Weibull untuk semua analisis frekuensi angin arah Barat Laut.

Tabel 3 Nilai Ekstrem Kecepatan Angin Periode Ulang.


Nilai Ekstrim Kecepatan Angin (Knot)
Perioda
Ulang Timur Barat Barat
Utara Timur Tenggara Selatan Barat
Laut Daya Laut

1 14.93 8.05 9.51 16.32 17.91 11.31 13.00 8.29


2 19.45 18.12 15.97 21.76 23.64 18.84 17.53 16.36
5 23.98 28.18 22.43 27.20 29.37 26.37 22.07 24.42
10 26.98 34.84 26.71 30.80 33.16 31.36 25.08 29.76
23 30.76 43.26 32.12 35.35 37.95 37.66 28.88 36.51
50 33.57 49.51 36.13 38.73 41.51 42.34 31.69 41.52
100 36.36 55.71 40.11 42.08 45.04 46.98 34.49 46.49

Laporan Hidro-Oseanografi 14
1.3 Peramalan Gelombang

1.3.1 Perhitungan Fetch dan Waverose


Pembangkit utama gelombang adalah angin, oleh karena itu data angin dapat digunakan untuk
memperkirakan tinggi dan arah gelombang di lokasi kajian. Data angin diperlukan sebagai data
masukan dalam peramalan gelombang sehingga diperoleh tinggi gelombang rencana. Data angin
yang diperlukan adalah data angin setiap jam berikut informasi mengenai arahnya.

Arah angin dinyatakan dalam bentuk delapan penjuru arah angin (Utara, Timur Laut, Timur,
Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut). Kecepatan angin disajikan dalam bentuk
satuan knot, dimana:

o 1 knot = 1 mil laut/jam


o mil laut = 6080 kaki (feet) = 1853,18 meter
o 1 knot = 0.515 meter/detik

Untuk mendapatkan gelombang rencana, telah dikembangkan pasca-kiraan gelombang


berdasarkan data angin jangka panjang dengan program yang ang disebut hindcasting. Metode
yang dierapkan mengikuti Metode yang diberikan dalam Shore Protection Manual (Coastal
Engineering Research Center, US Army Corp of Engineer) edisi 1984 yang merupakan acuan
standar bagi praktisi pekerjaan-pekerjaan pengembangan, perlindungan, dan pelestarian pantai.

Data angin jangka panjang, minimum 10 tahun, memberikan data statistik yang lebih meyakinkan
untuk metode hindasting ini. Diagram proses hindasting ditampilkan pada gambar di bawah.

Untuk melakukan peramalan gelombang di suatu perairan diperlukan masukan berupa data angin
dan peta batimetri. Interaksi antara angin dan permukaan air menyebabkan timbulnya gelombang
(gelombang akibat angin atau wind induced wave). Peta perairan lokasi dan sekitarnya diperlukan
untuk menentukan besarnya “fetch” atau kawasan pembentukan gelombang. Fetch adalah daerah
pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki kecepatan dan arah angin yang relatif
konstan. Adanya kenyataan bahwa angin bertiup dalam arah yang bervariasi atau sembarang, maka
panjang fetch diukur dari titik pengamatan dengan interval 50.

Panjang fetch dihitung untuk 8 arah mata angin dan ditentukan berdasarkan rumus berikut:

Lfi 
 Lfi. cos i
 cos i
dimana

Lfi = panjang fetch ke-i

Laporan Hidro-Oseanografi 15
i = sudut pengukuran fetch ke-i

i = jumlah pengukuran fetch

Jumlah pengukuran “i” untuk tiap arah mata angin tersebut meliputi pengukuran-pengukuran
dalam wilayah pengaruh fetch (22,50 searah jarum jam dan 22,50 berlawanan arah jarum jam).
Pembentukan gelombang di laut dalam dianalisa dengan formula-formula empiris yang diturunkan
dari model parametrik berdasarkan spektrum gelombang JONSWAP (Shore Protection Manual,
1984). Prosedur peramalan tersebut berlaku baik untuk kondisi fetch terbatas (fetch limited
condition) maupun kondisi durasi terbatas (duration limited condition) sebagai berikut:

1
gHm  gF  2
0
 0.0016 
UA
2 U 2 
 A 
1
gTp  gF  3
 0.2857 
UA
2 U 2 
 A 
2
gt d  gF  3
 68.8 
UA U 2 
 A 
1.23
dalam persamaan tersebut, U A  0.71U10 adalah faktor tekanan angin, dimana Ua dan U10
dalam m/detik. Hubungan antara Tp dan Ts diberikan sebagai Ts = 0.95 Tp.

Persamaan tersebut di atas hanya berlaku hingga kondisi gelombang telah terbentuk penuh (fully
developed sea condition), sehingga tinggi dan perioda gelombang yang dihitung harus dibatasi
dengan persamaan empiris berikut :

gHm 0
2
 0.243
UA
gTp
 8.13
UA
gt d
 7.15  10 4
UA

dimana:

Hmo = tinggi gelombang signifikan menurut energi spektral

Tp = perioda puncak gelombang

Laporan Hidro-Oseanografi 16
Start

23 23
 gF  UA Ye s gt  gF  No
t c  68 .8   2   t (Non Fully  68 .8   2   7.15 x 10 4 (Fully
U  g UA U 
 A  Developed)  A  Developed)

No
(Duration Limited)

Ye s 32
 gt  UA
2
(Fetch Limited)
Fmin    
 68 .8  U A  g

F  Fm in
12
U
2
 gF  UA
2
H m0  0.0016  A   H m 0  0.2433 
g U 2  g
 A 
13
UA  gF  UA
T p  0.2857    T p  8.134 
g U 2  g
 A 

Finish Finish

Gambar 15 Bagan alir proses peramalan gelombang.

Laporan Hidro-Oseanografi 17
Gambar 16 Kawasan fetch untuk wilayah Yapen.

Laporan Hidro-Oseanografi 18
Tabel 4 Hasil Perhitungan Fetch Effektif di Yapen.
JARAK, F (m) F·cos 
SUDUT  (alpha) cos  Fetch Effektif (m)
Yapen Yapen
340 -20 0.939693 0
345 -15 0.965926 0
350 -10 0.984808 0
355 -5 0.996195 0
0 0 1 0 0
5 5 0.996195 0
10 10 0.984808 0
15 15 0.965926 0
20 20 0.939693 0
25 -20 0.939693 0
30 -15 0.965926 0
35 -10 0.984808 0
40 -5 0.996195 0
45 0 1 0 0
50 5 0.996195 0
55 10 0.984808 0
60 15 0.965926 0
65 20 0.939693 0
70 -20 0.939693 0
75 -15 0.965926 0
80 -10 0.984808 0
85 -5 0.996195 0
90 33451 0 1 33451 20547
95 33677 5 0.996195 33549
100 35889 10 0.984808 35344
105 39247 15 0.965926 37910
110 42582 20 0.939693 40014
115 44514 -20 0.939693 41830
120 45285 -15 0.965926 43742
125 42247 -10 0.984808 41605
130 39292 -5 0.996195 39142
135 37258 0 1 37258 39210
140 36519 5 0.996195 36380
145 36079 10 0.984808 35531
150 35909 15 0.965926 34686
155 35994 20 0.939693 33823
160 35948 -20 0.939693 33780
165 35769 -15 0.965926 34550
170 35863 -10 0.984808 35319
175 36235 -5 0.996195 36097
180 37347 0 1 37347 38892
185 39532 5 0.996195 39381
190 42061 10 0.984808 41422
195 43042 15 0.965926 41575
200 44415 20 0.939693 41737
205 46244 -20 0.939693 43455
210 47654 -15 0.965926 46030
215 49055 -10 0.984808 48310
220 50888 -5 0.996195 50694
225 55129 0 1 55129 116370
230 200000 5 0.996195 199239
235 200000 10 0.984808 196962
240 200000 15 0.965926 193185
245 200000 20 0.939693 187939
250 200000 -20 0.939693 187939
255 200000 -15 0.965926 193185
260 200000 -10 0.984808 196962
265 200000 -5 0.996195 199239
270 16588 0 1 16588 90492
275 5 0.996195 0
280 10 0.984808 0
285 15 0.965926 0
290 20 0.939693 0
295 -20 0.939693 0
300 -15 0.965926 0
305 -10 0.984808 0
310 -5 0.996195 0
315 0 1 0 0
320 5 0.996195 0
325 10 0.984808 0
330 15 0.965926 0
335 20 0.939693 0

Laporan Hidro-Oseanografi 19
Tabel 5 Distribusi Total Gelombang di Yapen Tahun 1998 - 2009.
Tinggi Gelombang (m)
Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 11.724 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 11.72
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 2.275 0.203 0.006 0.000 0.000 0.003 2.49
Tenggara 4.436 1.785 0.276 0.011 0.004 0.000 6.51
Selatan 6.735 6.934 3.860 0.623 0.131 0.000 18.28
Barat Daya 3.543 1.138 0.352 0.165 0.093 0.000 5.29
Barat 2.689 0.310 0.061 0.023 0.008 0.000 3.09
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 47.39
Tidak Bergelombang (calm ) = 18.39
Tidak Tercatat = 34.22
Total = 100.00

Untuk lebih lengkapnya mengenai tabel distribusi tinggi dan arah gelombang bulanan dapat dilihat
pada Lampiran B.

Laporan Hidro-Oseanografi 20
Gambar 17 Waverose di Yapen berdasarkan data angin BMKG Sorong 1998 - 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 21
Gambar 18 Waverose bulan Januari – Juni berdasarkan data angin BMKG Sorong 1998 - 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 22
Gambar 19 Waverose bulan Mei – Agustus berdasarkan data angin BMKG Sorong 1998 - 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 23
Gambar 20 Waverose bulan September–Desember berdasarkan data angin BMKG Sorong 1998 - 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 24
1.3.2 Analisis Gelombang Rencana
Tinggi gelombang rencana yang diperlukan sebagai data input dalam analisis gelombang
selanjutnya diperoleh dengan cara sebagai berikut:

o Dari hasil pasca-kiraan gelombang, diambil tinggi gelombang yang terbesar dengan
periodanya untuk tiap arah yang mendatangkan gelombang, tiap tahun.
o Dari tabel tersebut untuk tiap tahun diambil gelombang terbesar, tidak peduli arahnya. Hasil
inventarisasi gelombang terbesar selama 10 tahun ini disajikan dalam bentuk tabel dengan
informasi mengenai arah gelombang sudah hilang dalam analisis selanjutnya.
o Dilakukan analisis harga ekstrim berdasarkan data gelombang terbesar tahunan yang telah
tersusun dari langkah sebelumnya. Dengan cara analisis harga ekstrim yang didasarkan pada
tinggi gelombang ini, maka informasi mengenai perioda gelombang hilang dalam langkah
selanjutnya.
o Analisis frekuensi gelombang rencana dengan metode yang digunakan terdiri dari beberapa
distribusi yaitu Generelized Extreme Value, Normal, Log Normal, dan Gumbell. Analisis
frekuensi adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata-rata sekali setiap N tahun atau dengan
perkataan lain tahun berulangnya N tahun. Kejadian pada suatu kurun waktu tertentu tidak
berarti akan terjadi sekali setiap 10 tahun akan tetapi terdapat suatu kemungkinan dalam 1000
tahun akan terjadi 100 kali kejadian 10 tahunan.
o Pemilihan distribusi yang sesuai dari beberapa distribusi tersebut untuk memberikan nilai
gelombang rencana.

Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing distribusi frekuensi yang digunakan.

1. Distribusi Normal

Distribusi normal disebut juga dengan Distribusi Gauss. Peubah acak (variabel random) pada
distribusi normal merupakan peubah acak yang kontinu. Fungsi kepadatan peluang distribusi
normal adalah sebagai berikut

2. Distribusi Log Normal

Suatu nilai acak X memiliki fungsi distribusi Log Normal apabila nilai dari fungsi probabilitas
denstitasnya seperti persamaan dibawah ini (Ochi 1992).

1  ln x   2 
f (x)  exp ; 0x
x 2  22 

Laporan Hidro-Oseanografi 25
Distribusi Log Normal memiliki 2 parameter statistik yaitu  dan . Nilai dari parameter 
dan adalah suatu nilai logaritmik dari variabel acak X yang terdistribusi sebagai rata-rata
 dan varian . Persamaan dari nilai rata-rata dan varian dari distribusi Log Normal adalah
sebagai berikut:

 2 
Ex   exp  
 2 

    
Var x   exp 2  2 exp 2  1

3. Distribusi Gumbel

Distribusi Gumbel berasal dari Distribusi Nilai Asimtot Ekstrim Tipe I dan merupakan fungsi
distribusi kumulatif sebagai berikut (Ochi 1992)

   x  u  
F( x )  P( X  x )   exp    
     

atau dalam fungsi probabilitas densitas dinyatakan sebagai berikut:

   x  u  
f ( x )  1  exp exp     ; -  x  
     

dimana:

s 6


u  x  0.5772

Laporan Hidro-Oseanografi 26
2.0

Data Gelombang
1.8
Normal

1.6
Log Normal

1.4 Gumbel
Tinggi Gelombang (m)

1.2

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Probabilitas Weibull

Gambar 21 Probabilitas Weibull untuk semua analisis distribusi gelombang arah Timur.

2.5

Data Gelombang
2.3
Normal

2.1
Log Normal

1.9 Gumbel
Tinggi Gelombang (m)

1.7

1.5

1.3

1.1

0.9

0.7

0.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Probabilitas Weibull

Gambar 22 Probabilitas Weibull untuk semua analisis distribusi gelombang arah Tenggara.

Laporan Hidro-Oseanografi 27
2.5

Data Gelombang
2.3
Normal

2.1
Log Normal

1.9 Gumbel
Tinggi Gelombang (m)

1.7

1.5

1.3

1.1

0.9

0.7

0.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Probabilitas Weibull

Gambar 23 Probabilitas Weibull untuk semua analisis distribusi gelombang arah Selatan.

2.9
Data Gelombang

2.7
Normal

2.5
Log Normal

2.3
Gumbel

2.1
Tinggi Gelombang (m)

1.9

1.7

1.5

1.3

1.1

0.9

0.7

0.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Probabilitas Weibull

Gambar 24 Probabilitas Weibull untuk semua analisis distribusi gelombang arah Barat Daya.

Laporan Hidro-Oseanografi 28
2.5

Data Gelombang
2.3
Normal

2.1
Log Normal

1.9 Gumbel
Tinggi Gelombang (m)

1.7

1.5

1.3

1.1

0.9

0.7

0.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Probabilitas Weibull

Gambar 25 Probabilitas Weibull untuk semua analisis distribusi gelombang arah Barat.

5.0

4.0
Tinggi Gelombang Signifikan (meter)

3.0
y = 0.0465x2.0078

2.0

1.0

0.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perioda Gelombang Signifikan (detik)

Gambar 26 Grafik hubungan antara tinggi dan periode gelombang diYapen.

Laporan Hidro-Oseanografi 29
Tabel 6 Tinggi dan Periode Gelombang Untuk Berbagai Periode Ulang di Yapen.

Perioda Timur Tenggara Selatan Barat Daya Barat


Ulang
Tinggi Perioda Tinggi Perioda Tinggi Perioda Tinggi Perioda Tinggi Perioda
1 0.49 3.19 1.01 4.70 1.31 5.38 0.55 3.39 0.78 4.09
2 0.72 3.93 1.41 5.60 1.67 6.13 1.32 5.40 1.27 5.29
5 0.96 4.56 1.81 6.40 2.03 6.80 2.09 6.91 1.75 6.29
10 1.11 4.94 2.08 6.88 2.27 7.21 2.60 7.76 2.07 6.88
23 1.31 5.38 2.41 7.45 2.57 7.70 3.25 8.73 2.48 7.56
50 1.45 5.69 2.66 7.85 2.79 8.05 3.73 9.39 2.78 8.04
100 1.60 5.99 2.90 8.22 3.01 8.39 4.20 10.01 3.08 8.49

2 Pemodelan Arus dan Elevasi Muka Air

2.1 Input Pemodelan

A. Data Pasang Surut

Data elevasi muka air penting perairan Yapen yang diperlukan sebagai syarat batas dalam
pemodelan hidrodinamika. Untuk saat ini data pasang surut yang akan digunakan adalah data
pasang surut yang diperoleh melalui pengukuran di lapangan selama 15 hari.

GRAFIK PASANG SURUT SWPI DAWAI

290

270

250

230
PALM LAPANGAN (CM)

210

190

170 Data Pengamatan

MSL = 190.737 cm
150
Data Ramalan

130

110

90

70

50
10-Feb

11-Feb

12-Feb

13-Feb

14-Feb

15-Feb

16-Feb

17-Feb

18-Feb

19-Feb

20-Feb

21-Feb

22-Feb

23-Feb

24-Feb

TANGGAL PENGAMATAN

Gambar 27 Grafik pasang surut hasil pengukuran 15 hari.

Laporan Hidro-Oseanografi 30
Tabel 7 Rekapitulasi Elevasi Penting Pasang Surut di Yapen.

Elevasi-elevasi acuan relatif terhadap LWS (cm)


Highest High Water Level (HHWL) : 307.89
Mean High Water Spring (MHWS) : 223.06
Mean High Water Level (MHWL) : 175.84
Mean Sea Level (MSL ) : 122.58
Mean Low Water Level (MLWL) : 67.53
Mean Low Water Spring (MLWS) : 0.00
Lowest Low Water Level (LLWL ) : -87.55

Tunggang pasang (cm): 223.06


B. Data Angin

Angin yang berhembus mengakibatkan permukaan air laut yang mulanya tenang menjadi timbul
riak air atau gelombang kecil. Dengan bertambahnya kecepatan dan durasi hembusan maka riak
tersebut akan menjadi semakin besar kemudian membentuk gelombang. Pengukuran gelombang
dengan cara menganalisa data angin menggunakan data angin yang ada di laut, tetapi biasanya
data angin yang ada adalah data angin hasil pengukuran di darat.

Tabel 8 Distribusi Total Angin BMKG Sorong Tahun 1998 - 2009.


Arah Jumlah Jam Persentase
2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 4672 5217 1036 178 24 11127 4.44 4.96 0.98 0.17 0.02 10.58
Timur Laut 1147 1642 1009 148 11 3957 1.09 1.56 0.96 0.14 0.01 3.76
Timur 1640 679 81 5 9 2414 1.56 0.65 0.08 0.00 0.01 2.29
Tenggara 1816 2460 494 56 8 4834 1.73 2.34 0.47 0.05 0.01 4.60
Selatan 5399 7976 3187 675 176 17413 5.13 7.58 3.03 0.64 0.17 16.55
Barat Daya 2198 2217 598 66 19 5098 2.09 2.11 0.57 0.06 0.02 4.85
Barat 1895 944 80 15 3 2937 1.80 0.90 0.08 0.01 0.00 2.79
Barat Laut 1997 1242 109 11 6 3365 1.90 1.18 0.10 0.01 0.01 3.20
Berangin = 51145 = 48.62
Tidak Berangin = 11690 = 11.11
Tidak Tercatat = 42357 = 40.27
Total = 105192 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Laporan Hidro-Oseanografi 31
Tabel 9 Nilai Ekstrem Kecepatan Angin Periode Ulang.
Nilai Ekstrim Kecepatan Angin (Knot)
Perioda
Ulang Timur Barat Barat
Utara Timur Tenggara Selatan Barat
Laut Daya Laut

1 14.93 8.05 9.51 16.32 17.91 11.31 13.00 8.29


2 19.45 18.12 15.97 21.76 23.64 18.84 17.53 16.36
5 23.98 28.18 22.43 27.20 29.37 26.37 22.07 24.42
10 26.98 34.84 26.71 30.80 33.16 31.36 25.08 29.76
23 30.76 43.26 32.12 35.35 37.95 37.66 28.88 36.51
50 33.57 49.51 36.13 38.73 41.51 42.34 31.69 41.52
100 36.36 55.71 40.11 42.08 45.04 46.98 34.49 46.49

Gambar 28 Windrose berdasarkan data angin BMKG Sorong Tahun 1998- 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 32
2.2 Output Pemodelan

Semua pemodelan dilakukan dengan spesifikasi sebagai berikut:

o Jumlah Time Step Pemodelan : 360


o Time Step Interval : 3600 detik
o Waktu Awal Pemodelan : 10 Februari 2019
o Waktu Akhir Pemodelan : 25 Februari 2019

Gambar 29 Pembuatan mesh dan element pemodelan.

Laporan Hidro-Oseanografi 33
Gambar 30 Input peta batimetri yang disumperimposekan dengan peta Google Earth .

Laporan Hidro-Oseanografi 34
Gambar 31 Pemodelan elevasi muka air kondisi eksisting pada saat kondisi pasang.

Laporan Hidro-Oseanografi 35
Gambar 32 Pemodelan elevasi muka air kondisi eksisting pada saat kondisi surut.

Laporan Hidro-Oseanografi 36
Gambar 33 Pemodelan arus kondisi eksisting pada saat kondisi pasang.

Laporan Hidro-Oseanografi 37
Gambar 34 Pemodelan arus kondisi eksisting pada saat kondisi surut.

Laporan Hidro-Oseanografi 38
Titik Pengamatan Palem Pasut
X: 695934.50 X: 695860.61
Y: 9798011.18 Y: 9798150.65

Gambar 35 Lokasi titik pengamatan dan palem pasut.

3.50
Pasang Surut Pengukuran
Pasang Surut Pemodelan

3.00

2.50
Tinggi Muka Air (m)

2.00

1.50

1.00

0.50
2/10/2019 0:00 2/12/2019 0:00 2/14/2019 0:00 2/16/2019 0:00 2/18/2019 0:00 2/20/2019 0:00 2/22/2019 0:00 2/24/2019 0:00

Gambar 36 Kalibrasi pasut pemodelan dengan pengukuran.

Laporan Hidro-Oseanografi 39
Kesimpulan pemodelan arus dan elevasi muka air untuk kondisi eksisting adalah sebagai berikut:

1. Jenis pasang surut di lokasi adalah jenis pasang surut Mixed Type, yang artinya bahwa dalam
satu hari bisa terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dengan ketinggian dan periode yang berbeda.
2. Kondisi pemodelan elevasi muka air dan arus dilakukan untuk 2 kondisi yaitu kondisi pasang
dan kondisi surut
3. Pemodelan elevasi muka air saat surut dan pasang menghasilkan elevasi muka air yang
seragam di titik pengamatan yaitu antara 2.00 m – 2.50 m.
4. Pemodelan kecepatan arus saat surut dan pasang menghasilkan kecepatan yang seragam di titik
pengamatan yaitu antara 0.10 m/s – 0.16 m/s.

3 Pemodelan Gelombang Kondisi Eksisting

Berikut ini akan ditampilkan pemodelan matematik yang meliputi pemodelan gelombang dan
refraksi difraksi. Pemodelan gelombang ini tidak dilakukan per arah namun hasilnya akan
menampilkan tinggi gelombang hasil arah dominan karena salah satu input yang dipakai adalah
data angin periode panjang selama 10 tahun. Beberapa parameter yang merupakan output dari hasil
pemodelan ini adalah:

o Tinggi Gelombang di Lokasi Kajian

o Sebaran Tinggi Gelombang Signifikan

o Sebaran Perioda Gelombang Signifikan

o Refraksi dan Difraksi

3.1 Input Pemodelan

A. Data Angin

Angin yang berhembus mengakibatkan permukaan air laut yang mulanya tenang menjadi timbul
riak air atau gelombang kecil. Dengan bertambahnya kecepatan dan durasi hembusan maka riak
tersebut akan menjadi semakin besar kemudian membentuk gelombang. Pengukuran gelombang
dengan cara menganalisa data angin menggunakan data angin yang ada di laut, tetapi biasanya
data angin yang ada adalah data angin hasil pengukuran di darat.

Laporan Hidro-Oseanografi 40
Tabel 10 Distribusi Total Angin BMKG Sorong Tahun 1998 - 2009.
Arah Jumlah Jam Persentase
2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 4672 5217 1036 178 24 11127 4.44 4.96 0.98 0.17 0.02 10.58
Timur Laut 1147 1642 1009 148 11 3957 1.09 1.56 0.96 0.14 0.01 3.76
Timur 1640 679 81 5 9 2414 1.56 0.65 0.08 0.00 0.01 2.29
Tenggara 1816 2460 494 56 8 4834 1.73 2.34 0.47 0.05 0.01 4.60
Selatan 5399 7976 3187 675 176 17413 5.13 7.58 3.03 0.64 0.17 16.55
Barat Daya 2198 2217 598 66 19 5098 2.09 2.11 0.57 0.06 0.02 4.85
Barat 1895 944 80 15 3 2937 1.80 0.90 0.08 0.01 0.00 2.79
Barat Laut 1997 1242 109 11 6 3365 1.90 1.18 0.10 0.01 0.01 3.20
Berangin = 51145 = 48.62
Tidak Berangin = 11690 = 11.11
Tidak Tercatat = 42357 = 40.27
Total = 105192 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Tabel 11 Nilai Ekstrem Kecepatan Angin Periode Ulang.


Nilai Ekstrim Kecepatan Angin (Knot)
Perioda
Ulang Timur Barat Barat
Utara Timur Tenggara Selatan Barat
Laut Daya Laut

1 14.93 8.05 9.51 16.32 17.91 11.31 13.00 8.29


2 19.45 18.12 15.97 21.76 23.64 18.84 17.53 16.36
5 23.98 28.18 22.43 27.20 29.37 26.37 22.07 24.42
10 26.98 34.84 26.71 30.80 33.16 31.36 25.08 29.76
23 30.76 43.26 32.12 35.35 37.95 37.66 28.88 36.51
50 33.57 49.51 36.13 38.73 41.51 42.34 31.69 41.52
100 36.36 55.71 40.11 42.08 45.04 46.98 34.49 46.49

Laporan Hidro-Oseanografi 41
Gambar 37 Windrose berdasarkan data angin BMKG Sorong Tahun 1998- 2009.

B. Data Gelombang

Tabel 12 Distribusi Total Gelombang di Yapen Tahun 1998 - 2009.


Tinggi Gelombang (m)
Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 11.724 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 11.72
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 2.275 0.203 0.006 0.000 0.000 0.003 2.49
Tenggara 4.436 1.785 0.276 0.011 0.004 0.000 6.51
Selatan 6.735 6.934 3.860 0.623 0.131 0.000 18.28
Barat Daya 3.543 1.138 0.352 0.165 0.093 0.000 5.29
Barat 2.689 0.310 0.061 0.023 0.008 0.000 3.09
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 47.39
Tidak Bergelombang (calm ) = 18.39
Tidak Tercatat = 34.22
Total = 100.00

Laporan Hidro-Oseanografi 42
Tabel 13 Tinggi dan Periode Gelombang Untuk Berbagai Periode Ulang di Yapen.

Perioda Timur Tenggara Selatan Barat Daya Barat


Ulang
Tinggi Perioda Tinggi Perioda Tinggi Perioda Tinggi Perioda Tinggi Perioda
1 0.49 3.19 1.01 4.70 1.31 5.38 0.55 3.39 0.78 4.09
2 0.72 3.93 1.41 5.60 1.67 6.13 1.32 5.40 1.27 5.29
5 0.96 4.56 1.81 6.40 2.03 6.80 2.09 6.91 1.75 6.29
10 1.11 4.94 2.08 6.88 2.27 7.21 2.60 7.76 2.07 6.88
23 1.31 5.38 2.41 7.45 2.57 7.70 3.25 8.73 2.48 7.56
50 1.45 5.69 2.66 7.85 2.79 8.05 3.73 9.39 2.78 8.04
100 1.60 5.99 2.90 8.22 3.01 8.39 4.20 10.01 3.08 8.49

Gambar 38 Waverose di Yapen berdasarkan data angin BMKG Sorong 1998 - 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 43
3.2 Output Pemodelan

Semua pemodelan dilakukan dengan spesifikasi sebagai berikut:

o Jumlah Time Step Pemodelan : 50

o Time Step Interval : 3600 detik

o Waktu Awal Pemodelan : 10 Februari 2019

o Waktu Akhir Pemodelan : 11 Februari 2019

Laporan Hidro-Oseanografi 44
Gambar 39 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 2 tahun arah Barat.

Laporan Hidro-Oseanografi 45
Gambar 40 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 50 tahun arah Barat.

Laporan Hidro-Oseanografi 46
Gambar 41 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 2 tahun arah Barat Daya.

Laporan Hidro-Oseanografi 47
Gambar 42 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 50 tahun arah Barat Daya.

Laporan Hidro-Oseanografi 48
Gambar 43 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 2 tahun arah Selatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 49
Gambar 44 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 50 tahun arah Selatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 50
Gambar 45 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 2 tahun arah Tenggara.

Laporan Hidro-Oseanografi 51
Gambar 46 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 50 tahun arah Tenggara.

Laporan Hidro-Oseanografi 52
Gambar 47 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 2 tahun arah Timur.

Laporan Hidro-Oseanografi 53
Gambar 48 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi gelombang periode ulang 50 tahun arah Timur.

Laporan Hidro-Oseanografi 54
Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Pemodelan Perambatan Gelombang.

Tinggi Gelombang di Lokasi Kajian (M)


Arah Gelombang
2 Tahun 50 Tahun
Barat 0.50 - 0.70 1.00 - 1.20
Barat Daya 1.20 - 1.40 2.25 - 2.50
Selatan 1.25 - 1.50 2.30 - 2.50
Tenggara 1.20 - 1.30 2.20 - 2.40
Timur 0.40 - 0.50 0.70 - 0.90

4 Kajian Layout Dermaga

Kriteria-kriteria yang termasuk dalam aspek teknis penentuan layout dermaga adalah sebagai
berikut:

1. Perairan

Kondisi fisik perairan berkaitan dengan keselamatan pelayaran, waktu tempuh dan navigasi.
Kondisi yang menjadi pertimbangan adalah ketenangan perairan, kedalaman perairan dan
basin, sedimentasi, tanah dasar dan keperluan alat navigasi.

Dalamnya perairan penyeberangan menjadi tolak ukur yang penting dalam penentuan lokasi
suatu pelabuhan. Dengan adanya perairan yang relatif dalam, kapal dengan ukuran besar dapat
berlabuh dan merapat di dermaga sehingga pelabuhan dapat memberikan pelayanan yang lebih
optimal dibandingkan dengan wilayah perairan yang relatif dangkal. Kedalaman perairan yang
dimaksud adalah jarak ke kedalaman yang diinginkan, makin kecil jarak tersebut makin baik.
Profil topografis (curam/landai) juga diperhitungkan dalam indikator ini. Kedalaman
penyeberangan yang terlalu curam maupun yang terlalu landai mengandung beberapa
kendala dalam hubungannya dengan pelaksanaan konstruksi pelabuhan, selain faktor biaya
konstruksi yang tentu lebih besar.

2. Muara

Muara secara umum adalah lokasi yang dangkal, sehingga tidak terlalu baik untuk penempatan
suatu pelabuhan. Selain itu, penyeberangan juga kerap memberikan pengaruh akan arus yang
cukup signifikan. Analisis penilaian akan diberikan terhadap lokasi rencana pelabuhan
berkaitan dengan keberadaan penyeberangan-penyeberangan tersebut. Lokasi pelabuhan yang
ideal berada tidak di sekitar Muara.

Laporan Hidro-Oseanografi 55
3. Tanah Dasar

Tanah dasar dapat menjadi faktor penting dalam menentukan baik tidaknya konstruksi
dermaga dan infrastruktur lainnya.

4. Alur Pelayaran

Alur pelayaran berasosiasi dengan alat bantu navigasi dan keselamatan pelayaran, makin baik
alur pelayaran maka makin sedikit alat bantu navigasi yang diperlukan dan makin terjaminnya
keselamatan pelayaran.

5. Sedimentasi, Pendangkalan, dan Pengikisan

Sifat pendangkalan pada perairan dapat menyebabkan diperlukannya pemeliharaan secara


berkala terhadap suatu fasilitas dermaga berupa pengerukan. Hal ini terkait dengan
pembiayaan operasional dermaga yang lebih tinggi.

6. Daratan
a. Aksesibilitas

Aksesibilitas berkaitan dengan sistem transportasi darat yang ada, kelengkapan sarana dan
prasarana transportasi serta jaraknya ke pusat pengembangan wilayah.

b. Lahan

Ketersediaan lahan berkaitan dengan status penggunaan lahan, status kepemilikannya serta
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingkat kemudahan untuk mengakuisisi lahan
untuk areal dermaga dan terminal.

c. Kondisi Topografi

Pada umumnya kondisi topografi yang dikehendaki adalah datar, sehingga memudahkan
dalam perencanaan dan pelaksanaannya serta biaya konstruksinya rendah dibandingkan
dengan yang topografinya berbukit-bukit.

4.1 Perencanaan Fasilitas Pokok Daratan

4.1.1 Kedalaman Faceline Dermaga


Dermaga Yapen akan di pergunakan oleh beberapa jenis kapal dengan ship particular sebagai
berikut:

Laporan Hidro-Oseanografi 56
1. Kapal Cargo 25.000 DWT
a. Panjang LOA : 177 m
b. Lebar : 23.4 m
c. Draft : 10 m
2. Kapal Cargo 3.000 DWT
a. Panjang LOA : 92 m
b. Lebar : 14.2 m
c. Draft : 5.7 m

Tabel 15 Kebutuhan Kedalaman Untuk Kapal 25.000 DWT.


Kapal Rencana Kebutuhan
DWT GRT LOA B d Kedalaman
(ton) (ton) (m) (m) (m) (m)
25.000 17.361 177 23.4 10 12.5

Tabel 16 Kebutuhan Kedalaman Untuk Kapal 3.000 DWT.


Kapal Rencana Kebutuhan
DWT GRT LOA B d Kedalaman
(ton) (ton) (m) (m) (m) (m)
3.000 2083 92 14.2 5.7 7.2

Berdasarkan tabel diatas maka dermaga Yapen akan ditempatkan di kedalaman 13 m untuk
mengantisipasi kedatangan kapal kargo 25.000 DWT.

4.1.2 Elevasi Dermaga


Untuk elevasi dermaga dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat pasang tinggi air tidak
melimpas ke permukaan dermaga. Elevasi muka air yang digunakan untuk perencanaan adalah:

HWS = + 2.23 meter LWS

MSL = + 1.22 meter LWS

Perhitungan elevasi dermaga sebagai berikut :

Elevasi dermaga = HWS + ½ Hs (50 Tahunan) + Freeboard

= 2.23 m + 1.25 m + 0.50

= + 3.98 m ≈ 4.00 m

Laporan Hidro-Oseanografi 57
4.1.3 Panjang Dermaga
Apabila dermaga digunakan oleh lebih dari satu tambatan kapal, di antara dua kapal yang berjajar
diberi jarak sebesar 15 m dan untuk setiap ujung dermaga diberikan jarak minimal 25. Secara
matematis, panjang dermaga untuk beberapa tambatan dinyatakan dalam persamaan berikut:

Lp = n × Loa + (n - 1) × 15 + 50

Gambar 49 Sketsa penentuan panjang dermaga untuk beberapa tambatan.

Jika mengikuti formula diatas, maka total panjang dermaga adalah:

Lp = 2 x 177 + (3-1) x 15 + 50 = 419 m

Namun karena jenis kapal yang akan merapat tidak sama tapi cukup jauh perbedaannya (25.000
DWT dan 3.000 DWT), maka perhitungan panjang dermaganya akan memakai sketsa diatas,
sehingga panjang total dermaga menjadi:

Lp = 25 + 177 + 15 +92 + 25 = 334 m

Laporan Hidro-Oseanografi 58
4.2 Justifikasi Layout Dermaga

Dalam menentukan layout dermaga ada beberapa hal penting yang harus menjadi pertimbangan,
diantaranya adalah sebagai berikut:

o Arah gelombang dominan


o Tinggi gelombang ekstrem 50 tahunan
o Kemungkinan dermaga tidak bisa beroperasi terkait dengan tinggi gelombang

Tabel 17 Distribusi Total Gelombang di Yapen Tahun 1998 - 2009.


Tinggi Gelombang (m)
Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 11.724 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 11.72
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 2.275 0.203 0.006 0.000 0.000 0.000 2.49
Tenggara 4.436 1.785 0.276 0.011 0.004 0.000 6.51
Selatan 6.735 6.934 3.860 0.623 0.131 0.000 18.28
Barat Daya 3.543 1.138 0.352 0.165 0.093 0.000 5.29
Barat 2.689 0.310 0.061 0.023 0.008 0.000 3.09
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 47.39
Tidak Bergelombang (calm ) = 18.39
Tidak Tercatat = 34.22
Total = 100.00

Berdasarkan hasil analisis data gelombang yang di analisis dengan menggunakan data angin
BMKG Sorong 1998-2009 (Tabel 17), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Melihat lokasi dermaga yang ada, maka gelombang yang akan datang hanya meliputi arah
Barat, Barat Daya, Selatan, Tenggara dan Timur.
2. Dari semua arah tersebut gelombang dengan tinggi diatas 0.5 m datang dari arah Tenggara,
Selatan, Barat Daya dan Barat. Arah-arah gelombang inilah yang harus diwaspadai karena
berpotensi mengganggu aktivitas bongkar muat di dermaga.
3. Jumlah prosentase tinggi gelombang diatas 0.5 m adalah sebesar 5.61%. Hal ini berarti jika
dalam setahun kegiatan bongkar muat berlangsung selama 360 hari maka ada sejumlah 20 hari
dimana kegiatan bongkar muat di dermaga tidak bisa dilakukan atau jika dilakukan sudah
tergolong berbahaya.
4. Kolam pelabuhan harus cukup tenang baik dalam kondisi biasa maupun badai. Kolam
di depan dermaga harus tenang untuk memungkinkan penambatan selama 95%-97,5%
dari hari atau lebih dalam satu tahun.Tinggi gelombang kritis untuk bongkar muat barang
di kolam di depan fasilitas tambatan ditentukan berdasarkan jenis kapal, ukuran dan kondisi
bongkar muat, yang dapat disajikan dalam tabel berikut

Laporan Hidro-Oseanografi 59
Tabel 18 Tinggi Gelombang Kritis di Pelabuhan.

Gambar 50 Waverose di Yapen berdasarkan data angin BMKG Sorong 1998 - 2009.

Laporan Hidro-Oseanografi 60
5. Berdasarkan waverose dan nilai tabulasi tinggi gelombang maka untuk penentuan layout harus
diusahakan sebisa mungkin sejajar dengan arah gelombang ekstrem, yang dalam hal ini
gelombang ekstre datang dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya dan Barat. Namun tentunya
tidak mungkin bentuk layout dermaga harus mengakomondir semua arah gelombang ekstrem
yang terjadi, oleh karena itu bentuk layout akan diarahkan sejajar dengan kontur yang ada.
6. Jika bentuk layout disesuaikan sejajar dengan kontur maka gelombang dari Barat, dan Barat
Daya akan datang membentuk sudut yang kecil sehingga tidak akan terlalu menggangu
kegiatan bongkar muat dan kondisi dermaga dalam hal ini fender akan lebih awet.
7. Keuntungan lain dengan bentuk layout sejajar kontur ini juga bisa menghemat biaya konstruksi
karena semua tiang pancang akan terletak di kedalaman maksimal di kontur -13.0.

Laporan Hidro-Oseanografi 61
Timur
Barat

Selatan

Gambar 51 Bentuk layout dermaga Yapen.

Laporan Hidro-Oseanografi 62
4.3 Pemodelan Arus dan Elevasi Muka Air Kondisi Rencana

Gambar 52 Pembuatan mesh dan elemen pemodelan kondisi rencana.

Gambar 53 Pengisian kedalaman berdasarkan peta batimetri..

Laporan Hidro-Oseanografi 63
Gambar 54 Superimpose peta layout dengan peta Google Earth.

Laporan Hidro-Oseanografi 64
Gambar 55 Pemodelan elevasi muka air kondisi rencana pada saat pasang.

Laporan Hidro-Oseanografi 65
Gambar 56 Pemodelan elevasi muka air kondisi rencana pada saat surut.

Laporan Hidro-Oseanografi 66
Gambar 57 Pemodelan arus kondisi rencana pada saat pasang.

Laporan Hidro-Oseanografi 67
Gambar 58 Pemodelan arus kondisi rencana pada saat surut.

Laporan Hidro-Oseanografi 68
3.50
Pasang Surut Pengukuran
Pasang Surut Pemodelan

3.00

2.50
Tinggi Muka Air (m)

2.00

1.50

1.00

0.50
2/10/2019 0:00 2/12/2019 0:00 2/14/2019 0:00 2/16/2019 0:00 2/18/2019 0:00 2/20/2019 0:00 2/22/2019 0:00 2/24/2019 0:00

Gambar 59 Perbandingan pasang surut pemodelan dengan pengamatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 69
Point 3
X: 696149.07
Y: 9797938.89

Point 2
X: 695964.82
Point 1 Y: 9797880.07
X: 695797.93
Y: 9797831.87

Gambar 60 Lokasi titik pengamatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 70
Gambar 61 Nilai elevasi muka air di titik pengamatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 71
Gambar 62 Nilai kecepatan arus di titik pengamatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 72
Kesimpulan pemodelan arus dan elevasi muka air untuk kondisi rencana adalah sebagai berikut:

1. Jenis pasang surut di lokasi adalah jenis pasang surut Mixed Type, yang artinya bahwa dalam
satu hari bisa terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dengan ketinggian dan periode yang berbeda.
2. Kondisi pemodelan elevasi muka air dan arus dilakukan untuk 2 kondisi yaitu kondisi pasang
dan kondisi surut
3. Pemodelan elevasi muka air saat surut dan pasang menghasilkan elevasi muka air yang
seragam di titik pengamatan yaitu antara 1.50 m – 2.50 m.
4. Pemodelan kecepatan arus saat surut dan pasang menghasilkan kecepatan yang seragam di titik
pengamatan yaitu antara 0.10 m/s – 0.15 m/s.

4.4 Pemodelan Gelombang Kondisi Rencana

Berikut ini akan ditampilkan pemodelan matematik yang meliputi pemodelan gelombang dan
refraksi difraksi. Pemodelan gelombang ini tidak dilakukan per arah namun hasilnya akan
menampilkan tinggi gelombang hasil arah dominan karena salah satu input yang dipakai adalah
data angin periode panjang selama 10 tahun. Beberapa parameter yang merupakan output dari hasil
pemodelan ini adalah:

o Tinggi Gelombang di Lokasi Kajian

o Sebaran Tinggi Gelombang Signifikan

o Sebaran Perioda Gelombang Signifikan

o Refraksi dan Difraksi

Laporan Hidro-Oseanografi 73
Gambar 63 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 2 tahun arah Barat.

Laporan Hidro-Oseanografi 74
Gambar 64 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 50 tahun arah Barat.

Laporan Hidro-Oseanografi 75
Gambar 65 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 2 tahun arah Barat Daya.

Laporan Hidro-Oseanografi 76
Gambar 66 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 50 tahun arah Barat Daya.

Laporan Hidro-Oseanografi 77
Gambar 67 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 2 tahun arah Selatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 78
Gambar 68 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 50 tahun arah Selatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 79
Gambar 69 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 2 tahun arah Tenggara.

Laporan Hidro-Oseanografi 80
Gambar 70 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 50 tahun arah Tenggara.

Laporan Hidro-Oseanografi 81
Gambar 71 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 2 tahun arah Timur.

Laporan Hidro-Oseanografi 82
Gambar 72 Pemodelan perambatan gelombang untuk kondisi rencana periode ulang 50 tahun arah Timur.

Laporan Hidro-Oseanografi 83
1.50

1.30

Point 1 (2 Tahun)
Point 2 (2 Tahun)
Point 3 (2 Tahun)
1.10
Point 1 (50 Tahun)
Point 2 (50 Tahun)
Tinggi Gelombang (m)

Point 3 (50 Tahun)

0.90

0.70

0.50

0.30
2/10/2019 0:00 2/10/2019 2:24 2/10/2019 4:48 2/10/2019 7:12 2/10/2019 9:36 2/10/2019 12:00 2/10/2019 14:24

Gambar 73 Nilai tinggi gelombang di titik pengamatan untuk kondisi rencana periode ulang 2 dan 50 tahun arah Barat.

Laporan Hidro-Oseanografi 84
3.80

3.30

2.80 Point 1 (2 Tahun)


Point 2 (2 Tahun)
Point 3 (2 Tahun)
Tinggi Gelombang (m)

2.30 Point 1 (50 Tahun)


Point 2 (50 Tahun)
Point 3 (50 Tahun)

1.80

1.30

0.80

0.30
2/10/2019 0:00 2/10/2019 2:24 2/10/2019 4:48 2/10/2019 7:12 2/10/2019 9:36 2/10/2019 12:00 2/10/2019 14:24

Gambar 74 Nilai tinggi gelombang di titik pengamatan untuk kondisi rencana periode ulang 2 dan 50 tahun arah Barat Daya.

Laporan Hidro-Oseanografi 85
3.30

2.80

Point 1 (2 Tahun)
2.30 Point 2 (2 Tahun)
Point 3 (2 Tahun)
Tinggi Gelombang (m)

Point 1 (50 Tahun)


Point 2 (50 Tahun)
1.80 Point 3 (50 Tahun)

1.30

0.80

0.30
2/10/2019 0:00 2/10/2019 2:24 2/10/2019 4:48 2/10/2019 7:12 2/10/2019 9:36 2/10/2019 12:00 2/10/2019 14:24

Gambar 75 Nilai tinggi gelombang di titik pengamatan untuk kondisi rencana periode ulang 2 dan 50 tahun arah Selatan.

Laporan Hidro-Oseanografi 86
3.30

2.80

2.30
Point 1 (2 Tahun)
Tinggi Gelombang (m)

Point 2 (2 Tahun)
Point 3 (2 Tahun)
1.80 Point 1 (50 Tahun)
Point 2 (50 Tahun)
Point 3 (50 Tahun)

1.30

0.80

0.30
2/10/2019 0:00 2/10/2019 2:24 2/10/2019 4:48 2/10/2019 7:12 2/10/2019 9:36 2/10/2019 12:00 2/10/2019 14:24

Gambar 76 Nilai tinggi gelombang di titik pengamatan untuk kondisi rencana periode ulang 2 dan 50 tahun arah Tenggara.

Laporan Hidro-Oseanografi 87
1.70
Point 1 (2 Tahun)
Point 2 (2 Tahun)
Point 3 (2 Tahun)
1.50
Point 1 (50 Tahun)
Point 2 (50 Tahun)
Point 3 (50 Tahun)
1.30
Tinggi Gelombang (m)

1.10

0.90

0.70

0.50

0.30
2/10/2019 0:00 2/10/2019 2:24 2/10/2019 4:48 2/10/2019 7:12 2/10/2019 9:36 2/10/2019 12:00 2/10/2019 14:24

Gambar 77 Nilai tinggi gelombang di titik pengamatan untuk kondisi rencana periode ulang 2 dan 50 tahun arah Timur.

Laporan Hidro-Oseanografi 88
LAMPIRAN A

DISTRIBUSI KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BULANAN

Laporan Hidro-Oseanografi 89
Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Januari 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 897 1133 235 45 6 2316 10.05 12.69 2.63 0.50 0.07 25.94
Timur Laut 107 316 222 27 0 672 1.20 3.54 2.49 0.30 0.00 7.53
Timur 133 46 8 0 1 188 1.49 0.52 0.09 0.00 0.01 2.11
Tenggara 135 58 0 0 0 193 1.51 0.65 0.00 0.00 0.00 2.16
Selatan 166 76 8 0 0 250 1.86 0.85 0.09 0.00 0.00 2.80
Barat Daya 75 40 5 0 0 120 0.84 0.45 0.06 0.00 0.00 1.34
Barat 160 59 6 0 0 225 1.79 0.66 0.07 0.00 0.00 2.52
Barat Laut 309 155 6 2 0 472 3.46 1.74 0.07 0.02 0.00 5.29
Berangin = 4436 = 49.69
Tidak Berangin = 902 = 10.10
Tidak Tercatat = 3590 = 40.21
Total = 8928 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Februari 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 764 1126 318 62 12 2282 9.39 13.84 3.91 0.76 0.15 28.05
Timur Laut 142 276 209 41 3 671 1.75 3.39 2.57 0.50 0.04 8.25
Timur 134 55 8 1 1 199 1.65 0.68 0.10 0.01 0.01 2.45
Tenggara 127 60 3 0 0 190 1.56 0.74 0.04 0.00 0.00 2.34
Selatan 100 72 7 0 0 179 1.23 0.88 0.09 0.00 0.00 2.20
Barat Daya 43 35 1 0 0 79 0.53 0.43 0.01 0.00 0.00 0.97
Barat 106 58 8 0 1 173 1.30 0.71 0.10 0.00 0.01 2.13
Barat Laut 289 223 25 2 1 540 3.55 2.74 0.31 0.02 0.01 6.64
Berangin = 4313 = 53.01
Tidak Berangin = 692 = 8.51
Tidak Tercatat = 3131 = 38.48
Total = 8136 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Maret 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 832 926 241 52 6 2057 9.32 10.37 2.70 0.58 0.07 23.04
Timur Laut 151 307 321 55 4 838 1.69 3.44 3.60 0.62 0.04 9.39
Timur 153 91 15 1 1 261 1.71 1.02 0.17 0.01 0.01 2.92
Tenggara 158 43 3 0 0 204 1.77 0.48 0.03 0.00 0.00 2.28
Selatan 185 75 5 2 1 268 2.07 0.84 0.06 0.02 0.01 3.00
Barat Daya 96 43 2 0 2 143 1.08 0.48 0.02 0.00 0.02 1.60
Barat 148 55 3 1 0 207 1.66 0.62 0.03 0.01 0.00 2.32
Barat Laut 273 185 21 0 0 479 3.06 2.07 0.24 0.00 0.00 5.37
Berangin = 4457 = 49.92
Tidak Berangin = 977 = 10.94
Tidak Tercatat = 3494 = 39.14
Total = 8928 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Laporan Hidro-Oseanografi 90
Kejadian Angin di Yapen pada Bulan April 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 510 530 46 1 0 1087 5.90 6.13 0.53 0.01 0.00 12.58
Timur Laut 161 204 127 12 0 504 1.86 2.36 1.47 0.14 0.00 5.83
Timur 223 73 2 1 0 299 2.58 0.84 0.02 0.01 0.00 3.46
Tenggara 269 145 10 3 0 427 3.11 1.68 0.12 0.03 0.00 4.94
Selatan 432 333 49 3 0 817 5.00 3.85 0.57 0.03 0.00 9.46
Barat Daya 181 104 4 1 0 290 2.09 1.20 0.05 0.01 0.00 3.36
Barat 218 73 5 1 0 297 2.52 0.84 0.06 0.01 0.00 3.44
Barat Laut 198 115 14 0 1 328 2.29 1.33 0.16 0.00 0.01 3.80
Berangin = 4049 = 46.86
Tidak Berangin = 1275 = 14.76
Tidak Tercatat = 3316 = 38.38
Total = 8640 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Mei 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 328 250 21 2 0 601 3.67 2.80 0.24 0.02 0.00 6.73
Timur Laut 135 157 22 5 0 319 1.51 1.76 0.25 0.06 0.00 3.57
Timur 174 62 4 0 0 240 1.95 0.69 0.04 0.00 0.00 2.69
Tenggara 444 292 26 4 1 767 4.97 3.27 0.29 0.04 0.01 8.59
Selatan 673 677 222 19 4 1595 7.54 7.58 2.49 0.21 0.04 17.87
Barat Daya 251 201 32 3 4 491 2.81 2.25 0.36 0.03 0.04 5.50
Barat 192 87 6 3 0 288 2.15 0.97 0.07 0.03 0.00 3.23
Barat Laut 119 64 3 0 0 186 1.33 0.72 0.03 0.00 0.00 2.08
Berangin = 4487 = 50.26
Tidak Berangin = 1116 = 12.50
Tidak Tercatat = 3325 = 37.24
Total = 8928 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Juni 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 103 78 10 1 0 192 1.19 0.90 0.12 0.01 0.00 2.22
Timur Laut 46 43 3 2 0 94 0.53 0.50 0.03 0.02 0.00 1.09
Timur 82 43 6 0 3 134 0.95 0.50 0.07 0.00 0.03 1.55
Tenggara 265 361 97 6 4 733 3.07 4.18 1.12 0.07 0.05 8.48
Selatan 576 1175 426 53 10 2240 6.67 13.60 4.93 0.61 0.12 25.93
Barat Daya 185 231 64 3 0 483 2.14 2.67 0.74 0.03 0.00 5.59
Barat 146 77 14 2 0 239 1.69 0.89 0.16 0.02 0.00 2.77
Barat Laut 71 28 0 0 0 99 0.82 0.32 0.00 0.00 0.00 1.15
Berangin = 4214 = 48.77
Tidak Berangin = 542 = 6.27
Tidak Tercatat = 3884 = 44.95
Total = 8640 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Laporan Hidro-Oseanografi 91
Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Juli 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 53 33 1 0 0 87 0.59 0.37 0.01 0.00 0.00 0.97
Timur Laut 36 12 0 0 0 48 0.40 0.13 0.00 0.00 0.00 0.54
Timur 60 34 9 2 0 105 0.67 0.38 0.10 0.02 0.00 1.18
Tenggara 260 318 137 11 1 727 2.91 3.56 1.53 0.12 0.01 8.14
Selatan 461 1320 764 244 92 2881 5.16 14.78 8.56 2.73 1.03 32.27
Barat Daya 179 324 129 17 5 654 2.00 3.63 1.44 0.19 0.06 7.33
Barat 109 74 12 3 2 200 1.22 0.83 0.13 0.03 0.02 2.24
Barat Laut 55 25 3 0 0 83 0.62 0.28 0.03 0.00 0.00 0.93
Berangin = 4785 = 53.60
Tidak Berangin = 430 = 4.82
Tidak Tercatat = 3713 = 41.59
Total = 8928 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Agustus 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 54 53 6 1 0 114 0.60 0.59 0.07 0.01 0.00 1.28
Timur Laut 28 20 5 0 0 53 0.31 0.22 0.06 0.00 0.00 0.59
Timur 42 30 11 0 1 84 0.47 0.34 0.12 0.00 0.01 0.94
Tenggara 222 396 149 22 1 790 2.49 4.44 1.67 0.25 0.01 8.85
Selatan 540 1505 839 245 55 3184 6.05 16.86 9.40 2.74 0.62 35.66
Barat Daya 163 308 152 22 4 649 1.83 3.45 1.70 0.25 0.04 7.27
Barat 86 59 3 1 0 149 0.96 0.66 0.03 0.01 0.00 1.67
Barat Laut 38 32 2 0 0 72 0.43 0.36 0.02 0.00 0.00 0.81
Berangin = 5095 = 57.07
Tidak Berangin = 356 = 3.99
Tidak Tercatat = 3477 = 38.94
Total = 8928 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan September 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 106 83 9 1 0 199 1.23 0.96 0.10 0.01 0.00 2.30
Timur Laut 23 17 6 0 0 46 0.27 0.20 0.07 0.00 0.00 0.53
Timur 54 35 3 0 2 94 0.63 0.41 0.03 0.00 0.02 1.09
Tenggara 311 273 32 1 1 618 3.60 3.16 0.37 0.01 0.01 7.15
Selatan 673 1420 607 84 13 2797 7.79 16.44 7.03 0.97 0.15 32.37
Barat Daya 235 381 144 17 1 778 2.72 4.41 1.67 0.20 0.01 9.00
Barat 89 86 7 2 0 184 1.03 1.00 0.08 0.02 0.00 2.13
Barat Laut 58 46 3 0 0 107 0.67 0.53 0.03 0.00 0.00 1.24
Berangin = 4823 = 55.82
Tidak Berangin = 563 = 6.52
Tidak Tercatat = 3254 = 37.66
Total = 8640 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Laporan Hidro-Oseanografi 92
Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Oktober 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 135 99 18 1 0 253 1.51 1.11 0.20 0.01 0.00 2.83
Timur Laut 73 46 13 0 0 132 0.82 0.52 0.15 0.00 0.00 1.48
Timur 133 53 4 0 0 190 1.49 0.59 0.04 0.00 0.00 2.13
Tenggara 394 225 21 2 0 642 4.41 2.52 0.24 0.02 0.00 7.19
Selatan 738 838 187 12 0 1775 8.27 9.39 2.09 0.13 0.00 19.88
Barat Daya 347 288 42 2 0 679 3.89 3.23 0.47 0.02 0.00 7.61
Barat 217 95 8 0 0 320 2.43 1.06 0.09 0.00 0.00 3.58
Barat Laut 97 54 6 3 0 160 1.09 0.60 0.07 0.03 0.00 1.79
Berangin = 4151 = 46.49
Tidak Berangin = 1032 = 11.56
Tidak Tercatat = 3745 = 41.95
Total = 8928 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan November 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 343 314 40 2 0 699 3.97 3.63 0.46 0.02 0.00 8.09
Timur Laut 121 145 58 4 4 332 1.40 1.68 0.67 0.05 0.05 3.84
Timur 246 88 9 0 0 343 2.85 1.02 0.10 0.00 0.00 3.97
Tenggara 397 155 7 6 0 565 4.59 1.79 0.08 0.07 0.00 6.54
Selatan 555 356 62 12 1 986 6.42 4.12 0.72 0.14 0.01 11.41
Barat Daya 273 153 10 0 1 437 3.16 1.77 0.12 0.00 0.01 5.06
Barat 247 117 6 1 0 371 2.86 1.35 0.07 0.01 0.00 4.29
Barat Laut 187 88 3 0 1 279 2.16 1.02 0.03 0.00 0.01 3.23
Berangin = 4012 = 46.44
Tidak Berangin = 1210 = 14.00
Tidak Tercatat = 3418 = 39.56
Total = 8640 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Kejadian Angin di Yapen pada Bulan Desember 1998-2009

Arah Jumlah Jam Persentase


2 <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total <5 5-10 10-15 15-20 > 20 Total
Utara 547 592 91 10 0 1240 6.13 6.63 1.02 0.11 0.00 13.89
Timur Laut 124 99 23 2 0 248 1.39 1.11 0.26 0.02 0.00 2.78
Timur 206 69 2 0 0 277 2.31 0.77 0.02 0.00 0.00 3.10
Tenggara 263 134 9 1 0 407 2.95 1.50 0.10 0.01 0.00 4.56
Selatan 300 129 11 1 0 441 3.36 1.44 0.12 0.01 0.00 4.94
Barat Daya 170 109 13 1 2 295 1.90 1.22 0.15 0.01 0.02 3.30
Barat 177 104 2 1 0 284 1.98 1.16 0.02 0.01 0.00 3.18
Barat Laut 303 227 23 4 3 560 3.39 2.54 0.26 0.04 0.03 6.27
Berangin = 3752 = 42.03
Tidak Berangin = 1166 = 13.06
Tidak Tercatat = 4010 = 44.91
Total = 8928 = 100.00
2 Kecepatan angin dalam knot.

Laporan Hidro-Oseanografi 93
LAMPIRAN B

DISTRIBUSI TINGGI DAN ARAH GELOMBANG BULANAN

Laporan Hidro-Oseanografi 94
Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Januari 1998-2009
di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 28.931 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 28.93
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 2.162 0.078 0.000 0.000 0.000 0.000 2.24
Tenggara 1.994 0.235 0.000 0.000 0.000 0.000 2.23
Selatan 2.475 0.459 0.101 0.000 0.000 0.000 3.04
Barat Daya 1.266 0.179 0.101 0.000 0.000 0.000 1.55
Barat 2.643 0.157 0.056 0.000 0.000 0.000 2.86
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 40.84
Tidak Bergelombang (calm ) = 25.68
Tidak Tercatat = 33.48
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Februari 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 30.949 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 30.95
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 2.409 0.246 0.000 0.000 0.000 0.000 2.65
Tenggara 1.991 0.295 0.221 0.000 0.000 0.000 2.51
Selatan 2.200 0.344 0.061 0.000 0.000 0.000 2.61
Barat Daya 1.069 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.07
Barat 1.794 0.320 0.221 0.049 0.000 0.000 2.38
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 42.17
Tidak Bergelombang (calm ) = 25.44
Tidak Tercatat = 32.39
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Maret 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 25.493 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 25.49
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 3.147 0.325 0.000 0.000 0.000 0.022 3.49
Tenggara 2.218 0.291 0.000 0.000 0.000 0.000 2.51
Selatan 2.498 0.885 0.056 0.000 0.045 0.000 3.48
Barat Daya 1.534 0.179 0.000 0.022 0.000 0.000 1.74
Barat 2.386 0.235 0.000 0.000 0.000 0.000 2.62
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 39.34
Tidak Bergelombang (calm ) = 28.53
Tidak Tercatat = 32.13
Total = 100.00

Laporan Hidro-Oseanografi 95
Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan April 1998-2009
di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 14.375 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 14.38
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 3.692 0.035 0.035 0.000 0.000 0.000 3.76
Tenggara 4.468 1.076 0.046 0.000 0.000 0.000 5.59
Selatan 7.685 2.755 0.845 0.000 0.000 0.000 11.28
Barat Daya 2.824 0.845 0.174 0.000 0.000 0.000 3.84
Barat 3.380 0.313 0.058 0.000 0.093 0.000 3.84
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 42.70
Tidak Bergelombang (calm ) = 26.77
Tidak Tercatat = 30.53
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Mei 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 7.493 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 7.49
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 2.789 0.078 0.000 0.000 0.000 0.000 2.87
Tenggara 6.743 2.856 0.280 0.000 0.000 0.000 9.88
Selatan 9.711 6.396 3.237 0.370 0.000 0.000 19.71
Barat Daya 4.940 0.974 0.157 0.101 0.000 0.000 6.17
Barat 3.349 0.258 0.045 0.000 0.000 0.000 3.65
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 49.78
Tidak Bergelombang (calm ) = 20.73
Tidak Tercatat = 29.49
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Juni 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 2.581 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2.58
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 1.447 0.174 0.035 0.000 0.000 0.000 1.66
Tenggara 4.873 3.634 0.764 0.069 0.046 0.000 9.39
Selatan 9.016 12.940 6.516 0.359 0.104 0.000 28.94
Barat Daya 4.352 1.470 0.231 0.185 0.000 0.000 6.24
Barat 2.442 0.498 0.208 0.000 0.000 0.000 3.15
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 51.94
Tidak Bergelombang (calm ) = 9.54
Tidak Tercatat = 38.52
Total = 100.00

Laporan Hidro-Oseanografi 96
Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Juli 1998-2009
di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 1.030 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.03
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 1.154 0.056 0.000 0.000 0.000 0.000 1.21
Tenggara 4.682 3.371 0.750 0.000 0.000 0.000 8.80
Selatan 8.154 13.530 10.025 2.184 1.400 0.000 35.29
Barat Daya 4.435 2.151 0.594 0.325 0.358 0.000 7.86
Barat 1.915 0.336 0.000 0.157 0.000 0.000 2.41
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 56.61
Tidak Bergelombang (calm ) = 6.75
Tidak Tercatat = 36.64
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Agustus 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 1.422 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.42
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 0.918 0.134 0.000 0.000 0.000 0.011 1.06
Tenggara 4.839 3.920 0.818 0.000 0.000 0.000 9.58
Selatan 7.247 17.204 11.794 3.091 0.000 0.000 39.34
Barat Daya 3.763 1.837 1.389 0.325 0.426 0.000 7.74
Barat 1.512 0.336 0.000 0.000 0.000 0.000 1.85
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 60.99
Tidak Bergelombang (calm ) = 5.76
Tidak Tercatat = 33.25
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan September 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 2.639 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2.64
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 1.053 0.127 0.000 0.000 0.000 0.000 1.18
Tenggara 5.556 2.106 0.081 0.069 0.000 0.000 7.81
Selatan 9.005 15.579 9.595 1.389 0.000 0.000 35.57
Barat Daya 5.127 2.708 0.613 0.833 0.255 0.000 9.54
Barat 1.968 0.266 0.058 0.069 0.000 0.000 2.36
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 59.10
Tidak Bergelombang (calm ) = 9.25
Tidak Tercatat = 31.66
Total = 100.00

Laporan Hidro-Oseanografi 97
Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Oktober 1998-2009
di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 3.058 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3.06
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 1.971 0.291 0.000 0.000 0.000 0.000 2.26
Tenggara 6.071 1.703 0.000 0.000 0.000 0.000 7.77
Selatan 10.036 8.658 2.811 0.000 0.000 0.000 21.51
Barat Daya 5.701 2.117 0.538 0.090 0.000 0.000 8.45
Barat 3.416 0.437 0.067 0.000 0.000 0.000 3.92
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 46.96
Tidak Bergelombang (calm ) = 15.82
Tidak Tercatat = 37.22
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan November 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 9.005 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 9.00
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 3.657 0.532 0.000 0.000 0.000 0.000 4.19
Tenggara 5.972 1.053 0.093 0.000 0.000 0.000 7.12
Selatan 8.067 3.438 1.019 0.000 0.000 0.000 12.52
Barat Daya 4.444 0.799 0.174 0.000 0.000 0.000 5.42
Barat 4.340 0.231 0.035 0.000 0.000 0.000 4.61
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 42.86
Tidak Bergelombang (calm ) = 23.08
Tidak Tercatat = 34.06
Total = 100.00

Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Desember 1998-2009


di Lepas Pantai Yapen

Tinggi Gelombang (m)


Arah
< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total
Utara 14.830 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 14.83
Timur Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Timur 2.935 0.370 0.000 0.000 0.000 0.000 3.30
Tenggara 3.707 0.773 0.246 0.000 0.000 0.000 4.73
Selatan 4.547 0.661 0.000 0.000 0.000 0.000 5.21
Barat Daya 2.923 0.336 0.213 0.101 0.067 0.000 3.64
Barat 3.091 0.336 0.000 0.000 0.000 0.000 3.43
Barat Laut 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00
Bergelombang = 35.14
Tidak Bergelombang (calm ) = 23.85
Tidak Tercatat = 41.02
Total = 100.00

Laporan Hidro-Oseanografi 98

Anda mungkin juga menyukai