Anda di halaman 1dari 31

EFEKTIVITAS MODEL PENGELOLAAN DAN

PEMUNGUTAN RETRIBUSI PARKIR DI KOTA


KUPANG
Parkir menurut penempatannya :

1. Parkir di jalan (On-Sreet Parking) Perda No.15 Tahun

2011. Terdapat sebanyak 46 ruang parkir


2. Parkir di luar jalan (Off-Street Parking) Perda No. 14
Tahun 2011. Terdapat sebanyak 22 ruang parkir
.Target Penerimaan Tahun 2013 : On-Street Rp. 540 Jt;

Off-Street Rp.140.Jt. Total Rp.680 Jt

A.

Analisis Lingkungan Internal


Temuan Penelitian :

1. Manajemen terbagi atas dua bagian :On-Street Parking

(Dinas Perhubungan); Off-Street Parking oleh swasta


(orang/badan) kerjasama Dinas Perhubungan
2. Aktivitas pemungutan retribusi parkir di lapangan Dinas
Perhubungan
bekerjasama
dengan
pihak
ketiga
(Pengelola Parkir) dengan sistem tender durasi 1 tahun.
Salah satu kewajiban Pengelola wajib mengatur dan
membina Juru Parkir guna meningkatkan ketrampilan dan
pelayanan kepada pengguna jasa parkir
3.
Semakin dekat arah pergerakan kendaraan menuju ke
pusat kota banyak temui hambatan. Salah satu penyebab
adalah onstreet parking mengakibatkan kemacetan
pada ruas jalan kolektor.

badan
jalan
semakin sempit apalagi lebar jalan kolektor
yang
ada di Kota Kupang tidak semuanya memiliki
lebar jalan yang cukup untuk di jadikan ruang
parkir. Dibutuhkan peran Juru Parkir untuk
menatanya.
5.Menggunakan sisi jalan sebagai tempat parkir
adalah murah akan tetapi rawan kecelakaan.
Hal ini dikarenakan berkurangnya kebebasan
pandangan, kendaraan berhenti atau keluar
dari tempat parkir di depan kendaraan yang
lewat secara mendadak
6.Dibutuhkan Pengendalian Parkir
untuk
membatasi pergerakan kendaraan.

7.

7. Dalam meningkatkan kinerja lalu lintas,


solusinya parkir dapat dikendalikan melalui
suatu kombinasi atas suatu pembatasan
tempat, waktu dan biaya. Hal ini untuk
menyeimbangkan penawaran, permintaan
dan pembayaran kembali atas invesatasi
pembangunan sarana, pra sarana marka dan
rambu
parkir

Analisis Eksternal

Wujud kerjasama pemerintah dengan pengelola

parkir ditandai dengan SPK. Terdapat 12 pasal


yang mengikat
Pasal (1) Pihak kedua bersedia dan sanggup
sebagai pengelola/pemungut retribusi pada setiap
daerah ruang parkir yang telah ditetapkan
Pasal (2) Pihak Kedua berkewajiban mengadakan
pungutan dan tidak dibenarkan untuk dikontrakan
kepada pihak lain
Pasal (3) Pihak Kedua sanggup menyiapkan /
membiayai tenaga juru pungut dan menyediakan
tanda pengenal dan atribut berupa rompi
bertuliskan Juru Parkir Kota Kupang, celana
panjang berwarna gelap dan sepatu kets, senter
lalu lintas, memasang papan pengumuman

Pasal 4 ayat (1) Pihak Kedua bersedia dan sanggup


menyetor retrrbusi parkir kepada pemerintah
sesuai
nilai
kontrak setiap bulan. Wajib menyetor DP sebesar
3
bulan sebesar nilai kontrak sebelum SPK ditanda
tangani.
Pasal 5 ayat (1) penyetoran retribusi parkir wajib

dilaksanakan tanggal 1s/d 15 bulan berjalan kepada


bendaharawan penerima. (2) apabila penyetoran
melewati tanggal yang ditetapkan, dikenakan sanksi
berupa denda 2% per-bulan dari pokok penetapan
bulanan. (3) apabila dalam jangka waktu 1 bulan tidak
melaksanakan penyetoran maka pihak pertama
dapatmelakukan
PHK
dan
Pihak
Kedua
wajib
menyelesaikan tunggakan ditambah denda 2% perbulan

Pasal (6) Pihak Kedua tidak dibenarkan menggunakan


juru pungut parkir yang berumur di bawah 15 tahun
sesuai ketentuan peraturan ketenagakerjaan yang
berlaku

Pasal (7) Pihak Kedua wajib mengatur dan

membina
Juru
Pungut
Parkir
guna
meningkatkan pelayanan dan ketrampilan
kepada masyarakat pengguna jasa
Pasal (8) keadaan Force Majeur, Pasal (9)
ancaman kurungan 3 bulan kalau wajib
retribusi sengaja tidak membayar. Pasal (10)
perubahan aturan. Pasal (11) penelesaian
perbedaan pendapat, dan Pasal (12) tanggal
berlakunya SPK

Wujud kerjasama dengan pihak swasta :


1. PT. PELINDO III Cabang Tenau Kupang
Ditandai dengan Dokumen Kontrak Kerjasama.
Terdapat (9) pasal yang mengikat. Pada Pasal (4)
ayat (1a) Pihak Pertama mendapatkan kontribusi
70% dari hasil bruto; Ayat (1e) membayar
kontribusi kepada Pihak Kedua (Pemda) sebesar
30% dari hasil bruto. Kewajiban Pihak Kedua,
menyiapkan petugas yang berseragam Dinas
Perhubungan untuk bersama sama melakukan
pengawasan khusus terhadap kendaraan roda
angkutan umum yang masuk kearea parkir pada
saat pemngutan retribusi parkir

2. Primer Koperasi Angkutan Udara El Tari


Pihak Pertama PT.Angkasa Pura I Bandar El Tari dan

Pihak Keua Primer Koperasi Angkutan Udara Lanut


El Tari.
Pembagian hasil pola Revenue Sharing. Pada Pasal
6 ayat (4) besarnya refenue sharing : Pihak Pertama
sebesar 30% dan Pihak Kedua sebesar 70%.
Pasal 6 (5) besaran retribusi parkir kendaraan
bermotor untuk Pemda setempat adalah sebesar
20% dari 35% x Pendapatan Kotor (Bruto).
Pasal 4 (3) penyetoran retribusi parkir ke Pemda
setempat setiap bulan dilakukan oleh Pihak Pertama

PT. RAMAYANA MAL


Pelataran parkir yang dikelola oleh pihak Manajemen

Ramayana Mal termasuk kedalam golongan pajak.


Pajak adalah iuran dari rakyat kepada negara. Pajak
Parkir
adalah
pajak
yang
dikenakan
atas
penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan
oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan
tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi
kendaraan bermotor yang memungut bayaran.
Tarif pajak parkir ditetapkan paling tinggi 20% yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

Temuan Penelitian :
1. Tidak

semua klausal dalam kontrak kerja


diterapkan
secara
optimal.
implementasi
dilapangan tidak sepenuhnya ditaati. Dalam
perekrutan Juru Parkir tidak ada kontrak tertulis,
hanya kesepakatan lisan tentang kewajiban dari
Juru Parkir yang harus menyetor sejumlah uang
kepada pengelola parkir setiap hari berkisar
antara Rp.15.000,- - Rp. 80.000,- Kelebihan dari
setoran tersebut menjadi bagian dari pendapatan
Juru Parkir
2. Rata rata penghasilan Juru Parkir di bawah 1 juta
rupiah.

3.

Belum semua petugas parkir menunjukkan


identitas diri sebagai juru parkir. Sedangkan
pemasangan papan pengumuman petunjuk area
parkir yang berisikan : judul parkir, pengelola
parkir, dan nilai retribusi kendaraan belum
dilaksanakan oleh pengelola prkir

4. Telah terjadi empat kali PHK kepada pengelola


parkir
karena melanggar pasal 4 dan pasal 5
kontrak kerja.
5. Pelayanan parkir kepada pengguna jasa parkir belum
optimal. Petugas Parkir lebih fokus menagih retribusi
parkir tetapi tidak diimbangi dengan pengaturan
kendaraan masuk keluar area parkir.
6. Penagihan retribusi parkir kepada pengguna jasa
parkir tidak diikuti dengan pemberian karcis parkir.
Fungsi pengawasan belum berjalan baik

7. Kemacetan pada ruas jalan kolektor dipicu oleh Pengendara


angkot memarkir kendaraan sesuka hati pada saat menaikkan
atau menurunkan penumpang. Kendaraan pribadi, ada yang parkir
model sudut, juga parkir pada daerah larang parkir.

8. Penyelenggara Off - Street Parking oleh pihak


swasta
PT.Pelindo
dan
PT.Angkasa
Pura,
menerapkan pungutan tarif parkir kedalam
golongan Retribusi Jasa Usaha. PT. Ramayana Mal,
objek parkirnya masuk kedalam Jenis Pajak Parkir.
Perbedaan ini dinilai dari derajat kemanfaatan
dari jasa itu sendiri. Semakin dekat kemanfaatan
suatu barang atau jasa dengan private goods,
maka pembiayaannya berasal dari pajak dan
sebaliknya untuk retribusi.

D. ANALISIS FORMULASI STRATEGI


1. Identifikasi Faktor Internal
A.Kekuatan
1. Adanya regulasi yang menjadi dasar hukum pengelolaan
atau penyelenggaraan parkir
2. Tepi Jalan Kolektor dijadikan daerah ruang parkir
3. Lokasi Khusus di luar jalan raya dijadikan daerah ruang
parkir
4. Adanya mitra khusus yang menangani pemungutan
retribusi parkir
5. Adanya penambahan jumlah kendaraan bermotor dari
tahun ketahun
6. Meningkatnya pembangunan pusat pusat bisnis
7. Adanya dukungan Pemerintah Kota terhadap penataan
parkir

B. Kelemahan
1. Regulasi yang ada belum mengatur pengelolaan

2.
3.
4.
5.

atau
penyelenggaraan
perparkiran
secara
menyeluruh
Potensi
perparkiran
dilapangan
belum
dimanfaatkan secara optimal
Belum adanya penataan sarana prasarana pada
daerah ruang parkir secara baik
Pembinaan terhadap pengelola dan juru parkir
dilapangan belum dilaksanakan secara optimal
Fungsi pembinaan, pengawasan dan koordinasi
belum berjalan baik

2. Identifikasi Faktor Eksternal


A. Peluang
1. Jumlah kendaraan yang butuh tempat parkir bertambah
2. Bertambaha

pusat pusat bisnis di sekitar jalan

kolektor
3. Ketentuan perubahan tarif parkir kendaraan bermotor
setiap 3 tahun
4. Bertambahnya daerah ruang parkir yang dikelola pihak
swasta
5. Peningkatan penerimaan retribusi parkir on-street
dengan menerapkan sistem pungutan parkir pertahun

B. Ancaman
1. Kapasitas jalan kolektor pada ruas ruas

2.
3.
4.
5.

jalan tertentu dalam kota tidak dapat


menampung jumlah kendaraan yang parkir
Sering terjadi kemacetan pada ruas jalan
tertentu
Resio terjadi kecelakaan di jalan kolektor
cukup tinggi akibat parkir di tepi jalan
Parkir di badan jalan (on-street) tidak lagi
diperkenankan
Pengelola tidak menyetor pungutan retribusi
parkir

6. Alternatif Strategi
Berdasarkan analisis penentuan strategi dengan

menggunakan analisis SWOT diketahui bahwa ada


terdapat beberapa alternatif strategi yang perlu di
pertimbangkan dalam rangka menata pengelolaan
parkir kearah yang lebih baik, serta strategi yang
berhubungan dengan upaya pemungutan retribusi
parkir yang lebih efektif dalam rangka peningkatan
pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir.
Selanjutnya dipilih lagi beberapa strategi yang

paling krusial untuk ditindak lanjut.

A.Pilihan
Strategi
Model
Perparkiran Di Jalan Kolektor

Pengelolaan

1. Strategi Pengendalian Parkir :

a. Kebijakan tarif
b. Kebijakan supply ruang parkir
c. Kebijakan waktu
d. Pengendalian angkutan barang
2. Pemasangan perangkat pendukung parkir
pada daerah ruang parkir
3. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
atau Pengelolaan Parkir.

B.

Pilihan Strategi
Retribusi Parkir

Model

Pemungutan

1. Optimalkan penerimaan sesuai potensi yang

ada, penagihan retribusi menggunakan pola


bagi hasil
2. Penerapan pungutan retribusi parkir di jalan
dan di luar jalan pertahun, kerjasama
dengan Samsat dan Dispenda Propinsi pada
saat pemilik mengurus dan atau perpanjang
STNK.
3. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
atau Pengelolaan Parkir

1. Implementasi Kebijakan Model Pengelolaan Parkir


a. Kejenuhan

ruang telah terjadi pada kawasan


pertokoan Kuanino hingga Foentein; kawasan
pertokoan mulai dari Jalan Siliwangi (LLBK), Jalan
Garuda (Kampung Solor) terus Ke Jalan Ahmad Yani
(Oeba-Merdeka), terutama pada jam jam sibuk
ketika aktivitas masyarakat menuju ke tempat
kerja, sekolah, pasar, rumah sakit, Pelabuhan
Tenau, ke Bandara dan ketempat lainnya yang
melewati kawasan tersebut. Oleh karenanya,
diperlukan strategi pengendalian parkir pada
kawasan yang padat agar terjadi kelancaran arus
lalu lintas kendaraan, barang dan orang

b.Pengendalian parkir, dilakukan untuk membatasi


arus kendaraan kesuatu kawasan yang perlu
dibatasi lalu lintasnya. Tujuanya adalah :
Mencegah terjadinya hambatan arus kendaraan
Mengurangi kecelakaan
Membuat penggunaan tempat parkir menjadi lebih efektif
Bertindak
sebagai mekanisme pembatas terhadap

penggunaan jalan di kawasan yang padat.


c. Parkir dikendalikan melalui suatu kombinasi atas suatu
pembatasan tempat, waktu dan biaya. Maksudnya untuk
menyeimbangkan
penawaran,
permintaan
dan
pembayaran kembali atas investasi keuangan untuk
pembangunan prasarana dan perawatan.

a) Kebijakan Tarif Parkir. Penetapan harga dapat dilakukan secara


umum atau tarif diskriminatif untuk pelayanan jasa yang
sama, dan pemerintah juga dapat mengijinkan beroperasinya
parkir dengan pelayanan yang lebih baik dengan tarif yang
lebih tinggi. Pada Pasal 6 huruf (c) Peraturan Pemerintah
No.20/1997 tentang Retribusi; tarif retribusi parkir di tepi jalan
umum yang rawan kemacetan dapat diterapkan lebih tinggi
dari jalan yang kurang rawan kemacetan dengan sasaran
mengendalikan kelancaran lalu lintas

a) Pengendalian Permintaan. Bila permintaan parkir telah

melampaui penyediaan ruang parkir, yang ditandai


dari banyak pelanggaran terhadap parkir di tempat
yang seharusnya tidak boleh parkir, atau terjadi parkir
ganda, maka harga dan biaya adalah penting. Jadi
parkir dapat dikendalikan melalui kombinasi atas
pembatasan pembatasan ruang, waktu dan biaya.

c. Pembatasan wilayah parkir untuk kendaraan berat


Pembatasan ruang parkir mobil barang pada siang
hari sangatlah efektif untuk meningkatkan tingkat
pelayanan lalu lintas.Bagaimanapun mobil barang
pada saat bongkar muat barang di pusat kota akan
mengakibatkan penggunaan lebar jalan yang sangat
besar, juga kendaraan berhenti untuk parkir memakan
waktu lama jika dibanding dengan kendaraan lain.

d.

Masalah yang timbul dalam penggunaan


instrumen
instrumen mana yang harus
digunakan untuk mencapai suatu tujuan.
Pemilihan instrumen tergantung pada masalah
apa yang dihadapi, tujuan apa yang ingin
dicapai, dampak apa yang akan mungkin
timbul.

e.Perlu Penambahan Perda Tentang Pengelolaan Per


parkiran Dalam Wilayah Kota Kupang
Saat ini jumlah kendaraan bermotor terus bertambah,

sudah tentu kebutuhan akan tempat parkir semakin


meningkat. Penanggung Jawab perparkiran perlu
menata dengan aturan yang tegas. Perda No.14/2011
dan Perda No.15/2011, hanya menitik beratkan pada
mekanisme pemungutan retribusi parkir, namun tidak
mengatur tentang mekanisme pengendalian parkir
sebagai akibat dari sebagian badan jalan dijadikan
lokasi parkir kendaraan, maka perlu ada Perda khusus
yang mengatur tentang pengelolaan parkir agar
mempunyai kekuatan hukum dan diwujudkan dalam
bentuk rambu larangan, rambu petunjuk dan informasi

5. Implementasi Kebijakan Strategi Pemungutan Retribusi Parkir


a. Struktur dan Besarnya tarif retribusi parkir khusus menurut Pasal

(9) Perda No.14/2011 : (a) sepeda motor Rp.2.000,-(b) taxi, mobil


pribadi/ sejenisnya Rp.3.000,- (c) bus, bus mini dan truk Rp.4.000,(d) truk roda 8 atau lebih dan sejenisnya Rp.5.000,- sekali parkir
b. Struktur dan Besarnya tarif retribusi parkir di tepi jalan menurut
Pasal (9) Perda No.15/2011 : (a) sepeda motor Rp.1.000,-(b) taxi,
mobil pribadi/sejenisnya Rp.2.000,- (c) bus, bus mini dan truk
Rp.3.000,- (d) truk roda 8 atau lebih dan sejenisnya Rp.4.000,sekali parkir
c. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir dilapangan,
Pemerintah bekerjasama dengan orang/pribadi atau badan yang
telah memperoleh izin untuk melakukan usaha pengelolaan
tempat parkir dengan memungut sejumlah uang sebagai
pengganti jasa yang disebut Pengelola Parkir, selanjutnya
pengelola merekrut Petugas Parkir yang bertugas memungut
retribusi parkir di lapangan.

d. Hak dan Kewajiban Pengelola Parkir, Juru Parkir, dan Pengguna Jasa Parkir
tidak diatur secara khusus dalam kedua Perda tersebut. Hak dan Kewajiban
Pengelola Parkir hanya diatur dalam dokumen kontrak kerjasama (SPK).
Usulan peneliti sebagai berikut :
Pengelola Parkir mempunyai hak sebagai berikut : (a) mengelola tempat

lahan parkir yang ditentukan, (b) memperoleh hasil pungutan retribusi yang telah
dilakukan petugas parkir, (c) mendapat perlindungan keamanan dari pemerintah
terhadap kegiatan pengelolaan parkir ilegal atau tidak resmi. Kewajibannya
adalah; (a) mematuhi dan mentaati perda yang berlaku, (b) menjaga keamanan,
ketertiban, keindahan dan kelancaran lalulintas di kawasan lokasi parkr yang
diusahakan, (c) menempatkan papan nama parkir di tempat/lokasi usahanya
menurut ketentuan yang telah ditetapkan dalam SPK, (d) menyerahkan hasil
pungutan retribusi ke Bendahara Dinas Perhubungan sesuai nilai kontrak yang
disepakati, (e) memungut tarif retribusi sesuai ketentuan perda yang berlaku, (f)
memberikan seragam dan kelengkapannya kepada Petugas Parkir, (g)
bertanggung jawab atas kehilangan kendaraan termasuk kelengkapannya karena
kesengajaan atau kealpaan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
Petugas Parkir mempunyai hak sebagai berikut : (a) memperoleh
penghasilan sebesar nilai lebih dari kesepatan dengan pengelola parkir per-hari,
(b) memungut retribusi parkir sesuai ketentuan dalam perda, (c) mendapat
jaminan sosial dari pengelola parkir, (d) memperoleh pakaian seragam dan
kelengkapannya.

Hak dan Kewajiban :


Petugas Parkir mempunyai kewajiban : (a) menyerahkan

bukti retribusi parkir, (b) memberikan pelayanan kepada


pengguna jasa parkir dengan baik, (c) memberikan perlindungan
keamanan, (d) bertanggung jawab atas kehilangan kendaraan
termasuk kelengkapannya karena kesengajaan atau kealpaan
sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan, (e) memenuhi
ketentuan tarif retribusi parkir yang berlaku.
Pengguna Jasa Parkir mempunyai hak sebagai berikut :
(a) memperoleh bukti pembayaran retribusi parkir, (b) mendapat
pelayanan yang baik dari petugas parkr, (c) mendapat
perlindungan keamanan, (d) mendapat ganti rugi atas terjadinya
kehilangan atau kerusakan yang dialami.
Kewajiban dari Pengguna Jasa Parkir yaitu : (a) mentaati
pola parkir yang sudah ditetapkan dalam rambu dan pembatas
parkir, (b) membayar retribusi parkir.

Sistem Pemungutan Retribusi Parkir yang diterapkan terdapat


beberapa kelemahan :
Pertama; penentuan nilai kontrak pada setiap lokasi parkir hanya
berdasarkan pengamatan petugas pendata pada Dinas Perhubungan,
sehingga hal ini tidak menggambarkan potensi parkir yang
sesungguhnya, akibatnya penetapan nilai kontrak tidak sesuai
dengan nilai potensi parkir dan berdampak pada penerimaan
retribusi parkir secara keseluruhan. Seharusnya, perkiraan potensi
parkir dilakukan melalui survei yang dilakukan oleh pemerintah
bekerjasama dengan akademisi, pengelola parkir dan petugas parkir
sebagaimana yang dilaksanakan melalui kajian ini
Kedua; melalui data potensi retribusi parkir yang dihasilkan dari
kajian survei ini, dapat ditentukan Hak Pengelola Parkir, Hak Petugas
Parkir dan Hak Pemerintah Kota Kupang, dalam bentuk pembagian
persentase sebagai berikut : Hak Pengelola Parkir sebesar 35% dari
potensi pendapatan parkir; Hak Petugas Parkir 25% dari potensi
pendapatan parkir; Hak Pemerintah 40% dari jumlah potensi
pendapatan parkir. Sedangkan Petugas Parkir mendapat hak lainnya
berupa Jaminan Sosial sebesar 10% dari potensi pendapatan parkir
yang dibebankan kepada Pengelola Parkir.

pembayaran retribusi parkir secara tahunan. Mekanismenya;


setiap kendaraan yang masa berlaku STNK habis dan mengurus
perpanjangan STNK diwajibkan membayar retribusi parkir sesuai
dengan nilai tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.Tugas
dari pengelola parkir dan petugas parkir fokus pada memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa parkir dengan baik, menjaga
keamanan, ketertiban, keindahan dan kelancaran arus lalu lintas
dikawasan lokasi parkir yang menjadi kewenangannya, dengan
mendapatkan upah dari pemerintah secara mingguan atau
perbulan
.
Apabila paradigma sistem penagihan retribusi parkir ini diterapkan,
maka akan terjadi lonjakan penerimaan retribusi parkir yang sangat
pesat. Jumlah kendaraan roda dua, empat dan seterusnya posisi
tahun 2011 terdapat sebanyak 82.627 unit, kalau setiap unit
dikenakan tarif parkir sebesar Rp. 100.000,- per unit/tahun, maka
akan diperoleh penerimaan retribusi sebesar Rp. 8.262.700.000,(Delapan Milyart Dua Ratus Enam Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Ribu
Rupiah). Jika dibandingkan dengan target penerimaan retribusi parkir
tahun 2013 sebesar Rp. 680.000.000,- (Enam Ratus Delapan Puluh
Juta Rupiah), maka terjadi lonjakan penerimaan retribusi parkir
sebanyak 1.215%. Untuk itu, Pemerintah Kota Kupang harus
bekerjasama dengan Instansi terkait.

SELESAI, terima kasih

Anda mungkin juga menyukai