Anda di halaman 1dari 25

KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan
infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai
objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur
Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan
(jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan,
tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan
lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek
proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan
kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya
untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting.
Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan
mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan /
anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan
material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh
keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll.

Yang dimaksud dengan ilmu bangunan gedung dan juga ilmu bangunan teknik sipil ialah ilmu
pengetahuan yang digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembuatan bangunan dan juga
perbaikan bangunan. Bangunan teknik sipil juga disebut bangunan "HIKMAT"; disamping bangunan
ini diusahakan murah, syarat-syarat untuk pendirianya juga harus diikut sertakan, baik syarat bahan
yang digunakan, syarat konstruksi maupun syarat pelaksanaan pembuatan bangunannya. Ilmu
bangunan gedung termasuk ilmu bangunan teknik sipil, yang khusus mempelajari gedung-gedung.
Bangunan sebagai yang dimaksud di atas meliputi :
a) Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang dengan tujuan untuk kepentingan tertentu dari
seseorang atau sekumpulan orang. Karena bentuknya besar, benda tersebut tidak dapat
dipindahkan atau digerakan, kecuali dengan cara dibongkar.
b) Bangunan yang bersifat penambahan atau perubahan dari sesuatu yang telah ada, dengan
sesuatu tujuan tertentu atau untuk kepentingan seseorang atau sekumpulan orang.
Rumah dibuat oleh orang untuk kepentingan tempat tinggal, kantor dibuat untuk kepentingan
pelayanan masyarakat, pabrik untuk kepentingan industri. oleh karenanya benda-benda itu disebut
bangunan. Jembatan, bendungan dibuat oleh orang dengan tujuan prasarana kemakmuran masyarakat,
karenanya benda-benda itu disebut juga bangunan. Lemari dibuat oleh orang untuk menyimpan barang-
barang, bangku untuk tempat duduk, tetapi benda-benda itu dapat dipindahkan ke lain tempat, oleh
karenanya benda-benda itu tidak boleh dinamakan bangunan. Untuk membuat bangunan tersebut di
atas biasanya dikerjakan tidak hanya satu orang, tetapi kadang-kadang puluhan, ratusan, bahkan ribuan
orang, tergantung besar-kecilnya suatu bangunan yang akan dibuat.   
BAB II

KONSTRUKSI BANGUNAN

1. PONDASI BANGUNAN
Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak
terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi
tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi
keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi.

Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis bangunan,
beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang ada
di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dengan
demikian, sebaiknya perlu perhitungan matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena
sering ditemui, banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat. 

Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal konstruksinya
sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi
ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas sawah,
sehingga kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa
digunakan diwilayah tersebut.

Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Seperti
sebagai berikut:

Pondasi dangkal
Jenis pondasi dangkal kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter
masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa
pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom
bangunan ke tanah keras. Berikut yang termasuk pondasi dangkal diantaranya:

 Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu, atau
rumah tradisional jaman dulu.
 Pondasi Batu Bata / rollag bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata.
Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan
yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah. Pada awalnya pondasi rollag bata
merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan. Namun,
pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun
membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Akan
tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
 Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali. Pondasi batu kali sering kita
temuin pada bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain
kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran
tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm.
Bahan lain yang murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan
bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton bongkaran jalan. Bekas
bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan
ialah K-250 s/d K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan
semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran bekas beton
jauh lebih kuat. Ukurannya rata – rata 30 x 30 cm.
 Pondasi bor mini (Strauss Pile). Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada
kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan tanah kerasnya berada
jauh dari permukaan tanah.Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau
bangunan dua lantai. Kedalamannya 2 – 5 meter. Ukuran diameter pondasi mulai dari 20, 30
dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin bor atau secara manual.Di atas pondasi bor mini
ada blok beton ( pile cap ).Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan
sloof.
 Pondasi Telapak/ Footplat
 Dll

2. PONDASI TIANG PANCANG

Jenis pondasi dalam digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah
yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang,
tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau
pasarannya. Sebagai bagian dari pondasi dalam diantaranya:

 Pondasi tiang pancang (driven pile). Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile,
hanya sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang menggunakan beton jadi yang
langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung
tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses
pengeboran.
 Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter.Digunakan
untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah
dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah
yang  sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam
permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20
Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh
para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya
dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam
perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total
(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial (sebagian pondasi saja
yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap
pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb),
kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya
tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para
ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan
desainnya.

Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:

 Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat
gaya angin pada dinding.
 Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
 Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
 Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
 Gaya gempa
 Gaya angkat air
 Momen
 Torsi

3. SLOOF
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof berfungsi
mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang tersalurkan setiap titik di
pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak
roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap
gempa maka disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan 
angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini dapat berubah untuk
bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.
Secara singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal di atas pondasi.
Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain
itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu , lebar 15 cm,
tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan
untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak
15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.
Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang yang diletakkan secara
horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton bertulang. Namun berdasarkan
konstruksinya ada beberapa macam sloof, antara lain :

1. Konstruksi Sloof dari Kayu. Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit. Jika sloof dari
kayu terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal.
2. Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang secara
melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan ((1 bagian portland semen : 4 bagian pasir).
Konstruksi rolag tidak memenuhi syarat untuk membagi beban.
3. Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini dapat digunakan di atas pondasi
batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak bertingkat dengan
perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m. Ukuran lebar / tinggi sloof
beton bertulang adalah >15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga dapat
dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.

Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pengikat kolom.


2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
3. Menahan gaya beban dinding.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.

4. KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom
itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur
utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-
barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang
diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan
akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi
tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah
bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak
mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton
adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan
kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan.

Jenis-Jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1.Kolom ikat (tie column)
2.Kolom spiral (spiral column)
3.Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton
bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja
sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga
mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen
dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan
pokok memanjang.
Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk
menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter,
maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah
tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm
( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8
dengan jarak 10 cm).
Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata,
(sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-
kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan
dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-
tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang
didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis
lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.
Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi
satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom
pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat
menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian
pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

5. KONSTRUKSI DINDING BANGUNAN

Pengertian Dinding

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang
dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam
terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary),
serta dinding penahan (retaining).

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit,
membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding
privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan
pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa
bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang.
Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non
struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding
dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako

b. Dinding batu alam/ batu kali

c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap

d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)
Jenis jenis dinding dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, sebagai berikut:

a) Dinding Batu Bata

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan
bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3
dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non
struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan
kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan
dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran
plesterannya maupun teknik pengerjaannya.

b) Dinding Batako

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar.
Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata
merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi
berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan
plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan
air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton
bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan
dan persilangan.

c) Dinding kayu

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri
dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/
pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
d) Dinding kayu
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk
dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/
diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m,
tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan
sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus
memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami pemuaian dan susut.
e) DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap
susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak
membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau
reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
f) Dinding batu alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya
hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi
adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir
untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30
cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
6. LANTAI
Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk
memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah:
menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai,
maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai
rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta
mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika
kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dengan demikian lantai
memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang.
Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang
dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro
dan sebagainya.

 Syarat material lantai


Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat
bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap
panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan
material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar
mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan
beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias hujan,
harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi,
tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika
kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta
tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan
lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan
licin dan mengkilap.

 Ukuran material lantai


Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan
berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar mandi),
ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk
ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran besar akan membantu
menyeimbangkan kesan luas ruang.

 Jenis material lantai


Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai
pertimbangan aplikasi pada ruang.

 · Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat
memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah
dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama
dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki
kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang
muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko
tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.

 · Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat
diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga
tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah
hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis
material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

 · Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola
yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer
memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer
yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah
menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.
Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus
untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah,
sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam
hunian.

 · Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil
untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit
diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga
telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

 · Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry. Material
kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal
dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang
permukaannya adalah hasil printing.

 · Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan
batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok
pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun
mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya
tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki
kesan dingin.

9. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)


Pengertian Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok
yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
         Besar lendutan yang diinginkan
         Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
         Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian yang
sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai
ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau
jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis
tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga
seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
Fungsi Plat Lantai
Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1.      Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2.      Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3.      Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4.      Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5.      Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya


Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen).
1.    Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan
yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
 Ukuran umum
a.         Lebar papan : 20-30cm
b.        Tebal papan : 2-3cm
c.         Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d.        Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e.         Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang

Keuntungan plat lantai kayu:


 Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
 Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
 Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:


 Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
 Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
mengganggu penghuni di lantai bawahnya
 Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
 Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
 Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
 Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya cocok
untuk bangunan yang terlindung

Plat Lantai Beton


Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan kolom
pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan,
hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah,
tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit,
tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
 Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
 Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap sekurang-
kurangnya 7cm;
 Harus diberi tulangan silang dengan diameter  minimum 8mm dari baja lunak atau baja sedang;
 Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah;
 Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua
kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
 Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi
baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
 Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr  + air, bila untuk lapis kedap
air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :


   Mampu mendukung beban besar
   Merupakan isolasi suara yang baik
   Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc
   Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
   Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar,
untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan
plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah
tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi
besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
 Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2
 Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2
 Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
 Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
 Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
 Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas
 Berat jenis beton = 2,4    t/m3

Konstruksi plat lantai baja


Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen
strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti
bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)


Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang kemudian
dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang digunakan karena
termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
 Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu bangkirai
5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer itu ditumpangi
ringbalk dan dicor.
 Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut.

10. RANGKA ATAP BANGUNAN


Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya
disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan
material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–
kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga
berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri
dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan
penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang
haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang
bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
Pada bagian konstruksi atap terdapat berbagai bagian penting sebagai pendukung utama
berdirinya konstruksi atap tersebut, seperti berikut :
a. Gording
Gording   membagi   bentangan   atap   dalam   jarak-jarak   yang   lebih kecil pada proyeksi
horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air
hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.
Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording
menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang  usuk   yang  
tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari
baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk  memperkuat dan  
mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi
momen maksimal yang terjadi pada gording.
Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 8 cm
s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5   m. Gording   dari   baja   profil   canal   (Iight  
lip   channel)   umumnya   akan mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi
antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter,
dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau  framework   yang   disebut  
jurai.   Jurai   dibedakan   menjadi   jurai   dalam   dan jurai luar.
c. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat  terbuat  dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki
ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).
d. Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording.  
Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak
40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan
gording dengan menggunakan paku. 
Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-
ujung usuk.
e. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng
menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap   dengan penutup
dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari
genteng. Reng akan dipasang pada arah   tegak lurus   usuk   dengan   jarak   menyesuaikan   dengan  
panjang   dari   penutup atapnya (genteng).
f. Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur   atap.
Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian
hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap
merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban   kerja   (cuaca) sehingga harus
dipilih dari bahan-bahan yang kedap air,  tahan   terhadap    perubahan cuaca. Struktur penutup yang
sering digunakan antara lain;  genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

Kuda-kuda dari type bahan yang dipakai ada sebagian jenis diantaranya :

1. Kuda-kuda berbahan kayu


2. Kuda-kuda berbahan beton
3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata
4. Kuda-kuda baja
A. Baja konvensional iwf, canal, siku
B. Baja ringan
Untuk mengetahui secara detail bentuk ataupun gambaran dari rencana tersebut yaitu berikut
detailnya:
 
1. Kuda-kuda berbahan kayu
Untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan tetapi di mensi kayu 8/12 di ganti dengan
8/15, sedangkan 5/10 diganti dengan 6/12.

Gambar di bawah adalah kuda-kuda dari kayu dengan bentang 15 m

SAAT EREXTION KUDA-KUDA DG MENGGUNAKAN 1 BOX

SELESAI EREXTION

SAMBUNGAN KUDA-KUDA DAN GORDING

REGEL,RANGKA DINDING,PERTEMUAN KUDA-KUDA DAN KOLOM


2. Kuda-kuda berbahan beton

yaitu kuda-kuda yang terbuat dari beton bertulang, pada catatan ini yang kami tampilkan
yaitu kuda-kuda yang biasa dipakai untuk tempat tinggal, dengan jarak tumpuan bebas 4
mtr., namun jika jarak tumpuan kian lebih 4 mtr., maka dibutuhkan perhitungan susunan.

3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata

kuda-kuda yang terbuat dari pasangan bata umumnya disebut gunungan, serta kerap dipakai pada atap
jenis pelana, atau pada atap jenis lain namun posisi kuda-kuda diletakan di bagian sedang.

4. Kuda-kuda baja dibagi mejadi 2 , yakni :  


A. Baja konvensional iwf, canal, siku
Kuda-kuda baja kerap dipakai untuk bangunan pabrik atau gudang, karna bentang pada
tumpuan bias lebi dari 15 mtr., bahan yang dipakai iwf, c ( canal ), l ( siku ). Dimensi iwf untuk
kuda kuda umumnya ( baiknya susunan dihitung ) bentang 15 mtr. menggunakan iwf 200,
bentang 20 mtr. menggunakan uwf 250, bentang 25 mtr. menggunakan iwf 275, bentang 30 mtr.
iwf 350, dari pengalaman kami bentang yang sangat besar yaitu 30 mtr..
kuda-kuda iwf 350 bentang 30 meter

kuda-kuda menggunakan siku

kuda-kuda menggunakan canal

B. Baja ringan
kuda-kuda baja mudah, terbuat dari baja anti karat, pertarama kali dikembangkan olen pryda australia,
dahulu kerap dimaksud dengan atap pryda, perhitungan cost yakni m2 luas atap. untuk menentukan
atap baja mudah baiknya pakai perusahaan yang telah populer dibidang atap baja mudah. janganlah
asal tentukan, karna atap baja mudah sistemnya yaitu cremona hingga jika kesalahan saat menyambung
componen dapat menyebabkan fatal.

Anda mungkin juga menyukai