ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan desain Jalur Hijau Jalan
Haji Achmad Bastari di Kelurahan 15 ulu Kecamatan Jakabaring, Kota Palembang.
Penelitian ini dilaksanakan dari mulai bulan Februari 2021 sampai April 2021.
Metode penelitian meliputi: kondisi eksisting, data fisik dan biofisik, data sosial
budaya, analisis, sintensis konsep, permodelan 3D desain, desain akhir dalam
bentuk 3D dan DED (Detail Engineering Desain), rancangan anggaran biaya
(RAB) dan penyebaran kuisioner. Aplikasi yang digunakan yaitu: Autocad 2017,
Autocad 3d max 2017, Sketchup 2019, Lumion 6, Adobe Premiere Pro 2019, dan
Photoshop cs6. Desain menggunakan konsep sebagai Ruang Terbuka Hijau yaitu
semua elemen lansekap, hardscape, softscape, jalan, median, dan jalur tepi jalan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota.
Kata kunci: Jalur Hijau Jalan, Perancangan, Ruang Terbuka Hijau.
ABSTRACT
This study aims to plan the design Green Lane of Haji Achmad Bastari Road
in The 15 Village, Jakabaring sub-district, Palembang city. The study is conducted
from February 2021 to April 2021. Research methods include: existential
conditions, physical and biophobic data, social data cultural, analysis, sintensis
concepts, 3D design model, final designs in 3D and DED (Engineering Details),
cost-budget designs (rab) and distribution of questionnaire. The applications
include: Autocad 2017, 3d Autocad Max 2017, Sketchup 2019, Lumion 6, Adobe
Premiere Pro 2019, and Photoshop cs6. Design uses the concept as a green open
space of all landscape elements, hardscape, softscape, median roads, and sidewalks
to meet the needs of city people.
1 Universitas Sriwijaya
PENDAHULUAN
Kota Palembang memiliki luas wilayah 400,61 km² (BPS, 2020). Kawasan
Kota Palembang sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Sumatera Selatan.
Pembangunan fisik kota Palembang ditandai dengan berdirinya pusat-pusat industri
sehingga menyebabkan migrasi masuk dan mengalami peningkatan penduduk.
Jumlah penduduk di kota palembang telah mencapai 1.643.488 jiwa (BPS, 2020).
Hal ini dapat menyebabkan menambah jumlah transportasi dan mempengaruhi
kualitas udara di kota Palembang.
Aktivitas transportasi khususnya dari kendaraan bermotor menyebabkan
polusi udara (Wallace, 2009). menghasilkan gas-gas yang berbahaya seperti: CO
(Karbon Monoksida), HC (Hidro Karbon), NOx (Oksida Nitrogen), partikulat
(partikel debu yang sangat kecil), SO2 (Sulfur Dioksida), Pb (timah hitam)
(Suharto, 2010). mengancam kesehatan manusia (Jacobson. et. al. 2009). Emisi gas
buang kendaraan bermotor menempati posisi tertinggi sebagai sumber pencemaran
udara di perkotaan yaitu sekitar 85 persen (Gusnita, 2012). Volume kendaraan pada
jalan ini cukup tinggi dan menimbulkan kadar debu pada areal sekitar jalan tersebut
(Sinolungan, 2009).
Oleh karena itu, kualitas lingkungan hidup semakin menurun dan
mengancam struktur alami kota (Joga, 2011) dan keberlangsungan kehidupan
makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Hal tersebut sebagaimana yang tercantum dalam (UU Nomor 32
Tahun 2009) bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Jalur Hijau Jalan (JHJ) memiliki peran utama sebagai penyangga
lingkungan hidup memiliki fungsi utama sebagai pereduksi polusi udara dan
peredam kebisingan, (Hidayat, 2010). Sedangkan median pada jalur hijau jalan
berfungsi untuk menahan silau dari lampu dan pembatas jalan. Selain itu JHJ
berfungsi untuk mengkonservasi air dan tanah, menghalangi sinar matahari dan
pemecah angin. JHJ dapat berupa bunga dan pepohonan, pohon di jalan raya
perkotaan memainkan peran penting menjaga keseimbangan ekologis lingkungan
tercemar (Kiran et. al.2011). Suhu di bawah pohon lebih rendah 2-4 derajat
2 Universitas Sriwijaya
dibandingkan dengan suhu di luar kanopi pohon (Dwiyanto, 2009). Sehingga JHJ
juga berfungsi sebagai pembentuk citra kota, dan penetral limbah yang dihasilkan
dari aktivitas perkotaan (Robiamus, 2013).
Jalur tepi jalan merupakan pendukung aktivitas di perkotaan dapat berupa
jalur tepi jalan (Setiawan, 2011). Jalur tepi jalan terdiri atas jalur tanaman dan jalur
pejalan kaki. Jalur tepi yang baik akan membangkitkan daya tarik pada suatu
kawasan kota itu sendiri (Jacob, 1961 dalam LeGates and Stout, 2016:150).
Berjalan adalah bentuk paling dasar dari transportasi dan penting bagi pemerintah
untuk menyediakan fasilitas yang meningkatkan pergerakan aman pejalan kaki di
sepanjang jalan dan jalan raya (Rankavat dan Tiwari, 2016). Jalur tanaman
ditempatkan pada tepi bahu jalan dengan lebar 1,5 m yang memiliki fungsi sebagai
peneduh dan penyerap karbondioksida. Karakteristik tanaman memiliki perakaran
yang tidak merusak konstruksi jalan, percabangan tanaman minimal 2 m dan massa
daun rapat. Sistem sirkulasi yang ada pada koridor jalan sebagai ruang publik
masyarakat kota memiliki peran sebagai pengarah dan ruang terbuka hijau pada
pola pengembangan dan aktivitas di suatu kawasan kota (Pratiwi, 2011).
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian dari penataan ruang kota perlu
direncanakan secara menyeluruh dan diperkuat dengan perda-perda yang tegas
untuk memperjelas status hukumnya, dengan demikian pengembangan dan
pengelolannya lebih terarah serta dapat menghindari perubahan fungsi Ruang Hijau
menjadi fungsi lainnya. Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri
(Inmendagri) Nomor 14 Tahun 1988, tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) di wilayah perkotaan.
Gambar 1. Kondisi Terkini Jalur Hijau Jalan Haji Achmad Bastari Yang Akan
Menjadi Lokasi Penelitian.
3 Universitas Sriwijaya
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 sampai April 2021. dan
dilakukan di Jalan Haji Achmad Bastari yang berlokasi di Kelurahan 15 Ulu,
Kecamatan Jakabaring, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam proses penelitian ini antara lain: 1) Drone,
2) Kamera, 3) Komputer, 4) Meteran, 5) Program komputer seperti: Adobe
Photoshop, Adobe Premiere Pro, Autocad, Google Sketchup, dan Lumion.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1) Kertas A4/A3..
Metode Penelitian
Metode perancangan yang digunakan adalah pendekatan sistematis untuk
perencanaan tapak yang dikemukakan oleh Simonds (1983). Tahap perancangan ini
meliputi tahap Kondisi Eksisting, Analisis, Sintesis Konsep, Permodelan 3D
Desain,, Desain Akhir, Rancangan Anggaran Biaya, dan Penyebaran Kuisioner.
Studi perencanaan dapat dilihat pada gambar 2. Observasi lapangan terdiri atas
pengamatan dan pengukuran data fisik maupun biofisik pada. Data fisik dan
Biofisik seperti rumija meliputi luas lahan, lajur, median, bahu, drainse, jalur tepi,
dan dimensi jalan, dan penggnaan lahan di sekitar dan jenis vegetasi eksisting.
Selain itu, dilakukannya identifikasi hal-hal yang dibutuhkan masyarakat sasaran,
sehingga kegiatan perencanaan atau pengembangan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat. Selanjutnya dilakukan pemodelan arsitektur
sistem informasi yang akan dirancang berdasarkan volume dan dimensi pada
kondisi tapak, bentuk pemodelan arsitektur dimulai dengan sketsa 2D dan
dilanjutkan ke bentuk 3D desain, kemudian memperoleh gambaran desain yang bisa
dikostumisasi untuk kepentingan skripsi maupun proyek yang lebih spesifik. Hasil
perancangan arsitektur berupa usulan arsitektur sistem yang terdiri dari sfesifikasi
fungsi dan implementasi teknologi yang telah dihitung berserta Rancangan Anggaran
Biaya (RAB). Serta dilakukan pendataan persepsi dan preferensi para pengguna
jalan melalui kuesioner masyarakat sekitar.
4 Universitas Sriwijaya
TAHAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Kondisi Eksisting
Data Sosial
Budaya
Analisis Potensi-Kendala
Sintesis Konsep
Permodelan 3D Desain
Penyebaran Kuisioner
5 Universitas Sriwijaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data Ekstisitng
Data eksisting yaitu menumpulkan data kondisi fisik dan biofisik di lokasi
penelitian. Data eksisting antara lain: keadaan umum lokasi, vegetasi, iklim,
sirkulasi, dan aksestabilitas, serta fasilitas dan utilitas yang ada pada lokasi
penelitian.
6 Universitas Sriwijaya
- Sebelah utara berbatasan dengan Hotel Grand Putri Sriwijaya Syariah
- Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Dinas Penanaman Modal
Palembang
- Sebelah timur berbatasan langsung dengan Jalan HM. Noerdin Pandji
- Sebelah barat berbatasan langsung dengan Bundaran Jakabaring Sport City
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 4. (a) Eksisting Tampak Zona A Jalan Haji Achmad Bastari, (b)
Eksisting Tampak Zona A Mrt Jakabaring, (c) Eksisting Tampak Jembatan Beton
Penghubung Zona A ke B, (d) Eksisting Tampak Zona B, (e) Eksisting Tampak
Zona C, (f) Eksisting Tampak Zona C Stasiun Mrt Djka.
7 Universitas Sriwijaya
Berdasarkan hasil pendataan di lapangan telah terdapat hardscape
material seperti: paving block segi enam ukuran t.8 cm dan guiding block 30.30.3
cm pada jalur tepi jalan, terdapat saluran drainase air pada sisi kanan dan kiri jalan
dan jembatan beton penghubungs jalan. Selain itu telah terdapat softscape material
seperti: bunga tasbih, puring, rumput, mahoni, kiara payung dan kembang merak.
Pada Zona C ini terdapat utilitas jembatan penghubung dari stasiun ke jalur tepi
jalan tidak terdapat softscape di bagian bawah stasiun MRT dan untuk kondisi jalur
tepi jalan itu cukup baik, namun untuk lighting masih kurang baik.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5. (a) Tampak Kondisi Halte, (b) Drainase Air. (c) Tampak Sirkulasi
Persimpangan Jalan, (d) Tampak Kompas Arah Matahari dan Arah Angin di
Lokasi.
Vegetasi
Berdasarkan hasil pendataan di lapangan, terdapat beragam vegetasi
tanaman, pengambilan data vegetasi dilakukan dengan cara melihat langsung di
lapangan dan mencatat keseluruhan tanaman yang ada di lahan penelitian. Data
vegetasi di lingkungan jalan haji achmad bastari dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
8 Universitas Sriwijaya
Tabel 1. Data Vegetasi Di Lingkungan Jalan Haji Achmad Bastari
No Vegetasi Nama Latin Satuan Kondisi
1. Bunga Tasbih Canna lily Batang Cukup Baik
2. Puring Codiaeum Variegatum BI Batang Cukup Baik
3. Mahoni Swietenia Mahagoni Batang Cukup Baik
4. Kiara Payung Filicium decipiens Batang Cukup Baik
5. Kembang Merak Caesalpinia pulcherrina Batang Cukup Baik
6. Pisang Musa Paradisiaca Batang Cukup Baik
Gambar 6. (a) Tanaman Puring, (b) Bunga Tasbih, (c) Kembang Merak, (d)
Kiara Payung, (e) Mahoni, (f) Pisang.
Iklim
Suhu udara maksimum berkisar antara 31,60 – 34,80°C dan suhu udara
minimum berkisar antara 26,70°C – 28,60°C. Kelembaban udara rata-rata 77,56 -
91,38%.
9 Universitas Sriwijaya
Tabel 2. Data Iklim Kota Palembang tahun 2020.
Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Suhu (C°) Ma 31,60 32,10 32,40 33,20 33,60 33,10 33,5 33,9 34,6 34,4 34,8 33,00
x 0 0 0 0 0
Min 24,10 23,90 23,80 24,20 25,10 24,70 24,6 24,3 24,0 24,2 25,0 24,90
0 0 0 0 0
Curah
109,1 307,4 484,6 349,5 166,9 119,8 96,0 0,50 14,9 75,9 67,7 242,2
Hujan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(mm)
Kelembaba 90,12 91,38 90,94 90,43 88,49 89,64 86,6 79,5 80,6 77,5 78,2 87,65
n Udara 3 6 9 6 7
rata-rata
(%)
Hari Hujan 24,00 15,00 25,00 24,00 14,00 12,00 7,00 9,00 1,00 2,00 15,0 21,00
0
Analisis
10 Universitas Sriwijaya
sekunder (Studi Pustaka). Kondisi lingkungan Jalan Haji Achmad Bastari kurang
mendapatkan pemeliharaaan dan perawatan yang optimal, ini terlihat banyak
vegetasi tidak mendapatkan unsur hara dan air yang baik. Hal ini terlihat dari
beberapa jenis tanaman yang kering dan pertumbuhan tanaman yang tidak teratur
sehingga penampakan tanaman tidak seragam. Selain itu untuk fasilitas dan utilitas
yang kurang mencukupi contohnya lampu taman, kursi, rambu jalan, jalur sepeda,
yang tidak ada, pemilihan vegetasi yang tidak tepat menjadikan nilai estetika dan
fungsional nya sangat berkurang.
Sintensis Konsep
Permodelan 3D Desain
11 Universitas Sriwijaya
Gambar 8. Tampak Zona B Perancangan 3D Desain.
Pada desain 3 dimensi Jalan Haji Achmad Bastari ini dibagi menjadi 3 zona
pembagian. (Gambar 6.) Tampak zona a memiliki luas 20.475 m2 yang ditandai
pada bagian jalur tepi menggunakan keramik warna 50 x 50 cm (texture). (Gambar
7.) Tampak zona b memiliki luas 19.560 m2 menggunakan material paving block
segi panjang warna putih 10.21.6 cm mutu K200. Selanjutnya pada (Gambar 8.)
Tampak zona c memiliki luas 18.720 m2 ditandai dengan material jalur tepi
menggunakan paving block berwarna hitam abu 10.21.6 cm dengan mutu K200.
12 Universitas Sriwijaya
Tabel 3. Vegetasi dan fungsi tanaman yang digunakan pada 3 zona
13 Universitas Sriwijaya
Tabel 4. Elemen Struktur dan fasilitas yang digunakan pada 3 zona
14 Universitas Sriwijaya
Desain Akhir
Pada tahap ini merupakan bagian akhir dari suatu proses perancangan
dimana dalam desain tersebut dicetak dalam bentuk dalam bentuk 3D dan DED
(Detail Engineering Design) ke dalam kertas A3 dan A4.
15 Universitas Sriwijaya
Gambar 13. Tampak View 3D Zona C Mrt Djka.
16 Universitas Sriwijaya
Penyebaran Kuisioner
Pada tahap terakhir ini dilakukan dengan mewawancarai masyarakat
maupun pengujung di sekitar jalan haji achmad bastari. Penilaian dilakukan dengan
menunjukkan hardcopy gambar desain dalam bentuk 2D dan 3D yang disertai RAB
(Rancangan Anggaran Biaya).
Pembahasan
Dari hasil analisis data yang didapatkan yaitu keadaan tapak dan kuisioner,
didapatkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa perlu adanya penataan Jalur
Hijau Jalan Haji Achmad Bastari. Perencanaan ini bertujuan untuk pengarah,
peneduh, pembatas, pemberi identitas, kontrol silau matahari, silau lampu
kendaraan, kontrol polusi, dan kontrol tingkat kebisingan dapat terpenuhi dengan
baik. Tanaman pada jalan ditanam secara massal berbagai jenis dengan tajuk saling
bersinggungan, memiliki ciri khas tertentu yang ditanam secara liniear sepanjang
jalan menjadikannya sebuah pengarah visual yang baik.
Keharmonisan yang terbentuk dari sekumpulan tata tanaman bersifat
campuran yang serasi dalam komposisi dan proporsi. Keindahan pemandangan
sedang dan rendah Pada lanskap dengan keindahaan pemandangan sedang dan
rendah perlu dilakukan peningkatan pemenuhan kriteria penanaman. Pohon yang
ditanam dengan jarak renggang perlu dilakukan penyulaman pohon agar terlihat
rapat, bentuk tajuk tidak seragam perlu untuk diseragamkan dengan membantu
pertumbuhan cabang pohon dan menyempurnakan bentuk tajuk. Susunan tanaman
yang tidak teratur perlu dibenahi, penyulaman pohon pada daerah yang jarang
pohon atau jarang tanam renggang. Pemeliharaan tanaman massal sejenis
dibutuhkan agar menciptakan suatu keseragaman dan unity, lanskap massal
campuran (pohon, perdu, penutup tanah), penanaman juga memeperhatikan
keseimbangan kombinasi, memaksimalkan pertumbuhan tanaman, penyulaman
tanaman perlu ditingkatkan penataan yang lebih teratur dan rapi dengan kombinasi
yang saling mendukung dan serasi.
Jalan yang berada pada Kota Palembang juga berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau kota. Pada jalur hijau jalan ditanami tanaman dengan fungsi dan
bentuk arsitektural beragam, tanaman merupakan elemen utama pembentuk lanskap
17 Universitas Sriwijaya
jalan, elemen tanaman yang terdapat pada jalan lokasi penelitian antara lain: 1)
Pohon yang memiliki berbagai macam bentuk tajuk. Pohon berfungsi antara lain
sebagai pengarah, peneduh, kontrol silau matahari, dan memberikan kualitas visual
yang menarik bagi pengguna jalan. 2) Semak/perdu berfungsi sebagai pembatas,
kontrol polusi, pengarah, kontrol polusi dan juga memberikan nilai estetik pada
jalan. 3) Penutup tanah umumnya berfungsi sebagai pemberi nilai estetik dan
pembatas jalan. 4) Rumput sebagai alas dan pemberi nilai estetik.
Pada Fasilitas dan utilitas lain yang terdapat pada perancanagan Jalur
Hijau Jalan Haji Achmad Bastari yaitu: 1). Lampu taman sebagai sumber
percahayaan pada malam dan subuh hari pada titik-titik tertentu pada area jalan. 2).
Kursi jenis besi, kayu dan batu sebagai tejmpat relaksasi dan istirahat bagi
pengunjung yang berjalan di jalur tepi jalan. 3). Guiding block berfungsi sebagai
pemandu para tuna netra agar memiliki hak yang sama seperti pada manusia pada
umumnya. 4). Bollard memiliki fungsi sebagai pelindung area trotoar dari
gangguan kendaraan yang mana ketika ketahanan bollard tepat sesuai aturan dan
jarak pengaturan yang benar. 5). Jalur sepeda yaitu jalur yang khusus diperuntukkan
untuk lalu lintas untuk pengguna sepeda dan kendaraan yang tidak bermesin yang
memerlukan tenaga manusia, dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk
meningkatkan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas pengguna sepeda. 6). Tong
sampah 3 Warna menampung sampah sementara, baik dari sampah kering, basah
dan pecahan logam atau kaca sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir. 7).
Landmark nama jalan, Petunjuk arah, dan ornament bermotif songket memiliki
kesan sebagai identitas dan ciri khas jalan maupun Kota Palembang.
18 Universitas Sriwijaya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Jalan Haji Achmad Bastari merupakan jalan protokol dari Kecamatan
Jakabaring menuju Kabupaten Banyuasin 1 maupun sebaliknya. Penerapan konsep
arsitektur lanskap modern dan adaptif diharapkan dapat menjadi solusi untuk
memberikan kenyamanan, keamanan, keindahan, efektif, dan efisien dalam
mencapai tujuan yang diharapkan. Jalur Hijau Jalan ini ini telah di desain sebaik
mungkin dan mengikuti prosedur standar peraturan yang ada dan memiliki sarana
dan prasarana yang lengkap. Selain itu, memperhatikan juga faktor keamanan dan
keselamatan para pengguna lajur dan jalur tepi jalan.
Saran
Berdasarkan kondisi ekologis dan estetika di lapangan yang kurang baik
pada Jalan Haji Achmad Bastari, menjadi sebuah permasalahan ketidak nyamanan
terhadap masyarakat para pengguna jalan. Sebaiknya perancangan jalur hijau jalan
ini dapat direalisasikan oleh Pemerintah khususnya pihak yang berwenang dalam
konstruksi yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota
Palembang agar memenuhi fungsi sosial bagi masyarakat pengguna.
19 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Gusnita, Dessy. 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (PB) Di Udara Dan Upaya
Penghapusan Bensin Bertimbal. Berita Dirgantara Vol. 13 No. 3. Hal. 95
- 101 LAPAN. ISSN: 1411-8920.
Hidayat, I.W. 2010. Kajian Fungsi Jalur Hijau Jalan sebagai Penyangga
Lingkungan pada Tol Jagorawi. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 17(2):
124-133 s.
Jacobson, M. Z. (2009). Review of solutions to global warming, air pollution, and
energy security. Energy Environ. Sci., 2(2), 148–173.
Joga, Nirwono dan Irwan Ismaun. 2011. RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
LeGates, RT, dan Stout, F. 2016. The City Readers Sixth Edition. Routledge
Press:London.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2008 Tentang Ruang Terbuka
Hijau.
Robiamus. 2013. Inventarisasi Jenis Pohon Penyusun Jalur Hijau Beberapa Ruas
Jalan Utama di Kota Samarinda. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
20 Universitas Sriwijaya
Setiawan, M. F. (2011). Studi Perilaku Pejalan Kaki Pada Trotoar (Pedestrian
Ways). Jurnal Teknik Sipil & PWK, 2, 181–190.
Simonds JO. 1983. Landscpae Architecture: A Manual of Site Planning and design.
New York (US): Graw-Hill Book Co.
Suharto, (2010). Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Wallace, et. al. (2009). Mobile monitoring of air pollution in cities: the case of
Hamilton, Ontario, Canada. Journal of Environmental Monitoring, 11 998-
103.
21 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Penyebaran Kuisioner dan Wawancara
Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Kuisioner Penilaian
23 Universitas Sriwijaya
d. Baik e. Kurang Baik
4. Bagaimana kondisi tanaman yang terdapat di kawasan jalur hijau jalan haji
achmad bastari?
a. Sangat baik c. Cukup Baik e. Tidak Baik
b. Baik d. Kurang Baik
5. Apakah ruang terbuka hijau di Kawasan Jalan Haji Achmad Bastari saat ini
menunjang kegiatan dan aktivitas masyarakat?
a. Sangat menunjang c. Cukup menunjang e. Tidak Menunjang
b. Menunjang d. Kurang Menunjang
6. Bagaimana keadaan kenyamanan dan keamanan di kawasan jalur hijau jalan
haji achmad bastari?
a. Sangat Baik c. Cukup Baik e. Tidak Baik
b. Baik d. Kurang Baik
7. Berdasarkan keadaan yang sudah ada, apakah kawasan jalan haji achmad
bastari perlu di tata ulang?
a. Sangat Perlu c. Cukup Perlu e. Tidak Perlu
b. Perlu d. Kurang Perlu
8. Setujukah anda jika Kawasan Jalan Haji Achmad Bastari di desan seperti
pada gambar rancangan berikut ini?
c. Sangat Setuju c. Cukup Setuju e. Tidak Setuju
d. Setuju d. Kurang Setuju
9. Setujukah anda jika dengan Rancangan Anggaran Biaya pada desain ini?
a. Sangat Setuju c. Cukup Setuju e. Tidak Setuju
b. Setuju d. Kurang Setuju
10. Setujukah anda dengan desain Jalur Hijau Jalan Haji Achmad Bastari
menggunakan konsep arsitektur lanskap modern dan adaptif?
a. Sangat Setuju c. Cukup Setuju e. Tidak Setuju
b. Setuju d. Kurang Setuju
24 Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya