Anda di halaman 1dari 79

PERATURAN MENTERI PUPR

NO. 01 TAHUN 2022


Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Outline
1. KETENTUAN UMUM
2. ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN
3. ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK

4. SISTEM INFORMASI HPS


5. KETENTUAN PERALIHAN
6. PENUTUP
7. LAMPIRAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. KETENTUAN UMUM

Pasal 2 Pasal 3

Peraturan Menteri ini menjadi acuan Penyusunan perkiraan biaya


Bagi Kementerian/Lembaga atau pekerjaan dilakukan untuk
Pemerintah Daerah dalam melakukan menghasilkan HPP, rencana
perkiraan biaya pekerjaan yang anggaran biaya, atau HPS.
menggunakan sumber pembiayaan dari Penyusunan perkiraan biaya
keuangan negara pekerjaan dilakukan melalui:
Dalam hal perkiraan biaya • AHSP;
menggunakan sumber pembiayaan di • Analisis Biaya Penerapan
luar keuangan negara, dapat mengacu SMKK
pada ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini
BAB II

ANALISIS HARGA
SATUAN PEKERJAAN
2. ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP)

2.1 UMUM

Pasal 4
(1) AHSP dilakukan untuk menghasilkan Harga Satuan Pekerjaan.
(2) Harga Satuan Pekerjaan merupakan jumlah dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.
(3) Dalam hal pekerjaan bersifat lumsum, HSP tidak memperhitungkan biaya tidak langsung.
(4) Biaya langsung disusun melalui analisis biaya langsung berdasarkan analisis HSD dan
penghitungan nilai koefisien.
(5) Analisis biaya langsung memperhitungkan:
a. Lokasi pekerjaan;
b. Jarak dari quarry ke lokasi pekerjaan, basecamp, asphalt mixing plant, batching plant,
dan/atau stone crushing plant;
c. Kondisi jalan ke lokasi pekerjaan;
d. Metode kerja yang mempertimbangkan
keselamatan konstruksi;
e. Rencana detail desain; dan
f. Spesifikasi teknis
(6) Perhitungan Analisis HSD dan nilai koefisien dirinci berdasarkan data desain, asumsi
sesuai kaidah keteknikan yang digunakan dan metode kerja yang berkeselamatan
2.2 BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG

2.2.1 Umum
Pasal 5

(1) Biaya langsung merupakan jumlah dari biaya: a. tenaga kerja; b. bahan; dan
c. peralatan
1. BIAYA
(2) Tenaga kerja terdiri atas Tenaga Kerja Konstruksi dan tenaga kerja
LANGSUNG
nonterampil
(3) Bahan terdiri atas bahan baku, bahan olahan, dan bahan jadi
(4) Peralatan terdiri atas peralatan mekanis dan semimekanis
(5) Tenaga kerja untuk setiap peralatan mekanis paling banyak 2(dua) orang
(6) Dalam hal peralatan mekanis yang digunakan berupa pabrik (plant) dan
peralatan penghamparan, tenaga kerja diperhitungkan sesuai kebutuhan

Pasal 6

(1) Biaya tidak langsung merupakan jumlah dari biaya umum dan
keuntungan
2. BIAYA
(2) Biaya umum termasuk biaya perbaikan dan penanganan dampak dari
TIDAK
LANGSUNG kecelakaan konstruksi
(3) Besaran biaya tidak langsung dihitung sebesar 10 % hingga 15% dari biaya
langsung
2.2.2 Analisis HSD

Pasal 7 Pasal 8
Analisis HSD terdiri atas:
HSD Tenaga Kerja
(1) HSD tenaga kerja diperoleh dari:
a. Ketentuan pemda setempat berupa upah
a. HSD Tenaga Kerja
minimum provinsi atau
b. HSD Bahan upah minimum kabupaten/kota di luar pajak
b. Badan Pusat Statistik; atau
c. HSD Peralatan c. Data hasil survei dan data lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan
(2) HSD tenaga kerja terdiri atas upah pokok dan
tunjangan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan .
(3) HSD tenaga kerja dihitung untuk setiap tenaga
kerja
Pasal 9 (HSD Bahan)
(1) (2)
HSD Bahan terdiri atas: HSD bahan diperoleh dari ketentuan yang terdiri
atas:
a. HSD bahan baku; a. Penetapan oleh kementerian/lembaga atau pemerinta
b. HSD bahan olahan; dan/atau daerah setempat;
c. HSD bahan jadi. b. Data hasil analisis;
c. Data hasil survey; atau
d. Data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan
(3)
Penyusunan HSD bahan harus dihitung dengan
mengutamakan penggunaan produk dalam negeri,
tingkat komponen dalam negeri, dan produk ramah
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pasal 10 (HSD Peralatan)

• (1) HSD Peralatan meliputi: Biaya Pasti dan biaya operasi

• (2) Biaya Pasti diperoleh dengan memperhitungkan: a. Harga pokok alat; b.


nilai sisa alat; c. faktor angsuran atau pengembalian modal; d. biaya
pengembalian modal; e. biaya asuransi alat dan pajak; dan f. jumlah jam kerja
alat dalam 1 (satu) tahun.

• (3) Biaya Operasi diperoleh dengan memperhitungkan: a. Biaya bahan bakar;


b. biaya minyak pelumas dan/atau oli pemanas; c. biaya perawatan; d. biaya
perbaikan; e. upah operator; dan f. upah pembantu operator

• (4) Perhitungan biaya operasi dipengaruhi oleh Jumlah jam kerja selama 1
(satu) tahun

• (5) Dalam penyusunan HSD peralatan, faktor efisiensi alat yang tertinggi
digunakan untuk memperoleh kapasitas maksimum peralatan
2.2.3 Perhitungan Nilai Koefisien
(3) Nilai Koefisien Tenaga Kerja Konstruksi

Pasal 11 dipengaruhi pengalaman dan tingkat


keahlian
(1) Analisis biaya langsung dihitung
(4) Nilai Koefisien Bahan, dipengaruhi oleh
menggunakan nilai koefisien
a. Spesifikasi teknik
(2) Nilai Koefisien terdiri atas:
b. Faktor kehilangan bahan;
a. Nilai Koefisien Tenaga Kerja Konstruksi
c. Faktor konversi volume bahan;
b. Nilai Koefisien Bahan
d. Kuantitas; dan
c. Nilai Koefisien Peralatan.
e. Berat volume atau berat isi bahan
Pasal 11
(Lanjutan)

(5) Nilai Koefisien Peralatan, dipengaruhi oleh: (7) Pekerjaan Mekanis dan Semimekanis
a. Kapasitas alat Nilai koefisien diperoleh melalui
b. Faktor alat perhitungan analisis produktivitas dan
c. Waktu siklus kerja alat, dan
d. Kondisi lapangan disesuaikan dengan tipe peralatan,
(6) Untuk Pekerjaan Manual karakteristik fisik bahan/material, metode
Nilai koefisien mengikuti ketentuan dalam kerja yang digunakan, dan kondisi lapangan
Peraturan Menteri ini pekerjaan
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP

(3) AHSP bidang sumber daya air disusun


Pasal 12
berdasarkan jenis pekerjaan yang terdiri atas:
(1) Kelompok Bidang AHSP:
a. Pekerjaan pintu air dan peralatan hidromekanik
• AHSP BIDANG UMUM
b. bendung;
• AHSP BIDANG SDA c. jaringan irigasi;
• AHSP BIDANG BINA MARGA d. pengaman sungai;
• AHSP BIDANG CK DAN e. bendungan dan embung;

PERUMAHAN f. pengaman pantai;


g. infrastruktur rawa; dan
(2) AHSP bidang umum mencakup AHSP
h. infrastruktur air tanah dan air baku
yang berlaku di semua bidang
(4) Untuk AHSP bidang sumber daya air Biaya
Penerapan SMKK menjadi pokok pekerjaan tersendiri
pada setiap jenis pekerjaan
Pasal 12
(Lanjutan)

(6) Spesifikasi umum terdiri atas:

(5) AHSP bidang Bina Marga a. Umum;


b. Penerapan SMKK;
disusun untuk pekerjaan c. Drainase;
jalan, terowongan, dan d. Pekerjaan tanah dan geosintetik
jembatan sesuai dengan e. Pekerjaan preventif
spesifikasi umum dan f. Perkerasan berbutir dan perkerasan beton
spesifikasi khusus jika semen
g. Pekerjaan aspal
diperlukan h. Struktur
i. Rehabilitasi jembatan
j. Pekerjana harian dan lain-lain; dan
k. Pekerjaan pemeliharaan
Pasal 12
(Lanjutan)

(7) AHSP bidang Cipta Karya dan


Perumahan disusun untuk
pekerjaan:
a. Persiapan;
e. Mekanikal;
b. Penerapan SMKK;
f. Elektrikal;
c. Struktur;
g. Plambing;
d. Arsitektur;
h. Lansekap dan Kawasan;
i. Eksterior bangunan; dan
j. Lain-lain
Pasal 14
Pasal 13

Dalam hal AHSP yang diperlukan belum Rincian AHSP tercantum


terdapat pada bidangnya,penyusunan dalam Lampiran yang
harga satuan pekerjaan menggunakan: merupakan bagian tidak
a. AHSP pada kelompok bidang; terpisahkan dari Peraturan
b. referensi lain berdasarkan pendekatan Menteri ini
standar nasional Indonesia; atau
c. perhitungan teknis dan analisis
produktivitas berdasarkan kaidah
teknis yang disetujui oleh pimpinan
tinggi madya dan unit organisasi yang
membidangi jasa konstruksi.
2.4 PENGGUNAAN AHSP

Pasal 15
(1) Penggunaan AHSP untuk Pekerjaan
Konstruksi harus disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dan jenis infrastruktur yang akan dibangun

(2) Dalam hal Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan oleh


penyedia, penggunaaan AHSP dilakukan pada tahap:

1.PERANCANGAN
2.PERENCANAAN PENGADAAN
3.PERSIAPAN PENGADAAN
4.PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA
5.PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pasal 15
(Lanjutan)

(3) Pada tahap perancangan, AHSP digunakan untuk


penyusunan Harga Perkiraan Perancang (HPP)
(4) Pada tahap perencanaan pengadaan, AHSP digunakan
untuk penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
(5) Pada tahap persiapan pengadaan AHSP digunakan
untuk:
a.penyusunan dan penetapan HPS; dan/atau
b.penghitungan koefisien komponen untuk penyesuaian
harga.
(6) Pada tahap pelaksanaan pemilihan penyedia jasa, AHSP
dapat digunakan untuk melakukan evaluasi kewajaran harga
dan/atau evaluasi harga satuan timpang
Pasal 15
(Lanjutan)

(7) Pada tahap pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi,


AHSP digunakan untuk negosiasi:
a.penambahan pokok pekerjaan baru;
b.penambahan kuantitas pekerjaan lebih dari 10%
(sepuluh persen) dari kuantitas awal; dan/atau
c. penambahan kuantitas pekerjaan yang mempunyai
harga satuan timpang.

(8) Penggunaan AHSP dilakukan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan bidang
pengadaan barang/jasa
Pasal 16 Pasal 17
Penggunaan AHSP pada Penggunaan AHSP pada
Pekerjaan Konstruksi Pekerjaan Konstruksi secara
terintegrasi mengacu pada HSP swakelola maupun padat karya
Pekerjaan Konstruksi sejenis memperhatikan jenis
dan/atau tipikal yang telah pekerjaan, metode
dilaksanakan sebelumnya dan pelaksanaan, peralatan, kondisi
disesuaikan dengan kondisi lapangan, keterampilan, dan
karakteristik pekerjaan kebutuhan tenaga kerja
BAB III

ANALISIS BIAYA
PENERAPAN SMKK
3. ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK

Pasal 18
(1) Analisis Biaya Penerapan (2) Analisis biaya penerapan SMKK dilakukan
SMKK dilakukan untuk berdasarkan:
menghasilkan Biaya a. uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, penetapan
penerapan SMKK yang risiko, dan pengendalian bahaya di dalam RKK;
merupakan biaya tersendiri b. pengendalian terkait lalu lintas di RMLLP (bila ada);
dan bukan bagian dari biaya c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup di
umum dalam RKPPL (jika ada)
Pasal 18
(Lanjutan)

(4) Biaya penerapan SMKK


(5) Analisis Biaya
(3) Biaya Penerapan SMKK harus dimasukkan dengan
besaran sesuai kebutuhan
Penerapan SMKK
dimasukkan sebagai pokok mengacu pada
pekerjaan tersendiri di pada:
ketentuan peraturan
dalam suatu Pekerjaan a. Daftar Kuantitas dan Harga;
Konstruksi perundang- undangan
atau
bidang SMKK
b. Daftar Keluaran dan Harga.
BAB IV

SISTEM INFORMASI
HPS
Pasal 19
4. SISTEM INFORMASI HPS

(1) Penyusunan HPS


(2) Sistem informasi
menggunakan
HPS merupakan
aplikasi sistem
sarana dalam bentuk
informasi HPS yang
aplikasi basis data
merupakan bagian
untuk menghitung
dari sistem informasi
HPS oleh para pihak
jasa konstruksi
yang diberi akses
terintegrasi

(4) Dalam hal


(3) Pengelolaan
aplikasi sistem
aplikasi sistem
informasi HPS tidak
informasi HPS
dapat digunakan,
dilakukan oleh unit
penghitungan HPS
organisasi yang
dapat dilakukan
membidangi jasa
dengan cara
konstruksi
manual
BAB V

KETENTUAN
PERALIHAN
5. KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pengadaan jasa konstruksi yang telah


dilakukan dengan menggunakan AHSP
berdasarkan Peraturan Menteri Nomor
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum tetap dilaksanakan
prosesnya sampai selesai .
BAB VI

PENUTUP
6. PENUTUP

Pasal 21

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai


berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 1166 Tahun 2016), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku
LAMPIRAN I. BIDANG UMUM
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 01 TAHUN 2022
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi

Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Kegunaan dan Struktur Analisis Harga Satuan (AHS)

Kegunaan AHS untuk penyusunan :

Harga Perkiraan
Perancang (HPP) atau
Engineer’s Estimate (EE)

Perkiraan Biaya /
Rencana Anggaran Biaya
(RAB)

Harga Perkiraan Sendiri


(HPS) atau Owner’s
Estimate (OE)
DIAGRAM KONSEPTUAL PENYUSUNAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI

Gambar 1 Struktur Harga Satuan Pekerjaan (HSP)

setiap mata pembayaran merupakan keluaran (output), yang diperoleh melalui suatu proses perhitungan, masukan data dan
asumsi.
BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG

• Biaya langsung merupakan jumlah dari biaya: a. tenaga kerja;


b. bahan; dan c. peralatan
• Tenaga kerja terdiri atas Tenaga Kerja Konstruksi dan tenaga
kerja nonterampil
Biaya Langsung • Bahan terdiri atas bahan baku, bahan olahan, dan bahan
jadi
• Peralatan terdiri atas peralatan mekanis dan semimekanis
• Tenaga kerja untuk setiap peralatan mekanis paling banyak
2(dua) orang
• Dalam hal peralatan mekanis yang digunakan berupa pabrik
(plant) dan peralatan penghamparan, tenaga kerja
diperhitungkan sesuai kebutuhan

• Biaya tidak langsung merupakan jumlah dari biaya umum


Biaya dan keuntungan
• Biaya umum termasuk biaya perbaikan dan penanganan
dampak dari kecelakaan konstruksi
Tidak Langsung • Besaran biaya tidak langsung dihitung sebesar 10% hingga
15% dari biaya langsung
SPESIFIKASI ALAT:
- Tenaga Mesin (Pw)
- Kapasitas (Cp)
- Jam Kerja alat/tahun (W) BIAYA PASTI (G):
- Umur Ekonomis (A) - Nilai sisa alat (C)
- Faktor angsuran (D)
INVESTASI ALAT: - Biaya pengembalian modal (E)
- Suku bunga (i) - Biaya asuransi (F)
- Harga alat (B)
- Asuransi (Ins)
HSD alat atau biaya sewa alat
per jam (S): (G+P) -> Rumus (14)
TENAGA KERJA:
- Suku bunga (i)
BIAYA OPERASI (P): STRUKTUR ANALISIS
- Harga alat (B)
- Asuransi (Ins) - Biaya bahan bakar (H) HSD PERALATAN
- Biaya pelumas (I)
- Biaya bengkel (J)
(MEKANIS)
HARGA PAKAI: - Biaya perawatan/perbaikan (K)
- Bahan bakar (Ms, Mb) - Biaya operasi (U1)
- Pelumas (Mp) - Biaya pembantu operator (U2)
- Suku cadang (ban, baterai,
dlsb)
Harga bahan di quary / penambangan, pabrik,
Pelabuhan (RpM)

- Jarak ke basecamp dan ke lokasi


pekerjaan
- Kondisi jalan
- Berat isi bahan

HSD Bahan:
RpM + RpE(n-1)….RpE(n)

Harga Sewa Alat/Jam (RpE)


STRUKTUR ANALISIS
- Kapasitas alat Biaya alat/satuan
HSD BAHAN
- Kecepatan (untuk alat angkut) pengukuran (RpE(n))
- Faktor-factor alat
- Waktu siklus produksi (Ts) : 1/Q x RpE

Kapasitas produksi / jam (Q)


Biaya Umum (Overhead ) dan Keuntungan (Profit)

Biaya umum

biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan


(kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai biaya
operasional meliputi pengeluaran namun tidak terbatas untuk:

a. Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya g. Biaya periklanan, humas dan promosi;
pengadaan untuk setiap mata pembayaran; h. Biaya pengobatan pegawai pusat dan
b. Biaya upah pegawai kantor lapangan; lapangan;
c. Biaya manajemen (bunga bank, jaminan i. Biaya traveling dan rapat;
bank); j. Biaya asuransi di luar SMKK;
d. Biaya pelatihan (training) di luar SMKK; k. Biaya penyusutan peralatan penunjang;
e. Biaya akuntansi dan auditing; l. Biaya kantor, listrik dan komunikasi;
f. Biaya registrasi dan perijinan lainnya di luar dan/atau
SMKK; m. Biaya lainnya.
HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)
Masukan Data untuk Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Pekerjaan untuk jalan dan jembatan pada umumnya dilaksanakan secara mekanis. Beberapa bagian
pekerjaan yang kuantitasnya relatif sedikit, atau yang sulit dijangkau oleh peralatan berat dilakukan
secara manual menggunakan peralatan sederhana dan tenaga manusia.
Untuk Pekerjaan Konstruksi pada umumnya memerlukan base camp untuk:
❑ menyimpan bahan
❑ memproduksi campuran bahan dengan aspal atau dengan semen, dan
❑ kantor lapangan

Lokasi Pekerjaan adalah sepanjang jalan, termasuk pekerjaan jembatan. Bila pekerjaan hanya
jembatan saja, base camp dapat diusahakan yang berdekatan dengan lokasi jembatan yang akan
dibangun. Hampir semua pekerjaan dilakukan menggunakan alat berat (secara mekanis) dan
sebagian kecil secara manual.
Harga satuan Dasar (HSD)

Masukan Data untuk HSD Tenaga Kerja


persyaratan komponen
utama harga satuan • Komponen Tenaga Kerja berupa upah yang digunakan dalam
mata pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya.
• HSD Tenaga Kerja • Penetapan jumlah dan keahlian tenaga kerja mengikuti
produktivitas peralatan utama.
• HSD Peralatan
• HSD Bahan dapat diperoleh dari ketentuan yang ditetapkan oleh
HSD Tenaga Kerja
pemerintah daerah setempat berupa Upah Minimum
Provinsi (UMP), Badan Pusat Statistik, atau data
Besarnya biaya keahlian tenaga kerja hasil survei, dan data lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
tersebut mobilisasi tenaga yang didatangkan dari luar daerah
dipengaruhi jumlah tenaga kerja
antara lain oleh
faktor kesulitan pekerjaan Orang-Hari (OH)
cuaca/ iklim Standar
Sistem Pembayaran
waktu (siang atau malam) Biaya Tenaga Kerja
ketersediaan peralatan Standar
orang-jam (OJ)
pengaruh lamanya kerja, dan standar
pengaruh tingkat persaingan tenaga kerja
Masukan Data untuk HSD Bahan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah, Pasal 19 dan Pasal 66, penggunaan produk dalam negeri, dengan
SNI (Standar Nasional Indonesia), Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), produk
industri hijau serta penggunaan katalog elektronik harus dipertimbangkan dalam
menyusun HSD Bahan.

• HSD bahan baku;


HSD bahan terdiri atas: • HSD bahan olahan; dan/atau
• HSD bahan jadi.

• Penetapan oleh kementerian/lembaga atau pemerintah daerah


HSD bahan diperoleh setempat;
dari ketentuan yang • Data hasil analisis;
• Data hasil survey; atau
terdiri atas: • Data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan

Penyusunan HSD bahan • penggunaan produk dalam negeri;


• tingkat komponen dalam negeri;
harus dihitung dengan • produk ramah lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
mengutamakan: peraturan perundang-undangan
Pekerjaan Mekanis
Data dan Asumsi

Asumsi dapat meliputi antara lain, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

a. Sifat pekerjaan dilakukan secara mekanis.

b. Lokasi pekerjaan (untuk jalan adalah sepanjang jalan, L dengan satuan km).

c. Kondisi jalan dari quarry ke base camp atau lokasi pekerjaan (baik, sedang, rusak).

d. Kondisi jalan dari base camp ke lokasi pekerjaan (baik, sedang, rusak).

e. Jarak rata-rata dari base camp ke lokasi pekerjaan, L1 (km) (untuk pekerjaan jalan, lihat contoh lembar Informasi).

f. Jarak dari lokasi ke tempat pembuangan bahan untuk pekerjaan galian dan timbunan, L2 (km).

g. Jarak dari stock pile ke cold bin (untuk pekerjaan campuran beraspal) atau ke batch plant untuk pekerjaan campuran beton
semen, L3 (km).
Pekerjaan Mekanis
Data dan Asumsi

Asumsi dapat meliputi antara lain, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

h. Jam kerja efektif tenaga kerja, Tk (jam) (untuk pekerjaan jalan).

i. Jenis Bahan

j. Faktor bahan meliputi faktor konversi volume bahan (Fk), berat isi (padat, BiP, atau lepas BiL) dalam satuan ton/m³, dan berat
jenis bahan (BJ).

k. Faktor konversi galian (Fv) untuk pekerjaan galian dengan rasio lengan terhadap kedalaman tertentu dan kondisi digging dan
dumping tertentu. Makin tinggi rasionya makin besar Fv.

l. Informasi bahan (bahan baku, bahan olahan, bahan jadi) diterima di base camp atau lokasi pekerjaan.

m. Tebal padat, t (tanah timbunan, agregat, campuran berbasis semen atau aspal).

n. Lebar jalan, dan bahu jalan (untuk pekerjaan jalan).


Pekerjaan Mekanis
Data dan Asumsi

Asumsi dapat meliputi antara lain, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

o. Proporsi campuran bahan dan/atau komposisi bahan campuran:


p. Dimensi agregat (ukuran maksimum, Ag)
•kadar semen, Sm;
•kadar aspal, As; q. Faktor kehilangan bahan berbentuk curah atau
kemasan (Fh1, Fh2).
•kadar pasir, Ps;
•kadar agregat kasar, AgK; 5-20 (5-10, 10-15 dan 15-20); 20-30; r. Pengurugan kembali dengan bahan pilihan untuk
pekerjaan galian struktur, Uk
•kadar agregat halus, AgH; 0-5;
•faktor air-semen (f.a.s), W/C (water cement ratio) s. Bahan penunjang (kayu) untuk pekerjaan galian
•kadar bahan tambah aspal, AsA; struktur dengan kedalaman > 2 (dua) meter.
•kadar filler yang ditambahkan FA;
•kadar bahan tambah untuk beton semen (Ad);
• jumlah air untuk beton semen, Air).
Asumsi dapat disusun pada hal-hal yang terkait
dengan pekerjaan dan diperlukan.
Pekerjaan Manual Untuk pekerjaan yang dilakukan secara manual, koefisien tenaga
kerja, bahan serta peralatan telah tersedia berupa tabel.

tenaga kerja Untuk pekerjaan manual umumnya menggunakan bahan jadi (siap
terampil dan non rakit atau siap pasang).
terampil

Komponen Utama
HS pekerjaan alat manual
manual
Kualitas

bahan

Biaya tenaga kerja untuk pekerjaan manual umumnya


menggunakan standar orang hari (OH).
Faktor yang
Secara umum pelaksanaan pekerjaan bidang ke-PUPR-an mempengaruhi
Volume
baik manual ataupun mekanis diperlukan tenaga kerja harga satuan
terampil untuk dapat melaksanakan suatu jenis pekerjaan, dasar bahan
berupa:
Mandor

Kepala Tukang

Tukang
Lokasi
Namun, untuk pekerjaan tertentu asal
dibutuhkan juga tenaga kerja non terampil Bahan
berupa pekerja
komponen proses
Analisis HSD peralatan atau
harga sewa alat per jam

Biaya Pasti Biaya Operasi

Biaya pasti meliputi: Biaya operasi tergantung pada:


• nilai sisa alat • harga perolehan alat
• suku bunga bank dan • tenaga mesin
• biaya pengembalian modal bila • konsumsi bahan bakar
pembelian alat berat dengan kredit • pelumas dan oli lainnya
ke bank serta biaya asuransi • serta suku cadang dan pemeliharaan.

Biaya operasi alat berat dalam pedoman ini disesuaikan


dengan realitas penggunaan bahan dan perbaikan/perawatan,
sesuai dengan referensi dari beberapa handbook yang
dikeluarkan oleh produsen alat berat yang telah dikenal luas
(misal Trakindo, Komatsu, atau merek lain) yang dianggap
wajar.
Biaya Pasti & Biaya Operasi

Biaya pasti diperoleh dengan memperhitungkan:


a. harga pokok alat;
b. nilai sisa alat;
c. faktor angsuran atau pengembalian modal;
d. biaya pengembalian modal;
e. biaya asuransi alat dan pajak; dan f. jumlah jam kerja alat dalam 1 (satu) tahun.

Biaya operasi diperoleh dengan memperhitungkan:


a. biaya bahan bakar;
b. biaya minyak pelumas dan/atau oli pemanas;
c. biaya perawatan;
d. biaya perbaikan;
e. upah operator; dan
f. upah pembantu operator.

Perhitungan biaya operasi dipengaruhi oleh jumlah jam kerja selama 1 (satu) tahun.

Dalam penyusunan HSD peralatan, faktor efisiensi alat yang tertinggi digunakan
untuk memperoleh kapasitas maksimum peralatan.
Masukan Data untuk HSD Peralatan

Masukan Data untuk HSD Peralatan (Mekanis)

Faktor yang mempengaruhi HSD peralatan antara lain:

jenis peralatan kapasitas alat

tenaga mesin (Horse


faktor efisiensi alat
Power, HP)

kondisi alat kondisi cuaca

jenis material/bahan
yang dikerjakan
Masukan Data untuk HSD Peralatan
Masukan Data untuk HSD Peralatan (Manual)

Di samping peralatan mekanis, hampir semua kegiatan pekerjaan


memerlukan alat manual seperti: cangkul, sekop, gerobak sorong,
keranjang, timba, dan sebagainya (Lihat Tabel 3).

AHSP
menggunakan
peralatan • AHSP Bidang Sumber Daya Air
manual dapat • Bidang Cipta Karya dan Perumahan
mengikuti
Pedoman

masing-masing dalam Bagian II dan Bagian IV


Lampiran Bagian I Umum
AHSP BIDANG UMUM

1. Pekerjaan 2. Pekerjaan 3. Pekerjaan 4. Pekerjaan


Persiapan Struktur Arsitektural Perpipaan
Persiapan;
Besi dan Pipa di luar gedung;
Tanah ; Pondasi;
Aluminium;
Pekerjaan dewatering ; Pemotongan pipa;
Pekerjaan air tanah;
Pemasangan
Beton; Plesteran; aksesoris pipa;
Pekerjaan Pompa;

Pekerjaan pasangan batu, bronjong;


Pemasangan pipa
Pasangan batu candi dan
Beton pracetak. Pengecatan.
geotekstil. baru ke pipa lama

5. Rincian Biaya Penerapan


SMKK
Contoh AHSP Bidang Umum
Jenis Pekerjaan : Mobilisasi

B
Contoh AHSP Bidang Umum
Jenis Pekerjaan : Mobilisasi

B
Contoh AHSP Bidang Umum
Jenis Pekerjaan : Pengeboran, Termasuk SPT dan Laporan
Contoh AHSP Bidang Umum
Jenis Pekerjaan : Sondir, termasuk Laporan
LAMPIRAN III. BM
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 01 TAHUN 2022

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP)


BIDANG BINA MARGA
Lingkup Pekerjaan untuk AHSP Bina Marga

Spesifikasi Umum

Spesifikasi Umum pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan tahun 2018¹ Revisi 2 yang berlaku di
Direktorat Jenderal Bina Marga terdiri atas 10 divisi.
Dokumen ini merupakan bagian dari dokumen kontrak pekerjaan, digunakan sebagai ketentuan teknis
untuk mencapai suatu produk pekerjaan mulai dari proses:

Pengukuran
Metode Pengendalian
Persiapan Bahan Peralatan dan
Pelaksanaan Mutu
Pembayaran

Catatan: ¹ Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga setiap edisi
mungkin ada perubahan. Analisis harga satuan dapat menyesuaikan dengan spesifikasi dan metode pelaksanaan yang digunakan.
Spesifikasi Khusus

SMKK merupakan gabungan dari:


• Seksi 1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
• Seksi 1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup
• Seksi 1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Seksi 1.21 Manajemen Mutu
Beberapa mata pembayaran pekerjaan yang tidak terdapat dalam spesifikasi umum disusun
dalam Spesifikasi Khusus dan/atau Spesifikasi Khusus Interim.
Spesifikasi Khusus (termasuk Interim) akan dilengkapi dengan contoh analisis harga satuan
pekerjaan (AHSP).
Contoh AHSP tersebut akan tergantung pada asumsi yang digunakan
menghasilkan harga satuan yang (mempertimbangkan metode pelaksanaan,
tidak sama oleh orang yang lokasi pekerjaan dan lain-lain).
berbeda
Spesifikasi khusus lainnya yang belum dilengkapi dengan contoh
AHSP dapat disusun tersendiri berdasarkan spesifikasi tersebut
dan rumus-rumus yang tersedia.
Perubahan Seksi Spesifikasi Umum Bina Marga (2022)

Dalam Lampiran III BM Permen Nomor 1 Tahun 2022 Sesuai dengan Spesifikasi Khusus SKh-1.1.22
Perubahan Jumlah Seksi Spesifikasi Umum Bina Marga (2022)
HSD
HSD Bahan
Tenaga
Kerja

HSD
Peralatan

Analisis Harga Satuan


Dasar (HSD)
ANALISIS HSD TENAGA KERJA

1. Tentukan jenis tenaga kerja

2. Kumpulkan data upah sesuai peraturan


daerah setempat dan hasil survey data upah di
sekitar lokasi

3. Perhitungkan biaya transportasi, penginapan


dan makan, serta tunjangan lain

4. Hasil penjumlahan di atas dibagi dengan


jumlah hari kerja dalam sebulan (± 25 hari
kerja)

5. Tentukan biaya tukang per jam (1 hari = 7 jam


kerja)
ANALISIS HSD BAHAN
Bahan Baku Harga satuan bahan di quarry bahan alam atau di
lokasi pembelian bahan pabrikan
Biaya pengangkutan dan penyimpanan

Biaya retribusi, misal galian C dan lain-lain

Bahan Proporsi dan harga satuan bahan baku yang digunakan


Olahan

Proporsi bahan olahan yang akan dihasilkan

Biaya peralatan untuk pengolahan

Perhitungkan waktu alat untuk mengolah sesuai


kapasitas dan efisiensi masing-masing alat, faktor
konversi dan kehilangan bahan.
ANALISIS HSD BAHAN (Lanjutan)

Bahan Jadi 1. Inventarisir harga bahan di lokasi penjual

2. Hitung biaya angkut (termasuk biaya bongkar muat) ke


tempat tujuan
3. Perhitungkan biaya lainnya, jika ada

Atau,

1. Tentukan bahan baku atau bahan olahan untuk membuat


bahan jadi
2. Hitung biaya angkut (termasuk biaya bongkar muat) bahan
baku atau bahan olahan ke tempat yang ditentukan

3. Hitung biaya tenaga kerja dan biaya peralatan untuk


pemasangan atau pembuatan bahan jadi

4. Total biaya dibagi dengan kuantitas bahan jadi yang


terpasang

(Lanjutan)
ANALISIS HSD
HSD Peralatan meliputiPERALATAN
biaya pasti per jam dan biaya operasi per jam.
Langkah perhitungan HSD peralatan adalah sebagai berikut:
a) Langkah menghitung biaya pasti per jam:
1) Hitung nilai sisa alat;
2) Hitung faktor angsuran modal;
3) Hitung biaya pengembalian modal;
4) Hitung biaya asuransi;
5) Hitung biaya pasti.

b) Langkah menghitung biaya operasional per jam:

1) Hitung biaya bahan bakar;


2) Hitung biaya pelumas;
3) Hitung biaya bengkel;
4) Hitung biaya perawatan/perbaikan;
5) Hitung biaya operator;
6) Hitung biaya pembantu operator;
7) Hitung biaya operasi per jam.
Analisis Harga Satuan Dasar (HSD)
Catatan: biaya komponen 8, konsultansi
dengan ahli terkait keselamatan konstruksi
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan
Koefisien HSD
Tenaga Kerja Tenaga Kerja

Koefisien HSD
Biaya Langsung Bahan Bahan

Koefisien HSD
Peralatan Peralatan

Biaya Umum
(Overhead)
Biaya Tidak
Langsung Keuntungan
(Profit)

HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


Harga Satuan Pekerjaan Setiap Mata Pembayaran

Harga satuan setiap mata pembayaran adalah harga suatu jenis


pekerjaan tertentu per satuan tertentu berdasarkan rincian metode
pelaksanaan, yang memuat jenis, kuantitas dan harga satuan dasar dari
komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang diperlukan dan di
dalamnya sudah termasuk biaya umum dan keuntungan.

Kuantitas Pekerjaan

Volume pekerjaan untuk setiap mata pembayaran disesuaikan dengan


kebutuhan per kegiatan pekerjaan yang dicantumkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga (Bill Of Quantity, BoQ).
Harga Pekerjaan Setiap Mata Pembayaran

Harga satuan pekerjaan setiap mata pembayaran dicantumkan dalam


Daftar Kuantitas dan Harga (BoQ) yang merupakan daftar seluruh hasil
perkalian kuantitas pekerjaan dengan harga satuan setiap mata
pembayaran.

Harga Total Seluruh Mata Pembayaran

Harga total seluruh mata pembayaran merupakan jumlah dari seluruh


hasil perkalian kuantitas pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan
masing-masing mata pembayaran, belum termasuk pajak-pajak.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) besarnya adalah 10% dari harga total
seluruh mata pembayaran.

Perkiraan (Estimasi) Biaya Pekerjaan (Kegiatan Pekerjaan)

Perkiraan biaya kegiatan pekerjaan merupakan jumlah dari harga total


seluruh mata pembayaran ditambah dengan pajak pertambahan nilai
(PPN).
Terimakasih
Direktorat Bina Teknik Jalan Jembatan

Anda mungkin juga menyukai