REKAYASA JEMBATAN
Metode dan Tahapan Konstruksi Jembatan Segilayang di Kelurahan
Sewu dan Semanggi Kota Surakarta
Dikerjakan Oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Jembatan ini sebagai salah satu tugas yang diberikan pada
semester V ini dengan baik.
Dalam penyusunan tugas ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih, kepada :
Semoga laporan Tugas Rekayasa Jembatan ini dapat memberi manfaat bagi
penyusun sendiri maupun bagi segenap civitas akademika dalam menambah
pengetahuan dalam menunjang pemahaman mengenai masalah keteknikan
terutama dalam masalah struktur.
Penyusun
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………...........................
i
Kata Pengantar…………………………………………………………………...
ii
Daftar isi................................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................
1
Daftar Pustaka.......................................................................................................
iv
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
BAB 1
PENDAHULUAN
4. Fungsi Budaya
Dengan adanya jembatan maka akan mempermudah interaksi budaya
daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga akan memperkaya budaya
masing - masing daerah.
5. Fungsi HANKAM
Pentingnya jembatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yaitu dapat meningkatkan per tahanan dan keamanan suatu
negara, ketika terjadi hal - hal yang tidak diinginkan dan dapat
mengganggu stabilitas daerah maupun nasional.
Salah satu hal yang penting dalam merencanakan suatu jembatan adalah
bagaimana kita bisa membangun jembatan tersebut, metode apa yang paling
cocok, efektif, dan efisien dalam membangun jembatan. Kami sebagai penulis
ingin memaparkan metode konstruksi yang kami gunakan untuk membangun
Jembatan Segilayang yang sudah kami desain sebelumnya untuk menghubungkan
Kelurahan Sewu dan Kelurahan Semanggi di Kota Surakarta.
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
BAB 2
SPESIFIKASI JEMBATAN
Konstruksi menara pada jembatan ini berupa konstruksi celullar, yang terbuat
dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau beton bertulang. Tumpuan menara
baja biasanya dapat diasumsikan jepit atau sendi. Sedangkan tumpuan kabel di
bagian atas menara, sering digunakan tumpuan rol untuk mengurangi pengaruh
ketidakseimbangan menara akibat lendutan kabel.
2. Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung.
Struktur kabel pada jembatan gantung terdiri dari kabel utama dan kabel
penggantung. Kabel utama (main cable/suspension cable) adalah kabel yang
berfungsi sebagai penahan kabel penggantung dan meyalurkan beban dari kabel
penggantung ke menara (tower/pylon). Kabel penggantung (hanger/suspender)
9
adalah kabel vertikal/diagonal yang berfungsi sebagai penggantung lantai (deck)
dan menyalurkan beban dari lantai (deck) ke kabel utama.
Kabel dengan inti yang lunak tidak diizinkan digunakan pada jembatan
gantung ini, kabel harus memiliki tegangan leleh minimal sebesar 1500 MPa.
Kabel pemikul yang digunakan berupa untaian (strand) dibuat dari material mutu
tinggi dengan kuat tarik minimum 1800 MPa dengan jenis Stran Rope. Kabel
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
3. Deck Jembatan
Sistem lantai (deck) merupakan struktur longitudinal yang menyokong dan
mendistribusikan beban lalu lintas di atasnya, berperan sebagai penghubung
sistem lateral, serta menjamin stabilitas aerodinamis dari struktur. Dalam
perencanaan deck jembatan perlu mempertimbangkan faktor aliran udara vertikal
dan beban mati dari deck itu sendiri. Dengan penggunaan sistem lantai (deck)
dapat menambah kekakuan dari konstruksi jembatan gantung. Material yang
biasanya digunakan pada deck (sistem lantai) jembatan berupa kayu dengan alasan
untuk menekan biaya pengeluaran karena penggunaan plat lantai kayu ini di
anggap lebih ekonomis di banding dengan jenis plat lainnya.
Pelat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu beban
mati maupun beban hidup yang kemudian menyalurkannya ke system struktur
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
4. Gelagar
Balok gelagar merupakan komponen struktur lentur yang tersusun dari
beberapa elemen pelat. Balok gelagar pada dasarnya adalah balok dengan ukuran
penampang melintang yang besar serta bentang yang panjang. Penampang
11
melintang yang besar tersebut merupakan konsekuensi dari panjangnya bentang
balok.
Definisi lainnya yaitu Gelagar plat (girder plate), yaitu balok yang dibentuk
dari elemen-elemen pelat untuk mencapai penataan bahan yang lebih effisien
dibanding dengan yang biasa peroleh dari balok profil pabrikasi. Ada dua
kegagalan yang dapat terjadi pada komponen struktur lentur profil I yang
mengelami lentur. Kegagalan pertama profil akan mengalami lateral-torsional
buckling (tekuk lateral) yang diakibatkan adanya displacemen dan rotasi di tengah
bentang, namun hal ini tidak mengalami perubahan bentuk. Kegagalan kedua,
profil akan mengalami local buckling (tekuk lokal) pada sayap tekan dan juga
pada pelat badan, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk profil, hal ini
diakibatkan oleh adanya rasio kelangsingan yang relatif sangat besar antara tinggi
pelat badan terhadap tebalnya (h/t). Hal tersebut dapat diatasi dengan cara
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
5. Angkur
Pengangkuran jembatan gantung berupa balok beton yang sangat besar yang
menjadi angkur kabel utama dan berperan sebagai penyokong akhir sebuah
jembatan. Pengangkuran jembatan dapat berupa pengakuran gravity atau tunnel.
Pengangkuran gravity bergantung pada massa angkur itu sendiri untuk menahan
tegangan dari kabel utama. Pengangkuran tunnel membawa tegangan dari kabel
utama langsung ke dalam tanah. Pada jembatan ini akan di desain pangangkuran
seperti Jembatan Akashi Kaikyo.
6. Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya. Pondasi pada jembatan adalah yang tertanam
didalam tanah. Fungsi dari pondasi adalah untuk menahan beban-beban bangunan
yang berada diatasnya dan meneruskannya ketanah dasar, baik kearah vertikal
maupun kearah horizontal. Dalam perencanaan suatu konstruksi bangunan yang
kuat, stabil dan ekonomis, perlu diperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. Daya dukung tanah serta sifat-sifat tanah
b. Jenis serta besar kecilnya bangunan yang akan dibuat
c. Keadaan lingkungan lokasi pelaksanaan
13
d. Peralatan yang tersedia
e. Waktu pelaksanaan kegiatan pelaksanaan konstruksi
Untuk material pondasi pada jembatan ini akan di pilih beton bertulang. Untuk
memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok
untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk
diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Hal-hal berikut
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
a. Keadaan tanah pondasi
b. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
c. Keadaan daerah sekitar lokasi
d. Waktu dan biaya pekerjaan
e. Kokoh, kaku dan kuat
14
16
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret
18
20
BAB 3
METODE DAN TAHAPAN KONSTRUKSI
21
B. Konstruksi Tower
C. Pemasangan Kabel
a. Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
- Bentangkan tali pengarah (Pilot Roper) diantara Tower sampai ke angker,
- Pasang juga tali pengangkut/penarik dan alat pengangkut (carrier)
- Pasang tali jalan kerja dan system lantainya (Catwalk) ;
- Pasang kabel kawat prategang
- Pasang pita kabel dan tali penggantung selanjutnya siap untuk pemasangan 22
girder truss/stiffening frame
Gambar 19. Pemasangan Strand dan Cable Band and Hanger Rope
· Pada saat yang bersamaan pada posisi Tower pasang 6 (enam) panel kearah darat
dan kearah tengah.
· Selanjutnya pada ujung masing-masing panel yang sudah terpasang tersebut
ditempatkan crane yang dapat bergerak (traveling crane) untuk melakukan
pemasangan secara bertahap segmen per segmen untuk kemudian bertemu dengan
semen yang bergerak dari arah lainnya.
· Untuk bentang dari angker ke tower maka segmen akan bertemu didekat tower
25
dan pada bentang tower ke tower akan bertemu ditengah-tengah bentang.
· Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung terpasang maka disiapkan untk
memasang girder truss;
· Pasang gantry pada tali pengarah dan siapkan ponton/kapal pengangkut girder
dan siapkan tower crane di posisi tower serta crane mengapung di arah darat;
· Girder mulai dipasang blok per blok menggunakan gantri dan ponton mulai dari
tengah-tengah bentang tower ke tower menuju ke tower masing-masing, serta
girder dipasang dari arah darat/angker dengan menggunakan crane terapung;
Dilanjut dengan menggunakan gantri baik dari tower ke angker dan tower ke
tengah yang pada akhirnya bertemu disatu titik tertentu dan
diselesaikan/disambung dengan blok/segmen penutup.
iv
DAFTAR PUSTAKA
1. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum, Desember 2005, 2006;
2. Panduan Pengawasan Pelaksanaan Jembatan Bridge Management System,
Tugas Rekayasa Jembatan 2017
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret