Anda di halaman 1dari 90

MIX DESIGN PADA BETON

A. Data – data pendahuluan


1. Gradasi aggregate
2. Berat jenis spesifik aggregate
3. Berat volume aggregate
Hasil lab.

4. Kadar lumpur aggregate


5. Keausan aggregate
6. Kadar organic aggregate
• Gradasi (pembagian/distribusi) ialah distribusi
ukuran butir agregat. Agregat di ayak
berurutan menurut ayakan standar, yang
disusun mulai dari ayakan terbesar di bagian
paling atas. Setelah digetarkan cukup lama,
berat agregat yang tertahan pada setiap
ayakan dicatat, dihitung persentasenya.
MIX DESIGN PADA BETON (Lanjutan)

Metode, DOE (Development of Enviroment).


Langkah 1 : Penentuan mutu beton yang
direncanakan.
Mutu beton ditentukan berdasarkan
jenis struktur peruntukannya. Perlu
diperhatikan dari karaktristik
agregate” keausan” apakah
memenuhi standar untuk beton yang
diinginkan.
Langkah 1 ( lanjut)
Keausan dengan Mesin
No Kelas dan Mutu Beton Los Angeles

1 Beton Kelas I dan Mutu Bo,B1 40-50 %

Beton Kelas II, dan Beton Mutu


2 K125,K175 dan K225 27-49 %

Beton kelas III dan atau beton mutu


3 lebih besar K225 27 %
K275, K325,K350,K400)

Tentukan kuat tekan beton yang direncanakan sesuai dengan


syarat teknik atau yang dikehendaki oleh pemilik . Kuat tekan
f’c ini ditentukan pada umur 28 hari.
Beton Kelas I
Beton kelas satu adalah beton untuk
pekerjaan-pekerjaann non struktural,
yang pelaksanaannya tidak
dibutuhkan keahlian khusus.
Pengawasan ringan terhadap mutu
bahan–bahan sedangkan kekuatan
tekan tidak disyaratkan pemeriksaan.
 Beton Kelas II
Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan struktural
secara umum, pelaksanaannya memerlukan keahlian
khusus dan harus dilakukan pengawasan tenaga
ahli.Pengawasan mutu terdiri dari pengawasan yang
ketat terhadap bahan – bahan dengan keharusan
untuk memeriksa beton secara kontinyu
 Beton Kelas III
Dalam pelaksanaannya memerlukan keahlian-keahlian
khusus dan memerlukan laboratorium dengan
peralatan yang lengkap yang dilayani oleh tenaga ahli
yang dpat melakukan pengawasan secara kontinyu
Beton yang dirancang harus memenuhi persyaratan kuat tekan rata-
rata, yang memenuhi syarat berdasarkan data deviasi standra hasil
uji kat tekan yang lalu ( umur 28 hari) untuk kondisi dan jenis
konstruksi yang sama. Persyaratan kuat tekan didasarkan pada hasil
uji kuat tekan silinder. Jika menggunakan kuat tekan dengan hasil uji
kubus bersisi 150 mm,maka hasilnya harus dikonversi menggunakan
persamaan :
  f ck'  '
f c   076  0 , 2 Log
'
   f ck
  15 

Dimana :
f’c = Kuat Tekan beton yang diisyaratkan, MPa
f’ck = Kuat tekan beton, MPa, dari uju kubus bersisi 150 mm
• Perhitungan K 275 ( Kubus 275)

  275  
  0,76  0, 2 log   .275
  15  
 233 ,50 kg / cm 2
MIX DESIGN pada Beton ( lanjutan )

Langkah 2 : Penentun Standar Deviasi (Kg/cm2)


Dimaksudkan standar deviasi
(standar deviasi) adalah kurva
ukuran tingkat mutu pelaksanaan
pembetonan.
Pada tahap mix design deviasi
standar dapat dipilih berdasarkan
grafik 1.
MIX DESIGN PADA BETON (Lanjutan
• Nilai–nilai deviasi standar dapat dipilih berdasarkan
“ kekuatan karakteristik vs OA dan OB pada grafik di
atas, artinya pada suatu nilai kekuatan karakteristik
yang dikehendaki, maka garis vertical akan
memotong garis OA di A’ dan memotong garis OB di
B’ maka nilai deviasi standar rencana diambil di
antara titik A’ dan titik B’.
• Nilai – nilai deviasi standar yang dipilih di atas
diusahakan memenuhi ketentuan beton Indonesia
pada tabel 1 berikut.
Daftar Standar Deviasi
Isi Pekerjaan Deviasi Standar s ( kg/cm2)

Sebutan Jumlah beton Baik sekali Baik Dapat diterima


(m3)

Kecil < 1000 45 < s ≤ 55 55 < S ≤ 65 65 < s ≤ 85

Sedang 1000 -3000 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 75

Besar >3000 25 < s ≤ 35 35 < s ≤ 65 45 < s ≤ 65


Catatan :
Bila kelak hasil pengetesan kekuatan tekan
menghasilkan deviasi standart yang diberi
simbol Sytd , dimana nilai adalah :


'
(T b  T ' bm ) 2

S ytd  1
N 1
Dimana :
T’bm = (T’b) / N
N = benda uji
(T’b) = kekuatan hancur beton masing – masing
benda uji pada hasil compresstes

Dengan demikian Stytd terlalu tinggi atau terlalu rendah


dari s ( standar deviasi rencana) maka mix design
sebaiknya diulang kembali dengan menggunakan S yang
terjadi sebagai deviasi standard baru terhadap mixd
design, kecuali ada pertimbangan lain.
Langkah 3. Menghitung besarnya Margin (M).
Besarnya margin {M} dimaksudkan dengan margin dalam hubungan mix design beton
adalah nilai yang perlu ditambahkan ke nilai tegangan karakteristik beton dalam hal
mendapatkan tegangan rata–rata target. Dimana margin dapat dihitungkan dengan
persamaan berikut:
M=kxs
k adalah tetapan statistik yang nilainya bergantung pada porsentase hasil uji yang lebih
rendah dari f’c ( dalam hal ini diambil 1,64) dan s adalah standar deviasi.. Rumus di atas
dapat ditulis kembali menjadi

m = 1,64 s.
Jadi kuat tekan rencana yang ditargetkan :

f’cr = f’c + 1,64 s

Dimana untuk Indonesia mengingat kemampuauan pelaksanaan proyek, maka sangat


cocok diambil faktor kegagalan 5%, dimana memberikan nilai tetapan statistiknya adalah
k = 1,64 dan s = adalah nilai deviasi standar, yang ditetapkan dari langkah ke 2.
Langkah 4: Menghitung Kuat Tekan Rata-Rata
Kuat tekan rata- rata yang diharapkan
terjadi dari rencana mix design adalah
:
f’cr = f’c + m
f’cr = kuat tekan rata – rata yang
diharapkan tercapai ( kg/cm2)
f’c = kuat tekan beton karakteistik
m = nilai margin pada langkah 3
Langkah 5 : Type semen
Type semen digunakan harus dinyatakan
dalam mix design .Umumnya dipakai semen
tipe I dan semen type III yaitu semen cepat
mengeras (pengikat awalnya rendah ).
Dalam hubungan ini telah diadakan
percobaan tentang pengaruh jenis semen di
atas, jika memakai agregat alam atau
buatan sebagaimana dapat dilihat
padaTabel 2 berikut.
Langkah 6 : Type agregat
Perhitungan mix design beton perlu
dinyatakan pula jenis agregate
( alamiah atau buatan),karena hal ini
mempengaruhi kekuatan beton,
kadar air bebas.
Hal inidapat dilihat pada grafik 2 dan
grafik 3
Langkah 7 : Penentuan faktor air semen
Faktor air semen (fas) dalam mix design
beton adalah bilangan yang menyatakan
hasil bagi antara kadar air bebas dan kadar
semen .
Dalam hubungan ini,
Kadar air bebas adalah air yang dibutuhkan
dalam campuran beton jika agregate sudah
dalam kondisi jenuh kering permukaan.
Dalam hal ini perlu dibedakan antara kadar air bebas
dan kebutuhan air untuk campuran beton , Yaitu :
Cara Menentukan Faktor Air semen
( Fas)
Faktor air semen(fas) dapat ditentukan
berdasarkan :
Kekuatan Tekan Rata – Rata Target
Lingkungan/ Jenis Strukturat
Faktor air semen ditentukan dahulu pada kedua
hal di atas lalu diambil yang terkecil.
Berdasarkan kekuatan tekan rata – rata, faktor
air semen dapat ditentukan dari grafik 2 berikut
ini,
• Nilai faktor air semen yang berhubungan
dengan lingkungan atau kondisi setempat
telah pula ditetapkan fas maksimum atau
kebutuhan semen minimum,( lihat tabel 2)
• Dari data yang telah dicoba, faktor air semen = 0,5
dengan mengambil semen type I dan agregate alam
didapat tegangan hancur Tb = 400 kg/cm2, dengan
demikian fas = 0,5 T’b = 400 kg/cm2 akan
didapatkan satu titik pada grafik 2 di atas, melalui
titik inilah dibuat grafik garis lengkung searah garis-
garis lengkung yang sudah ada, sehinnga kita
dapatkan grafik lengkung kekuatan dan fas untuk
agregat alam. Dengan melihat nilai T’bm = T’bk + ks
pada grafik tersebut, maka didapatkanlah faktor air
semen berdasarkan target tegangan rata – rata.
• Nilai faktor air semen yang berhubungan
dengan lingkungan atau kondisi setempat
telah pula ditetapkan fas maksimum atau
kebutuhan semen minimum,( lihat tabel 2)
• Sebagai faktor air semen akhir/rencana
diambil yang paling kecil dari kedua nilai
tersebut di atas.
Hitung jumlah semen yang besarnya dihitung dari kadar air
bebas dibagi Faktor air semen (FAS).
Jumlah semen maksimum diabaikan jik atidak ditetapkan.
Tentukan jumlah semen minimum dari tabel 8.19 dan untuk
lingkungan khusus tabel 8.20.1 dan 8.20.2.
Tentukan FASyang disesuaikan . Jika jumlah semen berubah
karena jumlahnya lebih kecil dari jumlah semen minimum atau
lebih besar dari jumlah semen maksimum, maka FAS harus
dihitung kembali. Jika jumlah semen yang dihitung berada
dmaksimum diantara maksimum dan minimum , atau lebih
besar dari minimum namun tidak melebihi jumlah maksimum
kita bebas memilih jumlah semen yang akan kita gunakan.
Tabel 8.18 Perkiraan kuat tekan beton dengan FAS 0,5 dan jenis
semen serta agregat kasar yang biasad dipakai di Indonesia.
Tabel 8.19. Persyaratan jumlah semen minimum dan Faktor air semen maksimum
untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus

Jumlah semen
minimum per m3 Nilai faktor air semen
maksimum
beton ( kg)
Beton di dalam ruang bangunan    
a Keadaan keliling non korosif 275 0,6
b Keadaan keliling korosif 325 0,52
disebabkan oleh kondisi atau uap- uap    
korosif
Beton di luar bangunan    
a Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 0,6
b Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 275 0,6
Beton yang masuk ke dalam tanah    
a Mengalami keadaan basah dan kering
berganti - ganti 325 0,55
b Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah dan air tanah 375 0,52
Beton yang berhubungan dengan air    
a Air tawar 275 0,52
b Air Laut 375 0,52
Grafik. 8.4.2. Hubungan antara Kuat Tekan dan Faktor Air semen
untuk benda uji Kubus (150 mm x 150 mm x 150 mm)
• Langkah 8. Penentuan Slump :
Dasar untuk menentukan nilai slumps dalam
rancang campuran beton adalah tujuan
strukturnya untuk apa, karena nilai slum
memberi peluang kepada kita dalam
pelaksanaan yaitu betonnya mudah
diangkut,mudah dituang dan mudah dibentuk
sebelum terjadi mekanisme pengerasan..
Sebagai patokan menentukan nila slump test
dapat dilihat berikut ini.
Nilai – nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton

Slump ( cm)
Uraian
Maksimum Minimum
Dinding, plat pondasi, dan pondasi
telapak bertulang 12,5 5

Pondasi telapak tidak bertulang beton


dan konstruksi di bawah tanah 9 2,5

Pelat, balok, kolom, dan dinding 15 7,5


Pengerasan jalan 7,5 5
Pembetonan Massal 7,5 2,5
Langkah 9, Penentuan Kadar Air Bebas :
Kebutuhan air bebas sangan tergantung pada :
• Nilai slump
• Ukuran maksimum agregat
• Type agregate ( alam atau buatan
 Kadar air bebas, tidak termasuk air yang bakal
meresap ke dalam agregate, sedangkan
 Kebutuhan air untuk campuran beton sudah
termasuk air yang meresap dalam agregate.
Jadi kebutuhan air untuk campuran beton
adalah kadar air bebas + air yang bakal
meresap ke dalam agregat (jika agregat nya
tidaj jenuh kering muka )
Tabel 8.21. Faktor kadar akategori tingkat pekerjaan ir bebas dalam kg/cm3 yang dibutuhkan
untuk

Slump (mm) 0-10 10-30 30-60 60-180


Y.B. (det) 12 6-12 3-6 0-3
Ukuran Jeins
maximum Kadar air- bebas dalam (kg/cm3)
agregate ( mm) agregate

Alami 150 100 205 225


10
Batu Pecah 100 205 230 250
Alami 135 160 100 190
20
Batu Pecah 170 190 210 225

Alami 115 140 160 175


40
Batu Pecah 155 175 190 205
. Perkiraan kekuatan tekan beton kadar air-bebas/semen
0,5 ( tabel 4)

Kekuatan tekan pada umur


Jenis ( kg/cm2) ( hari)
Type agregat
Semen kasar
3 7 28 91

Type semen alami 200 200 400 400


Portland
type I Batu Pecah 230 320 450 540

Type semen alami 250 340 460 530


Portland
type II Batu Pecah 300 400 530 600
Langkah 10 . Penentuan Kadar Semen :
dari rumus :

fas  kadarairbe bas


kadarsemen
sehingga
1
kadarsemen  xkadarairbebas
fas
Langkah 11. Penentuan berat jenis spesifik
gabungan.
Jika persentase penggabungan
agregat halus dan agregat kasar
masing–masing berturut–turut a%
dan b%, maka berat jenis gabungan,
a% = berat jenis spesifik pasir, b% =
berat jenis spesifik kerikil
Gambar 8.6 Perkiraan Berat jenis Beton Basah
dimampatkan secara penuh.
Langkah 12 : Perkiraan berat volume beton
basah.
Dengan mengetahui berat jenis
gabungan, kadar air bebas dari
langkah sebelumnya, berat volume
basah beton dapat dicari
perkiraannya dengan menggunakan
grafik 3 berikut ini.
Langkah 13 : Penentuan porsi agregat
Bila berat volume beton basah yang diperoleh
dari langkah 12 = D, dan kadar semen = Wc
(langkah 10) dan kadar air bebas = Wf, maka
Berat aggergate = D – Wc – Wf

Langkah 14 : Penentuan kadar agregate kasar dan halus

Berat agregate kasar = b% x berat aggregate


Berat aggregate halus = a% x berat aggregate
Langkah 15 : Hasil mix design (proporsi
campuran beton)
Dari langkah2 perhitungan 1 s/d 14
memberikan hasil :
• Air = Wf
• Semen = Wc
• Pasir = b% x berat total aggregate
• Kerikil = a% x berat total aggregate
1. Gradasi Pasir
Persen berat butir yang lewat saringan
Saringan
Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
½ 100 100 100 100
No.4 90-100 90-100 90-100 95-100
No.8 60-95 75-100 85-100 95-100
No.16 30-70 55-90 75-100 90-100
No.30 15-34 35-59 60-79 80-100
No.50 5-20 8-30 Des-40 15-50
0-15
No.100 0-10 0-10 0-10
Gradasi Pasir (lanjut)
Keterangan :
Daerah I = pasir kasar
Daerah II = pasir agak kasar
Daerah III = pasir agak halus
Daerah IV = pasir halus
PERSEN LOLOS
Gradasi Pasir (lanjut)
BATAS GRADASI PASIR PADA ZONE 1
BATAS GRADASI PASIR PADA ZONE 1
100
PERSEN LOLOS

90
100
80
90
70
80
60
70
50
60
40
50
30
40
20
30
10
20
0
0.15
10 0.30 0.60
UKURAN SARINGAN 1.18 2.36 4.75
0 UKURAN SARINGAN
0.15 BATAS0.30 0.60 1.18 2.36 4.75
BATAS BAWAHBAWAH
BATAS ATAS
BATAS ATAS
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
PERSEN LO LO S
Gradasi Pasir (lanjut)

BATAS GRADASI PASIR PADA ZONE 2


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.15 0.30 0.60 1.18 2.36 4.75
UKURAN SARINGAN

BATAS BAWAH BATAS ATAS HASIL PENGAMATAN


Gradasi Pasir (lanjut)
PERSEN LOLOS

BATAS GRADASI PASIR PADA ZONE 3


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.15 0.30 0.60 1.18 2.36 4.75

UKURAN SARINGAN
BATAS BAWAH BATAS ATAS HASIL PENGAMATAN
PERSEN LOLOS
Gradasi Pasir (lanjut)
BATAS GRADASI PASIR PADA ZONE 4
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.15 0.30 0.60 1.18 2.36 4.75

UKURAN SARINGAN
BATAS BAWAH BATAS ATAS HASIL PENGAMATAN
Nomor saringan mm
3” 76,2
2 ½“ 63,5
2” 50,8
1½‘ 36,1
¾“ 19,1
½” 12,7
3/8” 9,52
No 4 4,75
No 8 2,36
No 16 1,18
No 30 0,60
No 50 0,30
No 100 0,15
Contoh analisa saringan pasir
S PERSEN
NOMOR BERAT PERSEN PERSEN
TERTAHA
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
N
  mm     gr     %     %     %  
  4   0,00 0,00 0,00 100,00
  8   22,00 2,20 2,20 97,80
  16   86,00 8,60 10,80 89,20
  30   413,00 41,30 52,10 47,90
  50   284,00 28,40 80,50 19,50
  100  100,00 10,00 90,50 9,50
200 35,00 3,50 94,00 6,00
PA
    60,00 6,00 100,00 0,00
N
JUMLAH 1000,00 100,00 430,10  
Contoh analisa saringan kerikil
NOMOR BERAT PERSEN S PERSEN PERSEN
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
  mm     gram     %     %   %
1 3/4" 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 79,70 3,99 3,99 96,02
3/4" 926,10 46,31 50,29 49,71
3/8" 254,20 12,71 63,00 37,00
4 740,00 37,00 100,00 0,00
8 0,00 0,00 100,00 0,00
16 0,00 0,00 100,00 0,00
30 0,00 0,00 100,00 0,00
50 0,00 0,00 100,00 0,00
100 0,00 0,00 100,00 0,00
200 0,00 0,00 100,00 0,00
PAN 0,00 0,00 100,00 0,00
JUMLAH 2000,00 100,00 917,28  
Modulus kehalusan aggregate

236,10
Modulus kehalusan pasir ( F )   2,361
100
617,28
Modulus kekasarankerikil ( F)   6,173
100
Spesifikasi Aggregate Halus/Pasir
No Jenis pengujian Interval
1 Kadar Lumpur Maks 5%
2 Kadar Organik < No. 3
3 Kadar Air 2% - 5%
4 Berat Volume
- Kondisi Lepas 1,4 – 1,9 kg/ltr
- Kondisi Padat 1,4 – 1,9 kg/ltr
5 Absorpsi Maks 2%
6 Berat Jenis
- Bj Curah 1,6 - 3,3
- BJ kering permukaan 1,6 – 3,3
- BJ semu 1,6 – 3,3
7 Modulus kehalusan 1,50 -3,80
Spesifikasi Aggregate Kasar/Kerikil
No Jenis pengujian Interval
1 Kadar Lumpur Maks 1%
2 Keausan Maks 50%
3 Kadar Air 0,5% - 2%
4 Berat Volume
- Kondisi Lepas 1,6 – 1,9 kg/ltr
- Kondisi Padat 1,6 – 1,9 kg/ltr
5 Absorpsi Maks 4%
6 Berat Jenis
- Bj Curah 1,6 - 3,3
- BJ kering permukaan 1,6 – 3,3
- BJ semu 1,6 – 3,3
7 Modulus kehalusan 6,0 – 7,1
Gradasi Kerikil

Saringan Persen berat butir yang lewat ayakan,


(mm)
Besar butir maksimum
40 mm 20 mm 10 mm
40 (1 ½”) 95-100 100
20 (3/4”) 30-70 95-100 100
10 (3/8”) 10-35 25-55 50-85
4,8 (no 4) 0-5 0-10 0-10
Gradasi kerikil (lanjut )
Ukuran ZONE 1 ZONE 2 ZONE 3
saringan HASIL BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS BATAS
(mm) BAWAH ATAS BAWAH ATAS BAWAH ATAS

25,4 96,02
95 100 100 100 100 100
19,1 49,71
37 70 95 100 100 100
9,6 37,00
10 40 30 60 50 85
4,75 0,00
0 5 0 10 0 10
PERSEN LO LO S 1

BATAS GRADASI KERIKIL ZONE 4,75 - 25,4 MM


100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
4.75 9.52 19.1 25.4

UKURAN SARINGAN

BATAS ATAS BATAS BAWAH HASIL PENGAMATAN


PERSEN LOLOS 1

BATAS GRADASI KERIKIL ZONE 4,75 - 19,1 MM


100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
4.75 9.52 19.1 25.4

UKURAN SARINGAN
BATAS ATAS BATAS BAWAH
PERSEN LOLOS 1

BATAS GRADASI KERIKIL ZONE 4,75 - 9,52 MM

100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
4.75 9.52 19.1 25.4

UKURAN SARINGAN
BATAS ATAS BATAS BAWAH HASIL PENGAMATAN
Penggabungan agregat
kasar dan halus
• Perhitungan penggabungan aggregate kasar dan halus
menggunakan rumus :
Y  [ a % pasir x Ya ]  [b % kerikil x Yb]

Di mana Y = persentase komulatif agregat gabungan yang


lolos pada masing – masing saringan.
Ya = persentase komulatif pasir yang lolos pada
masing – masing saringan.
Yb = persentase komul;atif kerikil yang lolos pada
masing – masing saringan.
A + b = 100%
Penggabungan agregat
kasar dan halus (lanjut)
• Penentuan nilai a dan b yang memenuhi
persyaratan saringan :
a b
Y  . Ya  . Yb
100 100
a  b  100
b  100  a
 a ( Ya - Yb)  100.Yb
100.(Y - Yb)  a.( Ya - Yb)
Y - Yb
a  x 100 %  ......
Ya - Yb
• Rumus :
Yizin(1) = a1 . Ypasir + (1 - a1) . Ykerikil
Yizin(2) = a2 . Ypasir + (1 - a2) . Ykerikil
 (Y  Y ) 
a 1   izin 1 ker ikil
 x 100 %
 ( Y pasir Y ker ikil ) 
 ( Y izin - Y kerikil ) 
a 2   2
 x 100%
 ( Y pasir - Y kerikil ) 
• Rumus :
Yizin(1) = a1 . Ypasir + (1 - a1) . Ykerikil
Yizin(2) = a2 . Ypasir + (1 - a2) . Ykerikil
 (Y  Y ) 
a1   izin 1 ker ikil
 x 100 %
 ( Y pasir Y ker ikil ) 
 ( Y izin - Y kerikil ) 
a 2   2
 x 100%
 ( Y pasir - Y kerikil ) 
- Perhitungan untuk # 1 1/2“
a1 = ((Yizin(1) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 100 - 100 )/( 100 - 100 ) x 100 %
= #DIV/0!
a2 = ((Yizin(2) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 100 - 100 )/( 100 - 100 ) x 100 %
= #DIV/0!
- Perhitungan untuk # ¾
a1 = ((Yizin(1) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 50 - 49,7 )/( 100 - 49,71 ) x 100 %
= 0,58%
a2 = ((Yizin(2) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 78 - 49,7 )/( 100 - 49,71 ) x 100 %
= 56,25%
- Perhitungan untuk # 3/8
a1 = ((Yizin(1) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 35 - 37 )/( 100 - 37 ) x 100 %
= -3,17%
a2 = ((Yizin(2) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 60 - 37 )/( 100 - 37 ) x 100 %
= 36,51%
- Perhitungan untuk # 4
a1 = ((Yizin(1) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 25 - 0 )/( 100 - 0 ) x 100 %
= 25,00%
a2 = ((Yizin(2) - Ykerikil)/(Ypasir - Ykerikil)) x 100 %
= (( 46 - 0 )/( 100 - 0 ) x 100 %
= 46,00%
* Gradasi gabungan ukuran maksimum 40 mm
NO.
Yizin(1) Yizin(2) Ypasir Ykerikil a1 a2
SARINGAN
1 1/2" 100 100 100,00 100,00 ~ ~

3/4 50 78 100,00 49,71 0,58% 56,25%

3/8 35 60 100,00 37,00 -3,17% 36,51%

4 25 46 100,00 0,00 25,00% 46,00%

8 18 36 97,80 0,00 18,40% 36,81%

16 12 30 89,20 0,00 13,45% 33,63%

30 6 23 47,90 0,00 12,53% 48,02%

50 4 16 19,50 0,00 20,51% 82,05%

100 0 6 9,50 0,00 0,00% 63,16%


N O M O R S A R IN G A N

BARCHART PENGGABUNGAN AGREGAT


1 1/2
;
;
;
;
;
;
;
;
-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

PROSENTASE a1 DAN a2
NO M O R S ARING AN

BARCHART PENGGABUNGAN AGREGAT

1 1/2
;
;
;
;
;
;
;
;
-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

PROSENTASE a1 DAN a2
• Dari barchart di atas diperoleh :
akr = 25,00%
akn = 33,63%
Sebagai nilai a diambil rata-rata dari a, yaitu :
a  a kr
a  kn
2
a  29 , 32 %
b  100  a
b  100  29 , 32 %
b  70 , 68 %
No. LOLOS LOLOS BATAS KETERANG
Pasir Kerikil KOMBINASI
Saringan PASIR KERIKIL GRADASI AN

1 1/2" 100,00 100,00 29,32 70,68 100,00 100 Memenuhi

3/4 100,00 49,71 29,32 35,14 64,45 50-78 Memenuhi

3/8" 100,00 37,00 29,32 26,15 55,47 35-60 Memenuhi

4 100,00 0,00 29,32 0,00 29,32 25-46 Memenuhi

8 97,80 0,00 28,67 0,00 28,67 18-36 Memenuhi

16 89,20 0,00 26,15 0,00 26,15 12-30 Memenuhi

30 47,90 0,00 14,04 0,00 14,04 6-23 Memenuhi

50 19,50 0,00 5,72 0,00 5,72 4-16 Memenuhi

100 9,50 0,00 2,79 0,00 2,79 0-6 Memenuhi


PERSEN LOLOS
Gradasi gabungan aggregate
100 100
100.00

GRAFIK GRADASI GABUNGAN AGREGAT


80 78

64.45
60 60
55.47
50
46

40
36 35
30 28.67 29.32
26.15 25
23
20 18
16
14.04
12

6 5.72 6
2.79 4
0 0

100 50 30 16 8 4 ; ; 1 1/2

No. SARINGAN
BATAS Y1 BATAS Y2 GABUNGAN
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN AGREGAT KASAR (KERIKIL)
KARAKTERISTIK HASIL
NO. INTERVAL KETERANGAN
AGREGAT PENGAMATAN
1 Kadar lumpur Maks 1% 0,80% Memenuhi

2 Keausan       Maks 50% 43,78% Memenuhi


3 Kadar air       0,5% - 2% 1,37% Memenuhi
4 Berat volume                
  a. Kondisi lepas     1,6 - 1,9 kg/liter 1,767 Memenuhi
  b. Kondisi padat    1,6 - 1,9 kg/liter 1,780 Memenuhi
5 Absorpsi       Maks 4% 2,97% Memenuhi

6 Berat jenis spesifik                  

  a. Bj. nyata     1,6 - 3,3 2,586 Memenuhi


  b. Bj. dasar kering   1,6 - 3,3 2,402 Memenuhi
  c. Bj. kering permukaan 1,6 - 3,3 2,473 Memenuhi
7 Modulus kekasaran   6,0 - 7,1 6,173 Memenuhi
RANCANG CAMPURAN BETON
(CONCRETE MIX DESIGN)
Data :
 Slump = 12 cm
 Kuat tekan yang disyaratkan (f'c) = 20,00 Mpa
= 200,00 kg/cm2
 Modulus kehalusan pasir = 2,361
 Ukuran maksimum agregat = 40,00 mm
 Berat jenis spesifik SSD pasir = 2,415
 Berat jenis spesifik SSD kerikil = 2,473
RANCANG CAMPURAN BETON
(CONCRETE MIX DESIGN) Lanjut
 Kadar air pasir (Wp) = 1,27%
 Absorbsi pasir (Rp) = 1,01%
 Kadar air kerikil (Wk) = 1,37%
 Absorbsi kerikil (Rk) = 2,97%
 Persentase gabungan terbaik :
a. pasir = 29,32%
b. kerikil = 70,68%
 Berat volume kering lepas kerikil = 1767,50 kg/m3
 Volume silinder f 15 x 30 cm = 0,0053 m3
1. Penenntuan mutu beton yang
akan direncanakan.
( lihat keausan apakah memenuhi standar
beton yang diinginkan)
2. Penentuan standar deviasi (kg/cm2 )
a. Menentukan deviasi standar
Berdasarkan nilai kuat tekan yang disyaratkan yaitu 200 kg/cm2
(silinder), maka :
Deviasi standar (Sr) = 70 kg/cm2 = 7 MPa > 4 MP
b. Menghitung nilai tambah (margin)
M = 2,64 X Sr – 4
= 2,64 X 7 - 4
= 14,48 MPa
= 144,80 kg/cm2
c. Menghitung kuat tekan rata-rata
f'cr = f'c + M f'cr
= 200,0 + 144,80
= 344,80 kg/cm2
d. Penetapan Type Semen :
Digunakan semen Type I
e. Penetapan Faktor Air Semen
Besar faktor air semen (fas) diambil dari
harga terkecil fas yang diperoleh dari:
- berdasarkan kuat tekan rata-rata (f'cr)
= 0,570
- berdasarkan kondisi lingkungan
= 0,450
f. Penetapan kadar air bebas.
Berdasarkan nilai slump 10 cm dan
maksimum agregat 40 mm,
maka diperoleh :
Kadar air bebas alami (Wf) = 175 kg/m3 beton
Kadar air bebas bt. pecah (Wc) = 205 kg/m3 beton
Kadar air bebas = (2/3 X Wf) + (1/3 X Wc)
= ( 2/3 X 175 ) + ( 1/3 X 205 )

on
= 185,00 kg/m3 bet

g. Penetapan kadar semen


Kadarairbe bas 185,00
Kadarsemen   411,11kg / m3
Faktorairsemen( fas) 0,45
g. Berat volume basah beton segar
Berdasarkan nilai bj. Gabungan 2.61 dan kadar
air bebas 185,00 kg/m3 maka diperoleh :
Berat vol. basah beton segar = 2360 kg/m3) h.
Berat total agregat (pasir+kerikil)
h. Berat total agregat = 2360 - 185,00 - 411,11
= 1763,89 kg/m3 beton
i. Berat masing-masing agregat
Berat pasir = 29,32% X 1763,89
= 517,10 kg/m3 beton
Berat kerikil = 70,68% X 1763,89
= 1246,78 kg/m3 beton
Jumlah = 517,10 + 1246
= 63,89 kg/m3 beton
j. Hasil mix design SSD karakteristik agregat.
Air (Wa) = 185,00 kg/m3 beton
Semen (Ws) = 411,11 kg/m3 beton
Pasir (BSSDp) = 517,10 kg/m3 beton
Kerikil (BSSDk) = 1246,78 kg/m3 beton
k. Koreksi campuran beton untuk pelaksanaan
(Koreksi secara eksak)
Berat lapangan pasir (BLp) = BSSDp (1 + Rp) . (1 -
Wp) = Bitmap 517,10 ( 1 + 0,0101 ) X ( 1 -
0,0127 ) = 518,50 kg/m3 beton
Rancangan campuran Beton
Data:
Slump = 10 cm
Kuat Tekan yang disyaratkan ( K275)
= {0,76 + 0,2 log(275/15)} .275
= 223,50 kg/cm2
• Faktor air semen (fasmax) = 0,45
• Modulus kehalusan pasir = 2,438 ( analisa saringan)
• Ukuran maksimum aggregate = 20,0 mm
• Berat jenis spesifik SSD pasir = 2,660 ( analisa berat
jenis).
• Berat jenis spesifik SSD kerikil = 2,727 (analisa berat
jenis)
• Kadar air pasir (Wp) = 2,82%
• Absorpsi pasir (Rp) = 2,25%
• Kadar air kerikil (Wk) = 0,65%
• Perentase gabungan terbaik :
a. pasir = 33,42%
(penggabungan
aggregate)
b. Kerikil = 66,58%

Anda mungkin juga menyukai