1. UMUM
Status
No Jenis Kapasitas Jumlah
kepemilikan
1 Mollen/Concreet Mixer 0,30 m3 2 Milik/ Sewa
2 Mesin Pompa Air 15 Kw 1 Milik/ Sewa
3 Jack Hammer 60 joule 1 Milik/ Sewa
4 Generator Diesel 10 10 Kw 1 Milik/ Sewa
(Genzet)
5 Tackle/Tripod tinggi 4- 5 ton 1 Milik/ Sewa
5m
6 Mesin las listrik 250A, 250A, diesel 1 Milik/ Sewa
diesel
Dan dilengkapi dengan Alat-alat pertukangan sederhana lainnya yang
wajib dimiliki oleh setiap tukang.
I.5. Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam
lampiran penawaran kontraktor.
Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak dan hal lain yang dapat mempengaruhi
penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib
melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang baru. Kelalaian
atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan sebagai
alasan untuk mengajukan klaim.
a) Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknis, Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan (Aanwijzing), Berita Acara Rapat Lapangan, serta
petunjuk dari Direksi Teknis / Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis Pengelola Proyek. Bila ternyata ada perbedaan
antara gambar rencana, dan RAB maka Pelaksana/ Penyedia Jasa harus
memberitahukan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas dilapangan.
b) Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib melakukan
pendekatan dengan masyarakat sekitar untuk memperoleh dukungan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
2. PERSYARATAN KHUSUS
II.1. Standar-standar yang berlaku.
a) Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat
ketentuan - ketentuan persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan
Standard Normalisasi Indonesia (SNI) dan peraturan-peraturan setempat :
o Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972.
o Memenuhi Sertivikasi KAN Untuk Product Non Woven Geotextile, Memiliki
ISO 9001; ISO 45001; ISO 14001
o Peraturan dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah
b) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar
yang tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya maka
diberlakukan standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan- pekerjaan
tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis
dari negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.
c) Pekerjaan ini berdasar pada analisa pekerjaan berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
d) Standar Harga Upah Minimun wajib mengacu pada Upah minimum
Kabupaten atau minimal Peraturan Bupati Cianjur Nomor 64 Tahun 2022
tentang Standar Harga Satuan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023,
apabila dibawah harga standar harga tersebut maka dianggap tidak
mengacu pada UU Tenaga Kerja maka akan disesuaikan apabila
berkeberatan dengan nilai .
e) Persyaratan Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dan Evaluasi
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
1. Persyaratan dokumen RKK harus memperhatikan:
a. Menetapkan 1 (satu) uraian pekerjaan dan 1 (satu) identifikasi bahaya;
dan
b. Uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya sebagaimana dimaksud pada
huruf a didasarkan pada tingkat risiko terbesar dari seluruh uraian
pekerjaan dan identifikasi bahaya yang telah ditetapkan pengguna jasa
dalam rancangan konseptual sistem manajemen keselamatan
konstruksi.
2. Evaluasi dokumen RKK dilakukan dengan ketentuan:
a. Penyedia Jasa dinyatakan memenuhi elemen Kepemimpinan dan
Partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi apabila
menyampaikan Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi yang
memenuhi ketentuan:
1. Mencantumkan 7 (tujuh) pernyataan Komitmen Keselamatan
Konstruksi; dan
2. Nama paket pekerjaan sesuai dengan nama paket pekerjaan yang
ditenderkan;
b. Penyedia Jasa dinyatakan memenuhi elemen Perencanaan
Keselamatan Konstruksi apabila menyampaikan tabel B.1 Identifikasi
bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang, serta tabel B.2
Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus) yang
memenuhi ketentuan:
1. Kolom uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya diisi sesuai yang
disyaratkan dalam LDP;
2. Kolom lain telah diisi kecuali kolom keterangan tidak wajib diisi ;
c. Penyedia Jasa dinyatakan memenuhi elemen dukungan keselamatan
konstruksi apabila menyampaikan penjelasan salah satu sub elemen
dari elemen dukungan keselamatan konstruksi atau menyampaikan
tabel Jadwal Program Komunikasi yang telah diisi ;
d. Penyedia Jasa Peserta dinyatakan memenuhi elemen Operasi
Keselamatan Konstruksi apabila menyampaikan penjelasan salah satu
sub elemen dari elemen dukungan keselamatan konstruksi atau tabel
Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis) yang telah diisi ;
dan
e. Penyedia Jasa dinyatakan memenuhi elemen Evaluasi Kinerja
Keselamatan Konstruksi apabila menyampaikan penjelasan salah satu
sub elemen dari elemen dukungan keselamatan konstruksi atau tabel
Jadwal Inspeksi dan Audit yang telah diisi.
f) Evaluasi biaya penerapan Sistem Manajemen Keelamatan Konstruksi
(SMKK)
Evaluasi dilakukan dengan ketentuan :
- Penyedia Jasa yang tidak menyampaikan rincian komponen biaya
penerapan SMKK secara lengkap tidak digugurkan; dan
g) Penyedia Jasa yang memenangkan tender dan tidak menyampaikan rincian
komponen biaya penerapan SMKK secara lengkap, maka pada saat
pelaksanaan pekerjaan harus melaksanakan semua komponen biaya
penerapan SMKK.
II.2. Pemeriksaan Dan Penyediaan Bahan/ Material
a) Bila dalam Spesifikasi dan Syarat- syarat teknis ini disebutkan nama dan
pabrik pembuatan dari suatu material/ bahan, maka hal ini dimaksudkan
bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam
perencanaan dan untuk menunjukkan material/ bahan yang digunakan dan
untuk mempermudah Kontraktor Pelaksana mencari material/ barang
tersebut.
b) Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik
pembuat dari suatu bahan/ barang harus disetujui oleh Pengawas Lapangan
yang telah dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana
dan bila tidak ditentukan dalam DKH serta Gambar Kerja, maka bahan dan
barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor Pelaksana yang
harus mendapatkan persetujuan dahulu dari Konsultan Perencana melalui
Konsultan Pengawas/ Direksi.
c) Contoh material yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor Pelaksana, setelah disetujui Konsultan
Pengawas/ Direksi, harus dinilai bahwa material tersebut yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti dan telah memenuhi syarat spesifikasi
teknis perencanaan.
d) Contoh material tersebut, disimpan oleh Konsultan Pengawas, Pengelola
Teknis Pekerjaan atau Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitasnya, sifat
maupun spesifikasi teknisnya.
e) Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor Pelaksana harus sudah
memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai material.
Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung
jawab pula atas biaya pengujian material yang tidak memenuhi syarat atas
Perintah Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
f) Bahan-bahan yang tidak sesuai/ tidak memenuhi syarat-syarat atau
kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ ditolak oleh Konsultan Pengawas,
harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan Selambat lambatnya
dalam tempo 2 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
g) Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
Pengawas dan ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor Pelaksana,
maka Konsultan Pengawas wajib memerintahkan pembongkaran kembali
kepada Kontraktor Pelaksana dimana segala kerugian yang disebabkan oleh
pembongkaran tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
sepenuhnya
h) Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, Pengawas Lapangan berhak meminta kepada
Kontraktor Pelaksana untuk mengambil contoh-contoh dari bahan-bahan
tersebut dan memeriksakannya ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan-
Bahan milik pemerintah, yang mana segala biaya pemeriksaan tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
i) Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau tidaknya
kualitas bahan-bahan tersebut, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan
tersebut.
j) Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan
terbuka) tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi
Proyek/ Konsultan Pengawas.
k) Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi/ Konsultan
Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan
yang dilaksanakan tanpa izin Direksi/ Pengawas Lapangan adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diprogress.
II.3. Perbedaan Dalam Dokumen Lampiran Kontrak
a) Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara Gambar Kerja dan Spesifikasi
dan Syarat- syarat teknis ini, maka Kontraktor Pelaksana harus
menanyakannya secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Kontraktor
Pelaksana harus mentaati keputusan tersebut.
b) Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah
yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada
ukuran skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus
diambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
c) Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Kerja, RKS atau
dokumen yang berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan
bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk
menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini, maka yang diambil sebagai
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai
biaya yang tinggi.
II.4. Ukuran dan Patok.
a) Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai
peil + 0,00 (datum line) dari pekerjaan ini mengikuti peil yang telah
ditentukan.
b) Kontraktor Pelaksana harus sudah memperhitungkan biaya untuk
pengukuran atau penelitian ukuran tata letak atau ketinggian bangunan
(bouwplank), termasuk penyediaan "Bench Mark".
c) Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas Lapangan agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
d) Patok-patok bisa dibuat dari bahan kayu atau besi yang dipasang ditanam
hingga kokoh sehingga tidak terganggu waktu pelaksanaan pekerjaan
II.5. Keamanan Kegiatan.
a) Penyedia Jasa diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang
milik Proyek, Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan,
baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.
b) Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat- alat dan hasil
pekerjaan, maka akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak
dapat diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/ kurang atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
c) Apabila terjadi kebakaran, maka Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut, Penyedia Jasa
harus menyediakan alat pemadam kebakaran yang siap dipakai dan
ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan mudah dicapai.
II.6. Keselamatan Kerja dan Kesehatan
a) Pada pelaksanaaan RKK dan RMPK dibahas dan disetujui oleh Pengguna
Jasa dan Penyedia Jasa pada saat PCM.
b) Pada Penyusunan dan pelaksanaan RMPK pengendalian dilakukan
melalui persyaratan dalam pengajuan ijin mulai kerja.
c) Pada serah terima pekerjaan (PHO) Penyedia Jasa harus menyerahkan
Dokumen hasil penerapan SMKK dan Penjaminan mutu kepada Pengguna
Jasa yang meliputi: Laporan pelaksanaan RKK, Laporan penjaminan dan
pengendalian mutu seluruh laporan disertai dengan bukti dokumentasi.
d) Setelah serah terima pekerjaan (PHO) Penyedia Jasa harus menerapkan
SMKK dalam pengoperasian dan pemeliharaan sampai dengan serah
terima akhir pekerjaan (FHO);
e) Pada pelaksanaan Kontraktor Pelaksana harus menjamin keselamatan
para pekerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan
Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk semua bidang
pekerjaan (ASTEK), Oleh karena itu Penyedia Jasa harus mengikutkan
pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) sesuai
dengan peraturan Pemerintah yang berlaku;
f) Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh,
tenggelam, terbawa arus, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain, maka
Penyedia Jasa harus menyediakan sabuk pengaman, tali pengaman,
pelampung dan alat lain nya kepada pekerja tersebut;
g) Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Penyedia Jasa harus menyediakan sejumlah obat obatan dan
perlengkapan medis lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan dan
dilokasi pekerjaan harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK);
h) Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan
perawatan yang serius, maka Penyedia Jasa/ Pelaksana harus segara
membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan
kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas;
i) Penyedia Jasa harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/ petugas, baik
yang berada dibawah tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah
pihak ketiga;
j) Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan penanggulangan sesuai
standar Penanganan COVID 19 dillokasi pekerjaan.
II.7. Papan Nama Proyek
Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi
beban Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.
II.8. Izin – Izin
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kontraktor pelaksana harus mengurus
semua izin – izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, termasuk IMB yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan
yang berlaku, harus cepat diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada
direksi.
II.9. Dokumentasi
a) Kontraktor Pelaksana harus sudah memperhitungkan biaya pembuatan
dokumentasi serta pengirimannya ke Kantor Pejabat Pembuat Komitmen serta
pihak-pihak lain yang diperlukan.
b) Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi ialah :
- Laporan-laporan perkembangan pekerjaan.
- Foto-foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, berwarna minimal
ukuran kartu pos dilengkapi dengan album/ dijilid Rangkap 3 (tiga)
- Surat-surat dan dokumen lainnya.
c) Foto-foto yang menggambarkan kemajuan pekerjaan hendaknya dilakukan
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan dibuat minimal sebanyak 5
(lima) peristiwa, yaitu :
- Sebelum pekerjaan dimulai
- Pelaksanaan pekerjaan pondasi
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan
- Pelaksanaan pekerjaan pintu
- Pekerjaan pengecatan
- Pelaksanaan pekerjaan Non Woven Geotextile.
-
Jabatan dalam
N pekerjaan yang Sertifikat Kompetensi Kerja
(SKA/ SKT) Keterangan
akan
dilaksanakan
1 Mandor Tanah (TL008) Kelas Untuk paket tender yang
Mandor II mempunyai Pekerjaan
Tanah
2 Mandor Batu Belah (TL007) Untuk paket tender yang
Mandor Kelas II mempunyai Pekerjaan
Pasangan Batu Belah
3 Tukang Batu/ Bangunan Untuk paket tender yang
Tukang Batu Umum (TA005) Kelas III mempunyai pekerjaan
Pasangan Batu Belah
Jenis/Tipe Tingkat
No Identifikasi Bahaya
Pekerjaan Resiko
1 Pekerjaan Dewatering -Kondisi aliran sungai deras 3
2 Pekerjaan galian pada dasar -Galian sedalam1,00 – 2,00 m’ 4
dan Tebing Sungai
3 Pekerjaan pasangan pada -Ketinggian pasangan 4,50 4
dasar Sungai/ mercu
bendung
4 Pekerjaan pasangan pada -Ketinggian pasangan 2,50 – 4
Tebing Sungai/ Landhoof dan 6,70 m’
Sayap bendung
5. Pekerjaan Persiapan
1. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kontrak
ditandatangani, Pemborong/ Kontraktor harus sudah melaksanakan persiapan
di lapangan sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Pembuatan direksi keet, gudang dan barak-barak pekerja harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh direksi dengan konstruksi yang
memenuhi syarat teknik maupun tata guna.
Kantor dan Fasilitas - fasilitas untuk Direksi
Kontraktor harus menyediakan kantor untuk Direksi dapat dilakukan dengan
cara sewa lahan/ tempat, yang meliputi:
a. Ruang kantor Direksi & Konsultan Pengawas
b. Ruang pertemuan, ruang tamu, ruang kerja teknisi, toilet dan kamar
mandi, dapur, gudang yang khusus oleh Direksi dan stafnya.
c. Kantor Direksi tersebut bersifat sementara, dengan konstruksi lantai
beton/keramik, dinding bata/ kayu, fasilitas air bersih, sanitasi, air
minum (dispenser), penerangan dan daya listrik yang cukup.
Perlengkapan kantor Direksi
meliputi :
- Kursi dan meja tulis : 3 set
- Papan tulis (white board) : 1 buah, dengan ukuran ± 1,50 m x 2 m
- Kotak P3K : 1 set lengkap
Dalam hal terjadi Kecelakaan Konstruksi, maka biaya perbaikan dan penangan
an dampak dari Kecelakaan Konstruksi menjadi bagian dari Biaya Umum.
Biaya umum/overhead dihitung berdasarkan persentase dari biaya langsung y
ang besarnya tergantung dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan, besarnya tin
gkat bunga yang berlaku dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan termas
uk biaya risiko pekerjaan selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan dalam k
ontrak pekerjaan.
7. Gambar-gambar Pekerjaan
a) Gambar-gambar rencana pekerjaan
b) Gambar-gambar rencana pekerjaan terdiri dari gambar bestek, gambar detail
situasi dan lain sebagainya yang akan disampaikan kepada Pemborong/
Kontraktor beserta dokumen-dokumen lainnya. Kontraktor tidak boleh
mengubah dan menambahkan tanpa persetujuan dari Pimpinan proyek/
Direksi, gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan borongan ini atau digunakan untuk
maksud-maksud lain.
c) Gambar-gambar tambahan
d) Pemborong/ Kontraktor harus membuat tambahan gambar detail (gambar
kerja) yang disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik
direksi.
e) As Built Drawing
f) Yang dimaksud dengan as built drawing adalah gambar-gambar yang
disesuaikan dengan yang dilaksanakan. Untuk pekerjaan ulang yang belumada
bestek, Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa
yang dilaksanakan yang dengan jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar kontrak dan gambar pelaksanaan. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan rangkap 3 (tiga) dan biaya pembuatannya ditanggung oleh pihak
Kontraktor.
g) Gambar-gambar ditempat pekerjaan
h) Pemborong/ Kontraktor harus menyimpan di tempat kerja satu bendel gambar
kontrak lengkap termasuk rencana kerja dan syarat-syarat, Berita Acara
Aanwijizing, Time Schedule dan semuanya dalam keadaan baik (dapat dibaca
dengan jelas), termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa
pelaksanaan pekerjaan, hal ini untuk menjaga jika pemberi tugas atau
wakilnya sewaktu-waktu memerlukannya.
8. Mobilisasi
Sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai, Pemborong harus mengajukan
rencana mobilisasi kepada Direksi.
Kegiatan yang dimaksud adalah :
a) Transportasi lokal alat-alat dan perlengkapan ke tempat kerja.
b) Bangunan dan pengamanan daerah kerja.
c) Pembuatan bangunan sebagaimana yang tercantum dalam uraian pekerjaan
d) Penyaluran bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan.
9. Daerah Kerja
a) Areal tanah untuk daerah kerja pada dasarnya disediakan oleh Pemberi Tugas,
penggunaan daerah di luar yang disediakan menjadi tanggung jawab dan atas
usaha Pemborong/ Kontraktor.
b) Kontraktor harus menutup daerah kerja bagi umum untuk keamanan kerja alat
dan bahan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
c) Pada daerah yang telah disediakan, Pemborong harus merencanakan
penggunaannya yang pada dasarnya akan membantu kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Rencana tersebut harus disetujui oleh Direksi, sebelum penggunaan
areal kerja.
d) Pemborong diharuskan membuat kantor lapangan, gudang dan sebagainya
guna menunjang pelaksanaan pekerjaan.
e) Sebelum pelaksanaan dimulai seluruh daerah kerja harus dibersihkan terlebih
dahulu.
10. Pengukuran
a) Ukuran-ukuran, patok-patok dan ketinggian telah ditetapkan dalam gambar-
gambar dan peil bangunan + 0,00 diambil dari pemukaan tanah asli.
b) Jika terdapat perbedaan ukuran antar gambar utama dengan gambar detail,
maka yang mengikat adalah gambar utama.
c) Pemborong harus mempelajari ukuran-ukuran dalam gambar apabila terjadi
perbedaan ukuran baik pada gambar maupun dilapangan harus dilaporkan
pada Pimpinan proyek yang bersangkutan.
d) Elevasi pokok + 0,00 ditetapkan dengan tanda tetap (bench mark) minimal 4
(empat) buah tersebar dilokasi bangunan. Oleh Pemborong/Kontraktortanda-
tanda ini dijaga dan dipelihara dengan baik agar kedudukannya tidak berubah
atau pindah tempat. Tanda-tanda atau peil tersebut harus dibuat dari pasangan
batu/beton.
e) Penetapan ukuran dan sudut-sudut tetap dijaga dan dipelihara ketelitiannya
dengan menggunakan alat-alat ukur yaitu waterpass dan theodolit.
f) Ukuran-ukuran yang telah ditentukan ini nantinya akan dipakai sebagai
pedoman oleh Pemborong/ Kontraktor dalam melaksanakan pembangunan.
Bahan – Bahan
1. Batu Belah
2. Air
o Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam dan
bahan-bahan lain yang dapat merusak bangunan, dalam hal ini harus dipakai
air bersih.
o Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air yang akan digunakan,
dianjurkan untuk mengirim contoh air tersebut kelaboratorium pemeriksaan
bahan-bahan yang ditunjuk dan diakui oleh Direksi untuk diteliti sampai
seberapa jauh air tersebut mengandung zat-zat yang dapat merusak bangunan.
o Apabila pemeriksaan contoh air tersebut dalam ayat 2, diatas tidak dapat
dilakukan, maka dalam hal ini adanya keragu-raguan mengenai pemakaian air
harus diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan mortal (semen +
pasir)
3. Semen
Bahan semen harus memiliki TKDN minimal 86,00 % hasil uji dikeluarkan
oleh lembaga/ badan/ instansi baik pemerintah atau swasta yang kompeten dan
berwenang berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.
Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal
bulan data-data sebagai berikut :
o Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir
bulan lalu.
o Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
o Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu.
o Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu
o Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan
o Data lain yang dibutuhkan/ dianggap perlu oleh Direksi
4. Pasir
Pengertian Pasir yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir.
Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila
menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Penyedia
jasa harus melengkapi hasil tes agregat halus untuk beton dan spesi (mortar)
untuk type yang dihasilkan atau selain yang disetujui oleh Direksi.
5. Bahan Pembantu
Keterangan Gambar