Anda di halaman 1dari 91

PELATIHAN DI HOTEL ASTON TANJUNG PINANG

28 - 29 NOVEMBER 2022
AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI
JENJANG 7

MANAJEMEN LINGKUNGAN / HYGIENE PROYEK

Oleh:
Ir.Kusumo Dradjad S, ST., MSi, CSP, IPU, ASEAN Eng.
❖ Sekertaris Jenderal Perkumpulan Ahli Keselamatan konstruksi Indonesia (PAKKI)
❖ Lead Auditor SMK3 – PT AIS
❖ Dosen Politeknik Negeri Jakarta
❖ Narasumber Kementerian PUPR
1
PERKENALAN
NAMA : IR. KUSUMO DRAJAD S, ST,MSI, CSP,IPU,ASEAN Eng
TEMPAT/ TGL LAHIR : SEMARANG, 8 JANUARI 1960
STATUS : KAWIN
ALAMAT : Jl. BULAK BARAT NO.46, RT.01, RW.07, CIPAYUNG DEPOK
PENGALAMAN KERJA :
1. Sekertaris Jenderal Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia (PAKKI)
2. Pernah bekerja di PT. HUTAMA KARYA CABANG BALI
3. Pernah bekerja di PT. META EPSI > SUPERVISOR
PUSAT PEMBINAAN
4. PernahPENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
bekerja di PT. IES PUTRA > MANAGER PROYEK
5. KOMISARIS PT. PUJA NUGRAH JAYA KONSULTAN
6. PT. ALKON, LEMBAGA AUDIT SMK3 PP 50, Tahun 2012
7. MANJER SERTIFIKASI LSP K3 KONSTRUKSI
8. ASESOR BNSP & LPJK
9. INSTRUKTUR PJK3, PUPR & NAKER
10. DOSEN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
11. PENYUSUN SKKNI
12. PENYUSUN MODUL SMKK
SERTIFIKASI PROFESIONAL : - AHLI UTAMA K3 KONSTRUKSI
- LEAD AUDITOR SMK3 - PP 50 tahun 2012
- AHLI K3 UMUM
- AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI
2
1 LATAR BELAKANG

2 DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN


OUTLINE
3 ACUAN HUKUM

4 PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERDAMPAK PROYEK

PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA


5
6 PROGRAM HYGIENE PROYEK

7 SARANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


TUJUAN
PEMBELAJARAN Memahami dan mengetahui Dasar
Manajemen Lingkungan dan Dasar
Hukumnya

Sebagai pedoman manajemen


lingkungan dalam penerapan
pekerjaan konstruksi

Mampu mengaplikasikan penerapan


Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
dalam pelaksanaan kegiatan
konstruksi
1
LATAR BELAKANG

5
DAMPAK LINGKUNGAN (1/4)
Pembangunan Jalur
Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)

Proyek KCJB menutupi saluran pembuangan air


atau drainase Tol Japek

Kondisi Banjir pada Ruas Tol Jakarta Cikampek (Japek)


DAMPAK LINGKUNGAN (2/4)

Pemanfaatan Area Kerja di bawah


Jembatan Cipada, beresiko Crossdrain tersumbat
membahayakan struktur jembatan
Cipada

Saluran digunakan untuk mencuci Truck mixer

Pembangunan Jalur
Crossdrain tertutup Sedimentasi dan
Sedimentasi dan
Kereta Cepat material dan
penumpukan sampah penumpukan sampah
Tidak difungsikan Pada saluran dan cross
Pada saluran dan cross
Jakarta-Bandung (KCJB) drain drain
DAMPAK LINGKUNGAN (3/4)

“Kerusakan Rumah Warga Akibat


Blasting Tunnel Kereta Cepat
Jakarta - Bandung

You can simply impress your audience and add a unique


zing and appeal to your Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I
hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation.
DAMPAK LINGKUNGAN (4/4)

Banjir pada Underpas Turap longsor di Km 8+6/7 Longsor terjadi di proyek


Kemayoran Underpass Jalan Perimeter pembangunan Double Track Rel
Selatan Bandara Soetta Kereta Api Sukabumi-Bogor
DAMPAK LINGKUNGAN PADA PROYEK KE-PU-AN

Pembangunan Bendungan Jati Gede yang berdampak pada


pengurangan lahan produktif dan mengancam 33 situs cagar budaya

Dampak lingkungan pada bangunan gedung terjadi dari


mulai tahap perencanaan sampai operasinya, dari mulai
pengelolaan sampah, limbah, dan air bersih

Pembangunan perumahan juga menyebabkan tanah-tanah


yang memiliki potensi produksi seperti, area persawahan dan
perkebunan menjadi lahan yang sudah tidak berpotensi
dibidang-bidang tersebut
2
DASAR MANAJEMEN
LINGKUNGAN

11
DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN (1/2)
LATAR BELAKANG

Setiap kegiatan/usaha manusia dan pembangunan


akan menimbulkan perubahan lingkungan
hidup sebagai hasil sampingan pembangunan

MANAJEMEN LINGKUNGAN
suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan
ke dalam proses/ tahapan–tahapan pekerjaan
konstruksi agar dapat diukur, dikelola dan di
dipantau dampak-dampak lingkungan secara
efektif.
TAHAPAN

Identifikasi Dampak
Terjaganya Kualitas
Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan
Pemantauan dan Evaluasi
Lingkungan
DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN (2/2)

KEGIATAN
PEMBANGUNAN

ASPEK PERILAKU
REGULASI
DESAIN/KETEKNIKAN MANUSIA

DAMPAK PENCEMARAN AIR,


TANAH, UDARA,
LINGKUNGAN KEBISINGAN
PEMAHAMAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Pengelolaan sumber daya dengan seluruh upaya dalam
menjaga alam sekitar dan/atau secara global.
2. Pengelolaan sumber daya dengan cara mengidentifikasi aspek
lingkungan terhadap pencemaran air, udara dan tanah,
kebisingan yang berdampak luas kepada:
a. kesehatan individu pekerja;
b. kesehatan masyarakat;
c. berubahnya tatanan sosial masyarakat; dan
d. pembangunan yang berkelanjutan untuk menjaga kelestarian
lingkungan baik di tempat kerja dan/atau di sekitarnya tempat
kerja atau bahkan ke area yang lebih luas.
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”
1

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Menjamin Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Keselamatan Publik
K3

Objek yang ▪ Bangunan/aset ▪ Tenaga kerja konstruksi ▪ Lingkungan kerja


Masyarakat sekitar
Diselamatkan konstruksi ▪ Pemasok, Tamu, ▪ Lingkungan terdampak
proyek
▪ Peralatan, material subpenyedia proyek

Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja/


Alat
Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement),
Pencegahan
Job Safety Analysis (JSA) 15
SKEMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
TERDAMPAK PROYEK KERJA
ASPEK LINGKUNGAN
01 01
PENGENALAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN 02 02
PENILAIAN
TAHAP KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
03 03
TAHAP PASCA KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA

04

Kelestarian Kesehatan Kesehatan Kenyamanan


Lingkungan individu Pekerja Masyarakat Lingkungan
16
3
DASAR HUKUM

17
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah
14 Tahun 2021
PP No 88 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor
UU RI No. 32 Tahun 2009 Kesehatan Kerja 22 Tahun 2020 tentang
tentang Perlindungan dan 1 4 Peraturan Pelaksanaan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
8 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
Peraturan Menteri PUPR
UU No 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi 2 5 No 10/2021
tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK)
7 Peraturan Menteri Negara
UU No 11 Tahun 2020 3 ISO 14001
6 Lingkungan Hidup No. 38
tentang Cipta Kerja Tahun 2019
Sistem Manajemen tentang Jenis Kegiatan Usaha
Lingkungan dan / atau Kegiatan yang Wajib
18
AMDAL
4
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN TERDAMPAK
PROYEK

19
TAHAP PERENCANAAN Dokumen Lingkungan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 🡪 kajian mengenai dampak penting suatu Usaha
AMDAL dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup🡪 upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup
yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan
RKL-RPL Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup🡪 upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak akibat rencana Usaha dan/atau kegiatan

Upaya Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan 🡪 rangkaian proses pengelolaan dan


pemantauan lingkungan hidup yang dituangkan dalam bentuk standar untuk digunakan
UKL-UPL
sebagai prasyarat pengambilan keputusan serta termuat dalam Perizinan Berusaha atau
persetujuan pemerintah.
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan 🡪 Usaha dan/atau
SPPL kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib membuat surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang diintegrasikan kedalam
Nomor Induk Berusaha

TAHAP PELAKSANAAN
Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan🡪 dokumen telaah tentang Keselamatan
RKPPL Konstruksi yang memuat rona lingkungan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang merupakan
pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
20
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Mengidentifikasi bahaya terkait keselamatan
lingkungan (sebagian bagian dari SMKK) dengan
mengacu pada dokumen perancangan.
• Menyampaikan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-

www.free-powerpoint-templates-design.com
UPL) ke Calon Penyedia Jasa saat Prakualifikasi.
PENGGUNA JASA • Memastikan dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
telah memuat biaya pengujian (masuk ke dalam
• Unit Organisasi komponen 9 biaya SMKK).
• Unit Kerja • Membahas dan mengesahkan RKPPL pada saat
• Satker/PPK rapat persiapan pelaksanaan.
• Pokja • Melakukan pengawasan terkait pelaksanaan RKK
Pelaksanaan, RMPK/Program Mutu, RMLLP, dan
RKPPL di lapangan.

21
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (1/2)
• Mencantumkan telaahan aspek keselamatan
konstruksi termasuk telaahan lingkungan terkait
hasil tahap Pra FS (Pengkajian) dan/atau FS

www.free-powerpoint-templates-design.com
(Perencanaan), serta, penyusunan dokumen
lingkungan (AMDAL /UKL-UPL/SPPL).(Konsultan
PENYEDIA JASA
Pengkajian/Perencanaan)
Tahap Pra Konstruksi • Mencantumkan telaahan aspek keselamatan
• Konsultan konstruksi termasuk telaahan lingkungan ke
Pengkajian/Perencanaa dalam kriteria dan hasil perancangan, termasuk
• Konsultan Perancangan metode pelaksanaan konstruksi, metode operasi
dan pemeliharaan serta menjabarkan
rekomendasi dokumen lingkungan ke dalam
desain (DED). (Konsultan Perancangan)
22
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (2/2)
• Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) menyusun
RKPPL (Rancangan Kerja Pengelolaan &
Pemantauan Lingkungan) dan dipresentasikan dan
dibahas pada saat PCM (Pre-Construction

www.free-powerpoint-templates-design.com
Meeting).
PENYEDIA JASA • Kontraktor menyusun laporan pelaksanaan RKL-
RPL /UKL-UPL/ SPPL dan RKPPL dilampirkan dalam
Tahap Konstruksi laporan bulanan/setiap bulan.
• Konsultan Pengawas melakukan Pemantauan
• Konsultan Pengawas
Pengelolaan Lingkungan berdasarkan RKL-
• Kontraktor RPL/UKL-UPL/SPPL dan memeriksa Laporan
Pelaksanaan RKL-RPL /UKL-UPL/SPPL dan RKPPL
yang dilakukan setiap bulan oleh Penyedia
Jasa/Pelaksana.
23
INTEGRASI KESELAMATAN KONSTRUKSI, MUTU, DAN
LINGKUNGAN DALAM PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI

PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN

PROCUREMENT PELAKSANAAN
Rancangan
Rancangan Dok. RMPK & RKK
Konseptual, KAK, RMLL RKP
DOKUMEN Konseptual
HPS, Risk Analysis,
Penawara RKK Program Pelaksan
P PL
SMKK n Teknis Mutu aan
Biaya SMKK
Pemantapan RKL-RPL UKL-
Penyusunan Dokumen UPL/SPPL, biaya pengelolaan Pemantapan dan
Penjabaran RKL-RPL/UKL-
Lingkungan: lingkungan disesuaikan Pemantauan RKL-RPL UKL-
UPL/SPPL dalam Desain
AMDAL/UKL-UPL/SPPL dengan spektek/Divisi/Kriteria UPL/SPPL & RKPPL
Perencanaan
Pengguna/Konsultan Pengkajian/
Pengguna/Kontraktor/
PELAKU Konsultan Perencanaan/
Konsultan Pengawas/Konsultan MK
Konsultan Perancangan 24
TAHAP “ Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan

PRA-KONSTRUKSI
Hidup atau Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Pusat yang
(Pengkajian–Perencanaan) dilengkapi dengan AMDAL atau UKL_UPL.

(UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja dan PP 22/2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan LH)
Amdal disusun oleh pihak
Kegiatan berdampak penting
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Pemrakarsa atau pihak ketiga yang
terhadap lingkungan hidup memiliki sertifikat kompetensi
WAJIB AMDAL atau berisiko besar penyusun amdal pada tahap
Prakonstruksi

Kegiatan tidak berdampak UKL-UPL disusun oleh pihak


USAHA DAN/ATAU KEGIATAN penting terhadap lingkungan Pemrakarsa atau pihak
WAJIB UKL-UPL hidup atau berisiko ketiga pada tahap
menengah Prakonstruksi

SPPL Kegiatan Tidak wajib UKL- SPPL disusun oleh pihak


(surat pernyataan kesanggupan pengelolaan UPL, tidak berdampak Pemrakarsa pada tahap
dan pemantauan lingkungan hidup) penting terhadap lingkungan Prakonstruksi
hidup atau berisiko kecil
AMDAL UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja

Dokumen Amdal merupakan dasar uji


kelayakan lingkungan hidup untuk • Uji kelayakan lingkungan hidup dilakukan oleh tim uji
rencana usaha dan/atau kegiatan berisiko kelayakan lingkungan hidup yang dibentuk oleh Lembaga
besar. uji kelayakan lingkungan hidup Pemerintah Pusat.
Penyusun Amdal wajib memiliki • Tim uji kelayakan lingkungan hidup terdiri dari unsur
sertifikat kompetensi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Ahli
penyusun Amdal. bersertifikat.
• Keputusan kelayakan lingkungan hidup digunakan
Dokumen Amdal, terdiri dari sebagai persyaratan penerbitan izin berusaha atau
persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
• Dokumen Kerangka Acuan
(KA),
• Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL),
• Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL), dan
Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL).
26
PermenLH no 16 Tahun 2012
• Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan wajib memenuhi standar UKL-UPL.
• Pemenuhan standar UKL-UPL dinyatakan dalam pernyataan

UKL-UPL kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup.


• Berdasarkan pernyataan kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup,
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menerbitkan Perizinan
Berusaha atau Persetujuan pemerintah.
• Pemerintah Pusat menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib UKL-UPL.
• Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan dilakukan terhadap kegiatan
yang termasuk dalam kategori berisiko menengah.
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)

• Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi


UKL-UPL wajib membuat surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang diintegrasikan kedalam Nomor
• UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja Induk Berusaha
• PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan • Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan dilakukan
Perlindungan dan Pengelolaan LH terhadap kegiatan yang termasuk dalam kategori
berisiko rendah
Contoh Penerapan Pertimbangan
Lingkungan dalam Desain
B. Penanaman pohon sebagai unsur lansekap
A. Contoh Teknik Gabungan untuk Perlindungan Lereng sekaligus untuk mengurangi pencemaran udara

A B

28
Contoh Penerapan Pertimbangan
Lingkungan dalam Desain
C. Penyeberangan satwa liar digabung dengan bangunan air
C (gorong-gorong)

D. Desain Perlintasan Gajah Liar pada


D Jalan Tol

29
TAHAP KONSTRUKSI
(Procurement–Pelaksanaan Konstruksi)
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PADA TAHAP PEMBANGUNAN
Pemilihan Penyedia Pelaksanaan Pekerjaan Serah Terima Pekerjaan
Jasa Konstruksi
BENTUK

1. Pelaksanaan/Penerapan RKK
Dokumen Pemilihan
2. Pelaksanaan /Penerapan Dokumen hasil pengelolaan
(Dok. Teknis + Administrasi),
RMPK-Program Mutu, RKPPL, lingkungan kepada pengguna jasa
Penyusunan RKK
RMLLP

Harus memuat: ▪ Laporan Pelaksanaan RKL-


• Uraian pengendalian ▪ RKPPL dibahas dan disetujui RPL/UKL-UPL/SPPL
tertuang dalam dokumen oleh Pengguna Jasa dan ▪ Laporan Pelaksanaan RKPPL
MUATA

RKK (Tabel IBRP) Penyedia Jasa pada saat PCM ▪ Laporan Pemantauan dan
• Biaya pengelolaan ▪ Pengawasan dapat dilakukan evaluasi pelaksanaan
lingkungan hidup masuk ke Konsultan Pengawas dan pengelolaan lingkungan
N

dalam biaya penerapan dilaporkan kepada PPK ▪ Seluruh laporan disertai bukti
SMKK . dokumentasi
TAHAPAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA
A. Dok. Tender 5. Dokumen Penawaran 6. Rancangan kontrak
1. Umum • Teknis : tertuang dalam elemen
Pengelolaan dan
Dok 2.Pengumuman
dokumen RKK (perencanaan dan
pengendalian operasi) pemantauan lingkungan
hidup masuk ke dalam
Pemilihan 3. Instruksi kepada Peserta • Harga : Biaya untuk butir
kegiatan pengujian untuk Syarat Syarat Umum
4. Lembar Data Pemilihan Kontrak (SSUK) →
lingkungan masuk ke dalam
biaya penerapan SMKK. pemeliharaan
lingkungan.
7.a) Spesifikasi
7.b) DED B. Dok. Kualifikasi
Teknis/KAK
1. Lembar Data Kualifikasi
Tata cara pengelolaan Pada gambar
dan pemantauan Pada LDK memiliki Sertifikat Manajemen
kerja/desain telah 2. Formulir
lingkungan hidup untuk Mutu, Sertifikat Manajemen Lingkungan,
disesuaikan untuk Isian
menangani dampak menangani dampak serta Sertifikat Manajemen Keselamatan
lingkungan hidup yang dan Kesehatan Kerja, hanya disyaratkan Kualifikasi
lingkungan hidup yang
timbul diuraikan dalam timbul, yang merupakan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat 3. Tata Cara
kriteria dan penjabaran dari Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau Evaluasi
spesifikasi teknis. dokumen RKL/RPL diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Besar. Kualifikasi
atau UKL/UPL. (Permen PUPR No 14/2020 Pasal .....?)
CONTOH STRUKTUR Direktur Utama

ORGANISASI
Pada Penyedia Jasa Direktur OP Direktur QHSE

Untuk Pekerjaan Konstruksi SPV


beresiko keselamatan besar SPV Quality SPV Health & Environment
dan sedang Division Safety Division Division

Level Proyek
Pimpinan Proyek Pimpinan Unit Keselamatan
Konstruksi (UKK)

Quality Tenaga Petugas Petugas


Tenaga Assurance Ahli ……. Personel Keselamatan Pengelolaan
Ahli …….. Kesehatan Konstruksi Lingkungan

Laborat
Nama
Assisten Nama Petugas
Inspector/ Operator
Nama
Tenaga tanggap
Garis Instruksi QC/QE
Ahli darurat
Garis Koordinasi

Operator/ Operator/
Teknisi Teknisi
STRUKTUR ORGANISASI Direktur Utama

Pada Penyedia Jasa


Direktur OP Direktur QHSE
Untuk Pekerjaan Konstruksi
beresiko keselamatan kecil SPV HSE
SPV Quality
Division Division

Level Proyek
Pimpinan Proyek Pimpinan Unit Keselamatan
Konstruksi (UKK)

Quality Tenaga Petugas Petugas


Tenaga Assurance Ahli ……. Personel Keselamatan Pengelolaan
Ahli …….. Kesehatan Konstruksi Lingkungan

Laborat
Nama
Assisten Nama Petugas
Inspector/ Operator
Nama
Tenaga tanggap darurat
Garis Instruksi QC/QE
Ahli
Garis Koordinasi

Operator/ Operator/
Teknisi Teknisi
BIAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Komponen 5 Biaya Komponen 9 Biaya Biaya Pengambilan


Biaya Personel 1 Penerapan SMKK Penerapan SMKK 3 dan uji sampling

Biaya Koordinasi Komponen 8 Biaya Biaya


dan Konsultasi 2 Penerapan SMKK
Komponen 1 Biaya
Penerapan SMKK
4 Pelaporan

*Ditampilkan 9 komponen SMKK🡪 LOREM IPSUM


penjelasan diberikan keterangan di DOLOR SIT AMET
sampingnya yang masuk ke biaya
pengelolaan lingkungan
SISTEMATIKA DOKUMEN RKPPL
(RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN)
Muatan
Pihak yang terkait dalam Pengesahan RKPPL:
Disusun oleh: Penyedia Jasa Konstruksi
1 Diperiksa oleh: Konsultan Pengawas Lembar Pengesahan
Disetujui oleh: PPK
BAB I
Tujuan RKPPL, Lokasi Pekerjaan Konstruksi/Kegiatan
2 Data Teknis Kegiatan, Struktur Organisasi Penyedia Pendahuluan

BAB II
Rona Lingkungan pada Lokasi Pekerjaan
3 Konstruksi/Kegiatan dan Foto Kondisi existing Rona Lingkungan Awal

BAB III
Rencana Pengelolaan Lingkungan dari setiap tahapan
4 pekerjaan Potensi dampak yang ditimbulkan Rencana Pengelolaan Lingkungan

BAB IV
Rencana Pemantauan terhadap Pengelolaan Lingkungan
5 yang dilakukan dan Potensi dampak yang ditimbulkan Rencana Pemantauan Lingkungan

35
Lampiran
TAHAP
SERAH TERIMA PEKERJAAN
(PHO–Pemeliharaan–FHO)

A
*) Dokumen RKL-RPL/UKL-UPL dan
Pelaksanaan
B RKPPL bersifat dinamis, dapat berubah
ketika terjadi perubahan desain/ruang
dan lingkup
Pemantapan disusun
pemantapan oleh Penyedia Jasa C
RKL-RPL/UKL- Pekerjaan
UPL dan
Konstruksi Pemantauan D
berdasarkan hasil pengelolaan
RKPPL pada pelaksanaan lingkungan dilakukan Dokumen
(Amdal/UKL-UPL/SPPL),
Lingkungan
Dok
tahap operasi dokumen RKL- oleh Konsultan RKPPL (Pemutkahiran), RMPK
RPL/UKL-UPL dan Pengawas dan (Pemutakhiran), Laporan
dan pemantauan lingkungan hidup
RKPPL*) dilaporkan kepada diserahkan kepada pengguna jasa
pemeliharaan dimutakhirkan pengguna jasa
5
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA

37
Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan
Kerja(Proyek Konstruksi)

Definisi Lingkungan Kerja


3.
1. Pengenalan 2. Penilaian
Pengendalian
lingkungan lingkungan
Adalah istilah generik yg mencakup Kerja Kerja
lingkungan
Kerja
identifikasi dan evaluasi faktor-faktor
lingkungan yang memberikan dampak pada
kesehatan Tenaga Kerja (ILO)
Terhadap potensi bahaya di tempat kerja

Mencegah dampak buruk lingkungan kerja


terhadap kesehatan & keselamatan pekerja
38
1. PENGENALAN LINGKUNGAN 2. PENILAIAN LINGKUNGAN
KERJA KERJA
Pengenalan Terhadap Faktor Penilaian lingkungan dimaksudkan:
Bahaya di Lingkungan Kerja Mengetahui kualitatif tingkat bahaya dari suatu
faktor bahaya lingkungan yang timbul dengan:
Pengenalan faktor bahaya di lingkungan kerja 1. metoda pengukuran;
dipengaruhi pengetahuan tentang berbagai jenis bahaya 2. pengambilan sampel;
dan pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan 3. analisa di laboratorium; dan
kepada kesehatan tenaga kerja. 4. membandingkan dengan standar baku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Pengenalan faktor bahaya: Manfaat Penilaian Lingkungan
1. Sebagai dasar menyatakan kondisi
Mengetahui karakteristik bahaya secara detail
(sifat, kandungan, efek,dll) lingkungan kerja
2. Sebagai dasar untuk penerapan teknik
Mengetahui sumber bahaya dan area yang pengendalian dan penanggulangan
berisiko
3. Sebagai dasar untuk perencanaan alat-alat
penanggulangan
Mengetahui proses kerja yang berisiko
4. Sebagai dasar untuk inspeksi

Mengetahui pekerja yang berisiko

39
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN

Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat


faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat
ditolerir oleh manusia dan lingkungannya dengan Nilai Ambang
Batas (NAB) dan Baku Mutu Lingkungan.
Nilai Ambang Batas adalah kadar rata-rata faktor
dalam lingkungan kerja agar tenaga kerja yang
bekerja paling lama 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu tidak mengalami gangguan kesehatan
atau gangguan kenyamanan kerja.
JENIS PENGENDALIAN
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
• Pengendalian untuk mengurangi pada
pekerjaan konstruksi kebisingan
• Pengendalian getaran
• Pengendalian limbah konstruksi
• Pengendalian Debu Pekerjaan Konstruksi
• Pengendalian Emisi pada Mesin Konstruksi
• Pengendalian Pencahayaan di Tempat
Kerja
• Pengendalian Suhu & Kelembaban
Pekerjaan Konstruksi 40
• Pengendalian Bahan Berbahaya Beracun
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA

PENGARUH MAKHLUK HIDUP TERHADAP


MANUSIA DI TEMPAT KERJA
• Virus • Serangga
• Bakteri • Tumbuhan
• Jamur • Binatang Berbisa
• Parasit • Binatang Buas

• Bahaya yang timbul sebagai akibat


interaksi antara pekerja dengan
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran desain tempat kerja.
yang berdasarkan sifat kimia; fisika atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan.

41
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KESEHATAN
Faktor Kimia

Aspiksian (Gas-gas beracun)


• N2
• sesak napas
• Argon
• kekurangan oksigen
• Helium
• Pusing
• CO2
• Kejang
• C2H2
• hilang kesadaran
Iritasi (Kulit terkena HNO3) Iritasi (Kulit terkena H2SO4) Korosif (Terkena Natrium • dll
Hidroksida)
Faktor Fisik Faktor Biologik Faktor Ergonomis Faktor Psikologis Faktor Radiologis
• Terkena virus
• Dehidrasi
• Terkena • Lowback Pain
• Kelelahan
Bakteri • Nyeri sendi • Gangguan psikologis • Syaraf
• Struk
• Gatal • Perubahan • Emosional • Gangguan janin
• Gangguan Pendengaran
• Luka akibat postur tubuh • kanker
• Gangguan sendi
gigitan hewa
• Gangguan penglihatan
6
PROGRAM HYGIENE
PROYEK

43
PROGRAM Semua usaha untuk memelihara, melindungi, dan
HYGIENE meningkatkan derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk
umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan
PROYEK dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta
Keuntungan meningkatkan kesehatan dalam perikemanusiaan

01 Meningkatkan kesehatan dan hygiene UU Nomor 2 tahun 1966

02 Mengurangi kompensasi

03 Meningkatkan kepuasan kerja


04 Mengurangi mangkir kerja
05 Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan perilaku
0 pekerja terhadap manajemen 44
6
JENIS PROGRAM PEMANTAUAN
1. Pemantauan air (alat ukur berdasarkan parameter biologi, fisika dan Kimia)
2. Pemantauan lahan (uji tanah HMP LFG (Light Weight Tester (untuk daya dukung
dan kepadatan tanah), Static Plate Load Tester (Kapasitas beban yang mampu
ditahan oleh tanah)
3. Pemantauan biologis (pencatatan secara manual jumlah orang yang terkena
penyakit akibat kerja)
4. Pemantauan udara (personal dust sampler, gas detector)
5. Pemantauan kebisingan (sound level meter, octave band analyzer, noise dose
meter)
6. Pemantauan limbah (COD meter, waste water test)
7. Pemantauan penduduk/masyarakat (jumlah keluhan masyarakat yang
terdampak proyek)
45
Fasilitas Umum

Struktur tempat Prosedur untuk Emergency exit Pencegahan


kerja yang aman kondisi darurat Kebakaran

Supply air minum dan Area makan yang


Kamar Mandi dan udara bersih bersih & pencahayaan
Tempat cuci WC
(jika diperlukan)
tangan 46
FASILITAS PENCEGAHAN COVID-19

Penyediaan ruang karantina dan isolasi pada proyek Pemberian Vitamin secara berkala

47
Pemeriksaan suhu pagi dan sore hari Bekerja sama dengan unit Kesehatan setempat Penyemprotan Disinfektan berkala
Contoh: Kondisi Lingkungan Kerja
Pada Pekerjaan Konstruksi

48
Atur dan susun
tata letak
peralatan dan
Pertahankan
perlengkapan
ringkas, rapi, resik,
kerja agar selalau
siap pada saat
RINGKAS diperlukan RESIK RAJIN

PROGRAM 5R
RAPI RAWAT
Bersihkan tempat
Pisahkan dan
kerja dan
singkirkan barang Jadikan sebagai
senantiasa
yang tidak perlu suatu kebiasaan
melaksanakan
dari tempat kerja
kebersihan

KEBERHASILAN Partisipasi dan dukungan semua


Menjadi
pihak kesadaran setiap orang
5R Adanya komitmen manajemen
Sejalan dengan program kualitas lainnya
49
CONTOH PENERAPAN PROGRAM 5R

TEMPAT ISTIRAHAT PEKERJA/


BEDENG

TEMPAT BUANG AIR KECIL DI LOKASI PROYEK

TOILET 50
TEMPAT JEMURAN BAJU
7
SARANA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

51
52
53
54
55
56
57
58
TEMPAT KERJA
(PENYIMPANAN MATERIAL)

59
60
61
62
63
KESEHATAN KERJA
(PENGANGKATAN)

64
65
66
67
KESEHATAN KERJA
(MENCEGAH DEHIDRASI)

68
69
70
71
KESEHATAN KERJA
(FOGGING NYAMUK)

72
TERIM
A
KASIH
73
CONTOH MATRIKS RKL

Contoh : Proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah


CONTOH MATRIKS RPL

Contoh : Proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah


Contoh Matriks UKL-UPL
TAHAP PRA KONSTRUKSI

Contoh : Proyek Pembangunan Embung Bau Bau


PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
Prinsip dasar pengamanan terhadap faktor bahaya lingkungan dibagi atas
dasar 3 bagian: SUMBER, PATHWAY, dan RECEIVER

✔ Substitusi material atau proses


✔ Isolasi mesin/pekerja: isolasi fisik, menjauhkan, otomatisasi/robotisasi
A SUMBER ✔

Metoda basah (hydro blast – bila debu)
Ventilasi setempat: masalah hanya setempat/localized
✔ Pemeliharaan

✔ Ventilasi umum/exhaust: tujuan memelihara/ meningkatkan kesehatan;


mencegah terjadinya kebakaran
✔ Ventilasi dilusi/air supplied
B PATHWAY/AIR ✔ Jarak: semi otomatisasi/remote control
PATH ✔ Monitoring kontinu/alarm system
✔ Pemeliharaan
✔ Diklat terpenting
✔ Rotasi pekerja (waktu 🡪 dosis diperkecil)
✔ Isolasi pekerja
C RECEIVER ✔ Pemantauan perseorangan/dosimeter
✔ Hygiene perorangan: mengubah perilaku melalui diklat
✔ APD 77
✔ Pemeliharaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
A. Pengendalian untuk mengurangi pada
pekerjaan konstruksi kebisingan
✔ Menggunakan mesin dengan tingkat kebisingan/getaran
rendah untuk pekerjaan konstruksi dan membatasi jam
kerja
✔ Mengatur waktu kegiatan yang bising pada periode
tertentu dalam sehari
✔ Menempatkan mesin yang menghasilkan kebisingan jauh Penggunaan Mufler Pada Pekerja
dari area sensitive (misal:sekolah, rumah, masjid)
✔ Merubah metode kerja menggunakan peralatan yang
menghasilkan lebih sedikit kebisingan.
✔ Mengurangi kebutuhan pekerjaan yang menimbulkan
kebisingan, missal melakukan pekerjaan diluar lokasi
✔ Menempatkan mesin yang bising sejauh mungkin dari area
penerima
✔ Menggunakan muffler atau peredam suara
✔ Memilih mesin dan peralatan yang memiliki tingkat
kebisingan rendah
✔ Menanam pohon sekitar lokasi proyek untuk mengurangi Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan
menanam tanaman berupa rumput, semak dan 78
kebisingan
pepohonan.
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum) Hand Arm Vibration

B. Pengendalian Getaran
► Menghilangkan sumber getaran ditempat kerja
► Mengganti alat, bahan, proses kerja yang
menimbulkan getaran
► Mengurangi pajanan getaran dengan
menambah/menyisipkan bantalan/peredam diantara
alat dan bagian tubuh yang kontak dengan alat
bergetar
► Membatasi waktu pajanan, SOP, pengaturan jam
kerja
► Penggunaan APD Whole Body Pad

► Melakukan pengendalian getaran sesuai ilmu


pengetahuan dan teknologi

79
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
C. Pengendalian Limbah Konstruksi
Cara meminimalkan atau menghilangkan pembuangan
polutan (bahan pencemaran) dari limbah berbahaya
konstruksi ke saluran pembuangan atau ke aliran air.
▪ Menyediakan fasilitas penahanan sementara
(secondary containment) dengan kapasitas 110% dari
volume tersimpan.
▪ Menjaga fasilitas penahanan sementara bebas dari
Tempat khusus penyimpanan
bercampurnya air hujan dan tumpahan. limbah
▪ Area penyimpanan limbah berbahaya di lokasi harus
terletak jauh dari saluran aliran air.
▪ Meminimalkan pemakaian atau produksi limbah
berbahaya di lokasi kerja.
▪ Memisahkan limbah yang berpotensi berbahaya dari
puing-puing yang tidak berbahaya.
▪ Limbah berbahaya cair atau semi-cair harus disimpan
dalam wadah yang sesuai (drum tertutup atau
sejenisnya) dan tertutup. 80
Metode penyimpanan limbah
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
Limbah Beton Limbah Septik
▪ Limbah mortar beton dilarang dibuang ke ▪ Menempatkan fasilitas sanitasi sementara
saluran pembuangan air atau aliran air. (portable toilet) sejauh mungkin dari fasilitas
▪ Limbah mortar beton harus dikumpulkan drainase aliran air, tetapi masih berlokasi
dan dibuang dengan benar atau strategis bagi personel.
ditempatkan di fasilitas pencucian beton ▪ Tidak membuang atau mengubur air limbah di
sementara. dalam area kegiatan.
▪ Memasang rambu tempat membuang ▪ Fasilitas sanitasi sementara harus dibuang ke
sistem saluran pembuangan resmi.
limbah beton dekat setiap fasilitas
▪ Limbah cair dari sanitasi sementara dibuang
pencucian beton.
ke sistem saluran pembuangan sanitasi resmi.
▪ Menunjuk seorang pengawas pekerjaan ▪ Fasilitas sanitasi/septik harus dijaga dengan
beton di lokasi untuk memantau kegiatan baik.
pemotongan beton, coring, penggilingan, ▪ Portabel toilet dibersihkan setiap hari dan
dan grooving. selalu diberikan air secukupnya.

81
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
D. Pengendalian Debu Pekerjaan Konstruksi Mist Sprayer Kabut Air Meriam Untuk Debu Kontrol

⮚ Menyediakan pasokan air untuk menekan debu.


⮚ Melakukan penyiraman jalan mengunakan truk air.
⮚ Menggunakan cairan kimia penekan debu (suppressant).
⮚ Mengendalikan dan mengurangi kecepatan kendaraan dengan memasang
tanda batas kecepatan.
⮚ Menyediakan area penyimpanan timbunan bahan berdebu.
⮚ Menentukan jadwal kerja untuk meminimalkan emisi debu.
⮚ Memasang saringan di lokasi kerja untuk menghentikan penyebaran debu
atau meletakkan jaring halus di dekat sumber debu.
⮚ Menghindari melakukan kegiatan konstruksi saat menangani bahan berdebu
Cairan penekan debu
di dekat penerima yang sensitive
⮚ Menempatkan kegiatan yang menghasilkan debu jauh dari penerima sensitif.
⮚ Menempatkan bangunan sementara yang berfungsi sebagai penghalang
debu
⮚ Menutupi semua muatan tanah yang diangkut truk dari lokasi untuk dibuang.
⮚ Membatasi pekerjaan tanah dan aktifitas pergerakan kendaraan selama
kondisi berangin.
82
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
E. Pengendalian Emisi pada Mesin Konstruksi F. Pengendalian Pencahaayaan di Tempat Kerja
⮚ Matikan mesin konstruksi saat tidak sedang beroperasi idle. ▪ Penerangan jalur darurat min 5 lux
⮚ Melaksanakan pemeliharaan preventif untuk mesin dan ▪ Halaman dan jalan min 20 lux
peralatan dengan menjaga stok suku cadang pengganti
▪ Pekerjaan yang hanya membedakan
yang diperlukan secara teratur. barang-barang kasar membutuhkan
⮚ Menyewa mesin dan peralatan dengan ukuran dan daya penerangan minimal 50 lux, Contoh
yang memadai. mengerjakan bahan-bahan yang besar,
⮚ Menggunakan bahan bakar yang lebih bersih untuk
mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-
gang selalu dipakai dan gudang untuk
mengurangi emisi sulfur dioksida.
menyimpan barang besar.
⮚ Memasang perangkap partikulat atau catalytic converter
▪ Pekerjaan yang membedakan barang-
pada knalpot mesin.
barang yang kecil membutuhkan
⮚ Memperpanjang pipa knalpot untuk menjauhkan dari penerangan minimal 100 lux, Contoh
penerima yang sensitif. mengerjakan barang besi dan baja,
⮚ Memasang penghalang tegak untuk melindungi sumber
penggilingan padi, kamar mesin, alat
emisi dari penerima yang sensitif
pengangkut orang dan tempat mandi &
WC.
83
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
G. Pengendalian Suhu & Kelembababan Pekerjaan Konstruksi
Pengendalian Suhu Panas
TEKNIS MEDIS
• Mempercepat • Pemeriksaan
Hentilasi udara Kesehatan
• Water spray (pra, periodiK,
spesifik).
• Suplay udara
segar/ventilasi • Aklimatisasi
(penyesuaian
• Isolasi sumber dengan iklim
panas (metal ruangan)
sheet)
• Pemberian
cairan/ air Water Spray untuk mengurangi suhu panas

minum
84
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
H. Penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun
Bagaimanakah cara menyimpan material/ bahan
agar tidak mencemari drainase?

▪ Menjaga area penempatan material terlindung dari


air hujan untuk mencegah limbah padat, sampah
atau puing-puing, atau debu terkontaminasi.
▪ Mengendalikan penyimpanan bahan yang baik
agar air tidak mencemari saluran dengan cara: ▪ Menempatkan penyimpanan bahan ke tempat yang terlindung dari
o Menyediakan saluran, parit, tanggul, tanggul, angin.
saluran air, talang, atau perangkap sedimen ▪ Meminimalkan jumlah dan ukuran penyimpanan.
yang dilapisi dengan material seperti beton, ▪ Menempatkan timbunan penyimpanan bahan (stockpile) dengan
aspal, agregat, riprap, atau terpal plastik untuk kemiringan maksimal 2:1 (horizontal ke vertikal).
mengendalikan dan mengarahkan air. ▪ Membatasi sekeliling timbunan dengan dengan pagar lanau, tanggul
o Menggali area penyimpanan untuk menahan dan/atau sistem drainase.
▪ Mengumpulkan dan membuang air yang terkontaminasi dengan benar.
material dari kebocoran, tumpahan, atau air
▪ Menempatkan penyimpanan material sedikitnya berjarak sepuluh meter
pencucian.
dari badan air.
o Menutupi peralatan, tempat kerja dan atau
▪ Menyiram air atau memasang penyiram sementara untuk menekan
area penyimpanan bahan berbahaya dari air
debu dari tumpukan dan tanggul yang tidak distabilkan.
hujan.
▪ Membuat kontur setiap timbunan untuk meminimalkan kehilangan
material saat hujan. 85
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
CONTOH: MANAJEMEN PENCEGAHAN Apakah yang dimaksud dengan sedimentasi dan
PENCEMARAN AIR PADA PEKERJAAN JALAN erosi?

Manajemen atau pengelolaan aliran air pada kegiatan Sedimentasi adalah proses partikel-partikel dalam
pembangunan jalan telah mengidentifikasi adanya ancaman suspensi untuk mengendap dari cairan (air) di mana
signifikan terhadap kualitas air dan badan air. mereka tertahan pada penghalang. Partikel padat
Salah satu penyebab buruknya kualitas air karena yang terperangkap oleh turbulensi air yang bergerak
meningkatnya erosi dan sedimentasi di dapat dihilangkan secara alami dengan sedimentasi
sekitar lokasi pembangunan jalan. dalam air danau.
Gambar 2. Aliran Air
Kesalahan pengelolaan sedimen dan erosi di lokasi kerja Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, Mengandung Sedimen
berpotensi menimbulkan dampak ekonomi, keselamatan, dan tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat
ekologis yang merugikan. transportasi angin, air atau es, yang berpindah dari
satu lokasi di permukaan bumi, dan kemudian
Penumpukan sedimen pada saluran drainase menyebabkan mengangkutnya ke lokasi lain.
pendangkalan dan berpotensi banjir. Endapan sedimen di
jalan dapat menyebabkan jalan licin dan/atau mengakibatkan
kecelakaan kendaraan.

Gambar 3. Sedimen dari aliran air


yang telah dikendalikan dengan
pagar sedimen

Gambar 1. Badan Jalan


Tergerus oleh Erosi Air
87
PENGENDALIAN DRAINASE
Manajemen drainase diterapkan sejak tahap Perancangan/Perencanaan
sebelum kegiatan konstruksi, diantaranya dengan:

1 MENSTABILKAN SALURAN
2 MENGENDALIKAN SEDIMENTASI

A
Menstabilkan saluran air
menggunakan rumput atau Membangun/membuat pagar sedimen yang
pelindung batu dibangun di ujung lereng untuk menampung
limpasan sedimen

Merencanakan konstruksi
B saluran air untuk
memperlambat aliran air
3 MENGENDALIKAN EROSI

Memasang bangunan pengendalian erosi.


Mengatur saluran drainase
C alami dari lereng pekerjaan
Menstabilkan saluran air menggunakan
rumput atau pelindung batu
diarahkan ke area rumput

88
Contoh : Manajemen/Pengendalian Sedimen
Dengan memasang struktur penahan sedimen untuk mencegah
sedimen keluar dari lokasi melalui aliran limpasan permukaan.
Ada beberapa cara pengendalian sedimen untuk aliran air yang tidak terlalu deras antara lain dengan:
1.Pagar lanau dari gulungan jerami (Straw 4. Check Dam
Bale) Check Dam adalah bendungan kecil yang
Memasang gulungan jerami secara rapat bersamaan sebagai dibangun melintasi parit drainase, sengkedan,
penghalang aliran air untuk meminimalkan celah pada aliran permukaan atau saluran untuk menurunkan kecepatan
pembawa sedimen berfungsi sebagai pagar lanau. Jerami kering diikat aliran. Kecepatan limpasan yang berkurang
membentuk gulungan jerami yang dipasang pada aliran air. Gulungan mengurangi erosi dan alur di saluran dan
jerami diberi penguat yang diikatkan pada tiang atau patok agar tidak memungkinkan sedimen mengendap.
hanyut. Bendungan ini dapat dibangun dari batu,
(Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang karung pasir yang diisi dengan kerikil kacang,
berukuran diantara pasir dan lempung) atau batang kayu.
Check Dam dapat digunakan untuk mengurangi
2. Kantong Kerikil (Rock Bund) aliran di saluran sementara kecil yang saat ini
Penyaring lanau sintetis berpori (permeable) ini terdiri dari penutup sedang mengalami degradasi.
geotekstil. Kantung kerikil bekerja mirip dengan kantung pasir tetapi
diisi dengan batuan drain dan digunakan untuk melindungi lubang
drainase. 5. Kolam Sedimen /
Batuan yang lebih besar memungkinkan pasir untuk
menyaring tanpa membuat bendungan.
Sediment Basin
Permeable/permeabel adalah membran sintetis berpori yang dapat
dilewati oleh semua cairan.
Kolam Sedimen adalah bak pengendapan
sementara yang dibangun di lokasi
3. Pagar Lanau Sintetis (Synthetic Silt konstruksi untuk menangkap tanah yang
Fence) tererosi atau terganggu yang tersapu saat
hujan, dan untuk melindungi kualitas air dari
Pagar lanau sintetis dari anyaman bahan sintetis adalah
aliran terdekat, sungai, danau, atau teluk.
penghalang sedimen sementara. Pagar lanau sintetis terbuat dari Kolam sedimen dibangun di sepanjang jalur
anyaman, bahan sintetis yang memungkinkan air meresap, tetapi air atau daerah dataran rendah di lokasi
tidak memungkinkan partikel lanau yang lebih besar lewat. konstruksi
Pagar lanau ditempatkan di tempat antara tanah yang terganggu 89
dan saluran air atau sistem drainase yang akan mengalir.
Contoh : Manajemen/Pengendalian Erosi
Dengan memasang struktur penahan sedimen untuk mencegah
sedimen keluar dari lokasi melalui aliran limpasan permukaan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian Erosi, antara lain dengan:
3. Riprap / Hamparan Batu
1. Selimut pengendali erosi (Erosion control Hamparan Batu yaitu susunan batu yang
ditempatkan sepanjang garis pantai, pondasi
blankets) jembatan, dan/atau lereng curam untuk
Selimut Pengendali Erosi dan tikar jerami atau mulsa melindungi dari gerusan dan erosi.
dirancang untuk melindungi bukit, lereng, lahan basah,
Ukuran batu yang dibutuhkan tergantung
dan tepian dari erosi angin dan air. Selimut pengendali kepada
erosi terbuat dari bahan biodegradable (alami) seperti
sabut, jerami, atau serbuk kayu. Bahan-bahan ini kecuraman lereng dan seberapa cepat air
memberikan pengendalian erosi yang efektif sampai bergerak.
vegetasi dapat berakar.

2. Terpal plastik (Tarpaulin) 4. Terasering (Terracing)


Terpal adalah lapisan geosintetik yang digunakan dalam
rekayasa geoteknik untuk menutup tanah guna menahan erosi. Terasering adalah bangunan konservasi
tanah dan air secara mekanis yang dibuat
Terpal dipasang dengan cara dihamparkan ke tanah, untuk mengganggu limpasan aliran air
permukaan, memperpendek panjang lereng
sebagai satu cara pengendalian erosi.
untuk pemasangan lebih kuat digunakan pasak yang Dengan cara ini akan meningkatkan
ditancapkan ke tanah agar tidak bergeser. infiltrasi, dan mengurangi kekuatan erosi
limpasan.

90
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai