Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANI EGA KARTIKA

NPM : C1C017001

KELAS : ACCOUNTING B

MATKUL : STUDY KELAYAKAN BISNIS (SKB)

TUGAS 1

Membuat analisi lingkungan hidup PT,Freeport Indonesia dan PT Bukit Asam TBK

PT FREEPORT INDONESIA

PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah perusahaan penambangan dan eksplorasi yang


menyadari tugas dan tanggung-jawabnya dalam pelestarian sumber daya alam dan
pembangunan yang berkelanjutan, khususnya di Propinsi Papua. Untuk mencapai komitmen
ini, PTFI akan:

 Mematuhi semua hal yang terkait dengan kewajiban penaatan, dan ketentuan
perundangan lingkungan yang berlaku, komitmen lingkungan yang secara
sukarela diikuti dan ketentuan kebijakan Lingkungan FCX (kewajiban
penaatan yang terkait dengan aspek lingkungan PTFI).

 Mengupayakan perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran


lingkungan.

 Mengupayakan perbaikan yang berkesinambungan dengan


mengimplementasikan sistem manajemen lingkungan untuk meningkatkan
kinerja lingkungan dengan menetapkan tujuan dan sasaran berdasarkan data
yang absah dan berlandaskan ilmu pengetahuan yang tepat, dengan mengkaji
ulang sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta melalui audit
internal maupun audit eksternal berkala.

 Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan menjadi bagian integral pada


setiap tahap perencanaan, perekayasaan dan pengoperasian.
 Bekerja sama dengan masyarakat di sekitar wilayah kerja dengan prinsip
saling menghormati dan mengembangkan kemitraan aktif.

 Mendukung program program efisiensi energi beserta pengurangan,


penggunaan kembali dan daur ulang (3R) dan pembuangan yang
bertanggung jawab dari produk yang digunakan dalam operasional.

 Berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan


terintegrasi dalam rencana penggunaan lahan.

 Memastikan bahwa kebijakan ini didokumentasikan, disampaikan kepada


seluruh karyawan dan semua orang yang bekerja mewakili perusahaan, dan
terbuka untuk semua pihak.

Program Pemantauan Lingkungan jangka panjang Freeport Indonesia dirancang untuk


memantau dampak-dampak lingkungan potensial dengan rutin mengukur karakteristik mutu
air, biologi, hidrologi, sedimen, dan meteorologi di seluruh daerah operasi kami

Freeport Indonesia memiliki sebuah laboratorium lingkungan di dalam area yang


menghasilkan analisis data untuk digunakan dalam program pemantauan. Laboratorium ini
memperoleh sertifikasi standar kualitas ISO 17025 untuk laboratorium analitika dari Komite
Akreditasi Nasional Indonesia dan telah teregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup
sebagai Laboratorium Lingkungan. Sebagai bagian dari pengawasan dan audit lingkungan
yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup mengambil
sampel air, sedimen, ikan, air permukaan, dan emisi cerobong. Hasil-hasilnya secara rutin
mengkonfirmasi data dari Freeport Indonesia.

Pada tahun 2002, Freeport Indonesia menyerahkan laporan Penilaian Risiko Ekologi kepada
Pemerintah Indonesia pada sebuah Asesmen Risiko Ekologi yang terinci terhadap sistem
pengelolaan tailing, yang mengevaluasi jalur-jalur potensial yang dapat mempengaruhi
kesehatan flora, fauna, dan manusia. Asesmen terinci ini memperkuat dasar untuk persetujuan
sistem pengelolaan sirsat dalam AMDAL.
Pada tahun 2002 dilakukan studi dampak tailing terhadap kesehatan masyarakat setempat
serta keanekaragaman hayati. Studi dari berbagai aspek ini kemudian ditinjau kembali
keabsahan metodologi dan kesimpulannya oleh tim panel yang independen dan terdiri dari
ahli yang terpercaya. Hasil studi menujukkan tidak terbukti adanya bahaya kerusakan
ekosistem dan kesehatan manusia. Meskipun demikian, hasil studi ini juga meminta kami
untuk mengambil langkah-langkah lanjutan. Karena wilayah tailing tidak mungkin kembali
sepenuhnya seperti semula, harus dilakukan pengawasan atas kondisi baru yang terjadi.

Pada tahun 2018, program biologi kami memantau lebih dari 55 lokasi sampling dengan total
117 kegiatan pemantauan meliputi kegiatan pemantauan nekton dengan menggunakan trawl
(jaring pukat) dan gillnet (jaring insang), benthos, plankton, dan metal uptake (kandungan
logam dalam daging ikan dan udang).  Hasil-hasil dari pemantauan terkini memperlihatkan
bahwa sampel daging ikan dan udang dari daerah tailing layak dikonsumsi sebagaimana
diatur dalam standar baku mutu makanan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai