Anda di halaman 1dari 17

AUDIT PLANNING

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi


Dosen: FATKHUR ROKHMAN, S.E,M.M,Ak,CA,CIFE,CDA,RSA

DISUSUN OLEH:
FERDI DERMAWAN NASUTION 0502212038

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI AKUNTANSI SYARIAH
MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Makalah ini
membahas tentang Audit Planning.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas Perencanaan audit adalah total lamanya
waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai
pada pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh Variabel ini diukur
dengan menggunakan jam perencanaan audit. Penulis berharap makalah ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini

Medan, 23 Desember 2023

Ferdi Dermawan Nasut

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................................... 2
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 3
1.3 TUJUAN MASALAH ........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4
2.1 PENGERTIAN AUDIT PLANNING.................................................................. 4
2.2 TAHAPAN-TAHAPAN AUDIT PLANNING ................................................... 5
2.3 PROSEDUR PERENCANAAN AUDITING ..................................................... 8
2.4 ISI PERENCANAAN AUDIT ............................................................................. 9
2.5 ELEMEN-ELEMEN PERENCANAAN AUDIT ............................................. 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 14
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 15

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perencanaan audit, atau audit planning, merupakan tahapan krusial dalam


pelaksanaan audit yang efektif. Tanpa perencanaan yang matang, proses audit berisiko
menjadi tidak efisien, tidak fokus, dan berpotensi gagal dalam mengidentifikasi temuan-
temuan penting.

Berikut beberapa alasan mengapa audit planning menjadi sangat penting:

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit: Perencanaan yang baik membantu


auditor memahami dengan jelas lingkup audit, risiko-risiko yang dihadapi, dan prosedur
audit yang diperlukan. Hal ini memungkinkan auditor untuk mengalokasikan waktu dan
sumber daya secara optimal, serta menghindari pemborosan dalam proses audit.
Mengurangi risiko kegagalan: Mengidentifikasi risiko-risiko yang potensial sejak awal
dan merancang prosedur audit yang tepat untuk mengatasinya, dapat meminimalisir
kegagalan dalam mengidentifikasi temuan-temuan penting yang dapat berdampak serius
bagi organisasi.
Meningkatkan kredibilitas dan kualitas audit: Perencanaan yang matang
menunjukkan profesionalisme dan kehati-hatian auditor. Hal ini meningkatkan
kepercayaan stakeholders terhadap proses audit dan kualitas laporan audit yang
dihasilkan.
Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi: Rencana audit yang jelas dan
terdokumentasi dengan baik memudahkan komunikasi dan koordinasi antara auditor,
manajemen, serta pihak-pihak terkait lainnya. Ini memastikan semua pihak memahami
tujuan audit, lingkup kerja, dan ekspektasi terhadap proses audit.

Secara umum, proses audit planning meliputi: Memahami entitas yang diaudit:
Mengumpulkan informasi tentang entitas yang akan diaudit, seperti struktur organisasi,
kegiatan usaha, dan sistem pengendalian internal. Menetapkan risiko-risiko audit:
Mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang dapat berdampak pada laporan
keuangan entitas. Menentukan lingkup audit: Menetapkan area-area spesifik yang akan
menjadi fokus audit berdasarkan penilaian risiko. Mengembangkan prosedur audit:
Merancang prosedur audit yang tepat untuk menguji pengendalian internal dan
transaksi-transaksi keuangan. Menyusun anggaran waktu dan sumber daya: Memastikan
ketersediaan sumber daya (tenaga, waktu, biaya) yang cukup untuk pelaksanaan audit
sesuai rencana. Mendokumentasikan rencana audit: Menyusun dokumen rencana audit
yang jelas dan terstruktur untuk memastikan pemahaman dan konsistensi selama
pelaksanaan audit.

Dengan memahami pentingnya dan langkah-langkah dalam audit planning, auditor


dapat melaksanakan audit secara efektif dan efisien, serta memberikan nilai tambah bagi
organisasi yang diaudit.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Audit Planning?
2. Mengetahui Tahap-tahapan Audit Planning?
3. Mengetahui Prosedur Audit Planning?
4. Mengetahui isi Audit Planning?
5. Mengetahui Elemen-elemen Audit Planning?

1.3 TUJUAN MASALAH


Dari Rumusan masalah diatas penulis dapat membuat tujuan masalah sebagai
berikut:

1. mengetahui pengertian dari Audit Planning?


2. Mengetahui Tahap-tahapan Audit Planning?
3. Mengetahui Prosedur Audit Planning?
4. Mengetahui isi Audit Planning?
5. Mengetahui Elemen-elemen Audit Planning?

3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AUDIT PLANNING
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh Variabel ini diukur dengan menggunakan jam
perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan
oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
1. Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik
(SPAP) mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai yaitu:
´Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.´ (IAI, 2001).
2. Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya ‘Auditing´, menerangkan bahwa:
Perencanaan dan supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor
sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan sebagian
fungsi perencanaan dan supervise auditnya dalam kantor akuntannya (asisten).
3. Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional AkuntanPublik
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2001) mensyaratkan agar audit dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji yang material
dalam laporan keuangan´.
4. Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa
Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktudan biaya yang
wajar .
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Sifat , lingkup, dan saat perencanaan bervariasi
dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan
pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam perencanaan audit, auditor harus
mempertimbangkan, antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat
entitas tersebut.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.

4
c. Metode yang digunakan oleh ent itas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi
antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan
auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang
diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien
terhadap kontrak perjanjian)

2.2 TAHAPAN-TAHAPAN AUDIT PLANNING


Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam perencanaan auditing agar auditing yang
dilakukan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu :

Mendapatkan pemahaman Melaksanakan Menetapkan pertimbangan


tentang bisnis dan bidang prosedur dan awal tentang tingkat
usaha klien analitis materialitas

Mendapatkan pemahaman Menetapkan strategi audit Mempertimbang


tentang struktur awal untuk asersi-asersi kan resiko audit
pengendalian intern klien

Penjelasan :
Seperti yang terlihat dalam urutan diatas, tahapan-tahapan yang harus dilakukan
dalam perencanaan auditing yaitu :

1. Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien


Untuk dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus
memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian,

5
transaksi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan
keuangan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah :
a. Mereview kertas kerja tahun lalu
Dalam penugasan audit ulangan, auditor bisa memperoleh pengetahuan
tentang klien dengan cara mereview kertas kerja tahun yang lalu. Kertas
kerja juga bisa menunjukkan masalah-masalah yang muncul dalam audit
pada tahun lalu yang mungikin masih akan berlanjut pada audit tahun-tahun
selanjutnya.
b. Mereview data industry dan bisnis klien
Informasi mengenai industri yang di dalamnya klien beroperasi dapat
diperoleh dengan membaca data industri yang dikumpulkan oleh kantor
akuntan dan berbagai publikasi (misalnya majalah) yang diterbitkan industri
yang bersangkutan.
c. Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat langsung fasilitas operasi dan
perkantoran. Hal ini dikarenakan :
1) Dengan Peninjauan langsung ke pabrik, auditor akan mengetahui tata
letak pabrik, proses operasi, dll
2) Auditor juga mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi catatan
akuntansi dan fasilitas PDE, dan kebiasaan para karyawan.
d. Mengajukan pertanyaaan ke komite audit
Komite audit dari dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting kepada
auditor mengenai bisnis dan industri klien. Komite audit juga bisa memberi
informasi kepada auditor tentang perubahan-perubahan penting dalam
manajemen perusahaan dan struktur organisasi.
e. Mengajukan pertayaan ke manajemen
Baik bagi klien baru maupun klien ulangan, diskusi dengan manajemen akan
berguna bagi auditor untuk dapat mengetahui perkembangan terakhir
perusahaan yang mungkin berpengaruh signifikan pada audit yang akan
dilakukan auditor.
f. Menentukan adanya hubungan istimewa

6
Prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup keharusan untuk membuat
pengungkapan khusus dan dalam hal tertentu menetapkan perlakuan
akuntansi khusus, untuk transaksi transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa. Pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa yang telah teridentifikasi hendahknya diberitahukan kepada semua
anggota
g. Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing tertentu
yang relevan
Dampak dari sejumlah pernyataan yang dibuat oleh instansi berwenang
tertentu seperti Bapepam atau pedoman yang diterbitkan oleh IAI auditor
harus memperimbangkan khusus atas penyataan-pernyataan akuntansi dan
penyataan standar auditing terbaru
2. Melaksanakan prosedur dan analitis
Evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang
masuk antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau
antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis mencakup
perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mematikan
berbagai hubungan dan unsur data.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan prosedur dan analitis yaitu :
a. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang akan dibuat
Jenis perhitungan dan perbandingan yang umum digunakan meliputi:
1) Perbandingan data absolut
2) Analisis Vertikal
3) Analisa Rasio
4) Analisa Trend
b. Mengembangkan ekspektasi dan harapan
Dasar pikiran yang melandasi penggunaan prosedur analitis dalam auditing
ialah bahwa hubungan antar data bisa diperikrakan akan berlanjut
seandainya tidak terjadi hal2 atau kondisi berbeda yang tidak diketahui.
Dalam mengembangkan ekspektasi selain menggunakan data keuangan juga
digunakan data non-keuangan
c. Melakukan perhitungan perbandingan

7
Tahap ini menyangkut penumpulan data yang akan digunakan untuk
menghitung jumlah-jumlah absolut dan selisih persentase antara jumlah
tahun ini dengan jumlah tahun yang lalu, menghitung data common-size ,
dan rasio-rasio.
d. Analisis data dan identifikasi perbedaan signifikan
Analisis hasil perhitungan dan perbandingan akan dapat menambah
pengetahuan auditor tentang bisnis klien. Bagian penitng dari analisis adalah
mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan( unxpected)
atau tidak adanay fluktuasi ayng diharapkan yang bisa memberi petunjuk
meningkatnya risiko terjadinya salah saji.
e. Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan
Selisih tak diharapkan yang signifikan harus diselidiki. Hal ini biasanya
menyangkut peninjauan kembali metoda dan faktor2 yang digunakan dalam
mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepaa manajemen
f. Menentukan pengaruh atas perencanaan audit
Selisih signifikan yang tidak dapat dijelaskan alasan terjadinya, harus
dipandang sebagai incikasi kenaikan resiko salah saji dalam rekening atau
rekening-rekening yang tercakup dalam perhitungan atau perbandingan.
3. Menentapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
4. Mempertimbangkan resiko audit
5. Menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi
6. Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien

2.3 PROSEDUR PERENCANAAN AUDITING


Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervisi
biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan entitas
dan pembahasan dengan personel lain dalam kantor akuntan dan personel entitas
tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi:
1. Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan,
dan laporan auditor tahun lalu.
2. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan personel
kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa nonaudit bagi entitas.

8
3. Meminta keterangan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak
terhadap entitas.
4. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
5. Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris,
atau komite audit.
6. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru.
7. Mengkoordinasi bantuan dari personel entitas dalam penyiapan data.
8. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor
intern.
9. Membuat jadwal pekerjaan audit.
10. Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staff audit.
11. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan
informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat
mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang
dipandang perlu.
Auditor dapat membuat memorandum yang menetapkan rencana audit awal,
terutama untuk entitas yang besar dan kompleks.

2.4 ISI PERENCANAAN AUDIT


Isi dari Audit Plan mencakup :
1. Hal-hal mengenai klien
Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam :
a. Mengindentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan,diolah, di
review dan dikumpulkan dalam organisasi.
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,
penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka
panjang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemene. Mempertimbangkan
kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan
pengungkapannya.

9
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien
Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi / surat kabar, antara lain : Business
News , Ekonomi Keuangan Indonesia.
Contoh : adanya peraturan-peraturan baru yang dapat mempengaruhi klien.
3. Rencana kerja auditor, hal-hal penting antara lain:
a. Staffing
b. Waktu pemeriksaan,
1) Waktu dimulainya suatu pemeriksaan
2) Berapa lama waktu pemeriksaan
3) Dead Line
4) Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan
c. Jenis jasa yang diberikan
1) General Audit
2) Special Audit
3) Bantuan Adminstrasi
4) Menyusun Neraca / Laba Rugi
5) Perpajakan
Hal-hal tambahan :
a. Bantuan-bantuan yang dapat diberikan klien.
1) Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
2) Membuat schedule-schedule
b. Time Schedule

2.5 ELEMEN-ELEMEN PERENCANAAN AUDIT


Ruang lingkup dari perencanaan pemeriksaan ini adalah bervariasi sesuai dengan
besarnya dan kompleksitas permasalahan objek yang diperiksa dan pengetahuan
mengenai jenis usaha objek yang diperiksa. Adapun elemen-elemen perencanaan
audit menurut Arens and Loebbecke(2000:219) adalah :
1. Perencanaan Awal (Pra Plan)
Beberapa hal penting yang terdapat dalam perencanaan awal ini adalah
menyangkut informasi mengenai alasan klien untuk diaudit, menerima atau
menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi alasan klien untuk

10
diaudit, menentukan staf untuk penugasan dan memperoleh surat penugasan.
Perencanaan awal itu terdiri dari hal-hal berikut ini :
a. Menyelidiki klien baru
Menyelidiki klien baru adalah hal yang penting bagi auditor sebelum mereka
memutuskan untuk menerima atau menolak klien tersebut. Hal itu dilakukan
dengan cara mengevaluasi prospek klien dalam lingkungan usaha, stabilitas
keuangan dan hubungan klien dengan kantor akuntan terdahulu. Auditor
pengganti diwajibkan untuk berhubungan dengan auditor sebelumnya dan
harus mendapatkan izin dari klien sebelum komunikasi dilakukan.
b. Melanjutkan klien lama
Untuk melanjutkan klien lama juga harus di evaluasi untuk memutuskan
apakah diterima atau tidak dapat dilanjutkan, penyebab tidak bisa
dilanjutkannya pemeriksaan karena perselisihan sebelumnya, jika terjadi
tuntutan hukum terhadap Kantor Akuntan Publik oleh klien.
c. Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit
Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti audit yang akan
dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan
laporan. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bahan bukti
audit jika laporan digunakan secara luas.
d. Staf untuk penugasan
Menentukan staf yang pantas untuk penugasan adalah penting untuk
memenuhi standar auditing yang telah ditetapkan dan meningkatkan efisiensi
audit. Pertimbangan yang mempengaruhi penyusunan staf adalah orang-
orang yang diserahi tugas harus akrab dengan bidang usaha klien.

e. Memperoleh surat penugasan


Tujuan dibuatnya surat penugasan adalah untuk mengurangi salah pengertian
sehingga harus dibuat secara tertulis. Surat penugasan adalah kesepakatan
antara KAP dengan klien, isi dari surat tersebut adalah menyatakan batasan
dari penugasan, batas waktu, bantuan akan diberikan atau daftar rincian yang
perlu disiapkan untuk auditor, serta honorarium.

11
2. Memperoleh latar belakang informasi
Auditor harus memiliki tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaan klien
yang akan diaudit yang berguna sebagai acuan dalam menentukan surat
penugasan atau perlu tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Hal-hal yang
harus dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga dapat memahami latar
belakang klien adalah dengan cara :
a. meninjau lokasi pabrikdan kantor
b. menelaah kebijakan-kebijakan penting perusahaan
c. mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
d. serta mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar.
3. Memperoleh informasi tentang kewajiban sah/tentang undang-undang klien
Faktor-faktor yang menyangkut lingkungan hukum industri klien mempunyai
dampak besar terhadap hasil audit. Pengetahuan auditor untuk menafsirkan fakta
yang berkaitan selama pekerjaan berlangsung akan meyakinkan bahwa
pengungkapan yang semestinya telah dilaksanakan dalam laporan keuangan.
Dalam hal ini dokumen-dokumen hukum yang penting untuk diperiksa oleh
auditor adalah Akta Pendirian Perusahaan, anggaran dasar perusahaan, masalah
rapat dewan komisaris, para pemegang saham, komite audit dan para pejabat
eksekutif termasukdidalamnya adalah ringkasan pokok mengenai keputusan
yang dibuat olehdireksi dan pemegang saham serta dokumen mengenai kontrak
penjualan maupun pembelian.
4. Melaksanakan prosedur menurut penelitian persiapan
Melakukan analisis ini sangat penting artinya karena dengan demikian
keseluruhan kegiatan pemeiksaan dapat tergambar didalamnya. Prosedur analitis
ini diantaranya :

a. Memahami bidang usaha klien


b. Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya
c. Indikasi adanya kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan dan
d. Mengurangi pengujian yang terinci
5. Menetapkan materialistis dan menetapkan resiko audit yang dapat diterima

12
Besarnya salah saji dalam informasi akuntansi dapat membuat pertimbangan
pengambilan keputusan terpengaruh. Tanggung jawab auditor adalah
menetapkan apakah suatu laporan keuangan terdapat salah saji material, apabila
auditor berpendapat adanya salah saji yang material ia harus memberitahukan
hal ini pada klien, sehingga koreksi dapat dilakukan. Jika klien menolak untuk
mengoreksi laporan keuangan tersebut maka auditor dapat memberikan pendapat
dengan pengecualian.
Ada lima langkah dalam menetapkan materialitas, dua langkah pertama
diperlukan untuk merencanakan luas pengujian, sedangkan tigal angkah
berikutnya untuk mengevaluasi hasil atau melaksanakan pengujian audit,
langkah-langkah tersebut adalah:
a. Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas
b. Mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas kedalam segmen
c. Mengestimasikan total salah saji dalam segmen
d. Mengestimasikan salah saji gabungan
e. Membandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awalmengenai
materialitas.
6. Memahami struktur pengawasan intern dan menilai risiko kendali
7. Mengembangkan program audit dan rencana audit
Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang tepat maka auditor harus
melakukan wawancara, melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-
bukti. Guna mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun program
yang direncanakan secara logis untuk prosedur-prosedur audit bagi setiap
pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat pengendalian
dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan anggaran dan
jadwal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:311.3) menyatakan bahwa:
“ Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat,
luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat
suatu program audit secara tertulis. Program audit membantu auditor
dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang
harus dilakukan. Bentuk program auditdan tingkat kerinciannya sangat
bervariasi”

13
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional AkuntanPublik mensyaratkan
agar audit dirancang untuk memberikan keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji
yang material dalam laporan keuangan´. 20 menyatakan bahwa Auditor pada hakikatnya
harus dirumuskan dalam jangka waktudan biaya yang wajar . Perencanaan audit
meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi
tempat entitas tersebut.
Menyelidiki klien baru adalah hal yang penting bagi auditor sebelum mereka
memutuskan untuk menerima atau menolak klien tersebut. Hal itu dilakukan dengan
cara mengevaluasi prospek klien dalam lingkungan usaha, stabilitas keuangan dan
hubungan klien dengan kantor akuntan terdahulu. Dua faktor utama yang
mempengaruhi bahan bukti audit yang akan dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan
dan maksud penggunaan laporan. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak
bahan bukti audit jika laporan digunakan secara luas.
Auditor harus memiliki tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaan klien
yang akan diaudit yang berguna sebagai acuan dalam menentukan surat penugasan atau
perlu tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Mengidentifikasi pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa .
Tanggung jawab auditor adalah menetapkan apakah suatu laporan keuangan
terdapat salah saji material, apabila auditor berpendapat adanya salah saji yang material
ia harus memberitahukan hal ini pada klien, sehingga koreksi dapat dilakukan. Jika
klien menolak untuk mengoreksi laporan keuangan tersebut maka auditor dapat
memberikan pendapat dengan pengecualian
Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang tepat maka auditor harus
melakukan wawancara, melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-bukti. Guna
mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun program yang direncanakan
secara logis untuk prosedur-prosedur audit bagi setiap pemeriksaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2017). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan


Publik. Salemba Empat.
Alfiah, R. (2018). ANALISIS PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN
STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK XYZ. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
FE-UNJ. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
Julianto, I. K. A., Yadnyana, I. K., & Suputra, I. D. G. D. (2016). Pengaruh Audit Fee,
Perencanaan Audit, dan Risiko Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor
Akuntan Publik Di Bali. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana,
5.12, 4029–4056.
Kusuma, M., Pentiana, D., & Maryani. (2018). ANALISIS PERENCANAAN AUDIT
LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK (Studi Kasus KAP Jsr). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Politeknik Negeri Lampung.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2016). Peraturan Pengurus Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan(pp. 1–18).
http://iapi.or.id/uploads/content/95-PP-No-2-Tahun-2016-tentang-Penentuan-
Imbalan-Jasa-Audit-Laporan-Keuangan.pdf
Kementrian Keuangan. (2008). Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik. 1–40.Institut Akuntan Publik
Indonesia. (2013). Standar Audit (SA) 200: Tujuan Keseluruhan Auditor
Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan StandarAudit. http://www.iapi-
lib.com/spap/1/files/SA 200/SA 200.pdf
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2013). Standar Audit (SA) 220: Pengendalian
Mutu Untuk Audit Atas Laporan Keuangan. http://www.iapi-
lib.com/spap/1/files/SA 220/SA 220.pdf.

15

Anda mungkin juga menyukai