2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2211
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA POTENSI BAHAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA PETUGAS BAK VALVE
DI PT PGAS SOLUTION TAHUN 2018
SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD AGUS JAUHARI
NIM : 131000269
Oleh :
MUHAMMAD AGUS JAUHARI
NIM : 131000269
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISA POTENSI
TAHUN 2018” ini beserta isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau
M. Agus Jauhari
Disahkan Oleh :
Komisi Pembimbing Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK Eka Lestari Mahyuni, SKM., M.Kes
NIP. 196506151996012001 NIP. 197911072005012003
Kata Kunci: Potensi Bahaya, Job Safety Analysis (JSA), Petugas Bak Valve
Keywords: Potential Hazard, Job Safety Analysis (JSA), Bak Valve Officer
Job Safety Analysis (JSA) Pada Petugas Bak Valve Di PT PGAS Solution
Tahun 2018”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan juga sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan
4. dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK selaku Dosen Pembimbing I yang telah
skripsi ini.
skripsi ini.
6. Umi Salmah, SKM., M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan
7. Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen penasehat akademik yang
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan
10. Orang tua tersayang Ir. Yusuf Dedy Hernawan dan Enny Hartaty yang telah
11. Utari Adrianti yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
M. Agus Jauhari
Halaman
Tabel 4.3 Pengendalian Bahaya pada Pekerjaan Petugas Bak Valve .............. 55
Penulis bernama Muhammad Agus Jauhari lahir pada tanggal 7 Juni 1994
di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Bertempat tinggal di Jalan Bunga Baldu
No.59 Medan, Sumut. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari
Muda Medan pada tahun 2000 dan selesai pada tahun 2001, penulis melanjutkan
pedidikan Sekolah Dasar Sultan Iskandar Muda Medan pada tahun 2001 dan
Pertama Negeri 1 Medan pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010, kemudian
2010 dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013, penulis melanjutkan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan selesai pada tahun 2018.
masyarakat Indonesia makin cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja
yang beraneka ragam. Perkembangan industri yang sangat pesat ini diiringi pula
oleh adanya risiko bahaya yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya
alih teknologi dimana penggunaan mesin dan peralatan kerja yang semakin
Minyak dan gas adalah bagian pokok dalam peradaban modern dan
industri. Industri minyak dan gas tumbuh sejalan dengan perkembangan ekonomi
dan masyarakat. Industri minyak dan gas telah membuat revolusi dalam
tersebut merupakan dasar dalam setiap tingkat produksi dan konsumsi disemua
sektor penting kehidupan. Pasokan minyak dan gas yang stabil diperlukan untuk
pengusaha dan pekerja yang stabil menjadi sangat penting untuk stabilitas
produksi dan pasokan minyak dan gas ( Anwar dan Senyonga, 2007).
gas terbesar dalam satuan triliun kaki kubik dan menjadi negara ke-9 dengan
produsen gas alam dunia, dan merupakan pengekspor gas alam cair terbesar di
pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
tidak dapat diduga”. Sebenarnya setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau
diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan.
tidak selamat (unsafe act), dan hanya 20% oleh kondisi yang tidak selamat (unsafe
Hal ini diperkuat dengan kejadian kecelakaan kerja pada sebuah ledakan
pada 6 Agustus 2013. Peristiwa tersebut disebabkan oleh sebuah kebocoran gas
yang besar sebuah bangunan yang ada di dekatnya runtuh, dan bangunan yang
adalah Litoral Gas (penyedia gas alam untuk Rosario) dan seorang karyawan yang
melalaikan kerja utamanya di bangunan tersebut pada hari itu ( BBC News, 2013).
yang akan terjadi. Apabila bahaya tersebut tidak bisa dihilangkan, maka tindakan
Analisa potensi bahaya yang paling popular dan paling sering digunakan
menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Job Safety Analysis (JSA)
bahaya yang terdapat pada sistem kerja dan prosedur serta manusia sebagai
Negara (Persero) Tbk selalu di hadapkan pada risiko bahaya yang sangat tinggi.
Risiko-risiko bahaya tersebut jika tidak di kelola dengan baik maka akan
yang berasal dari bahan kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam
bentuk gas, uap, asap, debu dan sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain
berlebihan, suhu yang ekstrim, terjebak, maupun risiko fisik lainnya yang timbul
seperti kebisingan, permukaan yang basah licin dan kejatuhan benda keras yang
sampai dengan kematian tenaga kerja yang bekerja di dalamnya (Tarwaka, 2012).
Bak Valve dikategorikan dalam ruang kerja yang terbatas (confined space).
Bak Valve adalah tempat penampung valve. Valve adalah sebuah katup yang
sebagian dari jalannya aliran. Bak Valve adalah tempat penampung valve - valve
yang terpasang dibawah tanah dan berfungsi sebagai penyalur 3 (tiga) tekanan gas
yang berbeda terdiri dari tekanan gas tinggi, menengah dan rendah. Tekanan gas
rumah tangga.
Valve. Tahapan pekerjaan pada petugas Bak Valve dimulai dari memeriksa
Bak Valve, membuka tutup Bak Valve, mendeteksi kebocoran gas dengan Gas
Detector, memeriksa kondisi pipa dan Valve di dalam Bak Valve, menutup
perawatan dan pengontrolan tekanan aliran gas harus dilakukan secara hati-hati
sesuai standar perusahaan. Potensi bahaya yang terjadi pada petugas Bak Valve itu
sendiri adalah kurangnya oksigen serta kualitas udara yang buruk, bahaya
kebakaran yang terjadi kemungkinan akibat ledakan karena liquid dan gas, bahaya
bahan kimia pada campuran gas, bahaya kecelakaan seperti peralatan yang
bergerak, terbelit, tergelincir ataupun terjatuh, dan radiasi ataupun bahaya biologis
yang terjadi.
Job Safety Analysis (JSA) pada Petugas Bak Valve di PT PGAS Solution Tahun
2018”.
bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) pada petugas Bak
menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) pada petugas Bak Valve di PT
potensi bahaya yang ditemukan pada proses Bak Valve dengan upaya
dilingkungan kerja Valve dan Bak Valve agar dapat terhindar dari risiko
kecelakaan.
Job Safety Analysis (JSA) adalah suatu teknik yang dipakai untuk
terjadinya kecelakaan.
kerja dan tempat kerja untuk menentukan tindakan pencegahan yang memadai di
tempat kerja. Dengan kata lain, JSA sebagai sistematis identifikasi potensi bahaya
di tempat kerja sebagai langkah untuk mengendalikan risiko yang mungkin akan
Job Safety Analysis (JSA) digunakan untuk meninjau metode kerja dan
1. Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain
Badan resmi yang bertanggung jawab dalam proses ini membuat gambaran
yang paling aman, efisien dari setiap bentuk pekerjaan yang diberikan. Badan
yang tinggi.
pertambangan.
3. Pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga belum diketahui secara persis bahaya
yang ada.
Pekerjaan yang rumit atau komplek dimana sedikit kelalaian dapat berakibat
Analisa keselamatan kerja atau JSA bermanfaat dalam keamanan kerja dan
kerja.
produktivitas.
efisien.
harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa,
a. frekuensi kecelakaan
dalam JSA.
c. kekerasan potensi
d. pekerjaan baru
e. mendekati bahaya
prioritas JSA. Hal ini dimaksudkan agar potensi bahaya yang sering
dari tahap awal sampai akhir. Hindari keselahan-kesalahan yang sering terjadi
seperti :
potensi bahaya harus dicermati dan dianalisa dengan baik agar semua potensi
Pada tahap terakhir dari dari analisa kecelakaan kerja adalah melakukan
dapat kita lakukan adalah dengan menerapkan hirarki kontrol. Tahapan hirarki
dengan fokus intervensi pada alat dan mesin dengan upaya rekayasa.
bahaya kerja (work hazard) adalah suatu sumber potensi kerugian atau suatu
timbul atau terjadi ketika ada interaksi antara unsur-unsur produksi yaitu
lingkungan kerja yang diakomodir oleh proses atau prosedur kerja. Karena
(Ramli, 2010).
saja yang harus diambil, Hal ini diupayakan untuk melindungi pekerja yang
tubuh kita baik cedera ringan maupun sampai cedera fatal. Kita tidak dapat
a. Bahaya Mekanis
b. Bahaya Listrik
c. Bahaya Fisis
d. Bahaya Biologis
A. Bahaya Mekanis
dan lain-lain.
B. Bahaya Listrik
Suatu bahaya yang berasal dari energi listrik. Energi listrik dapat
listrik, baik dari jaringan listrik, maupun peralatan kerja atau mesin
C. Bahaya Kimiawi
b. Iritasi, oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti asam keras, cuka air
c. Kebakaran dan peledakan, beberapa jenis bahan kimia memiliki sifat mudah
Bahan kimia sangat beragam, disekitar kita penuh dengan berbagai jenis
bahan kimia. Oleh karena itu risiko bahaya bahan kimia harus diperhatikan
dengan baik. Berbeda dengan jenis bahaya lain seperti mekanik atau listrik,
bahaya bahan kimia sering kali tidak dirasakan secara langsung atau bersifat
D. Bahaya Fisis
indera pendengaran
b. Tekanan
c. Getaran
f. Radiasi dari bahan radioaktif, sinar ultra violet atau infra merah
E. Bahaya Biologis
biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau
berasal dari aktivitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri
Bumi.
bahaya yang ada tetapi karena belum mampu, kurang terampil dia
melakukan kesalahan.
9. Konsumsi alcohol.
Bahan kimia dan peralatan yang digunakan pada suatu perusahaan juga
menjadi sumber bahaya yang dapat mengancam para pekerja setiap saat. Bahaya
akan muncul ketika ada interakasi anatara pekerja dan bahan kimia maupun
peralatan yang digunakan. Jika tidak ada Kontrol dan pemeriksaan berkala,
dikarenakan efeknya yang akan timbul dalam jangka waktu yang relatif lama.
Tentu ini sangat berbeda dengan efek yang ditimbulkan dari bahaya peralatan
seperti mesin dan peralatan lainnya yang akan menimbulkan efek dengan segera
mungkin apabila terjadi kecelakaan pada pekerja baik itu cidera ringan sampai
berkala terhadap bahan kimia dan peralatan yang digunakan di dalam suatu
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berbagai potensi bahaya yang
terhadap pekerja.
pekerjaan sebelum kecelakaan itu terjadi. Dan semua hasil temuan potensi bahaya
itu akan dihilangkan. Apabila tidak bisa dihilangkan maka akan diminimalkan
sampai potensi bahaya itu berkurang sampai pada tingkat risiko yang dapat
pekerjaan seperti pertambangan. Hal ini dikarenakan lingkungan kerja yang begitu
ekstrem dan alat-alat yang begitu kompleks yang digunakan dalam dunia
dalam pekerjaannya akan menyebabkan kerugian yang begitu besar baik secara
2. Job Safety Analysis (JSA) adalah teknik yang sangat popular dan
sendiri.
Semua potensi bahaya harus dianalisa secara berkala, hal ini dikarenakan
setiap potensi bahaya itu akan berubah setiap saat. Setiap ada interaksi antara
manusia dengan mesin dan peralatan kerja yang ada di lingkungan kerja, disaat
dengan mesin, peralatan, dan lingkungan kerja, maka semakin berbeda pula
Banyak perusahaan yang telah melakukan analisa potensi bahaya, tetapi ternyata
adanya teknologi dan ilmu terbaru. Banyak bahaya yang belum dikenal tetapi
saat ini menjadi suatu potensi bahaya besar dalam pekerjaan. Selain itu,
melibatkan pekerja dalam proses analisa potensi bahaya sangat diperlukan. Hal ini
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula
kecelakaan terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan kerja
merupakan kejadian yang tidak terduga dan tidak diinginkan, baik kecalakaan
akibat langsung maupun kecelakaan yang terjadi pada saat pekerjaan sedang
seperti faktor peralatan, lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri. Dalam
suatu pabrik, terkadang ada mesin yang kurang baik, seperti tidak
dilengkapi alat pengaman yang cukup, maka kondisi seperti ini dapat
a. Orang jatuh
d. Terperangkap/terjepit
radiasi
i. Jenis- jenis kecelakan lain yang tidak terkelompok karena kekurangan data
yang cukup
a. Mesin
2) Mesin transmisi
6) Mesin pertambangan
c. Peralatan lain
3) Alat-alat pendingin
6) Perancah (scalfolding)
1) Bahan peledak
3) Keping-kepingan terbang
4) Radiasi
e. Lingkungan kerja
1) Diluar bangunan
2) Di dalam bangunan
3) Di bawah tanah
a. Patah tulang
d. Amputasi dn enukleasi
e. Luka-luka luar
g. Luka bakar
h. Keracunan akut
j. Sesak nafas
l. Akibat radiasi
a. Kepala
b. Leher
d. Lengan
e. Kaki
f. Luka umum
karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar
itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan
2. Faktor manusia
mata dan satu tangan atau satu lengan atau satu kaki.
tubuh hilang atau terpaksa dipotong atau sama sekali tidak berfungsi.
Selain dampak langsung diatas, ada juga dampak kecelakaan kerja secara
(Buntarto, 2015).
menjaga dan memelihara seluruh jaringan pipa milik PGN, baik yang ada di darat
maupun di laut. PT PGAS Solution tidak lepas dari kerja sama antara Perusahaan
dengan pelanggan dan semua sumber daya yang di miliki, oleh karena itu
Kerja (SMK3) sesuai dengan amanat Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 pasal
milik PGN, baik yang berada di darat maupun berada di dasar laut. PGN selalu
terdapat pipa milik PGN masyarakat tidak merasa terancam. PGN memiliki
jam. Oleh karena itu secara rutin melakukan pengecekan melalui kompetensi PT
Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
dengan tempat kerja tersebut (UU Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 1).
1910.146), secara umum, ruang terbatas adalah ruang yang cukup besar dimana
ruang tersebut dan mengerjakan tugasnya disana. Ruang terbatas (confined space)
juga mempunyai keterbatasan dalam jalur masuk maupun keluar, yang tidak
dirancang untuk tempat tinggal atau keadaan dimana satu atau lebih tanda-tanda
berikut ini :
1) Kurang atau tidak tersedianya ventilasi secara alami atau secara mekanis
2) Ventilasi alami yang tidak bagus, sehingga udara yang mengalir adalah udara
yang kotor atau udara yang berpotensi mengendapnya gas berbahaya atau
beracun.
4) Adanya udara yang dapat terbakar atau meledak di dalam ruang terbatas.
8) Tertutupnya atau terhambatnya jalur masuk atau keluar, seperti halnya tangki,
sumur, bejana proses atau boiler, galian,terowongan, ruang bawah tanah, parit air
(manhole), saluran air kotor bawah tanah (sewers), ketel pemanas (boilers),
tungku pembakaran, bak (bins/corong penuang hoppers), ruangan besi, pipa, parit,
didesain memiliki tempat masuk terbatas dan tempat keluar terbatas, ventilasi
alami yang kurang baik yang dapat mengandung dan menghasilkan kontaminan
udara berbahaya, dan tidak dimaksudkan sebagai hunian pekerja secara terus
menerus (National Institute for Occupational Safety and Health atau NIOSH).
1) Cukup luas dan memiliki konfigurasi sedemikian rupa sehingga pekerja dapat
Ada dua kategori ruang terbatas menurut HSE Corporate, 2010, yaitu :
terperangkap di dalamnya atau terhimpit dinding atau lantai yang miring ke bawah
d) Berisi bahan-bahan atau peralatan yang berbahaya secara fisik seperti peralatan
mekanikal, listrik, cairan atau gas, panas atau dingin, atau bahan-bahan yang juga
yang dipasang di sekitar jalan masuk dan keluar sehingga dapat mencegah orang
yang tidak mempunyai izin secara tidak sengaja memasuki Ruang Tertutup
tersebut.
2) Ruang terbatas tanpa diperlukan izin masuk yang mempunyai sifat tidak
menyebabkan kematian atau cedera berat, seperti halnya jatuhnya plafon atau
benda bergerak.
a) Lubang terbuka untuk masuk – keluar dengan garis tengah terkecil 18 inchi.
c) Sulit untuk mengeluarkan commit to user pekerja yang tidak berdaya di dalam
prosedur dan kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya melindungi bekerja dari
bahaya saat memasuki dan bekerja didalam ruang terbatas yang memerlukan ijin
khusus. Hal tersebut berlaku untuk semua orang yang mengurus memasuki dan
Setelah dapat ditentukan bahwa suatu pekerjaan termasuk kategori ruang terbatas,
terkait dengan pekerjaan dalam ruang terbatas menurut HSE Corporate, 2010
adalah :
3) Cairan, gas dan uap mudah terbakar (metana, hidrogen, asetilen, propana, dan
lain-lain).
4) Cairan, gas dan uap beracun : karbon monoksida, hydrogen sulfida, asap dari
(NORM).
18) Ketegangan karena panas (sering beristirahat dan banyak minum air).
19) Asap (uap logam) dari las potong las listrik (sediakan ventilasi yang
Kumpulan uap berbahaya dan uap logam dapat menimbulkan gas inert (gas
mulia) yang dapat membuang commit to user oksigen dari tempat itu.
4) Perbaikan
Corporate, 2010 adalah peralatan khusus yang harus disediakan untuk para
pekerja, dirawat seefektif mungkin dan dipakai dengan cara yang benar.
udara, peralatan penyelamatan darurat, peralatan pelindung diri, lampu jalan tahan
barriers and shields) jika terdapat bahaya kebocoran radiasi dari instrumen,
lampu jalan harus sesuai dengan ketentuan lokasi (classified locations) seperti
yang ditetapkan pada National Electrical Code (NEC), diharuskan tahan percikan
f. Upaya pengendalian terhadap potensi dan faktor bahaya pada ruang terbatas.
potensi bahaya yang ada pada ruang terbatas sehingga tenaga kerja dapat masuk
1) Isolasi energi
2) Ventilasi
Sisa gas yang masih ada di dalam ruang terbatas itu selanjutnya harus
hisap melalui bagian yang terbuka di atas dan di bawah dari ruang terbatas itu.
Jenis Ventilasi :
sebelum orang diizinkan masuk, harus dilakukan dalam ruang terbatas. Uji
commit gas to metana user lebih ringan dari udara, hidrogen sulfida lebih berat
dari udara, risiko kekurangan oksigen. Pengujian gas dilakukan (disaat awal dan
secara terus menerus) untuk memastikan tidak adanya uap atau gas yang bisa
menimbulkan bahaya.
Pekerjaan tidak diizinkan jika ditengarai ada kandungan gas atau ada
saringan bahan bakar (fuel filter), dikarenakan kemungkinan adanya residu yang
Semua area dari ruang kerja harus benar-benar diuji sebelum pekerjaan
dimulai di dalam suatu ruang terbatas. Udara normal memiliki kerapatan (density)
sebesar 1,0. Gas yang lain mengacu pada suatu angka yang lebih tinggi atau lebih
General Industry Standards tentang perlunya alat pelindung diri jika ada
diri baku seperti sarung tangan, topi pelindung kepala, peralatan pernafasan, baju
yang lain-lainnya tidak bisa menghilangkan bahaya, peralatan itu hanya berfungsi
untuk mengurangi akibat dari bahaya yang bisa menimpa pemakai alat pelindung
diri tersebut.
diperlukan apabila udara di dalam ruangan itu berbahaya atau beracun yang
masker dan peralatan pernafasan dengan tangki udara. Disamping itu, alat
g. Persyaratan kesehatan
terbatas dalam keadaan sehat secara fisik dan psikologis dan dinyatakan oleh
4) Gangguan pendengaran
5) Sakit kepala
terbatas
2) Hanya lampu senter yang sudah diklasifikasikan aman atau lampu gantung
3) Setiap pekerja yang akan bekerja di dalam ruang tertutup diharuskan membaca
4) Setiap pekerja yang memasuki ruang tertutup harus mengenakan seluruh APD
yang diperlukan.
5) Sebelum membuka tutup lubang (man hole) dari ruang tertutup, keadaan udara
Valve adalah sebuah katup. Bak Valve adalah tempat penampung valve -
valve yang terpasang dibawah tanah dan berfungsi sebagai penyalur 3 (tiga)
tekanan gas yang berbeda terdiri dari tekanan gas tinggi, menengah dan rendah.
industri dan rumah tangga. Valve adalah sebuah alat yang mengatur aliran tekanan
gas dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran
gas.
Petugas Bak Valve terdiri dari 4 tim dengan 1 tim terdiri dari 3 orang. Bak
Valve tersebar sebanyak 200 titik di seluruh kota Medan. Jam kerja Petugas Bak
Valve dimulai dari jam 08.00-17.00 WIB pada hari kerja yaitu hari Senin sampai
terhadap fasilitas pipa serta pengukuran volume gas yang juga harus
diinformasikan.
11. Pastikan valve dapat berfungsi dengan memutar tuas valve perlahan-lahan,
12. Valve diinspeksi dan di pelihara sesuai dengan petunjuk dari pabrikan.
15. Setelah pekerjaan selesai Gas Control dan petugas terkait harus
Identifikasi Bahaya
Control
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survei yang bersifat deskriptif
pekerjaan.
dikarenakan :
1. Perusahaan gas adalah salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat risiko yang
tinggi di dunia.
2. Adanya kemudahan dan dukungan dari pihak PT PGAS Solution Kota Medan.
Objek yang diteliti adalah proses kerja petugas Bak Valve terdiri dari :
Ramli (2010) untuk menganalisa potensi bahaya dan media foto untuk membantu
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian
yang menggunakan instrumen penelitian yaitu lembar Job Safety Analysis (JSA)
dan dokumentasi.
Kota Medan dan hasil penelitian yang berkaitan dengan JSA. Data sekunder yang
a. Data Pedoman Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Pekerjaan Jasa Operasi dan
Kerja.
dilakukan.
Analisis data dilakukan untuk melihat potensi bahaya yang ada pada
(Control), kemudian dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk narasi yang telah
yang hadir dan siap meneruskan energi baik ke area yang lebih luas lagi, sehingga
keramahan energi ini dapat menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat dan
yang siap terjun secara langsung untuk memastikan bahwa energi ini dapat sampai
kegiatan-kegiatan berikut:
Solution memiliki slogan “Service for Excelence”, visi nya adalah menjadi
daya yang kuat, Jaringan kerjasama yang luas & tata kelola perusahaan yang baik
disetiap bidang.
jawab.
PGAS Solution
upaya pengendalian
dibawah ini:
Solution memiliki tim HSSE (Health Safety Security and Environment) yang
kecelakaan di tempat kerja, dan semua tim dapat bekerja dengan damai dan
Kecelakaan.
Kesehatan Kerja
Environment Management :
Pekerjaan yang dipilih untuk dianalisa adalah perawatan sistem Bak Valve
karena memiliki potensi kecelakaan yang berbahaya terhadap petugas Bak Valve.
Tabel 4.2 Menguraikan Pekerjaan (Job Breakdown) pada petugas Bak Valve
akan diidentifikasi dan selanjutnya akan diberikan pengendalian atau control yang
5.1 Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Pekerjaan Bak Valve
terhantam kendaraan yang melintas, terinjak benda tajam seperti paku, kaca dan
lain-lain, petugas berpotensi terjatuh akibat jalanan yang licin. Potensi bahaya ini
dapat terjadi karena kurang hati-hati dalam bekerja hal ini sesuai dengan
Suma’mur (2009) bahwa faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan kerja sangat
kerja di sebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia (unsafe human act).
potensi bahaya tersebut dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Alat
pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan
bahaya atau hazard di tempat kerja. APD yang dapat digunakan petugas Bak
Valve adalah sepatu safety, helm safety, masker dan sarung tangan. Sepatu safety
disekitar lokasi Bak Valve, helm safety berguna untuk melindungi bagian kepala
petugas Bak Valve dari benturan benda keras pada saat terjatuh atau tergelincir,
kecelakaan lalu lintas pada petugas Bak Valve adalah dengan memasang rambu-
membuat pengendara menjadi lebih hati-hati ketika melintasi daerah sekitar Bak
Valve.
pasang hanya segitiga pengaman pada saat bekerja. Untuk itu disarankan petugas
temukan banyak benda-benda tajam seperti paku, kaca dan lain-lain yang
berpotensi terinjak oleh petugas. Hal ini di sebabkan karena petugas Bak Valve
tidak berhati-hati saat menyapu dibagian area tutup Bak Valve. Sesuai dengan
teori Domino Effect oleh Heinrich (2012) penyebab kasus kecelakaan kerja
berasal dari faktor kelalaian manusia sebesar 88% (unsafe action) meliputi dari
sikap dan tingkah laku yang kurang baik, kurang pengetahuan dan keterampilan
atau keahlian.
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sepatu safety, sarung tangan dan
masker.
Potensi bahaya pada proses kerja ini adalah petugas tertimpa alat kerja
Block, tangan terkilir akibat menarik Chain Block. Hal ini di sebabkan metode
kerja yang salah dalam mengeluarkan alat kerja dan penggunaan alat pada saat
bekerja. Sependapat dengan Sahab dalam Hayati (2009) metode kerja atau cara
kerja yang salah dapat membahayakan pekerjanya itu sendiri maupun orang lain
disekitarnya.
membuka tutup Bak Valve adalah menggunakan APD seperti sarung tangan dan
sepatu safety, dan bekerja sesuai instruksi kerja perusahaan. Memeriksa Chain
Block bersih dari korosi dengan tujuan apabila Chain Block tersebut terdapat
korosi maka akan berpotensi Chain Block terlepas dan tutup Bak Valve menimpa
petugas.
Potensi bahaya saat mendeteksi kebocoran gas pada Bak Valve adalah
keracunan gas dan luka bakar akibat ledakan gas. Salah seorang petugas Bak
Valve menyatakan bahwa petugas Bak Valve pernah pingsan akibat keracunan
gas.
ada sumber api di sekitar lokasi kerja (tidak ada yang merokok, tidak ada yang
menggunakan pemantik api dan lain-lain untuk menghindari ledakan akibat gas).
Potensi bahaya pada proses pekerjaan ini adalah keracunan gas, pingsan
berkarat, tangan terkilir akibat valve yang macet, dan tangan terjepit akibat valve
yang macet. Hal ini di sebabkan karena kondisi peralatan kerja yang tidak aman.
Sesuai dengan teori Domino Effect oleh Heinrich (2012) penyebab kasus
kecelakaan kerja berasal dari faktor kelalaian manusia sebesar 88% (unsafe
lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan, cara kerja (unsafe condition).
Bak Valve dikategorikan dalam ruang kerja terbatas (Confined Space) sesuai
(2012) bahwa pekerjaan ruang terbatas mempunyai potensi bahaya besar dengan
kondisi tidak ada ventilasi alami yang tidak bagus, sehingga udara yang mengalir
adalah udara yang kotor atau udara yang berpotensi mengendap gas berbahaya
atau beracun.
ini adalah petugas Bak Valve menggunakan APD seperti masker, sarung tangan
Bodyharnees terpasang kuat pada badan ditujukan kepada petugas Bak Valve agar
Potensi bahaya pada proses kerja ini adalah petugas terkena kotoran dan
debu, terendam air akibat dinding yang bocor, terpeleset akibat dinding yang licin,
Adapun potensi bahaya lainnya adalah ketika Chain Block terlepas dan
menimpa bagian kepala petugas yang memeriksa kondisi dinding Bak Valve
dengan posisi badan di tahan oleh Chain Block. Berdasarkan artikel dari
barang dari kapal ke darat dengan menggunakan kren katrol baja, tiba-tiba rantai
pemegang katrol putus dan kepala katrol mengarah ke petugas tersebut dan
dunia.
Alat Pelindung Diri (APD) sepeti masker untuk mencegah petugas mengalami
sesak nafas dan mencegah petugas terhindar dari kotoran dan debu pada saat
bekerja. Memakai APD seperti helm safety, body hardnees, sepatu safety untuk
mencegah petugas terkena benturan dan kejatuhan benda berat yang dapat
bahwa petugas hanya melakukan tindakan menguras air pada saat kondisi Bak
Valve terendam air maka untuk itu disarankan agar melapisi dengan semen pada
dinding dalam Bak Valve untuk mencegah terjadinya kebocoran atau rembesan air
Potensi bahaya yang terdapat pada proses kerja ini adalah tertimpa tutup
Bak Valve, terjepit Chain Block, terkilir, terjepit tutup Bak Valve. Hal ini di
Sesuai dengan Sahab dalam Hayati (2009) metode kerja atau cara kerja yang salah
Tindakan pengendalian bahaya pada proses kerja menutup tutup Bak Valve
adalah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm safety untuk
safety, sepatu safety untuk mencegah terkilir pada bagian tangan dan kaki, sepatu
safety disarankan untuk mencegah apabila tertimpa benda berat seperti tutup Bak
Valve dan petugas Bak Valve bekerja sesuai dengan istruksi kerja perusahaan.
6.1 Kesimpulan
analisa potensi bahaya pada proses pekerjaan perawatan pada Bak Valve PT
1. Potensi bahaya yang paling berisiko terdapat pada proses kerja mendeteksi
kebocoran gas pada Bak Valve yaitu keracunan gas dan luka bakar akibat ledakan
gas.
kondisi pipa dan katup-katup, dan pemeriksaan dinding dalam Bak Valve.
3. Potensi bahaya yang dianalisa pada proses perawatan pada Bak Valve rata-rata
disebabkan oleh lingkungan, alat kerja yang tidak aman untuk petugas dan
kelalaian petugas pada saat bekerja (Unsafe Condition & Unsafe Action).
6.2 Saran
peneliti menyarankan:
safety, masker, kacamata, sarung tangan, sepatu safety, coverall anti flame.
3. Disarankan untuk melapisi dinding dalam Bak Valve dengan semen untuk
4. Tetap mengikuti instruksi kerja yang ditetapkan oleh PT PGAS Solution bagian
Anwar, Ratih P., Muyanja, Senyonga., 2007. Publikasi ILO : Kertas Kerja No.
254, Mengembangkan Hubungan Industrial yang Baik pada
Industri Minyak dan Gas di Indonesia.
http://embargo.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---
ilo-jakarta/documents/publication/wcms_123676.pdf
Cipto, T., 2010. Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job
Safety Analysis (JSA) Pada Bagian Produksi di PT PP LONSUM
INDONESIA. Skripsi : Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU.
Hidayat, Benny, Rudy Ferial, dan Novia Anggraini. 2016. Kecelakaan Kerja
Proyek Konstruksi di Indonesia Tahun 2005-2015: Tinjauan Content
Analysis dari Artikel Berita. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Heinrich, H. W. & Petersen, D. & Roos, N. 2012. Industrial Accident
Prevention. New York: McGraw-Hill.
PGN-Solution.2016. http://www.pgn-solution.co.id/distribusi.php
Siahaan, H.2009., Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Elex Manajemen Resiko Pada
Perusahaan dan Birokrasi Media Komputindo.
Riedley, J., 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi ketiga, Jakarta:
Erlangga.
The Health and safety Executive united kingdom (HSE) UK. (2010).
Understanding ergonomic at work: reduce accidents and ill health
and increase productivity by fitting the taks to the worker.
6 Pemeriksaan
dinding dalam
Bak Valve
Terkena kotoran Mengunakan APD
Dokumentasi
Gambar 1
Petugas Bak Valve sedang mengikat tutup Bak Valve Pada Chain Block