Anda di halaman 1dari 4

RESUME PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SELAT SUNDA

Nama : SAFARULLOH
Npm : 2101211070
Kelas : Teknik Sipil M1
Semester : 5
Dosen Pengampu : DINIHARI MULYA LESTARI S.T., M.T.,
JEMBATAN SELAT SUNDA

Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah salah satu proyek besar pembangunan jembatan yang
melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra. Namun, pada
November 2014 pemerintahan Presiden Joko Widodo menangguhkan rencana pembangunan
jembatan tersebut.[1] Proyek ini dicetuskan pada tahun 1960 dan sekarang akan merupakan bagian dari
proyek Asian Highway Network (Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway).[2] Dana proyek
pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) direncanakan berasal dari
pembiayaan konsorsium diperkirakan menelan biaya sekitar 10 miliar dolar AS atau 100
triliun rupiah [3]yang akan dipimpin oleh perusahaan PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM). Menurut
rencana panjang JSS ini mencapai panjang keseluruhan 31 kilometer dengan lebar 60 meter, masing-
masing sisi mempunyai 3 lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api akan
mempunyai ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air.
PRANSTUDI KELAYAKAN
Prastudi kelayakan Jembatan Selat Sunda ini telah diserahkan pada Gubernur Banten, Lampung dan
pemerintah pusat dalam suatu acara khusus bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada tanggal 13
Agustus 2009.[6] Selanjutnya, pra-studi ini akan melibatkan 10 provinsi yang berada pada Pulau
Sumatra.
Dengan dilakukan revisi Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005, maka dibentuk kembali kelompok
studi kelayakan (feasibility study) yang terdiri dari soal teknis, tata ruang, dan keekonomian, serta
sosial.[7] Namun, realisasi proyek Jembatan Selat Sunda masih perlu waktu kaji satu hingga satu
setengah tahun lagi.[8]

Pembangunan Jembatan Selat Sunda merupakan proyek infrastruktur yang sangat besar dan
kompleks, dan perencanaannya melibatkan berbagai aspek teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Di
bawah ini adalah beberapa aspek utama dalam perencanaan Jembatan Selat Sunda:
1. Studi Kelayakan: Perencanaan dimulai dengan studi kelayakan yang komprehensif. Studi ini
melibatkan analisis menyeluruh terhadap kebutuhan proyek, dampak sosial, ekonomi, lingkungan,
serta teknis. Hasil studi ini akan menentukan apakah proyek ini layak dilanjutkan.
2. Rute Jembatan: Pemilihan rute yang optimal adalah langkah penting. Ini mencakup penentuan
lokasi awal dan akhir jembatan serta perhitungan teknis tentang panjang, kedalaman, dan konfigurasi
struktur jembatan.
3. Desain Teknik: Perencanaan melibatkan desain teknis yang detail. Ini termasuk spesifikasi teknis
untuk struktur jembatan, perkerasan, fondasi, pemipaan, serta teknologi dan sistem yang akan
digunakan.
4. Akuisisi Lahan: Pembebasan lahan yang diperlukan untuk konstruksi jembatan merupakan tahap
kunci. Ini melibatkan negosiasi dengan pemilik lahan, penilaian lahan, serta pemenuhan persyaratan
hukum dan pemilikan tanah.
5. Pembiayaan: Sumber pendanaan yang cukup harus dipertimbangkan. Ini bisa mencakup dana dari
pemerintah, pinjaman, investasi swasta, atau kemitraan publik-swasta.
6. Dampak Lingkungan: Studi dampak lingkungan yang komprehensif harus dilakukan untuk menilai
dampak proyek terhadap ekosistem, kualitas air, udara, dan lingkungan lainnya. Tindakan mitigasi
harus dirancang untuk mengurangi dampak negatif.
7. Keamanan Jembatan: Perencanaan harus memasukkan peralatan keamanan jembatan seperti
lampu jalan, pembatas jalan, sistem pemantauan, dan tanda lalu lintas.
8. Manajemen Lalu Lintas: Pengaturan lalu lintas yang baik perlu dirancang untuk menjaga aliran lalu
lintas yang aman dan lancar selama konstruksi dan operasi jembatan.
9. Jadwal Konstruksi: Penjadwalan konstruksi yang cermat diperlukan untuk mengatur urutan
pekerjaan dan memastikan proyek selesai tepat waktu.
10. Operasi dan Pemeliharaan: Perencanaan juga harus mencakup operasi jembatan setelah selesai
dan pemeliharaan berkala untuk memastikan keamanan dan kinerja jembatan.
11. Konsultasi Masyarakat: Keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lokal adalah
komponen penting dalam perencanaan. Pertemuan terbuka, diskusi, dan komunikasi efektif dengan
masyarakat setempat sangat diperlukan.
12. Regulasi dan Persetujuan: Proyek jembatan harus mematuhi semua regulasi dan persetujuan
pemerintah yang berlaku. Ini mencakup perizinan, izin lingkungan, dan persetujuan perencanaan.
13. Pengawasan dan Pengendalian: Proyek ini harus dipantau secara ketat selama seluruh tahap
konstruksi dan operasi untuk memastikan kepatuhan terhadap rencana dan anggaran serta keamanan.
Perencanaan Jembatan Selat Sunda adalah proyek ambisius yang akan memiliki dampak besar
terhadap konektivitas antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera di Indonesia. Proyek ini akan
memerlukan kolaborasi antara pemerintah, kontraktor, ahli teknik, dan berbagai pemangku
kepentingan. Dalam perjalanan proyek ini, komunikasi yang efektif, pemantauan yang ketat, dan
perhatian terhadap dampak sosial dan lingkungan yang baik sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai