OLEH : KELOMPOK 1
KEVIND PARINDING (214 213 011)
LIA KOMBONG PADANG (214 213 007)
YITRO PARAMMA (214 213 031)
MELKY OKTAVIAN S.R. (214 213 030)
RANI SARANGA (214 213 095)
1.SEKILAS TENTANG JEMBATAN SURAMADU
JEMBATAN SURAMADU :
Jembatan yang melintasi Selat Madura yang menghubungkan antara Pulau
Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan), merupakan jembatan
terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Terdiri dari 4 lajur 2 arah selebar 3,5 meter
dengan 2 lajur darurat selebar 2,75 meter.Juga terdapat lajur khusus bagi
pengendara sepeda motor disetiap sisi luar Jembatan. Jembatan Suramadu terdiri
dari tiga bagian yaitu jalan layang, jembatan penghubung dan jembatan utama.
Data Umum Proyek
No Jembatan :-
Panjang : 5.438 m
Lebar : 30 m
Bentang Terpanjang : 434 m
Kondisi Umum : Aktif
Jenis Jembatan : Cable Stayed
Tanggal Mulai : 23 Agustus 2003 (era Megawati Soekarno Putri)
Tanggal Peresmian :10 Juni 2009
Yang Meresmikan : Susilo Bambang Yudhoyono NEXT PAGE
Biaya : 4,5 Milyar
LETAK GEOGRAFIS JEMBATAN DARI GOOGLE EARTH
MADURA
KOTA
SURABAYA
Keadaaan Jembatan Suramadu
Gambar Jembatan Suramadu pada siang hari
Gambar Jembatan Suramadu pada malam hari
2. STUDI KASUS PENGARUH ADANYA JEMBATAN
SURAMADU
Memiliki potensi sebagai generator pembangkit, namun apabila tidak
dikendalikan maka diprediksi akan membawa pengaruh perubahan terhadap
pengembangan wilayah di kawasan kaki Jembatan Suramadu dan sekitarnya
baik pada sisi Surabaya maupun Bangkalan seperti :
menurunnya fungsi bangunan dan kualitas lingkungan
nelayan mengalami penurunan income karena berkurangnya populasi
ikan dan kerang di daerah perairan,
adanya penurunan terhadap hasil pertanian (petani merelakan lahannya
guna kepentingan pengembangan Jembatan Suramadu)
banyak warga masyarakat yang menjadi pengangguran karena
kurangnya lapangan pekerjaan. Yakin(2013),
3. AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan)
Dalam proses pengerjaan AMDAL salah satu proses awal yang perlu
ditelusuri adalah proses Screening atau penapisan lalu dilanjutkan dengan
proses pelingkupan (Scoping)
4. Rencana Kegiatan Pembangunan Jembatan Suramadu
Rencana kegiatan yang dilakukan dalam pembangunan Jembatan
Suramadu ini dibagi menjadi tigas bgaian, yaitu prakonstruksi,
konstruksi, dan pasca konstruksi.
5. Rona Lingkungan Awal
Kondisi lingkungan awal yang ada di wilayah Kab.Bangkalan
sebelum adanya Jembatan Suramadu dapat dilihat dari dua aspek
sebagai berikut :
A. Sosial Ekonomi
Kondisi perekonomian khususnya pendapatan daerah kabupaten
Bangkalan sebelum adanya jembatan Suramadu menunjukkan angka
yang positif. Setiap tahun terjadi peningkatan sebesar 5 6%
Tabel 1Perkembangan pendapatan daerah Kabupaten Bangkalan tahun 2002 2009
Tahun Pendapatan daerah (Juta Rupiah) Perkembangan
2.085.885,48 -
2002
1 Perubahan Pendapatan
Masyarakat
2 Kesempatan Kerja dan Peluang
Berusaha
Evaluasi Dampak Potensial
Berikut adalah hasil evaluasi dari masing-masing dampak potensial
berdasarkan 3 komponen :
A. KOMPONEN BIOGEOFISIK
1.Perubahan Bentuk Lahan : perubahan bentuk lahan yang
awalnya merupakan lingkungan persawahan kini menjadi jalan akses
menuju Jembatan Suramadu khususnya dari arah Kab. Bangkalan
2. Penurunan Kualitas Air Laut
Kualitas air laut yang ada di sekitar area proyek menjadi
tercemar
karena masuknya material bangunan ke dalam air secara tidak
sengaja sehingga menyebabkanya terganggunya ekosistem biota
aquatik dan nantinya berdampak pada warga masyarakat yang
menggantungkan hidupnya pada hasil laut.
3. Biota aquatik
Menurunnya kualitas air laut menyebabkan ekosistem biota aquatik
menjadi terganggu sehingga berpotensi mengusir populasi ikan dan
kerang yang ada di area bawah Jembatan Suramadu.
4. Penurunan Kualitas Udara Bersih
Konstruksi: wilayahdi sekitar proyek pembangunan menjadi
tercemar terutama semakin sedikitnya kesediaan udara bersih yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, Kec.Labang Kab. Bangkalan.
Pasca kontruksi : jumlah alat transportasi yang melintasi wilayah
Kab. Bangkalan semakin meningkat sehingga warga masyarakat
Kec.Burneh sering merasakan dampak dari polusi kendaraan
B. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI
1. Pendapatan Masyarakat
Konstruksi : merugikan para nelayan, adanya penurunan hasil panen
petani karena banyak lahan yang digunakan untuk pengembangan
jembatan
Pasca konstruksi :bangkrutnya MPU,turunnya jumlah penumpang
kapal ferry secara drastis karena akses melalui Jembatan Suramadu
lebih efisiensi terhadap waktu.
Dampak positif : menyebabkan Income perkapita rata-rata per tahun di
Bangkalan bertambah sebanyak 93,63 % karena semakin lancarnya
transportasi yang juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
2. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Prakonstruksi & Konstruksi : keterlibatan tenaga kerja yang diambil
sebagian dari masyarakat lokal untuk mengangkut material bangunan
Pasca operasi Jembatan Suramadu terjadi pertumbuhnya aktivitas
perekonomian di sekitar Jembatan Suramadu karena adanya
pedagang kaki lima (PKL).
C. KOMPONEN SOSIAL BUDAYA
1. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
Prakonstruksi: masyarakat Kab.Bangkalan masih berperilaku
berdasarkan budaya agama yang dianutnya, sehingga masalah-
masalah negatif masih sangat jarang terjadi. Misalnya kasus
pencurian,pembunuhan,maupun pengedaran narkoba, masyarakat
Madura masih sering menggunakan teknologi yang tradisional dalam
melakukan aktivitasnya.
pengoperasian jembatan menyebabkan masuknya budaya luar Pulau
Madura yang tidak dapat disaring oleh masayarakat Madura terutama
kalangan remaja seperti timbulnya kasus mengenai perampokan yang
disertai dengan pembunuhan dan pengedaran narkoba.
3. Ketenangan Masyarakat
Konstruksi :terjadi ketidaknyamanan kelangsungan hidup warga
masyarakat sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan
adanya suara bising dari alat bangunan yang dipakai untuk
pembangunan jembatan.
Pasca Konstruksi semakin :banyaknya alat transportasi yang
melintasi Jembatan Suramadu sehingga dapat menimbulkan
keramaian di jalan raya seperti kendaraan yang melintasi kecamatan
Burneh Bangkalan.
Selain dampak positif ada pula dampak negatif yang sangat penting yang
ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu, yakni :
Adanya perubahan bentuk lahan yang digunakan untuk pembukaan
lahan sebagai jalan akses menuju Jembatan Suramadu. Lahan yang
awalnya merupakan lahan persawahan milik masyarakat sekitar kini
menjadi jalan raya sebagai akses menuju Jembatan Suramadu.
Penurunan kualitas air laut yang disebabkan karena adanya mobilisasi
alat dan bahan material yang digunakan dalam pembangunan
Jembatan Suramadu. Adanya kegiatan tersebut menyebabkan laut
menjadi tercemar sehingga ekosistem biota aquatik menjadi
terganggu.
Penurunan kualitas udara bersih yang disebabkan karena adanya
kegiatan mobilisasi alat dan bahan material yang dilakukan saat
pembangunan Jembatan Suramadu.
8. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Pembangunan Jembatan Suramadu
lihat lampiran tabel dalam mic.word