Anda di halaman 1dari 108

MATA KULIAH

TEKNIK PONDASI II

SEMESTER IV
Teknik Sipil / D3

OLEH :
TENDLY SHWARS MAKI, ST., MT.
1
Pengertian Pondasi

Dalam setiap kontruksi, seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, dinding
penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya.
Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan Bangunan terhadap
berat sendiri, beban - beban bangunan, gaya-gaya luar seperti : tekanan angin, gempa
bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang
diijinkan.
Agar Kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi Bangunan harus
diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban
bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.

Pondasi adalah struktur bagian bawah yang umumnya terletak dibawah permukaan tanah
yang berfungsi untuk meneruskan gaya yang diterimanya ke lapisan tanah pendukung
(bearing layers).
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada
suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh
beban (hidup dan mati) yang berada di atasnya dan gaya – gaya dari
luar.

Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat


ataupun penurunan pondasi merata melebihi dari batas – batas
tertentu, yaitu :

Jenis bangunan Penurunan maksimum


1. Bangunan umum 2.54 Cm
2. Bangunan pabrik 3.81 Cm
3. Gudang 5.08 Cm
4. Pondasi mesin 0.05 Cm
Oleh karena itu,sebelum perencanaan pondasi dilakukan
terlebih dahulu perlu mengetahui prilaku tanah baik sifat
fisik maupun mekanis tanah. Dimana sifat fisik dan
mekanisnya dapat diketahui dengan melakukan
penyelidikan tanah yang meliputi penyelidikan dilapangan
dan laboratorium, sehingga dari data-data hasil
penyelidikan tanah tersebut dapat dipergunakan sebagai
dasar dalam merekomendasikan sistem pondasi.
Untuk maksud ini diperlukan pengertian yang mendalam
mengenai metode pengujian tanah, batasan-batasan atau
karakteristik dalam metode pengujian dan bagaimana
menyimpulkan hasil-hasil yang diperoleh.
Pemancangan Tiang Pancang
Pekerjaan lapangan dalam peyelidikan tanah yang
dilaksanakan meliputi pekerjaan Boring dan Standart
Penetrasi Test (SPT).
Hasil pekerjaan boring log yang akan memperlihatkan
jenis lapisan tanah, letak lapisan tanah keras yang
ditujukan dalam nilai SPT.
Dari data hasil penyelidikan lapangan tersebut dijumpai
jenis tanah yang dapat mendukung pondasi pada
kedalaman 40 meter.
Maka dapat ditentukan pondasi tiang pancang sebagai
pendukung struktur yang bekerja diatasnya.
Klasifikasi Jenis-jenis Pondasi
Klasifikasi Berdasarkan Sistem Kerja gaya
Dari berbagai hal yang mempengaruhinya (pada point 2 diatas), maka
jenis-jenis pondasi secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

1. Spread Fondations / pondasi telapak


Dimana beban yang disalurkan disebarkan melalui lebar telapak
pondasi. Dimana intensitas beban yang diteruskan ketanah haruslah
lebih kecil dari daya dukung tanah yang diijinkan.

2. Pile Foundations / pondasi tiang pancang


Pondasi tiang pancang, beban dan bobot disalurkan dengan
mekanisme pergeseran antara tanah dan pondasi (tiang), dan
dukungan dari lapisan tanah keras pada kedalaman tertentu. Pile
adalah komponen penerus beban yang berbentuk panjang dan
vertical. Pile dapat terbuat dari bahan kayu, besi/baja, beton atau
kombinasi diantaranya, tergantung dari berat beban yang dipikul.
Pile digunakan dengan pertimbangan:

1. Beban yang dipikul sangat besar


2. Penggunaan jenis pondasi yang lain dinilai tidak ekonomis
3. Kondisi air tanah yang bervariasi dan perlu
dipertimbangkan
4. Apabila dikemudian akan dibangun saluran dalam
tanah/canal
5. Digunakan pada konstruksi bangunan di pelabuhan atau
daerah air lainnya
3. Pier Foundations / pondasi sumuran

Pondasi sumuran, pondasi yang berupa konstruksi


sumuran vertical yang mencapai tanah keras.
Bilamana bangunan terletak pada tanah yang berpasir
dan letak tanah keras pada lapisan yang dalam, maka
tipe pondasi ini perlu dipertimbangkan. Dengan kata
lain sumuran sebenarnya merupakan kolom pada sub
struktur yang berfungsi mendukung beban dari upper
struktur dan melaluinya beban akan disalurkan ke
tanah.
Pondasi Dalam (Deep Foundatio)

Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan


tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras.

Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

- Pondasi tiang pancang (pasak bumi)


- Pondasi tiang bor
- Pondasi Caison

Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau


pasarannya
PONDASI TIANG PANCANG

Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-


tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya
dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah
tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam.

Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo,


kayu besi/kayu ulin, baja, dan beton bertulang.
Tiang Pancang Kayu

Tiang kayu adalah batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipangkas


dengan hati-hati. Panjang maksimum kebanyakan tiang kayu adalah 10-20 m.
Agar kualitas tiang kayu yang dipakai bagus, maka kayunya harus lurus, keras,
dan tanpa adanya kerusakan. Manual Praktek No. 17 yang dikeluarkan oleh
ASCE (The American Society of Civil Engineers) tahun 1959, mengklasifikasikan
tiang kayu ke dalam 3 kategori :

1. Tiang klas A: Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban


yang berat. Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 356 mm.
2.Tiang klas B: Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban
sedang. Diameter minimum batang adalah 305-330 mm.
3.Tiang klas C: Tiang ini digunakan untuk kontruksi sementara. Tiang ini dapat
digunakan untuk konstruksi permanen apabila keseluruhan tiang tenggelam
di bawah muka air tanah. Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 305
mm.
Dalam setiap keadaan, kepala tiang tidak boleh memiliki diameter yang
kurang dari 150 mm.
Tiang kayu biasanya tidak dapat menahan tegangan pada
pemancangan yang keras; oleh karena itu kapasitas tiang
umumnya dibatasi hingga sekitar 220-270 kN (25-30 ton).
Sepatu baja bisa digunakan untuk mencegah kerusakan
ujung bawah tiang. Kepala tiang mungkin bisa juga rusak
selama proses pemancangan. Kerusakan pada serat-serat
kayu yang disebabkan oleh tumbukan palu dinamakan
dengan brooming. Untuk mencegah kerusakan kepala tiang,
topi dari logam biasanya ditambahkan pada kepala tiang.
Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan
pada rumah-rumah panggung di daerah Kalimantan, di
Sumatera, di Nusa Tenggara, dan pada rumah-rumah
nelayan di tepi pantai.
Tiang Pancang Beton

Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi


(high rise building).
Pondasi tiang pancang beton, proses pelaksanaannya dilakukan sebagai
berikut
1. Melakukan test “ boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras
dan klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang telah
diperhitungkan.
2. Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang
pancang.
3. Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang
pancang.
Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi
tiang pancang beton cor di tempat dan tiang pancang beton system
fabrikasi.
Pondasi tiang pancang beton cor ditempat

Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di


tempat sebagai berikut :
1. Melakukan pemboran tanah sesuai kedalamn yang
ditentukan dengan memasukkan besi tulangan beton.
2. Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan
tanah.
3. Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton,
dengan sistem dipompakan dan desakan/tekanan.
4. Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas
permukaan tanah.
5. Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan
teknis yang telah ditentukan.
Pondasi tiang pancang beton sistem fabrikasi

Kemajuan teknologi khususnya pada bidang rancang


bangun beton bertulang telah menemukan pondasi
tiang pancang sistem fabrikasi.
Cetakan-cetakan pondasi dengan beberapa variasi
diameter tiang pancang dan panjang tiang pancang
dibuat dalam pabrik dengan system “Beton Pra-Tekan”
Ukuran tiang pancang tergantung produksi pabrik .
Tiang baja

Tiang baja umumnya digunakan baik sebagai tiang pipa maupun


sebagai tiang baja berpenampang H.
Tiang pipa dapat disorongkan ke dalam tanah dengan ujung
terbuka atau tertutup. Balok baja berpenampang flens-lebar
(wide-flange) dan I dapat juga digunakan sebagai tiang. Namun
tiang berpenampang H biasanya lebih disukai karena badan
(web) flensnya memiliki ketebalan yang sama.
Pada balok berpenampang flens-lebar dan I, ketebalan badannya
lebih tipis dari flensnya. Memberikan ukuran tiang baja
penampang H standar yang digunakan di Amerika Serikat.
Memperlihatkan daftar sejumlah penampang pipa yang sering
digunakan untuk pemipaan. Dalam banyak kasus, tiang pipa
diisi dengan beton setelah dimasukkan ke dalam tanah.
Pondasi Tiang Bor (Bored Pile)

Penggunaan bor pile relative menimbulkan getaran karena tidak ada tanah
yang dimobilisir. Karena itu sangat cocok untuk pembangunan diperkotaan
yang padat bangunan.
Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
Dimanapun beton digunakan harus dicor ke dalam suatu lubang yang
kering dan bersih.
Beton harus dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa. Pengaliran
harus diarahkan sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja
tulangan atau sisi-sisi lubang.
Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran dimana kondisi
tanah kemungkinan besar akan memburuk akibat terekspos.
Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di bawah elevasi muka air
tanah, tekanan harus dipertahankan pada beton yang belum mengeras,
sama dengan atau lebih besar dari tekanan air tanah, sampai beton tersebut
selesai mengeras.
Adapun beberapa pengertian pondasi dalam kontruksi, antara lain :

1. Suatu badian konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk


memindahkan beban/bobot/gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada
diatasnya kedalam tanah.
2. Bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan
tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut
(beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi beban itu
sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak terlewati.
3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari
penurunan bangunan yang tidak merata.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pondasi merupakan Bagian dari elemen
bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar
tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat
menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri,
beban yang bekerja serta beban gempa.

Anda mungkin juga menyukai