Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

PEMBANGUNAN JEMBATAN WAI POKA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


HAYANI (2020280002)
KEIJI PATTY (202080028)
IDA RONAULI SINAGA (202080003)
EVA DASILVIA RIANEKUAY (202080044)
SULISTIAWATI TOBARU (202080049)
MANUEL MATOKE (202080042)
ABDUL HAIR LATUPONO (202080011)
WILSA NONI SIREGAR (202080040)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
2023

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………..3
1.1 Latar Belakang Proyek……………………….……………………………………………………………………………3
1.1.2. Data proyek…………………………………………………………………………………………………………………4
1.2 Kegiatan Pembangunan………………………………………………………………………………………………….4
1.2.1 Tahap Pra kontruksi……………………………………………………………………………………………………..4
1.2.2 Tahap Konstruksi………………………………………………………………………………………………………….4
1.2.3. Tahap Pasca Konstruksi………………………………………………………………………………………………7
1.3 Rona lingkungan…………………………………………………………………………………………………………….8
1.3.1 Sosial Ekonomi…………………………………………………………………………………………………………….8
1.3.1 Sosial budaya……………………………………………………………………………………………………………….8
1.4. Penapisan ( Screening ) Studi Kasus……………………………………………………………………………….8
1.5 Scoping (pelingkupan)…………………………………………………………………………………………………….9
BAB II RUANG LINGKUP STUDY……….………………………………………………………………………………….12
2.1 Kegiatan Yang Harus Ditelaah……………………………………………………………………………………….12
2.2.Batas Wilayah Studi………………………………………………………………………………………………………13
2.2.1 batas proyek…………………………………………………………………………………………………………….. 13
2.2.2 batas ekologi………………………………………………………………………………………………………………13
2.2.3 batas sosial………………………………………………………………………………………………………………..14
2.2.4 batas administratif……………………………………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….15
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………….16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jembatan merupakan prasarana transportasi yang memiliki manfaat bagi pergerakan lalu lintas.
Jembatan merupakan konstruksi yang dibangun sebagai jalur transportasi yang melintasi sungai,
danau, rawa, jurang, dan lain sebagainya. Pada dasarnya pembangunan jembatan tidak hanya
bertujuan untuk menjadi alat penghubung saja, tetapi juga mempunyai fungsi yang luas seperti
fungsi sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Pekerjaan jembatan merupakan pekerjaan yang terhitung
mahal biayanya serta rumit dalam pengerjaannya. Oleh karena itu diperlukan perhitungan dan
perencanaan yang matang agar tidak terjadi risiko-risiko yang mengakibatkan kegagalan konstruksi.

Pelaksanaan pembangunan konstruksi jembatan secara umum menghadapi beberapa masalah yang
tidak jauh berbeda, seperti keterlambatan administrasi kontrak, kualitas pekerjaan yang tidak sesuai
spesifikasi, kekurangan dana pembangunan, pembengkakan biaya konstruksi, dan keterlambatan
pekerjaan. Halhal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti sumber daya yang terbatas serta
kondisi geografis dan topografi wilayah yang sulit, selain itu juga pemahaman mengenai manajemen
mengenai resiko sangatlah berpengaruh pada masalahmasalah tersebut.

Pertumbuhan kendaran di Indonesia setiap hari mengalami peningkatan. Dan peningkatan itu merata
sampai ke Kota Ambon. Kemacetan pun terjadi di mana-mana akibat volume kendaraan yang sangat
tinggi. Salah satu contohnya yang sedang terjadi di Kota Ambon, khususnya di area Desa Poka, kec.
Teluk Ambon, Kota Ambon. Arus lalu lintas di desa ini cukup ramai karena merupakan jalur
alternative menuju kota, namun tidak di dukung dengan infrastruktur yang memadai .

Adapun dampak positif dan negatif terhadap penggantian jembatan Wai Poka, Dampak positifnya
yaitu, peningkatan umur pakai jembatan yang sudah lama, dan meningkatnya arus lalu lintas setiap
hari semakin banyak yang beraktifitas melewati jembatan waipoka dan juga jalur lewatnya mobil truk
tronton. Sedangkan dampak negatifnya yaitu pada saat perbaikan jembatan waipoka mengganggu
aktivitas dan kenyamanan warga setempat karena kebisingan dari alat berat yang di gunakan, dan
juga membuat rumah-rumah warga yang ada disekitar jembatan menjadi bergetar ketika alat berat
bekerja, polusi, debu, masalah kesehatan lingkungan.

Untuk mewujudkan tujuan proyek diperlukan suatu pedoman yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). RKL dan RPL
yang disusun berdasarkan hasil Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang dapat memberikan
kejelasan pada pihak-pihak yang berkepentingan tentang sasaran dan ruang lingkup pekerjaan yang
harus Dilaksanakan.

1.1.1 Lokasi Proyek


Secara geografi di lokasi proyek penggantian jembatan Wai poka terletak di Poka, Kecamatan Teluk
Ambon, Kota Ambon, Provinsi Maluku. Batas – batas proyek yaitu:

a. Utara: Jembatan Sementara

b. Selatan: Jembatan Wai Poka yang akan diganti

c. Barat: Jalan menuju ke arah laha

3
d. Timur: Jalan arah ke passo

Gambar 1.1: lokasi penggantian jembatan wai poka

1.1.2. Data proyek


Nama proyek: Jembatan Wai poka

Lokasi: Kota Ambon, Kecamatan Teluk Ambon, Provinsi Maluku

Kontraktor Pelaksanaan: PT Karya Ruata

Konsultan Pengawas: PT karuniya Data Konsultan

1.2. Kegiatan Pembangunan Jembatan


1.2.1 Tahap Pra kontruksi
Tahap prakonstruksi adalah rencana yang dilakukan pada saat sebelum proyek pembangunan
Jembatan Wai poka berjalan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap prakonstruksi Pembangunan
Jembatan Wai Poka terdiri dari survey lokasi dan melihat kelayakan wilayah yang tepat akan
digunakan untuk pengembangan proyek Wai poka. Langkah selanjutnya adalah melakukan
permohonan izin kepada masyarakat setempat khususnya masyarakat yang tinggal di Poka dan
dengan mensosialisasikan akan didirikannya Jembatan yang merupakan akses penghubung antara
desa poka menuju desa Hunuth . Terkait dalam proyek pembangunan Jembatan Wai poka yang
membutuhkan lahan yang luas untuk akses menuju jembatannya nanti maka pada tahap
prakonstruksi ini perlu dilakukan negoisasi terhadap pembebasan lahan yang pada saat itu
merupakan lahan milik warga masyarakat setempat. Setelah mendapatkan lahan yang
dibutuhkan maka dilakukan perancangan terhadap Jembatan yang akan didirikan dan penetapan
upah untuk para pekerja pembangunan Jembatan Wai poka.

1.2.2 Tahap Konstruksi

4
Tahap konstruksi merupakan rencana kegiatan yang dilakukan saat pembangunan Jembatan Wai
Poka. Di mana pada tahap awal Pelaksanaan konstruksi dengan tujuan memberikan layanan jasa
pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi,
yang umumnya disebut Kontraktor Konstruksi.

Pekerjaan pembongkaran komponen-komponen jembatan Wai Poka rangka baja yang akan
dibongkar ini cukup memakan waktu lama dan mengidentifikasinya secara satu persatu sangat
rumit, karena sebagian besar komponen-komponen rangka baja atau sebagian material yang
berdimensi kecil jatuh ke dasar sungai. Untuk pembongkaran jembatan dilapangan dilakukan
dengan secara manual menggunakan alat berat dan memakai tenaga manusia dikarenakan
peralatan yang kurang memadai dengan jumlah tenaga kerja lebih kurang 8 orang, pekerjaan
pelaksanaan pembongkaran dilapangan pada jembatan rangka baja ini, cukup memakan waktu.

1.Peralatan Untuk Pelaksanaan Pembongkaran

Peralatan Untuk pelaksanaan pembongkaran jembatan rangka baja dilapangan, diperlukan peralatan-
peralatan yang cukup memadai dan dalam keadaan baik (tidak rusak). Sehingga bisa dimanfaatkan
secara maksimal dalam pekerjaan. Peralatan yang digunakan dalam proses pembongkaran jembatan
rangka baja jembatan Wai Poka adalah sebagai berikut:

a. Meteran berfungsi untuk mengukur panjang,

b. Alat pengelasan dan pemotongan baja terdiri dari :

1 )Stang blander.

2) Selang las.

3 )Kabel las.

4) Kawat las.

5) Tabung gas LPG dan tabung oksigen dilengkapi regulator.

c. Palu berfungsi memukul paku atau benda-benda lain yang akan difungsikan.

d. Alat-alat pengikat dan penarik antara lain :

1) Tambang dan sling

2) Tackle (chain blok)

3) Buldoggrip (klem).

2. Proses Pembongkaran Jembatan

a. Pekerjaan Pembongkaran Sandaran/Pagar (Handrail)

Pekerjaan Pembongkaran Sandaran/Pagar (Handrail) dilakukan dengan langkah-langkah kerja sebagai


berikut:

1) Baut pada Sandaran/Pagar (Handrail) dilepaskan dengan menggunakan kunci inggris.

2) Sandaran/Pagar (Handrail) dipotong dengan menggunakan mesin las

b.Pekerjaan Pembongkaran Ikatan angin (Upper bracing)

5
Pekerjaan Pembongkaran Ikatan angin (Upper bracing) dilakukan dengan langkah-langkah kerja
sebagai berikut:

1) Katrol dipasang/dijepit diujung pada ikatan angin tersebut.

2) Ikatan angin diikat di setiap sisi.

3) Baut pada plat simpul dilepas satu persatu dengan menggunakan kunci inggris

4) Baut yang telah lepas ikatan angin tersebut diturunkan satu persatu dengan menggunakan
katrol yang dioperasionalkan oleh pekerja.

c.Pekerjaan Pembongkaran Portal

Pekerjaan Pembongkaran Portal Jembatan dilakukan dengan langkah langkah kerja sebagai berikut:

1) Besi dilas pada sisi jembatan dan katrol dijepit pada besi

2) Portal diikat di setiap sisi.

3) Baut portal dan pada plat simpul dilepaskan dengan menggunakan kunci inggris.

4) Baut yang tidak bisa dilepas akan dipotong dengan mesin las.

5) Baut yang telah lepas portal jembatan tersebut diturunkan satu persatu dengan
menggunakan katrol.

d. Pekerjaan Pembongkaran Batang Tepi Atas (Top Chord)

Pekerjaan Pembongkaran Batang Tepi Atas (Top Chord) Jembatan dilakukan dengan langkah-langkah
kerja sebagai berikut:

1) Besi dilas pada sisi jembatan dan katrol dijepit pada besi tersebut.

2) Baut portal dan pada plat simpul dilepaskan dengan menggunakan kunci inggris.

3) Baut yang tidak bisa dilepas akan dipotong dengan mesin las.

4) Baut yang telah lepas batang tepi atas jembatan tersebut diturunkan satu persatu dengan
menggunakan Exavator

e. Pekerjaan Pembongkaran Diagonal

Diagonal Pekerjaan Pembongkaran Diagonal dilakukan dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut:

1) Besi di las pada sisi jembatan dan katrol dijepit pada besi tersebut.

2) Baut diagonal jembatan dan pada plat simpul dilepaskan dengan menggunakan mesin impact

3) Diagonal yang telah patah dipotong menggunakan mesin las

4) Baut yang telah lepas pada plat simpul, digonal jembatan tersebut diturunkan dan ditarik
satu persatu dengan menggunakan katrol.

6
f. Pekerjaan Pembongkaran Lantai Jembatan Dengan Menggunakan Breaker Exavator

g. Pekerjaan Pembongkaran Gelagar Memanjang (Stringer)

h. Pekerjaan Pembongkaran Gelagar Melintang (Cross beam)

i. Pekerjaan Pembongkaran Batang Tepi Bawah (Bottom Chord)

Pekerjaan PembongkaranBatang Tepi Bawah Jembatan

1.2.3. Tahap Pasca Konstruksi

7
Tahap pasca konstruksi meliputi kegiatan yang dilakukan setelah berdirinya Jembatan Wai poka .
Kegiatan tersebut meliputi pembersihan bahan material bangunan Jembatan Wai poka yang ada
di lingkungan sekitar dan pembayaran upah para pekerja juga dilakukan setelah berdirinya
Jembatan Wai Poka.

1.3 Rona lingkungan


Kondisi lingkungan awal merupakan kondisi alami yang sudah ada di suatu wilayah sebelum
adanya pembangunan di wilayah tersebut. Kondisi lingkungan awal yang ada di wilayah
Kab.Bangkalan sebelum adanya Jembatan Suramadu dapat dilihat dari dua aspek sebagai berikut.

1.3.1 Sosial Ekonomi


Kondisi perekonomian khususnya pendapatan pada masyarakat poka sebelum adanya jembatan
wai poka menunjukkan adanya peningkatan ekonomi, adanya UMKM, sehingga adanya jembatan wai
poka dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar jembatan tersebut dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat disekitar jembatan tersebut.

1.3.2. Sosial Budaya


Adanya pembangunan sosial budaya membuat masyarakat setempat mampu mengembangkan
berbagai inovasi yang tentunya sangat berguna bagi kehidupan mereka. Selain munculnya inovasi,
pembangunan sosial budaya juga bermanfaat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
masyarakat setempat. Potensi ini berupa sumber daya alam ataupun sumber daya manusia.

Sebagai contoh suatu daerah mempunyai potensi budaya yang kuat. Warga setempat kemudian
dapat bekerja sama untuk mencari dan mengembangkan inovasi agar potensi budaya tersebut
semakin berkembang luas. Mempunyai keterampilan lebih Pembangunan sosial budaya juga
bermanfaat untuk membuat masyarakat setempat memiliki keterampilan lebih. Dengan adanya
pembangunan, warga memiliki akses lebih besar untuk melatih serta mengembangkan
keterampilannya.

1.4. Penapisan ( Screening ) Studi Kasus


Dari studi kasus yang telah dijelaskan maka dapat diketahui dampak penting yang bisa
merugikan banyak masyarakat maupun biota-biota yang ada di perairan di sepanjang poka .
Dampak penting ini dipilih berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU. Nomor 32 tahun
2009 pasal 22 (2).Berdasarkan kriteria dampak penting yang telah disebutkan di UU. Nomor 32
tahun 2009 pasal 22 (2) maka dapat diambil dampak penting dari studi kasus mengenai
pembangunan Jembatan wai poka adalah sebagai beikut.

1.4.1. Jumlah manusia yang terkena dampak


Pembangunan Jembatan Wai Poka baik pada masa prakonstruksi, konstruksi, maupun pasca
konstruksi memiliki dampak langsung terhadap penduduk, baik yang ada pada wilayah sekitar
Poka . Jumlah manusia atau penduduk Poka yang merasakan dampaknya secara langsung pasca
pembangunan Jembatan Wai Poka yaitu jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia dari
tenaga kerja yang dibutuhkan.

1.4.2. Luas wilayah persebaran dampak


Dampak dari pembangunan Jembatan Wai Poka terhadap lingkungan sekitar tidak terlalu meluas,
hanya mencangkup bagian sekitar jembatan dan akses menuju Jembatan. Untuk pertumbuhan

8
ekonomi dampaknya sangat besar mulai dari usaha yang terdapat di lokasi maupun masyarakat lokal
yang dipekerjakan untuk proyek jembatan wai poka

1.4.3 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Wai Poka akan berlangsung
dalam waktu yang cukup singkat karena dampak yang ditimbulkan dari pembagunan jembatan
yaitu seperti debu yang bertebaran, suara alat berat yang digunakan dan volume kendaraan yang
menyebabkan macet namun semua itu hanya sementara karena jika proyek telah selesai maka
dampak yang ditimbulkan akan hilang.

1.4.4 Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak


Pada saat konstruksi atau pembangunan Jembatan Wai Poka memberikan dampak yang sangat
merugikan terhadap laut , karena banyaknya bahan material yang masuk kedalam perairan
menyebabkan kerusakan ekosistem dari biota laut sehingga menurunnya populasi ikan maupun
kerang di sekitar jembatan.

1.4.5.Kumulatif dampak
Untuk kumulatif dampak dari adanya Jembatan Wai poka itu sendiri tidak terlalu menyebabkan
dampak yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan banyaknya dampak positif yang diperoleh
setelah dibangunnya Jembatan Wai poka , diantaranya adalah semakin lancarnya transportasi yang
melintasi arah Waiheru ke poka .

1.4.6. Berbalik atau tidaknya dampak (reversible or irreversible impact)


Adanya pembangunan sementara penganti Jembatan Wai Poka yang awalnya memiliki banyak
dampak negatif yaitu terjadinya macet yang sangat dan polusi yang terjadi namun dengan setelah
berdirinya Jembatan wai poka memberikan beberapa dampak positif yaitu lancarnya aktivitas
kendaraan sehingga dampak negatifnya dapat dipulihkan, seperti semakin lancarnya transportasi
yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.

1.5 Scoping (pelingkupan)


Setelah dilakukannya proses penapisan (screening) dalam analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) maka proses selanjutnya adalah proses pelingkupan (Scoping). Pada tahap pelingkupan
ini dilakukan penetapan terhadap dampak penting yang ditimbulkan dari adanya Jembatan wai
poka.

1.5.1 Identifikasi Dampak Potensial Dalam melakukan identifikasi dampak


potensial ini dilakukan analisa dampak yang terjadi berdasarkan 3 komponen, yakni ditinjau
dari komponen biogeofisik, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Berikut adalah penjelasan dari
komponen sosial ekonomi dan budaya

Komponen Sosial Ekonomi

a. Perubahan Pendapatan Masyarakat Pembangunan Jembatan wai poka menyebabkan adanya


perubahan terhadap pendapatan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar. Berikut adalah
penjelasan mengenai perubahan pendapatan masyarakat berdasarkan jenis kegiatan
pembangunan

9
Prakonstruksi : Adanya jual beli lahan milik masyarakat oleh pemerintah dengan harga yang
tidak terlalu sesuai dengan keinginan masyarakat setempat.

Konstruksi : Penurunan pendapatan nelayan yang disebabkan karena migrasinya sebagian besar
populasi ikan dan kerang,

Pasca Konstruksi : Adanya peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang berjualan sebagai
pedagang kaki lima di sekitar jalan akses menuju Jembatan wai poka Hal ini disebabkan semakin
lancarnya transportasi yang juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi.

b. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha Dari adanya pembangunan Jembatan wai poka dapat
memberikan dampak positif terhadap masyarakat lingkungan sekitar. Dampak positif tersebut dapat
ditunjukkan dengan adanya kesempatan kerja dan peluang untuk berusaha mencari pendapatan
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan mengenai adanya
kesempatan kerja dan berusaha berdasarkan jenis kegiatan pembangunan : Konstruksi :
Perektrutan pekerjauntuk membantu dalam pengangkutan material, transportasi dan buruh
bangunan.

Pasca Konstruksi : Masyarakat sekitar mendapatkan lahan untuk membuka usaha seperi
berjualan di sekitar jalan akses menuju Jembatan wai poka

Komponen Sosial Budaya.

a. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek Pembangunan Jembatan wai poka akan menyebabkan
masuknya budaya yang ada di luar poka ke dalam masayrakat disekitar poka sehingga akan
mengubah sikap masyarakatnya

Prakonstruksi : Masyarakat poka terutama sekitar jembatan masih berperilaku berdasarkan


budaya agama yang dianutnya, sehingga masalah-masalah negatif masih sangat jarang terjadi.
Misalnya kasus pencurian, pembunuhan, maupun pengedaran narkoba. Selain itu sebelum
adanya Jembatan wai poka , masyarakat poka masih sering menggunakan teknologi yang
tradisional dalam melakukan aktivitasnya.

Pasca Konstruksi: Masuknya budaya luar yang tidak dapat disaring oleh masayarakat poka
terutama kalangan remaja. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyak timbulnya kenalakan remaja

b. Ketenangan Masyarakat

Setiap adanya kegiatan pembangunan pasti akan selalu menimbulkan dampak. Misalnya saja
mengganggu ketenangan masyarakat yang awalnya aman dan tenteram namun setelah adanya
suatau pembangunan mungkin berpotensi akan merubah ketenangan yang diperoleh
masyarakat pada saat sebelum diadakannya pembangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai
perubahan terhadap ketenangan masayarakat sekitar pembangunan Jembatan wai poka
berdasarkan jenis kegiatan pembangunan :

Konstruksi: Ketidaknyamanan kelangsungan hidup warga msyarakat sekitar kawasan


pembangunan proyek yang disebabkan adanya suara bising dari alat bangunan yang dipakai
untuk pembangunan jembatan wai poka .

Pasca Konstruksi: semakin banyaknya alat transportasi yang melintasi Jembatan wai poka
sehingga dapat menimbulkan keramaian di jalan raya.

1.5.2 Evaluasi Dampak Potensial

10
Dari macam-macam dampak potensial yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan wai poka.
Berikut adalah hasil evaluasi dampak potensial sosial ekonomi dan budaya

a. Komponen Sosial Ekonomi

1. Pendapatan Masyarakat Saat tahap kegiatan konstruksi pemangunan Jembatan wai poka ada
beberapa dampak yang merugikan masyarakat sekiar kususnya para nelayan. Dampak tersebut
ditunjukkan dengan menurunnya hasil penangkapan nelayan karena banyaknya populasi ikan
maupun kerang yang bermigrasi ke wilayah yang lebih jauh. Sehingga nelayan harus melaut
dengan rute yang lebih jauh dari rute yang bisanya.

2. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha Proyek pembangunan Jembatan wai poka berpotensi
untuk membuka lapang pekerjaan bagi masyarakat pengangguran. Hal tersebut ditunjukkan pada
tahap kegiatan prakonstruksi dan knstruksi,dimana adanya pelibatan tenaga kerja yang diambil
sebagian dari masyarakat lokal untuk mengangkut material bangunan misalnya. Pasca operasi
Jembatan Wai Poka terjadi pertumbuhnya aktivitas perekonomian di sekitar Jembatan Wai Poka
karena adanya pedagang kaki lima (PKL)

B. Komponen Sosial Budaya

1. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek

Sikap masyarakat poka terhadap proyek pembangunan Jembatan wai poka pada awalnya tidak
terlalu menyetujui adanya pembangunan Jembatan di sekitar wilayah pemukimannya. Namun
setelah dilakukan pendekatan melalui sosialisasi pengembangan proyek Jembatan wai poka akhirnya
warga masyarakat sekitar setuju dengan adanya pembangunan Jembatan wai poka . Pada tahap
prakonstruksi masyarakat poka terutama disekitar jembatan masih berperilaku berdasarkan budaya
agama yang dianutnya, sehingga masalah-masalah negatif masih sangat jarang terjadi. Misalnya
kasus pencurian, pembunuhan, maupun pengedaran narkoba. Selain itu sebelum adanya
Jembatan wai poka, masyarakat poka masih sering menggunakan teknologi yang tradisional dalam
melakukan aktivitasnya

2. Ketenangan Masyarakat

Ketenangan masyarakat merupakan kunci kenyamanan dalam hidup bermasyarakat. Sebelum


adanya proyek pembangunan Jembatan wai poka kondisi ketenangan masyarakat pada awalnya
adalah aman dan tenteram. Tetapi hal tersebut berbeda dengan diselenggarakannya
pembangunan Jembatan wai poka yang akan merubah ketenangan hidup yang diperoleh
masyarakat . Pada saat tahap kegiatan konstruksi terjadi ketidaknyamanan kelangsungan hidup
warga masyarakat sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan adanya suara bising
dari alat bangunan yang dipakai untuk pembangunan jembatan. Pasca dibangunnya Jembatan
wai poka semakin banyaknya alat transportasi yang melintasi Jembatan wai poka sehingga dapat
menimbulkan keramaian di jalan raya

1.5.3 Hasil Proses Pelingkupan Dampak Penting Hipotetik Setelah dilakukan evaluasi terhadap
potensi dampak dari kegiatan pembangunan Jembatan wai poka maka dapat diperoleh dampak
hipotetik sebagai berikut:

a. Komponen Sosial Ekonomi

• Perubahan Pendapatan Masyarakat

• Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

11
b. Komponen Sosial Budaya

• Sikap Masyarakat Terhadap Proyek

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Komponen Lingkungan Yang Akan Ditelaah
Untuk pelaksanaan studi analisis dampak lingkungan ini, maka komponen lingkungan yang perlu
ditelaah adalah daerah sekitar areal proyek dengan batasan dalam uraian wilayah studi dibawah.
Komponen lingkungan yang terkena dampak yang harus ditelaah terbagi dalam komponen sosial
ekonomi dan sosial budaya yang dapat mcmpengaruhi hal-hal sebagai berikut:

A. Sikap dan perilaku masyarakat

Sikap dan perilaku masyarakat Poka terhadap proyek pembangunan jembatan Wai poka memberikan
dampak positif. Tetapi setiap adanya kegiatan pembangunan pasti akan selalu menimbulkan
dampak . Misalnya saja menggangu ketenangan masyarakat yang awalnya aman dan tentram namun
setelah adanya suatu pembangunan mungkin berpotensi akan merubah ketenangan yang diperoleh
masyarakat pada saat sebelum diadakannya pembangunan jembatan wai poka berdasarkan jenis
kegiatan pembangunan :

Kontruksi: Ketidaknyamanan tidak hidup warga masyarakat sekitar daerah pembangunan yang
disebabkan adanya suara berisik dari alat bangunan yang dipakai untuk pembangunan jembatan dan
juga membuat rumah-rumah warga yang ada disekitar jembatan menjadi bergetar ketika alat berat
bekerja, polusi, debu, masalah kesehatan lingkungan.

Pasca kontrusi: Semakin banyaknya alat transportasi yang menjebak jembatan wai poka sehingga
dapat menimbulkan keramaian di jalan raya seperti kendaran yang menjebak poka.

B. Persepsi Masyarakat

proses pelaksanaan pembangunan jembatan Wai poka , untuk mengetahui tanggapan – tanggapan
masyarakat mengenai proses pelaksanaan pembangunan dan untuk mengetahui dampak positif dan
negative yang akan ditimbulkan dalam pembangunan. Dalam pembangunan jembatan ada 2 (dua)
dampak positif dan negatif yaitu dampak positif menurut masyarakat bahwa pembangunan
memberikan kemudahan dalam hal Aksesibilitas pada jalur lalu lintas bagi masyarakat, sedangkan
pada dampak negatifnya yaitu menganggu aktivitas masyarakat saat kegiatan proyek berjalan.
Selanjutnya factor – factor yang mempengaruhi persepsi masyarakat pada pelaksanaan
pembangunan jembatan adalah, Faktor personal atau situasional yaitu masyarakat dapat melihat
kondisi atau keadaan pembangunan jembatan masih 70 % dari bentuk sempurna sedangkan factor
fungsional dapat lihat pembangunan jembatan yang belum selesai sehingga belum dapat digunakan
sebagai akses jalur lalu lintas dan memenuhi kebutuhan masyarakat .

C. Lalu Lintas

12
Pada saat pembangunan jembatan tersebut lalu lintas menjadi terganggu seperti kemacetan
mengakibatkan pengguna jalan merasakan waktu terbuang , mengurangi jam kerja atau belajar dan
rawan kecelakaan. Pasca kontruksi transportasi di jembatan wai poka semakin lancar sehingga
memudahkan masyarakat dalam berakivitas.

D. Estetika lingkungan

Estetika bukanlah pertimbangan tambahan dalam perencanaan, melainkan merupakan bagian


integral dari perencanaan jembatan. Konstruksi struktural dan estetika jembatan harus
dipertimbangkan bersama selama tahap desain kontekstual. Untuk mencapai tugas tersebut, insinyur
desain jembatan harus memiliki pemahaman yang baik tentang teori struktur dan estetika jembatan.

Pra konstruksi: dimana estetika lingkungan banyaknya sampah yang mulai bertumpukan dan
lingkungan disekitar sangat kotor karena adanya galian yang dilakukan

Konstruksi: yaitu terdapat asap dan debu diudara dan adanya kemacetan panjang yang terjadi saat
terjadi konstruksi yang sedang terjadi

Pasca konstruksi: yaitu lingkungan sudah mulai bagus sudah tidak adanya sampah yang berserakan
dan kualitas udara dan polusi sudah berkurang dan tidak ada terjadinya kemacetan dikarenakan
jembatan telah selesai dibuat

E. Ekonomi

Mata pencaharian

Mata pencarin adalah kesuluruhan kegiatan yang memanfaatkan sumber daya yang ada pada
lingkungan fisik .kehidupan masyarakat di poka

Kesempatan kerja dan Peluang berusaha Dari adanya pembangunan jembata wai poka dapat
memberikan dampak positif terhadap masyarakat lingkungan sekitar . Dampak positif tersebut dapat
ditunjukkan dengan adanya kesempatan kerja dan peluang untuk memenuhi kehidupan sehari –
hari . berikut adalah penjelasan mengeni adanya kesempatan kerja dan peluang usaha berdasarkan
jenis kegiatan pembangunan :

Kontruksi: Perektrutan buruh untuk membantu dalam pengangkutan material , transportasi dan
buruh bangunan.

Pasca kontruksi:Masyarakat sekitar mendapatkan lahan untuk membuka usaha seperti berjualan di
sekitar jalan akses menuju jembatan wai poka

2.2.Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi ditentukan oleh rangkuman antara batas proyek, batas administratif, batas
ekologis dan batas sosial.

2.2.1 Batas Proyek


Batas proyek adalah ruang dimana lokasi pembangunan jembatan wai poka dilaksanakan dimana
jembatan ini menghubungkan poka dan hunut, waiheru dimana jembatan wai poka dibangun di jalan
y. syaranamual.

13
2.2.2 Batas Ekologi
Batas ekologi adalah ruang persebaran dampak dari suata rencana kegiatan menurut media
transportasi limbah (air, udara) diaman proses alami yang berlangsung di dalam ruang di sekitar
rencana kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan atau kegiatan .

2.2.3 Batas Sosial


Batas sosial adalah suatu ruang gerak tempat berlangsung kegiatan dan interaksi sosial
sekelompok manusia. Di dalam ruang tersebut terdapat berbagai interaksi sosial yang
emngandung norma dan nilai nilai tertentu yang sudah mapan tempat terjadinya atau
berlangsungnya proses sosial yang diakibatkan oleh dinamika sosial suatu kelompok
masyarakat yang diprakirakan mengalami perubahan akibat rencana kegiatan meliputi
wilayah poka

2.2.4 Batas Administratif


Batas administrasi adalah batas ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan
sosial ekonomi sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku di ruang tersebut.
Berdasarkan pelingkupan maka batas admisitratif kegiatan pembagunan jembatan wai poka adalah di
poka

14
DAFTAR PUSTAKA
diah rinani & ayu dwi putri. (2015). Studi amdal analisis pembangunan jembatan suramadu
terhadap masyarakat di kawasan kec. Labang, kab. Bangkalan madura. Universitas brawijaya.
Malang

kadek diana & p.alit suthanaya. (2015). Analisis degradasi lingkungan akibat dari pembangunan
jalan lingkar nusa penida. Universitas udaya. Bali

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai