A. UMUM
1. Lingkup Pengadaan
1.1. Lingkup pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi ini adalah untuk pekerjaan :
BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA
MASYARAKAT/PIHAK KETIGA (DIHIBAHKAN) REVITALISASI
BUMI PERKEMAHAN PRAMUKA KOTA BATAM.
1.2. Uraian pekerjaan diatas akan diperjelas dalam Bill of quantity, spesifikasi
teknis dan gambar.
2. Pemilik Pekerjaan
2.1. Pemilik Pekerjaan tersebut adalah Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau
melalui Satuan kerja Dinas Kepemudaan dan Olahraga.
5. Biaya Keikutsertaan
5.1. Semua biaya yang berhubungan dengan keikutsertaan peserta pengadaan
pekerjaan tersebut ditanggung sepenuhnya oleh penawar dan tidak dapat
dimintakan penggantiannya kepada pemilik pekerjaan.
6. Peninjauan Lokasi
6.1. Apabila dianggap perlu , peserta pengadaan dapat melakukan kunjungan
atau peninjauan ke lokasi pekerjaan untuk memperoleh informasi yang
diperlukan dalam kaitannya untuk penyiapan penawaran atas beban biaya
sendiri.
B. ADMINISTRASI
1. Dokumen Pengadaan
1.1 Dokumen pengadaan terdiri dari dokumen-dokumen sebagaimana diatur
dalam Standar Dokumen Pemilihan Secara Elektronik PermenPUPR No
2. Kontrak Perjanjian
9.1. Penandatangan perjanjian akan dilaksanakan sesuai dengan jadual tahapan
pengadaan / pemilihan akan dicantumkan dalam aplikasi SPSE termasuk
perubahannya.
9.2. Jenis kontrak Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan sesuai Standar
Dokumen Pemilihan Secara Elektronik PermenPUPR No 07/PRT/M/2019
tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui
Penyedia.
9.3. Kegagalan calon pemenang untuk memenuhi semua persyaratan yang
ditetapkan dalam dokumen tersebut diatas akan menjadi dasar yang cukup
untuk mencabut dan membatalkan hasil pengadaan pekerjaan.
10.2. Pembayaran
10.2.1. Pembayaran uang Muka
a. Uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi
peralatan/tenaga kerja konstruksi, pembayaran uang tanda
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Revitalisasi Bumi Perkemahan Pramuka Batam 2
jadi kepada pemasok bahan/material dan/atau untuk
persiapan teknis lain.
b. Untuk usaha non kecil, uang muka dapat diberikan paling
tinggi 20% (dua puluh persen) dari Harga Kontrak.
c. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar
setelah Penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka paling
sedikit sebesar uang muka yang diterima.
d. Dalam hal diberikan uang muka, maka Penyedia harus
mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara
tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan
uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak
dan rencana pengembaliannya.
e. Pengembalian uang muka harus diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional pada setiap
pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus
lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus persen ).
4. Pelaksanaan Pekerjaan
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 1
PAPAN NAMA PROYEK
1.1 Kontraktor Pelaksana harus membuat Papan Nama Proyek yang ukuran dan
modelnya ditentukan oleh direksi dan bertuliskan :
Nama Dinas/Instansi :
Nama Proyek :
Nilai Proyek :
No. Kontrak :
Tanggal Kontrak :
Waktu Pelaksanaan :
Kontraktor Pelaksana :
Konsultan Pengawas :
1.2 Papan nama proyek terbuat dari bahan multipleks tebal 9 mm rangka kayu, ukuran
60 x 90 cm finish digital printing, dibuat sedemikian rupa sehingga kuat sampai
pekerjaan selesai.
1.3 Sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di
sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
Pasal 2
DIREKSI KEET
a. Gambar-gambar Kerja.
d. Kantin, Toilet WC (septicktank portable) pakai kloset duduk dan ruang sholat.
e. Meja rapat panjang, meja tulis, lemari arsip, kotak P3K dan alat pemadam
kebakaran.
2.3 Direksi keet dan K3 sewa (apabila pekerjaan sudah selesai bisa dikembalikan dan
tidak menjadi aset pemilik proyek.
2.4 Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor beserta
peralatannya.
Pasal 3
GUDANG BAHAN DAN PERALATAN
3.1 Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat Los Kerja dan Gudang yang memenuhi
syarat kesehatan, keamanan untuk menyimpan barang-barang atau alat-alat lainya.
3.2 Kontraktor harus menyediakan gudang tertutup, gudang terbuka, untuk penyimpanan
besi tidak boleh digelar terbuka diluar, pasir harus ditutupi.
Pasal 4
BEDENG PEKERJA
4.1 Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat Bedeng pekerja yang memenuhi syarat
kesehatan, keamanan untuk tempat tinggal pekerja selama pelaksanaan pekerjaan.
4.2 Kontraktor harus menyediakan untuk pekerja sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai.
a. Laporan harian yaitu catatan yang berisi kegiatan pekerjaan sehari-hari berupa :
Catatan dan perintah pemilik / pengawas yang ditanda tangani dan disampaikan
secara tertulis.
Jumlah dan jenis dari bahan-bahan, peralatan dan mesin baik yang dipakai
maupun ditolak.
Jumlah pekerja.
Laporan Mingguan yaitu catatan yang berisi garis-garis besar hal-hal yang
terjadi dan tercantum dalam ketikan yang rapi dimana merupakan resume dari
laporan harian yang memperlihatkan bobot prestasi.
5.3 Untuk mencegah kesalah pahaman dan kesimpang siuran dalam pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor diwajibkan menyediakan :
a. Buku harian / buku direksi di tempat pekerjaan khusus untuk memuat catatan-
catatan Direksi/Konsultan Pengawas, PTP/PPTK dan Pengguna jasa atau
wakilnya kepada penyedia jasa (kontraktor).
b. Buku tersebut setiap permulaan hari kerja (pagi) harus diletakan diatas meja
direksi untuk diperiksa dan di isi bila perlu.
5.4 Kontraktor Pelaksana harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto pada
bagian-bagian pekerjaan yang pentingdengan photo berwarna dalam rangkap 2 (dua)
dan diserahkan langsung kepada pemilik proyek.
5.5 Foto –foto tersebut diambil dari satu titik bidik tetap pada saat :
b. Saat pekerjaan dalam / mencapai prestasi pekerjaan sebesar ;50 %, 100 % dan
permintaan pembayaran angsuran.
Pasal 6
GAMBAR PELAKSANAAN
6.2 Sebelum gambar – gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak direksi lapangan,
kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
6.3 Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan oleh
direksi lapangan. banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak direksi
lapangan harus sesuai dengan kontrak.
6.4 Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada direksi lapangan untuk
meneliti gambar – gambar pelaksanaan.
6.5 Persetujuan terhadap gambar – gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian garansi
terhadap dimensi – dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor, dan tetap tidak
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
6.6 Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis pemilik proyek
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Revitalisasi Bumi Perkemahan Pramuka Batam 9
berdasarkan pertimbangan dari direksi lapangan.
6.7 Perubahan suatu rencana harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh pemilik proyek, yang dengan jelas memperlihatkan perbedaan
antara gambar kerja dan gambar perubahan rancangan.
6.8 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 ( lima ) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
6.9 Gambar perubahan yang disetujui oleh pemilik proyek / direksi lapangan kemudian
dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
Pasal 7
GAMBAR TERBANGUN
(As Built Drawing)
7.3 Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 8.2 harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan pengawas dan direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara
teliti.
7.4 Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat
dilakukan.
Pasal 8
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
10.1 Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam kontrak dan harus diperiksa dulu oleh pengawas untuk mendapatkan
persetujuan, cara-cara pemeriksaan bahan-bahan tersebut akan ditentukan kemudian
oleh pengawas.
10.2 Pengawas berwenang untuk meminta keterangan asal dari bahan-bahan bangunan,
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Revitalisasi Bumi Perkemahan Pramuka Batam 10
dan kontraktor wajib memberitahukanya.
10.3 Material yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan,
selambat-lambatnya dalam waktu 2 ( dua ) kali 24 jam terhitung dari jam penolakan.
10.4 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor tertapi ternyata
ditolak pengawas harus segera dihentikan, dan selanjutnya dibongkar atas biaya
kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh pengawas.
10.5 Kontraktor atau pelaksana harus mengerjakan kembali pekerjaan yang dibongkar
sebagai akibat penggunaan bahan-bahan yang cacat.
10.6 Bahan-bahan yang digunakan harus diutamakan produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan / potensi nasional.
10.7 Apabila pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, pengawas berhak
mengirimkan bahan tersebut kepada balai penelitian bahan-bahan ( Laboratorium )
yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan
kontraktor, apapun hasil penelitian bahan tsb.
10.8 Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien.
10.9 Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat yang
menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
10.10 Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya
dan membersihkan bekas-bekasnya.
10.11 Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan, Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti
tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan dan lain-lain.
Pasal 1
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah mencakup pekerjaan cut to fill dan timbunan tanah dari luar, meliputi :
area bangunan tribun dan area jalan ram masuk.
1.1.1 Umum
Untuk menjamin ketepatan ukuran pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa
harus menempatkan personil yang berkualitas, berpengalaman dan
memahami permasalahan teknis sesuai dengan tugasnya dalam pekerjaan.
Tenaga-tenaga tersebut bila diperlukan, harus melakukan pengukuran,
menetapkan titik-titik tetap pada staking out, melakukan, menggambar,
penyusunan laporan dan dokumentasi pekerjaan.
1.1.2 Persiapan
a. Sebelum memulai pengukuran Penyedia Jasa harus mempelajari
gambar-gambar, dan bersama Manajemen Konstruksi mengadakan
penyesuaian dan koreksi terhadap kenyataan di lapangan, terutama
pada dimensi pekerjaan, lokasi pekerjaan serta persesuaian dan
kesepakatan atas hal tersebut di atas.
b. Penyedia Jasa harus mempunyai informasi yang jelas tentang letak,
lokasi, jenis pekerjaan, gambar dan ukuran dari yang akan dikerjakan.
c. Penyedia Jasa harus memeriksa letak patok koordinat dan station dan
bila perlu diletakkan pada lokasi yang benar (dipindahkan).
d. Pada tempat-tempat dimana terdapat lokasi pekerjaan, harus dibuat
gambar-gambar kondisi asli (misal profil melintang dari jalan yang
asli).
1.1.3 Pengangkutan
a. Transportasi dan muatan lebih
1. Manajemen Konstruksi akan mengatur batas muatan kendaraan yang
diijinkan dalam lingkungan pekerjaannya bila hal tersebut
diperlukan demi keamanan terhadap kerusakan struktur jalan dan
jembatan dalam wilayah kerjanya.
2. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas kerusakan jalan maupun
jembatan yang disebabkan oleh kegiatan transportasi yang
dilakukannya. Untuk itu Penyedia Jasa harus memelihara dan
memperbaiki kerusakan tersebut atas beban Penyedia Jasa.
3. Bila menurut pandangan Manajemen Konstruksi kegiatan
pengangkutan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa akan
mengakibatkan kerusakan jalan, maka Direksi Pengawas dapat
memerintahkan Penyedia Jasa untuk menggunakan jalan alternatif,
tanpa adanya pembayaran kompensasi dan Penyedia Jasa tidak
mempunyai hak untuk menuntut kompensasi tersebut.
4. Tempat pembuangan material tak terpakai
Penyedia Jasa harus mengatur pembuangan tanah keluar lapangan
pekerjaan (di luar Daerah Milik Jalan) atas biaya Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa wajib menjaga dan mengatur tempat pembuangan
material tersebut sehingga tidak menimbulkan efek negatif
terhadap direksi.
Pasal 1
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Selain untuk mendapatkan elevasi muka tanah rencana, pekerjaan galian tanah juga banyak
dilakukan untuk pemasangan pondasi bangunan yang tentunya harus diikuti dengan
pelaksanaan pekerjaan urugan kembali setelah pondasi bangunan terpasang.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan perhatian yang
serius dari Kontraktor dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang diambil.
b. Peraturan beton
Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada SK SNI T-
15-1991-03.
Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 pasal
3.1 sampai 3.9.
Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 bagian 3 bab 4,5,6
berlaku seluruh pasal.
Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
b. Adukan
Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan mutu beton ( sesuai
yang ada dalam BOQ )
c. Tulangan
Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan
dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus
dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan lain
yang mengurangi daya rekat.
d. Persiapan Pengecoran
Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.
Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak
bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah
dibongkar.
Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat
sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok harus rapat,
rapi dan kuat.
Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan kayu
harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau kayu berkualitas
sedang yang lain. Jarak penempatan maksimum antar penyangga adalah 60 cm.
Dan direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg.
Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).
Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang
bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan.
Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan sepersetujuan
Direksi.
e. Pengecoran
Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan
Syarat ini.
Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka dalam
perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam
keadaan kering, (2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai
dimintakan persetujuan Direksi, dan (3) Pengadukan minimum 3 menit setelah
semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi.
Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum
pengecoran selanjutnya.
Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk
mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya.
f. Pembongkaran Begesting
Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin
seluruhnya keamanan beton yang telah dicor.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut
bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
g. Perawatan beton.
Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan.
Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.
PASAL 01
PEKERJAAN DINDING
Penutup ruang atau dinding terbuat dari pasangan bata merah. Kontraktor harus
melakukannya dengan ketelitian yang sebaik mungkin mengingat secara visual kerapihan
hasil akhir pekerjaan salah satunya akan terlihat dari presisi dinding bangunan.
PASAL 02
PEKERJAAN PLESTERAN DAN SPONENGAN
Kerapian pekerjaan plesteran dan sponengan ini sangat bergantung pada presisi hasil
pekerjaan beton struktur dan dinding bata yang sudah ada.
Hasil dari pekerjaan pintu dan jendela sangat menuntut adanya bentukan presisi yang ketat
dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi, diharapkan kontraktor dapat mempekerjakan
tenaga tukang yang mempunyai pengalaman cukup dalam penanganan pekerjaan yang
sejenis.
b) Pekerjaan kusen
Untuk semua pekerjaan menggunakan frame aluminium profil powder
coating 4” dengan kualitas baik menurut penilaian Direksi.
Penyetelan kusen dijaga agar permukaannya tidak cacat.
Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan pasangan
bahan lain, seperti misalnya tembok serta bagian dalam sambungan,
sebelumnya harus dibuat sampai rata agar kusen bisa menyatu dengan
sempurna.
Penyetelan kusen baru yang berhubungan dengan dinding harus diberi
angkur fisher sebanyak 6 buah untuk kusen pintu dan 4 buah untuk
jendela/bovenlicht, dicor dengan spesi 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
Kusen-kusen baru dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama
waktu penyetelan sampai pengecatan.
Penyetelan kusen agar dilakukan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
pemasangan yang herizontal terhadap keselurah kusen dalam satu bangunan.
Semua kusen pintu/jendela, bovenlicht terpasang harus dengan water pass.
Di atas kusen dengan panjang bentangan 1,10 m atau lebih harus dipasang
balok latei beton bertulang 1 PC : 2 Ps : 3 Kr tulangan 4 dia 12 beugel dia 8
d) Pengunci.
Pengunci Menggunakan Merek Dekson atau setara
Bahan serta jenis pengunci harus diserahkan kepada Direksi dalam beberapa
alternatif pilihan, dan yang digunakan adalah yang dipilih dan disetujui
Direksi.
Setiap pintu dilengkapi dengan kunci dua kali putaran berikut handel penarik
lengkap dengan perlengkapannya setara Paori.
Pintu double dilengkapi grendel tanam setara Paloma 8/18\”.
Pengunci memakai lockcase dan double cylinder.
Dalam penyetelan kunci pada pintu, agar semua kunci di beri minyak olie
sebelum dipasang dan dikontrol agar kunci tetap dalam keadaan baik.
Dan setiap kunci masing-masing pintu agar diberi tanda dengan huruf (A –
Z), agar mudah dalam pengecekannya.
e) Pekerjaan Kaca.
Untuk pekerjaan kaca baik ukuran dan jenisnya harus sesuai gambar.
Cacat bahan kaca sebelum dan sesudah pemasangan akan ditolak.
Semua kaca harus benar-benar rata dan tidak menggelombang.
Sebelum dipasang kaca harus sudah mendapat persetujuan Direksi.
Untuk jendela kaca mati yang luasnya lebih besar dari 0,8 m menggunakan
kaca tebal 5 mm, kaca digunakan yang berkualitas baik dan tidak
bergelombang maupun tergores. Untuk kaca yang luasnya kurang dari 0,8 m
menggunakan kaca tebal 3 mm.
Pemasangan kaca harus rapat, rapi dan diberi spasi untuk kemungkinan
mengembang dan menyusut atau diberi renggangan.
Lubang antara kayu dan kaca diberi dempul sebagai pengisi.
Pemberian tanda pada kaca memakai kapur, dan tidak diperbolehkan
menggunakan potongan-potongan kertas yang ditempel dengan lem.
b. Semua bahan rangka plafond dari aluminium dengan System Metal Furring
standard Manufactured dengan system pemasangan Concealed Grid. Baja profil
dan baja plat termasuk alat penggantung (klem, kabel & tulangan beton), alat
pengikat (anker, fisher, dynabolt), harus memenuhi persyaratan seperti yang
diuraikan pada bab Pekerjaan Metal.
c. Bahan yang akan dipakai harus siku untuk semua sudutnya (kecuali ditentukan
lain oleh Direksi/Pengawas), permukaan bahan harus rata, tidak bergelombang,
tidak ada tonjolan atau lekukan dan bebas dari cacat, noda, retak, pecah sudut.
a. Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya berkaitan sangat erat.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal,
sound system, fire alarm / fire detector, dan perlengkapan instalasi lain yang
diperlukan.
c. Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana
plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi atau gambar lain.
- Rangka Plafond
1) Sebelum pemasangan panel penutup plafond, Rangka plafond harus
sudah terpasang rapi dan kuat, sesuai dengan pola yang tercantum dalam
gambar pelaksanaan.
PASAL 6
PEKERJAAN PENGECATAN
4. Pekerjaan pengecatan pipa PVC, untuk semua pipa talang dari bahan / material
PVC yang dalam gambar pelaksanaan dinyatakan ditampakkan / exposed.
4. Pekerjaan cat baja atau cat metal harus menyertakan bukti jaminan 5 tahun dan
setelah 5 tahun jaminan dapat digunakan untuk pengecatan kembali.
PASAL 7
PEKERJAAN PEMIPAAN
Pekerjaan pemipaan mencakup pipa-pipa untuk supply air bersih, pipa pipa pembuangan
air bekas dan pipa-pipa udara, hal tersebut merupakan kondisi khusus mengingat
fungsional dari bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan khusus pula.
d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk penempatan tee atau katup (valve) harus dikerjakan
dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan
lapisannya, serta pada ujungnya harus dibuat halus
Kontraktor harus memperhatikan pula agar tidak terjadi kelemahan
konstruksi sebagai akibat pemotongan pipa.
Pemasangan pipa harus dengan akhiran bell yang menghadap ke arah depan
dari pemasangan, kecuali ditentukan oleh Direksi.
Apabila menurut Direksi kondisi galian tidak memungkinkan, pipa tidak
boleh dipasang.
Pipa yang tampak (ekspose) harus sejajar dengan garis-garis bangunan,
kecuali bila dinyatakan lain.
Pencabangan pipa air bersih dapat dilakukan dari atas, bawah, atau samping
pipa sesuai dengan kondisi struktur dan instalasi setempat.
e. Kran selang
Kran selang harus terbuat dari kuningan diverkhrom, penempatan dan
ukurannya harus sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar, pada bagian
pengeluaran air harus berspiral.
PASAL 8
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Hasil dari pekerjaan ini merupakan satu bagian yang paling beresiko, mengingat sudah
sangat sering terjadi kebakaran gedung diakibatkan oleh adanya gangguan pada jaringan
instalasi listrik. Untuk itu kontraktor diminta mempercayakan pelaksanaan pekerjaan ini
kepada ahlinya yang terbiasa menangani pekerjaan sejenis.
b. Konduit.
Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain
pada gambar.
Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan
cara yang sebenarnya.
Pada beberapa tempat yang menimbulkan getaran atau yang ditunjukkan
dalam gambar, harus digunakan flexibel konduit lengkap dengan alat-
alat bantunya.
Konduit yang digunakan harus sesuai standar dan sesuai gambar
rencana.
c. Panel Listrik.
Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukan dalam gambar.
Tebal pelat besi yang digunakan minimum 1,5 mm.
d. Circuit Breaker.
Circuit Breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai interupting
capacity minimum 22 KA sesuai dengan beban yang terpasang, dan
dilengkapi pengaman terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan
tegangan di bawah nominal.
Circuit Breaker untuk arus-arus cabang minimum mempunyai
interupting capacity 5 KS sesuai dengan beban yang terpasang.
Fuse Load Break Switch.
Fuse Load break yang digunakan harus mampu memutuskan arus pada
saat beban penuh.
Untuk fuse load break yang lebih besar dapat digunakan sepanjang fuse
pengaman yang dibutuhkan tetap sama seperti dinyatakan dalam
gambar.
e. Sistem Tegangan.
Semua titik lampu yang mempunyai rumah dari logam dan stop kontak
harus disambungkan ke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
f. Pentanahan.
Kontraktor wajib membuat suatu panel pentanahan yang baik, sesuai
dengan peraturan yang berlaku beserta syarat-syarat tercantum dalam
RKS ini serta gambar-gambar yang ada.
Seluruh panel-panel harus ditanahkan dengan menggunakan kawat BC
sesuai gambar.
Pada penyambungan di panel-panel listrik, harus dilengkapi dengan
kabel eshoen/kabel plug yang ukurannya sesuai dibuat dalam gambar.
Pada setiap percabangan di dalam tanah, harus digunakan sambungan
bakar (thermoweld) sambungan tersebut harus mempunyai hambatan
sama dengan kabel yang bersangkutan dan harus kedap air (tidak
bocor), setiap pelaksanaan harus disaksikan oleh Direksi.
Pentanahan harus sesuai dengan petunjuk dalam gambar (min 6 m) dan
ujungnya diberi spit tembaga ukuran panjang 50 cm dihubungkan
dengan kawat tembaga.
Pada setiap penanaman pentanahan (grounding row) dilengkapi dengan
junction box yang dapat dibuka untuk pengujian.
g. Peralatan Tenaga
Peralatan instalasi adalah material untuk melengkapi instalasi tersebut,
supaya kelihatan baik dan memenuhi persyaratan.
Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan
membuat sendiri.
Semua kabel yang terlihat mata (ekspose) harus diberi penahan dengan
klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
Doos junction bow yang digunakan harus cukup besarnya dan diameter
minimum 10 cm. Setelah terpasang, doos-doos ini harus ditutup dengan
baik dengan penutup khusus.
Semua sambungan kabel harus dipilih dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan beda tegangan satu sama lain, kemudian diisolasi PVC
dan terakhir diberi penutup atau dop. Dop ini disyaratkan berkualitas
baik.
h. Lampu
Pemasang lampu harus sesuai dengan bentuk pada gambar rencana.
Fitting / Armature sesuai dengan bentuk pada gambar rencana.
Fitting yang digunakan adalah fiting yang dibuat di dalam boks panel
(rapi dan aman).
Pada bagian fitting yang bertegangan pada waktu pemasangan atau
penggantian lampu harus aman dari bahaya sentuhan.
i. Saklar
Saklar yang digunakan jenis pemasangan in bow.
Saklar yang digunakan terdiri dari saklar tunggal dan saklar ganda.
j. Stop Kontak
Stop Kontak yang digunakan jenis pemasangan in bow.
Teknik pemasangan terdiri dari kabel fasa, kabel nol dan kabel netral.
PASAL 9
PEKERJAAN ATAP
Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp
merupakan satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya harus
selalu dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses
pelaksanaan pekerjaan sewaktu-waktu.
PASAL 10
LAIN-LAIN
11.1 Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar
kuantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan
penawaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
11.2 Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum
masuk dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan
dari dokumen ini, dan harus diikuti/dilaksanakan oleh Kontraktor sebagai bagian
dari penawarannya, agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan
memenuhi persyaratan.
11.3 Hal-hal lain yang belum tercantum dalam uraian ini, akan ditambahkan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan dituangkan dalam Berita Acara
C. SPESIFIKASI KHUSUS
Spesifikasi khusus merupakan satu kondisi yang mengatur beberapa pekerjaan secara detail
dan khusus mencakup beberapa macam bagian pekerjaan dan ketentuan khusus dari
rangkaian pelaksanaan Revitalisasi Bumi Perkemahan Pramuka Kota Batam.
a. Unpolish :
Tipe ini memiliki karakter permukaan yang rata dan tidak licin.
Biasanya digunakan untuk ruangan dapur/ruang makan yang
cenderung berminyak atau juga dapat digunakan untuk lantai
kamar mandi kering.
b. Polish :
Tipe ini memiliki karakter dengan permukaan licin dan
berkilau, Keramik ini biasanya digunakan untuk lantai rumah
bagian dalam.