1
Data Deskripsi Rencana Kegiatan
1. Kontraktor : China Comunication Construction Group
2. Proyek : Pembangunan Jembatan Suramadu
3. Lokasi : Surabaya, Kecamatan Bangkalan
4. Panjang Jembatan : 5.438 hektar
5. Tenaga kerja : 400 Pekerja
6. Waktu : 7 Tahun
7. Jam Kerja : 24 Jam WIB
8. Alat Berat : Caterpillar, Track Feller Buncher,
9. Perijinan : Berdasarkan keputusan presiden Nomor 79 Tahun 2003
10. Iklim : Panas (± 24 – 34 o C).
12. Udara : Panas ( karena berada diatas permukaan laut).
13. Topografi : Berada di atas permukaan laut.
Keistimewaan :
• Meningkatkan kelancaran lalu lintas
• Kontruksi jembatan yang kuat
• Memiliki desain yang indah
• Menghubungkan 2 tempat dengan waktu yang singkat/efektif
• Keindahan alam disekitar jembatannya
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan
dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 Meter dengan lebar kurang lebih 30 meter.
Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 Meter dengan dua lajur darurat
selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda
motor di setiap sisi luar jembatan.
2
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan
dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36
bentang sepanjang 1.458 Meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter
pada sisi Madura. Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang
40 meter tiap bentang yang disangga fondasi pipa baja berdiameter 60 cm.
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping
sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter. Jembatan utama
menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter.
Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter. Untuk mengakomodasi
pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas
setinggi 35 meter dari permukaan laut.
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi
Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah
yang terdiri dari main bridge dan approach bridge. Jembatan ini diresmikan bersama
diresmikannya Jalan Raya Bogor yang berstatus Jalan Nasional.
Jembatan ini memiliki kecantikannya yang dapat Anda nikmati saat melintas di
Jembatan Suramadu, yaitu Anda akan dibuat tercengang dan terkagum-kagum karena saat
berada di tengah jembatan, Anda bisa melihat adanya laut yang indah dan juga apabila Anda
datang pada saat yang tepat seperti sunset/sunrise akan sangat lebih bagus lagi
pemandangannya.
3
2. Analisis Dampak Lingkungan
Kondisi lingkungan awal merupakan kondisi alami yang sudah ada di suatu wilayah
sebelum adanya pembangunan di wilayah tersebut. Kondisi lingkungan awal yang ada di
wilayah Kab.Bangkalan sebelum adanya Jembatan Suramadu dapat dilihat dari dua aspek
sebagai berikut.
4
tersebut ditandai dengan masih aktifnya nelayan untuk melaut karena sumberdaya
perikanan yang masih melimpah sebelum adanya proyek pembangunan Jembatan
Suramadu. Melimpahnya sumberdaya perikanan merupakan faktor penunjang utama
terciptanya kesejahteraan masyarakat, terutama bagi warga masyarakat pesisir Madura
maupun Surabaya yang bermatapencaharian sebagai nelayan
Sebelum adanya Jembatan Suramadu keadaan sosial budaya Masyarakat khsusnya di sisi
Madura sangatlah primitif, hal ini disebabkan sulitnya akses transportasi untuk menuju
kota besar seperti Surabaya. Sedangkan tranportasi itu sendiri merupakan urat nadi
kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya bagi masyarakat yang mendiami suatu
wilayah. Adanya kesulitan transortasi tersebut menyebabkan masyarakat Madura tidak
terlalu mengikuti perkembangan zaman karena jauhnya akses menuju kota metropolitan
yang pada saat itu hanya mengandalkan kapal ferry di di pelabuhan Ujung. Pelabuhan
Ujung Kamal merupakan satu-satunya akses yang dapat dilalui untuk menuju pulau Jawa
terutama Kota Surabaya. Pada saat-saat tertentu penumpang kapal ferry pasti mengalami
peningkatan jumlah penumpang yang pesat, sehingga hal demikian sangatlah memicu
emosi masyarakat untuk lebih tertib dalam budaya antri agar bisa menaiki kapal fery.
Menurut Effendi (2013), budaya “toron” (pulang kampung) bagi masyarakat madura
menjadi menu wajib bagi mereka. Akibatnya peningkatan mobilitas manusia dan barang
tak dapat dihindari, sedangkan dari segi kapasitas kapal feri tidak bisa ditambah lagi
karena dapat menganggu alur pelayaran yang ada. Selain adanya tradisi pulang kampung,
keadaan sosial budaya dalam masyarakat Madura khususnya Kab.Bangkalan sebelum
adanya Jembatan Suramadu adalah hampir tidak pernah mengalami kasus yang negatif
(peredaran narkoba). Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa budaya yang dianut
oleh masyarkat Madura adalah budaya yang benar-benar dijaga kearifannya oleh
masyarakatnya dari turun-temurun.
5
b. Dampak Saat Pembangunan Proyek
1. Komponen Biogeofisik
Adanya kegiatan pembangunan yang berada di sekitar lingkungan pesisir pasti akan
menyebabkan penurunan kualitas air laut yang ada di sekitar tempat pembangunan.
Dampak dari penurunan kualitas air laut tersebut sangat mempengaruhi kelangsugan
hidup dari biota aquatik yang tinggal di dalamnya. Berikut adalah penjelasan
mengenai penurunan kualitas air laut berdasarkan jenis kegiatan pembangunan:
6
c. Penurunan Kualitas Udara Bersih
Konstruksi: Adanya pencemaran udara dari bahan material bangunan dan kegiatan
transportasi di sekitar proyek pembangunan.
7
B. Komponen Sosial Budaya
a. Ketenangan Masyarakat
1) Aspek Sosial
Perubahan sosial yang terjadi di daerah pembangunan jembatan Suramadu khususnya
pulau Madura, dalam hal ini berkaitan dengan adanya proyek pembangunan jembatan
Suramadu menimbulkan dampak yang menguntungkan atau bahkan tidak
menguntungkan bagi masyarakat khusus nelayan yang tinggal disekitar wilayah
tersebut.
8
Pembangunan jembatan Suramadu memberikan dampak yang merugikan bagi
masyarakat khususnya nelayan yang tinggal di sekitar jembatan Suramadu tersebut,
terutama pada perubahan nilai-nilai sosial, adnya perubahan keterampilan yakni
modifikasi alat tangkap, terganggunya rasa aman warga dan penurunan pendapatan
rumah tangga nelayan. Sedangkan konstruksi pembangunan jembatan Suramadu tidak
memberikan dampak apapun terhadap peningkatan jumlah kepemilikan sarana yang
menunjang dalam mencari ikan di laut.
2) Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan salah satu perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi
di daerah pembangunan jembatan Suramadu khususnya pulau Madura, dalam hal ini
berkaitan dengan adanya proyek pembangunan jembatan Suramadu menimbulkan
dampak yang menguntungkan atau bahkan tidak menguntungkan bagi masyarakat
khusus nelayan yang tinggal disekitar wilayah tersebut.
A) Bagi Nelayan
Prekonomian bagi para nelayan yang tinggal di sekitar jembatan suramadu mulai
berkurang sejak adanya proyek pembangunan jembatan tersebut. Karena konsumen
langsung membeli ikan pada juragan ikan yang ada di darat, tidak lagi membeli
langsung pada para nelayan, sehingga perubahan nilai nominal pendpatan berkurang.
Dilain sisi juga adanya pembangunan jembatan suramadu dinilai menguntungkan
pada bagi nelayan maupun buruh. Karena atas desakan ekonomi yang dialami, mereka
berusaha untuk melakukan diversifikasi usaha dengan memanfaatkan keterampilan
yang mereka miliki sehingga dapat membantu menambah pendapatan keluarga dan
mengurangi kebergantungan kepada usaha di sector perikanan.
B) Bagi Pedagang Kaki Lima
9
efisiensi terhadap waktu, sehingga para pegawai yang bekerja di pelabuhan
mengalami jadwal kerja yang tidak seefektif seperti sebelumnya.
10