SKRIPSI
OLEH
DAMAYANTI NATALIA
NIM: 121000160
OLEH
DAMAYANTI NATALIA
NIM: 121000160
Damayanti Natalia
ii
Confined Space Entry memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi yang
dapat membahayakan keselamatan pekerja yang melakukan pekerjaan didalamnya
sehingga diperlukan upaya pencegahan untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penerapan manajemen risiko
K3 pada pekerjaan di confined space entry.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode deskriptif.
Metode pengambilan data menggunakan data sekunder kemudian dianalisis secara
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua orang yang terlibat dalam
pekerjaan confined space entry. Pengambilan sampel dengan cara total population
sampling.
Implementasi manajemen risiko PT. Multimas Nabati Asahan dalam
bentuk Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Di dalam dokumen tersebut berisi aktivitas
pekerjaan, bahaya, penilaian risiko serta pengendalian risiko.
Penerapan manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada
pekerjaan confined space entry telah sesuai dengan klausul 4.3.1 OHSAS 18001.
Dalam identifikasi bahaya telah dibuat izin kerja, izin memasuki ruang terbatas
dan JSA sebagai upaya pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan. Penilaian risiko
yang diterapkan telah menggunakan skala probability dan severity namun untuk
skala tingkat risiko tidak ada tersedia. Pengendalian risiko yang dilaksanakan
yaitu melakukan isolasi pada tangki, memasang blower dan membuka manhole
tangki, melakukan rotasi kerja, mengamankan tabung argon untuk pengelasan,
dan menggunakan APD berupa helm safety, cap las, sarung tangan, sepatu safety
dan safety body harness.
Disarankan pada departemen EHS untuk menyediakan seorang petugas
madya, melakukan pemeriksaan gas berkala, membuat matriks tingkat risiko dan
menyediakan dan mewajibkan pekerja menggunakan ear plug, masker, dan baju
las tahan api.
iii
Confined Space Entry has very high potential hazards that could harmful
the safety of workers who perform work in it so that the prevention effort to avoid
accidents. The purpose of this research is to determine how the application of risk
management occupational safety and health at work in confined space entry.
This research is survey research with descriptive method. The method of
collecting data is use secondary data then will analyzed descriptively. The
research population is everyone involved in the work of the confined space entry.
Sampling by total population sampling.
The implementation of risk management PT. Multimas Nabati Asahan in
the form Identification of Aspect and Impact Environment Occupational Health
and Safety. Inside the document contains work activities, hazards, risk assessment
and risk control.
Application of risk management safety and health at work of confined
space entry in accordance with clause 4.3.1 of OHSAS 18001. In hazard
identification has created a work permit, permission to enter the confined space
and the JSA as prevention of accidents at work. The risk assessment has been
applied using a scale of probability and severity, but to scale the level of risk was
not available there. Implemented risk control is to do the isolation on the tank,
install the blower and open the tank manhole, do job rotation, securing the tube
argon for welding, and use of PPE such as safety helmets, welding cap, gloves,
safety shoes and safety body harness.
Suggested to EHS department to provide a mid-level officers, conduct
periodic inspection of gas, making matrix level of risk and provide and require
workers to use ear plugs, gas masks, and gowns welding fireproof.
iv
Puji dan syukur kepada Allah Tritunggal yang selalu memberikan kasih
Confined Space Entry di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung tahun
2016”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sumatera Utara.
dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat berperan dalam penyelesaian skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-
tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku kepala Departemen Keselamatan dan
arahan, saran dan kritik yang membangun dalam proses penyusunan skripsi.
4. Eka Lestari Mahyuni, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
skripsi.
6. Umi Salmah SKM., M.Kes selaku penguji skripsi penulis, yang telah bersedia
skripsi.
9. Bapak Ridwan Brandes selaku Head of Bussines Unit PT. Multimas Nabati
Asahan, bapak dr. Roganda Silaban sebagai HoD Departemen EHS, bapak
berdiskusi dan arahan saat di lapangan sehingga skripsi ini bisa selesai
dengan baik.
10. Seluruh anggota departemen EHS PT. Multimas Nabati Asahan (Bapak
vi
adik-adik tersayang Andrey Cristofer dan Albert Irvan Tri Anggara yang
selalu memberikan doa, semangat dan dukungan baik moral maupun materi
12. Karl Frizts Pasaribu, sosok yang memiliki banyak peran bagi penulis. Terima
kasih untuk selalu mengajarkan kesabaran dan arti berserah penuh pada
Tuhan. Beside my family, you are the one who mean a lot to me, Dear.
13. Teman-teman seperjuangan skripsi Nova, Priska, Hanna, Andy, Dolli dan
Joanita.
14. Teman-teman KTB Palmarum & Hananya (Ka Donna Purba, Pesta
Simanjuntak, Yuli Sipayung, Ovilia Sinamo dan Aruni) terima kasih untuk
setiap doa, pengalaman hidup, dan firman yang selalu kita bagikan untuk
Kezia Pakpahan, Rika Pakpahan dan Via Purba) terima kasih untuk doa dan
16. Sahabat dan sepupu terkasih Harmonika 70, Frisca Sianturi, Veronica Sirait
18. Keluarga Mulawari (Henny Afika, Ka Ita Sitepu, Rima Mustika, Widy
Siregar, Sri Rahayu, Ka Dhani, Fitri, Ratih Lestari, Jestrina Pakpahan, Dewi
vii
19. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk
Damayanti Natalia
viii
ix
xi
Tabel 4.6 Form Job Safety Analysis (JSA) Pekerjaan Fabrikasi Pemasangan
Tabel 4.7 Form Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya
Tabel 5.2 Penilaian Risiko Pekerjaan Fabrikasi Pemasangan Pipa Steam Coil 95
xii
xiii
xiv
xv
Pendidikan Formal
16
xvi
PENDAHULUAN
Dewasa ini aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah menjadi
isu global yang berpengaruh terhadap perdagangan dan arus barang antar negara.
Isu keselamatan dan kesehatan kerja menjadi salah satu hambatan non tarif dalam
sistem perdagangan dunia di samping isu lingkungan, produk bersih, hak asasi
manusia, pekerja anak dan pengupahan. Mengantisipasi hal ini, pemerintah telah
Kesehatan Kerja yang dikenal dengan SMK3. Pada PP RI nomor 50 tahun 2012
dari manajemen risiko. Konsep manajemen risiko adalah mengelola risiko dengan
segala upaya baik bersifat teknik maupun administratif, agar risiko menjadi hilang
atau minimal sampai ke tingkat yang dapat diabaikan karena tidak lagi
selanjutnya disebut dengan confined space, tidak bisa dihindari karena beberapa
operasi sejenis lainnya. Selain itu, pekerja masuk ke dalam confined space juga
bukan merupakan suatu pekerjaan rutin atau terjadwal. Beragam jenis industri,
dari bahan kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas,
uap, asap, debu dan sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain berupa
terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang berlebihan, suhu
yang ekstrem, terjebak atau terliputi (engulfment) maupun risiko fisik lainnya
yang timbul seperti kebisingan, permukaan yang basah atau licin dan kejatuhan
benda keras yang terdapat di dalam ruang terbatas tersebut yang dapat
Terbatas, 2006).
beberapa kecelakaan terkait confined space, diketahui bahwa kematian sering kali
menjadi dampak bahaya. Korbannya bukan hanya pekerja yang bekerja langsung
profesional, ikut menjadi korban. Risiko pada pekerjaan confined space memang
2012).
pekerja yang memiliki confined space di area kerjanya. Dari jumlah tersebut,
sekitar 1,6 juta pekerja masuk dan melakukan pekerjaan di confined space setiap
confined space per tahunnya dan terdapat 6000 luka serius yang menyebabkan
kecelakaan kerja pada confined space. Rata-rata 96,2 kematian per tahun atau 1,85
kematian per minggu. Hal itu berarti bisa dikatakan bahwa setiap 4 hari terjadi 1
kejadian kematian. Data ini tidak mencakup semua insiden yang mengakibatkan
cedera serius atau penyakit. Angka kejadian ini terjadi pada 28 negara yang
melibatkan hampir setiap kelompok usia. Lebih dari 61% dari insiden (298 orang)
kerja dan pada tahun 2015 terdapat 105.182 kasus kecelakaan kerja.
belum ada data yang komperhensif. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi cukup
bidangnya.
yang terjadi dalam tahun 2010-2011 di sektor industri minyak dan gas bumi.
Pertama, pada 31 Mei 2010, terjadi di sebuah industri migas hulu milik
pekerja memasuki tangki yang berisi cairan pembersih sumur (completion fluid),
meninggal dunia dan 1 pekerja berhasil diselamatkan. Kejadian kedua terjadi pada
tanggal 9 April 2011 di sebuah industri migas hulu yang terletak di Kabupaten
confined space berikutnya terjadi di Cilacap, Jawa Tengah pada sebuah Refinery
Unit milik perusahaan migas pemerintah. Kecelakaan tersebut terjadi pada saat
fatality pada 3 orang pekerja dan 4 pekerja lainnya kritis. Dari beberapa kejadian
kecelakaan kerja terkait confined space di atas, terlihat bahwa fatality atau bahkan
multiple fatality sering kali menjadi dampak dari kesalahan dalam mengenali dan
dalam confined space secara efektif, perlu diterapkan aturan serta program
pengendalian dan penilaian bahaya. Jika tidak bisa dibuat aman bagi pekerja
walaupun tindakan pencegahan telah diambil, maka pekerja tersebut tidak boleh
masuk ke dalam confined space hingga keadaan aman untuk dimasuki dengan
alat-alat tambahan. Data kecelakaan kerja terkait confined space diatas terjadi di
Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 yang diintegrasi dengan ISO
9000 dan ISO 14001. Dan dalam melakukan manajemen risiko menggunakan
metode HIRARC.
industri agribisnis yang terdiri dari pengolahan minyak sawit kasar (Departemen
Refinery), unit pengolahan inti sawit (Palm Kernel Plant), dan unit pengolahan
kelapa sawit (Departemen Pabrik Kelapa Sawit) yang dikelola secara terpisah.
Terdapat 16 departemen dan 64 Section yang terdiri dari ratusan confined space
tangki atau perbaikan dan lainnya. Pekerjaan di confined space dilakukan hampir
setiap hari.
permukaan menjadi bersih dan kasar. Pekerjaan ini dilakukan oleh lima orang
hanya ada satu orang yang ahli dalam pekerjaan tersebut, pekerja ini melakukan
pekerjaan di dalam tangki over time/lebih dari 8 jam per hari. Waktu yang
berlebihan ini sangat beresiko terhadap kesehatan pekerja yang terus menerus
Dari pekerjaan ini dapat dinyatakan bahwa risiko pekerjaan confined space
memiliki risiko bahaya yang tinggi, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti
keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan confined space entry di PT.
pada pekerjaan confined space entry di PT. Multimas Nabati Asahan tahun 2016.
confined space entry PT. Multimas Nabati Asahan. Hasil dapat digunakan sebagai
risiko keselamatan dan kesehatan kerja terkait pekerjaan confined space agar lebih
baik.
TINJAUAN PUSTAKA
mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan
seluruh aset produksi agar terhindar dari kecelakaan kerja atau kerugian lainnya
atau penyakit yang mungkin dialami oleh tenaga kerja akibat pekerjaan/tempat
Dalam Sucipto (2014) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu usaha
dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari risiko kecelakaan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
antara lain:
Nasional
Jaminan Sosial
Kesehatan Kerja
Ambang Batas (NAB) Faktor Fisik dan Kimia dan berbagai peraturan
seperti Asia Free Trade Area (AFTA) yang berlaku tahun 2003, Asia Pacific
tahun 2020, dan sebagainya mensyaratkan dunia usaha untuk melakukan berbagai
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi isu global dan sangat penting.
dikaitkan dengan isu perlindungan tenaga kerja dan hak asasi manusia serta
kepedulian terhadap lingkungan hidup. Sehingga mau tidak mau industri yang
ingin produknya laku pasar harus memenuhi syarat K3. Oleh karena itu penerapan
K3 sebagai bagian dari operasi perusahaan merupakan syarat yang tidak dapat
diabaikan dalam proses produksi untuk dapat mencapai efisiensi dan produktivitas
perdagangan.
penting yang harus mendapat perhatian. Khususnya standar keselamatan kerja alat
keperluan dan kegiatan. Konsep manajemen risiko juga telah dikembangkan oleh
digunakan dan diaplikasikan untuk berbagai jenis risiko atau bidang bisnis seperti
and structures that are directed towards realising potential opportunities whilst
managing adverse effects – suatu budaya, proses dan struktur yang ditujukan ke
arah penyadaran terhadap peluang kemungkinan terjadinya efek lebih lanjut yang
merugikan.
Gambar 2.1 Proses Manajemen Risiko Mengacu pada Risk Management Standard
AS/NZS 4360
inti yang disebutkan dalam klausul 4.3.1 (The organization shall establish and
mengelola risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan
Karena itu dalam klausul 4.3.1 dalam sistem manajemen K3 adalah mengenai
bagian yaitu Hazard Identification, Risk Assessment dan Risk Control, biasanya
keselamatan kerja, pada bab III pasal 3 mengenai syarat-syarat keselamatan kerja
prosedur kerja
menunjukkan dan menjelaskan kepada karyawan tentang cara-cara dan sikap yang
tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 7
poin 2 bahwa dalam menyusun kebijakan SMK3 pengusaha paling sedikit harus
(Occupational Health and Safety Assesment Series) 18001 adalah bagian dari
organisasi;
manajemen K3;
ditetapkan;
persyaratan-persyaratan ini.
(klausul 4.4.1)
organisasi
kerja
untuk:
yang relevan.
(klausul 4.5.3.2)
berkelanjutan.
mutu (ISO 9000) dan lingkungan (ISO 14001). Elemen implementasi dari sistem
berikut:
8. Pendokumentasian.
9. Pengendalian Dokumen.
Pencegahan.
Sebagai suatu kesisteman, semua elemen tersebut harus saling terkait dan
dan kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan
untuk penyusunan objektif dan target K3 yang akan dicapai, yang dituangkan
dan Kesehatan Kerja. Menurut Ramli (2010) bahaya adalah segala sesuatu
cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Karena hadirnya bahaya
sebagai segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian, baik dalam bentuk
cedera atau gangguan kesehatan pada pekerja maupun kerusakan harta benda
antara lain berupa mesin, alat, properti, termasuk proses produksi dan lingkungan
Bahaya yang berasal dari tubuh pekerja, yaitu kapasitas kerja dan status
kesehatan pekerja.
Bahaya lingkungan kerja dapat berupa faktor fisik, kimia dan biologik yang
Kerja (PAK) seperti bahaya mekanik, bising, getar, suhu ekstrem panas,
pengion.
b. Bahaya Kimia : Bahaya yang bersumber dari bahan kimia, serti gas-gas
akibat kerja (PAK), dari jenis flu biasa sampai SARS bahkan HIV AIDS
golongan faktor biologik serta pekerja berisiko terpajan antara lain virus
4. Bahaya Ergonomi
Bahaya yang terkait dengan kondisi pekerjaan dan peralatan kerja yang
Bahaya yang terkait dengan beban kerja, stress kerja atau kondisi sosial di
lingkungan kerja. Contohnya adalah faktor stres kerja berupa beban kerja
manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah suatu teknik komprehensif untuk
mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan, alat, atau sistem. Dengan
mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, kita dapat lebih berhati-hati, waspada
2010).
macam diantaranya daftar periksa dan audit atau inspeksi K3, Preliminary
Hazards Analysis (PHA), Fault Tree Analysis (FTA), What If Analysis (ETA),
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Hazards and Operability Study
(Hazops), Task Risk Analysis (TRA), Job Safety Analysis (JSA) (Ramli, 2010).
Dari beberapa teknik identifikasi bahaya diatas, salah satunya adalah Job
memasang AC, melepas saringan, mengganti ban serep dan lainnya. Hal ini
sejalan dengan pendekatan sebab kecelakaan yang bermula dari adanya kondisi
atau tindakan tidak aman saat melakukan suatu aktivitas. Karena itu dengan
berikut :
4. Pekerjaan yang rumit atau komplek dimana sedikit kelalaian dapat berakibat
Kajian Job Safety Analysis (JSA) terdiri atas lima langkah sebagai berikut:
Pekerjaan :
Langkah 1. :
Potensi Risk Matrix Pengendalian Tanggung
Konsekuensi Saran
Cedera S L RR yang ada Jawab
yang bertujuan untuk mengevaluasi besarnya risiko serta skenario dampak yang
1. Analisis Risiko
sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap
telah ditetapkan atau standar dan norma yang berlaku untuk menentukan apakah
risiko tersebut dapat diterima atau tidak. Jika risiko dinilai tidak dapat diterima,
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisis risiko baik
1. Teknik yang digunakan sesuai dengan kondisi dan kompleksitas fasilitas atau
pengendalian risiko.
Dalam AS/ NZS 4360 (2004), tipe analisis risiko akan bergantung dari
serta besaran biaya analisis (dari kecil hingga besar) adalah kualitatis, semi
gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat dilakukan analisis semi
kuantitatif untuk lebih merinci level risiko yang ada. Berikut penjelasan mengenai
1. Analisis Kualitatif
Pada tipe analisis ini digunakan bentuk kata sebagai skala deskriptif untuk
menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya, dapat
dikategorikan menjadi risiko rendah (low risk), risiko sedang (medium risk), risiko
tinggi (high risk). Metoda ini bersifat kasar, karena tidak jelas perbedaan antara
tingkat risiko rendah, medium atau tinggi. Hanya sekedar kata-kata sehingga
pembaca atau pihak terkait masih harus mereka-reka dan menafsirkan sendiri
penilaian risiko sebagai alat bantu untuk menentukan nilai risiko yang ada.
Konsekuensi Tidak
Minor Sedang Major Bencana
penting
(2) (3) (4) (5)
Probability (1)
Hampir pasti (A) S S H H H
Mungkin (B) M S S H H
Sedang (C) L M S H H
Tidak mungkin
L L M S H
(D)
Jarang (E) L L M S S
Sumber :
Namun nilai ini tidak bersifat absolut. Misalnya risiko A bernilai 2 dan risiko B
bernilai 4. Dalam hal ini, bukan berarti risiko B secara absolut dua kali lipat dari
risiko A.
Pada tipe analisis ini, setiap skala kualitatif diberi nilai. Setiap nilai yang
3. Analisa Kuantitatif
atau konsekuensinya dengan data numerik dimana besarnya risiko tidak berupa
Teknik kuantitatif digunakan jika potensi risiko yang dapat terjadi sangat
besar sehingga perlu kajian yang lebih rinci. Misalnya untuk menentukan lokasi
dan mendalalm untuk menggambarkan dampak radiasi yang dapat timbul jika
2. Evaluasi Risiko
atau tidak dan menentukan prioritas risiko. Peringkat risiko dangat penting
yaitu:
bersifat konsep dan perencanaan, maka pada tahap ini seudah merupakan realisasi
risiko yang lebih spesifik untuk bahaya K3 dengan pendekatan sebagai berikut:
1. Eliminasi
dibersihkan, mesin yang bising dimatikan. Cara ini sangat efektif karena
Karena itu, teknik ini menjadi pilihan utama dalam hirarki pengendalian
risiko.
2. Subtitusi
bahan, sistem atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau
kimia berbahaya dalam proses produksi diganti dengan bahan kimia lain
yang lebih aman. Bahan kimia CFC untuk AC yang berbahaya bagi
lingkungan.
Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada
memasang sistem ventilasi yang baik. Bahaya pada mesin dapat dikurangi
4. Pengendalian Administratif
dengan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja
bagi semua. Manajemen harus memperoleh informasi yang jelas mengenai semua
risiko yang ada dibawah kendalinya. Demikian pula dengan para pekerja, perlu
diberi informasi yang jelas mengenai semua potensi bahaya yang ada di tempat
aman. Pihak lainpun, seperti pemasok, kontraktor dan masyarakat sekitar aktivitas
perusahaan juga perlu mendapat informasi yang jelas tentang kegiatan perusahaan
dan potensi bahaya yang dapat timbul dan akan membawa pengaruh terhadap
keselamatannya.
prinsipnya monitor dan review atau telaah ulang dan selanjutnya dilakukan
standar baik pada tingkat nasional maupun internasional. Standar sistem mutu
tersebut dirumuskan untuk digunakan di industri tertentu atau dapat pula dibuat
secara umum, yang dapat diterapkan untuk semua industri ataupun perusahaan
panitia tekniknya menghasilkan suatu seri standar sistem mutu, yang dikenal
sebagai seri ISO 9000. Seri ISO 9000 diturunkan, melalui prinsip konsensus, dari
membuat suatu sistem untuk mengelola mutu produk di pabrik. Tujuannya adalah
penggunaan sistem mutu yang sesuai, yaitu masing-masing ISO 9001, 9002 atau
9003. ISO 9001 digunakan bila kesesuaian dan persyaratan tertentu dijamin oleh
pemasok untuk seluruh alur proses mulai dari desain, produksi, instalasi, dan
ditentukan dijamin selama produksi dan instalasi. Model ini khususnya cocok
spesifikasi yang telah ada. ISO 9003 digunakan untuk situasi dimana kamampuan
pemasok hanya dijamin pada penilikan dan uji akhir. Model ini cocok untuk
Sertifikasi atas ISO 9000 mempunyai arti bahwa sistem manajemen mutu
yang sesuai dengan standar ISO 9000 yang dipilih (Hadiwiardjo, 2000). Biasanya
sertfikat dapat dikeluarkan oleh badan sertifikasi (pihak eksternal) dalam waktu 1
bulan, setelah lulus dalam penilaian audit. Setelah mendapat sertifikat, sistem
badan sertifikasi, biasanya 6 bulan sekali, untuk memastikan bahwa sistem mutu
memenuhi persyaratan, sertifikat bisa dicabut kembali. Dan, setiap 3 tahun sekali
aktual yang relevan. Dengan menggunakan kaji awal lingkungan dan daftar
yang dinyatakan, dan menunjukkan ketaatan tersebut kepada orang lain, yang
pasar-pasar „canggih‟ lainnya. ISO 14000 akan sangat relevan bagi mereka yang
menjual ke pasar pengadaan barang bagi masyarakat Uni Eropa, bagi mereka yang
memasarkan produk dan jasa yang didukung oleh akreditasi lingkungan. Karena
keterkairan yang sangat besar terhadap ISO 14000 di Eropa, Amerika Serikat, dan
sistem ISO 9000 akan menemukan bahwa standar lingkungan baru lebih mudah
diterapkan ketimbang mereka yang belum menerapkan ISO 9000 (Rothery, 2000).
1. Cukup luas dan memiliki konfigurasi sedemikian rupa sehingga pekerja dapat
2006).
Pintu atau jalan keluar masuk bagi pekerja pada ruang terbatas sangat sempit
atau terbatas, terutama dari segi ukuran atau lokasi. Pintu atau jalan keluar
40 cm dan sulit untuk melakukan gerakan secara bebas bagi pekerja yang
membawa keluar atau masuk peralatan kerja, khususnya alat pelindung diri
dengan kondisi udara yang berbahaya, atau peralatan bantu lainnnya yang
diperlukan bagi tim penyelamat. Namun demikian, pada beberapa kasus pintu
akses dari atas pada ruang terbatas cukup luas, seperti ruang kapal,
excavation, dll. Akses melalui pintu atas pada ruang terbatas mungkin akan
kali kondisi tersebut justru menyulitkan untuk penyelamatan diri pada saat
Udara dalam ruang terbatas mungkin tidak dapat bergerak ke dalam dan ke
luar ruangan terbatas (confined space) secara bebas, maka udara dalam ruang
Sebagian besar ruang terbatas tidak didesain untuk pekerja memasuki dan
bahaya udara seperti : kadar oksigen di udara; karakteristik gas atau uap air
ruang terbatas, seperti pada tabel dibawah. Klarifikasi ruang terbatas tersebut
Oksigen 16% atau kurang* 16,1% s/d 21,9 %* 19,5% s/d 21,4%
(122 mmHg) atau (122-147 mmHg) (148-163 mmHg)
>25% (190 atau 21,5% s/d
mmHg) 25% (163-190
mmHg)
Karakteristik 20% atau lebih 10% s/d 19% LFL 10% LFL atau
Flamibilitas dari Lower kurang
Flammability
Limit (LFL)
sumur (wells), lubang untuk manusia (manholes), tangki (tanks), gudang makanan
hewan yang kedap udara (silo), parit bawah jalan raya (culverts), kubah (vaults),
tempat peluncuran peluru kendali (di bawah tanah),vat (sebuah vessel besar yang
memberikan pertolongan kepada pekerja yang cidera atau pingsan dari ruang
terbatas, dan jenis pekerjaan lainnya yang mengharuskan masuk ke dalam ruang
terbatas.
Bahaya yang dapat terjadi dalam suatu ruang terbatas adalah kekurangan
oksigen serta kualitas udara yang buruk; bahaya kebakaran : kemungkinan adanya
ledakan karena liquid dan gas, bahaya karena bahan kimia; bahaya kecelakaan
seperti bagian peralatan yang bergerak, terbelit, tergelincir, atau jatuh; pergeseran
atau jatuhnya alat berat; radiasi, bahaya biologis dan lainnya (Hadipoetro, 2014).
berwenang.
2. Identifikasi dan evaluasi bahya dalam ruang tersebut sebelum dimasuki oleh
pekerja.
7. Menyediakan jalur untuk pejalan kaki, kendaraan atau penghalang lain yang
baik.
pekerja dapat melihat dengan jelas dalam bekerja dan untuk keluar
secepatnya dari ruangan, dalam keadaan gawat darurat, peralatan lain seperti
tangga diperlukan agar petugas utama dapat keluar masuk ruang dengan
peralatan lain yang diperlukan untuk keluar masuk dengan aman dari ruang
tersebut.
10. Sedikitnya terdapat satu orang petugas madya wajib ada di luar ruangan
(Identifikasi Risiko)
Bahaya)
METODE PENELITIAN
yang terjadi dalam populasi tertentu dan untuk membuat penilaian terhadap suatu
(Notoatmodjo, 2010).
Nabati Asahan Kuala Tanjung. Waktu penelitian dilaksanakan pada Februari 2016
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang terlibat dalam
pekerjaan di Confined Space Entry yang terdiri dari HSE Supervisor, Safety
3.3.2 Sampel
population sampling atau sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sering juga diartikan sampel
45
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2015). Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari HSE Supervisor, Safety Officer, foreman dan pekerja.
entry, profil perusahaan, Surat Izin Kerja Confined Space, Standard Operational
Procedure pekerjaan confined space entry, dan studi literatur mengenai confined
space.
untuk mengelola risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat
bisnis perusahaan.
2. Confined Space Entry adalah lokasi kerja yang mempunyai akses keluar
masuk yang terbatas, tidak dirancang untuk tempat kerja terus-menerus, dan
HASIL PENELITIAN
bergerak dalam industri minyak kelapa sawit dan merupakan bagian dari Wilmar
International, Ltd yang telah beroperasi sejak 9 September 1996. Pada awalnya
PT. Multimas Nabati Asahan hanya mendirikan satu plant (department) dengan
kapasitas 1500 ton per hari. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus
meningkat, pada tahun 1999 PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua
dengan kapasitas produksi 1000 ton per hari. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri
dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS), unit pengolahan minyak sawit kasar (Refinery),
unit pengolahan inti kelapa sawit (Crude Palm Kernel Oil Plant), unit pengolahan
produk turunan minyak kelapa sawit dan Power Plant sebagai sumber energi
yang berlokasi di Jl. Access Road Dusun IV Tanjung Permai Desa Kuala Tanjung
ini memiliki batas wilayah yaitu sebelah timur berbatasan dengan PT. Citra Mill,
sebelah barat dengan lahan pertamina, sebelah utara dengan selat malaka, dan
101
48
Universitas Sumatera Utara
49
sebelah selatan dengan Jalan Access Road Dusun IV Tanjung Permai (Laporan
75% ekspor ke Eropa, China, Singapura, Korea, Vietnam, New Zealand, Timur
Tengah dan Saudi Arabia. Persentase pemasaran lokal sebesar 25% pemasaran
dalam negeri, produk yang dipasarkan berupa minyak goreng dengan merek
dagang Sania Royale, Fortune dan Sovia (Laporan Kegiatan Panitia Pembina
4.1.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai Inti PT. Multimas Nabati Asahan
visi PT. Multimas Nabati Asahan adalah perusahaan kelas dunia yang dinamis di
bisnis agrikultur dan industri terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan
Misi PT. Multimas Nabati Asahan adalah menjadi mitra bisnis yang
Asahan
aman bagi setiap karyawan dan mengupayakan pengamanan yang memadai untuk
Tanggung jawab ini diemban oleh setiap karyawan dan semua harus
Kerja sama dari semua karyawan dalam program keselamatan kerja merupakan
kewajiban untuk pekerjaan dan sangat penting dalam mencegah kecelakaan kerja.
narkotika psikotropika dan zat aditif lainnya dan merupakan kebijakan perusahaan
untuk menjaga lingkungan kerja bebas dari konsumsi alkohol dan penyalahgunaan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. Multimas Nabati Asahan terdiri
dari :
semua karyawan.
9. Keselamatan kerja di dalam dan di luar tempat kerja sangat dijunjung tinggi.
10. Prosedur dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja harus dilaksanakan
dengan baik.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Departemen Enviroment Health and Safety (EHS)
operasional terbagi menjadi 3 shift dalam 7 hari kerja dalam seminggu yang terdiri
dari :
Pada jam kerja shift, waktu istirahat yang diberikan kepada bekerja selama
1 jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus. Selain jam kerja untuk
operasional, terdapat jam kerja untuk office (kantor) yang berlaku selama 6 hari
Pada jam kerja office (kantor) waktu istirahat bagi pekerja dimulai pada
adalah ruangan yang cukup luas dan memiliki konfigurasi sedemikian rupa
akses keluar masuk yang terbatas dan tidak dirancang untuk tempat kerja secara
confined space adalah tangki timbun. Tangki timbun yang terdapat di PT.
Multimas Nabati Asahan diantaranya berisi Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm
Kernel Oil (CPKO), CPS (Crude Palm Stearine), RCNO (RBD Coconut Oil),
RKO (RBD Palm Kernel Oil), ROL (RBD Palm Olein), Air, Phospor, Nitrogen.
Jumlah seluruh confined space entry adalah 461 buah. Setiap tangki memiliki
kapasitas yang berbeda, berkisar dari 20 Ton sampai dengan 500 Ton.
3 5
Keterangan :
1. Tangki bleached oil di plant Refinery
2. Hopper Spent Earth di plant Refinery
3. Tangki timbun Crude Palm Oil (CPO) di Pump House Non Kawasan Berikat
4. Tangki timbun Crude Palm Oil (CPO) di Pump House Kawasan Berikat
5. Tangki timbun di Consumer Pack
melakukan identifikasi bahaya dari kegiatan yang sedang berjalan, penilaian risiko
dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang tertuang dalam dokumen
bahwa tingkat bahaya dan risiko yang terjadi untuk setiap jenis pekerjaan dapat
diketahui lebih dini dan untuk menentukan prioritas perbaikan yang berdasar pada
didokumentasikan dalam form Aspek dan Dampak LK3 minimal satu kali
dalam setahun dan atau jika ada perubahan proses, bahan baku atau
peralatan.
seluruh kepala bagian dan EHS Officer yang menghasilkan program kerja
perbaikan LK3.
Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Berikut merupakan contoh form Identifikasi Aspek dan
Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja :
Gambar 4.4 Form Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan
Setiap kolom yang terdapat dalam form Identifikasi Aspek dan Dampak
Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja memiliki
keterangan yang harus diisi, berikut akan dijabarkan definisi dari setiap kolom
2. Aspek lingkungan merupakan unsur kegiatan atau produk atau jasa organisasi
ketika aktivitas yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan didukung oleh
akibat aktivitas yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur dan tidak
menimbulkan dampak yang tidak terkendali atau terjadi di luar kendali dan
disebabkan oleh aspek lingkungan (manusia, flora, fauna) sumber daya alam.
atau tingkat keseringan aspek lingkungan muncul dari aktivitas dalam kondisi
abnormal.
a. Kondisi Normal
b. Kondisi Abnormal
dilakukan
yang merugikan timbul dari dan atau diperburuk oleh aktivitas kerja dan
terjadwal.
atau insidentil
berbahaya dan tingkat keparahan dari luka-luka yang terjadi dan atau
kondisi fisik atau mental yang merugikan timbuk dari dan atau diperburuk
oleh aktivitas kerja dan atau situasi yang berhubungan yang disebabkan
Probabilitas Nilai
Tidak pernah terjadi 1
Terjadi sekali dalam setahun 2
Terjadi 2 – 3 kali dalam setahun 3
Severity Nilai
Sakit ringan/ tidak kehilangan hari kerja 1
Sakit ringan/ kehilangan hari kerja 1 2
Rawat inap atau cidera berat 3
Akut kronis atau kehilangan fungsi tubuh 4
Meninggal dunia 5
Sumber : dokumen QP/MNA-10-056
severity.
risiko dari setiap aktivitas. Untuk risk assesment terhadap kesehatan dan
n. Peraturan terkait merupakan jenis peraturan yang terkait dengan aspek dan
yang diambil.
dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang sudah diisi dari setiap
manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan confined space
kerjanya, maka upaya untuk mencegah dan mengurangi risiko yang mungkin
Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
1. Harus mendapatkan izin tertulis atau work permit dari departemen EHS. Izin
tertulis terdiri dari izin kerja dan izin memasuki ruang terbatas disertai dengan
pembuatan Job Safety Analysis (JSA) pada pekerjaan yang akan dilakukan
pada confined space entry. Izin kerja (work permit) di PT. Multimas Nabati
Asahan adalah suatu dokumen yang berisi tentang jenis kerja, kategori kerja,
lokasi kerja, pelaksana kerja, uraian pekerjaan yang akan dilakukan dan
inspeksi yang dilakukan oleh EHS Officer atau petugas lain yang
dimulai.
2. Harus mendapatkan izin memasuki ruang terbatas yang tertuang dalam form
informasi:
Bagian ini berisi tentang hal-hal yang harus diperhatikan pada saat
7. Ventilasi terpenuhi
kadar Gas Beracun CO dan H2S; temperatur; serta tanggal dan waktu
pengujian.
Bagian ini menyatakan pemohon izin bahwa semua hasil pengujian telah
ruang terbatas, nama pemohon izin, nama pemeriksa izin kerja ruang
yang aman. Pemberi izin kerja memastikan bahwa semua pekerjaan telah
izin kerja menyertai tanda tangan serta hari dan tanggal dalam bagian ini.
kunci power feed, matikan heating system jika diperlukan, keringkan jika
atau drain jika dibutuhkan, pastikan seluruh sumber energi telah terkunci dan
lakukan lock out tag out (LOTO) pada tangki yang akan dilakukan pekerjaan
di dalamnya.
11. Membuat Job Safety Analysis (JSA). Prosedur pembuatan JSA tertuang
safety analysis. Job Safety Analysis yang selanjutnya dapat disebut JSA. JSA
merupakan suatu alat yang digunakan untuk penilaian risiko dengan cara
melakukan identifikasi dari setiap kegiatan atau tahapan proses kerja yang
dan untuk menganalisa cara terbaik yang akan dilakukan untuk mengurangi
adalah waktu yang dibutuhkan dan frekuensi kerja, lokasi atau area kerja,
pihak yang terlibat atau terkena dampak, prosedur pekerjaan, mesin atau
peralatan yang digunakan, data bahan atau material dan MSDS (Material
Safety Data Sheet) yang digunakan dalam proses atau kegiatan kerja,
peraturan terkait dengan proses kerja, dan data pemantauan dan pengelolaan
langkah dalam melakukan analisa JSA yaitu menentukan pekerjaan yang akan
di analisis, menyiapkan form JSA sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan dari
peninjauan secara menyeluruh oleh semua tim pelaksana, kemudian hasil JSA
akan dituliskan secara menyeluruh dalam form JSA. Hasil dari JSA akan
kemudian dituangkan dalam bentuk SOP atau instruksi kerja dan disahkan
oleh pimpinan unit, melakukan sosialisasi terhadap SOP atau instruksi kerja
tersebut kepada pekerja agar memahami tahapan dari proses produksi yang
akan dilakukan dan potensi bahaya dari setiap tahapan proses produksi
menerus.
2. Siapkan form JSA sesuai dengan kebutuhan kesiapan tim pelaksana. EHS
Officer atau seksi patrol mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dan
produksi.
risiko dalam penyusunan JSA, maka dapat digunakan hirarki, yaitu eliminasi
6. JSA harus ditinjau apabila analisis pekerjaan telah selesai, adanya identifikasi
pekerjaan kembali.
keberadaan dan lokasi serta bahaya yang terdapat dalam ruang terbatas yang
memerlukan ijin khusus tersebut. Berikut adalah tanda bahaya yang terdapat di
sedang berlangsung adalah fabrikasi pemasangan pipa steam coil tangki 3002 di
Pump House Non KB (Kawasan Berikat). Tangki 3002 merupakan tangki timbun
yang berisi minyak CPO (Crude Palm Oil) dengan karakteristik tangki dengan
tinggi 19,5 meter dan diameter 18 meter. Tangki 3002 difabrikasi karena pipa
steam coil di dalam tangki sudah berkarat dan perlu diganti dengan pipa steam
coil yang baru. Jumlah pipa steam coil yang akan diganti sebanyak 135 buah.
bahwa tangki timbun telah bersih, bebas dari unsur najis, barang haram dan layak
satu kali dalam setahun sesuai dengan jadwal pembersihan tangki atau lebih cepat
apabila diperlukan yakni atas petunjuk dari pihak quality control untuk setiap
penggantian material atau produk yang akan disimpan. Saat akan membersihkan
tangki, pastikan bahwa tangki telah kosong dan semua valve telah tertutup dan
telah dilakukan Lock Out dan Tag Out (LOTO), pastikan ada izin kerja (work
permit) dari Environtment Health and Safety (EHS) Department untuk bekerja di
ruang terbatas. Saat memberi izin kerja dalam ruang terbatas, foreman terlebih
Setelah itu buka semua manhole tangki yang akan dibersihkan, gunakan
blower untuk menetralkan kondisi udara dalam tangki, personil yang masuk di
dalam tangki memakai baju khusus dan hairnet, tidak dibenarkan memakai
minyak yang masih terdapat dalam tangki dan masukkan ke dalam drum untuk
semua sisa minyak untuk menghindari losses oil dan pencemaran lingkungan.
Kemudian isi air ke dalam tangki sampai batas steam coil (steam coil) tenggelam
dan pastikan kondisi jalur sirkulasi udara dalam keadaan normal. Lalu panaskan
sesuai dengan kondisi kotor atau bau tangki. Selama proses pemanasan air di
tangki, pastikan ada celah pada manhole bagian bawah tangki. Setelah itu,
keluarkan air dengan membuka valve drain dan pastikan mengalir ke fat trap, lalu
bilas tangki dengan air hingga bersih dan dikeringkan menggunakan serbet.
Pastikan tidak ada benda asing berupa kotoran atau serat-serat kain yang
tertinggal di dalam tangki. Kebersihan tangki kemudian diperiksa oleh shift leader
pump house dan personil laboratorium. Setelah dipastikan semua sudah bersih,
fabrikasi, membongkar pasang pipa steam coil, dan finishing serta cleaning area
kerja. Pekerjaan ini dikerjakan oleh 7 orang pekerja kontraktor dari CV. Alam
Jaya Indah.
entry yang sedang berlangsung adalah fabrikasi pemasangan pipa steam coil.
izin kerja. Inspektor EHS berhak mengeluarkan izin kerja yang berlaku untuk satu
hari. Dalam izin kerja tersebut, inspektor EHS menuliskan jenis pekerjaan yang
akan dilakukan adalah kerja panas dan kerja pada ruang terbatas dengan kategori
Pump House Non KB (Kawasan Berikat), pelaksana kerja yaitu CV. Alam Jaya
Indah dengan deskripsi kerja fabrikasi pemasangan pipa steam coil tangki 3002
serta nama pemohon izin, pelaksana kerja dan pengawas kerja. Pekerjaan fabrikasi
pemasangan pipa steam coil ini dikerjakan oleh 7 orang pekerja. Kemudian
material kerja dan alat pemadam kebakaran. Setelah bagian dari izin kerja ditulis,
ruang terbatas. Dalam izin memasuki ruang terbatas dituliskan nama pemohon
izin dari departemen Pump House Non KB (Kawasan Berikat), ruang terbatas
yang akan dimasuki, jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan nama kontraktor
yang akan melakukan pekerjaan. Pada bagian prosedur keamanan di area kerja
terdapat 10 hal yang harus diperhatikan pada saat perbaikan oleh inspektor EHS
7. Ventilasi terpenuhi.
terbatas. Pemeriksaan gas dilakukan oleh inspektor EHS beserta pekerja sebelum
pemeriksaan gas adalah gas detector. Hasil dari pemeriksaan kandungan gas
pekerja dapat dengan bebas memasuki tangki tanpa mendapat teguran atau sanksi
dari inspektor EHS maupun pengawas pekerjaan dan pemeriksaan gas hanya
didampingi oleh pemohon izin dari departemen pump house Non KB (Kawasan
Berikat) yang kemudian ditanda tangani oleh pemohon izin dan pemberi izin. Izin
dibuat izin kerja, izin memasuki ruang terbatas dan pembuatan JSA. Dalam izin
memasuki ruang terbatas terdapat data mengenai hasil pemeriksaan gas dalam
gas harus dipastikan aman bagi pekerja sebelum memulai pekerjaan. Pemeriksaan
gas dilakukan oleh inspektor EHS dan pekerja menggunakan alat gas detector.
Hydrocarbon sebesar 0% LEL; Gas CO sebesar 0 ppm; dan H2S sebesar 0 ppm.
entry.
di confined space entry di PT. Multimas Nabati Asahan menggunakan metode Job
kemudian ditinjau ulang oleh personil dari EHS Departement yang melakukan
safety patrol. Safety Kontraktor merupakan bagian dari pelaksana kerja yang telah
memiliki kompetensi untuk membuat Job Safety Analysis (JSA) karena sudah
mendapatkan training yang diberikan dari PT. Multimas Nabati Asahan. Berikut
adalah form JSA pada pekerjaan fabrikasi pemasangan pipa steam coil tangki
3002.
Tabel 4.6 Form Job Safety Analysis (JSA) Pekerjaan Fabrikasi Pemasangan Pipa Steam Coil di tangki 3002
1. Mengangkat peralatan Tangan dan kaki Gunakan sarung tangan, Pekerja sudah menggunakan safety
terjepit, tertimpa sepatu safety APD sesuai dengan pekerjaan
2. Pelaksanaan Kerja
1. Instalasi listrik Tersengat listrik Pastikan listrik tersambung Pekerja sudah menggunakan safety
dengan baik dan benar, APD sesuai dengan pekerjaan
2. Fabrikasi Luka bakar, iritasi mata, gunakan APD sesuai Pekerja sudah menggunakan safety
gangguan pernafasan fungsi pekerjaannya, APD sesuai dengan pekerjaan
sarung tangan, sepatu
3. Bongkar pasang pipa Terjatuh safety, helm, masker, cap Pekerja sudah menggunakan safety
steam coil Terbentur las. APD sesuai dengan pekerjaan
Tertimpa Tabung argon terikat dan
terkurung di tempat yang
aman.
sebagai berikut :
1. Bahaya Mekanis
dengan gaya mekanik baik yang digerakan secara manual maupun dengan
peralatan dan bongkar pasang pipa steam coil. Pekerjaan ini memiliki
potensi bahaya tangan dan atau kaki terjepit, terbentur dan tertimpa.
2. Bahaya Listrik
Bahaya listrik adalah sumber bahaya yang berasal dari energi listrik.
Bahaya listrik terdapat dalam proses instalasi listrik yang memiliki potensi
a. Bahaya kimia yang berasal dari asap, partikel atau uap kimia yang
LK3 dan aspek yang dinilai adalah probability dan severity. Penilaian risiko
memberi makna untuk mengetahui besarnya risiko dari pekerjaan yang akan
dilakukan.
telah dituliskan dalam form Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan
Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sama seperti menentukan
bahaya dari setiap aktivitas pekerjaan, penilaian risiko juga dilakukan serangkai
dengan penentuan bahaya seperti yang tertuang dalam form Identifikasi Aspek
dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Penilaian risiko ini dilakukan oleh setiap kepala departemen dibantu
dengan EHS Officer dan didokumentasikan dalam form Identifikasi Aspek dan
Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
minimal satu kali dalam setahun atau jika ada perubahan proses, bahan baku atau
peralatan. Berikut adalah bentuk penilaian yang tertuang dalam form Identifikasi
Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan
Keselamatan Kerja :
Tabel 4.7 Form Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Peraturan
No. Aktivitas Pengendalian
Kondisi Evaluasi Terkait Monitoring
Jum-
Hazard Resiko Prioritas
Rutin/ lah
Proba- Seve-
non
bility rity
rutin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Work
Gangguan
2 Pengelasan/ Fabrikasi Asap Rutin 4 1 5 Penting - 1. Masker permit
Pernafasan
2. APD
Sumber : Form Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT.
Multimas Nabati Asahan
dituangkan dalam form Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya
dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja, aktivitas yang tidak tertulis dalam
Penilaian risiko yang dituliskan dalam form Identifikasi Aspek dan Dampak
Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja hanya
dilakukan.
dengan nilai probability 1 yang berarti tidak pernah terjadi dan nilai
kerja.
tangki diketuk dengan nilai probability 1 yang berarti tidak pernah terjadi
dan nilai severity 4 yang berarti menyebabkan gangguan akut atau kronis
a. Aktivitas pengelasan atau fabriaksi memiliki bahaya api las dengan nilai
probability 5 yang berarti terjadi lebih dari 5 kali dalam setahun dan nilai
kerja.
b. Aktivitas pengelasan atau fabrikasi memiliki bahaya cahaya api las dengan
nilai probability 4 yang berarti terjadi 4-5 kali dalam setahun dan nilai
probability 4 yang berarti terjadi 4-5 kali dalam setahun dan nilai severity
1 yang berarti menyebabkan sakit ringan atau tidak kehilangan hari kerja.
aktivitas yang sudah tertulis dalam form Identifikasi Aspek dan Dampak
Dalam form Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan
Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja dapat kolom prioritas yang merupakan
penentuan tingkat pengendalian terhadap bahaya dan risiko dari setiap aktivitas,
1. Isolasi
2. Kekurangan Oksigen
Oksigen adalah membuka manhole tangki bagian atas dan bawah, memasang
Kebisingan dalam tangki dapat bersumber dari tangki yang diketuk. Bentuk
5. Proses instalasi listrik pastikan listrik tersambung dengan baik dan benar,
gunakan APD sesuai fungsi pekerjaannya, sarung tangan, sepatu safety dan
helm safety.
Proses pengelasan memiliki bahaya api las, cahaya api las dan asap.
dan mengurung tabung argon di tempat yang aman. Mengikat dan mengurung
7. Pekerjaan ketinggian
body harness.
8. Rotasi Kerja
Rotasi kerja dilakukan setiap 30 menit karena kondisi suhu dalam tangki yang
panas.
PEMBAHASAN
Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan
dan Keselamatan Kerja telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1
prosedur untuk mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan
dan penilaian risiko mencakup aktivitas rutin dan non rutin, aktivitas dari semua
manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya, identifikasi semua bahaya yang
berasal dari luar tempat kerja yang dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan
tempat kerja, bahaya yang ditimbulkan di sekitar tempat kerja dari aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang berada di bawah kendali organisasi dan setiap
aspek ini telah sesuai dan dipenuhi dalam Identifikasi Aspek dan Dampak
86
101
Universitas Sumatera Utara
87
dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja telah tertulis setiap aktivitas
dari manajemen risiko dan inilah yang menentukan arah penerapan K3 dalam
perusahaan.
Dasar penentuan skala probability dan severity yang terdapat dalam form
Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan
dan Keselamatan Kerja telah sesuai dengan teori Ramli (2010) dimana penentuan
Space Entry
pembuatan izin kerja. Izin kerja tersebut dikeluarkan oleh departemen Enviroment
Health and Safety (EHS). Pembuatan izin kerja telah sesuai dengan klausul 4.3.1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas (2006) bagian 4.1 dan 4.2
seperti yang telah diatur dan ahli K3 yang dicantumkan dalam surat izin wajib
dengan izin EHS”. Hal ini tersebut telah seuai dengan Pedoman Keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan kerja di ruang terbatas yang menyatakan pada ruang
tanda bahaya atau peralatan lain yang efektif, mengenai keberadaan dan lokasi
serta bahaya yang terdapat dalam ruang terbatas yang memerlukan izin tersebut.
pekerja berada di dalam tangki sehingga tidak ada pengawas atau tim penyelamat
yang berada di luar tangki yang bertugas jika keadaan darurat terjadi. Hal ini tidak
(2006) bagian 3.2.6 yang menyatakan sedikitnya satu orang petugas madya wajib
ada diluar ruangan selama kegiatan yang telah diototrisasi tersebut berlangsung.
dapat dilakukan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi
sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin
space entry adalah pembuatan izin kerja. Izin kerja yang diterapkan di PT.
kerja. Hal ini sesuai dengan klausul 4.4.6 OHSAS 18001 tentang pengendalian
perusahaan diperlukan adanya suatu sistem izin kerja, sebab personil pekerja
bukan yang selalu bekerja di tempat itu (terkadang dikerjakan oleh sub kontraktor
atau outsource) sehingga tidak memahami betul bahaya yang berkaitan dengan
pekerjaan atau proses di tempat tersebut. Izin kerja mengharuskan prosedur dan
untuk pekerjaan fabrikasi pemasangan pipa steam coil dituliskan dalam Job
telah sesuai dengan teori Ramli (2010) yang menyatakan metode terbaik untuk
tidak diinginkan, karena adanya bahaya dapat menimbulkan kerugian. Salah satu
teknik identifikasi bahaya yang bersifat proaktif adalah Job Safety Analysis (JSA).
selama lebih dari satu hari yang memungkinkan terjadinya perubahan kandungan
berkala. Hal ini tidak sesuai dengan Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Ruang Terbatas (2006) bagian 2.2.2.5 yang menyatakan udara dalam ruangan
harus diuji secara berkala sesering mungkin untuk memastikan bahwa pengaturan
aliran udara dapat mencegah akumulasi udara yang berbahaya dalam ruangan.
bahwa tangki timbun telah bersih, bebas dari unsur najis, barang haram dan layak
dipakai sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas ini telah seuai dengan Pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas (2006) bagian 3.2.3.4 yang
Aspek dan Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan
pekerja. Kekurangan oksigen dalam confined space disebabkan karena udara tidak
dapat bergerak ke dalam dan ke luar confined space secara bebas maka udara
dalam confined space akan sangat berbeda dibandingkan dengan udara di luar.
Hal ini termasuk dalam kategori penting sesuai dengan Tarwaka (2012) yang
menyatakan kadar oksigen pada ruang terbatas kurang dari 19,5% sebaiknya tidak
dimasuki tanpa menggunakan alat pelindung yang sesuai seperti Self Contained
Breathing Apparatus (SCBA). Apabila kadar oksigen turun sampai 16-17%, maka
oksigen antara 14-16% menurunkan koordinasi otot, cepat lelah dan respirasi
kematian dalam beberapa menit, hal ini penting untuk dicegah. Berdasarkan
lemas dan berujung pada kematian. Selain kekurangan oksigen, bahaya yang
terdapat pada aktivitas pembersihan tangki adalah terpapar kebisingan saat tangki
di ketuk dan berisiko pekerja mengalami tuli, ini sesuai dengan pendapat Tarwaka
diperkuat atau intensitasnya menjadi lebih tinggi karena akustik dan desain yang
sempit. Intensitas yang berlebihan tidak hanya merusak pendengaran, tetapi juga
peralatan las, blower dan trafo. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, ada berbagai
potensi bahaya yaitu tangan dan kaki terjepit, atau tertimpa peralatan. Berdasarkan
peletakan alat mekanik yang tidak teratur dan berantakan. Seharusnya potensi
bahaya ini dapat diminalkan dengan menata alat mekanik dengan rapi dan pada
tempatnya sesuai dengan teori Osada (2011) dalam Bangun (2014) yang
menyatakan tentang program 5R (ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin) dimana
lingkungan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini belum sesuai dengan
keadaan di lapangan.
potensi bahaya tersengat listrik. Untuk dapat mencegah terjadinya sengatan listrik
pada pekerja, menurut Daryanto (2008) dalam Bangun (2014) menyatakan bahwa
dalam penggunaan alat-alat listrik harus mengerti petunjuk dalam penggunaan alat
kegiatan pengelasan. Adapun bahaya yang ditimbulkan pertama adalah api las
atau percikan bunga api dari proses pengelasan yang memiliki risiko luka bakar.
Ini sesuai dengan penelitian Bakhtiar (2013) yang menyatakan percikan bunga api
dapat menimbulkan bahaya kebakaran apabila terkena benda yang mudah terbakar
dan menimbulkan luka bakar apabila terkena kulit dari operator las. Bahaya
selanjutnya adalah cahaya api las yang berisiko iritasi mata ini juga sesuai dengan
penelitian Salawati (2015) yang menyatakan paparan cahaya api las dengan
intensitas tinggi tanpa menggunakan alat pelindung diri dapat merusak kornea
mata, kelelahan pada mata, penglihatan kabur, foto fobia, konjungtiva kemotik,
kekeruhan pada lensa, katarak dan mata terasa sakit. Bahaya terakhir dari proses
terbentur dan tertimpa. Hal ini dapat terjadi karena saat proses pembongkaran pipa
steam coil yang terletak dibagian atas tangki akan dijatuhkan kebawah sehingga
sangat berisiko tertimpa pipa apabila ada pekerja yang berada dibawah tangki.
dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Multimas Nabati
Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Multimas Nabati
Asahan terdapat kolom risiko yang berarti kombinasi dari kemungkinan terjadinya
peristiwa berbahaya dan tingkat keparahan dari luka-luka yang terjadi atau kondisi
fisik atau mental yang merugikan timbul dari dan/atau diperburuk oleh aktivitas
kerja dan/atau situasi yang berhubungan yang disebabkan oleh kejadian atau
exposure.
Dalam penilaian risiko yang terdapat dalam form Identifikasi Aspek dan
Dampak Lingkungan dan Bahaya dan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
PT. Multimas Nabati Asahan telah menetapkan skala probability dan severity
tetapi tidak membuat matriks tingkat risiko. Hal ini tidak sesuai bila dibandingkan
dengan teori Ramli (2010), untuk menentukan tingkatan risiko perlu dilakukan
(2010) artinya adalah jarang sekali terjadi. Nilai severity adalah 1 menurut
Tarwaka (2014) artinya adalah kejadian hampir celaka yang tidak mengakibatkan
rendah. Menurut konsep ALARP dalam Ramli (2010) risiko rendah atau yang
berada dalam area hijau adalah pengurangan risiko tidak diperlukan lebih lanjut
karena sumber daya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan penurunan risiko
atau secara umum dapat diterima. Risiko gangguan pernafasan memiliki risiko
pemeriksaan kandungan gas dalam tangki, membuka manhole bagian atas dan
akibat tangki diketuk dengan nilai probability adalah 1 karena menurut Ramli
(2010) artinya adalah jarang sekali terjadi. Nilai severity adalah 4 menurut
Risiko ini dikategorikan tinggi. Menurut konsep ALARP dalam Ramli (2010)
risiko tinggi tidak dapat diterima sehingga harus dilakukan langkah pencegahan.
komunikasi Handy Talkie (HT) kepada pekerja yang berada di dalam tangki,
Risiko ketiga yang ditimbulkan adalah luka bakar akibat api las atau
percikan bunga api dengan nilai probability adalah 5 karena menurut Ramli
(2010) artinya adalah hampir pasti terjadi. Nilai severity adalah 1 menurut
Tarwaka (2014) artinya adalah kejadian hampir celaka yang tidak mengakibatkan
tinggi. Menurut konsep ALARP dalam Ramli (2010) risiko tinggi tidak dapat
Risiko keempat yang ditimbulkan adalah iritasi mata akibat cahaya api las
dengan nilai probability adalah 4 karena menurut Ramli (2010) artinya adalah
sering terjadi. Nilai severity adalah 2 menurut Tarwaka (2014) artinya adalah
kecelakaan yang menyebabkan cedera atau sakit ringan dan segera dapat bekerja
kembali atau tidak menyebabkan cacat tetap. Risiko ini dikategorikan tinggi.
Menurut konsep ALARP dalam Ramli (2010) risiko tinggi tidak dapat diterima
las dengan nilai probability adalah 4 karena menurut Ramli (2010) artinya adalah
sering terjadi. Nilai severity adalah 1 menurut Tarwaka (2014) artinya adalah
kejadian hampir celaka yang tidak mengakibatkan cidera atau tidak memerlukan
dalam Ramli (2010) risiko sedang dapat diterima hanya jika pengurangan risiko
probability adalah 4 karena menurut Ramli (2010) artinya adalah sering terjadi.
Nilai severity adalah 1 menurut Tarwaka (2014) artinya adalah kejadian hampir
Ramli (2010) risiko sedang dapat diterima hanya jika pengurangan risiko lebih
pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan
Lock Out Tag Out (LOTO). Hal ini sesuai dengan Pedoman Keselamatan dan
2. Membuka manhole bagian atas dan bawah, dan memasang blower sebagai
pengatur sirkulasi udara dalam ruang terbatas. Hal ini sesuai dengan penelitian
mengeluarkan gas atau uap beracun yang muncul dari dalam tangki atau dari
proses pengelasan.
mesin blower, dari proses pengelasan dan akibat tangki diketuk adalah dengan
menggunakan ear plug. Tetapi penggunaan ear plug dalam ruang terbatas tidak
yang dihasilkan di ruang terbatas dapat sangat merugikan karena refleksi dari
dinding. Tingkat kebisingan dari sumber di dalam ruang tertutup kecil bisa
sampai 10 kali lebih besar dari sumber yang sama di tempatkan di luar
ruangan.
sengatan listrik pada pekerja. Terjadinya sengatan listrik pada pekerja, menurut
APD khusus seperti sarung tangan yang berbahan karet. Dalam penerapannya,
instalasi listrik.
5. Menggunakan APD berupa cap las, sepatu safety dan sarung tangan dalam
dilakukan Salawati (2015) bahwa para pekerja yang dapat terkena sinar las
potong dengan menggunakan gas dan percikan sinar dari las yang memijar
harus menggunakan alat pelindung mata khusus yaitu kaca mata las. Dalam
menggunakan baju las tahan api dan masker seperti penelitian yang dilakukan
oleh Hadi dan Ade Sari (2014) yang menyatakan pada saat pengelasan APD
yang digunakan salah satunya adalah menggunakan baju las tahan api yang
berfungsi untuk menutupi seluruh tubuh dari percikan api dan juga sinar
ultraviolet dan infra merah serta penggunaan masker hidung yang berfungsi
untuk menghindari debu dan menghindari menghirup asap atau gas saat
pengelasan.
6. Dalam proses pengelasan tabung argon diikat dan dikurung di tempat yang
aman. Hal ini sesuai dengan penelitian Pertiwi dkk (2015) yang menyatakan
bahwa dalam proses pengelasan tabung gas harus diberikan tali pengaman. Hal
ini penting dilakukan untuk menghindari semburan gas seperti yang dinyatakan
kejatuhan benda dan cuaca serta katup tabung harus selalu tertutup jika tidak
digunakan.
safety body harness. Hal ini sesuai dengan penelitian Hadi dan Ade Sari (2014)
setiap 30 menit. Dalam rotasi kerja ini, pekerja yang sudah berada selama 30
menit di dalam tangki kemudian keluar dan bergantian dengan pekerja lain.
Rotasi ini dilakukan karena pekerja merasa suhu udara di dalam tangki sangat
panas. Hal ini sesuai dengan penelitian Hadi dan Ade Sari (2014) yang
ruang tertutup apabila pekerja mengalami panas dalam ruang tertutup agar
6.1 Kesimpulan
manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan confined space
sebagai berikut :
Kerja”. Dalam dokumen ini tertulis identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian dari setiap aktivitas pekerjaan. Dokumen ini telah sesuai dengan
izin kerja, pembuatan izin memasuki ruang terbatas, pembuatan JSA dan
kekurangan oksigen, kebisingan, cahaya las, percikan bunga api, asap las, jatuh
dari ketinggian.
probablity dan severity, tetapi tidak terdapat skala untuk menentukan tingkatan
risiko.
100
101
Universitas Sumatera Utara
101
dan menggunakan APD berupa helm safety, cap las, sarung tangan, sepatu
6.2 Saran
1. Menyediakan seorang petugas madya yang wajib ada diluar ruangan selama
3.2.6.
plug, masker dan baju las tahan api (jika pekerjaan pengelasan) dalam
Bangun, Y. P. dan Erwin D., 2014. Risk Assesment pada Pekerja Maintenance di
PT X. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Volume
3 Nomor 2. Universitas Airlangga. (Jurnal Elektronik) diakses 15 Juli
2016; http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-k37d4819dd09full.pdf
Budiono, S., Jusuf dan Pusparini, A. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Hadi, B dan Ade Sari., 2014. Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada
Bengkel Umum Unit 1-4 dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.
Indonesia Power UPB Suralaya. Jurnal Teknik Industri Volume 2 Nomor
2. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Jurnal Elektronik) diakses 27 Juli
2016; http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jti/article/view/410/307
102
101
Universitas Sumatera Utara
103
Khair, T. D., 2012. Kajian Risiko Keselamatan pada Pekerjaan Confined Space
Entry di PT.X Jawa Barat tahun 2012, Skripsi. Universitas Indonesia.
(Online) diakses 15 Maret 2016;
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318060-S-Tizi%20Dzul%20Khair.pdf
OSHA 3071. 2002. Job Hazard Analysis (Revised). USA: U.S Department of
Labor.
Pertiwi dkk., 2015. Implementasi Job Safety Analysis (JSA) dalam Upaya
Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (Studi Kasus : PT. Adi
Putro Wira Sejati). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri
Volume 3 Nomor 2 Teknik Industri. Universitas Brawijaya (Jurnal
Elektronik) diakses pada 27 Juli 2016;
http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/viewFile/209/23
9.
Ramli, S., 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS
Risk Assesment. Jakarta: Dian Rakyat.
Rothery, B., 2000. ISO 9000 & ISO 14000 untuk Industri Jasa. Jakarta : Pustaka
Binaman Pressindo.
Salawati, L., 2015. Analisis Penggunaan Alat Pelindung Mata Pada Pekerja Las.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Volume 15 Nomor 3. Universitas Syiah
Kuala (Jurnal Elektronik) diakses pada 23 Juli 2016;
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/3661/3370
Gambar 4. Kondisi didalam tangki 3002 saat proses memasukkan pipa steam
coil
Proses produksi PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung terdiri dari proses
pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil yang dilakukan oleh pabrik
kelapa sawit. Dan pengolahan minyak CPO dan CPKO menjadi minyak goreng
yang dilakukan oleh pabrik minyak goreng. Berikut ini proses produksi dari
masing-masing pabrik.
Buah
Penimbangan Sortasi Sterilization
Segar
Oil
COT Pressing Digester Thresher
Tank
Gambar 1. Flowchart Proses Produksi Pabrik Kelapa Sawit PT.Multimas Nabati Asahan
Kuala Tanjung
CPO
Degumming
Bleacher
Vacuum
Holding Tank
Cartridge filter
Dearator vacuum
Cyclone
Vacum
Pre Stripper
Deodoriser
Heat exchnger
Catridge Filter
Buffer Tank
Tank Farm/Fractionation
Buffer Tank
Crystallizer
Olein Stearin
Intermediet Stearin
Tank Melting
Storage
Tank
Storage Cryatallizer
Tank
Membrane filter
press
Gambar 2 Diagram Alir Pengolahan Minyak Goreng Dari Crude Palm Oil PT. Multimas
Nabati Asahan Kuala Tanjung