Anda di halaman 1dari 10

Modul ke-5 1

AMDAL
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

PENDAHULUAN
Analisa mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan. Secara prinsip hal tersebut tampaknya sederhana,
tetapi sesungguhnya sangat rumit dan sulit untuk dilaksanakan. Berbagai faktor yang
berkaitan satu sama lain akan terpengaruh oleh adanya suatu kegiatan di dalam suatu
lingkungan.
Pada dasarnya, untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya,
manusia mempunyai kebutuhan biologis dan kebutuhan budaya. Kebutuhan yang
terakhir inilah yang berubah, berkembang dan sulit diperkirakan sebelumnya. Karena
itu berbagai kegiatan dalam analisis dampak lingkungan biasanya tidak secara
eksplisit memperhitungkan faktor budaya dan hanya mencurahkan perhatiannya
pada faktor material saja. Seperti misalnya kebutuhan pangan, papan, air, udara.
Tentu saja ini akan menimbulkan banyak persoalan apabila analisis tersebut harus
menjadi masukan untuk suatu tindakan.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


Analisis dampak lingkungan diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan masukan teknologi apa, dan pengelolaan yang bagaimana agar kegiatan
yang berlangsung dengan segala interaksinya mencapai hasil yang optimal. Artinya
sesedikit mungkin masukan sumber daya, sesedikit mungkin dampak negatif yang
ditimbulkan terhadap lingkungan, namun memberikan hasil dan kualitas hidup yang
setinggi-tingginya.

Untuk analisis dampak lingkungan beberapa hal yang perlu dikenali adalah:
1. Satuan Lingkungan Hidup (ekosistem)
Modul ke-5 2

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan segala unsur dan proses yang
ada didalammnya. Persoalannya adalah bagaimana menentukan kesatuan ruang
tersebut.
2. Komponen Linkungan Hidup
Yang terdapat dalam kesatuan ruang yang telah dikenali sebagai satuan
lingkungan hidup.

Proses-proses yang terjadi :


1. Yang melibatkan komponen kegiatan dan komponen lingkungan hidup.
2. Unsur dan proses lingkungan hidup yang terdapat diluar kesatuan ruang yang
mempengaruhi unsur dan proses yang terjadi di dalam kesatuan ruang.
Pengenalan terhadap hal-hal tersebut di atas tak perlu berurutan, justru tidak
mungkin dilakukan secara beruntun karena dapat terjadi misalnya pengenalan ruang
baru dapat dilakukan setelah mengenal umur atau prosesnya. Yang justru perlu
dilakukan secara bertahap dan beruntun adalah tingkat keterperincian pengenalan
terhadap ruang, unsur dan prosesnya, karena tidak mungkin untuk sekaligus
mengenal terperinci.
Meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi dan bertambahnya kebutuhan dalam meningkatkan kualitas hidup telah
menimbulkan tumbuh dan berkembangnya proyek-proyek, rencana pengembangan
dari satuan-satuan kegiatan yang kesemuanya itu memerlukan lebih banyak
informasi dan data faktual. Meningkatnya kebutuhan informasi telah mengakibatkan
tumbuhnya perhatian terhadap prosedur pengumpulan data, termasuk teknik dan
metodologi yang dapat menyokong data secara tepat, teliti, terandalkan dan luas
dalam bentuk data/informasi dasar.
Untuk analisis dampak lingkungan diperlukan informasi untuk mengenal
satuan lingkungan hidup, komponen lingkungan dan proses-proses yang terjadi yang
melibatkan komponen kegiatan dan komponen lingkungan, serta unsur dan proses di
dalamnya yang mempunyai pengaruh terhadap satuan lingkungan tersebut. Oleh
karena itu macam dan tingkat keterperincian informasi sangat ditentukan oleh
lingkup ruang, lingkup waktu, prioritas dan tingkat kemendesakan permasalahan.
Modul ke-5 3

MACAM DATA DAN INFORMASI YANG DIKUMPULKAN


Pada bagian ini diutarakan macam data dan informasi yang akan dikumpulkan
dalam studi pengembangan, yang meliputi:
1. Macam data dan informasi tentang rencana usaha dan/atau kegiatan proyek yang
dikumpulkan dalam studi AMDAL berdasarkan hasil proses pelingkupan.
2. Macam data dan informasi tentang struktur dan fungsi ekosistem termasuk yang
tergolong terkena dampak penting, yang dikumpulkan dalam studi AMDAL.

Data yang dikumpulkan tersebut meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber data. Adapun data
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber data.

Yang menjadi persoalan bagi penyaji informasi adalah:


1. Informasi apa yang harus disiapkan untuk analisis pada tahap paling awal?
2. Bagaimana mengklasifikasikan informasi agar pada tahap yang terperinci
klasifikasi tersebut masih dapat dipertahankan?
3. Bagaimana karakrteristik sumber data? Ciri-ciri responden misalnya tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis pekerjaan, homogen atau heterogen
akan mementukan teknik pengumpulan data. Responden dengan tingkat
pendidikan rendah dengan jenis pekerjaan petani atau nelayan akan cocok
menggunakan wawancara langsung yang disertai pedoman pertanyaan atau
kuesioner dari pada dengan kelompok diskusi terfoukus. Ketersediaan dana,
tenaga, waktu dan keahlian juga merupakan pertimbangan dalam memilih teknik
pengumpulan data.
4. Bagaimana cara menyajikan informasi agar faktor pembentuk kesatuan ruang,
komponen lingkungan dan komponen kegiatan dari masing-masing fungsi serta
peranan dan proses-proses yang terjadi, dapat dikenali dengan baik?

METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


Data dan informasi tersebut dikumpulkan dan dianalisis dengan maksud untuk :
Modul ke-5 4

1. Mengetahui kondisi atau rona lingkungan hidup ekosistem sebelum proyek


dibangun.
2. Memprakirakan besar dampak lingkungan yang akan dialami oleh struktur dan
fungsi ekosistem sebagai akibat adanya proyek dengan menggunakan hasil
kegiatan point a.
3. Mengevaluasi dampak lingkungan dari proyek terhadap struktur dan fungsi
ekosistem secara holistik dengan menggunakan hasil kegiatan point a dan b.

Hal-hal yang perlu dipertimbangankan dalam menetapkan metode pengumpulan dan


analisis data adalah:
1. Untuk menghasilkan data yang berkualitas, maka akurasi dan kemantapan alat
ukur merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Untuk itu metode atau
instrumen yang bersifat sahih dan reliabel merupakan pilihan utama yang harus
digunakan.
2. Dampak penting yang diakibatkan oleh proyek pada umumnya tidak menyebar
secara merata di seluruh komponen ekosistem serta di seluruh kelompok atau
lapisan masyarakat yang terkena dampak. Variabilitas ini harus dapat diketahui
oleh penyusun AMDAL

Mengingat ekosistem di sekitar pengembangan yang dimaksud dalam


panduan ini merupakan ekosistem yang tergolong memiliki variabilitas dan
heterogenitas yang tinggi, dan di lain pihak dalam studi AMDAL diperlukan prakiraan
dampak yang tajam, maka dalam pengumpulan data atau penarikan sampel perlu
diperhatikan hal berikut:
1. Metode penarikan contoh (sampling) yang digunakan harus disesuaikan dengan
tujuan dan efisiensi pengukuran, serta sifat dan karakter komponen lingkungan
yang diukur;
2. Kejelasan satuan analisis yang akan diukur, misal untuk biologi pada tingkatan
komunitas, untuk aspek sosial berjenjang dari rumah tangga, kampung, desa
hingga kecamatan sesuai dengan parameter yang hendak diukur;
Modul ke-5 5

3. Lokasi pengambilan sampel harus dapat mewakili heterogenitas persebaran


dampak, yang meliputi:
- Daerah atau kelompok masyarakat yang diprakirakan akan terkena dampak;
dan
- Daerah atau kelompok masyarakat yang diprakirakan tidak akan terkena
dampak sebagai lokasi rujukan/pembanding (reference station);
- Saat pengambilan sampel harus dapat mewakili variabilitas harian, bulanan
dan musiman;
- Khusus untuk aspek sosial, data dan informasi yang dikumpulkan agar tidak
hanya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat penting dari sudut pandang
pelaksana studi, namun juga menurut pandangan target group
(kelompok/masyarakat sasaran) di sekitar rencana kegiatan.
- Kualitas data sekunder harus dicermati untuk itu diperlukan cross check
dengan data lain yang diperoleh.

PENGUMPULAN DATA PRIMER


1. Komponen Fisik Kimia
Data primer aspek Fisik Kimia dikumpulkan melalui pengamatan langsung di
lapangan (in-situ), analisis dan penelitian di laboratorium. Lokasi pengambilan
contoh ditentukan dengan mempertimbangkan batasan studi yang berlaku seperti
batas proyek, administratif, ekologis dan teknis
2. Kualitas Udara
3. Fisiografi
- Fisiografi
- Geologi dan Tanah
- Hidrologi
- Neraca Air
4. Biologi
- Komunitas vegetasi dan fauna
- Komunitas biota perairan
Modul ke-5 6

5. Sosial Ekonomi dan Budaya


- Demografi
- Ekonomi
- Budaya
6. Kesehatan Masyarakat

Metode pengumpulan data primer :


1. Metode Focus Group Discussion
Metode ini dilakukan untuk menampung aspirasi masyarakat secara keseluruhan.
Diskusi kelompok dilakukan dengan menempatkan satu orang sebagai fasilitator.
Dengan metode ini akan dapat diperoleh kemauan dan kehendak masyarakat
dalam menerima rencara pembangunan.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan menyampaikan daftar pertanyaan yang
telah disusun secara sistematis, daftar pertanyaan ini ditujukan kepada industri,
masyarakat dan instansi terkait. Penggunaan kuesioner didasari oleh suatu
keyakinan bahwa responden atau narasumber adalah orang yang paling
mengetahui tentang dirinya sendiri. Apa yang dinyatakan oleh responden
dianggap benar dan dapat dipercaya. Interpretasi responden atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dianggap sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh peneliti. Karena itu maka kuesioner disebut sebagai laopran
tentang diri sendiri atau self report.
Kuesioner dibagi dalam dua kategori:
- Tidak langsung dimana kuesioner dibagikan kepada responden. Jika telah diisi
lengkap, kuesioner dikirim kembali kepada peneliti atau si peneliti yang
mengambilnya dari responden.
- Langsung di mana peneliti menggunakan kuesionair dan langsung
mewawancarai responden.
Menurut jenis pertanyaannya, kuesionair dibagi ke dalam kuesionair tertutup
dan terbuka. Tertutup jika jawaban atas pertanyaan dalam kuesionair telah
disiapkan dengan beberapa pilihan. Disebut terbuka, jika setiap poin pertanyaan
Modul ke-5 7

belum disediakan jawaban. Responden dapat menyatakan pendapat sesuati


dengan keyakinannya, lalu peneliti membuat kategori kemudian.
Menurut Finterbusch (1983:75), penggunaan kuesioner dalam pengumpulan
data disebut sebagai survai. Setelah kuesioner didesain, perlu dilakukan pretest
untuk meyakinkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner relevan dengan kondisi di
lapangan. Beberapa prinsip dalam menyusun pertanyaan dalam kuesioner:
- Pertanyaan harus jelas, artinya mudah dipahami oleh responden dan tidak
mengandung arti ganda.
- Pertanyaan harus pendek, panjangnya pertanyaan akan membuat kesulitan
mencerna dan mengingat tentang apa yang dimaksud.
- Jangan mengulang pertanyaan, jika suatu pertanyaan telah diajukan pada
satu bagian sebaiknya tidak tidak ditanyakan pada bagian lain.
- Hindari istilah-istilah bias dalam pertanyaan. Sebaiknya disusun istilah-istilah
baku yang banyak digunakan
- Pertanyaan yang kongkret, artinya tidak berbunga-bunga
- Menempatkan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif di akhir kuesioner, hal ini
dimaksudkan untuk membina “rapport”
- Kejar terus pertanyaan (further investigate) untuk memperoleh data yang
detail
- Kejar terus pertanyaan (further investigate) untuk memperoleh data yang
detail. Dengan tetap menjaga "rapport" dan kesopanan, pewawancara yang
baik adalah yang bisa mengungkap lebih dalam tentang informasi yang
disampaikan responden.
- Susun pertanyaan secara efektif tetapi juga estetik

Menurut Finterbusch dan kawan-kawan (1983: 98) survai yang dilakukan dengan
wawancara yang dipandu dengan kuesionair dapat menghasilkan data dengan
kualitas yang tinggi. Hal ini karena beberapa hal :
Modul ke-5 8

- Pertama, pewawancara dapat mengetahui apakah pertanyaan dapat


dipahami oleh responden dan apakah jawaban yang diberikan responden
relevan dengan pertanyaan.
- Kedua, pewawancara dapat menanyakan lebih lanjut tentang jawaban yang
diberikan responden dalam rangka melakukan "further investigation".
- Ketiga, kehadiran pewawancara akan mempercepat penyelesaian jawaban
atas kuesionair. Beberapa kelebihan ini nampak jika dibandingkan dengan
kuesionair yang dikirim kepada responden tanpa wasancara langsung.

3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab
dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk
suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan
percakapan sehari-hari antara lain:
- Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal mengenal
sebelumnya.
- Responden selalu menjawab pertanyaan dan pewawancara selalu bertanya.
- Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban tetapi
harus bersifat netral
- Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat
sebelumnya.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dengan melakukan
tanya jawab terhadap kelompok responden yang telah ditentukan. Identifikasi
materi kuesioner berdasarkan 3 kelompok responden, yaitu industri/pemrakarsa,
masyarakat dan instansi terkait meliputi identitas responden, persepsi tentang
AMDAL atau UKL UPL, pelaksanaan AMDAL atau UKL UPL, serta pengawasan
pelaksanaan AMDAL atau UKL UPL.
Modul ke-5 9

Kendatipun demikian wawancara langsung juga memiliki kelemahan.


Responden cenderung menjawab seperti apa yang diinginkan oleh pewawancara.
Contohnya, jika responden memiliki kesulitan menjawab pertanyaan tentang
besarnya pendapatan, mereka cenderung menyerahkan saja jawabannya kepada
pewawancara. Atau juga pertanyaan tentang seberapa besar tingkat
kegotongroyongan masyarakat, responden akan menjawab sesuatu yang baik,
misalnya "ya, sering sekali" dan "semua ikut kerja bakti". Ada kecenderungan bagi
responden untuk tidak ingin diketahui tentang sesuatu yang kurang baik tentang
lingkungannya.
Agar terjadi respon dan jawaban yang wajar, pewawancara hendaknya
melakukan "rapport" dengan responden. Menghindari sikap formal dan
seyogyanya tidak melakukan wawancara secara massal. Misalnya mengumpulkan
responden di balai kelurahan dan mewawancarainya secara bersama.
4. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan
langsung di lapangan. Observasi ini bisa di lakukan bersamaan dengan waktu
wawancara dilapangan atau dilakukan sebelumnya. Obsevasi merupakan cara
yang efektif dalam pengumpulan data dikarenakan kita tahu kenyataan apa yang
ada di lapangan.

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER


Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain:
1. Pemerintah Daerah setempat
2. Biro Pusat Statistik
3. Dinas berkaitan, dan lain-lain
4. Studi pustaka
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan teknik pencatatan atau perekaman
terhadap laporan AMDAL atau UKL UPL serta laporan – laporan lain yang berkaitan
dengan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Modul ke-5 10

1. Mursid Raharjo, Memahami AMDAL, Graha Ilmu, 2007


2. Dra. Tati Suryati, Metodologi Penyigian Untuk Analisis Dampak Lingkungan Hidup,
PPLH-ITB, 1984
3. Moh. Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1999

Anda mungkin juga menyukai