Anda di halaman 1dari 33

Abstrak (Abstract)

Makalah ini dibuat bertujuan This paper aims to present


untuk menyajikan overview the movement of the Cisomang
pergeseran Jembatan Cisomang Bridge and the handling of the
serta penanganan pada jembatan Bridge which is part of the
Cisomang yang merupakan bagian Purbaleunyi Toll Road, at KM
dari ruas Jalan Tol Purbaleunyi, 100+700.
pada KM 100+700. The bridge experienced a
Jembatan ini mengalami shift due to the movement of clay
pergeseran dikarenakan adanya shale so that it caused deformation
pergerakan tanah clay shale on the P2 pillar.
sehingga menyebabkan terjadinya Improvement efforts are
deformasi pada pilar P2. carried out carefully and are
Upaya perbaikan dilakukan divided into two stages, the name
secara hati-hati dan dibagi menjadi is initial stage which includes
dua tahap, yaitu tahap awal yang Grouting and Strutting, and the
meliputi Grouting dan Strutting, structural stage which includes
serta tahap struktural yang meliputi Bored Pile, Ground Anchor,
Bored Pile, Groung Anchor, Connection Beam, and Jacketing.
Connection Beam, dan Jacketing. Diverting the traffic flow is
Pengalihan arus lalu lintas the main alternative to handling
menjadi alternatif utama dalam Cisomang Bridge carried out by
menangani Jembatan Cisomang PT. Jasa Marga and local police.
yang dilakukan oleh pihak PT. Jasa Toll road users are diverted outside
Marga dan Kepolisian setempat. the Sadang Toll Gate and the
Pengguna jalan tol dialihkan keluar Jatiluhur Toll Gate.
Gerbang Tol Sadang dan Gerbang After the bridge repair, the
Tol Jatiluhur. measurement and monitoring
Setelah perbaikan jembatan, survey result indicate no significant
hasil survei pengukuran dan movement on the bridge pillar.
pemantauan mengindikasikan tidak
terjadinya pergerakan yang
signifikan pada pilar jembatan.
Makalah
“”

Penulis :
1. Farid Azhar Lutfi Nugraha NIS : 161710014
2. Ferel Rico Albani NIS : 161710015

Disetujui,

Wakasek Kurikulum, Guru Pembimbing,

Widada, S.Pd., M.Si. Drs. H. Ucu Jamaludin A., M.Pd.


NIP. NIP. 196506181998021001

Disahkan di Karawang,
Kepala Sekolah,

Drs. Dwi Setyono Agus HS, M.Pd.


NIP. 196008151984121003

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis diberi kemudahan dalam penyusunan makalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis
Pergeseran Jembatan Cisomang Di Kabupaten Purwakarta”. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir Bahasa
Indonesia tahun ajaran 2018-2019. Selain itu, penulis berharap makalah ini
juga dapat berguna untuk kedepannya sebagai bahan bacaan dan bahan ajar.
Behubungan dengan pembuatan makalah ini penulis mendapat bantuan darii
berbagai pihak. Baik dalam segi materi atau dalam segi dukungan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini. Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Dwi Setyono Agus HS, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1
Karawang yang telah menyetujui dan mengesahkan makalah ini;
2. Bapak Widada M.Pd. selaku Wakasek Kurikulum yang telah
mengizinkan penggunaan fasilitas sekolah terhadap kebutuhan dalam
penyusunan dan menyetujui hasil penyelesaian pada makalah ini;
3. Bapak H. Ucu Jamaludin Abdurohman, M.Pd. yang telah membimbing
dan menyetujui dalam upaya tercapainya penyelesaian makalah ini;
4. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran para pembaca terhadap penulis
akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk berbagai pihak.

Karawang, 11 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zaman sekarang, jembatan mempunyai arti penting bagi kehidupan
manusia karena fungsi dan kegunaannya. Jembatan mempunyai fungsi
sebagai penghubung dari suatu tempat ke tempat lainnya yang pada awalnya
tidak bisa dijangkau karena adanya hambatan berupa sungai, jurang, atau
tebing.

Dengan mengikuti perkembangan zaman, sekarang jembatan tidak


hanya dipandang sebagai penghubung antara suatu tempat dengan tempat
lainnya, tetapi bisa digunakan sebagai sarana untuk memperlancar suatu
pembangunan yang sedang berlangsung seperti negara Indonesia yang
sesang berkembang dan tentunya memerlukan akses yang memudahkan
pembangunan yang sedang berlangsung di daerah-daerah pelosok.

Terdapat banyak jenis-jenis jembatan yang ada pada zaman sekarang.


Contohnya ada jembatan kayu (log bridge), jembatan lengkung (arch bridge),
jembatan kerangka (truss bridge), jembatan gantung (suspension bridge),
jembatan alang (beam bridge), jembatan kabel-penahan (cable stayed bridge),
jembatan penyangga (cantilever bridge), dan jembatan angkat (bascule
bridge). Dari sekian banyaknya jenis jembatan yang ada di dunia, ada jenis
jembatan yang sudah sangat terkenal yaitu jembatan alang (beam bridge).

1.1.1 Identifikasi Masalah


Jenis konstruksi jembatan alang (beam bridge) merupakan konstuksi
yang banyak digunakan pada jembatan panjang dan salah satunya adalah
jembatan Cisomang yang terdapat di ruas Tol Purbaleunyi kilometer 100.
Akan tetapi, jembatan Cisomang mengalami pergeseran pada bagian atas
pilar kedua jembatan sejauh 53 cm.

1.1.2 Pembatasan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mengkaji teradap kasus
jembatan Cisomang yang mengalami pergeseran pada bagian atas pilar
kedua jembatan ke samping sejauh 53 cm karena pergerakan tanah pada
bagian pondasi jembatan, ditutup sementara untuk kendaraan berbobot
besar sehingga dialihkan keluar melalui Gerbang Tol Sadang (KM 75+200)
atau Gerbang Tol Jatiluhur (KM 84+600).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil penelitian Teknik Sipil terhadap jembatan Cisomang
yang mengalami pergeseran pada bagian atas pilar kedua jembatan ke
samping sejauh 53 cm yang membuktikan adanya pergerakan tanah
pada bagian pondasi jembatan sehingga memengaruhi tingkat kualitas
kekuatannya?
2. Bagaimana tindakan pihak Jasa Marga terhadap penanganan pada
jembatan Cisomang yang mengalami pergeseran pada bagian atas pilar
kedua jembatan ke samping sejauh 53 cm yang berdasarkan hasil
penelitian terbukti adanya pergerakan tanah clay shale pada bagian
pondasi jembatan sehingga memengaruhi tingkat kualitas
kekuatannya?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun peneitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui alasan mengapa dapat terjadi pergeseran tanah
yang berpengaruh pada pergeseran pilar jembatan Cisomang.
2. Untuk mengetahui upaya penaggulangan dari pihak yang berkaitan
dengan bergesernya pilar jembatan terhadap keselamatan pengguna
jembatan.

1.4 Landasan Teori


Dari rumusan masalah diatas, dapat dibuat landasan teori berupa :
1. Pergerakan tanah terhadap kekuatan dari jembatan.
2. Tingkat keselamatan pengguna jembatan apabila terjadi pergeseran
tanah.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk untuk :
1. Dapat mejadi bahan pertimbangan dan pembelajaran bagi penulis
maupun masyarakat luas terhadap pembuatan jembatan kedepannya.
2. Mengurangi terjadi kembali pergeseran jembatan yang diakibatkan pola
pergeseran tanah.

1.6 Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara
bahwa pergeseran tanah merupakan faktor utama dari bergesernya pilar
kedua jembatan Cisomang dan pengalihan arus lalu lintas menjadi upaya
pertama dalam menangani kasus pergeseran jembatan ini.
1.7 Sistematika Penelitian
Abstrak
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Landasarn Teori
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Hipotesis
1.7 Sistematika Penelitian
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
2.2 Jenis-Jenis Jemnatan
2.3 Struktur Pada Jembatan
2.3.1 Struktur Bagian Atas (Superstructures)
2.3.2 Struktur Bagian Bawah (Substructures)
2.3.3 Pondasi Jembatan (Foundation)
2.4 Kerusakan Pada Jembatan
2.5 Aspek Tanah
2.5.1 Pergerakan Tanah
2.5.2 Tanah Clay Shale
2.6 Penanganan Pihak Terkait
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Berita Utama
3.2 Sebab
3.3 Akibat
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Jembatan Cisomang
4.2 Pergeseran Tanah
4.3 Penanganan Jembatan Cisomang
BAB V : PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Jembatan merupakan sarana transportasi yang berfungsi
menghubungkan antara dua jalan yang terpisah karena suatu rintangan seperti
sungai, lembah, laut, ataupun jalan raya lainnya. Oleh karena itu, jembatan
mempunyai peran penting bagi setiap orang meskipun kepentingan setiap
individu berbeda-beda. Perancangan jembatan memerlukan pengawasan dan
pengujian yang tepat untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan sehingga dicapai pelaksanaan
yang efektif dan efisien.

2.2 Jenis - Jenis Jembatan


a. Jembatan kayu (log bridge)

Gambar 2.1 Jembatan Kayu


1Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana ditinjau dari segi
konstruksi yang sangat mudah, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat
dari material kayu yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat
dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern.

1
http://www.academia.edu/6332626/jenis_-_jenis_jembatan
b. Jembatan lengkung (arch bridge)

Gambar 2.2 Jembatan lengkung (arch bridge)


2Merupakan suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip
kestabilan dimana gaya-gaya yang bekerja di atas jembatan di
transformasikan ke bagian akhir lengkung atau abutment. Jembatan
lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya. Beban dari
jembatan akan mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya.

c. Jembatan kerangka (truss bridge)

Gambar 2.3 Jembatan kerangka (truss bridge)


3Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur
jembatan modern. Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-
tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung
sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan
kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya
pembuatannya yang lebih ekonomis karena bahan yang lebih efisien.

2
http://www.academia.edu/6332626/jenis_-_jenis_jembatan
3
Ibid
d. Jembatan gantung (suspension bridge)

Gambar 2.4 Jembatan gantung


4Jembatan gantung merupakan struktur jembatan yang terdiri dari
struktur penopang yang berupa tiang, pilar atau menara, struktur jembatan
berupa gelagar induk dan gelagar melintang, lantai kendaraan, pejangkar
kabel dan kabel penggantung yang membentang sepanjang bentang
sejajar dengan arah memanjang jembatan, dimana kabel sebagai struktur
utama yang mentransfer seluruh beban ke bagian bawah jembatan yang
berupa abutment, penjangkar kabel dan tiang penopang.

e. Jembatan kabel-penahan (cable stayed bridge)

Gambar 2.5 Jembatan cable stayed

4
http://www.academia.edu/6332626/jenis_-_jenis_jembatan
5Jembatan kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan
gantung dimana terdapat juga dua pilar atau tower. Akan tetapi pada
jembatan kabel dek jembatan langsung di hubungkan ke tower dengan
menggunakan kabelkabel yang membentuk formasi diagonal, Kalau pada
jembatan gantung struktur dek dapat terbuat dari rangka baja maupun
beton, pada jembatan kabel umumnya deknya terbuat dari beton.

f. Jembatan penyangga (cantilever bridge)

Gambar 2.6 Jembatan penyangga

6Struktur jembatan penyangga berupa balok horizontal yang


disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu pangkalnya.
Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak bahan
dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya digunakan
untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila keadaan tidak
memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari bawah sewaktu
proses pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak mudah
bergoyang, oleh karena itu struktur jembatan penyangga biasanya
digunakan untuk memuat jembatan rel kereta api.

5
http://www.academia.edu/6332626/jenis_-_jenis_jembatan
6
Ibid
g. Jembatan angkat (bascule bridge)

Gambar 2.7 Jembatan angkat


7Jembatan angkat adalah jembatan yang biasanya terletak di sungai
atau selat di mana di bagian tengah jembatan bisa bergerak atau diangkat
karena bisa digunakan untuk lalu lalang kapal-kapal besar yang melewati
sungai atau selat.

h. Jembatan alang (beam bridge)

Gambar 2.8 Struktur jembatan alang (beam bridge)

7
http://www.academia.edu/6332626/jenis_-_jenis_jembatan
Gambar 2.9 Jembatan Cisomang

8Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana


dimana jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang
penopang pada kedua pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang
berawal dari jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk
menyeberangi sungai. Zaman sekarang, jembatan alang terbuat dari balok
baja atau beton yang lebih kokoh dan kuat. Panjang sebuah balok pada
jembatan alang biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin
panjang balok jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari
jembatan ini. Jenis jembatan ini banyak digunakan terutama di ruas tol.
Salah satunya adalah Jembatan Cisomang yang menjadi bahasan penulis
di makalah ini.

2.3 Struktur Pada Jembatan


Struktur utama pada jembatan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
2.3.1 Struktur Bagian Atas (Superstructures)
Bagian ini merupakan bagian paling atas dari sebuah jembatan dan
merupakan bagian yang langsung bersentuhan dengan kendaraan yang
lewat di atasnya. 9Bagian ini meliputi bagian-bagian tertentu seperti trotoar,

8
http://www.academia.edu/6332626/jenis_-_jenis_jembatan
9
http://meniksipil.blogspot.com
lantai kendaraan, gelagar induk, balok diafragma, ikatan pengaku (ikatan
angin dan ikatan melintang), serta tumpuan (bearing).
2.3.2 Struktur Bagian Bawah (Substructures)
Bagian ini merupakan bagian yang berada dibawah stuktur atas dan
menopang seluruh beban dari struktur atas dan beban lain yang
ditimbulkan tanah.
2.3.3 Pondasi Jembatan (Foundation)
Pada hakikatnya, pilar pada jembatan merupakan pondasi utama
pada sebuah jembatan. Pondasi ini berfungsi untuk menyalurkan beban-
beban terpusat dari bangunan bawah ke dalam tanah pendukung dengan
cara sedemikian rupa, sehingga hasil tegangan dan gerakan tanah dapat
dipikul oleh struktur secara keseluruhan.
Akan tetapi, jika pilar atau pondasi yang ada mengalami kerusakan,
tentunya akan memengaruhi kekuatan dari jembatan tersebut. Apabila
keuatan pilar jembatan tidak kuat sebagaimana mestinya, maka ini akan
mengakibatkan hal buruk yang tidak diigninkan. Hal ini terjadi pada
Jembatan Cisomang yang terdapat di ruas Tol Purbaleunyi kilometer 100.

2.4 Kerusakan Pada Jembatan


Jembatan yang sudah rusak mungkin sudah tidak bisa dipakai lagi,
mengingat bahaya yang ditimbulkan apabila jembatan yang sudah rusak masih
dipakai terus-menerus tanpa adanya perbaikan.
Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal. Baik faktor
internal yang meliputi kondisi rangka baja, kondisi pilar pondasi, retakan di
bagian jembatan, getaran pada jembatan, ataupun kerusakan pada lantai
kendaraan.
Sedangkan faktor eksternal terjadinya kerusakan pada suatu jembatan
adalah karena adanya hal-hal yang memengaruhi kekuatan dari jembatan itu
sendiri. Seperti contohnya kondisi tanah yang labil (pergerakan tanah), curah
hujan yang tinggi, maupun arus sungai yang deras.
Jika dilihat dari faktor eksternal, kondisi tanah merupakan faktor yang
sengat memengaruhi dari sebuah jembatan. Karena, apabila tanah yang
menjadi bantalan dari sebuah jembatan bergeser/bergerak, struktur jembatan
baik pilar maupun bagian atas.

2.5 Aspek Tanah


Tanah merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Tanpa adanya tanah, maka tidak akan kehidupan di dunia. Oleh karena itu,
tanah sangat berperan penting dalam membangun kehidupan manusia
seutuhnya. Begitu pula dalam hal membangun jembatan. Tanah dijadikan
tumpuan utama supaya pilar-pilar penyangga yang menahan jembatan dapat
berdiri. Akan tetapi, tanah bisa mengalami gangguan yang diakibatkan karena
materi penyusunnya atau faktor eksternal.

2.5.1 Pergerakan Tanah


Pergerakan tanah sendiri merupakan suatu konsekuensi fenomena
dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan
keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat
ulah manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada
keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses
mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti
gaya gravitasi, dan selanjutnya lereng akan seimbang atau stabil kembali.
Gambar 2.10 Pergerakan tanah secara horizontal

Pergerakan tanah juga dapat tejadi karena pelapukan bebatuan


yang ada pada struktur tanah. Proses pelapukan batuan yang sangat
intensif banyak dijumpai di negara-negara yang memiliki iklim tropis seperti
Indonesia. Tingginya curah hujan dan penyinaran matahari menjadikan
tinggi pula proses pelapukan batuan. Batuan yang banyak mengalami
pelapukan akan menyebabkan berkurangnya kekuatan batuan yang pada
akhirnya membentuk lapisan batuan lemah dan tanah residu yang tebal.
Apabila hal ini terjadi pada daerah lereng, maka lereng akan menjadi kritis.

2.5.2 Tanah Clay Shale


Tanah clay shale merupakan jenis tanah atau batuan yang sangat
10

keras ketika berada di dalam tanah dan dalam keadaan tidak terganggu
kompresifnya. Menurut para ahli geoteknik, jenis tanah ini (clay shale) akan
mudah sekali lapuk jika kondisi tanah aslinya menjadi terganggu. Terlebih
lagi jika material tersebut disingkap (dikupas) dan mengalami perubahan
cuaca yang sangat tinggi, teroksidasi, dan terkena air.

10
http://meandproject.blogspot.com/2009/07/clay-shale.html?m=1
Gambar 2.11 Bentuk tanah clay shale

Oleh karena itu, Jembatan Cisomang mengalami pergeseran ke


samping sejauh 53 cm pada bagian pilar kedua dikarenakan pergerakan
tanah clay shale.

2.6 Tindakan Penanganan


Tindakan penanganan pada suatu jembatan yang mengalami
kerusakan harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Jika tidak dilakukan
dengan benar dan sesuai dengan tata cara yang sesuai, maka penanganan
jembatan tersebut akan sia-sia bahkan akan memperburuk keadaan.
Adapun penanganan dari jembatan yang mengalami pergeseran
adalah sebagai berikut :
a. Grouting
11Merupakan pemasangan campuran semen basah, pasir, dan air
supaya memperkuat bagian jembatan yang mengalami keretakan.
b. Pemasangan Strutting
12 Merupakan pemasangan besi penyangga untuk menopang
diapraghm wall (dinding diafragma) agar tidak terjadi defleksi sementara.

11
https://solusikonstruksi.com/a-z-istilah-dalam-dunia-konstruksi/
12
Ibid
c. Pemasangan Bore Pile
13Bore pile merupakan pondasi dalam yang mempunyai bentuk seperti
tabung yang terdiri dari campuran beton dengan besi bertulang dengan
menggunakan metode pengeboran dengan instalasi pemasangan besi
serta pengecoran beton.
d. Pemasangan Ground Anchor
14 Ground anchor merupakan penyangga untuk memperkuat geoteknik
yang menahan pergerakan tanah yang terjadi sehingga struktur tidak terus
mengalami pergeseran.
e. Pemasangan Connection Beam
15 Connection beam bertujuan untuk menahan beban pergerakan
antara pilar satu dengan pilar yang lain.
f. Jacketing
16 Jacketing merupakan teknik yang bertujuan untuk memperkuat pilar
beton yang telah mengalami deformasi.

13
http://www.bored-pile.com/2014/10/pondasi-bore-pile.html?m=1
14
https://solusikonstruksi.com/a-z-istilah-dalam-dunia-konstruksi/
15
Ibid
16
Ibid
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Berita Utama

Gambar 3.1 Pengerjaan Jembatan cisomang

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


(PUPR) melaporkan adanya pergeseran Pada Jembatan Cisomang yang
ada di ruas jalan tol Purbaleunyi, Jawa Barat.
Pergeseran terdeteksi pada bagian atas pilar kedua jembatan ke
samping sejauh 53 cm. Pergeseran itu dianggap sudah melebihi batas izin
yang disyaratkan. Namun demikian, vibrasi jembatan (getaran jembatan)
masih dalam ambang batas aman.
“Bagian atas (pilar kedua pada Jembatan Cisomang) bergeser 53
cm,” kata Dirjen Bina Marga, Arie Setadi dalam paparannya di Kantor
Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (23/12/2016).
Pergeseran ini kata Arie, disebabkan karena terjadinya pergerakan
tanah pada bagian pondasi jembatan. “Tinggi jembatan 40 meter. Ada
pergerakan sedikit di bawah (pondasi) itu akan mengakibatkan goyangan
besar di atas,” kata Arie lagi.
Jalan Tol Purbaleunyi adalah jalan tol yang menghubungkan
Purwakarta dan Cileunyi. Memiliki panjang 88 kilometer, jalan tol ini
melintasi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Bandung Barat, Cimahi, Kota dan Kabupaten Bandung. Jalan tol ini
merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Perbatasan
antara kedua jalan tol tersebut adalah di Simpang Susun Dawuan yang
berada di kilometer 67.

3.2 Sebab
Jembatan Cisomang dibangun pada tahun 2002 dengan panjang
253 meter. Jika menggunakan referensi usia layan yang dirancang oleh
kementerian PUPR pada Jembatan Merah Putih di Indonesia Timur yaitu
selama 100 tahun, maka menggunakan asumsi yang sama Jembatan
Cisomang masih berada pada usia layan yang dini yaitu 14 tahun (pada
saat bergeser). Penyebab utama kerusakan yang bisa dipikirkan saat ini
adalah salah satu masalah yaitu pergerakan tanah horizontal (lateral
movement) yang disebabkan oleh tanah clay shale. Tekstur tanah yang
mudah mengalami pelapukan ini bergerak secara horizontal karena
adanya perubahan elemen yang membnagun tanah ini sebelumnya.

3.3 Akibat
Akibat dari adanya pergeseran pada jembatan Cisomang ini adalah
penumpukan kendaraan dari daerah Jakarta sehingga harus dialihkan
menuju keluar Gerbang Tol Sadang atau Gerbang Tol Jatiluhur. Hal ini
menimbulkan banyaknya kendaraan roda empat yang melewati jalur yang
biasa digunakan pengendara motor dari Jakarta ke Bandung.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Jembatan Cisomang


Jembatan Cisomang merupakan jembatan yang terdapat pada
Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), jembatan
Cisomang ini terdapat di KM 100+700 ruas Tol Pubaleunyi. Pada
bangunan atas, jembatan Cisomang bertipe Gelagar Pratekan Indonesia
(GPI) dan tipe lintasan sungai serta dengan sistem simple supported beam
dan continous beam. Jembatan ini memiliki pelat lantai beton bertulang
dengan panjang jembatan 253,15 meter dan lebar jembatan 2 x 12,05
meter dengan 7 bentang, 6 pilar, 8 gelagar serta memiliki 4 jalur dengan 2
arah. Sedangkan pada bangunan bawah, jembaran Cisomang memiliki
kepala jembatan beton bertulang dan pilar beton bertulang (tipe 2 kolom).

4.2 Pergeseran Tanah


Pada Desember 2016, Jembatan Cisomang mengalami pergeseran
pada bagian atas pilar kedua jembatan ke samping sejauh 53 cm. Menurut
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam kasus
jembatan Cisomang yang mengalami pergeseran pada bagian atas pilar
kedua jembatan ke samping sejauh 53 cm, penyebabnya adalah beban
kendaraan yang setiap hari melintasi ruas jalan tol tersebut sudah tidak
bisa tertahan. Pergeseran pilar kedua pada jembatan Cisomang ini sudah
melebihi batas toleransi yang disyaratkan. Walaupun sebenarnya vibrasi
jembatan masih dalam ambang batas aman. Selain pergesran, pada pilar
jembatan Cisomang juga terjadi peretakan yang disebabkan beban
kendaraan yang sudah tidak bisa tertahan.
Menurut hasil penyelidikan geoteknik yang dilakukan oleh pihak
LAPI ITB, Lemtek UI, dan PT Petrosol melakukan survei penyelidikan
tanah dan pemantauan pergerakan tanah. Dari seluruh survei dan
penyelidikan geoteknik, maka stratifigasi tanah seperti pada Gambar 10.
Dari Gambar 10 terlihat bahwa Jembatan Cisomang berdiri di atas patahan
dan Pilar P2, P3, dan P4 berdiri pada lapisan clay shale. Sebuah lapisan
tanah lempung yang memiliki karakteristik kekuatan geser tinggi dalam
kondisi kering, tapi mudah hancur apabila terkena air dan tekspose udara
terbuka.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
menilai Jembatan Cisomang, yang membentang di ruas jalan tol
Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi), berdiri di zona rawan. Tanah
di sekitar kawasan yang masuk dalam Kabupaten Purwakarta itu tidak
stabil sehingga hal tersebut menyebabkan pergeseran pilar jembatan.
Selain itu, ada enam tiang penyangga jembatan bertumpu dalam kontur
tanah formasi Jatiluhur. Dalam istilah geologi, lapisan Jatiluhur ini terdiri
dari batuan lempung napal. Batuan ini memiliki karakteristik mudah pecah
atau gembur bila terkena air. Adapun lokasi pilar jembatan berada tak jauh
dari bibir Sungai Cisomang. Pada musim penghujan, debit air di sungai
bertambah dan meluap menggenangi keenam pondasi jembatan
sepanjang 253 meter itu sehingga menyebabkan batuan yang menjadi
pondasi jembatan Cisomang menjadi gembur dan juga berpotensi terjadi
pergerakan tanah. Ahli Geoteknologi Lembaga ilmu Pengetahuan
Indonesia, Andri Tohari memperkirakan, tiang P2 yang mengalami
pergeseran karena berada di kaki lereng itu diibaratkan seperti tersundul
oleh dorongan tanah berjenis batu lempung sehingga miring ke arah
lereng.
4.3 Penanganan Jembatan Cisomang
Penangananpun segera dilakukan oleh berbagai pihak seperti
Kementrian PUPR, Dinas Perhubungan, dan juga PT. Jasa Marga.
Penanganan Jembatan Cisomang dilakukan dengan penuh kehati-hatian
dengan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu. Upaya
penghentian pergerakan dilakukan melalui dua tahap, yaitu penanganan
awal, meliputi Grouting dan Struting, serta penanganan stuktural, yang
meliputi Bored Pile dan Ground Anchor, Connection Beam, dan Jacketing.
Setelah dilakukan perbaikan jembatan, hasil survei pengukuran dan
pemantauan mengindikasikan tidak terjadinya pergerakan yang signifikan
pada pilar jembatan. Selain itu, pengalihan arus pun dilakukan oleh PT.
Jasa Marga guna menangani pergeseran jembatan Cisomang ini.

Gambar 4.1 Pemantauan jembatan cisomang oleh kementerian PUPR

Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, dilakukan penanganan


sementara sambil menunggu proses desain secara menyeluruh. Adapun
penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Grouting, dilakukan untuk menutupi atau melindungi tulangan dari karat,
selain juga untuk mencegah pembesaran keretakan pada pilar jembatan.

Gambar 4.2 Pengerjaan Grouting

2) Pemasangan strutting, pergerakan P2 ke arah Bandung, sedangkan untuk


P3 ke arah Jakarta sehingga diperlukan strutting untuk menahan
pergerakan P2.

Gambar 4.3 Pemasangan strutting

3) Bored Pile, untuk menaikkan faktor keamanan struktur Jembatan


Cisomang dan mengurangi laju pergerakan pilar, dilakukan perkuatan
dengan memasang bored pile di P2 dan P1-P2. Melihat kedalaman
pondasi tiang bor yang cukup dalam serta untuk menjamin integritas mutu
tiang pondasi digunakan beton isian jenis SCC (Self Compacting
Concrete).
4) Ground anchor, tahapan selanjutnya setelah pemasangan bored pile
adalah ground anchor. Pemasangan ground anchor bertujuan sebagai
perkuatan geoteknik yang menahan pergerakan tanah yang terjadi
sehingga struktur tidak terus mengalami pergeseran.
5) Connection beam, Pada saat pelaksanaan, pekerjaan pemasangan ground
anchor memakan waktu yang sangat lama. Lambatnya kemajuan
pelaksanaan tersebut dapat mengganggu stabilitas lereng di bawah
jembatan. Untuk mempertahankan stabilitas pilar P1 maka dipasang
connection beam dari pile cap P1 ke pile cap P1P2 dan dari pile cap P1-
P2 ke pile cap P2. Selain itu juga stabilisasi area lereng antara P1 dan P2
tidak efektif lagi menggunakan ground anchor seperti pada perencanaan
awal. Hal tersebut dikarenakan proses pemasangan ground anchor
dirasakan lambat, dan terganggu dengan aktivitas pengeboran untuk tiang
bor pondasi pada lereng tersebut. Tetapi untuk menahan gaya vertikal
yang diterima connection beam maka dipasang ground anchor diujung
connection beam dekat P1 pada kedua kakinya.
6) Jacketing, jacketing dipasang pada P0, P1, dan P2 yang menerima beban
deformasi yang besar.

Pengalihan arus lalu lintas juga dilakukan oleh PT. Jasa Marga sebagai
tindak penanganan. Arus kendaraan di atas jembatan itu dibatasi. Direktorat
Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
hanya membolehkan kendaraan golongan satu yang melintas. Untuk
kendaraan lainnya, dialihkan ke sejumlah ruas jalan di sekitarnya. Untuk itu,
kendaraan golongan II, III, IV, dan V tidak diperkenankan melintasi Jembatan
Cisomang dengan beberapa pengalihan, yakni kendaraan dari arah Jakarta
menuju Bandung keluar di Gerbang Tol Sadang (Km 75+200) atau Jatiluhur
(Km 84+600) dan dapat masuk kembali di Tol Padalarang (Km 121+400).
Pemantauan terus dilakukan hingga pekerjaan selesai pada tanggal 31
Mei 2017 dan pembukaan penuh arus pada 1 April 2017. Pertambahan
pergerakan sudah tidak terjadi lagi atau sudah tidak signifikan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Menurut penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
faktor utama bergesernya Jembatan Cisomang adalah karena pelapukan
tanah clay shale sehingga menimbulkan pergerakan horizontal ke daerah
yang lebih rendah. Pergerakan tersebut disebabkan karena beberapa
faktor seperti yang telah disebutkan oleh penulis salah satunya adalah
tingginya curah hujan.
Adapun tindakan penanganan dari pihak terkait yaitu PT. Jasa
Marga adalah dilakukan tindakan secepatnya untuk memulihkan kembali
Jembatan Cisomang. Seperti yang disebutkan penulis, teknik penanganan
jembatan Cisomang ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahapan awal
yang meliputi grouting dan strutting serta penanganan structural yang
meliputi pemasangan bore pile, ground anchor, connection beam, dan
jacketing.
Selain itu, penutupan Jembatan Cisomang menjadi alternatif utama
dalam pemulihan jembatan ini. Para pengguna jalan tol yang biasa
melintasi Tol Purbaleunyi harus dialihkan keluar Gerbang Tol Sadang (KM
75+200) atau Gerbang Tol Jatiluhur (KM 84+600).
Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui penyebab
dari bergesernya Jembatan Cisomang dan tindakan dari pihak terkait yaitu
PT. Jasa Marga dalam menangani perbaikan Jembatan Cisomang.
5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke
depannya penulis akan lebih fokus dalam menjelaskan penelitian di atas
dengan sumber-sumber yang lebih terpercaya, lebih banyak, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini pun masih jauh dari kata
sempurna karena alat yang digunakan masih sangat sederhana dan tidak
bisa membuat data yang sangat valid sebagaimana yang semestinya
dilakukan oleh para peneliti yang sudah handal.
Oleh karena itu, kritik atau saran terhadap penelitian ini sangat
diperlukan bagi penulis untuk ke depannya dapat membuat makalah dan
penelitian yang lebih baik dan dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Biodata Tim Penulis


Nama Lengkap : Farid Azhar Lutfi Nugraha
Tempat, Tanggal : 5 Agustus 2001
Lahir
No. Telepon :
Email : faridazhar390@gmail.com
Alamat :
Asal sekolah : SMA Negeri 1 Karawang
Kelas : XII Mipa 1

Nama Lengkap : Ferel Rico Albani


Tempat, Tanggal : 31 Agustus 2001
Lahir
No. Telepon : (+62) 81295410973
Alamat : Perumnas Bumi Teluk Jambe Blok D/452, Karawang.
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Karawang
Kelas : XII Mipa 1

Anda mungkin juga menyukai