JURUSAN S1 AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. yang patut terucap dengan selesainya makalah
Pengauditan yang berjudul “Strategi Audit Menyeluruh dan Menentukan serta Menggunakan
Materialitas”. Atas izin Allah SWT pemilik dan pengatur seluruh alam-begitu banyak nikmat yang
telah diberikan kepada penulis sehingga makalah ini terselesaikan.
Tujuan dari penulisan makalah ini merupakan untuk memenuhi tugas Pengauditan dan
menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana strategi dari audit menyeluruh dan
menentukan materialitas .
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengampu mata kuliah
“Pengauditan 1” yaitu Ibuk Dr. Nurna Aziza, SE. M. Si. Akt. Karena berkat bimbingannya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik. Walaupun masih terdapat banyak kesalahan.
Insya Allah makalah ini bisa memberikan manfaat untuk meningkatkan pemahaman serta
inspirasi pembaca mengenai strategi audit menyeluruh dan menentukan materialitas.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI……………….........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah………………………..………………………………………................2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Strategi Audit Menyeluruh………………………………………………………………….3
2.1.1 Perencanaan Audit…………………………………………………………………….3
2.1.2 Menyusun Strategi Audit Menyeluruh……………………………………………….4
2.1.3 Mengomunikasikan Rencana Audit………………….……………………………….7
2.1.4 Dokumentasi…………………………………………………………………………..8
2.2 Menentukan dan Menggunakan Materialitas………………………………………………..8
2.2.1 Selayang Pandang……………………………………………………………………8
2.2.2 Menentukan Materialitas……………………………………………………………..10
2.2.3 Materialitas dalam Perencanaan dan Penilaian Risiko……………………………….15
2.2.4 Materialitas dalam Pelaksanaan Prosedur Audit………………………………………17
2.2.5 Materialitas dalam Pelaporan…………………………………………………………18
2.2.6 Hal-Hal Lain…………………………………………………………………………..19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
1.Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun strategi audit menyeluruh
2.Untik mengetahui bagaimana cara menentukan dan menggunakan materialitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyususnan strategi audit secara menyeluruh dimulai pada awal penugasan, kemudian
diselesaikan dan dimutakhirkan sesuai informasi yang diperoleh dari:
Waktu yang diperlukan untuk menyusun strategi audit menyeluruh bervariasi antara satu audit
dengan audit lainnya, tergantung dari:
Rencana audit terinci dimulai sedikit lebih belakangan, ketika penilaian risiko spesifik
direncanakan dan ketika ada cukup informasi mengenai risiko yang dinilai untuk memberikan
tanggapan audit yang tepat.Audit pada entitas kecil lazimnya dilaksanakan oleh tim audit yang
sangat kecil. Hal ini menyebabkan koordinasi dan komunikasi antar anggota tim audit menjadi
3
sangat mudah dan pembuatan strategi audit secara menyeluruh sangat sederhana.
Dokumentasinya dapat dilakukan dengan memo singkat yang berisi:
Dalam menyusun Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan kunci yang dianggap
penting dalam merencanakan audit dan mengkomunikasikan hal-hal penting kepada anggota tim
dengan baik.
Langkah-Langkah Dasar
1.Cara memulainya
4
Sesudah risiko dinilai pada tingkat laporan keuangan, buat tanggapan secara keseluruhan
yang tepat
Komunikasikan garis besar lingkup dan waktu yang direncanakan untuk audit itu kepada
TCWG
Mutakhirkan dan ubah strategi dan rencana audit jika ada perubahan situasi
Sementara pekerjaan audit berjalan, perubahan keadaan atau informasi baru didapat menyebabkan
strategi audit menyeluruh dan rencana audit terinci harus diubah.Perubahan audit ini harus
didokumentasikan dengan alasannya.Dokumentasi mengenai strategi audit menyeluruh memuat
hal-hal penting yang disajikan dibawah ini.
Dokumen
1.Ciri-ciri penugasan
2.Tujuan pelaporan
a.Faktor risiko
5
d.Komunikasi lain dengan pihak ketiga
3.Faktor-faktor penting
Materialitas
Penilaian awal pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan dan dampaknya
terhadap audit
Identifikasi awal mengenai:
a.Jenis transaksi, saldo akun, dan pengugkapan yang penting dan material
b.Area dimana ada risiko salah saji yang material yang lebih besar
Tim audit
6
Pembagian tugas di antara staf, termasuk pertimbangan pengalaman dan keahlian jika
dinilai ada risiko salah saji yang lebih tinggi
Anggaran untuk penugasan, termasuk anggaran waktu yang cukup untuk area yang
berisiko salah saji yang lebih tinggi
7
Terdeteksinya atau kemungkinan adanya kecurangan
2.1.4 Dokumentasi
Auditor wajib memasukkan dalam dokumentasi auditnya:
Strategi audit menyeluruh
Rencana audit
Setiap perubahan yang signifikan dibuat selama penugasan audit, terhadap strategi
audit atau rencana audit, dan alasan untuk melakukan perubahan tersebut.
Strategi audit menyeluruh dan rencana audit terinci, termasuk rincian perubahan selama
penugasan audit, harus didokumentasikan. Auditor dapat menggunakan memo, program audit
baku, atau daftar penguji dalam penyelesaian audit, yang sesuai dan tepat untuk situasi dalam
penugasan tersebut.
8
memengaruhi keputusan ekonois pemakai laporan keuangan.Jika umlah salah saji yang tidak
dikoreksi, terpisah atau dibungkam, lebih besar dari overall materiality yang ditetapkan untuk
penugasan tersebut maka laporan keuangan disalahsajikan secara material.
overall materialitydidasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan
secara umum dari pemakai laporan keuangan berbagai pemakai sebagai satu kelompok. Oleh
karena itu, dampak salah saji untuk seorang pemakai tertenti (specific individual users), yang
kebutuhannya bias berbeda, tidak menjadi pertimbangan auditor dalam menetapkan
materialitas secara keseluruhan (overall materiality).
9
2.2.2 Bagaimana Menetukan Materialitas
a.Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan akuntansi.
b.Mempunyai keinginan untuk mempelajari informasi dalam laporan kuangan dengan cukup
cermat.
c.Memahami bahwa laporan keuangan dibuat dan diaudit pada tingkat materialitas (dan
mengabaikan yang tidak material).
d.Menerima ketidakpastian yang inheren dalam penggunaan estimasi, judgement, dan
pertimbangan mengenai peristiwa di kemudian hari.
e.Membuat keputusan ekonomis yang wajar atas dasar informasi dalam laporan keuangan.
10
terhadap laporan keuangan bias signifikan dan (yang terburuk) dapat berdampak pada
ketidak tepatan penggunaan going concern assumption dalam penyusunan laporan
keuangan.
3.Unsur laporan keuangan yang relevan:
apa unsur laporan keuangan yang terpenting atau yang penting-penting dalam laporan
keuangan, yang menjadi perhatian atau minat pemakai laporan keuangan (asset, kewajiban,
ekuitas, laba, dan beban)?
4.Sifat entitas:
pertimbangan sifat entitas, misalnya dalam tahap life cyrcle, di mana entitas ini berbeda
(bertumbuh “senja” atau mature, atau menurun, atau “sekarat”). Bagaimana keadaan
industrinya di mana entitas ini berada. Bagaimana lingkungan ekonomi dimana entitas ini
beroperasi?
5.Apakah perlu adjustments?:
apakah adjustmentsdiperlukan untuk “menormalkan” acuan atau benchmarkbase? Misalnya,
laba dari kegiatan yang masih berlanjut (income from continuing operations) dapat di adjust
untuk:
Pendapatan atau beban luar biasa atau yang tidak berulang (non-recurring); dan
Bonus kepada manajemen, yang didasarkan atas laba sebelum bons atau yang
dibayarkan sekadar untuk menurunkan laba yang ditahan perusahaan.
6. Fokus utama para pemakai: apa informasi dalam laporan keuangan yang menarik perhatian
utama pemakai? Contoh pemakai menaruh minat pada:
Mengevaluasi kinerja keuangan, maka focus mereka adalah pada laba, pendapatan,
atau asset neto; dan
Sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka focus mereka
adalah pada sifat dan luasnya/dalamnya pendapatan dan beban.
Pembelanjaan entitas: bagaimana entitas dibelanjai? Jika sekadar dari utang (dan
bukan modal ekuitas), pemakai akan menekankan pada asset yang dijadikan agunan
dan klaim kreditur terhadp laba entitas.
8.Udah merubah-ubah (volatile):
seberapa mudah berubahnya/tidak stabilnya acuan yang diusulkan? Contoh, acuan
berdasarkan angka lapa umumnya merupakan acuan yang tepat. Namun, jika entitas beropesai
11
mendekati break-even atau hasil usaha berfluktuasi dangan hebat, angka laba mungkin bukan
acuan yang tepat untuk menentukan materialitas.
9.Acuan alternatif:
apakah ada alternatif untuk acuan yang diusulkan? Apakah alternatif ini tepat untuk situasi
yang dihadapi? Acuan alternative bias berupa current assets, net working capital, total assets,
total revenues, gross profit, total equity, dan cash flow from operations.
2.Performance Materiality
Overall materiality dan specific materiality diterapkan dalam hubungan dengan kebutuhan
pemakai laporan keuangan.Performance materiality ditetapkan dalam jumlah yang lebih rendah.
Akibatnya, auditor melaksanakan lebih banyak pekerjaan audit (salah saji yang lebih kecil akan
teridentifikasi) dan risiko audit ditekan ke tingkat rendah yang dapat diterima. Jika audit
direncanakan hanya untuk mendeteksi salah saji material, yang atau berdiri sendiri, tidak akan
adda pelung membuat kesalahan (no margin of error). Padahal peluang ini diperlukan untuk
mengidentifikasi dan memperhitungkan salah saji yang immaterial yang mungkin ada.Dan jika
dijumlahkan, salah saji yang masing-masingnya immaterial secara tergabung dapat menyebabkan
laporan keuangan laporan keuangan disalahsajikan secara material.Performance
materialitydirancang untuk:
a.Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materialitydapat
dideteksi; dan
b.Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi.
Penyangga ini adalah selisih antara gabungan seluruh salah saji yang terdeteksi tetapi tidak
dikoreksi dan overall materiality atauspecific materiality.
Penentuan performance materiality tidaklah merupakan hitungan mekanis yang sederhana seperti
“sekedar menyatakan” 80% dari overall materiality.Penyederhanaan seperti ini mengabaikan
factor risiko yang spesifik, yang bias relevan bagi entitas itu. Sebagai contoh,jika ada risiko yang
tinggi untuk membuat kesalahan dalam menghitung harga persediaan,
performancematerialitydapat diturunkan agar pekerjaan audit lebih banyak untuk menemukan
salah saji. Sebaliknya, jika risiko salah saji dalam piutang dagang itu kecil, performance
12
materiality dapat dinaikkan, dengan akibat pekerjaan audit substantive dapat
dikurangi.Performance materiality memerlukakn kearifan professional auditor.
Performance
Overall Materiality Specific Materiality
Materiality
Tujuan Sebagai ambang batas untuk Sebagai ambang batas
menentukan bahwa laporan (lebih rendah dari overall
keuangan bebas dari salah saji materiality) yang
yang material, baik diteraokan pada jenis
karena error atau fraud. transaksi, saldo akun,
atau disclosures tertentu
dimana salah saji yang
lebih kecil dari overall
materialiy dapat
memengaruhi keputusan
ekonomis pemakai
laporan.
Dasar Salah saji yang dapat diterima Tingkat salah saji terkait Berapa banyak
perhitungan (tolerable oleh pemakai dengan jenis transaksi, pekerjaan audit
laporan,,karena tidakk saldo akun, agar:
memengaruhi keputusan atau disclousure tertentu,
a. Salah saji di
ekonomisnya. yang secara wajarnya bawah over-
dapat memengaruhi all atau specific
keputusan ekonomis materiality)
pemakai. dapat
ditemukan; da
nada margin
pengaman untuk
salah saji yang
tidak terdeteksi
13
Ancer- Meterialitas berurusan dengan Tentukan angka yang SA yang
ancer kearifan profrsional dan bukan lebih rendah, memberikan
sebagai titik sekadar hitungan mekanis. Oleh berdasarkan kearifan petunjuk yang
awal karena itu, ISA tidak professional, untuk area spesifik.
memberikan petunjuk yang atau unsur laporan Persentase
sepsifik. Dalam perktiknya, keuangan yang sensitive bervariasi dari
laba darioperasi perusahaan atau spesifik. 60%(
yang berjalan normal (3sampai dari overall atau
7%) seriign digunakan sebagai Ispesific
acuan yang paling Signifinkan materiality),
bagi pemakai laporan. Jika laba dimana risiko
bukan acuan yang tepat salah saji yang
(misalnya untuk entitas nirlaba) material yang
atau bukan merupakan stable lebih besar,
base,, acuan lain yang dapat sampai 85%
digunakan: dimana risiko
a. Revenues atau expenditure: 1 salah saji yang
sampai 3%; material lebih
b. asset 1 sampai 3%; atau kecil.
c. equity3 sampai 5%.
Penggunaan Menentukan apakah salah saji Menentukan apakah
a. Menilai
dalam audit yang tidak dikoreksi, terpisah salah saji yang tidak risiko salah saji
atau tergabung, dikoreksi, terpisah atau yang material.
melampaui overall materiality. tergabung, b. Rancang
melampaui specific prosedur audit
materialiy. selanjutnya
sebagai
tanggapan
atas assessed
risks.
14
Revisi a. perubahan situasi selama audit Perubahan dalam situasi
a. Perubahan
selama seperti penjualan sebagian khusus dalam assessed
audit bisnis. risks.
b. Informasi baru.
berlangsung b. Sifat dan
c. Perubahan dalam perubahan luasnya salah
auditor mengenai entitas dan saji ditemukan
usahanya, sesudah melakukan sewaktu
prosedur audit selanjutnya melaksanakan
(misalnya, laba sebenarnya prosedur audit
sangat berbeda dari ekspektasi). selanjutnya.
c. [erubahan
dalam
pemahaman
auditor
mengenai
entitas.
15
Digunakan materialitas untuk:
1. Menentukan items ddalam laporan keuangan yang harus diaudit;
2. Menetapkan konteks dan rujukan untuk strategi audit menyeluruh (overall audit strategy);
3. Merencanakan sifat (nature), waktu pelaksanaan (inning), dan luasnya (extent) prosedur
audit tertentu;
4. Menemukan specific materiality untuk jenis transaksi (classes of transaction), saldo akun
(account balance), atau disclosures tertentu dimana angka salah saji yang lebih rendah dari
overall materiality atau performance materiality (secara layak) diperkirakan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan;
5. Menemukan performance materiality untuk setiap tingkat specific materiality, sesuai dengan
kebutuhan audit, untuk jenis transaksi, saldo akun, atau disclosures tertentu, tergantung tingkat
risiko yang dikehendaki untuk masing-masing item tersebut;
6. Menevaluasi bukti terakhir untuk menentukan perlu/tidaknya adjustments atau revisi
terhadap tingkat-tingkat materialitas.jika diperlukan, auditor akan merevisi sifat, waktu
pelaksanaan dan luas prosedur sesuai keadaan.
Prosedur penilaian risiko
1. Mengidentifikasi prosedur penilaian risiko (risk assessment procedure)apa saja yang
diperlukan.
2. Menetapkan konteks atau rujukan ketika auditor mengevaluasi informasi yang diperoleh.
3. Menilai besar dan dampak dari risiko yang di/teridentifikasi
4. Menilai hasil dari prosedur penilaian risiko.
Pertemuan tim penugasan
1. Memastikan bahwa anggota tim memahami pemakai laporan keuangan diidentifikasi dan apa
yang layaknya menjadi ekspektasi mereka ddalam membuat keputusan ekonomis. Hal ini
berguna dalam hal adanya informasi yang diketahui anggota tim, yang memerlukan perubahan
angka materialitas dari apa yang ditetapkan pada awalnya. Contoh dari hal-hal yang
memerlukan perubahan angka materialitas:
a. Keputusan melepas bagian yang besar dari bisnis entitas
b. Informasi baru atau factor risiko(yang baru di ketahui) yang seharusnya berdampak
dalam penentuan materialitas awal.
16
c. Perubahan dalam pemahaman auditor mengenai entitas dan kegiatan usahanya, sebagai
hasil dari pelaksanaan prosedur audit selanjutnya, misalkan ketika angka laba sebenarnya
berbeda dari angka yang diantisipasi.
2. Menyusun strategi audit menyeluruh (overall audit strategy)
3. Menentukan luasnya pengujian sehubungan dengan:
a. Performance materiality;
b. Specific performance materiality.
4. Mengidentifikasi masalah audit yang gawat (critical audit issues ) dan area yang
memerlukan perhatian atau penekanan audit.
Auditor harus menggunakan materialitas ketika menentukan sifat, waktu pelaksanaan, dan luasnya
prosedur audit. Gunakan materialitas untuk:
Mengidentifikasi prosedur audit selanjutnya (futher audit procedures)
.Menetukan item mana yang harus dipilih untuk sampling atau testing, dan apakh harus
menggunakan teknik sampling
Membantu menentukan banyaknya sampel
Mengevaluasi representative sampling errors (RSE) untuk menentukan salah saji yang
mungkin ada. RSE adalah salah sampling yang mewakili seluruh populasi
Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan (agregat of totall errors) pada tingkat akun
sampai ke tingkat laporan keuangan.
Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang
tidak dikoreksi (uncorrected misstatements) yang ada dalam saldo awal retained
earniings
Menilai hasil prosedur audit.
17
2.2.5 Matrealitas dalam Pelaporan
Berikut ini terjemahan alinea 11 dan 12 dari ISA 450. ISA 450. 11
Auditor wajib menetukan apakah salah saji yang tidak dikoreksi adalah material, sendiri-sendiri
atau jika digabungkan. Dalam menentukan hal ini auditor wajib mempertimbangkan:
Besar dan sifat salah saji, dalam hubungannya dengan jenis transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan tertentu, maupun dalam hubungan dengan laporan keuangan secara
keseluruhan, serta situasi di mana salah saji itu terjadi, dan (liaht alinea A13-A17, A19-A20)
Dampak salah saji yang tidak dikoreksi dalam hubungannya dengan jenis transaksi, saldo akun,
atau pengungkapan terkait, serta laporan keuangan secara keseluruhan tahun lalu. (lihat alinea
A18).
ISA 450. 12
Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG mengenai salah saji yang tidak dikoresi dan
dampaknya, sendiri-sendiri atau jika digabungkan, terhadap pendapat auditor kecuali jika dilarang
oleh ketentuan perundang-undangan. Komunikasi auditor wajib mengidentifikasi masing-masing
salah saji material yang tidak dikoreksi. Auditor wajib meminta salah saji yang belum dikoreksi,
agar dikoreksi.
Sebelum menerbitkan opini auditor harus:
Menegaskan kembali materialitas yang ditetapkan untuk laporan keuangan secara keseluruhan;
Mengevaluasi sifat dan jumlah agregat salah saji yang tidak dikoreksi yang ditemukan auditor;
dan
Membuat penilaian menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan disalah sajikan secara material.
Auditor menggunakan materialitas untuk:
Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan pada tingkat akun sampai ke tingkat laopran
keuangan;
Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang tidak
dikoreksi yang ada dalam saldo awal retained earnings;
Menetukan apakah prosedur audit tambahan harus dilaksanakan ketika gabungan salah saji
mendekati overall materiality atau specific materiality;
Meminta manajemen mengoreksi semua slaah saji yang ditemukan;
Mempertimbangkan untuk ,memeriksa kembali area dengan salah saji terbanyak;
18
Memberikan pandangan mengenai sifat dan sesifitas salah saji yang ditemukan, dan juga
besarannya;
Menentukan apakah laporan audoitor harus dimodifikasi (artinya apakah auditor harus
memberi opini ayang bukan WTP) karena salah saji yang tidak dikoreksidi mana jumlah atau
sifatnya material.
Salah saji gabungan atau agregat (aggregate of misstatements) terdiri atas :
Salah saji yang secara spesifik ditemukan auditor, yang merupakan hasil dari prosedur
pengujiannya; dan
Taksiran saji lainnya yang ditaksir atau diperkirakan.
Dalam bagian ini ada tiga hal yang akan dibahas, yaitu:
Ketika auditor menemukan salah sjai dalam atau selama auditnya, langkah pertama yang harus
dilakuaknya ialah meminta kepada manajemen untuk memperbaiki semua uncorrected
misstatements (salah saji yang belum dikoreksi) jika manajemen memutuskan untuk tidak
mengoreksi beberapa atau seluruh salah saji tersebut, auditor wajib berkomunikasi dengan TCWG
mengenai:
Rincian dari uncorrected misstatements dan dampaknya, terpisah atau secara agregat,
terhadap opini dalam laporan auditor;
Salah saji yang tidak dikoreksi dan berjumlah material, satu demi satu; dan
Dampak salah saji yang tidak dikoreksi terhadap jenis transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan periode lalu, dan laporan keuangan secara keseluruhan.
2.Pemuktahiran Materialitas
19
Penilaian awal mengenai overall materiality dan specific materiality dapat berubah dari
perencanaaan audit pada awal mulanya, sampai saat mengevaluasi hasil dari prosedur audit. Hal
ini dapat terjadi karena perubahan situasi atau perubahan mengenai apa yang diketahui auditor
setelah melaksanakan prosedur audit.
Ketika situasi berubah dari suatu periode ke periode berikutnya, auditor perlu mempertimbangkan
dampak salah saji pada ekuitas awal periode.
4.Pendokumentasian
overall materiality
tingkat spesific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan tertentu;
performance materiality; dan
setiap revisi atau perubahan terhadap faktor-faktor di atas selama audit berlangsung
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjalasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa menyusun rencana audit
dan strategi audit secara menyeluruh adalah bagian dari tahap pertama dalam proses
audit, yakni tahap penilaian risiko serta merencanakan audit dengan tujuan
menghasilkan startegi audit dan rencana audit secara menyeluruh, yang diikuti dengan
dokumentasi.Perencanaan dilakukan pada dua tingkat yaitu tingkat pertama adalah
strategi audit secara menyeluruh dan tingkat kedua rencana audit
terperinci.Penyusunan audit secra menyeluruh dimulai pada awal penugasan,kemudian
diselesaikan dan dimutakhirkan sesuai informasi yang diperoleh dari pengalaman di
masa lalu dengan entitas,kegiatan-kegiatan pendahuluan dan dalam tahap pra-
penugasan.Sedangkan langkah awal untuk menentukan angka materialitas, auditor
biasanya menggunakan suatu acuan ,ambang batas,threshold atau benchmark.Sifat dari
acuan ini besarnya presentase didasarkan padakearifan professional.Menentukan
materialitas merupakan unsur kunci dalam proses perencanaan.penentuan tingkat
materialitas bukanlah suatu tahap yang berdiri sendiri atau terpisah dari tahap-tahap
lain, melainkan proses yang berkesinmbungan dari satu tahap ke tahap berikutnya
sampai akhir audit.
3.2 Saran
Kami berharap semoga di penelitian berikutnya bisa lebih membahas dan memnggali
lagi mengenai strategi audit menyeluruh, dan menentukan dan menggunakan
materialitas karena menyusun strategi audit menyeluruh ini adalah bagian tahap petama
dalam proses audit dan ini sangat penting bagi seorang auditor serta kami berharap
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca, kami memiliki banyak
keterbatasan.Oleh Karena itu kami menyarankan agar para calon auditor dapat lebih
mengetahui masalah strategi audit menyeluruh,menentukan dan menggunakan
materialitas.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23