BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pondasi
3.1.1 Pengertian Pondasi
Pondasi adalah bagian paling bawah dari bangunan yang meneruskan beban
bangunan ke tanah atau batuan yang berada dibawahnya. Terdapat dua klasifikasi
pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal didefinisikan
sebagai pondasi yang mendukung bebannya secara langsung, seperti pondasi
memanjang, pondasi telapak, dan pondasi rakit. Pondasi dalam didefinisikan sebagai
pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras yang terletak relatif jauh dari
permukaan tanah, contohnya pondasi sumuran dan pondasi tiang (Hardiyatmo, 2002).
Pondasi sebagai suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi meletakan
bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper structure) ke dasar tanah yang
cukup kuat mendukungnya. Untuk tujuan itu pondasi bangunan harus diperhitungkan
dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban bangunan
dan gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Dan tidak boleh
terjadi penurunan pondasi setempat atau merata lebih dari batas tertentu (Gunawan,
1993).
Alma Maulana 17
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur bawah dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain kondisi tanah dasar, beban yang diterima pondasi,
peraturan yang berlaku, biaya, kemudahan pelaksanaannya dan sebagainya.
Berdasarkan elevasi kedalamannya, maka pondasi dibedakan menjadi pondasi dangkal
(shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation) (Das, 1998).
1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)
Pondasi dangkal adalah struktur konstruksi paling bawah yang berfungsi
meneruskan (mendistribusikan) beban bangunan ke lapisan tanah keras yang berada
relatif dekat dengan permukaan tanah.
Alma Maulana 18
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Alma Maulana 19
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Alma Maulana 20
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
pelat beton dibuat monolit. Kerjasama sistem yang terdiri dari pelat-cakar
tanah ini, menciptakan pelat yang lebih kaku dan lebih tahan terhadap beban
dan pengaruh penurunan tidak seragam. Pondasi system cakar ayam
ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada tahun 1961.
Secara umum perkerasan cakar ayam terdiri dari pelat tipis beton
bertulang tebal 10-17 cm yang diperkaku dengan pipa-pipa beton (cakar)
berdiameter 120 cm, tebal 8 cm, dan panjang pipa 150-200 cm, yang tertanam
pada lapisan subgrade, dengan jarak pipa-pipa berkisar 2,0- 2,5m. Di bawah
pelat beton, terdapat lapisan lean concrete setebal ± 10 cm (terbuat dari beton
mutu rendah) dan lapisan sirtu setebal ± 30 cm yang berfungsi, terutama
sebagai perkerasan sementara selama masa pelaksanaan dan agar permukaan
subgrade dapat rata sehingga pelat beton cakar ayam dapat dibuat di atasnya.
Pipa-pipa beton tersebut disebut cakar.
Alma Maulana 21
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Konstruksinya terdiri dari pelat beton tipis bermutu K-225 berukuran 10-
15 cm yang dibawahnya dikakukan oleh rib–rib tegak yang tipis dan relatif
tinggi, biasanya, 50-150 cm. Penempatan rib–rib diatur sedemikian rupa
sehingga dari atas kelihatan membentuk petak–petak segitiga, sedangkan
rongga–rongga di bawah pelat dan diantara rib–rib diisi dengan tanah/pasir
yang dipadatkan lapis demi lapis (Hastomo, 2014).
Alma Maulana 22
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Alma Maulana 23
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Alma Maulana 24
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Alma Maulana 25
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Alma Maulana 26
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
3.2 Kolom
3.2.1 Pengertian Kolom
Kolom adalah batang vertikal dari rangka (frame) struktural yang memikul beban
dari balok. Kolom meneruskan beban – beban dari elevasi atas ke elevasi yang paling
bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui pondasi. Karena kolom merupakan
komponen tekan, maka keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokal kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan, dan juga runtuhnya
batas lokal (ultimate total collapse) seluruh struktur. Oleh karena itu, dalam
merencanakan kolom perlu waspada, yaitu dengan memberikan kekuatan cadangan
yang lebih tinggi dari yang dilakukan pada balok dan elemen struktur horizontal
lainnya, terlebih lagi karena keruntuhan tekan tidak memberikan peringatan awal yang
cukup jelas. (Nawy, 1990)
Eksentrisitas beban dapat terjadi akibat timbulnya momen yang antara lain
disebabkan oleh kekangan pada ujung-ujung kolom yang dicetak secara monolit
dengan komponen lain, pemasangan yang kurang sempurna, ataupun penggunaan mutu
bahan yang tidak merata. Bahkan sering dijumpai kolom dalam bangunan gedung yang
menopang balok sama besar sebelah-menyebelah dengan bentang sama, tetapi kolom
menerima beban tidak sama berat dari kedua balok karena pola beban hidup yang
berbeda. Dipohusodo, (1994)
Seperti halnya balok, kekuatan kolom juga dievaluasi berdasarkan prinsip - prinsip
sebagai berikut (Nawy, 1990):
1. Distribusi regangan pada tebal kolom bersifat linier.
2. Tidak ada slip antara beton dengan tulangan baja (berarti regangan pada baja sama
dengan regangan pada beton yang membungkus tulangan baja).
3. Regangan beton maksimum diijinkan pada keadaan gagal adalah 0,003.
4. Kekuatan tarik beton tidak digunakan dalam perhitungan.
Alma Maulana 27
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1. Kolom ikat (Tie column)
2. Kolom spiral (Spiral column)
3. Kolom komposit (Composite column)
Alma Maulana 28
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Menurut Dipohusodo, (1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi
untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi
cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran
seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi
batang tulangan pokok memanjang.
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu :
• Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak
tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka
struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan
rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok
8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm
8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
• Kolom Praktis
Kolom praktis yaitu kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau
pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
Alma Maulana 29
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20. Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal
harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-
kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan
sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom
portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh
makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga
makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada
suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.
Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-
kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan
meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-
jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan
gaya horizontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada
pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
Alma Maulana 30
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan
pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative
kolom dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
Alma Maulana 31
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
Safe Deposit Box atau pelayanan aman dalam bukunya dasar-dasar perbankan
adalah sarana penyimpanan barangbarang berharga berupa box atau kotak- kotak, kecil
yang didesain sedemikian rupa dan setiap boxnya memiliki kunci istimewa tahan api,
serta disimpan dalam ruangan yang kuat sehingga sulit dicuri orang.(S. P. Hasibuan,
2002)
Hal ini sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Thomas Suyatno dalam
bukunya kelembagaan perbankan Safe Deposit Box merupakan salah satu sistem
Alma Maulana 32
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
pelayanan Bank kepada masyarakat dalam bentuk bank menyewakan kotak (box)
dengan ukuran tertentu untuk menyimpan barang-barang berharga dengan jangka
waktu tertentu dan nasabah menyimpan sendiri kunci kotak pengaman
tersebut.(Thomas Suyatno, 2007)
Pelayanan Safe Deposit Box ini sangat membantu masyarakat dalam mengamankan
harta benda yang berharga seperti perhiasan dan surat-surat berharga diantaranya
sertifikat tanah, surat-surat perjanjian, Ijazah, tanda penghargaan dengan dokumen-
dokumen lain yang memerlukan penyimpanan khusus, pada awalnya Safe Deposit Box
dimasukan dalam sebuah ruang khasanah yang berpengaman dengan dikelilingi besi
logam yang kuat dan tahan api, tempat Safe Deposit Box diletakan.(Kashmir, 2014)
Alma Maulana 33
10416028
Laporan Kerja Praktik I
PT Areabangun Putra Sejati
2. Terjaminnya benda berharga atau dokumen dari beberapa ancaman seperti halnya
kebakaran dan pencurian.
3. Dokumen-Dokumen Yang Bisa Disimpan Dalam Safe Deposit Box
Nasabah yang memilii beberapa macam dokumen penting, dapat memanfaat salah
satu jasa perbakan yaitu Safe Deposit Box, besar kecilnya ukuran pada suatu dokumen,
jangka waktu dan biaya merupakan salah satu pertimbangan bagi nasabah untuk
memilih seberapa luas ukuran atau tipe yang dibutuhkan dalam jasa Safe Deposit Box.
Beberapa jenis atau surat berharga yang bisa disimpan di Safe Deposit Box:
1. Sertifikat tanah
2. Saham
3. Sertifakt deposito
4. Surat perjanjian
5. Obligasi
6. Surat nikah
7. Akta kelahiran
8. Paspor
9. Surat atau dokumen lainnya.
Disisi lain Safe Deposit Box juga bisa digunakan untuk menyimpan harta atau
benda berharga seperti halnya:
1. Mutiara
2. Berlian
3. Intan
4. Permata
5. Emas
6. Dan benda lainnya yang dianggap berharga.
Alma Maulana 34
10416028