Anda di halaman 1dari 6

A.

PENDAHULUAN
Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan
didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator
masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Pengukuran kinerja dilakukan dengan
menggunakan indikator kinerja kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan data
kinerja yang diperoleh melalui data internal yang ditetapkan oleh instansi maupun
data eksternal yang berasal dari luar instansi. Pengukuran kinerja mencangkup
kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dan
masing_masing indikator sasaran telah ditetapkan dalam dukumen rencana kerja.

B. INDIKATOR KINEJA LINGKUNGAN


Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari system manajemen
lingkungan, yang terkait dengan control aspek-aspek lingkungannya. Pengkajian
kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran lingkungan dan
target lingkungan (ISO 14004, dari ISO 14001). Kinerja lingkunga kuantitatif adalah
hasil yang dapat diukur dari system manajemen lingkungan, yang terkait dengan
control aspek lingkungan fisiknya. Kinerja lingkungan kualitatif adalah hasil yang
dapat diukur dari hal-hal terkait dengan ukuran asset non fisik.
Indikator kinerja kualitatif bukan hanya mengukur motivasi kerja dan inovasi
yang terjadi, namun juga mengukur iklim yang memungkinkan inovasi itu terjadi.
Indikator kinerja lingkungan memadatkan data lingkungan yang luas ke dalam
informasi kritis yang mengijinkan pemonitoring, pencapaian sasaran, peningkatan
kinerja, tolak ukur dan pelaporan. Indikator kinerja lingkungan menyediakan manajer
lingkungan seperti halnya manajemen puncak berupa informasi yang diperlukan dari
satu keanekaragaman berbagai data lingkungan. Kekuatan dari indikator kinerja
lingkungan menunjukkan bahwa mereka mengukur pengembangan perlindungan
lingkungan dan mempertimbangkan tolak ukur over time.
C. JENIS INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN
Jenis ukuran indikator kinerja lingkungan secara umum terdiri dari 2 golongan
yaitu (GEMI,1998, dalam purwanto,200):
1. Indikator lagging yaitu ukuran kinerja end-proces, mengukur output hasil
proses proses seperti jumlah polutan dikeluarkan. Manfaat utama
menggunakan indikator jenis ini adalah mudah digunakan dan mudah
dimengert. Kerugian utamanya adalah sesuai namanya yaitu indikator
tertinggal (lag), mereka mencerminkan situasi dimana aksi korektif hanya
dapat diambil setelah kejadian, dan bahkan setalah memakan biaya tertentu,
apakah itu denda atau turunnya citra perusahaan akibat keluhan dari
masyarakat.
2. Indikator leading yaitu ukuran kinerja in-proses yang mengukur implementasi
prosedur dilakukan untuk mengukur faktor apa yang diharapkan membawa
pada perbaikan kinerja lingkungan. Manfaat utama jenis ukuran ini adalah aksi
korelasi seringkali dapat diambil sebelum kejadian. Kelemahannya indikator
leading seringkali sulit dihitung dan hasilnya tidak mendapat perhatian dari
para pemegang saham. Perbedaan keduanya dapat dilihat pada table

Table indikator leading dan lagging ukuran kinerja lingkungan


Tipe Indikator Indikator lagging Indikator leading
Ukuran Indikator output/ end- Indikator manajemen/
of-proses in-proses
Fokus Hasil (output) Tingkat status aktivitas
(input)
Pendekatan Kuantitatif Kuantitatif dan
Kualitatif
Contoh Jumlah kimia beracun Persen fasilitas
dilepas keudara berfungsi audit
lingkungan sendiri
D. MENENTUKAN INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN KUANTITATIF
Secara umum untuk menentukan indikator kinerja lingkungan kuantitatif dapat
menggunakan metoda Evaluasi Kinerja Lingkungan (EPE) ISO 14031. Garis besar
metoda menentukan indikator kinerja lingkungan sesuai kerangka EPE ISO 14031
langkah-langkahnya adalah (Purwanto,2000):
1. Mencari kriteria kinerja yang diinginkan pelanggan lingkungan/ interested
parties yang ingin kita tuju dalam pelaporan kinerja lingkungan kita.
2. Memasukkan pertimbangan kriteria kinerja terutama yang terkait dengan
aspek dan dampak lingkungan signifikan dalam pemerataan proses dan
form peta proses Christtopher (1993).
3. Menentukan jenis indikator kinerja berdasarkan kriteria kinerja terpilih
sebelumnya.
4. Mengadakan program manajemen lingkungan pengumpulan data indikator
kinerja tersebut.
5. Melaporkan sebagaui bahan review manajemen dan melakukan aksi
korektif.

Selain pertimbangan sasaran yang ingin dicapai, penentuan indikator kinerja


dilakukan dengan memperhatikan 2 hal:

1. Aspek non teknis. Pertimbangan selain tertulis seperti pernyataan


kebijakan, visi dan misi lingkungan, sasaran dan target lingkungan.
2. Aspek teknis. Sisitem manajemen, pendukung untuk mendapatkan
indikator kinerja, berupa ketersediaan data penunjang, kemudahan
pngukuran, fisibilitas secara keuangan, dan aspek lingkungan signifikan
secara ekonomis.
Metoda pendekatan untuk mendapatkan indikator kinerja secara umum telah
digunakan Christtopher (1993) dengan mengusulkan pendekatan 3 langkah
pengukuran
1. Peta
2. Ukuran
3. Analisa
E. MENENTUKAN INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN KUALITATIF
Indikator kualitatif mempunyai kelemahan antara lain tidak mampu
menggambarkan proses yang sedang terjadi secara lengkap. Indikator yang sulirt
dijabarkan secara kuantitatif antara lain yang terkait dengan aspek intangible
kualitatif, seperti persepsi karyawan, motivasi , iklim inovasi.
Sebenarnya Christtopher (1993) telah menyinggungnya lewat pengukuran 3
langkah yaitu motivasi, namun untuk lebih memudahkan kita pisah dengan
pengukuran kuantitatif di 2 langkah sebelumnya.
1. Mutu adalah kepuasan karena terpenuhi harapan-haraoannya.
2. Konsumen adalah pemakai produk atau jasa yang dihasilkan.
3. Produktifitas adalah efisiensi penggunaan sumber daya, yang diukur
sebagai output dalam hubungannya dengan input sumber daya antara lain
orang /jam, modal, material, energy.
4. Inputb adalah sumber daya (orang /jam, modal, material, energy) yang
digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk atau jasa.
5. Output adalah produk atau jasa yang memenuhi persyaratan mutu,
dihasilkan melaui proses yang menggunakan sumber daya dan dikirmkan
kepada konsumen.

Beberapa modifikasi metode tersebut yang sesuai dengan penerapan di bidang


pengukuran lingkungan adalah:

1. Konsumen jasa lingkungan perusahaan adalah pihak-pihak yang termasuk


pemegang saham perusahaan/interested parties (GEMI,1998) yaitu
digolongkan dalam 5n pihak.
2. Pengukuran form peta proses sesuai dengan fasilitas yang ditentukan
dalam batasan EMS dalam pemetaan proses, dan prioritas konsumen yang
dituju.

indikator kualitatif adalah ukuran yang didasarkan pada penilaian sistematik,


pandangan persepsi seseorangh berdasarkan pengamatan dan peniaiannya terhadap
sesuatu. Indikator kualitatif dapat diukur dengan melakukan aktifitas gap analysis atau
audit system manajemen.
F. STANDAR EVALUASI KIBNERJA LINGKUNGAN – ISO 14031
Indikator kinerja lingkungan mungkin dibagi ke dalam tiga kategori
1. Indikator Kinerja Oprasional
Indikator kinerja oprasional direkomendasikan bagi setiapn lingkungan
perusahaan dan bentuk dasar dari evaluasi aspek lingkungan. Contohnya
adalah bahan, energy dan konsumsi air, limbah dan emisi dalam jumlah
keseluruhan dan dalam hubungan dengan volume produksi.
2. Idikator Kinerja Manajemen
Indikator kinerja manajemen secara tidak langsung mengukur usaha
perlindungan lingkungan oleh perusahaan dan hasil yang dicapai untuk
memengaruhi aspek lingkungan. Angka dari audit lingkungan, pelatihan
karyawan , audit supplier , khasus dari kegagalan memenuhi sesuatu ,
menjamin situs dll.
3. Indikator Kondisi Lingkungan
Indikator kondisi lingkungan secara langsung mengukur kualitas dari
lingkungan. Biasanya digunakan untuk menilai dampak dari emisi udara di
udara atau kualitas air. Indikator lingkungan eksternal ini, dalam
hubungannya dengan tujuan dari kebijakan lingkungan, membantu
penentuan perusahaan dari prioritas dan objektifitas. Indikator global dan
nasional untuk evaluasi dari kualitas lingkungan kebanyakan diistilahkan
“indikator lingkungan” atau “indikator kondisi lingkungan” dan tidak
dikenal sebagai “indikator kinerja”.
Indikator-indikator dapat disajikan dalam cara berikut:
1. Figure absolut
2. Figure relative
3. Presentasi atau indexing
4. Pengumpulan data
5. Berat
G. KEBUTUHAN UMUM UNTUK SISTEM INDIKATOR
Indikator kinerja lingkungan (EPIs) memonitor efektivitas perusahaan dan
efisiensi dari manajemen sumber daya. Penerapan ini sebagian besar untuk sumber
daya fisik seperti bahan-bahan , tetapi juga dpaat dihubungkan terhadap sumber daya
lainnya seperti personalia dan uang. Area- area untuk mempertimbangkan EPE ISO
14031 dalam memiliki EPI dan ECI. Oleh karena itu indikator merupakan paling
bermanfaat dan penuh arti jika mereka:
1. Dimonitor sepanjang waktu
2. Diliputi dari dua variabel, satu ukuran mutlak dan satu ukuran referensi,
dan
3. Dapat diperbandingkan silang perusahaan

Proses untuk membuat satu system indikator telah dideskripsikan pada beberapa
proyek dan publikasi. VDI 4050 mencirikan langkah-langkah berikut:

1. Prakarsa: Apa aspek umum yang relevan untuk keberhasilan proyek EPI?
2. Tujuan aturan: Siapa yang membutuhkan jenis dari informasi?
3. State of the art: Apakah aspek lingkungan berpengaruh nyata dan dimana
pada perusahaan mereka terjadi?
4. Menginstal system EPI: Apa jenis dari data yang di kumpulkan?
5. Implementasi dan komunikasi: Aplikasi, perhitungan, perbandingan dan
komunikasi dari hasil
6. Peningkatan: Apakah hasil memuaskan? Apa modifikasi terhadap sisitem
indikator yang diperlukan?

H. SISTEM INDIKATOR UMUM

Anda mungkin juga menyukai