Anda di halaman 1dari 15

Tugas Akuntansi Sosial dan Lingkungan

Indikator Kinerja Lingkungan

Oleh : Kelompok 1

Ni Putu Kariza Aprilia Dewi (1833121047)


Ni Putu Puspita Dewi (1833121048)
Ni Komang Tria Juliastari (1833121303)
Ni Wayan Ambaryati (1813121307)
Ni Kadek Selvi Dwi Oktapiyanti (1833121320)
Ni Kadek Rita Anggreni (1833121439)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Warmadewa
2021
Indikator Kinerja Lingkungan

A. Indikator Kinerja Lingkungan


Kinerja lingkungan merupakan hasil yang dapat diukur dari sistem
manajemen lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya.
Pengkasjian kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran
lingkungan dan target lingkungan. Kinerja lingkungan dibagi menjadi dua sudut
pandang yaitu kinerja lingkungan kuantitatif dan kinerja lingkungan kualitatif.
Kinerja lingkungan kuantitatif adalah hasil yang dapat diukur dari sistem
manajemen lingkungan yang terkait dengan kontrol aspek lingkungan fisik.
Sedangkan Kinerja lingkungan kualitatif adalah hasil yang dapat diukur dari hal
–hal terkait dengan ukuran asset non fisik, seperti prosedur, proses inovasi,
motivsi dan semangat kerja yang dialami manusia pelaku kegiatan, dalam
mewujudkan kebijakan lingkungan, sasaran dan target organisasi.

B. Jenis Indikator Kinerja Lingkungan


Jenis ukuran indikator kinerja lingkungan secara umum terdiri dari dua bagian,
yaitu:
1. Indikator Lagging adalah ukuran kinerja end-process atau mengukur output
hasil proses seperti jumlah polutan yang dikeluarkan dan jumlah limbah yang
dihasilkan. Manfaat utama menggunakan indikator jenis lagging adalah
mudah digunakan dan mudah dimengerti. Indikator jenis ini juga mempunyai
kerugian, dimana sesuai namanya yaitu indikator tertinggal (lag), yang
mencerminkan situasi dimana aksi korektif hanya dapat diambil setelah
kejadian, dan bahkan setelah memakan biaya tertentu, apakah itu denda atau
turunnya citra perusahaan akibat keluhan dari masyarakat. Indikator ini juga
tidak mengidentifikasi akar penyebab defisiensi dan bagaimana kejadiannya
dapat dicegah. Efek dari tindakan korektif tidak akan muncul hingga hasilnya
tahun depan, sehingga ukuran kinerja akan terasa terlambat.
2. Indikator Leading adalah ukuran kinerja in-process atau mengukur
implementasi prosedur yang dilakukan dan mengukur faktor apa yang
diharapkan membawa pada perbaikan kinerja lingkungan. Contohnya,
daripada memakai jumlah denda, indikator leading-nya adalah jumlah audit
pemenuhan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan yang diadakan
selama setahun. Manfaat utama jenis ukuran ini adalah aksi koreksi seringkali
dapat diambil sebelum kejadian defisiensi muncul yang mengurangi kinerja
lingkungan. Namun, indikator leading seringkali sulit dihitung (beberapa
bahkan cenderung kualitatif daripada kuantitatif), dan hasilnya tidak
mendapat perhatian dari para pemegang saham (termasuk publik).

Perbedaan Indikator Lagging dan Leading dalam Ukuran Kinerja Lingkungan

Tipe Indikator Tertinggi Indikator Memimpin


Indikator (Lagging) (Leading)
Ukuran Indikator Output atau end of Indikator manajemen atau in
process process
Fokus Hasil (output) Tingkat status aktifitas (input)
Pendekatan Kuantitatif Kuantitatif dan kaulitatif
Contoh Jumlah kimia beracun yang Persen fasilitas berfungsi untuk
dilepaskan ke udara audit lingkungan sendiri
Kekuatan Mudah menjumlahkan dan Merefleksikan antara kinerja
mudah dimengerti masa lalu dengan kinerja
(umumnya disukai publik sekarang dan masa depan.
dan pemerintah).
Kelemahan Kesenjangan waktu dalam Lebih sulit dihitung dan
lingkar umpan balikdan akar dievaluasi karena sulitnya
penyebabnya tidak membangun dukungan
teridentifikasi. penggunaan dan tidak
mengarah pada semua
perhatian pemengang saham.
Indikator Lingkungan Kuantitatif yang sering digunakan pada Perusahaan di
Amerika
Jumlah Jenis
No. Ukuran Pengguna Ukuran
1 Jumlah kecelakaan/ penyakit yang terekam 33 End
2 Kasus hari kerja yang hilang 33 End
3 Jumlah limbah berbahaya yang dihasilkan 31 End
4 Jumlah kimia beracun yang dihasilkan 25 End
5 Jumlah pelanggaran peraturan 23 End
Tipe/volume material tidak terkena peraturan
6 yang disaur ulang 22 in
Tipe/volume material tidak terkena peraturan
7 yang dibuang 21 End
8 Jumlah denda dalam dollar 21 End
9 Jumlah/tipe dari pengeluaran yang dilaporkan 21 End
10 Emisi udara yang diijinkan 18 End
11 Jumlah/tipe dari bahan bakar yang digunakan. 18 in
12 Jumlah air digunakan 16 in
13 Biaya operasi total EHS tahunan 15 End
14 Jumlah inspeksi keperluan pemenuhan 14 in
15 Penggunaan sustansi perusak ozon 13 in
16 Biaya model EHS total tahunan 1 End

Indikator Kinerja Lingkungan

Klasifikasi Jenis Leading Lagging


Indikator Indikator (in) (end) Penyedia Contoh
Kehadiran
Kepuasan Audit karyawan,
dan EM, gap keluhan
persepsi analisis, konsumen,
Indikator penerapan dan motivasi
kualitatif kualitas V - AMPE karyawan
ISO Alokasi
MPI V V 14031 lingkungan,
ISO jumlah
OPI V V 14032 limbah,
Indikator ISO pencemaran
kuantitatif ECI - V 14033 sungai
C. Indikator Kinerja Lingkungan Kuantitatif
Secara umum untuk melakukan indikator kinerja lingkungan Kuantitatif dapat
menggunakan metoda evaluasi kinerja lingkungan (EPE) ISO 1403. Garis besar
metoda menentukan indikator kinerja lingkungan sesuai kerangka (EPE) ISO
1403 langkah-langkahnya adalah :
1. Mencari kinerja kinerja yang dinginkan pelanggan lingkungan atau
interested parties Yang ingin kita tuju dalam pelaporan kinerja lingkungan
kita
2. Masukan pertimbangan kriteria kinerja terutama yang terkait dengan aspek
Dan dampak lingkungan signifikan dalam pemerataan proses dan form peta
proses Christtopher (1993)
3. Menentukan jenis indikator kinerja berdasarkan kriteria kinerja terpilih
sebelumnya
4. Mengadakan program Menejemen lingkungan pengumpulan data Indikator
kinerja tersebut
5. Melaporkan sebagai bahan review manajemen dan melakukan aksi korektif
Selain pertimbangan sasaran Yang ingin dicapai,Penentuan indikator kinerja
dilakukan dengan memperhatikan dua hal yaitu :
1. Aspek non teknis. Pertimbangan selain tertulis seperti pernyataan kebijakan,
visi dan misi lingkungan, Sasaran dan target lingkungan.
2. Aspek teknis. Sistem manajemen, pendukung untuk mendapatkan indikator
kinerja, berupa ketersediaan data Penunjang, Kemudahan pengukuran,
fisibilitas, secara keuangan, aspek lingkungan signifikan secara ekonomis.
Metode pendekatan untuk mendapatkan indikator kinerja secara umum telah
digunakan Christtopher (1993) dengan mengusulkan pendekatan tiga langkah
pengukuran
1. Peta
2. Ukuran
3. Analisis
D. Indikator Kinerja Lingkungan Kualitatif
Indikator Kuantitatif tetap punya kelemahan antara lain tidak mampu
menggambarkan proses yang sedang terjadi secara lengkap indikator yang sulit
dijabarkan secara kuantitatif antara lain yang terkait dengan aspek intangible
kualitatif seperti persepsi karyawan motivasi dan iklim inovasi hal-hal tersebut
lebih tepat diukur dengan pendekatan kualitatif.
Beberapa definisi yang digunakan untuk menggunakan metode ini adalah:
1. Mutu adalah kepuasan konsumen karena terpenuhi harapan-harapannya
2. Konsumen adalah pemakai produk atau jasa yang dihasilkan
3. Konsumen dapat berupa konsumen internal dan eksternal
4. Produktivitas adalah efisiensi penggunaan sumber daya yang diukur sebagai
output dalam hubungannya dengan input sumber daya antara lain orang/jam
modal, material dan energi
5. Input adalah sumber daya (orang/ jam, material, energi) yang digunakan
dalam proses produksi untuk menghasilkan produk atau jasa.
6. Output adalah produk atau jasa yang memenuhi persyaratan mutu dihasilkan
melalui proses yang menggunakan sumber daya dan dikirimkan kepada
konsumen.
Beberapa modifikasi metode tersebut yang sesuai dengan penerapan dibidang
pengukuran lingkungan adalah :
1. Konsumen jasa lingkungan perusahaan adalah pihak-pihak yang termasuk
pemegang saham perusahaan less interesting artis yaitu golongan dalam 5
pihak: karyawan pemilik/ investor, pelanggan, pemerintah dan masyarakat
sekitar.
2. Penggunaan form peta proses sesuai dengan fasilitas yang ditentukan dalam
batasan EMS dalam pemetaan proses dan prioritas konsumen yang dituju. Jadi
dapat saja berfokus pada karyawan, perusahaan, direksi, masyarakat, atau
pihak konsumen lain.
Indikator Kualitatif adalah ukuran yang didasarkan pada penilaian semantic,
pandangan, persepsi seseorang berdasarkan pengamatan dan penilaiannya
terhadap sesuatu contoh pengukuran Kualitatif adalah penilaian terhadap sistem
manajemen lingkungan yang berlaku seperti cakupan prosedur persepsi karyawan
kepuasan pelanggan motivasi kerja intensitas.
Indikator kualitatif dapat diukur dengan melakukan aktivitas gap analysis atau
audit sistem manajemen. Untuk dapat melakukannya diperlukan standar tertentu
yang telah memiliki kondisi tahapan menuju sasaran yang diharapkan, seperti
halnya TQEM CGLI. Cara lain adalah dengan membebaskan organisasi mencari
jalannya sendiri menuju kinerja yang telah diterapkan namun dengan
menggunakan rambu-rambu tertentu pada tahapan tertentu. Contohnya seperti
pada Green Zia dan MBQA.

E. Standar Evaluasi Kinerja Lingkungan – ISO 14031

Indikator kinerja lingkungan mungkin dibagi ke dalam tiga kategori.


Tergantung kepada apakah mereka bertujuan di dalam menilai aspek lingkungan
dari aktivitas perusahaan dengan input atau output arus bahkan, aktivitas dari
manajemen lingkungan atau kondisi lingkungan dari Sisi luar lingkungan
perusahaan, indikator kinerja operasional, indikator kinerja manajemen dan
pembedaan indikator kondisi di lingkungan. Sistem ini berlandaskan pada ISO
14031, yang menyediakan satu alat yang sangat membantu untuk membuat satu
sistem indikator. Indikator kinerja lingkungan, EPIs di definisikan seperti
mengikuti ISO 14031 : “OPI, indikator kinerja operasional, yang menyediakan
informasi tentang kinerja lingkungan dari satu operasi organisasi,”.

1. Indikator Kinerja Oprasional

Indikator kinerja operasional di rekomendasikan bagi setiap perusahaan


dan bentuk dasar dari evaluasi aspek lingkungan. Contoh nya adalah bahan,
energi dan konsumsi air, limbah dan emisi dalam jumlah keseluruhan dan
dalam hubungan dengan volume produksi.

OPIs adalah satu landasan penting komunikasi internal dan eksternal dari
data lingkungan, misalnya pada laporan lingkungan sesuai dengan peraturan
EU EMAS atau dalam publikasi untuk memberitahukan karyawan “MPI,
indikator kinerja manajemen, yang menyediakan informasi tentang usaha
manajemen untuk memengaruhi satu kinerja lingkungan organisasi.”

2. Indikator Kinerja Manajemen


Indikator kinerja manajemen secara tidak langsung mengukur usaha
perlindungan lingkungan oleh perusahaan dan hasil yang dicapai untuk
mempengaruhi aspek lingkungan. Angka dari audit lingkungan pelatihan
karyawan, audit supplier, Kasus dari kegagalan Memenuhi sesuatu, menjamin
situasi, dan sebagainya. Mereka menyediakan informasi bermanfaat,
bagaimanapun, tidak berdampak pada lingkungan eksternal atau aspek
lingkungan internal. Mereka menyediakan data yang dapat dihitung
berdasarkan aktivitas manajemen lingkungan untuk pengendalian kecuali
tidak ada informasi berdasarkan kinerja atau dampak lingkungan. Suatu
penggunaan eksklusif dari MPIs untuk mengevaluasi kinerja lingkungan
kemudian tidak direkomendasi pada ISO 14031, sebagaimana mereka tidak
mengungkapkan dampak lingkungan bahan dan bahkan mungkin
menyelubungkan Dampak lingkungan bahan ”ECI, indikator kondisi
lingkungan, ungkapan spesifik yang menyediakan informasi tentang lokal,
regional, nasional atau kondisi global dari lingkungan.”
3. Indikator Kondisi Lingkungan
Indikator kondisi lingkungan secara langsung mengukur kualitas dari
lingkungan. Biasanya digunakan untuk menilai dampak dari emisi udara di
udara atau kualitas air. Kondisi lingkungan disekitar perusahaan, seperti air
dan kualitas udara, secara khas dimonitor oleh otoritas pemerintah. Hanya jika
perusahaan tertentu adalah sendiri atau polluter utama pada satu daerah,
pemonitoran dengan individu perusahaan mungkin diminta di mata hukum
atau mungkin jadi masuk akal dengan suka rela, misalnya, siaran untuk bandar
udara, kualitas udara untuk membangkit listrik, kualitas air untuk dijadikan
bubur Dan industri kertas. Ketika kualitas dari media lingkungan seperti
udara, air, tanah dan dampak dari aktivitas manusia.
Indikator lingkungan eksternal ini, dalam hubungannya dengan tujuan dari
kebijakan lingkungan, membantu penentuan perusahaan dari Proritas dan
obyektivitas. Indikator global dan nasional untuk evaluasi dari kualitas
lingkungan kebanyakan di istilahkan “ indikator lingkungan” atau “ indikator
kondisi lingkungan” Dan tidak dikenal sebagai “ indikator kerja”.
Untuk penilaian kinerja lingkungan perusahaan dan dampak indikator
operasional, berdasarkan pada keseimbangan arus bahan adalah relevan.
Indikator lainnya, untuk kondisi lingkungan dan sistem manajemen adalah
sekunder. ISO 14031 juga menandai bagaimana informasi disampaikan
melalui indikator yang dapat disajikan. EPIs mungkin terkumpul atau berat
sesuai untuk sifat dasar dari Informasi dan digunakan untuk intern.
Pengumpulan dan berat harus dilakukan dengan kewaspadaan untuk
memastikan keterujian, konsistensi, dapat di perbandingkan dan dapat
dimengerti. Indikator indikator dapat disajikan dalam cara berikut:
 Figur absolut, seperti ton dari limbah per tahun
 Figur relatif, dibandingkan terhadap permeter lainnya bilangan pembagi
yang paling umum adalah volume produk sihm figur relatif, dibandingkan
terhadap parameter lainnya bilangan pembagi yang paling umum adalah
volume produksi, jam produksi, penjualan (perputaran) dan jumlah dari
karyawan.
 Persentase atau indexing. Dalam hubungan dengan satu garis dasar, seperti
limbah penuh resiko sebagai suatu persentase dari jumlah limbah, atau lima
penuh resiko sebagai satu persentase dari tahun sebelumnya.
 Pengumpulan data, dari jenis yang sama, tetapi dari sumber yang berbeda,
di ekspresikan sebagai satu nilai berkombinasi, seperti jumlah ton dari
emisi SO2 dari sisi produksi, dikumpulkan dari tingkat perusahaan
 Berat,data dikalikan dengan satu faktor terkait dengan signifikasi,
sebelumnya untuk mengumpulkan atau merata-ratakan.

F. Sistem Indikator Umum


Sebagai satu garis besar untuk indikator umum yang dapat diterapkan
sepanjang semua sektor, barang-barang berikut harus dimonitor. Sektor spesifik
indikator terperinci mungkin lebih bernilai, tapi pengumpulan terhadap kategori
umum harus menjadi mungkin. Sistem indikator harus meliputi semua input dan
output kategori utama.

Absolut Versus Relatif


Dari segi pandangan ekologis, indikator absolut adalah sesuatu yang
paling penting karena mereka mengukur jumlah konsumsi dari sumber daya dan
emisi dari pollutants (misalnya, konsumsi dari bahan pelengkap dalam kilogram
atau kuantitas dari timbah air dalam m3) Untuk perbandingan dengan tahun
sebelumnya, satu hubungan terha dap volume produksi sebelumnya atau referensi
yang berpengaruh nyata atau gambaran referensi lainnya menjadi diperlukan
Sementara indikator absolut menjelaskan jumlah beban lingkungan, indikator
relatif mengijinkan monitoring dari peningkatan efisiensi Indikat absolut dan
relatif adalah dua sisi dari satu koin dan keduanya adalah bermanfaat. Implikasi
dari indikator relatif tidak dapat dinilai tampa absolut dan bolak balik. Agar
membandingkan unit perusaha an atau perusahaan, penting untuk melihat
indikator absolut dalam hubungan dengan unit referensi relevan (misalnya,
kuantitas produksi tahunan, jumlah dari karyawan atau waktu operasi mesin).

Batas Sistem
Indikator mungkin diperoleh dari data untuk perusahaan, situs spesifik,
departemen dan selanjutnya terhadap pusat biaya dan proses produksi. Masing-
masing pembuat keputusan memerlukan informasi untuk batas sistem dari lingkup
tanggungjawabnya. Dengan demikian. perhatian harus diberikan terhadap
pengumpulan tanpa perhitungan ganda Data pada batas sistem berbeda melayani
pengguna. Monitoring harian mingguan atau bulanan dari proses pekerjaan emisi
sebagai satu sistem peringatan dini versus tumpahan dan kebocoran dan sebagai
satu sumber informasi untuk peningkatan potensial, data pada peru sahaan dan
tingkat perusahaan adalah penting untuk menargetkan susunan dan pelaporan
lingkungan.
Indikator kinerja lingkungan mungkin mengacu pada batas sistem yang
berbeda, dari data untuk seluruh perusahaan, pada pabrik atau situs berbeda,
terhadap proses individu atau departemen. Hal paling umum adalah indikator
perusahaan, indikator lokasi, dan proses indikator.
Indikator diperoleh dari tingkat organisatoris yang lebih rendah.
(departemen, proses, pusat biaya) mungkin terutama sesuai sebagai satu
instrumen monitoring untuk masing-masing departemen Penilaian harus memiliki
interval waktu yang lebih pendek, misalnya, triwulanan, bulanan atau mingguan,
dalam rangka menentukan petunjuk lemah dan untuk mengambil ukuran koreksi
pada waktunya. Input utama dari bantahan pelengkap serta energi seperti halnya
sumber utama dan misi harus dimonitor pada satu tingkat pres Indikator lokasi
dan perusahaan dilayani sebagai suatu informasi untuk periode waktu managemen
yang lebih panjang dan untuk pelaporan tahunan bagi telaah manajemen.
Indikator lokasi juga dipergunakan untuk menilai dampak lingkungan pada
pelaporan lingkungan dengan peraturan EU EMAS Laporan lingkungan
perusahaan meliputi indikator terkumpul pada satu tingkat perusahaan.

G. Masalah Penemuan Denominator yang Berarti


Dimana output produksi dari menyeimbangkan arus bahan tidak
menyediakan satu indikator penuh arti atau adalah tidak tersedia, atau sebagai
tambahan terhadap denominator ini, variabel lain dapat dipergunakan.
Jumlah dari karyawan adalah satu referensi yang sering digunakan
khususnya pada sektor jasa Indikator Kinerja lingkungan berikut menunjukkan
matrik acuan indikator dalam indikator cara absolut di kombinasi dengan unit
referensi yang penuh arti yang biasanya digunakan untuk memeroleh indikator
relatif. Poros longitudinal menyediakan contoh dari indikator absolut (data dasar
dari menyeimbangkaan bahan yang mungkin berhubungan terhadap unit referensi
relevan dari poros horisontal. Satu tanda pemeriksaan menandai kombinasi
bermanfaat, pilihan antara yang akan bergantung kepada sektor bisnis. Sebagai
tambahan terhadap kategori utama dari analisa input output, acuan juga meliputi
indikator kinerja manajemen lingkungan. Tergantung kepada jangkauan produksi
dari perusahaan, variabel lain juga mungkin bermanfaat.
persite atau

Mesin waktu

Penggunaan

Penggunaan

Pendapatan
Pusat biaya
produksi
Volume

Hari kerja
Karyawan

Jam kerja

produksi
line

Site area
bahan

energi

Biaya
Input √ √ √ √ √ √
bahan
Kemasan √ √ √ √ √
Input √ √ √ √
energi
Input air √ √ √ √
Detergen √ √ √ √ √
Limbah √ √ √ √ √
Limbah √ √ √
air
Emisi √ √ √ √

Tugas penting dalam perolehan relatif indikator adalah pemilihan dari unit
referensi Mereka secara tepat terdefinisi dan secara logika berhubungan terhadap
indikator dasar. Dalam praktiknya pertanyaan ini sering muncul jika terkait
indikator produksi untuk evaluasi efisiensi, yang menunjukkan hubungan di
antara input sumber daya dan output produksi.
Kapanpun mungkin, output produksi diperoleh dari saldo input output harus
dickspresikan dalam kilogram dan ton. Hanya dalam kasus produk serupa yang
dilakukan menjadi masuk akal memper gunakan jumlah dari produk sebagai unit.
Dalam kasus dari keanekaragaman produk. bagaimanapun, ini mungkin menjadi
sulit untuk menghubungkan mereka terhadap suatu produksi umum berdasarkan
kilogram atau unit. Satu alternatif akan berhubungan terhadap input sumber daya
atau emisi terhadap referensi lain seperti biaya dari produksi atau perputaran.
Dalam praktek, bagaimanapun, pergantian dalam perputaran di antara unit
produksi dengan dampak lingkungan yang berbeda mungkin memiliki satu
pengubahan akibat pada hasil.
Sejak terjemahan dari perlindungan lingkungan ke dalam figur terkait biaya
adalah menjadi penting terus meningkat EPIs juga dapat diekspresikan dalam
biaya- terkait nilai (indikator biaya lingkungan) Dalam praktek, hal ini penting
dalam dua cara
1. Ini sering terjadi pada tahap awal dari penentuan kinerja lingkungan data
berhubungan terhadap volume dan berat tidak siap tersedia: departemen
akuntansi, bagaimanapun. telah memiliki data terkait pembelanjaan. Jika untuk
contoh, dalam energi manajemen tidak ada data tersedia pada total input dalam
kWh total pembelanjaan energi dapat digunakan termasuk input energi untuk
mendirikan indikator energi. Termasuk dari indikator "input energi dalam kWh
per output produksi dalam ton "indikator" pembelanjaan energi dalam Rp per
biaya dari produksi dalam Rp. mungkin digunakan.
2. Satu keuntungan selanjutnya dari biaya terkait indikator kinerja lingkungan
adalah isu-isu lingkungan karena "diterjemahkan ke dalam biaya dan
penghematan, misalnya bahasa manajemen. Seorang eksekutif mungkin susah
untuk memba yangkan apa yang mempengaruhi 450 kubik meter dengan limbah
penuh resiko berdasarkan laba dan apakah ini ber manfaat untuk mengendalikan
satu pembahasan dalam pencegahan limbah. Kalau jumlah yang sama
dickspresikan pada biaya penjualan limbah dari Rp. 200.000 dikeluarkan
mungkin lebih jelas. Data pada pembelanjaan penjualan limbah tersedia pada
departemen akuntansi kebanyakan di peroleh dari pembayaran penjualan
limbah. Dengan menambahkan biaya penjualan limbah tak langsung
(penyimpanan, angkutan pembelanjaan personalia dan pembelian untuk bahan
ditempatkan) pada pembayaran penjualan limbah. kesempatan untuk
pengukuran perlindungan lingkungan mungkin diidentifikasi.
Untuk pengumpulan data ini penting untuk membuat satu pembedaan yang
jelas di antara data dasar dan kemungkinan unit referensi. Sering kuantitas produk
dijual dengan satu tahun berbeda dari kuan titas yang dihasilkan dalam periode itu
(misalnya, sehubungan dengan penjualan dari saham) atau komponen yang dibeli
di luar pabrik yang tidak menyebabkan dampak lingkungan pada assembling
produk akhir perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai