MEI 2023
PERKENALAN DIRI
DANI HAMDANI, ST., MT.
Peneliti – Pusjatan, Kem.PUPR (2005 - 2019)
Perekayasa – Dit.Bintek Jatan, Kem PUPR (2020 - Jan 2022)
Pengajar - Politeknik PU, Kem.PUPR (Feb 2022 – Sekarang)
HPJI : B-10746
• B – 10746
065106
0813 2121 8840 2
danihamdani98@gmail.com
Menikah + 2 anak
2
1
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
MDP 2017
2
SUPLEMEN MDP 2020
3
(SESI-1)
PENDAHULUAN
4
Tipikal Struktur Perkerasan Lantur Gambar Standar Struktur
(MDP 2017) Perkerasan Lentur
SE Dirjen BM No: 15/SE/Db/2021 Tentang Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan
SE Dirjen BM No: 15/SE/Db/2021 Tentang Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan
10
5
UMUR RENCANA
11
Fondasi jalan
Perkerasan Semua perkerasan untuk daerah yang tidak Pertimbangan utama:
lentur dimungkinkan pelapisan ulang (overlay), seperti:
jalan perkotaan, underpass, jembatan, 40
• Discounted-Life-cycle-
terowongan. cost
Cement Treated Based (CTB) • Kapasitas jalan
Perkerasan Lapis fondasi atas, lapis fondasi bawah, lapis • Kapasitas anggaran
kaku beton semen, dan fondasi jalan.
Jalan tanpa
Semua elemen (termasuk fondasi jalan) Minimum 10
penutup
12
6
PEMILIHAN STRUKTUR
PERKERASAN
13
14
7
LALU LINTAS
15
Sumber data :
• Angka pertumbuhan lalu lintas
• Volume pada lajur rencana
• Faktor Ekuivalensi Beban (VDF)
• Kelompok Sumbu Kendaraan Berat
(Heavy Vehicle Axle Group, HVAG)
16
8
PERTUMBUHAN LALU LINTAS
17
18
9
LALU LINTAS PADA LAJUR RENCANA
Faktor Distribusi Arah (DD)
Untuk jalan dua arah, faktor distribusi arah (DD)
umumnya diambil 0,50 kecuali pada lokasi-lokasi yang
jumlah kendaraan niaga cenderung lebih tinggi pada
satu arah tertentu.
19
20
10
NILAI EKUIVALEN BEBAN GANDAR
ESA5 = ESA4 x TM
TM = Traffic Multiplier (Faktor Kelelahan lapisan beraspal akibat overloading)
21
ESA4
• Pangkat 4 digunakan pada desain perkerasan lentur berdasarkan Pedoman
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B atau metode AASHTO
1993 (pendekatan statistik empiris).
• Pangkat 4 digunakan untuk bagan desain pelaburan tipis (seperti Burtu atau
Burda), perkerasan tanpa penutup (Unsealed granular pavement) dan
perencanaan tebal overlay berdasarkan grafik lendutan untuk kriteria alur
(rutting).
22
11
ESA5 & HVAG
ESA5 (ESA Pangkat 5) digunakan untuk:
• Desain perkerasan lentur (kaitannya dengan faktor kelelahan aspal
beton dalam desain dengan pendekatan mekanistik empiris);
• Perencanaan tebal overlay berdasarkan grafik lengkung lendutan
(curvature curve) untuk kriteria retak lelah (fatigue).
23
24
12
VDF Kendaraan Niaga (Pada Suplemen MDP 2020)
25
Distribusi Beban
HVAG
(Pada Suplemen
MDP)
26
13
Beban Sumbu Standar Kumulatif
27
28
14
DRAINASE PERKERASAN
29
30
15
KETENTUAN DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
31
32
16
33
CONTOH DRAINASE
BAWAH PERMUKAAN
17
TINGGI MINIMUM MUKA TANAH DASAR
PADA MAT
35
36
18
Pengujian Daya Dukung & Asumsi
Spesifikasi umum pelaksanaan menetapkan bahwa lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95% kepadatan kering maksimum. Hingga kedalaman 30 cm dari elevasi tanah dasar tanah dipadatkan hingga
100% kepadatan kering maksimum (SNI 03-1742-1989).
Untuk desain, daya dukung rencana tanah dasar diperoleh dari nilai CBR rendaman 4 hari pada 95% kepadatan standar kering
maksimum. Bagan Desain - 1 menunjukkan indikasi daya dukung berbagai jenis tanah.
Berdasarkan kriteria-kriteria pada bagan tersebut, tanah dasar yang lazim ditemui di Indonesia mempunyai nilai CBR sekitar 4%
bahkan dapat serendah 2%. Prosedur pengambilan contoh dan pengujian yang sesuai dengan kondisi lapangan harus diperhatikan.
Dalam hal tanah lunak kepadatan berdasarkan standar pengujian laboratorium tidak mungkin dicapai di lapangan. Dengan demikian
nilai CBR laboratorium untuk tanah lunak menjadi tidak relevan.
PENGUJIAN
KESERAGAMAN
KEPADATAN
LAPANGAN
DENGAN LWD
(Light Weight
Deflectometer)
37
19
Umur Rencana Fondasi Perkerasan
Umur rencana fondasi untuk jalan baru dan pelebaran minimum 40 tahun
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Fondasi perkerasan tidak dapat ditingkatkan selama masa
pelayanan, kecuali dengan cara rekonstruksi menyeluruh.
b. Perkerasan lentur dengan desain fondasi di bawah standar mungkin
memerlukan perkuatan dengan lapisan aspal tambahan berulangkali
selama masa pelayanannya sehingga biaya total perkerasan
(lifecycle cost) menjadi lebih mahal dibandingkan dengan
perkerasan yang didesain dengan baik.
c. Perkerasan kaku di atas tanah lunak dengan desain fondasi di
bawah standar (under design) cenderung mengalami keretakan dini
yang dalam kasus terburuk mungkin memerlukan penggantian pelat
beton.
39
Sumber: WVDOH
40
20
PENENTUAN CBR SEGMEN / SUBSEGMEN
Dua metode perhitungan CBR karakteristik diuraikan sebagai berikut :
41
3 11 100 100
90
4 9 81,8 80
5 7 63,6 70
60
6 6 54,4 50
7 - 40
8 - 30
20
9 - 10
10 2 18,2 0
0 2 4 6 8 10 12
11 1 9 CBR (%)
12
42
21
CBR Segmen
8
0
0 1000 2000 3000 4000
STA
43
8 6 CBRseg = 4,9 %
CBR (%)
7 5 CBRSeg = 4,1 %
6 CBRSeg = 3,2 %
5 4 CBRSeg = 3,0 %
4 3
CBR (%)
CBRseg = 3,4 %
3 2 Outlayer
2 1
1 CBR segmen(CBRSeg= 4 %) 0
0 0 1000 2000 3000 4000
0 1000 2000 3000 4000
STA
STA
CBR Subsegmen
8
5.0 5 Tidak dimasukan dalam
4.5 7 perkiraan CBR
4
4.0 6
CBR (%)
3
CBR (%)
0.5 1
0.0 0
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5
0 1000 2000 3000 4000
Segmen
STA
44
22
LAPIS PENOPANG/CAPPING LAYER
Persyaratan umum
1. Material yang digunakan sebagai lapis penopang harus
berupa bahan timbunan pilihan.
Timbunan Pilihan / Lapis Penopang 2. Jika lapisan tersebut terletak di bawah permukaan air
(Capping Layers) harus digunakan material batuan atau material berbutir.
Dalam hal ini harus berupa material berbutir dengan
• Untuk memperbaiki DDT tanah dasar kepekaan terhadap kadar air rendah.
normal
3. Dapat berfungsi sebagai lantai kerja yang kokoh
• Untuk memperbaiki DDT tanah dasar sepanjang periode pelaksanaan.
berupa tanah dasar bermasalah (tanah
lunak, tanah ekspansif) yang tebalnya < 4. Tebal minimum 600 mm untuk tanah ekspansif.
1 meter. Untuk gambut harus dilakukan 5. Elevasi permukaan lapis penopang harus memenuhi
penyelidikan geoteknik persyaratan Tabel 5.1. (tinggi minimum tanah dasar di
atas muka air tanah dan muka air banjir)
• Untuk drainase perkerasan terhadap
MAT maks dan banjir tahunan 6. Kedalaman alur roda pada lapis penopang akibat lalu
lintas selama periode konstruksi tidak lebih dari 40 mm.
7. Mencapai ketebalan tertentu sehingga
permukaan lapis penopang dapat dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat berat.
45
Faktor–factor yang harus dipertimbangkan untuk desain peninggian Perkerasan di lokasi tanah lunak umumnya menunjukkan
permukaan (raising) pada tanah lunak, adalah sebagai berikut: ketidakstabilan yang harus diperbaiki dengan peninggian (raising),
a) Tinggi timbunan antara 2 – 2,5 meter; rekonstruksi, atau penanganan lainnya. Peninggian dilakukan pada
jalan antar kota yang penetapan elevasi akhir permukaan tidak
b) Ketentuan mengenai elevasi permukaan tanah dasar dan desain banyak kendala.
fondasi yang diuraikan pada Bab 5 dan 6 Bagian 1 - Struktur
Perkerasan Baru harus dipenuhi.
46
23
LAPIS PENOPANG/CAPPING LAYER
Pemilihan metode perbaikan berupa lapis penopang atau penggantian tanah harus didasarkan pada biaya
terendah. Apabila kedalaman tanah lunak kurang dari 1 meter maka penggantian tanah seluruhnya perlu
dipertimbangkan.
47
Tidak diijinkan
untuk
Top Subgrade
Perkerasan Kaku
48
24
Tinggi Timbunan Untuk Jalan Beton
Jika ketinggian timbunan lebih rendah dari
yang dinyatakan di dalam gambar tersebut
maka pelat beton perkerasan harus
diperkuat dengan tulangan.
Pada kawasan tanah lunak yang tinggi
minimum timbunannya tidak dapat
dipenuhi, perkerasan kaku harus diperkuat
dengan micro pile atau cakar ayam.
Persyaratan deformasi plastis yang berlaku
untuk pelat beton dengan sambungan dan
tidak berlaku untuk:
a)pelat beton menerus dengan
tulangan;
Untuk jalan beton, tinggi timbunan yang
b)pelat beton jenis post tensioned;
kurang sesuai repetisi beban akan
menyebabkan kegagalan sambungan c)pelat beton dengan sambungan
dengan fondasi micro piling atau cakar
ayam.
49
Drainase vertikal
Tanah dasar
(Tanpa Penanganan Geoteknik)
Cakar ayam
Cerucuk
50
25
CBR Rencana Untuk Stabilisasi Tanah Dasar
Dalam perencanaan jika dipilih stabilisasi kapur atau semen maka nilai daya dukung
material (CBR) dipilih nilai terkecil dari tiga nilai berikut:
51
DESAIN PERKERASAN
52
26
DESAIN STRUKTUR PERKERASAN LENTUR MDP
Desain tebal perkerasan didasarkan pada nilai ESA pangkat 4 dan pangkat 5 tergantung pada
model kerusakan (deterioration model) dan pendekatan desain yang digunakan. Gunakan nilai
ESA yang sesuai sebagai input dalam proses perencanaan.
Pangkat 4 digunakan pada desain perkerasan lentur berdasarkan Pedoman Perencanaan
Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B atau metode AASHTO 1993 (pendekatan statistik
empirik).
Pangkat 4 digunakan untuk bagan desain pelaburan tipis (seperti Burtu atau Burda),
perkerasan tanpa penutup (Unsealed granular pavement) dan perencanaan tebal overlay
berdasarkan grafik lendutan untuk kriteria alur (rutting).
Pangkat 5 digunakan untuk desain perkerasan lentur (kaitannya dengan faktor kelelahan
aspal beton dalam desain dengan pendekatan Mekanistik Empiris) termasuk perencanaan
tebal overlay berdasarkan grafik lengkung lendutan (curvature curve) untuk kriteria retak
lelah (fatigue).
Desain perkerasan kaku menggunakan jumlah kelompok sumbu kendaraan berat (Heavy
Vehicle Axle Group, HVAG) dan bukan nilai ESA sebagai satuan beban lalu lintas untuk
perkerasan beton.
53
Basis dari prosedur desain perkerasan lentur dengan campuran beraspal yang
digunakan pada manual ini adalah karakteristik mekanik material dan analisis struktur
perkerasan secara mekanistik. Metode ini menghubungkan masukan berupa beban
roda, struktur perkerasan dan sifat mekanik material, dengan keluaran berupa
respons perkerasan terhadap beban roda seperti tegangan, regangan atau lendutan
54
27
METODE MEKANISTIK EMPIRIS
55
Response
Struktur
Perkerasan
56
28
PARAMETER INPUT MATERIAL
Parameter Mekanistik Material Lapis Berpengikat Parameter kelelahan lapisan beraspal “k”
57
58
29
TRANSFER FUNCTION
Retak lelah lapis beraspal: Retak lelah lapis berpengikat semen:
Faktor Volume bitumen Faktor reliabilitas
reliabilitas dalam campuran
Regangan tarik
Jumlah repetisi izin beban
(microstrain)
Jumlah repetisi izin Regangan Modulus bahan
beban tarik aspal bepengikat semen
Kekakuan (microstrai
campuran n)
Deformasi Permanen tanah dasar/fondasi:
59
DIMENSI DAN
TEBAL
PERKERASAN
LENTUR
60
30
DIMENSI DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
B Desain - 3(1) 2020 B Desain - 3(2) 2020 B Desain - 3(3) 2020 B Desain - 3(4) 2020
Dgn 150 mm CTB Dgn 200 mm CTB Dgn 250 mm CTB Dgn 300 mm CTB
61
62
31
BAGAN DESAIN DENGAN LFA
63
DIMENSI DAN
TEBAL
PERKERASAN
KAKU
32
DIMENSI DAN TEBAL PERKERASAN KAKU
Bagan Desain 4 Menurut MDP 2017
65
66
33
PERKERASAN JALAN DENGAN HRS
67
68
34
PERKERASAN JALAN DENGAN
STABILISASI SOIL CEMENT
69
130 mm
180 mm
70
35
TERIMA KASIH
HATUR NUHUN
MATUR NUWUN
71
36