Anda di halaman 1dari 8

REKAYASA KONSTRUKSI PERKERASAN

Jenis-jenis Kerusakan pada Perkerasan Lentur


DOSEN PENGAMPU :
Indah Tunjung P, ST

Disusun oleh :
Ferri Amsar Tauna 15062210029

PRODI D-III TEKNIK BANGUNAN DAN LANDASAN

FAKULTAS TEKNIK PENERBANGAN

POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG


2023
JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR

NO
JENIS GAMBAR DESKRIPSI
.
1 Retak Halus (Hair  Lebar celah < 3 mm.
Cracking)  Penyebaran setempat
dan bisa meluas.
 Dapat meresap air.
 Jika dibiarkan akan
berkembang menjadi
retakan buaya.

2 Retak Kulit Buaya  Lebar Celah > 3 mm.


(Alligator Crack)  Membentuk
serangkaian kotak-
kotak kecil seperti
kulit buaya.
 Dapat meresap air
 Jika dibiarkan dapat
berkembang menjadi
lubang akibat
pelepasan butiran
perkerasan.
3 Retak Pinggir  Retakan memanjang
(Edge Crack) pada jalan yang
mengarah ke bahu
jalan dan terletak
dekat bahu jalan.
 Jika dibiarkan akan
bertambah besar dan
mengakibatkan
terjadinya lubang
 Biasanya disebabkan
drainase yang
kurang baik, akar
tanaman ditepi
perkerasan dan daya
dukung tanah yang
kurang baik.
4 Retak Sambungan  Retakan memanjang
Jalan (Lane Joint yang terletak pada
Cracks) sambungan antara 2
lajur jalan.
 Retak ini dapat
terdiri atas beberapa
celah yang saling
sejajar.
 Jika dibiarkan dapat
menyebabkan
kerusakan
menyeluruh atau
setempat pada
perkerasan jalan dan
akan mengganggu
kenyamanan
berkendaraan.

5 Retak Sambungan  Retakan


Pelebaran Jalan memanjanag yang
(Widening Crack) terjadi pada
sambungan antara
perkerasan lama
dengan perkerasan
pelebaran.
 Retak ini dapat
terdiri atas beberapa
celah yang saling
sejajar dan akan
meresapkan air pada
lapisan perkerasan.
 Kemungkinan
penyebabnya yaitu
perbedaan kekuatan/
daya dukung
perkerasan pada
jalan pelebaran
dengan jalan lama.
6 Retak Refleksi  Retakan yang terjadi
(Reflection Cracks) pada lapisan
tambahan atau
overlay
 Bentuk Retakannya
menggambarkan
pola retakan
perkerasan yang
berada dibawahnya.
 Retakan biasa
berbentuk
memanjang,
diagonal, melintang
atau kotak
7 Retak Sambungan  Retakan
Bahu dan memanjang,
Perkerasan (Edge umumnya terjadi
Joint Crack) pada sambungan
bahu dengan
perkerasan.
 Biasanya
diakibatkan oleh
kondisi drainase
dibawah bahu jalan
yang kurang baik
daripada dibawah
perkerasan.
 Juga diakibatkan
oleh penyusutan
material bahu atau
perkerasan jalan.
8 Retak Susut  Retakan yang saling
(Shrinkage Crack) bersambung
membentuk kotak-
kotak besar dengan
sudut tajam.
 Biasanya
diakibatkan karena
adanya perubahan
volume lapisan
pondasi tanah dasar
9 Retakan Selip  Retakannya
(Slippage Cracks) berbentuk
melengkung seperti
bulan sabit.
 Retakan selip
cenderung berjalan
paralel dengan arah
jalan atau sejajar
dengan aliran lalu
lintas. Ini terjadi
karena beban lalu
lintas yang berulang
menghasilkan
tekanan dan gerakan
berulang-ulang pada
perkerasan.
 Diakibatkan karena
ikatan antar lapisan
aspal dengan lapisan
bawahnya tidak baik
yang disebabkan
kurangnya aspal.
10 Alur (Ruts)  Berbentuk alur atau
parit yang sejajar
as jalan dan terjadi
pada lintasan roda.
 Dapat menampung
dan meresap air
 Mengurangi
kenyamanan
karena kondisi
jalan yang tidak
rata bahkan dapat
menyebabkan
kecelakaan lalu
lintas.
 Diakibatkan karena
Stabilitas
perkerasan rendah
sehingga terjadi
deformasi plastis
11 Keriting  Bentuk keriting ini
(Corrugation) tampak seperti
gelombang-
gelombang kecil
yang berjajar
sejajar dengan arah
lalu lintas dan
membentuk pola
berulang secara
longitudinal.
 Kerusakan ini
seringkali terbentuk
di jalur kendaraan
yang sering dilalui
oleh lalu lintas
berat atau
berkendara dengan
kecepatan tinggi.
 Diakibatkan karena
stabilitas campuran
yang rendah (kadar
aspal yang terlalu
tinggi, jumlah
agregat halus yang
berbentuk bulat
serta memiliki
permukaan licin
yang terlalu
banyak, aspal yang
dipakai mempunyai
penetrasi tinggi).
12 Sungkur (Shoving)  Beberapa bagian
permukaan akan
terangkat dan
membentuk
"gelombang" atau
"dongkak" yang
terlihat, sementara
area lain mungkin
tetap datar atau
menurun.
 Beban berulang
dari lalu lintas berat
menyebabkan
perkerasan
mendorong atau
bergeser ke atas di
bawah beban.
 Sungkur dapat
menyebabkan
ketidaknyamanan
bahkan resiko
kecelakaan bagi
pengguna jalan
karena permukaan
yang tidak rata dan
berbongkar.
13 Amblas (Grade  ditandai dengan
Depressions) adanya lubang
kecil pada
permukaan jalan.
Lubang-lubang ini
bisa berukuran
kecil, seperti
beberapa
sentimeter hingga
beberapa puluh
sentimeter dalam
diameter.
 Amblas
menyebabkan
permukaan jalan
menjadi tidak rata
secara horizontal,
yang dapat
menyebabkan
ketidaknyamanan
bagi pengguna
jalan dan
mengganggu
kenyamanan
berkendara.
 Amblas biasanya
terjadi pada
beberapa titik
tertentu atau
konsentrasi di
permukaan jalan,
bukan menyebar
merata di seluruh
area.
14 Jembul (Upheaval)  ditandai dengan
adanya tonjolan
atau benjolan yang
mencuat dari
permukaan jalan.
Tonjolan ini bisa
berukuran kecil,
seperti beberapa
sentimeter, hingga
lebih besar,
mencapai
beberapa puluh
sentimeter atau
lebih tinggi.
 Jembul pada
perkerasan lentur
cenderung terjadi
terutama pada
musim panas atau
saat suhu tinggi.
 Jembul pada
permukaan jalan
dapat mengganggu
kenyamanan dan
keselamatan
pengguna jalan.
15 Lubang (Potholes)  Membentuk
lubang seperti
bentuk mangkuk
pada permukaan
perkerasan.
 Ukuran bervariasi
(dari kecil sampai
besar).
 Menampung dan
meresap air ke
dalam lapisan
permukaan.
 Diakibatkan
karena campuran
material lapis
permukaan jelek
(kadar aspal
rendah, agregat
kotor, temperature
campuran tidak
memenuhi syarat)
serta retak yang
tidak segera
ditangani.
16 Pengelupasn  Permukaan tidak
Lapisan Permukaan rata dan berlapis-
(Stripping) lapis:
Pengelupasan
menyebabkan
permukaan jalan
menjadi tidak rata
dan berlapis-lapis.
 Pengelupasan
biasanya lebih
sering terjadi di
daerah yang sering
terkena air, seperti
genangan air atau
daerah yang
mendapat dampak
langsung dari air
hujan atau irigasi.
 Pengelupasan
dapat disebabkan
oleh kualitas aspal
atau bahan
pengikat yang
buruk.

Anda mungkin juga menyukai