Anda di halaman 1dari 92

Substruktur dan Pondasi

Dalam

SI-4151 Metode dan Peralatan Konstruksi


Terminologi
• Beban izin tiang pancang; nilai terkecil yang ditentukan dari :
– kapasitas struktural tiang pancang
– tekanan izin pada lapisan tanah di ujung tiang pancang
– Tahanan terhadap penetrasi,
– kapasitas yang ditunjukkan oleh tes beban,
– atau muatan maksimum yang ditentukan oleh peraturan bangunan.
• Anchor pile; tiang pancang yang dihubungkan dengan struktur oleh
satu balok atau lebih untuk memberikan daya dukung lateral atau
daya angkat.
• Anvil block; bagian atas pemancang tiang pancang.
• Augered atau drilled pile; tiang beton yang bisa berbentuk bell atau
tidak pada bagian bawahnya, cast-in-place pada lubang yang telah
dibor.
• Batter pile; tiang pancang yang dipancang dengan kemiringan
vertikal.
Terminologi (lanjutan)
• Daya dukung; beban izin tiang pancang yang dibatasi
oleh ketentuan bahwa tekanan material sepanjang tiang
pancang dan dibawah tiang pancang tidak melebihi daya
dukung tanah yang dizinkan.
• Brace pile; battered pile yang dihubungkan dengan
struktur dengan cara menahan gaya lateral.
• Brooming; serpihan tiang pancang kayu pada bagian
tumpuan atau ujung tiang pancang yang diakibatkan
oleh kelebihan atau ketidaksempurnaan dorongan.
• Tumpuan tiang pancang; bagian ujung yang lebih besar
dari tiang pancang yang runcing, biasanya bagian ujung
atas dari tiang pancang yang dipancang.
Terminologi (lanjutan)
• tiang pancang cast-in-place; tiang pancang beton
(dengan atau tanpa internal reinforcing) yang
dilaksanakan di lokasi permanen dalam tanah.
• Cushion block; material yang dimasukkan diantara pile
hammer dan bagian atas pemancang tiang pancang (pile
driving cap) atau tiang pancang, untuk mengurangi
kerusakan tiang pancang.
• Cuttoff; tinggi potongan bagian atas tiang pancang yang
dipancang.
• Displacement pile; solid pile atau cekungan tiang
pancang yang dipancang, yang mengubah volume tanah
secara lateral dan vertikal.
Terminologi (lanjutan)
• Downdrag; friksi negatif dari tanah yang memegang tiang pancang
dalam kondisi tanah yang turun, menambah beban tiang.
• Driving cap atau helmet; penutup dari baja yang ditempatkan diatas
penumpu tiang pancang untuk mencegah kerusakan tiang pancang
selama proses pemancangan tiang pancang.
• Embedment; panjang tiang pancang dari permukaan tanah, atau
dari potongan dibawah permukaan tanah hingga ke ujung tiang
pancang.
• End-bearing pile; tiang pancang yang mendukung beban dengan
dukungan dari ujung tiang pancang pada lapisan tanah.
• Engineering news Formula; Formula yang digunakan untuk
mengestimasi kemampuan membawa beban dari tiang pancang.
Terminologi (lanjutan)
• Follower; bagian yang berada diantara pile hammer dan
tiang pancang untuk meneruskan pukulan saat bagian
atas tiang pancang berada dibawah hammer.
• Friction pile; tiang pancang yang mendukung beban
melalui gaya friksi yang dihasilkan antara permukaan
tiang pancang dan tanah.
• Guides; rel paralel dari tiang pancang yang digunakan
sebagai jalan bagi hammer.
• Heave; kenaikan permukaan tanah diantara atau didekat
tiang pancang yang dipancang.
• Helmet; Tutup pemancang tiang pancang untuk
melindungi bagian penumpu tiang pancang.
• Jetting; Penggunaan air bertekanan tinggi untuk
memasang atau memudahkan pemancangan tiang
pancang.
Terminologi (lanjutan)
• Overdriving; proses pemancangan tiang pancang yang
merusak material tiang pancang.
• Gross penetration; pergerakan tiang pancang ke bawah
pada setiap pukulan hammer.
• Net penetration; gross penetration dikurangi pantulan
kembali.
• Pile bent; dua atau lebih tiang pancang yang dipancang
dalam satu kelompok dan diikat bersama-sama oleh cap
atau bracing.
• Pile-driving cap; lempeng baja yang didesain untuk
menjaga bagian atas dan keliling penumpu tiang
pancang selama proses pemancangan tiang pancang.
• Pile driving shoe; sepatu dari bahan logam yang
ditempatkan dibagian ujung tiang pancang untuk
mencagah kerusakan tiang pancang dan meningkatkan
daya penetrasi.
Terminologi (lanjutan)
• Pile tip; bagian paling bawah atau bagian yang paling
kecil (pada tiang pancang kayu) dari ujung tiang
pancang.
• Set; net penetration tiang pancang pada setiap pukulan
hammer.
• Sheet pile; tiang pancang yang digunakan untuk
membangun dinding menerus. Tujuan penggunaan
sheet pile adalah untuk menahan tekanan tanah lateral.
• Soldier pile; profil H atau WF yang dipancang dengan
interval beberapa feet kedalaman horizontal.
• Spud; bagian yang dipancang dan dipindahkan untuk
membuat lubang untuk memasukkan tiang pancang.
• Strapping; sekelompok tiang pancang kayu dengan baja
untuk mencegah splitting saat proses pemancangan
tiang pancang.
Terminologi (lanjutan)
• Template; rigid frame yang digunakan untuk menjaga
tiang pancang tetap dalam posisi yang tepat selama
proses pemancangan tiang pancang.
• Tension pile; tiang pancang yang didesain untuk
menahan daya angkat.
• Test pile; memastikan kondisi pemancangan tiang
pancang pada proyek dan sebagai alat bantu dalam
pemilihan panjang tiang pancang yang tepat untuk
digunakan pada suatu proyek.
Pekerjaan Substruktur dan
Pondasi
sub·struc·ture
• 1. The supporting part of a structure; the
foundation.
• 2. The earth bank or bed supporting
railroad tracks.
Pekerjaan Substruktur
Substructure
•Basic frameworkBasic framework or
foundationBasic framework or foundation that
supports a superstructureBasic framework or
foundation that supports a superstructure, and
is supported by an infrastructure.

•The substructure of a house is defined as the


structural work below ground level used to
support the structure above. Foundations,
basement, subfloor are some components of
this area.
Pekerjaan substruktur
• Galian tanah pondasi, basement
• Basement
• Pondasi dangkal
• Pondasi dalam
• Dinding penahan tanah
• Drainase bawah tanah
Pekerjaan
Basement

Pondasi
dalam
Klasifikasi tiang pancang
Klasifikasi berdasarkan :
• penggunaannya
• Material pembuatnya.
• Mekanisme pembuatan
Sheet pile dan load bearing pile
• Sheet pile pada umumnya digunakan
untuk menahan aliran air dan tanah
lepas.
• Material pembuat sheet pile : kayu, baja,
beton dan komposit.
Jenis-Jenis tiang pancang
• Steel
– H-Pile
– Pipe (open-end or closed-end)
– Tapered
– Shell (mandrel driven)
– Sheet Pile
• Concrete
– Square
– Octagonal
– Cylinder
– Sheet Pile
• Timber
• Composite piles that combine pile types (e.g., a concrete
pile with a steel tip extension).
Load bearing piles
• Dua type load bearing piles
load bearing pile
Berdasarkan material dan metode konstruksi :
• Kayu
Tanpa perawatan
Dengan perawatan bahan pengawet
Beton
Precast-prestressed
Cast in place with shells
Augered cast in place
Baja
Profil H
Pipa baja
Komposit
Beton dan baja
Plastik dengan lubang pipa baja
Mekanisme pelaksanaan
• Displacement pile
– Tiang dipancang mendesak tanah ke samping
dan ke bawah
– Tiang pancang baja, beton,kayu dsb
• Non displacement pile
– Tanah digali dan dikeluarkan kemudian diisi
dgn bahan beton
Faktor-faktor yang menentukan
pemilihan jenis tiang pancang
1. Jenis, ukuran dan berat struktur yang akan didukung.
2. Sifat fisik lapisan tanah.
3. Kedalaman lapisan yang mampu mendukung tiang
pancang.
4. Perbedaan kedalaman terhadap lapisan pendukung.
5. Ketersediaan material untuk tiang pancang.
6. Jumlah tiang pancang yang diperlukan.
7. Peralatan pemancang.
8. Perbandingan biaya.
9. Ketahanan yang disyaratkan.
10. Jenis struktur proyek.
11. Kedalaman dan jenis air diatas permukaan tanah
dimana tiang pancang akan dipancang.
12. Gangguan konstruksi, terutama kebisingan dan getaran
yang ditimbulkan akibat pemancangan tiang pancang.
Investigasi Lapangan dan Program
Test tiang pancang
• Informasi geoteknik yang diperoleh dari hasil pengeboran
dapat digunakan untuk menentukan karakteristik tanah
dan kedalaman daya dukung tanah terhadap desain
beban.
• Jumlah pukulan per foot dari tes geoteknik seperti
standard penetration test dapat digunakan untuk
memprediksi panjang tiang pancang.
• Panjang tiang pancang yang akan digunakan untuk
program tes tiang pancang biasanya lebih panjang dari
panjang yang ditentukan dari hasil pengeboran.
• Tes beban untuk tiang pancang dilakukan sesuai dengan
ukuran proyek.
• Untuk menggunakan beban pada tiang pancang yang
dipilih, digunakan static test weight, water tank, reaction
piles atau jack.
Investigasi Lapangan dan Program
Test tiang pancang (lanjutan)

• Calibrated hydraulic gauges digunakan untuk mengukur


jumlah beban yang digunakan.
• Beban ditingkatkan setiap periode waktu dan pergerakan
tiang pancang terus diamati.
• Besarnya beban yang digunakan untuk test biasanya 2
hingga 3 kali lebih besar dari desain kapasitas daya
dukung tiang pancang.
• Penentuan panjang tiang pancang dan kapasitas daya
dukung tiang pancang akan lebih akurat jika program tes
tiang pancang telah selesai dilaksanakan.
Pile Loading Test
Lateral Loading
Test
Tiang pancang kayu

• dibuat dari batang kayu atau pohon.


• Perawatan dengan menggunakan pengawet seperti
garam atau cairan pengawet kayu bertujuan untuk
mengurangi tingkat kebusukan kayu dan dari gangguan
cacing bor laut.
• Penggunaan tiang pancang kayu tanpa perawatan
ekonomis untuk konstruksi yang bersifat temporer.
• Keuntungan penggunaan tiang pancang kayu;
Tersedia dengan berbagai panjang dan ukuran.
Biaya lebih ekonomis.
Penanganan yang lebih mudah karena tidak mudah rusak.
Dapat dipotong sesuai dengan panjang yang dinginkan.
Dapat dipotong dengan mudah.
Kelemahan penggunaan
tiang pancang kayu
• Tidak ekonomis untuk tiang pancang dengan
ukuran yang panjang dan lurus.
• Tidak dapat dipancang pada formasi batuan yang
keras.
• Sulit disambung jika dibutuhkan tambahan panjang.
• Baik digunakan sebagai friction pile dan tidak cocok
jika digunakan sebagai end-bearing pile dengan
beban yang berat.
• Tanpa perawatan dan faktor pengaruh lingkungan
terhadap kayu yang menggunakan pengawet
mengakibatkan usia pakai tiang pancang lebih
pendek dalam menjaga kapasitas struktural.
Precast-Prestressed Concrete Pile
• Precast-Prestressed Concrete Pile diproduksi di pabrik
• tiang pancang bujur sangkar dan oktagonal di cor
didalam cetakan horizontal pada casting beds.
• tiang pancang bulat dicor didalam cetakan silinder dan
kemudian diputar secara sentrifugal.
• Setelah di cor, tiang pancang dirawat dalam uap air
hingga mencapai kekuatan yang dinginkan dan
selanjutnya dapat dikeluarkan dari cetakan.
• Prestressed concrete pile menggunakan baja strand
berkekuatan tinggi 270-ksi ukuran ½ in atau 7/16 in..
Gambar 19.3
Gambar 19.4
Precast-Prestressed Concrete Pile
(lanjutan)

• Precast-prestressed piles diangkut ke lokasi proyek


menggunakan truck atau menggunakan tongkang untuk
proyek-proyek yang berada di laut.
• Penanganan tiang pancang beton harus berhati-hati
untuk mencegah kerusakan tiang pancang akibat flexural
stress.
• Precast concrete piles dapat dicor dalam berbagai
ukuran dan panjang yang diinginkan.
• Kelemahan penggunaan precast-prestressed concrete
pile adalah kesulitan dalam mengurangi atau menambah
panjang tiang pancang.
Gambar 19.5
Saran pemancangan prestressed
concrete piles
Cushioning material, yang digunakan di antara helm
baja atau bagian atas pemancang tiang pancang
dengan bagian atas tiang pancang beton, harus
cukup.
Tegangan akibat pemancangan dapat dikurangi jika
menggunakan hammer dengan ram yang berat dan
kecepatan dengan impact rendah atau stroke besar.
Harus berhati-hati saat memancang tiang pancang
pada tanah atau lapisan tanah dengan daya
resistensi yang rendah.
Precast-Prestressed Concrete Pile
(lanjutan)

Pada tiang pancang silinder, tanah yang masuk dalam tiang


pancang tidak boleh melebihi ketinggian tanah diluar tiang
pancang sehingga menyebabkan tekanan dalam tiang
pancang tidak sama.
Helm pemancang tiang pancang harus longgar disekeliling
bagian atas tiang pancang sehingga tiang pancang dapat
berotasi tanpa bersentuhan dengan bagian kepala
pemancang tiang pancang.
Bagian atas tiang pancang harus berbentuk persegi atau
tegak lurus terhadap poros longitudinal untuk menghindari
eksentrisitas yang menyebabkan terjadinya tekanan.
Bagian ujung prestressing strand atau reinforcing harus
dipotong, bagian atas tiang pancang atau helm pemancang
harus didesain sehingga reinforcing streds melewati pile cap
agar pukulan hammer tidak langsung mengenai reinforcing
selama pemancangan tiang pancang.
Precast-Prestressed Concrete Pile
(lanjutan)
• Kelebihan concrete precast pile;
Resistensi tinggi terhadap serangan kimiawi dan biologi.
Memiliki daya dukung beban yang tinggi.
Pada hollow cylinder piles, tiang pancang dapat dipasang
disepanjang bagian tengah tiang pancang untuk
mempermudah pengaliran (jetting).
• Kelemahan concrete precast pile;
Sulit untuk menambah atau mengurangi panjangnya.
Penanganan dan peralatan pemancang yang mahal untuk
tiang pancang dengan ukuran-ukuran besar.
Tidak dapat memperoleh tiang pancang dalam jangka waktu
yang singkat sehingga kemungkinan proyek dapat menjadi
tertunda.
Kemungkinan terjadinya kerusakan tiang pancang selama
proses penangana atau pemancangan tiang pancang.
Tiang pancang Baja
• tiang pancang baja dapat digunakan untuk konstruksi yang
membutuhkan tiang pancang dengan ukuran yang panjang
(Gambar 19.8)
• Bentuk tiang pancang baja;
1. tiang pancang baja profil H
tiang pancang baja profil H dapat digunakan dalam
ukuran pendek dan dapat digunakan untuk tiang
pancang yang membutuhkan ukuran panjang dengan
cara dilas.
2. tiang pancang pipa baja
Dipasang dengan menggunakan pipa pemancang hingga
kedalaman tertentu, dan kemudian mengisi pipa dengan
beton. Pipa dengan diamater bervariasi dari 6-42 in
dapat dipancang dengan kedalaman hingga ratusan feet.
Gambar 19.8
Tiang pancang Komposit
• Digunakan dalam kondisi tanah keras dan lingkungan
laut.
• Kondisi tanah keras menyebabkan timbulnya masalah
dalam penggunaan energi untuk mendorong tiang
pancang tetapi harus menjaga tiang pancang agar tidak
rusak.
• Lingkungan laut menyebabkan garam dapat merusak
logam pada tiang pancang.
• Jenis-jenis tiang pancang komposit;
1. tiang pancang beton dan baja komposit.
2. tiang pancang plastik dengan inti pipa baja (Gambar
19.9 dan Gambar 19.10)
Gambar 19.9
Gambar 19.10
Cast-In-Place Concrete Pile
• Termasuk jenis Displacement Pile
• Prinsip-prinsip metode penggunaan;
1. Mendorong kulit logam dan meninggalkannya
didalam tanah dan kemudian mengisi kulit logam
tersebut dengan beton.
2. Mendorong kulit logam dan mengisi lubang dengan
beton saat kulit logam dipancang dari tanah.
• Beberapa bentuk cast-in-place concrete pile;
1. Raymond Step-Taper Concrete Piles.
2. Monotube Piles (Gambar 19.6)
3. Augered Cast-In-Place Piles.
4. Franki Driven Cast-In-Situ Pile (Gambar 19.7)
Non displacement pile
Non displacement pile
Gambar 19.6
Cast in Place Pile

Franki
Pile
SHEET PILES (1)
❑ Umumnya digunakan untuk menahan atau mendukung
tanah, seperti untuk sekat pemisah, cofferdam, dan
sebagai penahan tanah pada waktu penggalian yang
dalam (Gambar 19.11).
❑ Sheet piles dapat dibuat dari baja, beton, dan kayu.
❑ Ketika beban yang ditahan begitu berat, biasanya
ditambah sistem bracing untuk menambah daya pikul.
❑ Steel Sheet Piles
▪ Di Amerika Serikat dibuat dalam dua bentuk, flat dan Z.
▪ Bentuk flat didesain untuk menggabungkan kekuatan, sehingga
cocok untuk konstruksi melingkar (Gambar 19.12).
▪ Bentuk Z didesain untuk mencegah tekukan (bending), sehingga
cocok untuk penahan dinding, cofferdam, dan penahan galian.
Gambar 19.11
Steel and concrete sheet pile
SHEET PILES (2)

❑ Driving Steel Sheet Piling


▪ Pemasangan hanya dilakukan dengan sheet pile yang tidak rusak,
harus benar-benar lurus, atau pemancangan akan menjadi sulit.
▪ Pada saat penyambungan sheet pile harus bersih dari kotoran,
pasir, lumpur, dll.
▪ Selalu menyiapkan sistem pemanduan pada saat pemancangan.
▪ Ketika dimungkinkan, sangat dianjurkan untuk memancang sheet
pile dengan berpasang-pasangan.
▪ Panjang lengan crane harus cukup panjang untuk memasangkan
sheet pile tambahan.
▪ Ketika dimungkinkan, usaha untuk memancang sheet pile dengan
male interlock, ball atau thumb.
▪ Jangan pernah memaksakan kedalaman pemancangan.
SHEET PILES (3)

❑ Prestresed Concrete Sheet Piles


▪ Concrete sheet pile sangat baik digunakan untuk daerah yang
tingkat koronsinya tinggi.
▪ Memiliki ketebalan 6-24 in, dan lebar 3-4 ft (Gambar 19.13).
❑ Timber Sheet Piles
▪ Digunakan untuk menahan beban yang ringan.
▪ Memiliki ketebalan 3-4 in, dengan ketebalan seperti ini pada saat
pemasangannya menggunakan 3 lapis timber sheet pile.
▪ Ketika digunakan di daerah berair seperti lautan, sebelumnya
harus dilakukan perawatan khusus supaya tahan dari
pembusukan.
Tahanan Penetrasi

❑ Total resistance sebuah pile sama dengan kekuatan yang


dihasilkan oleh skin friction dan end bearing.
❑ Kemampuan resistance pile lebih dipengaruhi oleh jenis
tanah dibanding jenis dari pile itu sendiri.
❑ Besar nilai skin friction dapat diukur dengan menentukan
nilai total kekuatan yang dibutuhkan hingga menghasilkan
pergerakan incremental dengan menggunakan dongkrak
hidrolik dengan calibrated pressure gauge (Tabel 19.1).
❑ Data pada Tabel 19.1 merupakan petunjuk kualitatif, jadi
tidak dapat digunakan untuk seluruh kasus.
PILE HAMMERS (1)
❑ Fungsinya untuk menghasilkan energi
yang dibutuhkan memancang sebuah
pile.
❑ Jenis-jenis hammer yang umum:
▪ Drop
▪ Single-acting steam atau tekanan udara
▪ Double-acting steam atau tekanan udara
▪ Differential-acting steam atau tekanan
udara
▪ Diesel
▪ Hidrolik
▪ Vibratory drivers.
❑ Enam jenis hammer teratas
merupakan hammer yang energinya
disuplai dengan menjatuhkan beban
pada puncak pile.
PILE HAMMERS (2)
❑ Drop Hammers
▪ Keunggulannya yaitu:
✔ Investasi kecil dalam peralatannya
✔ Pengoperasian yang mudah
✔ Kemampuan untuk memvariasikan kekuatan
perpukulan dengan merubah tinggi jatuhnya
pukulan.
▪ Kelemahannya yaitu:
✔ Pemancangan pile berlangsung lambat
✔ Menimbulkan bahaya patahnya pile jika
jatuhnya pukulan terlalu tinggi
✔ Menyebabkan kerusakan pada bangunan di
sekitarnya, akibat getaran yang ditimbulkan
pada saat pemukulan pile
✔ Tidak dapat digunakan langsung untuk
pemancangan di bawah air
Gambar 19.1
Pile Hammer
PILE HAMMERS (3)
❑ Single-Acting Steam/Air Hammers (Tabel 19.2a - 19.2c)
▪ Keunggulannya yaitu:
✔ Memiliki jumlah pemukulan yang banyak sehingga cepat dalam
pemancangan
✔ Besarnya jumlah pemukulan mengurangi peningkatan skin friction di
antara pukulan
✔ Semakin berat beban yang dijatuhkan pada percepatan yang rendah
menyebabkan dibutuhkan energi yang besar untuk memancang
✔ Pengurangan percepatan akan menurunkan tingkat bahaya terjadinya
kerusakan pile pada saat pemancangan
▪ Kelemahannya yaitu:
✔ Investasi yang besar dalam peralatannya (Gambar 19.14)
✔ Lebih kompleks dengan biaya pemeliharaan yang besar
✔ Dibutuhkan waktu yang lama untuk persiapan dan pembongkaran
✔ Dibutuhkan pekerja yang banyak untuk pengoperasiannya
✔ Dibutuhkan crane dengan kapasitas pengangkutan yang tinggi
Gambar 19.14
PILE HAMMERS (4)

❑ Double-Acting Steam/Air Hammers


▪ Keunggulannya yaitu:
✔ Besarnya jumlah pukulan per menit mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk memancang pile
✔ Besarnya jumlah pukulan per menit mengurangi pengembangan skin
friction statis di antara pukulan
✔ Pile dapat dengan mudah dipancang tanpa memerlukan leads
▪ Kelemahannya yaitu:
✔ Memiliki beban yang ringan dan percepatan yang tinggi, sehingga
tidak cocok untuk pemancangan pile yang berat, karena
menghasilkan friction resistance yang tinggi
✔ Hammer-nya sangat kompleks
PILE HAMMERS (5)

❑ Differental-Acting Steam/Air Hammers


▪ Merupakan modifikasi dari single-acting steam/air hammer
▪ Hammer jenis ini membutuhkan penggunaan pile cap dengan
material bantalan dan satu set leads
▪ Hammer jenis ini tersedia dalam tipe terbuka dan tertutup
▪ Tabel 19.2a memberikan dimensi dan data untuk hammer jenis
ini
❑ Diesel Hammers (1)
▪ Tidak membutuhkan tenaga tambahan seperti tenaga dari steam
boiler atau kompresor udara (Gambar 19.15)
▪ Bentuk lengkapnya terdiri dari silinder vertikal, piston atau ram,
anvil, tabung minyak dan oli, pemompa minyak, injektor, dan
pelicin mekanis
▪ Tabel 19.2b memberikan spesifikasi untuk beberapa jenis
hammer ini
Gambar 19.15
Diesel hammer
PILE HAMMERS (5)

❑ Diesel Hammers (2)


▪ Keunggulan diesel dibanding dengan steam/air hammer:
✔ Tidak memerlukan sumber energi tambahan, menyebabkan waktu
persiapannya lebih cepat
✔ Lebih ekonomis dalam pengoperasiannya
✔ Lebih digunakan pada lokasi remote areas karena menggunakan
minyak diesel
✔ Dapat dioperasikan pada suhu yang dingin
✔ Berat sendirinya lebih ringan
✔ Pemeliharaan dan perbaikannya mudah dan cepat
✔ Jumlah tenaga per pukulan lebih meningkat seiring dengan
meningkatnya driving resistance dari pile
✔ Tidak akan beroperasi ketika pile patah atau jatuh di bawah hammer
✔ Lebih sedikit kemungkinan mematahkan pile ketika memancangnya
✔ Lebih mudah untuk memvariasikan energi per pukulan dan jumlah
pukulan per menit
PILE HAMMERS (6)

❑ Diesel Hammers (2)


▪ Kelemahan diesel dibanding dengan hammer jenis lain:
✔ Lebih sulit untuk menentukan jumlah energi per pukulan karena
tingginya pistom ram akan terangkat
✔ Memiliki kemungkinan tidak dapat beroperasi dengan baik ketika
memancang pada tanah lunak (Gambar 19.16)
✔ Jumlah pemukulan per menit lebih sedikit dibandingkan dengan
steam hammer
✔ Panjangnya lebih tipis dibandingkan dengan panjang steam hammer

❑ Hydraulic Hammers
▪ Beroperasi dengan menggunakan hasil tekanan fluid hidrolik
▪ Alat ini juga dapat berfungsi mencabut pile yang sudah tertanam
▪ Sangat baik untuk pemancangan lokasi dengan luas yang terbatas
Gambar 19.16
PILE HAMMERS (7)

❑ Vibratory Pile Drivers (1)


▪ Memiliki efektifitas dalam kecepatan dan ekonomis dalam
pemancangan pada berbagai jenis tanah
▪ Sangat efektif untuk pemancangan pada tanah jenis
water-saturated noncohesive
▪ Prinsip dasarnya dengan memutar berat, menggunakan enam
shatfs (Gambar 19.17)
▪ Ilustrasi pemancangan stel pile dengan getaran dapat dilihat pada
Gambar 19.18
Vibrators and the soil
• In granular soils (sands), the vertical vibration in the pile disturbs or "liquefies" the
soil next to the pile causing the soil particles to lose their frictional grip on the pile.
The pile moves downward under its own weight, plus the weight of the vibrator. An
amplitude of at least 0.25"(6mm) is usually considered the minimum to cause enough
soil disturbance to achieve pile movement. Adding additional non-vibrating weight
(bias weight) will usually aid driving in granular soil. Vibrators are usually very
effective on non-displacement piles such as sheet piling, H-beams, and open-end pile
or caissons. Vibrators are less effective for displacement piles such as concrete,
timber, and closed-end pipe where the soil particles must move much further to allow
the pile tip to move downward.
• In cohesive soils (clays), the vibration must shear the soil-to-pile adhesion to allow
the pile to move downward. An amplitude of at least 0.25"(6mm) is usually considered
the minimum to cause enough relative movement to shear the soil away from the pile.
With less amplitude, the soil will simply move with the pile. The soil under the pile tip
must also be pushed out from under the pile. The occurs more easily with
non-displacement pile than with displacement piles. Adding additional non-vibrating
weight (bias weight) aids driving in cohesive soils.
• For extracting piles, a vibrator is usually very effective as the soil under the pile tip
which resists driving does not have to be moved.
• For soil compaction of granular soils, a vibrator works well as the soil disturbance
caused by vibration causes the soil particles to move into a denser configuration.
Gambar 19.17
Gambar 19.18
PILE HAMMERS (8)

❑ Vibratory Pile Drivers (2)


▪ Faktor performa dari vibratory drivers:
✔ Amplitude, besaran pergerakan vertikal pile yang diproduksi oleh
unit vibratory
✔ Momen Eccentric, ukuran dasar atau indikasi dari ukuran pemancang
✔ Frekuensi, jumlah pergerakan vertikal vibrator per menit, termasuk
juga jumlah revolusi dari perputaran shaft per menit
✔ Berat Vibrating, yaitu berat vibrating case, vibrating head dari
vibrator unit, ditambah dengan pile yang dipancang
✔ Berat Nonvibrating, yaitu berat bagian dari sistem yang tidak
bergetar, termasuk suspensi mekanik dan motor penggerak
Hydraulic pilling
Vibratory Driver
HVR vibratory drivers/extractors
• combine high frequency
vibration and excavator
crowd/retract forces to
deliver impressive driving
and extracting
capabilities.
• They can be easily
mounted to excavator
utilizing the existing
hydraulic circuitry and
require smaller crews
while providing
tremendous flexibility.
METODE SUPPORTING DAN POSITIONING
PILES SELAMA PEMANCANGAN
❑ Pada waktu pemancangan, dibutuhkan metode untuk
menentukan lokasi dan kemiringan yang tepat, sehingga
dapat mendukung pile (Gambar 19.19)
❑ Fixed Leads
▪ ....
❑ Swing Leads
▪ ....
❑ Hydraulic Leads (Gambar 19.20)
▪ ....
❑ Templates (Gambar 19.21)
▪ ....
Gambar 19.20
JETTING PILES

❑ Penggunaan water jet untuk membantu pemancangan


pada pasir akan meningkatkan kecepatan pemancangan
❑ Umumnya pipa jet yang digunakan dalam ukuran
diameter 2-4 in, dengan diameter nozzle 0,5-1,5 in
❑ Tekanan air pada nozzle bervariasi dari 100-300 psi,
dengan kuantitas air 300-500 galllon per menit (gpm)
PEMILIHAN HAMMER PEMANCANG
PILE
❑ Pemilihan hammer yang baik harus melihat beberapa
faktor yaitu ukuran dan tipe pile, jumlah pile, karakter
tanah, lokasi proyek, topografi tanah, jenis rig, dan
apakah pemancangan akan dilakukan di darat atau di
bawah air
❑ Umumnya pemilihan hammer hanya berdasarkan biaya
yang termurah
❑ Ukuran hammer yang direkomendasikan untuk berbagai
jenis dan ukuran pile serta resistance pemancangan
dapat dilihat pada Tabel 19.3

Anda mungkin juga menyukai