Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PONDASI

PEMBUATAN PONDASI DALAM


Dosen Pengampu : Feri Panca, ST

Disusun oleh :

KELOMPOK 1
TAR(I). ANINDITA INDANA ZULFA 15062210025

TAR. AXEL YUAN ANDRI SIHITE 15062210026

TAR. DIVAN APRILIAN BUDI PANGESTU 15062210027

TAR. FARHANDITO HASTO UTOMO 15062210028

TAR. FERRI AMSAR TAUNA 15062210029

PRODI D-III TEKNIK BANGUNAN DAN LANDASAN


FAKULTAS TEKNIK PENERBANGAN
POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " Pembuatan
Pondasi Dalam". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Suatu konstruksi yang kokoh dan stabil, tergantung dari kemampuan dan kesesuaian pondasi
yang menopang konstruksi tersebut. Pondasi adalah sebuah awal dari berdirinya suatu konstruksi
bangunan, sehingga pondasi ini sangat penting karena tanpa pondasi tidak mungkin sebuah konstruksi
bangunan dapat berdiri kokoh. Pembuatan pondasipun harus disesuaikan dengan kontruksi yang akan
dibangun diatasnya, sehingga pondasi dapat dengan kokoh menopang beban yang diterimanya.
Konstruksi bangunan sederhana seperti bangunan rumah tinggal, cukup menggunakan pondasi
dangkal. Namun untuk konstruksi bangunan bertingkat, seperti gedung pencakar langit, konstruksi
pier jembatan sudah barang tentu membutuhkan pondasi dalam dengan persyaratan-persyaratan
khusus. Maka dari itu, pengetahuan tentang pondasi amat sangat penting. Terlebih pondasi dalam
yang membutuhkan pengetahuan dan perhitungan juga penelitian yang lebih mendalam.

2. RUMUSAN MASALAH
a) Pengertian pondasi dalam.
b) Jenis-jenis, persyaratan dan proses pengerjaan pondasi dalam.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PONDASI DALAM

Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari pondasi dangkal dengan kedalaman mereka
tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan seorang insinyur geoteknik akan merekomendasikan
pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat
besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs (seperti garis properti). Ada
istilah yang berbeda digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis pondasi yang mendalam,
termasuk tumpukan (yang analog dengan tiang), tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros
dibor, dan caisson. Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam lainnya
biasanya diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan pengeboran. Konvensi penamaan
dapat bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan perusahaan. Pondasi dalam dapat terbuat dari kayu,
baja, beton bertulang dan beton pratekan.

2. JENIS-JENIS PONDASI DALAM


2.1 Pondasi sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara
pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila
tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis
pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan
komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Pada umumnya
pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton
pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di
Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250
cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
2.1.1 Persyaratan pondasi sumuran
 Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang dipikul oleh pondasi
tersebut.
 Penurunan yang terjadi harus sesuai dengan batas yang diijinkan (toleransi) yaitu 1′′
(2,54cm).

Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat beberapa
kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya, diantaranya adalah sebagai
berikut :
 Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung
lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar).
 Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit
dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian.
 Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang tanah
kerasnya terletak 3-5 m.
2.1.2 Pengerjaan pondasi sumuran
Menggali lubang untuk sumuran sesuai dengan diameter
yang diinginkan, digali hingga mencapai tanah keras atau
stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan
kurang lebih 10 cm dengan pembesian. Dasar dari sumur
dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran
tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton
teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi
angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton
diatasnya. Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat,
yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang disatukan
oleh sloof beton.

2.2 Pondasi Bored Pile

Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di


dalam permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di
tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
loban g yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman
yang disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting
yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi
yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap
lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya
dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi.
Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.

2.2.1 Persyaratan Pondasi Bored Pile

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan pondasi bored pile, yaitu:
 Jenis Tanah. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran.
Jika tipe tanah pada lokasi yang berpasir atau tanah basah maka akan sangat mudah
longsor sehingga sangat sulit dalam proses pengangkatan mata bor setelah pengeboran.
Salah sedikit bisa mengakibatkan kelongsoran pada lubang yang telah dibuat.
 Level Muka Air Tanah. Level muka air tanah sangat menentukan tekanan terhadap
mata bor dan dinding sumuran. Jika level air tanah sangat dangkal maka sumuran yang
dibuat akan sering mengalami kebanjiran yang akan berakibat sumuran akan mudah
longsor dan mata bor sulit menekan akibat tekanan air menuju arah keatas.
 Area Pengeboran/Lahan Pekerjaan. Untuk area yang tergenang air, sangat tidak
disarankan untuk menggunakan pondasi sistem bore pile. Hal tersebut diakibatkan
karena berpengaruh terhadap faktor air semen pondasi bore pile. Penempatan mesin bor
juga sangat sulit pada posisi genangan

2.2.2 Pengerjaan Pondasi Bored Pile

Pekerjaan Persiapan:

 Marking dan penomeran pengeboran


 Pembuatan bak penampungan yang berfungsi sebagai tepat penyimpanan sementara
air buangan dan tempat pencampuran air dengan tanah liat sebagai media pembantu
dalam proses pengeboran.
 Pompa air kotor.
 Material pendukung (tanah liat dan beton readymix).
 Perakitan tulangan baja.

Pengeboran:

Berdasarkan kondisi tanah, system pengeboran basah diusulkan untuk pekerjaan


pengeboran dalam proyek ini. Air digunakan untuk menghancurkan material tanah dan
mengurangi gesekan dalam lubang. Langkah – langkah pengeboran dijelaskan sebagai
berikut.

Pekerjaan Pengeboran:

 Pekerjaan Pengeboran. Pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengan


semprotan air (air berlumpur) yang mengalir melalui lubang batang yang difungsikan
untuk menghancurkan tanah sehingga tanah dapat diangkut keluar lubang.
 Pembersihan tahap pertama dilakukan dengan penyemprotan air selama±10 menit
setelah kedalaman perencanaan tercapai.
 Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral yang berfungsi
untuk membawa dan memotong tanah sisa yang tidak dibawa oleh air. Dengan system
ini, diharapkan bahwa semua sisa pengeboran bias terangkat. Tahap ini adalah langkah
terakhir dari pengeboran. Pekerjaan Pasangan:
 Pemasangan pipa trime sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor
 Pasang baja tulangan yang dirakit
 Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ±10 menit melalui
pipa trime untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur.

Pekerjaan Cor:

 Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi dengan campuran
beton untuk memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa
trime.
 Kantong plastic dimasukkan pada kedalaman 1 meter dari corong trime sampai
tenaga pengecoran siap untuk melakukan pengecoran secara konstan.
 Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang pipa sampai
kepermukaan saluran dan kemudian tas plastic bias dilepas. Pada saat yang sama,
campuran beton yang dimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime keluar.
 Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran
beton kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton.
 Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain permukaan campuran
beton di dalam lubang bor telah meningkat cukup jauh. Maka pipa trime bias
ditarik perlahan-lahan sambal terus menuangkan campuran beton.
 Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam 1
meter di dalam campuran beton. Pipa trime bias diangkat jika campuran beton
telah naik lebih dari 3 meter di bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan
jika campuran beton sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih
dari lumpur atau kotoran lainnya.
 Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain
sesuai dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.
2.3 Pondasi tiang pancang

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai


pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah
dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau
apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang c
ukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh
beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat
dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8
meter. Pondasi tiang pancang ada dua jenis:

2.3.1 Persyaratan Pondasi Tiang Pancang

Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam
tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

 Fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
 Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
 Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
 Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.

Seperti yang kita ketahui bahwa tipe pondasi cukup banyak macamnya, dan tergantung
dari fungsi serta kegunaannya. Nah.. salah satu di antara tipe pondasi yang dapat
digunakan adalah pondasi tiang pancang. Konstruksi pondasi tersebut bisa terbuat dari
kayu, baja, atau beton yang berfungsi untuk meneruskan beban- beban dari struktur
bangunan atas ke lapisan tanah pendukung (bearing layers) dibawahnya pada kedalaman
tertentu.

2.3.2 Pengerjaan Pondasi Tiang Pancang

 Melakukan pengetesan terhadap tanah dilokasi rencana pondasi untuk mengetahui


jenis tanah dan kedalaman lapisan keras.
 Menghitung struktur pondasi tiang pancang sehingga dapat ditentukan kebutuhan
ukuran tiang pancang, spesifikasi material dan kedalaman tiang pancang sehingga
kuat untuk menahan beban bangunan yang disalurkan ke titik perhitungan.
 Produksi tiang pancang dapat dilakukan dipabrik dengan spesifikasi sesuai
perhitungan kemudian dkirim ke lokasi proyek menggunakan kendaraan truck besar.
 Pengangkatan tiang pancang dapat menggunakan alat tower crane atau mobil crane
dengan posisi titik angkat sesuai perhitungan sehiingga tidak terjadi patah dalam
pengangkatan.
 Surveyor melakukan pengukuran dilapangan untuk menentukan titik-titik sesuai
gambar kemudian mendirikan alat teodolit untuk mengecek ketegakan pemancangan,
tiang pancang diangkat tegak lurus kemudian posisi ujung diesel hammer dinaikan
dan topi paal dimasukan pada kepala tiang pancang.
 Ketegakan posisi pemancangan dikontrol menggunakan 2 buah teodilit yang
dipasang dari dua arah untuk memastikan posisi tiang pancang tegak dan melakukan
control setiap 2 m, pemancangan dilakukan sampai dengan elevasi kedalaman yang
direncanakan.
 Tiang pancang yang tersisa diatas elevasi rencana dikelupas betonya sehingga tersisa
besi tulangan yang akan dipakai sebagai stek untuk dihubungkan dengan pile cap
pada bangunan Gedung atau abutmen pada konstruksi jembatan

2.4 Pondasi Strauss Pile

Pondasi strauss pile adalah pekerjaan pembuatan pondasitiang dengan caratanah di bor
secaramanual atau tenagapenggerak mata bornya adalah tenaga manusia, kemudian dimasukkan
besi tulangan yang telah diinstal lalu pengecoran ditempat. Strauss pile / Bor pile manual adalah
solusi alternatif pondasi untuk bangunan sederhana atau sebagai pengganti pondasi tiang
pancang, bored pile atau cerucuk bambu.
2.4.1 Persyaratan Pondasi Strauss Pile

Pondasi strauss pile merupakan pondasi bored pile yang dikerjakan secara manual dengan
tenaga manusia, sehingga pondasi strauss pile hanya dapat dikerjakan jika kondisi tanahnya
lunak.

2.5 Pondasi Piers (Dinding diafragma)

pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang


dibuat dengan cara melakukan penggalian dalam, kemudian
struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian tersebut.
Satu keuntungan pondasi pier adalah bahwa pondasi jenis ini
lebih murah dibandingkan dengan membangun pondasi
dengan jenis pondasi menerus, hanya kerugian yang dialami
adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat
mengalami kekurangan ukuran maka kekuatan jenis pondasi
tidak menjadi normal. Pondasi pier standar dapat dibuat dari
beton bertulang pre cast. Karena itu, aturan perencanaan
pondasi pier terhadap balok beton diafragman adalah
mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang
direncanakan. Pondasi pier dapat divisualisasikan sebagai
bentuk tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton bertulang ditempatkan di
bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah yang sudah digali. Lempengan beton diafragma ini
mentransfer beban bangunan terhadap tanah. Balok dibangun di atas dinding diafragma vertikal
(pondasi pier) yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya
dengan jenis pondasi ini, dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang
bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai Gudang penyimpanan atau taman. Beton
pondasi pier biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering
dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman yang
diperlukan. Tapi beton dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering
kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah digali dan disusun secara bersambungan. Setelah
tersusun dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.

BAB III
KESIMPULAN

Persyaratan pondasi sumuran


Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang dipikul oleh pondasi tersebut.

Pengerjaan pondasi sumuran


Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang
disatukan oleh sloof beton.

Persyaratan Pondasi Bored Pile


Untuk area yang tergenang air, sangat tidak disarankan untuk menggunakan pondasi sistem bore
pile. Hal tersebut diakibatkan karena berpengaruh terhadap faktor air semen pondasi bore pile.

Pekerjaan Pengeboran
Pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengan semprotan air yang mengalir melalui lubang
batang yang difungsikan untuk menghancurkan tanah sehingga tanah dapat diangkut keluar
lubang. Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral yang berfungsi untuk
membawa dan memotong tanah sisa yang tidak dibawa oleh air.

Pekerjaan Cor
Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi dengan campuran beton untuk
memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa trime. Pada saat yang
sama, campuran beton yang dimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime
keluar. Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran beton
kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton. Tahap-tahap pengeboran
diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain sesuai dengan nomor pengeboran yang telah
ditentukan.

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah
dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban
yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang c ukup untuk memikul
berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari
permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter. Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi
dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi.

Pengerjaan Pondasi Tiang Pancang


Melakukan pengetesan terhadap tanah dilokasi rencana pondasi untuk mengetahui jenis tanah dan
kedalaman lapisan keras. Menghitung struktur pondasi tiang pancang sehingga dapat ditentukan
kebutuhan ukuran tiang pancang, spesifikasi material dan kedalaman tiang pancang sehingga kuat
untuk menahan beban bangunan yang disalurkan ke titik perhitungan. Ketegakan posisi
pemancangan dikontrol menggunakan 2 buah teodilit yang dipasang dari dua arah untuk memastikan
posisi tiang pancang tegak dan melakukan control setiap 2 m, pemancangan dilakukan sampai dengan
elevasi kedalaman yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia Indonesia. (2015, 6 Maret). Pondasi dalam. Diperoleh 14 Juni 2016, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Pondasi_dalam

Stev, Bastian. Pengertian pondasi sumuran. Diperoleh 14 Juni 2016, dari


https://www.academia.edu/8534225/Pengertian_Pondasi_Sumuran_Pondasi?auto=download

Faoziah, Siti. Universitas Hasanudin Makasar. (2015). Jenis-jenis pondasi. Diperoleh 16 Juni 2016, dari
http://www.slideshare.net/ulmy28/pondasi- 53276267?from_action=save

Karnadi, Edi. (2013). Mengenal jenis-jenis pondasi bangunan. Diperoleh 16 Juni

2016, dari http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis- pondasi-bangunan.html

Sci-geoteknik. (2012). Pengenalan pondasi tiang pancang. Diperoleh 16 Juni 2016, dari http://sci-
geoteknik.blogspot.co.id/2012/02/pengenalan-pondasi-tiang-pancang.html

Pramana, Ray. (2012). Metode Pekerjaan Bored Pile. Diperoleh 22 Juni 2016, dari
http://raipramanaenginner.blogspot.co.id/2012/02/metode-pekerjaan-bore-pile.html

Miftakhur Riza, Muhammad. (2013). Pondasi Tiang Pancang (Pile Cap Foundation). Diperoleh 22 Juni
2016, dari http://www.perencanaanstruktur.com/2011/05/seluk-beluk-pondasi-tiang- pancang.html

Anda mungkin juga menyukai