Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktikum Analisis Spasial Lingkungan Medan, Desember 2020

PETA SURVEI KAWASAN BIODIVERSITAS

Dosen Penanggungjawab:
Dr. Achmad Siddik Thoha, S.Hut., M.Si.
Oleh :
Nirwan Saputra 171201005
Adrian Markus Ginting 171201043
Sunita Agustini 171201048
Ibnu Agung Perdana 171201176
William andreas S 171201121
Kelompok 6
KSH 7

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
Analisis Spasial Lingkungan ini dengan baik dan tepat waktu. Penulisan laporan
ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Praktikum Analisis Spasial
Lingkungan selanjutnya di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas
Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Adapun judul laporan ini adalah “Peta Survei Kawasan Biodiversitas”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Achmad Siddik Thoha, S.Hut.,
M.Si. sebagai dosen matakuliah dan praktikum Analisis Spasial Lingkungan yang
telah memberikan materi dengan baik dan benar.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kesalahan
yang terjadi baik dalam penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
laporan ini.

Medan, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan...................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 3
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat.................................................................................. 6
Alat dan Bahan ....................................................................................... 6
Prosedur Praktikum................................................................................. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil........................................................................................................ 7
Pembahasan............................................................................................. 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.............................................................................................. 13
Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Konsep ecocity adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan yang
didasarkan pada dua prinsip, yaitu integritas dan konektivitas ekologis. Salah satu
tujuan pengembangan ecocity adalah konservasi sumberdaya alam, termasuk
keanekaragaman hayati untuk meningkatkan kesejahteraan manusia (Bhati 2003).
Konsep ecocity di dalam pembangunan perkotaan mendukung terselenggaranya
konservasi sumberdaya hayati. Dengan demikian, konservasi keanekaragaman
hayati merupakan kegiatan yang menunjang terbangunnya kota yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan. Koridor hijau atau green corridor sebagai salah
satu unsur kota yang penting memiliki banyak fungsi antara lain berfungsi sebagai
peneduh yang dapat menciptakan kenyamanan (amenity), jalur hijau dapat
berfungsi sebagai sarana konservasi eksitu dan dapat memberikan berbagai jasa
lingkungan. Sebagai sarana konservasi eksitu, koridor hijau dapat berperan
sebagai koleksi berbagai jenis flora (khususnya pohon). Koleksi pepohonan yang
tumbuh pada koridor hijau, baik eksotik maupun endemik, dapat digunakan
sebagai sarana pendidikan atau pengenalan keanekaragaman hayati yang mudah
dijangkau (Wuisang, 2015).
Pembangunan perkotaan berkelanjutan harus diselenggarakan secara
terencana dan terpadu dengan memperhatikan antara lain rencana umum tata
ruang dan lingkungan agar terwujud pengelolaan perkotaan yang efisien dan
tercipta lingkungan yang sehat, indah, dan nyaman. Pada masa lalu sampai
sekarang, pembangunan kota cenderung untuk meminimalkan ruang terbuka hijau
dan menghilangkan wajah alami kota. Lahan-- lahan bertumbuhan banyak
dialihfungsikan menjadi kawasan perdagangan, kawasan pemukiman, kawasan
industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana kota lainnya.
Lingkungan perkotaan hanya berkembang secara ekonomi, namun menurun
secara ekologi. Padahal keseimbangan lingkungan perkotaan secara ekologi sarna
pentingnya dengan perkembangan nilai ekonomi kawasan perkotaan. Kondisi
demikian menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem perkotaan berupa

1
2

meningkatnya suhu udara, pencemaran udara, menurunnya permukaan air tanah,


banjir, intrusi air laut, serta meningkatnya kandungan logam berat dalam tanah
Pesatnya kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik di wilayah
perkotaan dan sekitarnya juga telah berdampak pada berkurangnya populasi
tegakan pohon, baik yang berada di ruang-ruang terbuka publik, maupun yang
berada di ruang-ruang milik privat. Dampak`dari akumulasi aneka jenis polutan di
lingkungan kota, termasuk di udara akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas
udara, dan mengurangi tingkat kesehatan, kenyamanan dan estetika lingkungan
udara di wilayah perkotaan. Dengan mempertimbangkan permasalahan yang ada
diperlukan upayaupaya penelitian dan pengembangan untuk lebih menunjang
keberhasilan program penghijauan kota, ruang-ruang terbuka hijau dan
pengembangan hutan kota, serta gerakan sejuta pohon (GSP) yang selama ini
telah dilaksanakan, baik di ruang-ruang terbuka milik publik maupun ruang-ruang
milik privat. Isu-isu konversi lahan menjadi tata guna lain, luasan koridor hijau
yang tidak seragam dan ketidaksesuaian jenis vegetasi jalur hijau merupakan hal-
hal pokok yang perlu dikaji lebih mendalam.
Pemetaan digital merupakan penggambaran permukaan bumi dengan
menggunakan komputer dan data koordinat. Peta yang dihasilkan dari pemetaan
digital disebut peta digital. Sedangkan proses pembuatan peta digital dikenal
dengan proses digitasi (digitising). Digitising dapat didefinisikan sebagai proses
konversi data atau peta dari media kertas ke format digital. Format dari peta
digital dapat berupa data raster dan data vector. Data raster adalah semua data
digital yang didapat dari hasil scanning. Sedangkan data vektor adalah data raster
yang telah mengalami pengolahan dengan komputer. Ada penggambaran peta
digital dengan AutoCAD Map3D, yang sering berkonotasi dengan SIG,
pengaturan layer merupakan hal yang sangat penting untuk dimengerti
(Auliya dkk, 2017).

Tujuan
Adapun tujuan praktikum Analisis spasial lingkungan yang berjudul “
Peta Survei Kawasan Biodiversitas” adalah Memetakan Lokasi Dengan
Biodeversitas Tertentu.

2
3

TINJAUAN PUSTAKA

Data spasial merupakan informasi yang handal untuk menggambarkan


fakta yang ada, khususnya mengenai kondisi wilayah suatu daerah, sebagai titik
awal pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development). ArcGIS
menggunakan data vektor, sehingga lebih mudah penggunaannya khususnya
dibidang pertanian dibandingkan dengan perangkat lunak GIS lainnya, yang pada
umumnya menggunakan data raster. Selain itu, ArcGIS sudah terintegrasi dengan
beberapa perangkat lunak pengolah data seperti Excel dan Base, sehingga dapat
menampilkan informasi yang lengkap. ArcGIS juga dapat menjangkau lokasi
hingga kepedalaman dibandingkan dengan GIS lainnya seperti Google Maps,
Nokia Maps, dan Map Info yang pada umumnya menggunakan data raster Data
spasial merupakan informasi yang handal untuk menggambarkan fakta yang ada,
khususnya mengenai kondisi wilayah suatu daerah, sebagai titik awal
pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development)
(Nurwauziyah dkk, 2016).
Di wilayah perkotaan, keragaman hayati merupakan sumber daya vital,
sebagai penyangga dan penyeimbang lingkungan hidup yang diperankan oleh
karakter ekosistemnya. Pengaruh aktivitas manusia pada abad terakhir ini
meningkat secara dramatis. Berkurang dan berubahnya komunitas tumbuhan liar
di jalur penyangga sempadan sungai dan pantai bukan saja akibat pengaruh alam,
akan tetapi lebih nyata akibat desakan alih fungsi kawasan. Sebagai akibat yang
ditimbulkannya, hilangnya jenis-jenis satwa liar karena daya dukung habitatnya
yang tidak memadai lagi. Demikian halnya dengan semakin berkurang dan
berubahnya kawasan-kawasan hijau penyangga, hingga Keragaman hayati, pada
dasarnya sebagai bagian dari daya hidup manusia. Pengertian tersebut
memberikan gambaran bahwa keragaman hayati membantu planet bumi untuk
tetap hidup, karena memiliki peranan penting dalam hal sistem penunjang
kehidupan, mulai dari mempertahankan keseimbangan materi kimiawi (melalui
siklus biogeokimia), dan mempertahankan kondisi iklim, daerah aliran sungi
(DAS) serta berfungsi untuk memperbarui tanah dan komponennya
(Purwadhi dan Sanjoto, 2009).

3
4

Mengacu terhadap Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang konservasi


sumber daya alam hayati, bahwa pengertian konservasi pada hakikatnya
merupakan upaya untuk mengelola sumber daya alam hayati yang pemanfatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya. Untuk itu tindakan konservasi yang dilakukan mencakup kegiatan antara
lain perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keragaman jenis baik
flora maupun fauna termasuk ekosistemnya, pemanfaatan sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya secara optimal dan berkelanjutan. Konservasi ragaman
hayati (biodiversity), merupakan bagian tak terpisahkan dari pengertian sumber
daya alam hayati, dimana kawasan penyangga wilayah sungai dan pantai,
termasuk di dalamnya. Hal ini mengingat ada tiga komponen konservasi yang
harus ditangani yaitu degradasi kawasan penyangga, tatanan kehidupan sosial
masyarakat, dan keikutsertaan masyarakat dalam hal pemanfaatan sumber daya
secara optimal berkelanjutan.
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu seni dalam mengolah dan
menafsirkan citra untuk mendapatkan suatu informasi.Teknologi penginderaan
jauh adalah suatu kegiatan pengamatan obyek atau suatu daerah tanpa melalui
kontak langsung dengan obyek tersebut. Data mentah citra satelit memiliki
berbagai macam resolusi seperti rendah, menengah, tinggi dan sangat tinggi.
Pemanfaatan citra dengan resolusi tinggi dan turunannya adalah untuk
memperbarui peta skala besar yang berguna untuk memantau perkembangan
bangunan di suatu wilayah. Akan tetapi pemanfaatan teknologi ini untuk updating
peta skala besar mempunyai beberapa kendala, misalnya perekaman data oleh
sensor satelit yang tidak dapat digunakan secara langsung Internet sekarang
disebut sebagai salah satu teknologi yang mempengaruhi dalam kehidupan hidup
manusia saat ini. Internet merupakan media informasi yang tergolong cepat dan
murah sehingga media tersebut sangat cocok untuk perkembangan SIG. Melalui
media atau berbasis internet atau web dikenal sebagai web GIS. Dalam pencarian
suatu tempat tentu membutuhkan letak atau suatu posisi. Informasi letak atau
posisi ini dikenal dengan informasi geografis (Lukiawan dkk, 2019)

4
5

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum Analisis Spasial Lingkungan yang berjudul “ Peta Survei Kawasan
Biodiversitas” ini dilakukan pada hari jumat, 14 Desember 2020. Praktikum ini
dilaksanakan secara daring (Online) pada pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 15.00
WIB.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop dan kabel sambung, Hp
dengan GPS dan camera geotagging (open camera). Sedangkan bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah ArcMap 10.3, SAS Planet daan Avenza Map.

Prosedur Praktikum

1. Buka Folder SAS PLANET, lalu klik SASPLANET Application

2. Ketik alamat kota anda pada bagian disamping kotak OSM lalu enter.

5
6

3. Buat kotak sesuai dengan area cakupan yang anda inginkan. Klik kiri lalu
muncul kotak dialog selection manager. Pilih try download if tne exists. Pilih
zoom 20 (makin besar angkanya maka akan semakin besar resolusinya). Klik
start.

4. Tunggu hingga “The task completed” klik quit.

5. Setting kualitas (zoom), type file (GeoTIFF), sistem koordinat (Geographic)


dan lokasi penyimpanan citra seperti dibawah ini. Lalu klik start.

6
7

6. buka citra hasil download di SAS Planet di ArcMap 10.x. Drag file di windows
explorer ke kotak Table of Contents. Klik Yes. Maka hasilnya seperti gambar
berikut

7. Lalu, simpan file dalam bentuk PDF, fungsinya untuk dapat data dimasukkan
kedalam Avenza Maps. Dengan cara : File – Export Map. Untuk formatnya
samakan dengan gambar yang tertera dan jangan lupa untuk mencentangkan
Export Map Georeference Information lalu klik “OK”

7
8

8. Selanjutnya kita membuka aplikasi Avenza Maps pada Mobile. Ini


merupakan Tampilan yang ada pada Avenza Maps :

Logo Aplikasi Toko Peta Saya

8
9

Langkah selanjutnya kita Mengimport/Memanggil Peta berformat PDF yang


telah tergeoreferensi sebagai berikut :
 Pada tampilan “Peta Saya” pilih tanda +
 Lalu pilih Undur atau Impor peta
 Pilih Dari lokasi Penyimpanan
 Pilihlah file peta yang telah tergeoreference
 Peta selesai diproses dan bisa terbaca oleh Aplikasi

9
10

9. Memulai menyimpan / Marking titik lokasi (Waypoint)


 Posisi anda di peta dikunci dengan klik tanda bulat di pojok kiri bawah.
Arahkan tanda lingkaran di peta ke tengah bulatan biru (mengunci posisi)
lalu pilih tanda jarum pentul di bagian bawah
 Edit nama titik (judul). Menambahkan gambar dengan klik foto. Simbol
juga diganti
 Hasil Waypoint

10
11

10. Membuat Polygon / Luas area


 Klik tanda titik 3 di pojok kanan bawah
 Klik Gambar dan Ukur dan cari lokasi pada citra untuk Polygonnya
 Klik tanda garis lurus. Buatlah garis atau titik awal harus berjumpa
dengan
titik akhir sehingga membentuk bangunan tertutup
 Setelah garis disatukan ke titik awal, klik tanda segitiga di bagian bawah,
maka terbentuklah polygon dengan data luasnya. Klik tanda checklist
tanda anda selesai
 Klik polygon yang terbentuk, maka terlihat luas areanya
 Anda bisa mengubah nama areanya dan warna Polygon serta
menambahkan foto
 Anda juga bisa mengubah level transparansi Polygon dengan mengatur
Opasitas
 Hasil dari mengubah Opasitas, Polygon terlihat transparan

11
12

11. Membuat track Jalur 1

 Klik tanda titik 3 di pojok kanan bawah


 Klik “Rekam Jalur GPS”
 Anda akan memulai merekam jalur anda. Jika anda berhenti, bisa pilih
“JEDA PELACAKAN”
 Dan anda dapat melanjutkan rekam jalur dengan memilih
“LANJUTKAN
PELACAKAN

12
13

 Saat anda berjalan, maka dipeta akan meninggalkan jejak track berwarna
orange
 Bila anda selesai membuat track, maka klik kotak merah

13
14

13. Mengekspor hasil pengambilan data GPS (Ekspor Layer)


 Klik tanda jarum pentul di kanan bawah untuk melakukan tahap ekspor
lapisan
 Pilih tanda lingkaran orange di pojok kanan bawah
 Pilih Ekspor Lapisan
 Pastikan format KML (bisa langsung dibuka di google earth dengan
feature lengkap)
 File bisa diekspor ke berbagai tempat pengiriman : WA, Email, Memory
Card, dll

14
15

12. Menampilkan data hasil ekspor Avenza Maps di ArcMap 110.x


 Lakukan Konversi KML to Feature
 Klik search
 Ketik From KML lalu
 Isi kotak dialog
 Panggillah file yang diinginkan, jangan lupa mengchecklistnya
 Tampilan file KML yang sudah dikonversi ke layer dalam bentuk
SHP.

15
16

13. Menglayout Peta


a) Mengatur Settingan kertas
 Pertama aturkan tampilannya menjadi Layout View dengan cara
mengklik Layoout View yang berada pada pojok kiri bawah
 Setelah itu klik File – Page and Print Setup. Dan cocokkan selera anda
masing – masing.

16
17

b) Membuat Keterangan
 Judul
- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih Text

 North Arrow / Arah mata angin Judul


- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih North Arrow

17
18

 Skala Text
- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih Text

 Skala Bar
- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih Scale Bar

 Legenda
- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih Legend

18
19

 Sumber Peta
- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih Text

 Coordinate System
- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih Text

 Data Frame
- Klik Insert pada kolom menu
- Pilih Data Frame
- Klik Data Framenya, Pilih Add Data
- Pilih Peta

19
20

 Grid

20
21

- Klik kanan Gambar / peta yang ingin dibuat Gridnya


- Klik Properties
- Klik Kolom Grids
- Klik New Grid
- Klik “OK”

14. Disimpan file dalam bentu JPEG

21
22

Hasil
Hasil yang didapatkan dari Praktikum Analisis Spasial Lingkungan yang
berjudul “ Peta Survei Kawasan Biodiversitas” adalah sebagai berikut:

22
23

23
24

Pembahasan

Avenza Maps dapat digunakan secara offline serta membolehkan


pengguna mengkustomisasi petanya sendiri dalam bentuk PDF. Selain itu, Avenza
Maps juga memungkinkan pengguna membangun skema atribut data sehingga
informasi yang dapat dikumpulkan tidak terbatas pada informasi lokasi. Artikel
ini akan menjelaskan tutorial sederhana untuk menggunakan Avenza Maps.
Silakan siapkan sebuah peta PDF yang sudah memiliki georeferensi. Salah satu
aplikasi yang memilki keunggulan, salah satu dapat digunakan secara offline serta
membolehkan pengguna mengkustomisasi petanya sendiri dalam bentuk PDF.
Selain itu, Avenza Maps juga memungkinkan pengguna membangun skema
atribut data sehingga informasi yang dapat dikumpulkan tidak terbatas pada
informasi lokasi.
Geotagging foto digitasi dapat mengidentifikasi geografis metadata
dengan berbagai media seperti foto, video, website, pesan SMS, atau RSS feed
dan merupakan bentuk metadata geosgapasial. Data ini biasanya terdiri dari
(latitude dan longitude coordinates) koordinat lintang dan bujur, meskipun mereka
juga dapat mencakup ketinggian, bantalan, jarak, akurasi data dan nama tempat
yang dapat digunakan sebagai foto. Geotagging dapat membantu pengguna
menemukan berbagai macam informasi spesifik lokasi. Misalnya dapat
menemukan gambar yang diambil di dekat sebuah lokasi tertentu dengan
memasukkan koordinat lintang dan bujur menjadi gambar yang cocok untuk
mesin pencari. Geotagging juga dapat berpotensi digunakan untuk mencari berita
berbasis lokasi, website atau sumber daya lainnya. Geotagging dapat memberitahu
pengguna mengenai lokasi dari gambar yang diberikan atau media lain atau sudut
pandang dan sebaliknya pada beberapa platform media yang relavan ke lokasi
tertentu.
Avenza maps memungkinkan pengguna menyusun skema data sehingga
informasi yang dapat dikumpulakan tidak terbatas pada informasi lokal Untuk
melakukan rektifikasi citra perlu dilakukan transformasi koordinat citra menjadi
koordinat di lapangan. Dari pengukuran GPS didapatkan koordinat lapangan
(GCP) dan selanjutnya ditentukan lokasi koordinat tersebut sesuai kenampakan

24
25

pada citra sehingga didapatkan koordinat citra. Hal ini sesuai dengan Wahyu Dan
Bangun (2016) yang menyatakan. Koordinat ini digunakan sebagai titik sekutu
dalam proses transformasi koordinat citra menjadi koordinat lapangan sehingga
didapatkan parameter transformasi. Untuk mengeleminasi berbagai kesalahan
geometrik, maka dilakukan koreksi geometrik. Memilih metode setelah
mengetahui karakteristik kesalahan geometrik dan tersedianya data referensi.
Pemilihan metode tergantung pada jenis data (resolusi spasial), dan jenis
kesalahan geometric (skew, yaw, roll, pitch) data.
Georeferencing memberikan sistem koordinat pada suatu objek gambar
dengan cara menempatkan suatu titik control terhadap suatu persimpangan antara
garis lintang dan bujur pada gambar berupa objek tersebut, atau dengan
menempatkan titik ikat pada lokasi yang sudah diketahui koordinatnya. Cara
dalam proses georeferencing di ArcGIS dengan menempatkan titik control pada
suatu garis perpotongan lintang dan bujur kemudian untuk memasukkan nilai
koordinatnya, klik kanan pada control tersebut, lalu pilih input X dan Y atau input
DMS of Lon and Lat. Akan tetapi cara tersebut cenderung akan menghasilkan
RMS Error yang cukup besar, tergantung dari tingkat ketelitian saat menempatkan
titik conrol.
Digitasi mengkonversi objek geografis dari data peta raste (peta dengan
format jpg). Menurut Rifa'i (2012) mengemukakan digitasi merupakan usaha
untuk mengambarkan kondisi bumi kedalam sebuah bidang datar dalam komputer
atau pengubahan data peta hardcopy menjadi softcopy. Sumber data peta untuk
digitasi dibagi menjadi beberapa, salah satunya data tabular. Data tabular ini
merupakan data yang terdiri dari manual tabel dan GPS.

25
26

KESIMPULAN

Kesimpulan
1. sebagian besar kawasan konservasi dan habitat asli (remnant) di Indonesia
telah terfragmentasi oleh elemen lanskap yang didominasi oleh aktivitas
manusia dalam bentuk perkebunan kelapa sawit, perkebunan, hutan tanaman,
pertambangan, pemukiman dan lahan pertanian masyarakat
2. Avenza maps memungkinkan pengguna menyusun skema data sehingga
informasi yang dapat dikumpulakan tidak terbatas pada informasi lokal
3. Lanskap berubah setiap saat karena pengaruh berbagai faktor pendorong baik
faktor fisik, sosial ataupun ekonomi. Memprediksi arah perubahan lanskap
dan memperkirakan akibatnya di masa depan merupakan informasi yang
penting
4. Konsep ecocity adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan yang
didasarkan pada dua prinsip, yaitu integritas dan konektivitas ekologis.
5. Untuk itu tindakan konservasi yang dilakukan mencakup kegiatan antara lain
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keragaman jenis baik
flora maupun fauna termasuk ekosistemnya,

26
27

DAFTAR PUSTAKA

Auliya, P. Sasmito, B. Laila, N., A. 2017. Efektivitas Penentuan Garis Pantai


Menggunakan Citra Resolusi Tinggi dan Resolusi Menengah (Studi
Kasus : Kabupaten Pacitan). Jurnal Geodesi. 6(1): 267-276.

Lukiawan, R., Endi, H.,P Dan Meilinda, A. 2019. Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Berbasis Web Untuk Persebaran Kantor Pos di Kota Semarang
Dengan Google Maps Api. Jurnal Standardisasi. 21(1): 45 – 54.

Kissinger. 2002. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan, Struktur Tegakan, dan Pola


Sebaran Spasial Beberapa Spesies Pohon Tertentu di Hutan Kerangas.
[Unpublished Thesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nurwauziyah, I. Muljo, S., B dan Hidayat, H. 2016. Analisis Ketelitian Geometric


Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan
Wonorejo, Surabaya). Jurnal Teknik ITS. 5(2): 421-426.

Purwadhi, S.P dan Sanjoto,T. 2009. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan


Jauh. Semarang. Pusat Data Penginderaan Jauh LAPAN dan Jurusan
Geografi UNS..

Setvorini, D. 2003. Penertiban Penggunaan Lahan Sempadan Sungai Mutlak


Dilakukan. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah dalam
Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan.

Wahyu ,T.,P Dan Bangun,M.,S. 2016. Sistem Informasi Geografis Pemetaan


Kantor Dinas Pemerintah Kota Palembang menggunakan ArcGIS.. Jurnal
Teknik Its. 5( 2): 150-153

Wuisang, C. 2015. Konservasi Biodiversitas Di Wilayah Perkotaan: Evaluasi


Lansekap Koridor Hijau Di Kota Manado. Media Matrasain 12 (2): 47-48

Wuisang, C.E.V 2009, Application of Green Infrastructure’s Approach: an


assessment of Conservation in Peri Urban Area, proceeding paper at the
11th International Conference on Quality in Research (QiR), Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia

27

Anda mungkin juga menyukai