Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001

(STUDI KASUS : PT SARI HUSADA UNIT 1 YOGYAKARTA)

Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan merupakan penggerak untuk menerapkan dan
menyempurnakan sistem manajemen lingkungan perusahaan, sehingga kebijakan
ini dapat memelihara dan secara potensial menyempurnakan kinerja lingkungan.
Kebijakan mencakup seluruh karyawan, dampak lingkungan dan peraturan yang
berkait. Implementasi kebijakan lingkungan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta
yaitu dengan diwujudkannya zero accident dan green productivity.

Perencanaan
a) Aspek Lingkungan
Perencanaan lingkungan yang diidentifikasi di PT Sari Husada Unit I
Yogyakarta meliputi pertimbangan sumber daya alam atau bahan yang digunakan
akan menimbulkan emisi ke udara , tanah, air serta mempertimbangkan
konsekuensi lingkungan yang timbul dari operasional abnormal dan keadaan
darurat.

b) Hukum dan Persyaratan Lain


Identifikasi peraturan dan persyaratan lainnya di PT Sari Husada Unit I
Yogyakarta dilakukan pada semua peraturan yang diacu dan berkaitan dengan
aspek lingkungan.

c) Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran disusun berdasar kebijakan lingkungan dan berkaitan erat
dengan dampak lingkungan yang telah diidentifikasi. Tujuan yang diatur dalam ISO
14001, 2004 meliputi arah dan tujuan perusahaan, peraturan perundangan dan
persyaratan kerja, pemilihan teknologi, dan pandangan pihak terkait.

d) Program Manajemen Lingkungan


Program manajemen lingkungan dilakukan untuk perusahaan agar mencapai
tujuan dan sasarannya. Program manajemen lingkungan meliputi penunjukkan
tanggung jawab dan jangka waktu penyelesaian tujuan. PT Sari Husada Unit I
Yogyakarta telah menjalankan program manajemen lingkungan yang diberi nama
Danone Sari Husada Green.

Penerapan dan Pelaksanaan


a) Struktur dan Tanggung Jawab
Penerapan sistem dan pelaksanaan diperlukan demi kesuksesan dalam
manajemen lingkungan. pada PT Sari Husada Unit I Yogyakarta, struktur tanggung
jawab dibentuk terdiri dari perwakilan departemen yang menjalankan tugasnya
masing-masing.
b) Pelatihan
Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan menjamin
kemampuan personil dalam melaksanakan fungsi khusus manajemen lingkungan.
Pada PT Sari Husada Unit I Yogyakarta personil yang melakukan pelatihan dituntut
agar sadar aspek terkait :
- Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan, prosedur dan persyaratan sistem
manajemen lingkungan
- Dampak lingkungan yang signifikan
- Peran dan tanggung jawab dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan
lingkungan
- Potensi konsekuensi dari penerapan prosedur tertentu. ( ISO 14001, 2004 )

c) Komunikasi
PT Sari Husada Unit I Yogyakarta mengembangkan sistem komunikasi dan
menyampaikan semua informasi kepada pihak manajemen, karyawan maupun
kontraktor melalui komunikasi internal. Sedangkan komunikasi eksternal juga telah
dilakukan dengan pihak ekstern yang terkait misalnya dengan Bapeda, Balai
Hiperkes dan masyarakat umum

d) Dokumentasi
PT Sari Husada Unit I Yogyakarta telah mendokumentasikan semua prosedur-
prosedur yang menyangkut manajemen lingkungan dan telah membuat dokumen
pengendalian. Dokumen pengendalian yang diatur dalam ISO 14001, 2004
diantaranya adalah kebijakan, sasaran, dan target linkungan, penjelasan manajemen
lingkungan, catatan yang diatur dalam standar internasional, dan pengendalian
proses efektif yang berhubungan dengan aspek lingkungan.

e) Kontrol Operasi
Kontrol operasi dilakukan untuk mengawasi semua hal terkait dengan aspek
lingkungan. PT Sari Husada Unit I Yogyakarta telah mengidentifikasi operasi dan
kegiatan berdasarkan aspek dan dampak lingkungan dalam bentuk identifikasi
aspek dan evaluasi dampak lingkungan dan K3.

f) Kesiapsiagaan Tanggap Darurat


Kesiapsiagaan Tanggap Darurat dilakukan untuk upaya mitigasi keadaan darurat
seminimal mungkin. Upaya tersebut meliputi kecelakaan kerja, tumpahan bahan
kimia, cidera akibat kerja dan rencana persiapan untuk menghadapi kejadian
kejadian yang tidak dapat diduga.

Pemeriksaan dan Tindakan Korektif


a) Pemantauan dan Pengukuran
Hal yang diukur yaitu : limbah cair, emisi dan ambien udara, limbah padat,
kualitas air, tingkat kebisingan, debu, gas, penerangan dan intensitas mekanik.
Pemantauan dan pengukura dilakukan secara rutin. Ketidaksesuaian yang
ditemukan harus segera dibuat laporan penyimpangan agar segera ditindak lanjuti.
b) Evaluasi dari Tingkat Kesesuaian
Evaluasi dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur dari departemen SE.
Evaluasi dilakukan terpisah dengan evaluasi peraturan perundangan dan
persayaratan lainnya. Evaluasi dibuat berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku

c) Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan


Penentuan tanggung jawab dan kewenangan untuk penanganan dan penyelidikan
ketidaksesuaian serta penambilan Tindakan perbaikan dan pencegahan sudah
ditetapkan dan dipelihara oleh PT Sari Husada Unit 1 Yogyakarta. Tindakan
perbaikan dilakukan sesuai dengan besarnya masalah dan dampak lingkungan yang
ada.

d) Pencatatan
Penetapan prosedur mengenai catatan lingkungan. Sistem pencatatan dan
informasi disampaikan ke karyawan yang membutuhkan Catatan disimpan,
dipelihara dan ditentukan batas akhir berlakunya.

e) Audit Sistem Manajemen Lingkungan


Audit berupa audit internal dan eksternal Audit internal dilakukan oleh auditor
terlatih yang telah lulus pelatihan audit internal sistem manajemen lingkungan serta
memenuhi persyaratan. Penyimpangan yang ditemukan dalam hasil audit internal
dan eksternal harus segera diperbaiki untuk meningkatkan kondisi lingkungan.
Audit eksternal dilaksanakan enam bulan sekali berupa review. Pencapaian
implementasi diwujudkan dengan pemerolehan sertifikat Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001 dan peringkat hijau dari Menteri Lingkungan Hidup.

Tinjauan Manajemen
Top manajemen harus meninjau sistem manajemen lingkungan pada interval
yang direncanakan. Tinjauan mencakup improvement dan kebutuhan perubahan
SML. Hasil dari tinjauan didokumentasikan. Tinjauan ini terdiri dari input dan
output. Tinjauan sistem manajemen lingkungan dikaji ulang sekurang-kurangnya
enam bulan sekali.

Perbaikan Berkelanjutan
Perbaikan berkelanjutan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan sistem
manajemen lingkungan. Perbaikan yang berkesinambungan diwujudkan dengan
pembuatan laporan setiap kali ada penyimpangan dan segera dilakukan Tindakan
perbaikan. Perbaikan berkelanjutan dapat menekan segala kekurangan sedini
mungkin

Referensi
Dwiningtyastuti I. 2009. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di
PT Sari Husada Unit I Yogyakarta [Laporan Khusus]. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERDASARKAN
STANDAR ISO 9001:2015
(STUDI KASUS: PROYEK APARTEMEN PODOMORO GOLF VIEW
CIMANGGIS)

Dilakukan observasi, wawancara, dan penyebaran kuisioner kepada pihak-pihak


yang terlibat dalam Proyek Apartemen Podomoro Golf View Cimanggis Bogor
seperti Project Manager, Engineer, Inspector, Construction Manager, Site Manager,
Kepala Pelaksana, Field Coordinator, dan Kep. Administrasi. Hasil dari penilaian
kuisioner didapatkan bahwa penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan
klausul dalam ISO 9001:2015 dianggap jarang dilakukan. Hasil penilaian owner
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil penilaian Owner
No Klausul Presentase Kategori
1 Klausul 4: Konteks Organisasi 58,75 % Jarang
2 Klausul 5: Kepemimpinan 60 % Jarang
3 Klausul 6: Perencanaan 61,25 % Jarang
4 Klausul 7: Dukungan 57,14 % Jarang
5 Klausul 8: Operasional 57,44 % Jarang
6 Klausul 9: Evaluasi Kinerja 63,89 % Jarang
7 Klausul 10: Peningkatan 60,94 % Jarang
Rata-rata 59,91 % Jarang

Klausul 4: Konteks Organisasi


Kontraktor diharuskan menentukan dan memantau isu-isu internal dan ekternal;
meninjau informasi terdokumentasi tentang persyaratan; menentukan batasan
sistem manajemen mutu; menerapkan sistem manajemen mutu; dan
mendokumentasikan sistem manajemen mutu, mendapat nilai 58,75% dalam
kriteria interpretasi skor antara 50% sampai dengan 74,99% berada pada kategori
Jarang. Sehingga menurut owner dalam penilaian penerapan sistem manajemen
mutu pada Klausul 4: Kontek Organisasi masih jarang diterapkan sesuai standar
ISO 9001:2015.

Klausul 5: Kepemimpinan
Pimpinan proyek diharuskan bertanggung jawab akan efektivitas sistem
manajemen mutu; fokus pada peningkatan kepuasan owner; menetapkan kebijakan
mutu berdasarkan sasaran mutu; mengkomunikasikan kebijakan mutu kepada
pihak-pihak yang terlibat; dan perusahaan memastikan pimpinan proyek
bertanggung jawab dan berwenang sesuai tugasnya, mendapat nilai 60% dalam
kriteria interpretasi skor antara 50% sampai dengan 74,99% berada pada kategori
Jarang. Sehingga menurut owner dalam penilaian penerapan sistem manajemen
mutu pada Klausul 5: Kepemimpinan masih jarang diterapkan sesuai standar ISO
9001:2015.

Klausul 6: Perencanaan
Kontraktor diharuskan menentukan resiko dan peluang dalam pelaksanaan
pekerjaan; merencanakan tindakan menangani resiko dan peluan dalam
pelaksanaan pekerjaan; menetapkan sasaran mutu sesuai dengan sistem manajemen
mutu; merencanakan bagaimana mencapai sasaran mutu; dan menentukan kebutuan
dalam melakukan perubahan sistem manajemen mutu, mendapat nilai 61,25%
dalam kriteria interpretasi skor antara 50% sampai dengan 74,99% berada pada
kategori Jarang. Sehingga menurut owner dalam penilaian penerapan sistem
manajemen mutu pada Klausul 6: Perencanaan masih jarang diterapkan sesuai
standar ISO 9001:2015.

Klausul 7: Dukungan
Kontraktor diharuskan menyediakan sumber daya, memastikan sumber daya
berkompeten serta sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, menentukan
komunikasi internal dan ekternal, dan mengendalikan informasi terdokumentasi,
mendapat nilai 57,14% dalam kriteria interpretasi skor antara 50% sampai dengan
74,99% berada pada kategori Jarang. Sehingga menurut owner dalam penilaian
penerapan sistem manajemen mutu pada Klausul 7: Dukungan masih jarang
diterapkan sesuai standar ISO 9001:2015.

Klausul 8: Operasional
Kontraktor diharuskan melakukan perencanaan dalam pelaksanaan pekerjan;
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan; mengkomunikasikan persyaratan
pelaksanaan pekerjaan kepada owner; menentukan dan meninjau persyaratan
pelaksanaan pekerjaan; melakukan perubahan terhadap persyaratan pelaksanaan
pekerjaan; menentukan metode pelaksanaan pekerjaan; merencanakan
pengembangan metode pelaksanaan; menentukan metode pelaksanaan sesuai
persyaratan; melakukan pengendalian terhadap metode pelaksanaan; memastikan
metode pengembangan pelaksanaan sesuai; melakukan perubahan terhadap metode
pelaksanaan; mengunakan jasa pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan;
mengendalikan jasa pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan; mengkomunikasikan
peran jasa pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan; melakukan pengendalian
pekerjaan; mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan;
menggunakan barang-barang milik owner atau pihak lain; melindungi aset atau
barang yang digunakan; memenuhi persyaratan dalam penggunaan aset atau barang
yang digunakan; mengatur perencanaan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan;
mengendalikan penyelesaian pekerjaan bila terjadi ketidaksesuaian, mendapat nilai
57,44% dalam kriteria interpretasi skor antara 50% sampai dengan 74,99% berada
pada kategori Jarang. Sehingga menurut owner dalam penilaian penerapan sistem
manajemen mutu pada Klausul 8: Operasional masih jarang diterapkan sesuai
standar ISO 9001:2015.

Klausul 9: Evaluasi Kinerja


Kontraktor diharuskan mengevaluasi kinerja dan efektivitas sistem manjemen
mutu; mengevaluasi tingkat kepuasan owner; menganalisis informasi evaluasi
tersebut; melakukan audit internal sesuai waktu yang ditentukan; melaporkan dan
mendokumentasikan audit internal kepada perusahaan; meninjau kesesuaian sistem
manajemen mutu dengan selang waktu tertentu; meninjau kesesuaian rencana
terhadap sistem manajemen mutu; meninjau kesesuaian hasil terhadap sistem
manajemen mutu; dan menyimpan informasai terdokumentasi sebagai bukti dari
tinjauan manajmen kepada perusahaan, mendapat nilai 63,89% dalam kriteria
interpretasi skor antara 50% sampai dengan 74,99% berada pada kategori Jarang.
Sehingga menurut owner dalam penilaian penerapan sistem manajemen mutu pada
Klausul 9: Evaluasi Kinerja masih jarang diterapkan sesuai standar ISO 9001:2015.

Klausul 10: Peningkatan


Kontraktor diharuskan menetukan peluang untuk peningkatan pelaksanaan
terhadap kepuasan owner; melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan dampak
atas ketidaksesuaian yang terjadi; menyimpan informasi terkendali terhadap
tindakan perbaikan; menerus melakukan peningkatan terhadap efektivitas sistem
manajemen mutu, mendapat nilai 60,94% dalam kriteria interpretasi skor antara
50% sampai dengan 74,99% berada pada kategori Jarang. Sehingga menurut owner
dalam penilaian penerapan sistem manajemen mutu pada Klausul 10: Peningkatan
masih jarang diterapkan sesuai standar ISO 9001:2015.

Faktor Kendala
1. Metode atau Prosedur
2. Sumber daya manusia (SDM)
3. Pelaksanaan atau operasional

Adapun hasil penilaian konsultan manajemen konstruksi dapat dilihat pada Tabel 2
dan penilaian kontraktor dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil penilaian konsultan manajemen konstruksi
No Klausul Presentase Kategori
1 Klausul 4: Konteks Organisasi 87,22 % Selalu
2 Klausul 5: Kepemimpinan 89,44 % Selalu
3 Klausul 6: Perencanaan 84,44 % Selalu
4 Klausul 7: Dukungan 74,21 % Selalu
5 Klausul 8: Operasional 85,19 % Selalu
6 Klausul 9: Evaluasi Kinerja 90,43 % Selalu
7 Klausul 10: Peningkatan 92,36 % Selalu
Rata-rata 86,18 % Selalu

Tabel 3 Hasil penilaian kontraktor


No Klausul Presentase Kategori
1 Klausul 4: Konteks Organisasi 93,33 % Selalu
2 Klausul 5: Kepemimpinan 90 % Selalu
3 Klausul 6: Perencanaan 90,83 % Selalu
4 Klausul 7: Dukungan 92,86 % Selalu
5 Klausul 8: Operasional 88,49 % Selalu
6 Klausul 9: Evaluasi Kinerja 90,28 % Selalu
7 Klausul 10: Peningkatan 90,63 % Selalu
Rata-rata 90,91 % Selalu

Penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan klausul dalam ISO 9001:2015


pada Proyek Apartemen Podomoro Golf View Cimanggis dinilai Selalu diterapkan
dengan nilai presentasi total 78,79 % berada pada interpretasi skor 75 % sampai
dengan 100 %. Nilai tersebut diperoleh dari rata-rata penilaian dari owner,
konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor yang masing-masing memiliki
nilai 59,91 %, 86,18 %, dan 90,91 % sehingga nilai presentasi totalnya sebesar
78,79 %.

Referensi
Fitriyna SN, Lenggogeni, Murtinugraha RE. 2018. Penerapan sistem manajemen
mutu berdasarkan standar ISO 9001:2015 (studi kasus: proyek apartemen
podomoro golf view cimanggis). Jurnal Teknik Sipil. 13(1): 1-9.

Anggota Kelompok 4:
Nooreva Viorel M F44180028
Achmad Yopi Suyitno P F44180029
Welly Ageng Styawan F44180033
Deudeu Adawiyah F44180036

Anda mungkin juga menyukai