Disusun oleh :
KELOMPOK 1
TAR(I). ANINDITA INDANA ZULFA 15062210025
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Suatu konstruksi yang kokoh dan stabil, tergantung dari kemampuan dan kesesuaian pondasi
yang menopang konstruksi tersebut. Pondasi adalah sebuah awal dari berdirinya suatu konstruksi
bangunan, sehingga pondasi ini sangat penting karena tanpa pondasi tidak mungkin sebuah konstruksi
bangunan dapat berdiri kokoh. Pembuatan pondasipun harus disesuaikan dengan kontruksi yang akan
dibangun diatasnya, sehingga pondasi dapat dengan kokoh menopang beban yang diterimanya.
Konstruksi bangunan sederhana seperti bangunan rumah tinggal, cukup menggunakan pondasi
dangkal. Namun untuk konstruksi bangunan bertingkat, seperti gedung pencakar langit, konstruksi
pier jembatan sudah barang tentu membutuhkan pondasi dalam dengan persyaratan-persyaratan
khusus. Maka dari itu, pengetahuan tentang pondasi amat sangat penting. Terlebih pondasi dalam
yang membutuhkan pengetahuan dan perhitungan juga penelitian yang lebih mendalam.
2. RUMUSAN MASALAH
a) Pengertian pondasi dalam.
b) Jenis-jenis, persyaratan dan proses pengerjaan pondasi dalam.
BAB II
PEMBAHASAN
Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari pondasi dangkal dengan kedalaman mereka
tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan seorang insinyur geoteknik akan merekomendasikan
pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat
besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs (seperti garis properti). Ada
istilah yang berbeda digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis pondasi yang mendalam,
termasuk tumpukan (yang analog dengan tiang), tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros
dibor, dan caisson. Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam lainnya
biasanya diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan pengeboran. Konvensi penamaan
dapat bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan perusahaan. Pondasi dalam dapat terbuat dari kayu,
baja, beton bertulang dan beton pratekan.
Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat beberapa
kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya, diantaranya adalah sebagai
berikut :
Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung
lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar).
Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit
dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian.
Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang tanah
kerasnya terletak 3-5 m.
2.1.2 Pengerjaan pondasi sumuran
Menggali lubang untuk sumuran sesuai dengan diameter
yang diinginkan, digali hingga mencapai tanah keras atau
stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan
kurang lebih 10 cm dengan pembesian. Dasar dari sumur
dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran
tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton
teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi
angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton
diatasnya. Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat,
yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang disatukan
oleh sloof beton.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan pondasi bored pile, yaitu:
Jenis Tanah. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran.
Jika tipe tanah pada lokasi yang berpasir atau tanah basah maka akan sangat mudah
longsor sehingga sangat sulit dalam proses pengangkatan mata bor setelah pengeboran.
Salah sedikit bisa mengakibatkan kelongsoran pada lubang yang telah dibuat.
Level Muka Air Tanah. Level muka air tanah sangat menentukan tekanan terhadap
mata bor dan dinding sumuran. Jika level air tanah sangat dangkal maka sumuran yang
dibuat akan sering mengalami kebanjiran yang akan berakibat sumuran akan mudah
longsor dan mata bor sulit menekan akibat tekanan air menuju arah keatas.
Area Pengeboran/Lahan Pekerjaan. Untuk area yang tergenang air, sangat tidak
disarankan untuk menggunakan pondasi sistem bore pile. Hal tersebut diakibatkan
karena berpengaruh terhadap faktor air semen pondasi bore pile. Penempatan mesin bor
juga sangat sulit pada posisi genangan
Pekerjaan Persiapan:
Pengeboran:
Pekerjaan Pengeboran:
Pekerjaan Cor:
Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi dengan campuran
beton untuk memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa
trime.
Kantong plastic dimasukkan pada kedalaman 1 meter dari corong trime sampai
tenaga pengecoran siap untuk melakukan pengecoran secara konstan.
Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang pipa sampai
kepermukaan saluran dan kemudian tas plastic bias dilepas. Pada saat yang sama,
campuran beton yang dimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime keluar.
Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran
beton kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton.
Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain permukaan campuran
beton di dalam lubang bor telah meningkat cukup jauh. Maka pipa trime bias
ditarik perlahan-lahan sambal terus menuangkan campuran beton.
Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam 1
meter di dalam campuran beton. Pipa trime bias diangkat jika campuran beton
telah naik lebih dari 3 meter di bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan
jika campuran beton sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih
dari lumpur atau kotoran lainnya.
Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain
sesuai dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.
2.3 Pondasi tiang pancang
Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam
tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :
Fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Seperti yang kita ketahui bahwa tipe pondasi cukup banyak macamnya, dan tergantung
dari fungsi serta kegunaannya. Nah.. salah satu di antara tipe pondasi yang dapat
digunakan adalah pondasi tiang pancang. Konstruksi pondasi tersebut bisa terbuat dari
kayu, baja, atau beton yang berfungsi untuk meneruskan beban- beban dari struktur
bangunan atas ke lapisan tanah pendukung (bearing layers) dibawahnya pada kedalaman
tertentu.
Pondasi strauss pile adalah pekerjaan pembuatan pondasitiang dengan caratanah di bor
secaramanual atau tenagapenggerak mata bornya adalah tenaga manusia, kemudian dimasukkan
besi tulangan yang telah diinstal lalu pengecoran ditempat. Strauss pile / Bor pile manual adalah
solusi alternatif pondasi untuk bangunan sederhana atau sebagai pengganti pondasi tiang
pancang, bored pile atau cerucuk bambu.
2.4.1 Persyaratan Pondasi Strauss Pile
Pondasi strauss pile merupakan pondasi bored pile yang dikerjakan secara manual dengan
tenaga manusia, sehingga pondasi strauss pile hanya dapat dikerjakan jika kondisi tanahnya
lunak.
BAB III
KESIMPULAN
Pekerjaan Pengeboran
Pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengan semprotan air yang mengalir melalui lubang
batang yang difungsikan untuk menghancurkan tanah sehingga tanah dapat diangkut keluar
lubang. Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral yang berfungsi untuk
membawa dan memotong tanah sisa yang tidak dibawa oleh air.
Pekerjaan Cor
Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi dengan campuran beton untuk
memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa trime. Pada saat yang
sama, campuran beton yang dimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime
keluar. Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran beton
kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton. Tahap-tahap pengeboran
diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain sesuai dengan nomor pengeboran yang telah
ditentukan.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah
dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban
yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang c ukup untuk memikul
berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari
permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter. Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi
dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi.
Wikipedia Indonesia. (2015, 6 Maret). Pondasi dalam. Diperoleh 14 Juni 2016, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Pondasi_dalam
Faoziah, Siti. Universitas Hasanudin Makasar. (2015). Jenis-jenis pondasi. Diperoleh 16 Juni 2016, dari
http://www.slideshare.net/ulmy28/pondasi- 53276267?from_action=save
Sci-geoteknik. (2012). Pengenalan pondasi tiang pancang. Diperoleh 16 Juni 2016, dari http://sci-
geoteknik.blogspot.co.id/2012/02/pengenalan-pondasi-tiang-pancang.html
Pramana, Ray. (2012). Metode Pekerjaan Bored Pile. Diperoleh 22 Juni 2016, dari
http://raipramanaenginner.blogspot.co.id/2012/02/metode-pekerjaan-bore-pile.html
Miftakhur Riza, Muhammad. (2013). Pondasi Tiang Pancang (Pile Cap Foundation). Diperoleh 22 Juni
2016, dari http://www.perencanaanstruktur.com/2011/05/seluk-beluk-pondasi-tiang- pancang.html